Anda di halaman 1dari 18

UNDANG-UNDANG TENTANG KOSMETIKA

Disusun oleh (kelompok 5)


Ghaasiyah Larasati 172211101110
Nina Amalia 172211101111
Mardiyatul Afifah 172211101112
Syafi’ Mirza 172211101113
Yona Dara Pertiwi 172211101114
KEPUTUSAN BPOM RI
bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar
tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ genital bagian luar) KOSMETIK
atau gigi dan mukosa mulut terutama untuk membersihkan, mewangikan,
mengubah penampilan dan atau memperbaiki bau badan atau melindungi
atau memelihara tubuh pada kondisi baik

No.
kosmetik yang diproduksi di wilayah Indonesia atas dasar
penunjukan atau persetujuan tertulis dari pabrik induk di negara KOSMETIK
HK.00.05.4.
asalnya. IMPOR 1745
Tentang
Kosmetik

kosmetik produksi pabrik kosmetik luar negeri yang dimasukkan dan KOSMETIK
diedarkan di wilayah Indonesia. LISENSI
Kosmetik yang diproduksi dan atau diedarkan harus memenuhi persyaratan,
yaitu;

menggunakan bahan yang memenuhi standar dan persyaratan mutu serta


persyaratan lain yang ditetapkan

diproduksi dengan menggunakan cara pembuatan kosmetik yang baik

terdaftar pada dan mendapat izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan
IZIN EDAR KOSMETIK

Kosmetik sebelum diedarkan harus didaftarkan untuk mendapatkan izin edar dari
Kepala Badan.
Yang berhak untuk mendaftarkan adalah :
a. produsen kosmetik yang mendapat izin usaha Industri;
b. perusahaan yang bertanggungjawab atas pemasaran;
c. badan hukum yang ditunjuk atau diberi kuasa oleh perusahaan dari negara asal.
Informasi yang harus dicantumkan pada
kemasan/etiket kosmetik

a. nama produk;
b. nama dan alamat produsen atau importir / penyalur;
c. ukuran, isi atau berat bersih;
d. komposisi dengan nama bahan sesuai dengan kodeks kosmetik indonesia atau
e. nomenklatur lainnya yang berlaku;
f. nomor izin edar;
g. nomor batch /kode produksi;
h. kegunaan dan cara penggunaan kecuali untuk produk yang sudah jelas penggunaannya;
i. bulan dan tahun kadaluwarsa bagi produk yang stabilitasnya kurang dari 30 bulan;
penandaan lain yang berkaitan dengan keamanan dan atau mutu.
Pengawasan kosmetik
1. Pengawasan dilakukan oleh Kepala Badan, mencakup
pelaksanaan fungsi sekurang-kurangnya standardisasi,
penilaian, sertifikasi, pemantauan, pengujian, pemeriksaan,
penyidikan.
2. Pemeriksaan dilakukan terhadap kegiatan produksi, impor,
peredaran, penggunaan, dan promosi kosmetik.
3. Dalam melaksanakan pemeriksaan Kepala Badan
dapat mengangkat Pemeriksa
Pemeriksa berwenang untuk :
a. memasuki setiap tempat yang digunakan atau diduga digunakan dalam
kegiatan produksi, impor, distribusi, penyimpanan, pengangkutan, dan
penyerahan kosmetik untuk memeriksa, meneliti, dan mengambil contoh
segala sesuatu yang digunakan dalam kegiatan produksi, impor, distribusi,
penyimpanan, pengangkutan dan penyerahan kosmetik;
b. melakukan pemeriksaan dokumen atau catatan lain yang memuat atau
diduga memuat keterangan mengenai kegiatan produksi, impor,
distribusi, penyimpanan, pengangkutan dan penyerahan kosmetik
termasuk menggandakan atau mengutip keterangan tersebut;
c. memerintahkan untuk memperlihatkan izin usaha atau dokumen lain.
SANKSI
Sanksi terhadap pelanggaran perizinan dan peredaran kosmetik yaitu :
• peringatan tertulis;
• penarikan kosmetik dari peredaran termasuk penarikan iklan;
• pemusnahan kosmetik;
• penghentian sementara kegiatan produksi, impor, distribusi, penyimpanan,
pengangkutan dan penyerahan kosmetik;
• pencabutan sertifikat dan atau izin edar
• Selain dikenai sanksi administratif dapat pula dikenakan sanksi pidana sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
MENURUT UU REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN
Penjualan kosmetik secara online Kasus 1

Jajaran Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Jawa Tengah


mengamankan dua orang penjual berbagai farmasi dan obat kecantikan secara online,
di Kabupaten Pati, Jawa Tengah pada akhir januari 2017. Selain tidak mengantongi izin
edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), produk- produk kecantikan
yang dijual sebenarnya merupakan produk manipulasi. P”olisi menemukan berbagai
produk kosmetik dari berbagai produsen (yang telah mengantongi izin edar BPOM)
yang beredar bebas di pasaran. Namun pelaku melepas label dan mengemas ulang ke
kemasan lain lebih kecil dan tidak mencantumkan label izin edar BPOM. Kemasan-
kemasan baru inilah yang selanjutnya dijual kembali dan ditawarkan melalui akun
medsos dengan iming-iming produk asli luar negeri yang tidak akan dijumpai di toko-
toko kosmetik maupun toko kecantikan pada umumnya, seperti serum jerawat, malam
glow, tabirsurya, krim jerawat, krim siang, body siang Spf (60), body malam istimewa
(H+d0,5),sabun CM3 glowing dan lainnya. Cara transaksinya bisa melalui online atau
COD dan penjualannya tentu dengan harga yang lebih mahal dari harga aslinya. Polisi
mengamankan ratusan jenis dan kemasan produk kosmetik dan kecantikan, seperti
Immortal Sunscreen Cream Beige, sabun Milky & Healthy, Viody, Theraskin,kosmetik
green Tea Ayu, Bleching, Renewal Cream dan lainnya.
• KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN
MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.00.05.4.1745
TENTANG KOSMETIK pasal 10
• UNDANG-UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2009 TENTANG
IZIN EDAR
KESEHATAN pasal 106

• KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT


DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
HK.00.05.4.1745 TENTANG KOSMETIK pasal 17, 19 dan
20
• PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT WADAH &
DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 PENANDAAN
TAHUN 2015 TENTANG PERSYARATAN TEKNIS
KOSMETIKA pasal 7 dan 14

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN


MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.00.05.4.1745
TENTANG KOSMETIK pasal 8 PRODUKSI
Kewajiban Pelaku Usaha

• UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG


PERLINDUNGAN KONSUMEN pasal 7, pasal 1 ayat 3, pasal 8 ayat 1, pasal 9

Sanksi
• PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG PERSYARATAN TEKNIS KOSMETIKA pasal 15
• UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG
PERLINDUNGAN KONSUMEN pasal 60-63
• UNDANG-UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN pasal 196 dan 197
KUH PERDATA TENTANG PERBUATAN MELAWAN HUKUM pasal 1365
https://www.merdeka.com/peristiwa/diimpor-

KASUS 2 duga-asal-filipina-kosmetik-ilegal-berbahaya-
disita-di-serang.html

Tim Balai POM di Serang mengamankan satu truk kontainer berisi produk kosmetik impor ilegal.
Kosmetik tersebut diduga diimpor dari Filipina dan akan di pasarkan di Indonesia. Kosmetik ilegal
tersebut diamankan di kawasan pengisian bahan bakar umum (SPBU), Jalan Cikuasa Atas, Kota Cilegon.
Dari truk dengan nomor polisi BM 830 RY tersebut, petugas mengamankan kardus memuat kosmetika
ilegal merek RDL HY Roquinone Tretinoin Baby Face sebanyak 1.055 karton atau 120 pieces dus.

"Ini kan untuk menghilangkan jerawat dan pemutih, bahaya jika pemakaiannya tanpa dengan resep
dokter akan menyebabkan iritasi pada kulit, bahkan bisa menyerang ginjal," ujarnya.

BPOM bekerja sama kepolisian dan isntansi terkait lainnya untuk melakukan proses investlgasi kepada
pemilik dan penanggung jawab produk tersebut.
Sanksi pada Kasus
Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan

Pasal 196 Pasal 197

memproduksi atau
mengedarkan sediaan farmasi
sengaja memproduksi atau
dan/atau alat kesehatan yang
mengedarkan sediaan farmasi
tidak memenuhi standar
dan/atau alat kesehatan yang
dan/atau persyaratan
tidak memiliki izin edar
keamanan, khasiat atau
kemanfaatan, dan mutu

penjara paling lama 10 pidana penjara paling lama 15


(sepuluh) tahun dan denda (lima belas) tahun dan denda
paling banyak paling banyak
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar Rp1.500.000.000,00 (satu miliar
rupiah) lima ratus juta rupiah).
Saran
Jangan mudah Gali informasi
Cek Produk BPOM
percaya terkait produk
Sosialisasi tentang
Pengecekan/sidak
BPOM bahaya produk
secara berkala
kosmetik ilegal

Harus memiliki Kosmetik harus


Pemasok/Improtir
izin impor memiliki izin edar

Menjalankan Menyita
Bea Cukai tugas secara produk-produk
tegas ilegal
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai