• Ulcerative Colitis (UC) Seperti namanya, ulcerative colitis adalah terbatas pada colon (usus besar).
• Penyakit Crohn (PC) penyakit Crohn dapat melibatkan semua bagian dari sistem gastrointestinal,
mulai dari mulut sampai ke dubur, tetapi yang paling sering terjadi pada illeum .
Ulcerative Colitis
Penyakit Crohn
EPIDEMOLOGI
• IBD adalah penyakit yang umumnya terjadi
pada usia 10 sampai 30 tahun. Namun,
semakin parah pada usia antara 50 sampai 60
tahun.
• Ada perbedaan ras dan etnis di risiko untuk
mengembangkan IBD. Ras kulit putih
mempunyai resiko yang lebih tinggi dari pada
non kulit putih.
PENYEBAB
Penyebab IBD belum diketahui secara pasti.
Tetapi biasanya disebabkan antara lain:
1. Faktor imunologis
2. Faktor genetik
3. Faktor penginfeksi
4. Lingkungan
merokok (penyakit crohn`s)
diet
Gejala Klinis
• Diare
• Nyeri perut
Gastrointestinal • Perdarahan
• Penurunan BB
• arthritis
• ankylosing spondylitis
• sclerosing cholangitis
Ekstraintestinal • uveitis
• iritis
• pyoderma gangrenosum
• erythema nodosum
GAMBARAN KLINIS
Ulcerative Colitis Penyakit Crohn
Proses peradangan dimulai di rektum dan Peradangan dapat melibatkan
meluas ke proksimal secara kontinu seluruh mukosa saluran cerna dimulai dari
melibatkan seluruh bagian kolon mulut hingga ke anus dengan tiga bentuk
(proctitis, kolitis sisi kiri, atau pancolitis) pola: peradangan, striktur, dan fistula
Lesi di lapisan mukosa dan submukosa usus Lesi di lapisan mukosa, submukosa dan
transmural
Inflamasi hampir tidak pernah terjadi di Inflamasi dapat terjadi di usus halus
daerah usus halus kecuali jika di ileum
terminalis juga terdapat peradangan
Tidak adanya skip area yakni area normal di Lesi bersifat diskontinu sehingga akan
antara daerah lesi ditemukan skip area
GAMBARAN KLINIS
KLINIS Ulcerative Colitis Penyakit Crohn
Diare kronik ++ ++
Hematokhezia ++ +
Nyeri perut + ++
Massa abdomen 0 ++
Fistulasi +/- ++
Stenosis/Striktur + ++
Keterlibatan usus halus +/- ++
Keterlibatan rektum 95% 50%
Ekstra-intestinal + +
Megatoksik kolon + +/-
Friedman S, Blumberg RS. Inflammatory Bowel Disease. Dalam: Longi DL, Fauci AS. Harrison’s Gastroenterology and Hepatology 17 th
edition. United States: The McGraw Hills Companies; 2010; 16: 174-95
Kriteria Klinis untuk Penyakit Crohn
Ringan-ke-Sedang Rawat Jalan, tanpa abdominal tenderness, massa yang
nyeri, atau obstruksi
Hanauer SB, Sandborn W. Management of Crohn’s Disease in Adults. The American Journal of Gastroenterology. 2001; 96; 635-43.
PATOGENESIS
GENETIK, KERUSAKAN LANGSUNG, AUTOIMUN,
LINGKUNGAN VIRUS, BAKTERI, PROTEIN, DLL
SITOKIN
PROTEASE,
LEUKOTRIN NEUTROFIL
MAKROFAG
ETIOLOGI
• Sitokin yang dilepaskan oleh makrofag, akan
mengubah limfosit menjadi sel T dimana sel T
helper-1 (Th-1) berperan dalam patogenesis
PC dan sel T-helper 2 (Th-2) berperan dalam
KU.
• Respons imun ini akhirnya akan merusak
mukosa saluran cerna dan memicu terjadinya
kaskade proses inflamasi kronik
PRINSIP TERAPI
• Mengobati peradangan aktif IBD dengan cepat hingga
tercapai remisi
1
• Operatif
• keadaan yg membuat dilakukan pembedahan:
- kegagalan terapi obat-obatan
- Perforasi
- Perdarahan
- Gejala kronik tidak teratasi
- karsinoma atau resiko terkena karsinoma
TATALAKSANA TERAPI CROHN
A. Umum
• koreksi anemia, malnutrisi, dehidrasi
• diet rendah serat, suplementasi, vitamin, zat besi
B. Farmakologi
1. Tanpa komplikasi
a. Obat anti diare
dpt digunakan sebagai terapi utama pada penyakit tertentu
dengan exacerbasi ringan berupa symptom-simptom
b. Glukokkortikoid
prednisosn 20 - 40 mg p.o sekali sehari, bermanfaat pada
exacerbasi akut. Kortikosteroid tidak terbukti
mempertahankan remisi pada penyakit crohn
Lanjutan…
c. Obat immunosupresif
6-merkaptopurin & Azatioprin mempunyai peranan bila
kortikosteroid tidak berhasil atau dalam usaha
menurunkan kebutuhan kortikosteroid pada penyakit
dengan efek samping yang serius akibat penggunaan
steroid
d. Sulfasalazin
sulfasalazin tidak efektif untuk mempertahankan remisi
pada penyakit crohn.
e. Metronidazol
3 X 250 mg / hari, efektifitas sama dengan sulfasalazin dan
bisa bermanfaat pada penyakit yang tidak responsive
terhadap agensia yang lain
LANJUTAN
Moderate
Taper prednisone, then after 1-2
Sulfasalazine 4-6 g/day or oral remission mo reduce sulfasalazine or
mesalamine 3-6 g/day + prednisone mesalamine dose to those listed
40-60 mg/day above
Moderate
response Taper prednison
after 2-3 wk
Refrasctory &
As above plus prednisone
fistulizing disease
40-60 mg/day
add infliximab
Add azathioprine,
mercaptopurine, or
Severe
methotrexate
Fulminant
British Society of Gastroenterology
2004
Aktif Ulceratif Kolitis
Mild - Moderate First line therapy Mesalazine oral 2-4 g/hari atau topical 1
g/hari
Balsalazine oral 6,75 g/hari
Intoleran Mesalazine diberikan
Olsalazine oral 1,5-3 g/hari
INFLAMMATORY
BOWEL DISEASE
KASUS
KLINIS
IDENTITAS PASIEN DAN
ASSESMENT AWAL MRS
Nama : Tn. S
Umur : 55 Tahun
Subjective Objective Diagnosa Riwayat Penyakit Riwayat Lain-lain
Sebelumnya Penggunaan Obat
BAB cair sejak <6 K/u : Sedang Susp granulomatosa Dispepsia - Kebiasaan merokok
bulan, peningkatan GCS : 465 prochto colitis
frekuensi BAB >5x TD : 110/70 (chron’s)
sehari dengan Nadi : 72x/menit
volume sedikit, BAB RR : 24x/menit
kemerahan dan Suhu : 36.8
berlendir, Nafsu
makan menurun, BB
menurun, lemas dan
nyeri pada seluruh
lapang perut
Leukosit 7.800/uL
Hematokrit 22.4%
MCV 68.5 fL
MCH 20.5 pg
FARMAKOTERAPI
NON-FARMAKOTERAPI :
• Bed Rest
Nama Obat Dosis
Metil Prednnisolon
3x500mg
1x4 mg
hemoglobin meningkat ≥ 10
Pasien masih mengeluhkan BAB cair, dengan volume sedikit-sedikit, mengandung darah dan
lendir. Pasien juga mengeluhkan nyeri nyeri pada ulu hati, nyeri pada seluruh perut bila duduk,
Hari Kedua
bila diberikan makan muntah (+) riwayat maag (+). Pemeriksaan darah lengkap HB, HT, dan
eritrosit masih rendah, dan trombosit masih tinggi, pasien diberikan diberikan IVFD asering 30
tpm, metronidazol 3 x 500 mg, direncanakan feses lengkap dan pemeriksaan apus darah tepi
Pasien mengeluhkan BAB cair 6-7 kali, volume banyak, nyeri ulu hati berkurang, sakit perut
sebelum BAB. Pemeriksaan kolonoskopi didapatkan Mukosa granulomatosa circumference spastic
dengan eksudasi dan ulcerasi rapuh, mudah berdarah suspek granulomatosa prochto colitis
Hari Keempat
(chron’s). Biopsi stroma dan kelenjar dilapisi epitel torak bersebukan sel radang limfosit, sel
plasma dan histiosit membentuk granuloma dengan kesimpulan chron’s disease tidak ditemukan
malignancy. Terapi diberikan IVFD RL, metronidazol 3 x 500 mg, omeprazol 1 x 1, asam folat 2 x
1, antasid 3 x 1, metil prednisolon 1 x 4 mg dan pasien direncanakan lanjut transfusi
Hal 6
RS HARAPAN BUNDA
FOLLOW UP PASIEN
Pasien mengeluhkan BAB cair sudah berkurang, volume banyak, nyeri ulu hati berkurang,
Hari Kelima sakit perut sebelum BAB sudah berkurang, dan terapi dilanjutkan. Hari keenam pasien
mengeluhkan BAB cair berkurang, volume banyak, nyeri ulu hati berkurang. Pasien
direncanakan pulang.
Hal 6
RS HARAPAN BUNDA
PROFIL TERAPI
Ondansetron 2x1 - - - -
Sucralfat 3x1 - - - -
- - - diberikan diberikan
IVFD RL
Metil Prednisolon - - - 1x4mg 1x4mg