Anda di halaman 1dari 33

Tahapan penemuan

obat herbal

Tahapan penemuan obat

Uji praklinis

Uji
Uji
Uji
Uji
dll

Tahap
Tahap
Tahap
Tahap

efek farmakologi
toksikologi akut,kronis,subkronis
teratogenik
mutagenik

Uji klinis

I
: pd orang sehat
II : pd orang sakit terbatas
III : pada orang sakit jumlah>banyak
IV : post marketing survailance

Grade obat tradisional


Obat tradisional: bahan atau ramuan bahan yang
berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan
mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran
dari bahan tersebut, yang secara turun-temurun
telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan
pengalaman.
Jamu: obat tradisional Indonesia. empiris3 generasi
Obat herbal terstandar: sudah uji praklinis khasiat dan
keamanan dan standarisasi ekstrak
Fitofarmaka: sediaan obat bahan alam yang telah
dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah
dengan uji praklinik dan uji klinik, bahan baku dan produk
jadinya telah di standarisasi

Sediaan galenik adalah hasil ekstraksi


simplisia yang berasal dari tumbuhtumbuhan atau hewan
Obat tradisional dalam negeri adalah obat
tradisional yang dibuat dan dikemas oleh
industri di dalam negeri meliputi obat
tradisional tanpa lisensi, obat tradisional
lisensi dan obat tradisional kontrak

Obat tradisional lisensi adalah obat


tradisional yang dibuat di Indonesia atas
dasar lisensi
Obat tradisional kontrak, obat herbal
terstandar kontrak dan fitofarmaka kontrak
adalah produk yang pembuatannya
dilimpahkan kepada industri obat tradisional
lain atau industri farmasi berdasarkan
kontrak

Obat tradisional impor adalah obat


tradisional yang dibuat oleh industri di luar
negeri, yang dimasukkan dan diedarkan di
wilayah Indonesia

Fitofarmaka: sp 2011 baru 5 fitofarmaka di


Indonesia yaitu stimuno(dexa medica), Xgra (phapros), tensigard (phapros),
Rheimaneer (nyonya mener) & nodiar
(kimia farma)
OHT: sp sekarang >30 al: diabmeneer,
diapet, kiranti (obat datang bulan),
fitogaster, fitolac, lelap ,tolak angin,

Sedangkan sembilan jenis tanaman obat


yang siap menjadi fitofarmaka, yaitu cabe
jawa sebagai androgenik, temulawak untuk
antihiperlipedemia, Daun Jambu Biji,
sebagai obat anti demam berdarah, buah
mengkudu dan daun salam sebagai anti
diabet, jati belanda untuk anti hiperlidemia,
jahe merah sebagai anti neoplasma, serta
rimpang kunyit untuk anti hiperlidemia

Sementara 18 belas jenis tanaman obat unggulan


lainnya yang siap menjadi fitofarmaka dan OHT yaitu
brotowali (antimalaria antidiabetic), kuwalot
(antimalaria), akar kucing (anti asam urat), sambiloto
(antimalaria), johar (perlindungan hati), biji papaya
(kesuburan), daging biji bagore (antimalaria), daun
paliasa (perlindungan hati), makuto dewo
(perlindungan hati), daun kepel (asam urat), akar
senggugu (sesak napas), seledri (batu ginjal),
Gandarusa (KB lelaki), daun johar (anti malaria),
mengkudu (dermatitis), mengkudu rimpang jahe (anti
TBC), umbi lapis kucai (anti hipertensi), jati belanda &
jambu biji (pelangsing).

Nodiar (POM FF 031 500 361)


Komposisi:
Attapulgite 300 mg
Psidii Folium ekstrak 50 mg
Curcumae domesticae Rhizoma ekstrak 7,5
mg

Rheumaneer (POM FF 032 300 351)


Komposisi:
Curcumae domesticae Rhizoma 95 mg
Zingiberis Rhizoma ekstrak 85 mg
Curcumae Rhizoma ekstrak 120 mg
Panduratae Rhizoma ekstrak 75 mg
Retrofracti Fructus ekstrak 125 mg

Stimuno (POM FF 041 300 411, POM FF 041


600 421)
Komposisi:
Phyllanthi Herba ekstrak 50 mg
Tensigard Agromed ( POM FF 031 300 031,
POM FF 031 300 041)
Komposisi:
Apii Herba ekstrak 95 mg

X-Gra (POM FF 031 300 011, POM FF 031


300 021)
Komposisi:
Ganoderma lucidum 150 mg
Eurycomae Radix 50 mg
Panacis ginseng Radix 30 mg
Retrofracti Fructus 2,5 mg
Royal jelly 5 mg.

Problem obat tradisional


Iklan terlalu bombastis
Hanya terapi ajuvan
Perlu onset lebih lama
cocok untuk penyakit metabolism spt DM,
kholetserol , as urat dg pemakaian
beberapa hari

Kelebihan: efek samping mungkin lebih kecil


tetapi TIDAK BEBAS efek samping

Obat herbal akan lebih baik jika samapi ke


isolat
Contoh-2:

Tapak dara: vinkristin&vinblastin sbg antikanker


Kumis kucing/orthosipon sbg anti bantu ginjal.
Senyawanya: chromen sbg diuresis, flavonoid
penghancur batuginjal, garam kalium sbg
diuresis,

Senyawa marker
Merupakan senyawa penanda pada
tanaman tersebut
Fungsi: sbg penanda dan analisis
Contoh

Temu lawak: senyawa marker xantorizol (hanya


ada pd temulawak)tp bukan zat aktifnya. Zat
aktifnya stigmasterol tetapi ini juga ditemukan di
cabe jawa
Purwaceng: germacron

Interaksi obat herbal


Interaksi yang sinergis:
1. Meniran dan jinten hitam (Habatus
saudah)
Meniran (Phyllanthus niruri) berkhasiat
sebagai imunostimulan dan bersifat tidak
toksik. Jinten hitam (Nigella sativa)
berkhasiat imunostimulan, juga tidak toksik.
Namun, jika dicampur bisa menyebabkan
hepatotoksik (toksik pada hati

Interkasi yg menurunkan efek


Daun senna dan daun teh
Daun Senna (Cassia senna) mengandung
antrakinon senosida yang bersifat laksansia.
Sedangkan daun teh (Camellia sinensis)
mengandung tanin EGCG (Epi Gallo
Catechin Gallate) yang berefek konstipasi.
Jika mereka berada dalam satu ramuan
maka tidak efektif karena saling
menetralkan

Interaksi tidak haya pencampuran dalam lebih


dari 2 bahan. Dalam satu bahan pun, bisa terjadi
interaksi, karena pada tumbuhan terdapat
banyak komponen zat-zat aktif. Contoh tanaman
temu lawak (Curcuma xanthorrhiza)? Di dalam
tanaman tersebut ada kandungan kurkuminoid
dan minyak atsiri. Namun fungsi dari kedua
kandungan tersebut saling bertolak belakang.
Kurkumionoid bisa menurunkan kolesterol.
Sedangkan minyak atsiri bisa menambah nafsu
makan, meingkatkan kolestrol

Jadi, jikamenginginkan efek menurunkan kolestrol


maka pada saat pengolahan (misal direbus) yaitu
panci dibuka biar minyak atsirinya menguap.
Namun jika akah digunakan untuk menambah
nafsu makan maka panci ditutup. Kaitannya
dengan penerapan teknologi ekstraksi bagi
produsen jamu, maka bisa dimodifikasi pada cara
ekstraksinya dengan penggunaan sifat polaritas
dan volatilitas kandungan kimia. Kurkuminoid
bersifat semi polar, sedangkan minyak atsiri
bersifat non polar dan mudah menguap

Interkasi yg merugikan

Penghambatan absorbsi
Penggunaan bahan penyusun ramuan yang
mengandung tanin misal teh, buah jati belanda,
kayu rapat. Tanin akan bereaksi dengan protein
dan membentuk senyawa yang melapisi dinding
usus. Keadaan tersebut akan menghambat
absorpsi kandungan zat aktif lain, misal protein,
vitamin, mineral. Bahkan pada dosis besar bisa
menimbulkan konstipasi atau malnutrisi

Pengurangan waktu transit di usus


Penggunaan bahan penyusun ramuan yang mengandung
Antrakinon atau serat larut air akan mengurangi waktu
transit obat lain dalam usus. Antrakinon bersifat
laksansia yaitu mempermudah pengeluaran feses.
Contoh tanaman yang mengandung antrakinon adalah
senna dan lidah buaya. Sedangkan serat larut air bersifat
bulk laxative, yaitu juga mempercepat keluarnya feses.
Tanaman yang memiliki serat larut air adalah biji daun
sendok. Jika bahan obat lain dicampur dengan tanaman
di atas maka waktu transit di usus berkurang, feses
cepat dikeluarkan, kesempatan absorpsi zat aktif
berkurang dan efak farmakologinya akan berkurang

Interaksi obat sintesis dg obat


herbal
Echinacea, jika digunakan lebih dari 8 minggu
dapat menyebabkan hepatotoksisitas dan
karena itu tidak boleh digunakan dengan
obat-obatan lain yang bersifat hepatoxic,
seperti steroid anabolik (yang sering dipakai
pegulat), amiodarone (obat aritmia jantung),
methotrexate (antikanker), dan ketoconazole
(antijamur). Namun, Echinacea tidak memiliki
1,2 jenuh cincin necrine, sehingga sifat
hepatotoksik dihubungkan dengan alkaloid
pyrrolizidin

bawang putih, biloba, jahe, dan ginseng


dapat mengubah waktu pendarahan dan
tidak boleh digunakan bersamaan dengan
warfarin sodium. Selain itu, ginseng dapat
mengakibatkan sakit kepala, episode manic
pada pasien yang diobati dengan sulfat
phenelzine. Ginseng juga tidak boleh
digunakan dengan estrogen atau
kortikosteroid karena kemungkinan efek
aditif

Penggunaan rasional obat


herbal

Obat herbal punya sifat:


Memiliki efek samping relatif kecil jika digunakan
secara tepat
Memiliki efek relatif lambat tetapi jelas
manfaatnya
Bersifat holistik atau memiliki kombinasi efek
dalam satu ramuan
Lebih sesuai untuk penyakit metabolik dan
degeneratif
Banyak yang bersifat promotif dan preventif

6 K penggunaan rasional obat herbal

Kebenaran bahan
Ketepatan takaran/dosis
Ketepatan waktu penggunaan
Ketepatan cara penggunaan
Ketepatan susunan ramuan
Ketepatan ramuan dengan tujuan penggunaan

Kebenaran bahan

Bahan harus benar, tidak dicamnpur


senyawa sintesis, senyawa marker benar

Kebenaran takaran
Timun maksimum 2 buahjika lebih bisa
hipotensi
Seledri(apium) maks 400grjika lebih bisa
pingsan
Gambir/pinang sbg antidiare maks 1 ibu
jarijika lebih bisa konstipasi
Keji beling maks 8 lembar daunjika lebih
bisa iritasi sal kemih

Ketepatan penggunaan
Jamu kunir asem (kental)
Jamu ini sifatnya kebalikannya jamu cabe
puyrang. Jika digunakan pada awal
kehamilan bisa menyebabkan keguguran
pada awal kehamilan

KETEPATAN CARA PENGGUNAAN

Daun kecubung, berkhasiat sebaai antiasma


dengan cara melonggarkan pernafasan. Cara
penggunaan tradisional adalah dengan cara
dikeringkan dan diserbuk untuk bumbu rokok, lalu
dihisap. Khasiat lain adalah bisa mengurangi sakit
gigi. Caranya adalah daun segar dilumatkan dan
ditempelkan di pipi. Namun, jangan diseduh dan
diminum, karena akan keracunan dengan gejala
mata membelalak (midriasis). Ini karena
kandungan tanamannya adalah adanya alkaloid
atropine. Jika disalahgunakan untuk mabuk sangat
berbahaya, karena bisa menimbulkan kematian.

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai