Anda di halaman 1dari 35

“MANAJEMEN PEMASARAN DI BIDANG

FARMASI”

OLEH:
H. ASYARI ASYIKIN
Pengantar
Pada saat ini profesi farmasi mempunyai dua profil pada tangan satu merupakan institusi yang memerankan peranan penting sebagai team di bidang obat – obatan dan tangan yang lain, dia merupakan pengusaha.
Kesadaran sosial berdasarkan rasa keperikemanusiaan hendaknya memainkan peranan yang menonjol dalam pengusahaan farmasi. Tetapi, bukan berarti pengusahaan farmasi ini didasarkan pada motif sosial semata–mata, sebab pengusahaan
demikian akan tidak mampu melakukan tugas kemanusiaan dengan baik.
Adalah hal yang wajar bahwa setiap perusahaan mengharapkan laba (profit) seperti dikatakan: profit is not only necessary, but it is also the heart of the system.
Pada tahun 1240 Kaisar Federick II telah memaklumkan pemisahan antara kedokteran dan farmasi. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat memperoleh perawatan medis yang layak, maka peracikan dan formulasi obat harus dilaksanakan oleh
lanjutan

Dengan demikian farmasi juga meliputi profesi yang sah fungsi termasuk bidang
pemasaran dari distribusi produk yang berkhasiat obat yang baik dan aman.
Pada saat ini usaha di bidang farmasi mempunyai dua profil yaitu pada tangan yang satu
merupakan suatu institusi profesi yang memerankan peranan yang penting sebagai anggota
team kesehatan pada tangan yang lain merupakan pengusaha dalam perdagangan obat.
Oleh karena itu, Farmasis harus dibekali pula pengetahuan tentang ekonomi termasuk
manajemen pemasaran farmasi.
Peranan Farmasis Di Bidang Farmasi
Beberapa persyaratan dalam peraturan perundang– undangan farmasi no.51 tahun 2009
menjelaskan antara lain :
1. Fasilitas Distribusi atau Penyaluran Sediaan Farmasi adalah sarana yang digunakan untuk
mendistribusikan atau menyalurkan Sediaan Farmasi, yaitu Pedagang Besar Farmasi dan Instalasi
Sediaan Farmasi.
2. Fasilitas Pelayanan Kefarmasian adalah sarana yang digunakan untuk menyelenggarakan
pelayanan kefarmasian, yaitu apotek, instalasi farmasi rumah sakit, puskesmas, klinik, toko obat,
atau praktek bersama.
3. Pedagang Besar Farmasi adalah perusahaan berbentuk badan hukum yang memiliki izin untuk
pengadaan, penyimpanan, penyaluran perbekalan farmasi dalam jumlah besar sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.
L 4. Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek kefarmasian oleh
A
Apoteker.
N
J 5. Toko Obat adalah sarana yang memiliki izin untuk menyimpan obat-obat bebas dan obat-
U
obat bebas
T
A 6. Setiap Fasilitas Distribusi atau Penyaluran Sediaan Farmasi berupa obat harus memiliki
N
seorang Apoteker sebagai penanggung jawab.
7. Fasilitas Pelayanan Kefarmasian berupa : Apotek, Instalasi farmasi rumah sakit,
Puskesmas, Klinik, Toko Obat dan Praktek bersama.
8.Tenaga Kefarmasian terdiri atas:. Apoteker dan Tenaga Teknis kefarmasian. (Sarjana
Farmasi, Ahli Madya Farmasi, Analis Farmasi, Asisten Apoteker)
Ada bidang penting mengenai distribusi obat yaitu :
a. Di industri farmasi
b. Di farmasi rumah sakit
c. Di pedagang besar farmasi
d. Di apotik
 Peranan Farmasis di Industri Farmasi termasuk kosmetik dan
obat tradisional :
a. Bidang tekhnik, yaitu :
i. Bertugas di laboratorium quality control
ii. Bertugas di bidang pembuatan obat manufacturing
b. Bidang administrasi, meliputi pembelian dan bahan (inventory control), pemasaran,
dokumentasi, registrasi, urusan paten dan perundang – undangan.
C. Bidang medical representative, bagian yang sangat penting sebagai bahan kontak antara
industri farmasi dan dunia pengobatan.
Di bidang laboratorium termasuk juga perkembangan dan penentuan obat baru dan
bentuk sediaannya

Peranan Farmasis di Farmasi Rumah Sakit


Instalasi Farmasi rumah sakit dipimpin oleh Apoteker. Rantai hubungan tugas Apoteker di
rumah sakit adalah Dokter–Apoteker–Perawat–Pasien.
 Peranan Farmasis di Pedagang Besar Farmasi (P.B.F)
Pada P.B.F Farmasis menduduki jabatan pada Departemen
Pelayanan Profesional (Profesional service departement), sebab
obat – obatan yang diperdagangkan dapat dilakukan secara
efektif dan sekaligus mendorong industri farmasi memproduksi
obat yang bermutu tinggi dan dalam mempromosi obat akan lebih
dihargai oleh Dokter praktik, Apoteker di apotik dan rumah sakit .
 Persyaratan Apotik :
1. Harus siap dengan tempat dan perlengkapan termasuk sediaan
farmasi dan perbekalan lainnya milik sendiri atau pihak lain.
2. Pada apotik dapat dilakukan kegiatan pelayanan komoditi
lainnya diluar sediaan farmasi.
3. Sarana apotik dapat didirikan pada lokasi yang sama dengan
kegiatan pelayan komoditi lainnya diluar sediaan farmasi .
 PELAYANAN APOTIK
1. Apotik wajib melayani resep Dokter, Dokter gigi dan Dokter Hewan. Pelayanan resep
sepenuhnya atas tanggung jawab Apoteker pengelola Apotik.
Dalam melayani resep harus sesuai dengan tanggung jawab dan keahlian profesi Apoteker
dengan dilandasi kepentingan masyarakat.

2. Apoteker tidak boleh mengganti obat generik dalam resep dengan obat paten. Bila pasien
tidak mampu menulis obat yang tertulis dalam resep, Apoteker wajib konsultasi dengan
Dokter untuk memilih obat yang lebih tepat.

3. Apoteker wajib memberi informasi yang berkaitan dengan penggunaan obat yang
diserahkan pada pasien. Penggunaan obat yang tepat, aman, rasional atas permintaan
masyarakat.

4. Bila Apoteker berpendapat ada kekeliruan dalam resep atau penulisan tidak tepat,
Apoteker harus memberitahu Dokter penulis resep.
Bila Dokter penulis resep tetap pada pendiriannya, Dokter wajib menyatakan secara tertulis
atau membubuhkan tanda tangan yang lazim di atas resep.
5. Copie resep (salinan resep) harus ditandatangani Apoteker.
6. Resep harus dirahasiakan dan disimpan baik dalam waktu tiga tahun. Resep atau salinan resep Hanya
boleh diperlihatkan pada Dokter penulis resep atau yang merawat pasien yang bersangkutan, petugas
kesehatan atau petugas lain yang berwenang menurut peraturan perundang – undangan yang berlaku.
7. Di apotik, Apoteker pengelola apotik, Apoteker pendamping, atau Apoteker pengganti diizinkan
menjual obat keras yang termasuk daftar Obat Wajib Apotik tanpa resep.
8. Apabila Apoteker pengelola apotik berhalangan melakukan tugas pada jam buka apotik, dapat
menunjuk Apoteker pendamping.Apabila Apoteker pendamping juga berhalangan, dapat menunjuk
Apoteker pengganti.
9. Kegiatan yang dilakukan oleh Apoteker pendamping, Apoteker Pengganti dalam mengelola apotik,
poteker pengelola apotik turut bertanggung jawab.
10. Apoteker pengelola apotik dapat dibantu oleh Asiten Apoteker dalam mengelola apotik.
11. Farmasis melakukan pekerjaan kefarmasian di apotik harus dibawah pengawasan Apoteker.
 Pengalihan Tanggung Jawab Pengelolaan Apotik.
1. Setiap penggantian Apoteker pengelola apotik kepada Apoteker pengganti
wajib dilakukan serah – terima resep, narkotika, obat dan perbekalan farmasi
lainnya beserta kunci tempat penyimpanan narkotika dan psikotropika.
Pada serah – terima wajib dibuat berita – acara sesuai dengan ketentuan
dalam rangkap empat ditandatangani oleh kedua belah pihak.

2. Apabila Apoteker pengelola apotik meninggal dunia, ahli warisnya dalam


jangka 2 X 24 jam wajib melapor secara tertulis kepada Kepala Kanwil atau
petugas yang diberi wewenang olehnya.Apabila apotik tersebut tidak ada
Apoteker pendamping, pelaporan tersebut wajib disertai penyerahan resep,
narkotika, psikotropika, obat keras, dan kunci tempat penyimpanan
narkotika dan psikotropika. Penyerahan disertai berita serah – terima.
 Penggunaan obat tanpa resep harus memenuhi kriteria pada
pengguna obatnya :
1. Tidak kontra indikasi untuk penggunaan pada : a. wanita hamil,
b. anak dibawah usia 2 tahun, c. orang tua diatas 65 tahun.
2. Pada pengobatan sendiri, tidak memberi resiko pada
kelanjutan penyakit.
3. Tidak memerlukan cara atau alat khusus yang harus dilakukan
oleh tenaga kesehatan.
4. Diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi di
Indonesia.
5. Memiliki rasio khasiat keamanan yang dapat dijamin untuk
pengobatan sendiri.
“ Ketentuan dan tata cara pemberian izin apotik ”.
Fungsi apotik adalah melakukan tugas pekerjaan kefarmasian dan penyaluran perbekalan farmasi kepada masyarakat. Apoteker pengelola apotik dalam melayani resep yaitu suatu
permintaan tertulis Dokter, Dokter gigi, Dokter hewan wajib menyediakan dan menyerahkan obat bagi penderita sesuai perundang – undangan.
Surat Izin Apotek (S.I.A) diberikan Oleh Menkes kepada Apoteker atau Apoteker bekerja sama dengan pemilik sarana apotik (P.S.A) untuk mendirikan apotik di suatu tempat tertentu.
Untuk menjadi apoteker pengelola apotik harus memenuhi persyaratan seperti :
A. Ijazah Apoteker telah terdaftar di Kemen Kes.
B. Telah mengucapkan sumpah/ janji sebagai Apoteker.
C. Memiliki S.I.K dari Menkes.
D. Sehat fisik dan mental untuk melaksanakan tugas sebagai Apoteker.
 Penggolongan Obat Menurut Peraturan Perundang - Undangan Farmasi

Dalam memasarkan produk farmasi perlu mengetahui tentang penggolongan obat sesuai peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Untuk mengawasi penggunaan obat oleh rakyat serta untuk menjaga keamanan penggunaannya maka
pemerintah menggolongkan obat menjadi golongan yaitu:

1. Obat yang dapat dijual bebas.


2. Obat yang termasuk dalam golongan Obat bebas Terbatas (daftar W), yaitu yaitu obat keras dengan batasan jumlah dan
kadar isi berkhasiat dan harus ada tanda peringatannya (P) boleh dijual bebas.
3. Obat keras (dulu disebut obat daftar G = gevaarlyk = berbahaya) yaitu obat berkhasiat keras yang untuk memperolehnya
harus dengan resep Dokter.
4. Obat Narkotik (dulu disebut obat daftar o = opiat) untuk memperolehnya harus dengan resep Dokter dan Apoteker pengelola
apotik diwajibkan melaporkan jumlah dan macamnya ke Dinas Kes Prop dan tembusan Ke BPOM setempat.
5. Obat Psikotropik, yaitu untuk memperoleh harus dengan resep Dokter. Obat ini termasuk obat yang diawasi dan Apoteker

pengelola apotik harus melaporkan jumlah dan macamnya ke Din.Kes.


Selain tersebut ada juga golongan Obat Wajib Apotik (OWA), Yaitu obat keras yang dapat diperoleh di apotik tanpa resep dan
harus diserahkan oleh Apoteker pengelola apotik.
Obat terlarang penjualannya dan peredarannya ialah:
1. Thalidomide, suatu obat tidur. Obat ini belum pernah beredar di Indonesia. obat ini mempunyai 2. efek teratogenik.
3. Meclizine.
5. Semua obat yang tidak terdaftar.
Tanda Khusus Obat Bebas Tanda Khusus Obat Bebas terbatas

Warna hijau
Warna biru

Gambar 2-1. Tanda khusus obat bebas dan obat bebas terbatas

Macam-macam peringatan :
P. NO.1 P. NO.2
Awas!Obat keras Awas!Obat keras
Bacalah aturan memakainya, ditelan Hanya untuk dikumur, jangan ditelan

P. NO.3 P. NO.4
Awas!Obat keras Awas!Obat keras
Hanya untuk bagian luar dari badan Hanya untuk dibakar

P. NO.5 P. NO.6
Awas!Obat keras Awas!Obat keras
Tidak boleh ditelan Obat wasir jangan ditelan
LANJUTAN....

Yang di sebut obat bebas yaitu obat yang tidak digolongkan sebagai obat
keras, obat psikotropika, obat narkotika maupun obat bebas terbatas.
Semua obat bebas dan Obat Bebas Terbatas dalam penjualan diwajibkan
didalam bungkusan di sertakan brosur yang menerangkan :
A. Cara pemakaian obat.
B. Dosis ( jumlah takaran), kontra indikasi dan indikasi.
C. Efek samping dan kemungkinan adanya alergi terhadap obat seta gejala-
gejalanya.
 Istilah obat yang perlu diketahui:
1. Obattradisional ialah obat jadi atau obat terbungkus yang berasal dari tumbuh-
tumbuhan, hewan, mineral dan atau sediaan galenik atau campuran dari bahan- bahan
tersebut yang usaha pengobatan berdasarkan pengalaman.
2. Obat jadi ialah obat dalam keadaan murni atau campuran dalam bentuk serbuk,
cairan, salep, tablet, pil, suppositoria atau bentuk lain yang mempunyai nama teknis
sesuai F.I atau buku lain.
3. Obat paten ialah obat jadi dengan nama dagang yang terdaftar atas nama si pembuat
atau yang dikuasakannnya dan dijual dalam bungkusan asli dari pabrik yang
memproduksinya.
4. Obat esensial adalah obat jadi yang paling dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan
bagi masyarakat terbanyak yang meliputi diagnose, profilaksi, terapi dan rehabilitasi.
5. Obat generic berlogo adalah obat esensial yang tercantum dalam daftar obat esensial
nasional (DOEN) dan mutunya terjamin karena di produksi sesuai dengan Cara
Pembuatan Obat Yang Baik (C.P.O.B) dan di uji oleh Pusat Obat dan Makanan Kemen
Kes.
 Tempat Penjualan Obat
Manajer perusahaan perlu tahu tempat penjualan obat yang diizinkan,
karenal hal itu dapat tahu tempat penyaluran obat yang ingin dipasarkan.
Alat tempat distribusi obat resmi ialah:
1. Pedagang Besar Farmasi (PBF )
2. Apotik.
3. Pedagang eceran obat ( Toko Obat Berizin)
Penanggung jawab teknik farmasi pada took obat adalah seorang Asisten
Apoteker. Setiap penggantian penanggung jawab harus segera lapor kepada
KaDinkes setempat.
Pedagang eceran obat harus memasang papan dengan tulisan Toko Obat
Berizin, tidak menerima resep dokter dan dicantumkan nomor izin
Pedagang eceran obat dilarang:
1.Menerima atau melayani resep dokter.
2. Mermbuat obat, membungkus atau membungkus kembali.
3. Didepan tokonya, pada iklan dan barang cetakan toko obat tidak boleh
memasang nama yang sama atau menyamai nama.
 Sasaran yang dicapai:
1. Obat yang digunakan oleh konsumen karena memenuhi persyaratan mutu obat yang

ditetapkan.
2. Penyaluran dan penyerahan obat melalui jalur distribusi yang ditetapkan sesuai dengan
penggolongannya.
3. Jenis dan jumalh obat yang dibutuhkan cukup dan selalu dapat dipeoleh bila diperlukan.
4. Harga obat yang rasional dan terjangkau oleh masyarakat.
5. Tercipta pemerataan pelayanan farmasi kepada masyarakat dan pemerataan kesempatan
berusaha
Jalur distribusi obat jadi:
1. Industri farmasi khusus memproduksi obat dan menjual obatnya pada P.B.F.
2. P.B.F menyalurkan obat ke apotik Rumah Sakit dan ke toko obat berizin hanya untuk obat bebas dan terbatas.
Penyalur obat narkotik ke apotik hanya oleh P.B.F khusus yang mendapatkan izin.
3. Dokter, Puskesmas, Poliklinik memperoleh obat dari apotik.
4. Penjualan keliling (kanvas) untuk semua jenis obat dilarang, untuk menghindari penjualan obat bagi yang tidak
berhak.
5. Industri farmasi menetapkan H.J.P, H.N.A atau H.E.T yang berlaku di Indonesia.
6. Sole distributor bertanggung jawab atas terlaksananya distribusi obat secara tertib.
7. Sole distributor/PBF berstatus badan Hukum P.T/Koperasi.
 
INDUSTRI FARMASI

PEDAGANG BESAR FARMASI

APOTIK

RUMAH SAKIT

PASIEN/KONSUMEN

Toko obat berizin


Puskesmas
Obat bebas/bebas terbatas

Praktek dokter
Konsumen
Obat bebas/bebas terbatas Poliklinik
 . Pemasaran Produk Farmasi

Dalam memasarkan produk farmasi perlu meneliti mengenai:


1. Keadaan dan jumlah konsumen (pasien) yang menderita penyakit termasuk penyakitnya.
2. Keadaan dan jumlah dokter
3. Bagaimana ketentuan Undang-Undang Farmasi oleh Kemenkes
4. Apa yang diperlukan oleh rumah sakit Pemerintah dan Swasta
Lanjutan...

Di samping itu perusahaan farmasi harus siap mencari kesempatan.


Dan di sadari bahwa peluang itu selalu berubah-ubah. Karena itu
perusahaan farmasi perlu melakukan analisa SWOT terhadap
perusahaannya.
 
SWOT adalah singkatan :
S = strength = kekuatan
W = weakness = kelemahan
O = opportunities = peluang
T = threats = ancaman
Kekuatan berarti mempunyai produk yang lengkap dan memadai.
Kelemahan berarti :
1. Jumlah modal yang kurang memadai
2. Sistem distribusi yang lemah
3. Manajer pemasaran yang kurang latihan
Peluang berarti :
1. Penggunaan obatnya akan bertambah.
2. Konsumen ada kecenderungan memakai obatnya untuk mengobati penyakitnya
Ancaman berarti adanya persaingan harga, maka perlu mengkokntrol harga.
Proses pemasaran adalah proses penelitian, menganalisa, memilih dan mengembangkan kesempatan pemasaran untuk ,engisi
 Strategi Promosi Penjualan Produk Farmasi
Strategi promosi dilakukan dengan melakukan komunikasi dengan cara:
1. Mengiklankan produk farmasi kepada konsumen melalui macam-macam media, seperti Koran, majalah, media
elektronik dan periklanan seperti booklet, kalender, folder. Dalam mengiklankan supaya menurut ketentuan perundang-
undangan farmasi. Obat etikal seperti Obat Keras, psikotropik dan narkotik tidak boleh diiklankan untuk umum.
2. Promosi penjualan dengan memberi free sample.Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan, sekarang tidak boleh
member free sample obat termasuk kepada Dokter.
3. Mengadakan symposium atau konferensi.
 Mengingat jalan distribusi obat maka promosi dapat dilakukan sebagai berikut:

1. Oleh pabrik obat langsung ditujukan kepada Dokter dilakukan dengan:

a. Mengirim leaflet, booklet dsb.


b. Mengutus medical detailman atau detail girl pada Dokter dan Apoteker.
2. Oleh P.B.F mengutus detailer ke Apotik.
3. Menyelenggarakan pameran ilmiah
4. Mengiklankan obat bebas ditujukan kepada masyarakat melalui macam-macam media.
Sasaran periklanan tidak ditujukan kepada satu golongan tetapi memperhatikan
golongan lain seperti:
1. Pembeli dan pemakai sekarang
2. Pembeli dan pemakai yang potensial
3. Pembeli dan pemakai baru
4. Pesaing
5. Orang yang dapat menyuruh orang lain untuk memakai ialah dokter pada pasien.
Faktor Utama Kepuasan Konsumen/Pasien Di Apotik
Mempertahankan konsumen agar tetap loyal terhadap apotik adalah lebih sulit. Kepuasan
pasian/konsumen adalah merupakan faktor yang menentukan.
Ada lima faktor utama yang menentukan tingkat kepuasan konsumen/pasien yaitu:
Pertama :adalah kualitas produk farmasi yaitu kemampuan menyembuhkan penyakit. Hal ini menyangkut ketersediaan
farmasi dan ketersediaan hayati,hingga tercapai tujuan efek terapi. Persepsi konsumen/pasien terhadap produk
farmasi dipengaruhi oleh dua hal yaitu kenyataan sesungguhnya kualitas produk farmasi dan komunikasi.
Kedua:adalah kualitas pelayanan terhadap pasien. Pasien akan merasa puas bila mereka dapat pelayanan yang
baik,ramah, sesuai dengan yang diharapakan.
Ketiga:adalah merupakan komponen emosial yaitu pengaruh atau pertimbangan yang bersifat emosional seperti :
karena sugesti,angan-angan, gambaran yang indah, emolution mencontoh orang yang terhormat atau terkenal,
perasaan bangga, supaya kelihatan laindari yang lain.

Sebagai contoh, minum kapsul Hemaviton plus, merasa terlihat gagah dan mampu berdansa.Kemampuan tersebut
membuat konsumen merasa puas terhadap produk farmasi tersebut.
Keempat :adalah masalah harga. Meskipun produk farmasi yang dipilih
mempunyai kemanjuran khasiat yang sama dengan produk farmasi lainnya
tetapi harganya relatif lebih murah. Hal tersebut juga merupakan faktor penting
bagi konsumen untuk menentukan tingkat kepuasannya.
Kelima :adalah faktor biaya untuku memperoleh produk farmasi tersebut.
Konsumen tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan juga tidak perlu membuang
waktu untuk memperoleh obat tersebut. Maka bagi apotek perlu memperlengkapi
obat-obat yang disediakan.
Dikatakan untuk mendapatkan konsumen tidak sulit, tetapi yang lebih sulit adalah mempertahankan
konsumen/pasien tetap setia.
Kepuasan konsumen adalah merupakan faktor penentu kesetiaanya terhadap apotek. Apoteker perlu
mengubah pandangan dari produk semata ke pasien dan konsumen. Apoteker harus melihat pasien sebagai
pemakai obat berganda dan respon menegnai pemakai obat berganda dan respon menegnai pemakaian
obat tersebut.
Apoteker berperan :
1. Sebagai konsultan obat kepada masyarakat.
2. Berperan lebih aktif dalam kesehatan rakyat.
3. Mengerti tentang manajemen dan pemasaran di bidang farmasi.
 Keputusan Menkes no 386 tahun 1994 tentang periklanan obat mengatur demikian :
1. Obat harus sesuai peraturan perundang – undangan yang berlaku tergolong obat bebas atau bebas terbatas.
2. Obat tersebut telah mendapat nomor persetujuan pendaftaran Depkes RI.
3. Rancangan iklan telah disetujui Depkes RI
4. Nama obat yang diiklankan adalah nama yang disetujui dalam pendaftaran.
5. Iklan obat dapat bermanfaat bagi masyarakat untuk pemilihan penggunaan obat bebas secara rasional.
6. Iklan tidak boleh mendorong penggunaan obat yang berlebihan dan terus menerus.
7. Informasi produk obat dalam iklan harus :
b. Lengkap: tidak hanya tentang khasiat obat tetapi juga kontra indikasi obat dan efeksamping.
c. Tidak menyesatkan : harus jujur, akurat, bertanggung jawab, cara penyajian tidak boleh mengakibatkan
penggunaan obat yang berlebihan dan tidak sesuai dengan kebutuhan.
8. Iklan tidak boleh ditujukan untuk anak-anak atau menampilkan anak-anak tanpa severvisi orang dewasa.
Iklan tidak boleh menggambarkan bahwa keputusan penggunaan obat ditentukan dan diambil oleh anak-
anak.
9. Iklan tidak boleh diprankan oleh tenaga profesi kesehatan aktor yang berperan sebagai tenaga profesi
kesehatan.
10. Iklan obat harus mencantumkan informasi mengenai :
Komposisi zak aktif obat dengan nama I.N.N.
A. Indikasi utama obat dan informasi keamanan obat.
B. Nama dagang obat.
C. Nama industri farmasi.
D. Nomor pendaftaran (khusus untuk media cetak)
 
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai