GANGGUAN HEPAR
Siwi Padmasari, M.Sc., Apt.
Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
❑ VISI
Menghasilkan lulusan yang unggul dan terdepan dalam bidang kefarmasian di
tingkat Nasional pada tahun 2037 serta mewarisi nilai-nilai kejuangan Jenderal
Achmad Yani.
❑ MISI
1. Melaksanakan pendidikan tinggi kefarmasian yang bermutu dan responsif
terhadap kemajuan ilmu dan teknologi.
2. Melaksanakan kegiatan penelitian yang unggul di bidang kefarmasian
berdasarkan ilmu pengetahuan, teknologi, budaya bangsa, dan
menghasilkan produk-produk inovasi.
3. Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat di bidang kefarmasian yang
berdaya guna dan berhasil guna.
4. Melakukan kerja sama yang berkelanjutan dengan stakeholder untuk
mewujudkan daya saing global.
5. Menyelenggarakan dan mengembangkan manajemen yang baik dan
mandiri (Good University Governance).
6. Mendalami dan mengembangkan nilai-nilai kejuangan Jenderal Achmad Yani
untuk diterapkan oleh sivitas akademika dan pendukungnya.
FUNGSI HEPAR
• Hati merupakan organ metabolisme yg terbesar dan terpenting dalam
tubuh
• Hati terlibat penting dalam sintesis, penyimpanan dan metabolisme
banyak senyaea endogen dan klirens senyawa eksogen, termasuk
obat dan toksin yg lain dari tubuh
• Fungsi utama hati:
1. Penyimpanan → menyimpan energi, vitamin, mineral, darah, dan
substansi lain yg berperan dalam pembentukan dan regenerasi
darah
2. Homeostasis glukosa
3. Sekresi garam empedu
4. Ekskresi kolesterol dan bilirubin
5. Sintesis → sintesis protein plasma (albumin, transferrin, lipoprotein)
6. Pembentukan dan destruksi
7. Metabolisme →karbohidrat, protein dan lemak
8. Detoksifikasi
9. Klirens
10. Filtrasi
PENYAKIT HATI
• Merupakan penyakit ringan dan dapat
smbuh sendiri/ dapat berkembang mjd
Kronis
• Dapat terjadi setelah adanya serangan akut dan
merupakan penyakit sekunder dari penyakit autoimun
• Menyebabkan perubahan struktur hati → perubahan
fungsi hati
• Etiologi: alkohol, hepatitis B
MASALAH PADA HATI YANG
DIAKIBATKAN OBAT
• Mekanisme kerusakan hati akibat penggunaan
obat dpt terbagi menjadi hepatotoksik intrinsik dan
hepatotoksik idiosinkrasik
• Kedua tipe tsb dpt menyebabkan pola kerusakan
hati yg hampir sama dan beberapa obat dapat
menyebabkan lebih dari satu jenis kerusakan
• Dapat diprediksi, tergantung dosis, dan
menyerang individu yg menggunakan obat
Hepatotoksik dalam jumlah tertentu
Intrinsik • Rentang waktu antara mulaianya
pengobatan dan timbulnya kerusakan hati
sangat bervariasi (jam sampai minggu)
Distribusi
farmakologi
• Penyakit hati kronis → menyebabkan hypoalbuminemia dan peningkatan
bilirubin dapat berkompetisi pd tempat ikatan di protein
• Untuk obat dg fraksi ikatan protein tinggi (diazepam, tolbutamide, fenitoin,
warfarin) →penigkatan obat dalm keadaan bebas → penigkatan toksisitas
• Metabolisme obat terutama terjadi di hati → kerja enzim CYP450
yang berlokasi di reticulum endoplasmik halus sel hati (hepatosit).
• Fase1 → melibatkan perubahan kimia pada struktur dasar obat
Metabolism
pemberian secara oral.
• Pada sirosis hati yang parah, gangguan fungsi sel hati, eliminasi
lintas pertama akan menurun dan ketersediaan sistemik akan
meningkat.
• Beberapa obat, seperti rifampisin
dan asam fusidat, diekresikan
Ekskresi lewat empedu tanpa perubahan
dan dapat terakumulasi
Acites Sedang 3
Hepatic
Sedang 2
Ensefalopaty
Total 14
• Berdasarkan data tsb → pasien memiliki penurunan
fx hepar yg cukup signifikan (dilihat dari parameter
data lab) → dosis awal perlu diturunkan 50% dari
dosis awal pd pasien normal
• Dapat dilakukan penyesuaian dosis obat (interval
pemberian obat tetap), yaitu:
Digoksin: 0,25 mg/24 jam → 0,125 mg/24 jam