Anda di halaman 1dari 45

FARMAKOTERAPI

IBD (Inflammatory Bowel Disease)


DEFENISI
Inflamatory Bowel disease (IBD) meliputi
sekelompok disorders saluran pencernaan
yang menjadi sebuah inflamasi, mungkin
sebagai akibat dari sebuah reaksi kekebalan
tubuh sendiri terhadap jaringan usus.
JENIS – JENIS IBD

• Ulcerative Colitis (UC)  Seperti namanya, ulcerative colitis adalah terbatas pada colon (usus besar).

• Penyakit Crohn (PC)  penyakit Crohn dapat melibatkan semua bagian dari sistem gastrointestinal,
mulai dari mulut sampai ke dubur, tetapi yang paling sering terjadi pada illeum .
Ulcerative Colitis
Penyakit Crohn
EPIDEMOLOGI
• IBD adalah penyakit yang umumnya terjadi
pada usia 10 sampai 30 tahun. Namun,
semakin parah pada usia antara 50 sampai 60
tahun.
• Ada perbedaan ras dan etnis di risiko untuk
mengembangkan IBD. Ras kulit putih
mempunyai resiko yang lebih tinggi dari pada
non kulit putih.
PENYEBAB
Penyebab IBD belum diketahui secara pasti.
Tetapi biasanya disebabkan antara lain:
1. Faktor imunologis
2. Faktor genetik
3. Faktor penginfeksi
4. Lingkungan
 merokok (penyakit crohn`s)
 diet
Gejala Klinis
• Diare
• Nyeri perut
Gastrointestinal • Perdarahan
• Penurunan BB

• arthritis
• ankylosing spondylitis
• sclerosing cholangitis
Ekstraintestinal • uveitis
• iritis
• pyoderma gangrenosum
• erythema nodosum
GAMBARAN KLINIS
Ulcerative Colitis Penyakit Crohn
Proses peradangan dimulai di rektum dan Peradangan dapat melibatkan
meluas ke proksimal secara kontinu  seluruh mukosa saluran cerna dimulai dari
melibatkan seluruh bagian kolon mulut hingga ke anus dengan tiga bentuk
(proctitis, kolitis sisi kiri, atau pancolitis) pola: peradangan, striktur, dan fistula

Lesi di lapisan mukosa dan submukosa usus Lesi di lapisan mukosa, submukosa dan
transmural

Inflamasi hampir tidak pernah terjadi di Inflamasi dapat terjadi di usus halus
daerah usus halus kecuali jika di ileum
terminalis juga terdapat peradangan

Tidak adanya skip area yakni area normal di Lesi bersifat diskontinu sehingga akan
antara daerah lesi ditemukan skip area
GAMBARAN KLINIS
KLINIS Ulcerative Colitis Penyakit Crohn
Diare kronik ++ ++
Hematokhezia ++ +
Nyeri perut + ++
Massa abdomen 0 ++
Fistulasi +/- ++
Stenosis/Striktur + ++
Keterlibatan usus halus +/- ++
Keterlibatan rektum 95% 50%
Ekstra-intestinal + +
Megatoksik kolon + +/-

Keterangan : ++ Sering; +Kadang; +/-Jarang; 0 Tidak ada


Tampilan Penyakit Ulcerative Colitis
KLINIS RINGAN SEDANG BERAT
Pergerakan usus < 4 per hari 4-6 per hari > 6 per hari
Darah pada feses Sedikit Sedang Berat
Demam Tidak ada < 37.5 derjat C > 37.5 derjat C
Takikardi Tidak ada < 90 > 90
Anemia Ringan < 75% ≥ 75%
Nilai sedimen < 30 mm > 30 mm
Gambaran Eritema, penurunan Eritema, granulitas Perdarahan
endoskopis pola vaskular, kasar, vaskularisasi spontan, ulserasi
granulitas baik tidak dijumpai,
tanpa ulserasi

Friedman S, Blumberg RS. Inflammatory Bowel Disease. Dalam: Longi DL, Fauci AS. Harrison’s Gastroenterology and Hepatology 17 th
edition. United States: The McGraw Hills Companies; 2010; 16: 174-95
Kriteria Klinis untuk Penyakit Crohn
Ringan-ke-Sedang Rawat Jalan, tanpa abdominal tenderness, massa yang
nyeri, atau obstruksi

Sedang-ke-Berat Tidak respon terhadap pengobatan untuk stadium ringan-


sedang atau demam yang menonjol, penurunan berat
badan, anemia, nyeri perut, atau mual muntah

Berat-ke-Fulminan Gejala yang persisten dengan kortikosteroid dengan


demam tinggi, kaheksia, atau abses

Remisi Asimtomatik, tanpa inflamasi sequelae, tidak


membutuhkan korikosteroid sistemik

Hanauer SB, Sandborn W. Management of Crohn’s Disease in Adults. The American Journal of Gastroenterology. 2001; 96; 635-43.
PATOGENESIS
GENETIK, KERUSAKAN LANGSUNG, AUTOIMUN,
LINGKUNGAN VIRUS, BAKTERI, PROTEIN, DLL

KASKADE SEL TARGET LIMFOSIT


INFLAMASI

SITOKIN

PROTEASE,
LEUKOTRIN NEUTROFIL
MAKROFAG
ETIOLOGI
• Sitokin yang dilepaskan oleh makrofag, akan
mengubah limfosit menjadi sel T dimana sel T
helper-1 (Th-1) berperan dalam patogenesis
PC dan sel T-helper 2 (Th-2) berperan dalam
KU.
• Respons imun ini akhirnya akan merusak
mukosa saluran cerna dan memicu terjadinya
kaskade proses inflamasi kronik
PRINSIP TERAPI
• Mengobati peradangan aktif IBD dengan cepat hingga
tercapai remisi
1

• Mencegah peradangan berulang dengan


mempertahankan remisi selama mungkin
2

• Mengobati komplikasi spesifik seperti fistula


3
Terapi Ulceratif kolitis
A. Terapi obat-obatan 1.
Simptomatis
• Rehidrasi: oralit, cairan infuse (ringer
laktat, dekstrose 5%, dekstrose dlm NaCl
0,09%)
• Antispasmodik, antikolinergik: papaverin
3x/hari, hiosin n-butil romid (buscopan) 3x1
tablet
• Anti diare: loperamid / difenoksilat. Dpt
mengurangi pengeluaran tinja berlebihan
LANJUTAN
2. Obat-obat spesifik
•a. sulfasalazin
• Senyawa gabungan sulfapiridin & mesalamin/ 5-
aminosalicylic acid (ASA) dlm satu molekul
• Diuraikan oleh bakteri dalam usus
• Mekanisme :
- Sulfapiridin  antibiotika; direabsorpsi dan diekskresi
lewat urin
- Mesalamin  menghambat produksi makrofag,
siklooksigenase, tromboksan sintetase, PAF-sintetase,
interleukin-A ; diekskresi melalui feces
LANJUTAN
•Lanjutan…
• bermanfaat untuk exarcebasi akut ringan & sebagai
pemeliharaan untuk memperlambatan masa remisi. Obat ini
dalam bentuk utuh akan mencapai kolon dimana bakteri akan
memetabolisme menjadi sulfapiridin & 5- aminosalisilat.
• Untuk pengobatan dengan penyakit yang aktif, dosis yang
dianjurkan adalah 0,5 g x 2, kemudian dinaikkan perlahan
sampai 0,5-1 g x 4. Dosis pemeliharaan adalah 1g x 2 .
•b. 5 – aminosalisilat (5-ASA)
• Tersedia dalam bentuk oral (Olsalazin) di mana 2 molekul 5-
ASA disatukan dengan ikatan diazo yang memudahkan
penyampaian obat ke usus. Obat ini digunakan bila terdapat
reaksi hipersensitif terhadap sulfasalazin
LANJUTAN
c. Glukokortikoid
• Bermanfaat untuk menimbulkan remisi pada penyakit
usus sedang - berat dan bisa diberikan bersama
dengan sulfasalazin. Obat yang biasa digunakan
adalah metil predinisolon dan prednisone
d. Agensia immunosupresif
• Azatioprin dan 6-mercaptopurin digunakan pada
penyakit yang tidak responsive terhadap steroid
dan aminosalisilat.
Dosis pemeliharaan 2 - 1,5 mg / kg BB
•B. Suportif
• Diet atau konsumsi nutrisi yg bergizi secara oral atau
parenteral
• edukasi bagi pasien dan keluarga mengenai
penyakitnya

• Operatif
• keadaan yg membuat dilakukan pembedahan:
- kegagalan terapi obat-obatan
- Perforasi
- Perdarahan
- Gejala kronik tidak teratasi
- karsinoma atau resiko terkena karsinoma
TATALAKSANA TERAPI CROHN
A. Umum
• koreksi anemia, malnutrisi, dehidrasi
• diet rendah serat, suplementasi, vitamin, zat besi
B. Farmakologi
1. Tanpa komplikasi
a. Obat anti diare
 dpt digunakan sebagai terapi utama pada penyakit tertentu
dengan exacerbasi ringan berupa symptom-simptom
b. Glukokkortikoid
 prednisosn 20 - 40 mg p.o sekali sehari, bermanfaat pada
exacerbasi akut. Kortikosteroid tidak terbukti
mempertahankan remisi pada penyakit crohn
Lanjutan…

c. Obat immunosupresif
 6-merkaptopurin & Azatioprin mempunyai peranan bila
kortikosteroid tidak berhasil atau dalam usaha
menurunkan kebutuhan kortikosteroid pada penyakit
dengan efek samping yang serius akibat penggunaan
steroid
d. Sulfasalazin
 sulfasalazin tidak efektif untuk mempertahankan remisi
pada penyakit crohn.
e. Metronidazol
 3 X 250 mg / hari, efektifitas sama dengan sulfasalazin dan
bisa bermanfaat pada penyakit yang tidak responsive
terhadap agensia yang lain
LANJUTAN

• f. Menjaga agar status nutrisi cukup


memadai merupakan hal yang penting.
•  sering memerlukan terapi vit B12
parenteral. Pemberian secara spesifik
terhadap kehilangan Ca, Mg, folat, zat besi,
vit D diperlukan. Pada penyakit dengan crohn
usus halus yang luas, bisa terjadi
nephrolitiasis dengan batu oksalat
diberikan terapi diet rendah lemak, rendah
oksalat, dan kaya Ca
Mild Proclitis remission As above or mesalamine
As above or mesalamine enema 2-4 enema 4 g every 1-2 days
g/day or corticosteroid enema
remission Reduce sulfasalazine or
Colitis mesalamine dose up to 2
Sulfasalazine 4-6 g/day or oral g/day
mesalamine 2-4,8 g/day

Moderate
Taper prednisone, then after 1-2
Sulfasalazine 4-6 g/day or oral remission mo reduce sulfasalazine or
mesalamine 3-6 g/day + prednisone mesalamine dose to those listed
40-60 mg/day above

Inadequate or no response Add azathioprine or


Severe mercaptopurine

Hydrocortison iv 100 mg iv every 6-8 remission


h Change to prednisone

No response in 5-7 days


Fulminant Add sulfasalazine or mesalamine
and attemp to withdraw steroid
Cyclosporine iv 4 mg/kg/day after 1-2 mo
remission

Ulcerative Colitis Maintance dose of sulfasalazine


Crohn’s disease
Mild
Heocolonoc or Perianal Small bowel
Colonic Sulfasalazin or oral oral mesalamine 3-
Sulfasalazin 3-6 g/day or mesalamine and or metronidazol 4 g/day or
oral mesalamine 3-4 g/day up to 10-20mg/kg/day metronodazol

Moderate
response Taper prednison
after 2-3 wk
Refrasctory &
As above plus prednisone
fistulizing disease
40-60 mg/day
add infliximab
Add azathioprine,
mercaptopurine, or
Severe
methotrexate

Hydrocortison 100 mg No response in 7 days Cyclosporine iv 4


iv every 6-8 h mg/kg/day

Fulminant
British Society of Gastroenterology
2004
Aktif Ulceratif Kolitis
Mild - Moderate First line therapy Mesalazine oral 2-4 g/hari atau topical 1
g/hari
Balsalazine oral 6,75 g/hari
Intoleran Mesalazine diberikan
Olsalazine oral 1,5-3 g/hari

Second line Prednisolon oral 40 mg/hari


Severe First line Ciclosporin oral 2 mg/kg/hari

Second line Hidrokortison 400 mg/hari iv atau


Methylprednisolon 60 mg/hari
 Jika pasien sudah intoleran terhadap obat maka upaya
yang dilakukan adalah operasi
 Jika pasien mal nutrisi maka perlu diberikan nutrisi
enteral / parenteral
 Jika pasien menderita penyakit sendi DOC Sulfasalazine 2-
4 g/hari
 Sulfasalazine jika dikombinasi dengan 5-ASA akan
meningkatkan efek sampingnya pada ginjal
 Untuk terapi pemeliharaan
First line therapy Mesalazine oral 1-2 g/hari atau topical 1 g/hari
Balsalazine oral 2,5 g/hari
Intoleran Mesalazine diberikan Olsalazine oral 1,5-3
g/hari

Second line Azathioprine 1,5-2,5 mg/kg/hari atau mercaptopurin


0,75-1,5 mg/hari
Crohn`s Disease
Aktif Ileal
Mild Mesalazine oral 4 g/hari
Moderate Prednisolon oral 40 mg/hari
Budesonide oral 9 mg/hari
Severe Hidrokortison 400 mg/hari iv atau Methylprednisolon 60
mg/hari
Jika intoleran kostikosteroid diberikan :
Azathioprine 1,5-2,5 mg/kg/hari atau Mercaptopurine 0,75-
1,25 mg/kg/hari atau
Methotrexate IM 25 mg/minggu atau
Infliximab 5 mg/kg/8 minggu

 Metronidazol 10-20 mg/kg/hari dapat digunakan jika


ada hasil kultur yang jelas
 Perianal
Mild - moderate Metronidazole 400 mg 3 x sehari atau ciprofloxacin 50
0 mg 2 x sehari
Azathioprine 1,5-2,5 mg/kg/hari atau mercaptopurin
0,75-1,5 mg/hari

Severe Infliximab iv 1,5 – 2,5 mg/kg/hari pada 0,2 dan 6


minggu
 Jika pasien sudah intoleran terhadap obat maka upaya yang
dilakukan adalah operasi
 Jika pasien mal nutrisi maka perlu diberikan nutrisi enteral /
parenteral
 Untuk pemeliharaan :
Non farmakologis : Modifikasi gaya hidup dengan stop
merokok
Farmakologis
First line - Mesalazine oral 3-4 g/hari
- Infliximab iv 5-10 mg/kg/8 minggu

Second line - Azathioprine 1,5-2,5 mg/kg/hari atau mercaptopurin


0,75-1,5 mg/hari
- Methotrexate 15-25 mg IM/minggu dan Asam Folat 5
mg/minggu
TERAPI IBD SELAMA KEHAMILAN
• Menurunnya aktivitas penyakit IBD  meningkatkan
fertilitas dan memperbaiki outcome kehamilan
• Mesalamine dan glukokortikoid merupakan obat
kategori B yang aman digunakan pada kehamilan
• Metotreksat dikontraindikasikan pada pasien hamil
• Penggunaan immunosupresan tiopurin masih
menjadi kontroversi. Belum ada RCT penggunaan
obat ini pada kehamilan, namun tidak ada laporan
mengenai meningkatnya efek samping pada pasien
hamil yang menggunakan imunosupresan tiopurin.
FARMASI KLINIS

INFLAMMATORY
BOWEL DISEASE

KASUS
KLINIS
IDENTITAS PASIEN DAN
ASSESMENT AWAL MRS
Nama : Tn. S
Umur : 55 Tahun
Subjective Objective Diagnosa Riwayat Penyakit Riwayat Lain-lain
Sebelumnya Penggunaan Obat
BAB cair sejak <6 K/u : Sedang Susp granulomatosa Dispepsia - Kebiasaan merokok
bulan, peningkatan GCS : 465 prochto colitis
frekuensi BAB >5x TD : 110/70 (chron’s)
sehari dengan Nadi : 72x/menit
volume sedikit, BAB RR : 24x/menit
kemerahan dan Suhu : 36.8
berlendir, Nafsu
makan menurun, BB
menurun, lemas dan
nyeri pada seluruh
lapang perut

RS HARAPAN BUNDA Hal 2


PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Pemeriksaan Hasil

Leukosit 7.800/uL

Eritrosit 3.27 juta/uL

Hemoglobin 6.7 g/dL

Hematokrit 22.4%

MCV 68.5 fL

MCH 20.5 pg

MCHC 29.9 g/dL

Trombosit 823 ribu/uL

Feses Berwarna coklat, konsistensi lembek, serat positif

RS HARAPAN BUNDA Hal 3


PENATALAKSANAAN
TERAPI

FARMAKOTERAPI
NON-FARMAKOTERAPI :
• Bed Rest
Nama Obat Dosis

Fluid drip (IVFD) asering 30 tetes/menit

• Diet lunak, dan; Omeprazole IV 1x1

• Transfusi packed red cell (PRC) sampai Metronidazole Inf

Metil Prednnisolon
3x500mg

1x4 mg

hemoglobin meningkat ≥ 10

RS HARAPAN BUNDA Hal 4


FOLLOW UP PASIEN
Pasien dengan keluhan BAB Cair sejak kurang lebih 6 bulan yang lalu. Bab cair satu hari lebih
dari 5 kali dengan volume sedikit-sedikit, pasien juga mengeluhkan nyeri ulu hati, dan mual.
Hari Pertama BAB akhir-akhir ini dirasakan kemerahan. Pasien diberikan IVFD asering 30 tpm, omeprazol 1
x 1, ondansentron 2 x 1 dan sukralfat 3 x 1, dan direncanakan transfusi packed red cell.

Pasien masih mengeluhkan BAB cair, dengan volume sedikit-sedikit, mengandung darah dan
lendir. Pasien juga mengeluhkan nyeri nyeri pada ulu hati, nyeri pada seluruh perut bila duduk,
Hari Kedua
bila diberikan makan muntah (+) riwayat maag (+). Pemeriksaan darah lengkap HB, HT, dan
eritrosit masih rendah, dan trombosit masih tinggi, pasien diberikan diberikan IVFD asering 30
tpm, metronidazol 3 x 500 mg, direncanakan feses lengkap dan pemeriksaan apus darah tepi

RS HARAPAN BUNDA Hal 6


FOLLOW UP PASIEN
Pasien masih mengeluhkan BAB cair namun sudah berkurang, volume sedikit mengandung darah,
dan lendir, nyeri ulu hati sudah berkurang, muntah jika makan. Pemeriksaan darah lengkap
didapatkan HB, HT dan eritrosit tetap rendah, leukosit menurun, dan trombosit tetap tinggi. Terapi
Hari Ketiga
dilanjutkan dan ditambahkan asam folat 2 x 1, dan antasid 3 x 1, dan direncanakan lanjut transfusi
packed red cell, pemeriksaan vct, dan pemeriksaan kolonoskopi.

Pasien mengeluhkan BAB cair 6-7 kali, volume banyak, nyeri ulu hati berkurang, sakit perut
sebelum BAB. Pemeriksaan kolonoskopi didapatkan Mukosa granulomatosa circumference spastic
dengan eksudasi dan ulcerasi rapuh, mudah berdarah suspek granulomatosa prochto colitis
Hari Keempat
(chron’s). Biopsi stroma dan kelenjar dilapisi epitel torak bersebukan sel radang limfosit, sel
plasma dan histiosit membentuk granuloma dengan kesimpulan chron’s disease tidak ditemukan
malignancy. Terapi diberikan IVFD RL, metronidazol 3 x 500 mg, omeprazol 1 x 1, asam folat 2 x
1, antasid 3 x 1, metil prednisolon 1 x 4 mg dan pasien direncanakan lanjut transfusi

Hal 6
RS HARAPAN BUNDA
FOLLOW UP PASIEN

Pasien mengeluhkan BAB cair sudah berkurang, volume banyak, nyeri ulu hati berkurang,
Hari Kelima sakit perut sebelum BAB sudah berkurang, dan terapi dilanjutkan. Hari keenam pasien
mengeluhkan BAB cair berkurang, volume banyak, nyeri ulu hati berkurang. Pasien
direncanakan pulang.

Hal 6
RS HARAPAN BUNDA
PROFIL TERAPI

Terapi H-1 H-2 H-3 H-4 H-5


30 tpm 30 tpm - - -
IVFD asering
Omeprazole 1x1 - - 1x1 1x1

Ondansetron 2x1 - - - -

Sucralfat 3x1 - - - -

Metronidazole - 3x500mg 3x500mg 3x500mg 3x500mg

Asam Folat - - 2x1 2x1 2x1

Antasida - - 3x1 3x1 3x1

- - - diberikan diberikan
IVFD RL
Metil Prednisolon - - - 1x4mg 1x4mg

Kiki Fransiska - Tugas Presentasi Individu Hal 7


PEMANTAUAN TERAPI OBAT
No Masalah Medis Subjective Objective Terapi Obat Masalah Terkait Rekomendasi Monitoring
Obat Efektivitas dan
Efek Samping
1 Pasien mengeluhkan BAB cair sejak Pada pasien ini telah diberikan - Monitoring Efek samping dan
Susp granulomatosa kurang lebih 6 bulan sebelum masuk K/u : Sedang IVFD asering 30 tpm penatalaksanaan berupa intravenous fluid Interaksi Obat
Omeprazole 1x1
prochto colitis rumah sakit. Pasien juga mengeluhkan
terdapat peningkatan frekuensi BAB > 5
GCS : 465 Ondansetron 2x1
drip (IVFD) asering 30 tetes permenit,
infus metronidazol 3 x 500 mg, metil
(chron’s) kali sehari dengan volume sedikit. Pasien
mengeluhkan terkadang BAB terlihat
TD : 110/70 Sucralfat 3x1
Metronidazole 3x500mg
prednisolone 1 x 4 mg, dan omeprazol 1 x
1 ampul. Hal ini sesuai dengan
kemerahan dan berlendir. Pasien juga Nadi : 72x/menit Asam Folat 2x1
Antasida 3x1
penatalaksanaan crohn’s disease dimana
mengeluhkan nafsu makan menurun, penatalaksanaan dapat berupa tindakan
penurunan berat badan, lemas dan nyeri RR : 24x/menit IVFD RL awal, pengobatan saat peradangan, dan
pada seluruh lapang perut. Pada riwayat pengobatan pencegahan peradangan
penyakit dahulu pasien mengaku Suhu : 36.8 Metil Prednisolon 1x4mg berulang.
memiliki riwayat dyspepsia. Pada pemeriksaan kepala didapatkan
tampak konjugtiva terlihat anemis.
pada palpasi ditemukan nyeri tekan pada
seluruh lapang abdomen
penurunan eritrosit, hemoglobin,
hematokrit, MCV, MCH, MCHC, dan
peningkatan trombosit dari nilai normal
PEMBAHASAN
Pentalaksanaan crohn’s disease yaitu Tindakan awal untuk crohn’s disease dapat berupa :
1. Pemberian antibiotik (metronidazole dalam dosis terbagi 1500-3000 mg/hari)
2. Lavase usus dengan cairan fisiologis maupun dengan sukralfat cair.
3. Probiotik (mengikat produksi bakteri)
4. Mengistirahatkan kerja usus (atur pola diet hindari wheat, cereal, yeast dan produk peternakan.
Pengobatan saat peradangan dengan tujuan menginduksi remisi secepat mungkin menggunakan
5. Obat golongan kortikosteroid (prednisone 40-60 mg, atau metil prednisolone 0,5-1,0 lalu tapering off dose
setelah remisi tercapai dalam waktu 8-12 minggu.
6. Obat golongan asam aminosalisilat (5-ASA murni atau derivatnya yaitu olsalazine atau mesalazine dengan
dosis 2-4 gram/hari setelah remisi 16-24 miggu kemudian diberikan dosis pemeliharaan 1,5-3,0 g/hari) terapi
jangka panjang untuk mencegah kanker kolorektal dengan cara apoptosis dan menurunnya proliferasi mukosa
kolorektal.
PEMBAHASAN
Pengobatan pencegahan peradangan berulang terdiri dari :
1. 5-ASA/Mesalazine
2. Immunomodulators seperti azathioprine (dosis initial 50 mg dinaikan bertahap 2,5 mg/kgBB) atau 6-
mercaptopurine 1,5 mg/kgBB atau siklosporin IV (untuk kasus refrakter steroid berat) atau methotrexate
(untuk kasus PC-steroid dependant dan dikenal untuk mempertahankan remisi pada KU, induksi 25 mg secara
parenteral per minggu sampai selesai tapered off steroid),
3. Agen biologik, antibiotik, dan probiotik yaitu infliximab, adalimumab, atau certolizumab (anti-TNF untuk PC
fistulated sedang dan berat atau refrakter steroid), metronidazole dan/atau siprofloksasin (PC-perianal), dan
probiotik
4. Memperbaiki gaya hidup seperti keadaan merokok, malnutrisi dan AIDS, Pengobatan pencegahan komplikasi
dengan cara memperbaikin kondisi malnutrisi, resusitasi cairan, mengistirahatkan kolon, supportasi nutrisi
dalam bentuk parenteral nutrisi total, atau pembedahan cito bila perlu,
PEMBAHASAN
6. Prosedur bedah Pemberian asam folat dapat digunakan untuk memperbaiki keadaan defisiensi folat. Keadaan
defisiensi asam folat dapat disebabkan oleh asupan makanan yang tidak adekuat khususnya pada pasien ini.
Selain itu, keadaan defisiensi asam folat dapat dikarenakan obat-obatan, ketergantuangan alkohol, penyakit hati,
dan pasien dialisis ginjal.
Pemberian omeprazol, sukralfat dan ondansentron untuk mengurangi gejala simtomatik yang diderita oleh
pasien. Omeprazol merupakan salah satu obat penghambat pompa proton (PPI). Proton pump inhibitor
menghambat 90-98% sekresi asam-24 jam, dan dapat digunakan pada gastroesofageal refluks disease (GERD),
penyakit ulkus peptik, dispepsia non ulkus, dan pencegahan perdarahan mukosa akibat stress. Sukralfat
merupakan agen mukoprotektor. Sukralfat digunakan dalam pencegahan perdarahan akibat stress pada saluran
cerna. Ondansentron merupakan salah satu obat antagonis 5-HT3, digunakan pada terapi penderita sindroma usus
iritabel berat dengan diare. Ondansentron dapat digunakan pada pencegahan dan terapi mual muntah.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai