2
Faktor yg mempengaruhi permeabilitas
membran plasenta
• Ketebalan plasenta
• Enzim plasenta
• Kecepatan aliran darah ke plasenta
• Umur plasenta
• Ikatan obat dg protein serum
• Koefisien partisi obat
• Karakteristik pH
• Gradien konsentrasi obat pd ibu –plasenta
• Berat molekul obat
4
EMBRIOGENESIS
5
Patogenesis : obat dpt sbg teratogen pd
waktu ttt slm embriogenesis
6
lanjutan
7
Contoh Pola patogenesis talidomid
Hari Penyimpangan embriogenesis
pemakaian
21-22 Tdk ada telinga luar, paralisis syaraf
kranial
8
Pelajaran tragedi talidomid
9
Mulai 1962-keharusan melakukan uji teratogen
obat terhadap binatang, walaupun binatang
bukan model ideal krn :
• Different genetic make up
• Proses reproduksi yg berbeda
• Alur metabolisme yg berbeda
• Sensivitas yg berbeda
• Perbedaan kebutuhan tubuh
14
• Therapeutic Good Administration Australia (TGA, 2005) mengkategorikan
obat menurut beberapa kelompok. Pengakategorian tersebut antara lain
adalah sebagai berikut :
Kategori A : Obat-obat yang telah konsumsi oleh sejumlah besar wanita hamil
dan wanita usia subur tanpa adanya bukti peningkatan frekuensi cacat lahir
atau efek membahayakan baik langsung maupun tidak langsung pada janin.
15
• Kategori B1 : Obat-obat yang telah dikonsumsi oleh
sejumlah kecil wanita hamil atau wanita usia subur,
tanpa peningkatan frekuensi cacat lahir atau
membahayakan baik langsung maupun tidak
langsung pada janin.
• Tidak ada bukti yang menunjukkan peningkatan
frekuensi gangguan janin pada efek penelitian
dengan binatang coba.
Beberapa obat dalam kategori B1 adalah :
• Simetidin, Famotidin, Ranitidin, Sukralfat (Obat
Maag)
• Sefaklor, Sefotaksim, Seftriakson (Antibiotik, gol
Sefalosforin)
16
• Kategori B2: Obat-obat yang telah dikonsumsi oleh
sejumlah kecil wanita hamil atau wanita usia
subur, tanpa peningkatan frekuensi cacat lahir
atau efek membahayakan baik langsung maupun
tidak langsung pada janin.
• Penelitian pada binatang jumlahnya sangat sedikit,
tetapi dari hasil penelitian yang ada, tidak
menunjukkan peningkatan frekuensi gangguan
janin binatang coba.
Beberapa obat dalam kategori B2 adalah :
• Domperidon, Hiosin, Hiosin Hidrobromida
(Antimuntah)
17
• Kategori B3 : Obat-obat yang telah dikonsumsi oleh
sejumlah kecil wanita hamil atau wanita usia subur, tanpa
peningkatan frekuensi cacat lahir atau efek membahayakan
baik langsung maupun tidak langsung pada janin.
Penelitian pada hewan menunjukkan bukti peningkatan
angka kejadian gangguan janin hewan coba. Pada manusia,
gangguan janin akibat obat kategori ini masih belum dapat
ditentukan.
Beberapa obat dalam kategori B3 adalah :
• Lansoprazol, Omeprazol, Pantoprazol (Obat Maag)
• Loperamid (Obat Diare)• Griseofulvin, Itrakonazol,
Ketokonazol (Antijamur)
• Siprofloksasin, Ofloksasin (Antibiotik, gol Kuinolon)
• Asiklovir, Indinavir, Ritonavir, Valasiklivir (Antivirus)
18
• Kategori C : Obat-obat, karena efek farmakologinya,
menyebabkan atau dicurigai menyebabkan efek berbahaya
pada janin atau bayi baru lahir tanpa menyebabkan cacat
lahir. Efek tersebut mungkin reversibel (dapat kembali
normal).
Beberapa obat dalam kategori C adalah :
• Amlodipin, Diltiazem, Nifedipin, Verapamil (Antihipertensi,
gol Penghambat Kanal Kalsium)
• Dihidroergotamin, Ergotamin, Metisergid (Obat
antimigrain)
• Aspirin (Antinyeri)
• Alprazolam, Bromazepam, Klordiazepoksid, Klobazam,
Diazepam, Lorazepam, Midazolam (Obat anticemas)
• Klorpromazin (Antipsikosis)
• Droperidol, Haloperidol (Antipsikosis)
• Diklofenak, Ibuprofen, Ketoprofen, Ketorolac, Asam
Mefenamat, Piroksikam (Antinyeri)
• Kotrimoksazol (Antibiotik, gol Sulfonamid)
19
• Kategori D : Obat-obat yang menyebabkan, dicurigai
menyebabkan, atau diperkirakan menyebabkan peningkatan
angka kejadian cacat lahir atau kerusakan yang irreversibel
(tidak bisa diperbaiki lagi).
• Obat-obat golongan ini mungkin juga mempunyai efek
farmakologi yang merugikan.
Beberapa obat dalam kategori D adalah :
• Kaptopril (antihipertensi, gol ACE Inhibitor)
• Losartan, Valsartan (antihipertensi, gol Angiotensin II
Reseptor Antagonis)
• Doksisiklin, Minosiklin, Tetrasiklin (antibiotika, gol
Tetrasiklin)
• Amikasin, Gentamisin, Kanamisin, Neomisin (antibiotika,
gol aminoglikosid)
20
• Kategori X : Obat-obat yang berisiko tinggi
menyebabkan kerusakan permanen pada
janin. Obat-obat ini sebaiknya tidak
digunakan pada kehamilan atau keadaan
dimana seorang wanita diperkirakan telah
hamil.
Salah satu obat dalam kategori X adalah :
• Misoprostol (Obat Maag)
21
Teratogen pd Trisemester I
• Antineoplastik
• Amfetamin
• LSD
• Klorpromazin
• Barbiturat
• Fenitoin
• litium
• ACE inhibitor-gangguan ginjal
22
Teratogen pd Trisemester II
23
Teratogen pd saat sebelum melahirkan
24
Faktor yg mempengaruhi sensivitas fetus
thd obat
25
26