Siti Nurdianah
Sub Bagian Gastroenterologi-Hepatologi
FK UGM/RSUP Dr. Sardiito
Yogyakarta
Pendahuluan
Sejak awal abad kesembilan belas penyakit ulkus peplikum (UP), yang
mengakibatkan dampak medis dan sosialnya terhadap kualitas hidup penderita,
merupakan probtem penting dalam bidang kesehatan. Suatu diktum yang
dikemukakan oleh Shcwasz " tidak ada asam tidak ada ulkus " pada tahun 191O
telah menghadapi berbagai tantangan selama beberapa dekade, sejak diketemukan
dan diisolasinya organisasi spesies, Helicobactu pyloti lH. pylor , dan semakin
banyaknya bukti keterkaitannya dengan ulkus duodenalis maupun ulkus
gastrikumi. NamLrn demikian, hal yang mendukung diktum ini adalah, UP jarang
terjadi pada individu akhlorhidria, sebaliknya sering terjadi pada individu yang
sekresr asamnya berlebrhan'. sekurang-kurangnya 4 laktor lingkungan Iain telah
dinyalakan sebagar faktor eliologik UP selaifi H. pyloti dan pengaruh genetika
adalah: obat anti inflamasi non-steroid {OAINS)', rokok, slres linqkungan, dan
kebiasaan diit4.
Selain daripada ilu ada berbagai mekanisme patofisiologik pada penderita UP,
seperti sekresi asam yang abnormal, gastrin, pepsinogen, peps;n, bikarbona!,
mukus, aliran darah mukosal, taktor pertumbuhan dan mediator-mediator radangc.
Sampai seberapa jauh Iaktor-Iaktor lersebut berperanan dalam mekanisme
pembentukan ulkus peptikum? Bagaimana keterkaitan antara hal hal tersebut
dengan Iaktor taktor etiologi? Halini akan dibahas lebih lanjut dalam makalah ini-
Pembahasan
1. Fafttor-faklor Eliologi Ulkus Peptikum
Tabel 1 memperlihatkan Odds relatit (odds ratio. OB./ LlntLrk faktor genetika dan
lingkungan yang dilaporkan menimbulkan dampak atas ulserasi peptikum. Perlu
ditekankan bahwa hampir tidak mungkin untuk menentukan kuantitas stres
lingkungan, yang tidak hanya tergantung kepada dampak dari faktor itu sendiri mau
plrn rerhadap interpreiasi individu yanq menqalamr stres rersebul '.
154
T.bal 7, Od& .abrl, lo&t t ,iol l.lnlu, I,llqlor gonotika dan lingkungan utkur
pptikum5
Ulkus duodenalis lJlkrrs gastrikum
Genetltt
Golongan dar6h 2.O
O + non-sekretor 2.9
Kembar identik 2.O
HTA 85 2.O
Lingkungrn
OAINS 1.O 5.O
2.O 5.0
Helicobacter pyloti 2-O 1.O
Stres lingkungan tidak dapat dinilai tidak dapat dinilai
(sbiasaan diet tidak diteliti tidak ditelita
Kebiasaan makan tidak diteliti, mungkin juga tergantung pada waktu dan
kuantitas makanan tersebut. Pemakaian OAINS dan rokok mengandung resiko
terbesar untuk monderita llserasi gaster, OR masing-masing 5, Gasttitis H. pyloli
dalam jangka panjang, mmbawa resiko tinggi untuk ulserasi duodeni.
I
ln8emrd + Fakior-taktor lolal = ULKUS
155
Mekanisme patofiologi pembentukan UP secara singkat digambarkan dalam
5
tabel 2 .
5
Tabel 2. Mekanisme Patofioloqi Ulkus Peptikum
Melanrsme Patof rsrologik Faktor-f aktor etiololtik
Mungkrn /belum ielas
OAINS, Diet
156
I
Resistensi Mukosa
Keberadaan pioduksi asam yang normai pada banvak penderita penyakat ulkus
duodenum rnenimbulkan spekulasi bahwa terjadi kegagalan untuk ntenetralkan
asam dalam duodenum atau bahwa penurunan resislensi mukosa terhadap
faktor'{aktor aqresif 5.
lntegritas Mukosa
lntegritas permukaan epjteJium juga L'erperan penting sebagai pertahanan
terhadap ulserasi. Hal ini tergantung kepada lapisan lipoprolein, integritas ja.ingan
padat, kesinambLrn!tan produksi dan sekresi mokus dan restitusi normal sel,sel
epitel permukaan. Prostaglandin lnemperpaniirng urvlur sel epit{}l permukaan, dan
memperlancar mikrosirkulasi mukosa, selain ineningkatkan produksi dan sekresi
mukus. OAINS menghambat enzifi ciclooxiganase dan sintesis prostaglandin dan
menimbulkan elek ulserogenik dengan melawan efek sitoprotektif prostaglandinS.
Selain itLr, OA.INS seperti aspirin dapat menimbulkan kerusakan pada permukaan
membran lipoproteirl selular dan intercelJular /tnctlon, sehingga me nyebabkan
eksfoliasi sel sel dan meningkatkan difusi balik H+. nleskipun OAINS mungkin
secara logis diperkirakan bkcrja secara sinergik dengan H. pyla dalam
menimbulkan kerusakan rrukosa/.
Mediatot Radanq
Platelet activating Factor dan Leukottien
Lipid lipid endoqen ini terlibat dalam proses peradangan. Lipid dikenal bersilat
ulserogenik dan disentesis dari mukosa gastroduodenalis sebagai respon terhadap
rangsang stres dan iritan lokal. Eeberapa dari faktor-laktor ini meningkat dua
sampai tiga kali lipat, dan secara bermakna moentrrLrn setelal) pemulihan rrlkris.
Leuko!rien D4 berpcrcn pada gaslropati OAINS " ".
158
aggrcgating factor. Meteka ini d;kenal membantu terutama dalam mengkolonisasi
lambung dan rnukosa gaster ektropik {metaplasia qastrikj di duodenum dan
melindungi bakteri dari pcrtahanan tostl 1. Dikatakan bahwa pada mukosa lambung
dan metaplasia gastrik, r.rspon innrn, lokal memicu suatu reaksi peradangan yang
intens, yang riembr,ai nilrkosi ya_!g rneradang tadi lebih rentan terhadap serangan
asam/peplik diikuti ulscrasi peprikl?.
.l;ka diobati, baik pada ulkus gastrik m maupun duodenalis, setelah eradikasi
H. pylori, rctjadi kenrajuan bermakrra histologi gastritis, penurunan sekresi gastrin
posprandial, asanr dan pepsin dan .emisi jangka panjang- Kesemuanya ini rerupa-
kan bllkri vanq m.nIr,l5l an untrrk nrenJuk,jirg pctan H. pvlot; dalanr palotenesis
penyalrt ulkus petniJ,urr'. Tetjrfi tidak !nenjelaskan observasi epidemiologik
tertentLi sepcrti rasio iaki laki 'perempuan, ulkus duodenalis gastrikum, dan vdriasi
musiman kejadian ulk{rs peptikum, dan mengapa hanya sedikit katiet H. pyloti Vang
mengidap penyakit ulk(ri p.'ptikum.
Kesimpulan
MeningkatnVa sekresi gastrin, asam dan pepsinogen i(emungkinarr memprrnyai
dasar genetik, retapi dapat juga dimediatori oleh nikotin dao H. pyloti. Sekresi asam
dan gastrin yang tidak sesusai linappropria,e) dan meningkatnya sensitlvrtas
terhadap gastrin munqkin berasal dari sephalik. Sekresi bikarbonat dapat
dipengaruhi oleh aliran darah mlrkosa yang kompromis dan dapat terganggu oleh
OAINS, perokok dan irrfeksi It. pylori. Bakleti ini dapat juga menggangu sekresi
musin. Kekurangan prostaglandin terjadi karena OAINS, perokok dan kekurangan
makanan, dan kekLrrafgan EGF terjadi pada perokok. Mediator intlamasi ada pada
gastritis H. pylorl, penggunaan OAINS, dan stres. Dengan demikian mekanisme
ulserasi adalah multifakiorial akibat dari bermacam macam Jaktor eriolooi-
Kepustakaan
1. Marshall BJ, Warren JR. Unidentified Curved bacilli in the stro'r)ach of patients with
gastritis ancl peptic ulceralion. Lancet 1984;ii; 131 1 1315.
2. Mertz HR, Walsh -lll. Peptlc ulcer pathophysiology . Med Clin North. Am. 1991: 75.
/99 814.
3. Davies NM, Wallace JL. Non steroidal anti inflamatory drugs inciuced gaskointestinal
toxicityl New insillht into old problem../ Gastrcentercl 1991j 32 : 121 133.
4. Mclntosh lH, Byth K, Piper DM. Environmental factors in aetiology of chronic gastritis
ulcer:a case corilnrl study of exposure variables befo.e fte first synlrtoms. Gua.
1945: 26: 789 98.
5- Hunt Rl"l. Pathopgysiobgy and diagnose of peptic ulcer disease dalam RH Hu Proton
Punp lnhibitorc atrt Acid Related Disorclers. Adis lnternational Ltd. I994 : 33 4ar
6. EL Omar E, Penman ltJ, Atdill JE. Helicobacter p\4ori infection and abnotmalitles of acid
secrclint it patic ts with duodenal ulc disease. Gastroenterology 1995j 1095(3) :
681 691.
7. llunt RH. M.fag{rnxrnt ol peplic ulcer disease in th H. pyloi eta. Gast.oenterology
today. 1996 :6141.
8. Jarjobs JWG & Bijlsma.lWJ. lnviled art cle : NSAIDS a critica{ appraisal Netl,e andsJ
Me.J , 1991 : 51 : 198 204.
L Wolfo MM, Llghknstein OR, Singh G. Gastrointestrnal toxicity oi |onstercid^l anri
nflamatorv drults. N Engl J Med 1954: 1888 1899.
10. Zandomerielllri R, Scna L, Baumagarth V. The role of epidermal growlh factors rn the
pathogenesls ot pet)ric ulcer disease. Am -l Gastroenterol 1991 , 86 : 1 150 I 1 53.
11. Crabtree JE. The lrost inflamatory rcsponse to Helicobactet pylori Eu J Gastnenterol
Hepatot 10. (SuPPl 1 ) rS9-13.
12. Moran A- The products ol Helicobacter pYloti that induce inflamatiorr in Helicobacter
pylori and inllamation. EuJ Gastr.)enterol Hepatol lO (suppl l) 53 I