Anda di halaman 1dari 86

PENGANTAR OBAT TRADISIONAL

BY MAINAL FURQAN
CLUE
• Tiap – tiap negara punya tradisi pengobatan
tersendiri
• Dikenal beberapa negara pelopor pengobatan
tradisional seperti
Mesir,
Cina,
India,
Amerika Latin,
Indonesia dll
SEJARAH
Irak , ditemukan 8 tanaman obat
dalam kuburan berumur 60.000
tahun (Ephedra sinica)

Babilonia (2100 BC) catatan paling


tua di atas tanah liat tentang
penggunaan tumbuhan untuk obat

Mesir (1550 BC) Papyrus Ebers


Catatan penggunaan tumbuhan dan
hewan untuk pengobatan

Dioscorides (78 AD) menulis Materia


Medica tentang penggunaan 600
tumbuhan obat seperti Aloe,
Belladonna, Ergot, Opium
PENGEMBANGAN OBAT
Sbl era sitesis (40 thn) Sehat : suatu keadaan fisik, mental, sosial Kemajuan riset, puluhan
obat dan pengobatan tanpa gangguan atau penyakit (QOL)  atau ratusan bhn aktif
berasal daari alam (tbh2an, kebutuhan yang paling fundamanetal bagi diekstraksi dari MO, tubhn,
hewan, M. organisme manusia (tidak bisa ditawar-tawar) dan hewan

Sbn smp sekarang Agar tetap dalam kondisi itu atau jika ada Mendorong par aahli
(digoksin, kuinin, gangguan/penyakit, manusia berupaya kimia mensistesis
reserpin) memelihara.mengobati (mencari obat atau seny. Yg sama atau
bahan kimia dari berbagai sumber anlognya

A. SUMBER KUNO (ANCIENT SOURCES)


Disebabkan:
Masyarakat kuno Pengobatan: brsl dari
• Roh jahat • Bhn aktif dlm sumber
Bhn yg kotor dan berbau
(Evil Spirit) (refugant odor) sedikit

• Syetan (devil) • Rendahnya perhatian utk


SAKIT memperoleh bhn kimiadr
• Urin, Fese tubhn tersterial ( 10% yg
• Tumbuhan berbau baru diinvestigasi), flora
sgt tajam (stinking dan fauna lautan yg
Dasar Pengobatan sec plants) potensial sbg bhn obat
pengobatan mistis dgn jimat
mengg. Obat yg (amolets) dan
pesona atau dgn Progress sains medik PARACELSUS (1943-1951): Bapak
berasal dr tbhn
dan hewan pd mengusir syetan farmakokimia dan iatrokimia (school
(exorcisms), dan keyakinan of medicine di abad 17: berdasarkan
masy. kkuno
ceremonial dances) teori: semua fenomena hidup dan
(purbakala) Signature doctrine penyakit dilandasi chemical action

Modern medicine: Tuhan tlh memberii


Petunjuk bahwa bhn obat tersedia dan
mencukupi utk mengobati penyakit
potensi IndonesIa

 Number 2 in the world


 40.000 jenis tumbuhan
 10.000 nya ditenggarai berkhasiat
OPIUM
Aloe

L'aloès a des feuilles épineuses


qui produisent des substances
très utilisées en médecine
UU NO.36 TAHUN 2009 TENTANG
KESEHATAN

• PASAL 1 ayat (16)  Pelayanan Kesehatan


Tradisional adalah pengobatan dan/atau
perawatan dengan cara dan obat yang
mengacu pengalaman dan ketrampilan turun
temurun secara empiris yang dapat
dipertanggungjawabkan dan diterapkan sesuai
norma yang berlaku di masyarakat.
lanjutan
• Pasal 46 untuk mewujudkan serajat
kesehatan yang setingitingginya bagi masy,
diselenggarakan upaya kes yang terpadu dan
menyeluruh dlm bentuk upaya kes
perseorangan dan upaya kese masy.
• Pasal 48 17 Upaya Kesehatan
butir b. Pelayanan kesehatan tradisional.
• Pasal 59 Mengklasifikasikan Yankestrad
Pasal 61 ayat (1)  Masy diberi kesempatan
yang seluas-luasnya untuk mengembangkan,
meningkatkan dan menggunakan yankestrad
yang dapat dipertanggungjawabkan manfaat
dan keamanannya.
(2) Pemerintah mengatur dan mengawasi
yankestrad sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dengan didasarkan pada keamanan,
kepentingan, dan perlindungan masyarakat.

SP3T
SENTRA PENGEMBANGAN DAN PENERAPAN PENGOBATAN
TRADISIONAL (SENTRA P3T) KEPMENKES NO. 0584 TAHUN 1995

ADALAH WADAH UNTUK PENAPISAN MELALUI


PENGKAJIAN/PENELITIAN/PENGUJIAN, PENDIDIKAN-
PELATIHAN, DAN PELAYANAN PENGOBATAN
TRADISIONAL SEBELUM PELAYANAN TERSEBUT
DITERAPKAN SECARA LUAS DI MASYARAKAT ATAU
DIINTEGRASIKAN KE DALAM JARINGAN PELAYANAN
KESEHATAN.

11 11
Tumbuhan Obat Indonesia

• Jacobus Bontius (1592-1631) > Khasiat 60 tumbuhan :


“De Indiae utriusquere naturali et medica”
• H.A van Rheede tot Draakestein (1637-1691)
Hortus Indicus Malabaricus
Seno Sastroamidjoyo (1948) Obat Asli Indonesia
Materia Medika Indonesia
Monografi Ekstrak Tumbuhan Obat Indonesia
Farmakope Indonesia edisi Herbal
BERDASARKAN PENGGUNAAN DAN PENGAKUAN OBAT
TRADISIONAL PADA SISTEM PELAYANAN KESEHATAN,
MENURUT WHO ADA 3 SISTEM YANG DIANUT OLEH
NEGARA-NEGARA DI DUNIA:

SISTEM INTEGRATIF
SISTEM INCLUSIVE
SISTEM TOLERAN
• Sistem integratif dimaksudkan bahwa pengobatan tradisional secara
resmi telah diakui dan telah digabungkan secara utuh ke dalam
sistem kesehatan masyarakat, mencakup kebijakan nasional,
regulasi, penerapan pada semua tingkat pelayanan kesehatan,
asuransi kesehatan, pendidikan dan penelitian.

• Sistem inklusif yaitu pengobatan tradisional hanya diakui


sebagian secara formal dan dimanfaatkan pada bagian-bagian
tertentu saja dalam sistem kesehatan masyarakat.

• Sedangkan sistem toleran adalah bahwa sistem kesehatan


masyarakat berdasarkan pada kedokteran modern tetapi
praktek pengobatan tradisional tidak dilarang oleh undang-
undang
• RRC : INTEGRASI TCM DALAM MAINSTREAM YANKES
KONSTITUSI RRC MEMUAT TCM
UJI KLINIK TCM DI 40 RS

• JEPANG ; NEGARA MAJU YG MEMANFAATKAN OT DALAM


MAINSTRAEM YANKES
140 OBAT HERBAL DLM LIST OBAT ASKES
DOKTER MENGGUNAKAN OBAT HERBAL

• KOREA : UU KESEHATAN NASIONAL 1952 MENGAMANATKAN


OBAT TRADISIONAL
SEJAK 1967 OBAT TRADISIONAL MASUK LIST ASKES

• ASEAN : HARMONISASI REGULASI OBAT TRADISIONAL

• USA ; DIETARY SUPPLEMENT DIATUR DALAM DIETARY


SUPPLEMENT HEALTH AND EDUCATION ACT (DSHEA)

• UNI EROPA: ASSESMENT OT MELALUI FARMAKOPE EROPA DAN


EMEA DI LONDON
Pengobatan Tradisional
• Pengobatan tradisional adalah pengobatan
dan/atau perawatan dengan cara, obat
dan pengobatnya yang mengacu kepada
pengalaman, ketrampilan turun-temurun,
dan/atau pendidikan/pelatihan, dan
diterapkan sesuai dengan norma yang
berlaku dalam masyarakat (Kepmenkes
No. 1076/Menkes/SK/VII/2003)
Pengobatan Tradisional
• Lebih mengandalkan pada sifat turun temurun
• Dasar keilmuan dari yang rasional sampai dengan
yang tidak rasional
• Mekanisme kerja tidak selalu jelas, sehingga sulit
membuktikan keberulangan hasil terapi
• Belum semua jenis pengobatan tradisional memiliki
bukti atas mutu, keamanan, kemanfaatan, dan
keberulangan hasil terapi
• Pendekatan lebih holistik
KLASIFIKASI BATTRA
(Pasal 59 ayat 1 UU 36/2009)

Dikelompokkan berdasarkan metode


yang dominan digunakan

RAMUAN KETERAMPILAN

MANUAL ALAT/TEKNOLOGI MENTAL/O.FIK

Battra Battra Battra


Battra
pijat urut, reiki, qigong,
akupunktur, kebatinan,
Jamu, Gurah, shiatsu,
Aromaterapi, battra bekam, tenaga dalam,
patah
SPA terapi, tulang, Pnta-kecantikan paranormal,
Sinshe, refleksi, Hipnoteraphi
Api/sengat terapi akupressur
18
Pengobat Tradisional
• Ketrampilan
• Ramuan
• Pendekatan Agama
• Supranatural
Pengobat Tradisional Ketrampilan
• Pengobat tradisional pijat urut, patah tulang, sunat,
dukun bayi, refleksi, akupresuris, akupunkturis,
chiropractor dan pengobat tradisional lainnya yang
metodanya sejenis.

• Pengobat tradisional ramuan terdiri dari pengobat


tradisional Indonesia (jamu), gurah, tabib, shinshe,
homoephaty, aromatherapist dan pengobat
tradisional lainnya yang metodenya sejenis.
• Pengobat tradisional pendekatan agama terdiri
dari pengobat tradisional dengan pendekatan
agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu dan Budha.

• Pengobat tradisional supranatural terdiri dari


pengobat tradisional tenaga dalam (prana),
paranormal, reiky master, qigong, dukun
kebatinan dan pengobat tradisional lainnya yang
metodenya sejenis.
Kriteria/Persyaratan Pengobatan Tradisional

• Tidak membahayakan jiwa atau melanggar


susila dan kaidah agama
• Aman dan bermanfaat bagi kesehatan
• Tidak bertentangan dengan upaya
peningkatan derajat kesehatan masyarakat
• Tidak bertentangan dengan norma dan nilai
yang hidup dalam masyarakat
Kriteria Obat Tradisional (WHO)
• Telah digunakan secara turun-temurun
selama 3 generasi
• Aman
• Bermanfaat
Obat Tradisional (WHO)
Obat tradisional adalah obat asli di suatu
negara yang digunakan secara turun temurun di
negara lain ataupun di negara asalnya.

Obat asli adalah suatu obat bahan alam yang


ramuannya, cara pembuatan, pembuktian
khasiat dan keamanan serta cara
penggunaannya berdasarkan pengetahuan
tradisional penduduk asli setempat.
Obat Bahan Alam
• Obat Bahan Alam (OBA) adalah semua obat
yang dibuat dari bahan alam yang dalam
proses pembuatannya belum sampai pada
isolat murni maupun hasil pengembangan dari
isolat tersebut. Obat bahan alam dapat
merupakan hasil penemuan baru sama sekali,
obat asli dan obat tradisional serta hasil
pengembangan dari obat asli/obat tradisional
tersebut.
Jamu, Obat Herbal Terstandar
dan Fitofarmaka
• Berdasarkan cara pembuatan serta jenis klaim
penggunaan dan tingkat pembuktian khasiat,
Obat Bahan Alam Indonesia dikelompokkan
menjadi:
– Jamu
– Obat Herbal Terstandar
– Fitofarmaka
JAMU
• Jamu
– Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan
– Klaim khasiat dibuktikan berdasarkan data empiris
– Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku
Obat Herbal Terstandar
• Aman sesuai dengan persyaratan yang
ditetapkan
• Klaim khasiat dibuktikan secara ilmiah/pra
klinik
• Telah dilakukan standarisasi terhadap bahan
baku yang digunakan dalam produk jadi
Fitofarmaka
• Aman sesuai dengan persyaratan yang
ditetapkan
• Klaim khasiat harus dibuktikan berdasarkan uji
klinik
• Telah dilakukan standarisasi terhadap bahan
baku yang digunakan dalam produk jadi
• Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku
Pengembangan Obat Tradisional
EVALUASI PRAKLINIK
(UNTUK YAKINKAN EFEKTIVITAS DAN KEAMANAN

Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4

Aman dan Efektif Aman tapi tidak efektif Tidak aman tapi Tidak aman
efektif dan tidak efektif

Diijinkan untuk Diijinkan untuk Tidak diijinkan Dilarang untuk


Distribusi dan distribusi tapi tanpa untuk distribusi, menunggu hasil distribusi
Labelisasi dari BPOM suatu klaim efek terapi penelitian dan pengembangan
(health claim) lebih lanjut

PROSES FORMULASI PROSES PENEMUAN DAN PENGEMBANGAN


STANDARDISASI BAHAN BAKU OBAT BARU DENGAN ISOLASI
SENYAWA BIOAKTIF
EVALUASI KLINIK EVALUASI KLINIK EVALUASI KLINIK
EFEKTIF EFEKTIF EFEKTIF
PENGGUNAAN DALAM
SISTEM PELAYANAN BAHAN BAKU OBAT/
FARMASI BARU 30
KESEHATAN Kardono, 04
ALUR PERKEMBANGAN YANKES TRADKOM
GLOBALISASI
INTEGRASI
YANKES

BARAT TIMUR (NON


(KONVENSIONAL) KONVENSIONAL)

EVIDENCE BASED EVIDENCE BASED BUKTI EMPIRIS


HILIR HULU
WESTERN/MODERN KESTRAD TERUJI KESTRAD
DOKTER DOKTER Plus
(Fas Kes) (Fas Kes)

MASYARAKAT MASYARAKAT
-UKBM -UKBM
-BATTRA PENAPISAN -BATTRA
- KAJI
- LIT
- UJI

SENTRA P3T
31
Pengembangan Obat
Tradisional
PEMBUKTIAN EMPIRIS
TURUN TEMURUN JAMU
(PEMILIHAN SIMPLISIA)
SWA
PENGOBATAN

OBAT TRADISIONAL,
UJI PRA - KLINIK SEDIAAN ESKTRAK
SIMPLISIA TELAH ALAM
TERSTANDARISASI

YANKES FORMAL

UJI KLINIK FITOFARMAKA


R/ Praktek
Dokter PASIEN
Perorangan

INFORMASI

DAFTAR
OBAT
FITOFARMAKA ESSENSIAL PUSKESMAS
NASIONAL
(DOEN)
PENILAIAN
PANITIA
DOEN

FORMULARIUM
RUMAH SAKIT
RUMAH SAKIT
(FRS)
PENILAIAN
KOMITE FARMASI & TERAPI
(KFT)
Tumbuhan
11,1%
Sint-parsial
9,5%
Sintesis 48,9%
Mineral 9,1%

Hewan 8,7%
Vaksin 4,3%
Sera 2,0%

Mikroba
6,4%

Persentase distribusi sumber Obat rekomendasi WHO


Clue

- Penggunaan empiris
- Buatan sendiri, industri
rumah,
- Bentuk: tunggal atau
campuran (ramuan)
9000 senyawa
Uji kimia pertama

Skrining (penapisan) farmakologi

Uji toksikologi akut


2500

Studi dan uji farmakologi yg lebih luas

50
Uji toksikologi kronik dilanjutkan dgn
Penelitian klinik

Gambar: Pengembangan obat baru: dari 9000 sebyawa kimia


Yg diselidiki hanya 1 yang dapat digunakan dalam terapi stl
Melalui beberapa penapisan
terminologi
OBAT TRADISIONAL
Obat yg berasal dari bahan tumbuhan, hewan,
mineral atau dan sediaan galeniknya atau
campuran dari bahan bahan tsb yg blm memp
data klinis dan dipergunakan dlm usaha pengob
berdasarkan pengalaman (Sirait, 1983).
Trend OT
Karena

 Aspek medik meluas di seluruh dunia


 Aspek ekonomi sebagai added value
PENGOLAHAN DAN PENGUNAAN
OBAT TRADISIONAL
CARA PENYIAPAN SIMPLISIA
• PENGERTIAN SIMPLISIA, adalah bahan alamiah yang
dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami
pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan
lain, berupa bahan yang telah dikeringkan

• BAHAN ALAMIAH :
1. BAHAN NABATI, FLORA, TUMBUHAN
2. BAHAN HEWANI, FAUNA
3. BAHAN PELIKAN, MINERAL
Simplisia

Simplisia adalah bahan


alamiah yang
dipergunakan sebagai
obat yang belum
mengalami pengolahan
apapun juga dan kecuali
dikatakan lain simplisia
merupakan bahan yang
telah dikeringkan.
Simplisia Nabati

Simplisia nabati adalah simplisia yang


berupa tanaman utuh, bagian
tanaman, atau eksudat tanaman. Yang
dimaksud dengan eksudat tanaman
ialah isi sel yang secara spontan keluar
dari tanaman atau yang dengan cara
tertentu dikeluarkan dari selnya, atau
zat-zat nabati lainnya yang dengan
cara tertentu dipisahkan dari
tanamannya.
Pembuatan Simplisia
• Bahan baku

• Dasar pembuatan

• Proses pembuatan
Bahan Baku

– Tumbuhan liar

– Tanaman budidaya (GAP)

– Tanaman Pekarangan (TOGA)


Tumbuhan liar
*Umur yang dipanen
berbeda-beda > zat
aktif berbeda
*Jenis tumbuhan yang
dipanen sering
kurang
diperhatikan/keliru
*Lingkungan tempat
tumbuh tidak sama
Tanaman Budidaya

Jenis tanaman diketahui


dengan jelas
Umur panen tanaman dapat
ditetapkan
Lingkungan dapat diatur

Good Agricultural Practice


(GAP)
Tanaman Obat Keluarga (TOGA)
Dasar Pembuatan
• Pengeringan
• Fermentasi
• Perlakuan khusus
Pengeringan Simplisia
Fermentasi Cokelat
Perlakuan khusus (Gambir)
Tahapan Pembuatan
• Pengumpulan bahan baku
– Faktor yang mempengaruhi
• Bagian tanaman yang digunakan
• Umur dan waktu panen
• Lingkungan tempat tumbuh
Panen
• Bunga > sebelum mekar
• Buah > matang fisiologis
• Biji > buah masak
• Daun > proses fotosintesis sempurna
• Kulit batang dan kayu > cukup umur
• Rimpang > proses vegetatif berhenti
Bunga
Panen daun
Pegagan (Centella asiatica)
Buah Makasar /Malua
Biji pala
Kulit Manis
Kulit kina
Akar
Rimpang
Pasca Panen
• Sortasi basah
• Pencucian
• Perajangan
• Pengeringan
• Sortasi kering
• Pengepakan dan penyimpanan
• Pemeriksaan mutu
Macam Sediaan Herbal
• Infus > 15 menit, penangas air
• Dekok > 30 menit, penangas air
• Teh > 5-10 menit diseduh
• Sirup > gula 64-66%
• Tingtur > maserasi atau perkolasi
• Ekstrak > cair, kental, kering
Sediaan Obat Tradisional
Infus > 15 menit, penangas air
Dekok > 30 menit, penangas air
SIRUP
Tingtur
Aloe (Lidah buaya)
Definisi-definisi
Metabolit Primer vs Metabolit Sekunder
a. Metabolit Primer : metabolit yang secara langsung terlibat
dalam pertumbuhan, perkembangan dan reproduksi normal.
Metabolit primer adalah senyawa penyusun utama dalam
tubuh. (Manitto) Misal karbohidrat, protein, lemak.

b. Metabolit Sekunder : senyawa organik yang tidak terlibat


langsung dalam pertumbuhan , perkembangan, atau reproduksi
normal organisme.
Atau metabolit yang dihasilkan tidak dari proses yang
terpenting bagi eksistensi suatu organisme (Manitto). Misal
terpenoid, alkaloid, flavonoid.
METODE EKSTRAKSI
Pelarut  1. Pelarut polar : Air
2. Pelarut semipolar : etil asetat, aseton,
kloroform.
3. Pelarut nonpolar : n heksan, ether
4. Pelarut polar dan nonpolar : metanol,
etanol, asam asetat
Metode Ekstraksi dengan cara pemanasan yakni :
1. Dekoktum  pelarut air dengan suhu 90-95oC
selama 30 menit.
2. Infusum  pelarut air dengan suhu 90-95o C selama
15 menit.
3. Refluks  metode ekstraksi panas dengan
teknik penyulingan (destilasi), bahan simplisia
direndam dalam sulven air, langsung di panasi.
4. Soxhletasi  hampir sama dengan refluks,
hanya suhunya lebih rendah
5. Coque  simplisia di rebus langsung dengan
solven air. Air rebusan lansung digunakan atau
air dan ampasnya langsung digunakan.
6. Seduhan  simplisia direndam dgn air
mendidih, selama 5-10 menit spt teh celup.
Metode ekstraksi dingin  Untuk bahan
simplisia yang mudah rusak oleh pemanasan.
1. Maserasi  merendam dengan pelarut
dalam waktu 24-48 jam, selanjutnya di
saring. Filtrat di pekatkan dengan rotafavor ,
shg diperoleh ekstrak kental.
2. Perkolasi  proses ekstraksi dingin dengan
mengalirkan pelarut secara kontinyu dalam
waktu tertentu. Selanjutnya diuapkan dgn
rotafavor.
JENIS EKSTRAK
1. Ekstrak air  menggunakan pelarut air,
ekstrak dapat langsung digunakan atau di
pekatkan/ dikeringkan.
2. Ekstrak kental  mellaui proses pemekatan
dengan rotafavor.
3. Ekstrak kering  dari proses pemekatan
dilanjutkan dengan pengeringan. Dapat
menggunakan bahan tambahan seperti
laktosa, aerosil, atau menggunakan metode
kering beku (susu bubuk).
Road Map for Development of New Drug from Plants
Dalam pengembangan obat dari tumbuhan, berikut ini
langkah-langkah yang digunakan:
1. Memilih tumbuhan
2. Skrining aktivitas farmakologis
3. Menyiapkan ekstrak yang mengandung senyawa aktif
4. Pemisahan senyawa aktif dari ekstrak tumbuhan
5. Isolasi senyawa aktif
6. Elusidasi struktur senyawa aktif
7. Uji toksikologis senyawa aktif
8. Lakukan pengujian klinis (Clinical Trial) dari senyawa aktif
9. Sintesis dari senyawa aktif
10. Modifikasi struktur kimia dari senyawa aktif
11. Kultivasi dan seleksi galur tumbuhan yang banyak
menghasilkan senyawa aktif
1. Memilih tumbuhan
Hal pertama dalam pengembangan tumbuhan obat
adalah memilih tumbuhan.
Prosedur dalam pemilihan suatu tumbuhan sbb:
Pengalaman dari penggunaan obat tradisional / empiris
(Ethnopharmacognosy)
Skrining tumbuhan yang dihubungkan dengan tumbuhan
dari genus yang telah diketahui berguna sebagai obat
(chemotaxonomy)
Skrining tumbuhan untuk kandungan senyawa spesifiknya,
mis: alkaloid, steroid (skrining fitokimia)
Skrining tumbuhan berdasarkan sifat farmakologinya
Pemilihan secara random
2. Skrining Aktivitas
Farmakologis
Beberapa faktor yang dipertimbangkan dalam
merancang suatu program skrining ekstrak simplisia:
1. Selektivitas: uji aktivitas dari ekstrak simplisia yang
akan diuji harus signifikan dan selektif untuk
membatasi jumlah senyawa yang akan dievaluasi .
2. Sensitivitas: sensitivitas yang tinggi diperlukan
untuk mendeteksi senyawa aktif dari suatu ekstrak
simplisia yang mempunyai konsentrasi yang kecil.
3. Spesifisitas: Pengujian yang dilakukan harus
memberikan hasil yang konsisten dan tidak sensitif
terhadap senyawa inaktif yang mungkin mengganggu
4. Metodologi: metode yang dipilih harus simple,
terpercaya, dan diterima.
3. Metode pemisahan preparatif ekstrak
tumbuhan dan isolasi senyawa aktif

Penyiapan ekstrak yang mengandung senyawa aktif


(ekstraksi)  penyiapan pemisahan ekstrak
tumbuhan (fraksinasi) berdasarkan BIOASSAY
isolasi senyawa aktif (fraksi aktifnya yang kemudian
akan diisolasi)
Kenapa kembali ke alam
Belajarlah kepada alam
Sesuai kondisi natural tubuh,alamiah
Melimpah,murah,tak terbatas
Sumber ilmu yang tak habis
Lestar
Efeksamping keci
dl
Yang perlu diperhatikan
Sebaiknya sudah diteliti
secara ilmiah
Ada pengalaman
sebelumnya
Bahan harus asli
Proses yang benar dan
bermutu
SDM kompeten
Produk menarik
TERIMA KASIH
Nama : Pegagan (centella asiatica urban)

Kegunaan :
Melancarkan peredaran darah, meningkatkan stamina,
meningkatkan daya ingat.

Cara Pembuatan :
Daun pegagan kering diambil 5-10 gr, direbus dalam panci
infus pada suhu 900c dengan air 1 liter dijadikan ½ liter.

Cara Penggunaan :
Diminum sehari 3 kali (tidak boleh menginap)

Catatan :
Merebus tidak boleh menggunakan panci aluminium,
sebaiknya menggunakan panci stainless/kuali.
Nama : Sendok-an (plantago mayor L)

Kegunaan :
Melancarkan kencing, untuk batu ginjal, batu kandung empedu

Ramuan :
Daun sendok-an kering diambil 5-10 gr, direbus dengan air 1
liter dijadikan ½ liter.

Cara Merebus :
Direbus dengan suhu 900c selama 15 menit. Merebus tidak
boleh menggunakan panci aluminium, sebaiknya menggunakan
panci stainless/kuali.

Cara penggunaan :
Diminum sehari 3 kali bila kencing terasa nyeri

Catatan :
Pengobatan dihentikan setelah batunya keluar dan nyerinya
hilang.
Nama : Tempuyung (sonchus arvensis)
Kegunaan :
 Pengobatan batu empedu dan batu saluran kencing (diueretik
/ prostat )
Ramuan :
 Daun tempuyung 10-20 gr
 Air 100 ml
Cara Pembuatan :
 Daun tempuyung diserbuk, serbuk daun tempuyung sirebus
dalam panci infus pada suhu 900c (setelah banyak
mengeluarkan uap) selama 15 menit, kemudian disaring
dalam keadaan panas.
Cara Penggunaan :
 Diminum sehari 2 kali tiap ½ ramuan
Catatan :
 Pengobatan dihentikan setelah batunya keluar berupa batu,
pasir atau butiran atau pengobatan setelah 3 bulan. Untuk
menghindari terbentuknya batu, pengobatan dilanjutkan
dengan rebusan kumis kucing dengan meniran.
Nama : Daun Dewa (gynura procumbens var macrophylla)
Kegunaan :
Anti radang, pereda demam, penghilang nyeri, pencegah
kanker dan melancarkan bekuan darah.
Cara pembuatan :
Daun dewa kering 7-20 gr direbus dengan air 1 liter dijadikan
½ liter. Dengan suhu 1000c selama 20 menit.
Cara penggunaan :
Diminum sehari 2 kali.
Catatan :
Merebus tidak boleh menggunakan panci aluminium,
sebaiknya menggunakan kuali. Pengobatan sebaiknya
dihentikan kalau rasa mbliyur.

Anda mungkin juga menyukai