Kmenristek Dikti
KOMPETENSI
PT. FARMASI
(Pendidikan & Pengajaran)
PRAKTIK KEFARMASIAN
(KOMPETENSI & KEWENANGAN)
FASILITAS PEMBUATAN,
INDUSTRI PENGELOLAAN, &
Farmasi PENGEMBANGAN
Regulasi:
SURAT IZIN INDUSTRI
& SIPA Untuk Produksi;
QC & QA
FASILITAS
FASILITAS PENGELOLAAN
Regulasi:
KEFARMASIAN DISTRIBUSI SURAT IZIN PBF &
SIPA
Farmasi
Regulasi:
SURAT IZIN (Apotek-
Klinik-RS- Puskesmas)
& SIPA
FASILITAS
PENGELOLAAN &
PELAYANAN PELAYANAN
Farmasi Isa.63.kota@gmail.com
KINERJA IAI DI BIDANG ETIK & DISIPLIN
MAKSUD
( VISI-MISI )
IKATAN APOTEKER INDONESIA
MEWUJUDKAN
APOTEKER YANG
Maksud IAI:
PROFESIONAL
MEDAI mewujudkan apoteker yang profesional, sehingga mampu
meningkatkan kualitas hidup sehat bagi setiap manusia
PENGURUS
(Visi)
Tugas pokok IAI:
Mempersatukan, memberdayakan, melindungi, membina,
DEWAS dan mengayomi seluruh anggota Ikatan
Sehingga mampu:
Meningkatkan
Kualitas Hidup
Sehat bagi Setiap
Manusia
TAHAPAN KERJA MEDAI
MEWUJUDKAN APOTEKER PROFESIONAL
BUKU KODE ETIK APOTEKER INDONESIA (KEAI) BUKU PEDOMAN DISIPLIN APOTEKER INDONESIA (PDAI)
15 Pasal 22 Butir
KOMPONEN KEAI
KODE ETIK APOTEKER INDONESIA (KEAI)
• Terdiri atas:
• Mukadimah dengan 3 Pedoman Pelaksanaan
• 5 BAB dengan 15 Pasal dan 44 Pedoman
Pelaksanaan
– BAB I, 8 Pasal;
– BAB II, 1 Pasal;
– BAB III, 3 Pasal;
– BAB IV, 2 Pasal, dan
– BAB V, 1 Pasal
• Pedoman Penilaian Pelanggaran Etik Apoteker
• Tata Laksana Penanganan Pelanggaran Etik Apoteker
KODE ETIK APOTEKER
NILAI PENGETAHUN & KETERAMPILAN KETIKA PRAKTIK
• Setiap Apoteker harus selalu aktif mengikuti
perkembangan di bidang kesehatan pada umumnya
dan bidang farmasi pada khususnya (Ps. 4 KEAI)
• Seorang Apoteker harus menjadi sumber informasi
sesuai dengan profesinya (Ps. 7 KEAI)
• Seorang Apoteker harus aktif mengikuti perkembangan
peraturan perundangan-undangan di bidang kesehatan
pada umumnya dan di bidang farmasi khususnya (Ps. 8
KEAI)
KODE ETIK APOTEKER
NILAI SIKAP (perilaku) KETIKA PRAKTIK
• Setiap Apoteker harus menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah Apoteker
(Ps. 1 KEAI)
• Setiap Apoteker harus berusaha sungguh-sungguh menghayati dan mengamalkan KEAI (Ps .2
KEAI)
• Setiap Apoteker harus senantiasa menjalankan profesinya sesuai Standar Kompetensi Apoteker Indonesia
serta selalu mengutamakan dan berpegang teguh pada prinsip kemanusiaan dalam menjalankan
kewajibannya (Ps. 3 KEAI)
• Di dalam menjalankan tugasnya setiap Apoteker harus menjauhkan diri dari usaha mencari
keuntungan diri semata yang bertentangan dengan martabat dan tradisi luhur jabatan
kefarmasian (Ps. 5 KEAI)
• Seorang Apoteker harus berbudi luhur dan menjadi contoh yang baik bagi orang lain (Ps. 6 KEAI)
• Sesama Apoteker harus selalu saling mengingatkan dan saling menasehati untuk
mematuhi ketentuan-ketentuan kode etik (Ps. 11 KEAI)
• Seorang Apoteker hendaknya menjauhkan diri dari tindakan atau perbuatan yang
dapat mengakibatkan berkurangnya atau hilangnya kepercayaan masyarakat
kepada sejawat petugas kesehatan lain (Ps. 14 KEAI)
• Sesama Apoteker harus selalu saling mengingatkan dan saling menasehati untuk
mematuhi ketentuan-ketentuan kode etik (Ps. 11 KEAI)
• Seorang Apoteker hendaknya menjauhkan diri dari tindakan atau perbuatan yang
dapat mengakibatkan berkurangnya atau hilangnya kepercayaan masyarakat
kepada sejawat petugas kesehatan lain (Ps. 14 KEAI)
Yang terhormat,
……………………………………………………..
di-
………………………………………..
Bersama ini kami sampaikan dengan hormat pengaduan pelanggaran disiplin Apoteker untuk mendapatkan perhatian dan penanganan sesuai
ketentuan yang berlaku. Yang melaporkan dengan data sebagai bberikut:
Nama Lengkap : …………………………………………………………………………
Tempat, tanggal lahir : …………………………………………………………………………
Jenis Kelamin : …………………………………………………………………………
Alamat Rumah : …………………………………………………………………………
Telp. ………………………………….
Alamat Kantor : …………………………………………………………………………
Telp./fax. …………………………..
Nomor HP : …………………………………………………………………………
e-mail : …………………………………………………………………………………………
Pelapor/Pengadu
tanda tangan
( Nama Terang )
Tembusan, Yth:
1. Pengurus Daerah IAI……….
2. ….
…………………….. PENERIMAAN
BERKAS PENGADUAN
Disusun oleh: Diperiksa oleh: Disetujui oleh: Mengganti nomor:
Staf Sekretariat Sekretaris Ketua MEDAI Daerah
NAMA PENGADU
JABATAN / INSTANSI
No. KTA IAI
ALAMAT
APOTEKER YANG DIADUKAN
JABATAN / INSTANSI
KESIMPULAN
PERMASALAHAN
NO CATATAN PENERIMA SEMENTARA
YANG DILAPORKAN
MS TMS TB
1 LOKASI KEJADIAN:
2 PERISTIWA YANG DIALAMI:
3 INFORMASI TERKAIT 1.
PENGADUAN MENURUT
PENGADU:
4 HARAPAN / YANG
DIINGINKAN / TUNTUTAN
PENGADU:
5 DOKUMEN / BUKTI YANG 1.
DISERAHKAN:
6 DUGAAN SEMENTARA
PEDOMAN DISIPLIN
DAN/ATAU KODE ETIK
CONTOH KASUS PRAKTIK KEFARMASIAN
PELAYANAN RESEP DI RS
• R/ Novorapid insulin No.1
S 3dd 10IU
• R/ Lantus No. 1
S 1dd 10IU
DISIPLIN APOTEKER:
Butir 1: Melakukan praktik kefarmasian dengan tidak kompeten
Butir 2: Membiarkan berlangsungnya praktik kefarmasian yang menjadi tanggungjawabnya,
tanpa kehadirannya, ataupun tanpa Apoteker pengganti dan/atau Apoteker
pendamping yang sah (Apoteker ber-SIPA)
Butir 3: Mendelegasikan pekerjaan kepada tenaga kesehatan tertentu dan/atau tenaga-tenaga
lainnya yang tidak memiliki kompetensi untuk melaksanakan pekerjaan tersebut
Butir 6: Tidak membuat dan/atau tidak melaksanakan SPO sebagai Pedoman Kerja bagi
seluruh personil di sarana pekerjaan/pelayanan kefarmasian, sesuai dengan
kewenangannya
Butir 12:Dalam penatalaksanaan praktik kefarmasian, melakukan yang seharusnya tidak
dilakukan atau tidak melakukan yang seharusnya dilakukan, sesuai dengan tanggung
jawab profesionalnya, tanpa alasan pembenar yang sah, sehingga dapat
membahayakan pasien
PER-UU:
Penyerahan dan pelayanan obat berdasarkan resep dokter dilaksanakan oleh Apoteker:
• Ps. 21 Ay. (2), PP 51 Thn. 2009
• Ps. 21 Ay. (1), PMK 9 Thn. 2017
• BAB III Bag. A Lamp. PMK 72 Thn. 2016
CONTOH KASUS PRAKTIK KEFARMASIAN
PERSEDIAAN OBAT RACIKAN DI APOTEK
• Petugas Kepolisian menemukan persediaan
racikan kosmetika mengandung obat dalam almari
pendingin Apotek
DISIPLIN APOTEKER:
Butir 7: Memberikan sediaan farmasi yang tidak terjamin mutu, keamanan, dan
khasiat/manfaat kepada pasien
Butir 12:Dalam penatalaksanaan praktik kefarmasian, melakukan yang seharusnya tidak
dilakukan atau tidak melakukan yang seharusnya dilakukan, sesuai dengan tanggung
jawab profesionalnya, tanpa alasan pembenar yang sah, sehingga dapat
membahayakan pasien
PER-UU:
Ada potensi melanggar:
• Ps. 196, UU 36 Thn. 2009 dan Ps. 74, PP 72 Thn. 1998: “……dengan sengaja memproduksi
atau mengedarkan sediaan farmasi dan/atau alkes yang tidak memenuhi standar
dan/atau persyaratan keamanan, khasiat atau kemanfaatan, dan mutu”
• Ps. 197, UU 36 Thn. 2009 dan Ps. 75 (b) PP 72 Thn. 1998: “……dengan sengaja memproduksi
atau mengedarkan sediaan farmasi dan/atau alkes yang tidak memiliki izin edar”
CONTOH KASUS PRAKTIK KEFARMASIAN
• Apotek A menerima selembar resep dengan 3 (tiga) R/
(item) obat, salah satu diantaranya adalah Obat
Branded/Paten-X (generiknya: Cefixim). Pada saat
pelayanan diganti oleh Apoteker Apotek A dengan Obat
Branded/Paten-Z (generiknya: Cefixim).
Sewaktu kontrol ulang ke Dokter pasien bercerita bahwa obat antibiotik
yang dikonsumsinya terasa berbeda dari sebelumnya, sambil
menunjukkan sisa obat-obatnya.
MODEL PENANGANAN KASUS
TINJAUAN KASUS DI INTERNAL PC IAI
Temuan kasus : Dari Pasien
Laporan kasus : Pasien dan PC IAI
Hasil investigasi : 1. Apotek A tidak memiliki persediaan Obat
kasus oleh PC Branded/Paten-X
IAI 2. Apoteker Apotek A tidak minta persetujuan
Dokter maupun Pasien
3. Pasien belum ditemukan mengalami
kerugian/akibat buruk dari penggantian obat
tersebut
4. Harga obat Paten-Z lebih murah dari Paten-X
Tindak lanjut : Membuat laporan pengaduan kepada MEDAI
kasus oleh PC Daerah sesuai kemauan pasien
IAI
PENILAIAN PELANGGARAN KODE ETIK & DISIPLIN APOTEKER
Delik kasus : Delik Aduan
Pengadu : Pasien dan PC IAI
KLASIFIKASI PELANGGARAN
Verifikasi
(TIM) 3. Rapat Pembahasan (12 hari kerja) Rapat Pleno (>50% MEDAI)
PD IAI Menetapkan Layak atau tidak layak sidang
Menetapkan Anggota Majelis Sidang (AMS), Jadwal & Tim Penyelidikan
4
MEDAI MAJELIS SIDANG ETIK & DISIPLIN (MSED)
PUSAT Pengadu & Saksi Teradu & saksi
SANKSI /
PUTUSAN MSED REHABILITASI
Kesimpulan & Kep. Sidang 5 Banding/Keberatan (2 mg) 6
(1 Bulan)
Kirim berkas perkara + surat keberatan/banding ke MEDAI
Google Drive: isa.63.kota@gmail.com Pusat (< 1 bln setelah surat keberatan)
LAY OUT PERSIDANGAN MSED
MAJELIS SIDANG ETIK DAN DISIPLIN
( MSED)
Panitera APOTEKER INDONESIA
(Sek. Sidang)
(PENGADU & SAKSI)
SAKASI
& SAKSI
TERADU
PEMBACAAN PUTUSAN
13. SIDANG PUTUSAN DIBUKA 1. SIDANG DIBUKA
7. PEMBELAAN TERADU
ALUR PENILAIAN PELANGGARAN & PENENTUAN SANKSI
ETIK & DISIPLIN APOTEKER INDONESIA
Kriteria Pembuktian: Pelanggaran Tidak Berbobot
REHABILITASI
A. Tidak melanggar per-UU: (Tidak terbukti)
• Melakukan yang tidak (Deminimis non curat lex)
seharusnya dilakukan;
PEMBINAAN
atau
• Tidak melakukan yang 1. Teguran Lisan &
?
seharusnya dilakukan Pelanggaran Tertulis
B. Melanggar per-UU Berbobot
4. Kurang SEDANG:
Terampil Tunda & Cabut > SIPA 1 Th.
5. Sengaja BERAT:
Tunda & Cabut KTA
KATEGORI SANKSI PELANGGARAN ETIK & DISIPLIN
PERINGATAN TERTULIS
HATUR NUHUN