Anda di halaman 1dari 39

KAKI DIABETIK

Yuni Andikasari Bintang


130611031

Preseptor:
dr. Maulina Debbyousha, Sp.PD

BAGIAN/SMF ILMU PENYAKIT DALAM


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
MALIKUSSALEH
RSU CUT MEUTIA ACEH UTARA
2019
BAB 1
PENDAHULUAN

Tuberkulosis
(TB) Human
Immunodeficiency
Virus (HIV)

Tuberkulosis (TB) adalah penyakit penanda timbulnya Acquired Immunodeficiency


Syndrome (AIDS) serta penyebab kematian yang utama dari infeksi Human
Immunodeficiency Virus (HIV)/AIDS. Laporan WHO memperkirakan sebanyak 1,2 juta
penderita HIV/ AIDS terjangkitTB baru (insiden) pada tahun 2015
Droplet pasien TB
Tuberkulosis Paru BTA positif Mycobacterium
(TB Paru) tuberculosis

3 2/6/2020
WHO
2002-2020

sekitar satu miliar


manusia terinfeksi
TB

akan bertambah sekitar


2,8 – 5,6 juta setiap tahun
dan 1,1 – 2,2 juta jiwa
meninggal setiap tahun

4 2/6/2020
Data WHO 2017 menunjukkan
Indonesia berada di peringkat
keenam setelah Angola, China,
Congo, Ethiopia dan India

5 2/6/2020
Jumlah Kasus
25000 23774
21606
20000
14139
15000
11771
9516
10000 7139 6895
5674
4459 4011 3874 3738
5000 3210

Jumlah Kasus
6 2/6/2020
Kemenkes RI 2017
Kasus TB Paru di Aceh Utara

7 2/6/2020
8 2/6/2020
DEFINISI HIV/AIDS

AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) dapat


diartikan sebagai kumpulan gejala atau penyakit
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah suatu
yang disebabkan oleh menurunnya kekebalan
retrovirus dengan materi genetik asam ribonukleat
tubuh akibat infeksi oleh virus HIV (Human
(RNA)
Immunodeficiency Virus) yang termasuk family
retroviridae.
EPIDEMIOLOGI

Dari data
Kemenkes RI
Persentase infeksi
2016, pada bulan
Rasio laki-laki HIV tertitnggi
oktober sampai
dengan perempuan dilaporkan pada
desember 2016
2:1 kelompok umur
jumlah infeksi HIV
25-49 tahun (68%)
yang dilaporkan
sebanyak 13,287
Etiologi

Human Immunodeficiency Virus


adalah sejenis Retrovirus RNA

AIDS adalah sejenis virus yang


tergolong Retrovirus yang disebut
Human Immunodeficiency Virus
(HIV)
PATOFISIOLOGI HIV
TATALAKSANA
HAART (Highly Active Antiretroviral Therapy),
golongan dan dosis
Golongan Obat Dosis
Nukleoside Reverse Transcriptase Inhibitor (NsRTI)

 Abakavir (ABC) 300mg 2x/hari atau 400mg 1x/hari


 Didanosin (ddI) 250mg 1x/hari (bb<60kg)
 Lamivudine (3TC) 150mg 2x/hari atau 300mg 1x/hari
 Stavudin (d4T) 40mg 2x/hari (30mg 2x/hari bila bb<60kg)
 Zidovudin (ZDV) 300mg 2x/hari
Nukleotide Reverse Transcriptase Inhibitor (NRTI)

 TDF 300mg 1x/hari


Non-NukleosideReverse Transcriptase Inhibitor
(NNRTI)
 Efavirenz (EFV) 600mg 1x/hari

 Nevirapine (NVP) 200mg 1x/hari untuk 14 hari kemudian 200mg 2x/hari

Protease Inhibitor (PI)


 Indinavir/ritonavir (IDV/r) 800mg/100mg 2x/hari

 Lopinavir/ritonavir (LPV/r) 400mg/100mg 2x/hari

 Nelfinavir (NFV) 1250mg 2x/hari

 Saquinavir/ritonavir (SQV/r) 1000mg/ 100mg 2x/hari atau 1600mg/ 200mg 1x/hari

 Ritonavir (RTV/r) Kapsul 100mg, larutan oral 400mg/5ml


HUBUNGAN TB pada HIV

- HIV/AIDS dan Tuberkulosis (TB), terutama TB paru, saat


ini merupakan masalah kesehatan global.

- TB paru merupakan infeksi oportunistik paling sering


terjadi pada penderita HIV/AIDS di dunia
EPIDEMIOLOGI
1/3 ODHA terinfeksi TB. TB
merupakan IO penyakit terbanyak dan
penyebab kematian utama pada ODHA
40 %, kematian ODHA terkait dengan
TB

3,2 juta koinfeksi TB-HIV terdapat di Asia Selatan &


Tenggara. Diperkirakan dalam 3-5 tahun mendatang, 20-25%
kasus TB pada beberapa negara di Asia Selatan & Tenggara
berhubungan langsung dengan HIV.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
transmisi
-Diagnosis tepat dan
cepat
-Pengobatan tepat dan lengkap
Jumlah kasus TB BTA + -Kondisi kesehatan mendukung
Risiko menjadi TB bila dengan
Faktor lingkungan:
HIV:
-Ventilasi
-5-10% setiap tahun
-Kepadatan
-> 30% lifetime
-Dalam ruangan
Faktor perilaku

HIV (+)
SEMBUH

TERPAJAN INFEKSI TB MATI

10%
Konsentrasi Kuman
Lama Kontak -Keterlambatan diagnosis dan
-Malnutrisi pengobatan
-Penyakit DM, imunosupresan -Tatalaksana tak memadai
-Kondisi kesehatan
PATOGENESIS
Antigen
M. tuberkulosis mikobakteri Sel CD4
Sel T

Limfokin

Kerusakan fungsi
sel t dan makrofag

Kerusakan pada
Deplesi dan
HIV fungsi makrofag
disfungsi sel CD4
dan monosit
M.Tuberkulosis
mempunyai
komponen yaitu LAM
(lipoarabinomannan

M.Tuberkulosis
proliferasi limfosit
T

1. Menghambat peran
antimikroba
TNF, granulocyte- 2. Memicu gejala
LAM  macrophage- CSF,
transkripsi demam
IL-1α, IL-1β, IL- 3. Mengakibatkan
mRNA 6, IL-8 dan IL-10 nekrosis jaringan

LAM tidak
menginduksi seperti
transkripsi limfositokin,
mRNA IFN-γ, IL-2, IL-
3, IL-4
LM (Limpomannan dan
Phosphatidylinositol

demam
penurunan
LAM, LM, PIM menginduksi berat badan,
transkripsi mRNA sitokin nekrosis
jaringan dan
kakeksia

Ada tiga mekanisme yang menyebabkan terjadinya TB pada


penderita HIV, yaitu reaktivasi, adanya infeksi baru yang progresif
serta terinfeksi.
MANIFESTASI KLINIS
DIAGNOSIS
Gambaran
klinisTB
paru

Pemeriksaan Gambaran
Sputum
Tes klinis TB BTA
Mantoux ekstraparu

Foto thoraks
Alur pendiagnosisan TB paru pada ODHA yang berobat jalan, secara ringkas
digambarkan
Tahap Infeksi HIV

Awal (CD4>200/mm3) Akhir


Gambaran TB Paru
(CD4<200/mm3)

Gambaran klinis Biasanya menyerupai TB paru primer Biasanya menyerupai TB paru post-primer

Hasil sputum BTA Biasanya positif Biasanya negative

Gambaran radiologis Biasanya terdapat kavitas, Reaktivasi TB, Biasanya terdapat infiltrat tanpa kavitas, Tipikal
kavitas di puncak primer TB milier/ interstitial

Tb ekstraparu Jarang Umum/ banyak

Mikobaterimia Tidak ada Ada

Tuberculin Positif Negatif

Adenopati hilus/ mediastinum Tidak ada Ada

Efusi pleura Tidak ada Ada


PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan mikroskopis

sputum pasien dan kultur

pemeriksaan radiologi

Histopatologis

kultur sumsum tulang

pembesaran limfonodi atau hati


TATA LAKSANA
Terapi Antiretroviral pada ODHA dengan
koinfeksi TB

Obat ARV lini Pertama/Kedua Paduan Pengobatan ARV pada waktu TB Pilihan obat ARV
didiagnosis

Terapi Antiretroviral pada ODHA dengan


koinfeksi TB
Lini pertama 2NRTI+EFV Teruskan dengan 2 NRTI+EFV

2NRTI+NVP Ganti dengan 2NRTI+EFV atau ganti dengan


2NRTI+LPV/r

Lini kedua 2NRTI+PI Ganti atau teruskan (bila sementara menggunakan)


paduan mengandung LPV/r
Prinsip tatalaksana koinfeksi TB-HIV, berdasarkan rekomendasi dalam guidelines WHO

 Pemberian terapi ARV pada semua pasien HIV dengan TB aktif tanpa melihat nilai
CD4.

 OAT diberikan terlebih dahulu, diiukuti dengan pemberian terapi ARV sesegera
mungkin (dalam 2-8 minggu pemberian OAT)

 Efavirenz (EFV) merupakan golongan NNRTI yang direkomendasikan dalam


pemberian terapi ARV pada pasien dalam terapi OAT. Efavirenz direkomendasikan
karena mempunyai interaksi dengan rifampisin yang lebih ringan dibandingkan
Nevirapin. Mengingat terkadang sulit mendiagnosis TB pada HIV, terapi empiris
sebaiknya diinisiasi pada HIV dimana dicurigai TB sampai semua hasil pemeriksaan TB
(sputum, kultur, dan pemeriksaan lain) lengkap. Setelah didiagnosis atau dicurigai TB
aktif, OAT harus diberikan segera. Directly Observed Treatment Short-course
(DOTS) direkomendasikan pada semua pasien TB-HIV. Semua pasien yang mendapat
INH harus mendapatkan suplementasi piridoksin/vitamin B6 25-50 mg/kgBB/hari
untuk mencegah neuropati perifer.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai