Riwayat Pendidikan:
* Dokter (dr), dari Fakultas Kedokteran, USU. Medan
* Magister Sains (MS), Ilmu Kedokteran Dasar (Basic Medical Sciences),
dari Fakultas Pascasarjana, Universitas Indonesia, Jakarta
* Ph.D (Dr), Farmakologi Klinik (Clinical Pharmacology),
dari Institute of Postgraduated Studies, Universiti Sains Malaysia, Malaysia
* Spesialis Farmakologi Klinik (SpFK), dari Dewan Penilai Kepakaran
Persatuan Dokter Ahli Farmakologi Klinik Indonesia / Perdafki Pusat,
Jakarta.
Interaksi obat-reseptor
Disampaikan oleh:
Rozaimah Zain-Hamid
Kerja obat
Teori reseptor
Aspek kuantitatif dari kerja obat
Kurva dosis-respon
Genome (cyclophosphamide)
Microtubules (vincristine)
Departemen Farmakologi & Terapeutik,
Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara.
Farmakodinamik
(lanjutan)
Konsep:
Enzim mengkatalisa
biosintesis produk dari substrat
Substrat Produk
Fungsi selular
Enzim yang tidak aktif
Substrat
Berikatan dengan penghambat enzim
Enzyme inhibitor (obat)
Konsepnya:
Komponen makromolekular
yang berinteraksi dengan obat
Respon
1. Regulatori :
perubahan aktivitas enzim selular
2. Enzim :
mungkin menghambat atau mengaktivasi
3. Transport:
misalnya: Na+ /K+ ATP’ase
4. Struktur:
membentuk bagian sel
Agonis
Antagonis
Non-reseptor antagonis
(Kimia atau fisiologik)
Departemen Farmakologi & Terapeutik,
Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara.
Interaksi obat-reseptor
I. AGONIS
Agonis sebagian (Partial agonist)
Agonis terbalik (Inverse agonist)
II. ANTAGONIS
Antagonis kompetitif
Antagonis non-kompetitif
Mekanisme
gembok & kunci
Agonis Reseptor
Interaksi agonis-reseptor
Departemen Farmakologi & Terapeutik,
Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara.
Agonis
Efek maksimum
Kondisi pada A
Konsentrasi agonis rendah
efek kecil 0,5
Kondisi pada B A C
Konsentrasi agonis tinggi 0,0
Log Dosis
efek maksimal
Kondisi pada C:
Lebih banyak dibutuhkan agonis
untuk mencapai efek yang sama
sebab antagonis bersaing menduduki R
Keadaan pada D:
Efek maksimal dapat dicapai, bila:
konsentrasi agonis >>> konsentrasi antagonis
Departemen Farmakologi & Terapeutik,
Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara.
Antagonis (anti agonis)
1. Antagonis kompetitif
Bekerja pada reseptor yang sama
Memblok ikatan agonis terhadap reseptornya
Menurunkan potensi agonis
Dapat diatasi dengan konsentrasi agonis
yang lebih tinggi, tergantung dari afinitas
masing-masing obat
(mis: obat adrenergik vs penghambat adrenergik;
adrenalin vs propranolol)
2. Antagonis non-kompetitif
Bekerja pada reseptor yang berbeda
Menghasilkan efek yang saling berlawanan
(fisiologik atau farmakologik)
Departemen Farmakologi & Terapeutik,
Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara.
Antagonis kompetitif
Berikatan pada reseptor yang sama
Memblok ikatan agonis dengan reseptor,
sementara reseptor tetap dalam kondisi inaktif
Mengurangi potensi agonis
Penghambatan yang terjadi dapat diatasi
dengan meningkatkan konsentrasi agonis
Dengan adanya antagonis kompetitif,
kurva dosis-respons agonis akan bergeser
ke kanan, paralel terhadap kurva tanpa agonis
Contohnya: adrenergik vs adrenergik bloker
adrenalin vs propranolol
Departemen Farmakologi & Terapeutik,
Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara.
Antagonis reseptor ireversibel
Kimia Fisiologik
• Agonist
• Antagonist
Perbedaannya:
Antagonis kompetitif tidak memberikan
efek pada kondisi ketidakadaan agonis;
sementara agonis terbalik meniadakan
aktivasi reseptor yang didapati aktif,
pada ketidakadaan agonis
Departemen Farmakologi & Terapeutik,
Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara.
Reseptor cadangan
(Spare receptor)
Diuretik osmotik
Pencahar osmotik
Antasida