FARMASI”
OLEH:
H. ASYARI ASYIKIN
Pengantar
Pada saat ini profesi farmasi mempunyai dua profil pada tangan satu merupakan institusi yang memerankan peranan penting sebagai team di bidang obat – obatan dan tangan yang lain, dia merupakan pengusaha.
Kesadaran sosial berdasarkan rasa keperikemanusiaan hendaknya memainkan peranan yang menonjol dalam pengusahaan farmasi. Tetapi, bukan berarti pengusahaan farmasi ini didasarkan pada motif sosial semata–mata, sebab pengusahaan
demikian akan tidak mampu melakukan tugas kemanusiaan dengan baik.
Adalah hal yang wajar bahwa setiap perusahaan mengharapkan laba (profit) seperti dikatakan: profit is not only necessary, but it is also the heart of the system.
Pada tahun 1240 Kaisar Federick II telah memaklumkan pemisahan antara kedokteran dan farmasi. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat memperoleh perawatan medis yang layak, maka peracikan dan formulasi obat harus dilaksanakan oleh
lanjutan
Dengan demikian farmasi juga meliputi profesi yang sah fungsi termasuk bidang
pemasaran dari distribusi produk yang berkhasiat obat yang baik dan aman.
Pada saat ini usaha di bidang farmasi mempunyai dua profil yaitu pada tangan yang satu
merupakan suatu institusi profesi yang memerankan peranan yang penting sebagai anggota
team kesehatan pada tangan yang lain merupakan pengusaha dalam perdagangan obat.
Oleh karena itu, Farmasis harus dibekali pula pengetahuan tentang ekonomi termasuk
manajemen pemasaran farmasi.
Peranan Farmasis Di Bidang Farmasi
Beberapa persyaratan dalam peraturan perundang– undangan farmasi no.51 tahun 2009
menjelaskan antara lain :
1. Fasilitas Distribusi atau Penyaluran Sediaan Farmasi adalah sarana yang digunakan untuk
mendistribusikan atau menyalurkan Sediaan Farmasi, yaitu Pedagang Besar Farmasi dan Instalasi
Sediaan Farmasi.
2. Fasilitas Pelayanan Kefarmasian adalah sarana yang digunakan untuk menyelenggarakan
pelayanan kefarmasian, yaitu apotek, instalasi farmasi rumah sakit, puskesmas, klinik, toko obat,
atau praktek bersama.
3. Pedagang Besar Farmasi adalah perusahaan berbentuk badan hukum yang memiliki izin untuk
pengadaan, penyimpanan, penyaluran perbekalan farmasi dalam jumlah besar sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.
L 4. Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek kefarmasian oleh
A
Apoteker.
N
J 5. Toko Obat adalah sarana yang memiliki izin untuk menyimpan obat-obat bebas dan obat-
U
obat bebas
T
A 6. Setiap Fasilitas Distribusi atau Penyaluran Sediaan Farmasi berupa obat harus memiliki
N
seorang Apoteker sebagai penanggung jawab.
7. Fasilitas Pelayanan Kefarmasian berupa : Apotek, Instalasi farmasi rumah sakit,
Puskesmas, Klinik, Toko Obat dan Praktek bersama.
8.Tenaga Kefarmasian terdiri atas:. Apoteker dan Tenaga Teknis kefarmasian. (Sarjana
Farmasi, Ahli Madya Farmasi, Analis Farmasi, Asisten Apoteker)
Ada bidang penting mengenai distribusi obat yaitu :
a. Di industri farmasi
b. Di farmasi rumah sakit
c. Di pedagang besar farmasi
d. Di apotik
Peranan Farmasis di Industri Farmasi termasuk kosmetik dan
obat tradisional :
a. Bidang tekhnik, yaitu :
i. Bertugas di laboratorium quality control
ii. Bertugas di bidang pembuatan obat manufacturing
b. Bidang administrasi, meliputi pembelian dan bahan (inventory control), pemasaran,
dokumentasi, registrasi, urusan paten dan perundang – undangan.
C. Bidang medical representative, bagian yang sangat penting sebagai bahan kontak antara
industri farmasi dan dunia pengobatan.
Di bidang laboratorium termasuk juga perkembangan dan penentuan obat baru dan
bentuk sediaannya
2. Apoteker tidak boleh mengganti obat generik dalam resep dengan obat paten. Bila pasien
tidak mampu menulis obat yang tertulis dalam resep, Apoteker wajib konsultasi dengan
Dokter untuk memilih obat yang lebih tepat.
3. Apoteker wajib memberi informasi yang berkaitan dengan penggunaan obat yang
diserahkan pada pasien. Penggunaan obat yang tepat, aman, rasional atas permintaan
masyarakat.
4. Bila Apoteker berpendapat ada kekeliruan dalam resep atau penulisan tidak tepat,
Apoteker harus memberitahu Dokter penulis resep.
Bila Dokter penulis resep tetap pada pendiriannya, Dokter wajib menyatakan secara tertulis
atau membubuhkan tanda tangan yang lazim di atas resep.
5. Copie resep (salinan resep) harus ditandatangani Apoteker.
6. Resep harus dirahasiakan dan disimpan baik dalam waktu tiga tahun. Resep atau salinan resep Hanya
boleh diperlihatkan pada Dokter penulis resep atau yang merawat pasien yang bersangkutan, petugas
kesehatan atau petugas lain yang berwenang menurut peraturan perundang – undangan yang berlaku.
7. Di apotik, Apoteker pengelola apotik, Apoteker pendamping, atau Apoteker pengganti diizinkan
menjual obat keras yang termasuk daftar Obat Wajib Apotik tanpa resep.
8. Apabila Apoteker pengelola apotik berhalangan melakukan tugas pada jam buka apotik, dapat
menunjuk Apoteker pendamping.Apabila Apoteker pendamping juga berhalangan, dapat menunjuk
Apoteker pengganti.
9. Kegiatan yang dilakukan oleh Apoteker pendamping, Apoteker Pengganti dalam mengelola apotik,
poteker pengelola apotik turut bertanggung jawab.
10. Apoteker pengelola apotik dapat dibantu oleh Asiten Apoteker dalam mengelola apotik.
11. Farmasis melakukan pekerjaan kefarmasian di apotik harus dibawah pengawasan Apoteker.
Pengalihan Tanggung Jawab Pengelolaan Apotik.
1. Setiap penggantian Apoteker pengelola apotik kepada Apoteker pengganti
wajib dilakukan serah – terima resep, narkotika, obat dan perbekalan farmasi
lainnya beserta kunci tempat penyimpanan narkotika dan psikotropika.
Pada serah – terima wajib dibuat berita – acara sesuai dengan ketentuan
dalam rangkap empat ditandatangani oleh kedua belah pihak.
Dalam memasarkan produk farmasi perlu mengetahui tentang penggolongan obat sesuai peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Untuk mengawasi penggunaan obat oleh rakyat serta untuk menjaga keamanan penggunaannya maka
pemerintah menggolongkan obat menjadi golongan yaitu:
Warna hijau
Warna biru
Gambar 2-1. Tanda khusus obat bebas dan obat bebas terbatas
Macam-macam peringatan :
P. NO.1 P. NO.2
Awas!Obat keras Awas!Obat keras
Bacalah aturan memakainya, ditelan Hanya untuk dikumur, jangan ditelan
P. NO.3 P. NO.4
Awas!Obat keras Awas!Obat keras
Hanya untuk bagian luar dari badan Hanya untuk dibakar
P. NO.5 P. NO.6
Awas!Obat keras Awas!Obat keras
Tidak boleh ditelan Obat wasir jangan ditelan
LANJUTAN....
Yang di sebut obat bebas yaitu obat yang tidak digolongkan sebagai obat
keras, obat psikotropika, obat narkotika maupun obat bebas terbatas.
Semua obat bebas dan Obat Bebas Terbatas dalam penjualan diwajibkan
didalam bungkusan di sertakan brosur yang menerangkan :
A. Cara pemakaian obat.
B. Dosis ( jumlah takaran), kontra indikasi dan indikasi.
C. Efek samping dan kemungkinan adanya alergi terhadap obat seta gejala-
gejalanya.
Istilah obat yang perlu diketahui:
1. Obattradisional ialah obat jadi atau obat terbungkus yang berasal dari tumbuh-
tumbuhan, hewan, mineral dan atau sediaan galenik atau campuran dari bahan- bahan
tersebut yang usaha pengobatan berdasarkan pengalaman.
2. Obat jadi ialah obat dalam keadaan murni atau campuran dalam bentuk serbuk,
cairan, salep, tablet, pil, suppositoria atau bentuk lain yang mempunyai nama teknis
sesuai F.I atau buku lain.
3. Obat paten ialah obat jadi dengan nama dagang yang terdaftar atas nama si pembuat
atau yang dikuasakannnya dan dijual dalam bungkusan asli dari pabrik yang
memproduksinya.
4. Obat esensial adalah obat jadi yang paling dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan
bagi masyarakat terbanyak yang meliputi diagnose, profilaksi, terapi dan rehabilitasi.
5. Obat generic berlogo adalah obat esensial yang tercantum dalam daftar obat esensial
nasional (DOEN) dan mutunya terjamin karena di produksi sesuai dengan Cara
Pembuatan Obat Yang Baik (C.P.O.B) dan di uji oleh Pusat Obat dan Makanan Kemen
Kes.
Tempat Penjualan Obat
Manajer perusahaan perlu tahu tempat penjualan obat yang diizinkan,
karenal hal itu dapat tahu tempat penyaluran obat yang ingin dipasarkan.
Alat tempat distribusi obat resmi ialah:
1. Pedagang Besar Farmasi (PBF )
2. Apotik.
3. Pedagang eceran obat ( Toko Obat Berizin)
Penanggung jawab teknik farmasi pada took obat adalah seorang Asisten
Apoteker. Setiap penggantian penanggung jawab harus segera lapor kepada
KaDinkes setempat.
Pedagang eceran obat harus memasang papan dengan tulisan Toko Obat
Berizin, tidak menerima resep dokter dan dicantumkan nomor izin
Pedagang eceran obat dilarang:
1.Menerima atau melayani resep dokter.
2. Mermbuat obat, membungkus atau membungkus kembali.
3. Didepan tokonya, pada iklan dan barang cetakan toko obat tidak boleh
memasang nama yang sama atau menyamai nama.
Sasaran yang dicapai:
1. Obat yang digunakan oleh konsumen karena memenuhi persyaratan mutu obat yang
ditetapkan.
2. Penyaluran dan penyerahan obat melalui jalur distribusi yang ditetapkan sesuai dengan
penggolongannya.
3. Jenis dan jumalh obat yang dibutuhkan cukup dan selalu dapat dipeoleh bila diperlukan.
4. Harga obat yang rasional dan terjangkau oleh masyarakat.
5. Tercipta pemerataan pelayanan farmasi kepada masyarakat dan pemerataan kesempatan
berusaha
Jalur distribusi obat jadi:
1. Industri farmasi khusus memproduksi obat dan menjual obatnya pada P.B.F.
2. P.B.F menyalurkan obat ke apotik Rumah Sakit dan ke toko obat berizin hanya untuk obat bebas dan terbatas.
Penyalur obat narkotik ke apotik hanya oleh P.B.F khusus yang mendapatkan izin.
3. Dokter, Puskesmas, Poliklinik memperoleh obat dari apotik.
4. Penjualan keliling (kanvas) untuk semua jenis obat dilarang, untuk menghindari penjualan obat bagi yang tidak
berhak.
5. Industri farmasi menetapkan H.J.P, H.N.A atau H.E.T yang berlaku di Indonesia.
6. Sole distributor bertanggung jawab atas terlaksananya distribusi obat secara tertib.
7. Sole distributor/PBF berstatus badan Hukum P.T/Koperasi.
INDUSTRI FARMASI
APOTIK
RUMAH SAKIT
PASIEN/KONSUMEN
Praktek dokter
Konsumen
Obat bebas/bebas terbatas Poliklinik
. Pemasaran Produk Farmasi
Sebagai contoh, minum kapsul Hemaviton plus, merasa terlihat gagah dan mampu berdansa.Kemampuan tersebut
membuat konsumen merasa puas terhadap produk farmasi tersebut.
Keempat :adalah masalah harga. Meskipun produk farmasi yang dipilih
mempunyai kemanjuran khasiat yang sama dengan produk farmasi lainnya
tetapi harganya relatif lebih murah. Hal tersebut juga merupakan faktor penting
bagi konsumen untuk menentukan tingkat kepuasannya.
Kelima :adalah faktor biaya untuku memperoleh produk farmasi tersebut.
Konsumen tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan juga tidak perlu membuang
waktu untuk memperoleh obat tersebut. Maka bagi apotek perlu memperlengkapi
obat-obat yang disediakan.
Dikatakan untuk mendapatkan konsumen tidak sulit, tetapi yang lebih sulit adalah mempertahankan
konsumen/pasien tetap setia.
Kepuasan konsumen adalah merupakan faktor penentu kesetiaanya terhadap apotek. Apoteker perlu
mengubah pandangan dari produk semata ke pasien dan konsumen. Apoteker harus melihat pasien sebagai
pemakai obat berganda dan respon menegnai pemakai obat berganda dan respon menegnai pemakaian
obat tersebut.
Apoteker berperan :
1. Sebagai konsultan obat kepada masyarakat.
2. Berperan lebih aktif dalam kesehatan rakyat.
3. Mengerti tentang manajemen dan pemasaran di bidang farmasi.
Keputusan Menkes no 386 tahun 1994 tentang periklanan obat mengatur demikian :
1. Obat harus sesuai peraturan perundang – undangan yang berlaku tergolong obat bebas atau bebas terbatas.
2. Obat tersebut telah mendapat nomor persetujuan pendaftaran Depkes RI.
3. Rancangan iklan telah disetujui Depkes RI
4. Nama obat yang diiklankan adalah nama yang disetujui dalam pendaftaran.
5. Iklan obat dapat bermanfaat bagi masyarakat untuk pemilihan penggunaan obat bebas secara rasional.
6. Iklan tidak boleh mendorong penggunaan obat yang berlebihan dan terus menerus.
7. Informasi produk obat dalam iklan harus :
b. Lengkap: tidak hanya tentang khasiat obat tetapi juga kontra indikasi obat dan efeksamping.
c. Tidak menyesatkan : harus jujur, akurat, bertanggung jawab, cara penyajian tidak boleh mengakibatkan
penggunaan obat yang berlebihan dan tidak sesuai dengan kebutuhan.
8. Iklan tidak boleh ditujukan untuk anak-anak atau menampilkan anak-anak tanpa severvisi orang dewasa.
Iklan tidak boleh menggambarkan bahwa keputusan penggunaan obat ditentukan dan diambil oleh anak-
anak.
9. Iklan tidak boleh diprankan oleh tenaga profesi kesehatan aktor yang berperan sebagai tenaga profesi
kesehatan.
10. Iklan obat harus mencantumkan informasi mengenai :
Komposisi zak aktif obat dengan nama I.N.N.
A. Indikasi utama obat dan informasi keamanan obat.
B. Nama dagang obat.
C. Nama industri farmasi.
D. Nomor pendaftaran (khusus untuk media cetak)
TERIMA KASIH