DI INDONESIA PRESENTED BY MUHAMMAD AFQARY PENDAHULUAN Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, peraturan perundang-undangan berfungsi, antara lain sebagai berikut: 1. Sebagai norma hukum bagi warga negara karena berisi peraturan untuk membatasi tingkah laku manusia sebagai warga negara yang harus ditaati, dipatuhi, dan dilaksanakan. Bagi mereka yang melanggar diberi sanksi atau hukum sesuai dengan ketentuan yang berlaku, sehingga terjamin rasa keadilan dan kebenaran. 2. untuk menentukan aturan-aturan yang menjadi pedoman dalam menjalankan hubungan antar sesama manusia sebagai warga negara dan warga masyarakat 3. untuk mengatur kehidupan manusia sebagai warga negara agar kehidupannya sejahtera. aman, rukun, dan harmonis; 4. untuk menciptakan suasana aman, tertib, tenteram dan kehidupan yang harmonis rasa. 5. untuk memberikan rasa keadilan dan kepastian hukum bagi warga negara. 6. untuk memberikan perlindungan atas hak asasi manusia. PRINSIP-PRINSIP TATA URUTAN PERUNDANG-UNDANGAN 1. Peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi kedudukannya dapat dijadikan landasan atau dasar hukum bagi peraturan perundang-undangan yang lebih rendah atau berada di bawahnya. 2. Peraturan perundang-undangan tingkat lebih rendah harus bersumber atau memiliki dasar hukum dari peraturan perundangan-undangan tingkat lebih tinggi. 3. Isi atau muatan peraturan perundang-undangan yang lebih rendah tidak boleh menyimpang atau bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi tingkatannya. 5. Suatu peraturan perundang-undangan hanya dapat dicabut, diganti atau diubah dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi atau paling tidak dengan yang sederajat. 6. Peraturan perundang-undangan yang sejenis apabila mengatur materi yang sama, perturan yang terbaru harus diberlakukan walaupun tidak dengan secara tegas dinyatakan bahwa peraturan yang lama dicabut. 7. Peraturan yang mengatur materi yang lebih khusus harus diutamakan dari peraturan perundang- undangan yang lebih tinggi. HIERARKI PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN DI INDONESIA SESUAI UU NOMOR 12 TAHUN 2011 1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat; 3. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang; 4. Peraturan Pemerintah; 5. Peraturan Presiden; 6. Peraturan Daerah Provinsi; dan 7. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota Jenis Peraturan Perundang-undangan Lain • Peraturan yang ditetapkan oleh MPR, DPR,DPD, Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, Badan Pemeriksa Keuangan, Komisi Yudisial, Bank Indonesia, Menteri, badan, lembaga, atau komisi yang setingkat yang dibentuk dengan Undang- Undang atau Pemerintah atas perintah Undang-Undang, DPRD Provinsi, Gubernur, DPRD Kabupaten/Kota, Bupati/Walikota, Kepala Desa atau yang setingkat. • Peraturan Perundang-undangan lain tersebut di atas diakui keberadaannya dan mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang diperintahkan oleh Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi atau dibentuk berdasarkan kewenangan UUD 1945 • Undang-Undang Dasar 1945 merupakan Hukum Dasar tertulis Negara Kesatuan Republik Indonesia dan berfungsi sebagai sumber hukum tertinggi. • Menurut. L.J. van Apeldom, Undang-Undang Dasar adalah bagian tertulis dari suatu konstitusi. Dalam tata peraturan perundang-undangan di negara Indonesia, menurut Miriam Budiardjo (1981: 106-107) UUD 1945 mempunyai kedudukan yang istimewa dibandingkan dengan undang-undang lainnya, hal ini disebabkan: • UUD dibentuk menurut suatu cara istimewa yang berbeda dengan pembentukan UU biasa • UUD dibuat secara istimewa untuk itu dianggap sesuatu yang luhur. • UUD adalah piagam yang menyatakan cita- cita bangsa Indonesia dan merupakan dasar organisasi kenegaraan suatu bangsa UNDANG UNDANG (UU) • Undang-undang merupakan peraturan perundang-undangan untuk melaksanakan UUD 1945. Yang berwenang membuat UU adalah DPR bersama Presiden. Adapun kriteria agar suatu masalah diatur dengan UU antara lain : 1. UU dibentuk atas perintah ketentuan UUD 1945, 2. UU dibentuk atas perintah Ketetapan MPR, 3. UU dibentuk atas perintah ketentuan UU terdahulu, 4. UU dibentuk dalam rangka mencabut, mengubah dan menambah UU yang sudah ada, 5. UU dibentuk karena berkaitan dengan hak sasai manusia, 6. UU dibentuk karena berkaitan dengan kewajiban atau kepentingan orang banyak. Peraturan Pemerintah pengganti Undang-Undang (PERPU) PERPU dibentuk oleh presiden tanpa terlebih dahulu rnendapat persetujuan DPR. Hal ini dikarenakan PERPU dibuat dalam keadaan "darurat" dalam arti persoalan yang muncul harus segera ditindaklanjuti. Namun demikian pada akhirnya PERPU tersebut harus diajukan ke DPR untuk mendapatkan persetujuan. Jadi bukan berarti presiden dapat seenaknya mengeluarkan PERPU, karena pada akhirnya harus diajukan kepada DPR pada persidangan berikutnya. Sebagai lembaga legislatif, DPR dapat menerima atau menolak PERPU yang diajukan Presiden tersebut, konsekwensinya kalau PERPU tersebut ditolak, harus dicabut, dengan kata lain harus dinyatakan tidak berlaku lagi PERATURAN PEMERINTAH (PP)
Untuk melaksanakan suatu undang-
undang, maka dikeluarkanlah Peraturan Pemerintah. Jadi peraturan pemerintah tersebut merupakan bentuk pelaksanaan dari suatu undang-undang. Kriteria untuk dikeluarkannya Peraturan pemerintah adalah sebagai berikut : a. PP tidak dapat dibentuk tanpa adanya UU induknya, b. PP tidak dapat mencantumkan sanksi pidana jika UU induknya tidak mencantumkan sanksi pidana, c. PP tidak dapat memperluas atau mengurangi ketentuan UU induknya. d. PP dapat dibentuk meskipun UU yang bersangkutan tidak menyebut secara tegas, asal PP tersebut untuk melaksanakan UU, KEPUTUSAN PRESIDEN • Keputusan Presiden merupakan peraturan perundang-undangan yang dibentuk Presiden berdasarkan pasal 4 UUD 1945. • Dilihat dari sifatnya Keputusan Presiden ada dua, yaitu yang bersifat pengaturan dan yang bersifat penetapan. Yang termasuk jenis peraturan perundang-undangan adalah Keputusan Presiden yang bersifat pengaturan. • Dibandingkan dengan Peraturan pemerintah, Keputusan Presiden dapat dibuat. baik dalam rangka melaksanakan UUD 1945, TAP MPR, UU, maupun PP. Sedangkan PP terbatas hanya untuk melaksanakan UU saja. PERATURAN DAERAH (PERDA) • Peraturan Daerah adalah peraturan yang dibuat oleh Pemerintah daerah Propinsi dan daerah Kabupaten dan/atau Daerah Kota. • Peraturan Daerah dibuat untuk melaksanakan peraturan perundang undangan yang lebih tinggi. • Peraturan daerah ini juga dibuat dalam rangka melaksanakan kebutuhan daerah. • Dengan demikian kalau Peraturan Daerah tersebut dibuat sesuai kebutuhan daerah, dimungkinkan Perda yang berlaku di suatu daerah Kabupaten/Kota belum tentu diberlakukan di daerah kabupaten/ kota lain. • Materi muatan Perda adalah seluruh materi muatan dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah dan tugas pembantuan, dan menampung kondisi khusus daerah serta penjabaran lebih lanjut Peraturan Perundangundangan yang lebih tinggi. KETENTUAN • Kekuatan hukum peraturan perundang-undangan sesuai dengan hierarki • Jenis peraturan perundang-undangan lainnya diakui keberadaannya dan mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang diperintahkan oleh peraturan perundang-undangan yg lebih tinggi atau dibentuk berdasarkan kewenangan. • Dalam hal suatu UU diduga bertentangan dengan UUD 1945, pengujiannya dilakukan oleh Mahkamah Konstitusi. • Dalam hal suatu peraturan perundang-undangan di bawah UU diduga bertentangan dgn UU, pengujiannya dilakukan oleh Mahkamah Agung. PERENCANAAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN 1. Perencanaan Undang-Undangan • Program Legislasi Nasional (Prolegnas) 2. Perencanaan Peraturan Pemerintah • Program Penyusunan Peraturan Pemerintah 3. Perencanaan Peraturan Presiden • Program Penyusunan Peraturan Presiden 4. Perencanaan Peraturan Daerah Provinsi • Program Legislasi Daerah (Prolegda) Provinsi 5. Perencanaan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota • Program Legislasi Daerah (Prolegda) Kab/Kota 6. Perencanaan Peraturan Perundang- Undangan Lainnya • Disesuaikan Kebutuhan Lembaga, Komisi atau Instansi masing-masing untuk jangka waktu 1 tahun. PENYUSUNAN UNDANG UNDANG • Asal RUU : DPR-Presiden-DPD • RUU harus disertai dengan naskah akademik (kecuali RUU APBN, penetepan Perpu menjadi UU, pencabutan UU atau pencabutan Perpu disertai keterangan pokok pikiran dan materi muatan yang diatur) RUU DPR : DPR sendiri & dapat berasal DPD • DPR menyampaikan RUU kepada Presiden • Presiden menunjuk menteri (paling lambat 60 hari) • MENKUMHAM mengkoordinasikan persiapan pembahasan RUU dari Presiden : • Disiapkan oleh menteri/pimpinan lembaga pemerintah nonkementerian
• Harmonisasi, pembulatan dan
pemantapan substansi (dikoordinasikan MENKUMHAM) • Presiden menyampaikan RUU kepada pimpinan DPR • DPR mulai melakukan pembahasan (paling lambat 60 hari sejak menerima surat Presiden) PENYUSUNAN PERPU • Perpu harus diajukan ke DPR dalam persidangan yang berikut - Pengajuan Perpu dalam bentuk RUU tentang penetapan Perpu menjadi UU - Dalam hal Perpu mendapat persetujuan DPR dalam rapat paripurna, Perpu ditetapkan menjadi UU - Dalam hal Perpu tidak mendapat persetujuan DPR dalam rapat paripurna, Perpu harus dicabut dan harus dinyatakan tidak berlaku (DPR atau Presiden mengajukan RUU tentang pencabutan Perpu yang mengatur segala akibat hukum dari pencabutan Perpu)
- RUU pencabutan Perpu ditetapkan
menjadi UU tentang pencabutan Perpu dalam rapat paripurna yang sama PENYUSUNAN PP • Penyusunan PP, pemrakarsa membentuk panitia antar kementerian dan/atau lembaga pemerintah nonkementerian • Pengharmonisasian, pembulatan, dan pemantapan konsepsi RPP dikoordinasikan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang hukum. PENYUSUNAN PERPRES • Penyusunan Perpres, pemrakarsa membentuk panitia antar kementerian dan/atau antar non kementerian • Pengharmonisasian, pembulatan, dan pemantapan konsepsi Perpres dikoordinasikan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang hukum. PENYUSUNAN PERDA • Raperda yg berasal dari DPRD Prov/Kab/Kota: - anggota, komisi, gabungan komisi, alat kelengkapan DPRD Prov/Kab/Kota yang khusus menangani bidang legislasi - DPRD menyampaikan raperda kepada Gubernur/Bupati/Walikota • Raperda yg berasal dari Gubernur / Bupati / Walikota (diatur lebih lanjut dengan Perpres): - Pengharmonisasian, pembulatan, dan pemantapan konsepsi Raperda Provinsi yg berasal dari DPRD Prov/Kab/Kota dikoordinasikan oleh alat kelengkapan DPRD Prov/Kab/Kota yang khusus menangani bidang legislasi. - Pengharmonisasian, pembulatan, dan pemantapan konsepsi Raperda Provinsi yang berasal dari Gubernur/Bupati/Walikota dikoordinasikan oleh biro hukum dan dapat mengikutsertakan instansi vertikal dari kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang hukum. WASSALAMU ALAIKUM