Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH TENTANG

“PENDISTRIBUSIAN SUPLAI DAN LOGISTIK PPAM KESPRO”

Di susun oleh

Kelompok:2

1. Marlen H.upessy (1803162519007)


2. Rosdianan (1803162526014)

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN

STIKES BHAKTI PERTIWI INDONESIA

JL.JAGAKARSA NO.37.JAKARTA SELATAN 12620

TAHUN AJARAN 2018/2019


BAB II
PEMBAHASAN

A. Defenisi

Suplai dan logistik kesehatan reproduksi dalam situasi darurat bencana


merupakan salah satu topik yang akan dipelajari dalam Paket Pelayanann Awal
Minimum (PPAM) dalam situasi darurat bencana. Masa tanggap darurat dalam
situasi bencana tidak akan terlepas dari pengelolaan logistik. Selain sebagai
support kebutuhan utama masyarakat terkena dampak bencana juga jaminan
pemulihan fungsi social masyarakat. Pentingnya Pengelolaan tersebut sehingga
perlu ada pedoman yang mengatur persediaan logistic dalam keadaan darurat.
PPAM merupakan serangkaian kegiatan prioritas kesehatan reproduksi yang harus
dilaksanakan segera pada tanggap darurat krisis kesehatan untuk menyelamatkan jiwa
khususnya pada kelompok perempuan dan remaja perempuan.
TUJUAN PAKET PELAYANAN AWAL MINIMUM (PPAM) KESEHATAN
REPRODUKSI MELIPUTI:

1. MENGIDENTIFIKASI koordinator PPAM kesehatan reproduksi:


a. Menetapkan seorang koordinator pelayanan kesehatan reproduksi untuk
mengkoordinir lintas program, lintas sektor, lembaga lokal dan internasional
dalam pelaksanaan PPAM kesehatan reproduksi
b. Melaksanakan pertemuan koordinasi untuk mendukung dan menetapkan
penanggung jawab pelaksana di setiap komponen PPAM (SGBV, HIV,
Maternal dan Neonatal serta Logistik)
c. Melaporkan isu-isu dan data terkait kesehatan reproduksi, ketersediaan
sumberdayaserta logistik pada pertemuan koordinasi
2. MENCEGAH DAN MENANGANI kekerasan seksual:
a. Melakukan perlindungan bagi penduduk yang terkena dampak,terutama pada
perempuan dan anak-anak
b. Menyediakan pelayanan medis dan dukungan psikososial bagi penyintas
perkosaan
c. Memastikan masyarakat mengetahui informasi tersedianya pelayanan medis,
psikososial, rujukan perlindungan dan bantuan hukum
d. Memastikan adanya jejaring untuk pencegahan dan penanganan kekerasan
seksual
3. MENGURANGI penularan HIV:
a. Memastikan tersedianya transfusi darah yang aman
b. Memfasilitasi dan menekankan penerapan kewaspadaan standar
c. Memastikan ketersediaan kondom
4. MENCEGAH meningkatnya kesakitan dan kematian maternal dan neonatal:
a. Memastikan adanya tempat khusus untuk bersalin di beberapa tempat seperti
pos kesehatan, di lokasi pengungsian atau di tempat lain yang sesuai
b. Memastikan tersedianya pelayanan persalinan normal dan kegawatdaruratan
maternal dan neonatal (PONED dan PONEK) di fasilitas pelayanan
kesehatan dasar dan rujukan
c. Membangun sistem rujukan untuk memfasilitasi transportasi dan komunikasi
dari masyarakat ke puskesmas dan puskesmas ke rumah sakit
d. Tersedianya perlengkapan persalinan yang diberikan pada ibu hamil yang
akan melahirkan dalam waktu dekat
e. Memastikan masyarakat mengetahui adanya layanan pertolongan persalinan
dan kegawatdaruratan maternal dan neonatal
5. MERENCANAKAN pelayanan kesehatan reproduksi komprehensif dan terintegrasi ke
dalam pelayanan kesehatan dasar ketika situasi stabil. Mendukung lembaga/organisasi
untuk:
a. Mengidentifikasi kebutuhan logistik kesehatan reproduksi berdasarkanm
estimasi sasaran
b. Mengumpulkan data riil sasaran dan data cakupan pelayanan
c. Mengidentifikasi fasilitas pelayanan kesehatan untuk menyelenggarakan
pelayanan kesehatan reproduksi yang komprehensif
d. Menilai kemampuan tenaga kesehatan untuk memberikan pelayanan
kesehatan reproduksi yang komprehensif dan merencanakan pelatihan
Penerapan logistik PPAM kespro terdiri dari:

a. Kit Individu
b. Kit Bidan/Partus Set
c. Kit Kesehatan Reproduksi (RH Kit)
a. Kit individu
Kit individu merupakan paket berisi pakaian, perlengkapan kebersihan diri,
perlengkapan bayi, dll, yang diberikan kepada perempuan usia reproduksi, ibu hamil,
ibu bersalin dan bayi baru lahir. Kit ini dapat langsung diberikan dalam waktu 1-2
hari saat bencana kepada pengungsi setelah melakukan estimasi jumlah sasaran.
Terdapat 4 jenis kit individu yaitu:
Kit Warna Sasaran
Kit warna Sasaran
Kit higiene Biru perempuan usia subur

Kit ibu hamil Hijau Untuk ibu hamil semester III

Kit ibu Oranye Untuk ibu paska bersalin/nifas


bersalin
Kit bayi baru Merah Untuk bayi baru lahir sampai usia 3
lahir bulan

Jenis barang yang terdapat di dalam kit individu bisa disesuaikan dengan kebutuhan
kesehatan reproduksi pengungsi serta anggaran yang tersedia. Kit di diadakan dan disimpan
di gudang sesuai dengan peraturan yang berlaku. Pada tanggap darurat krisis kesehatan, akan
sulit mendapatkan data sasaran dari PPAM seperti jumlah wanita usia subur, jumlah ibu
hamil, ibu hamil yang akan mengalami komplikasi, jumlah laki-laki yang aktif secara seksual
dll. Data yang tersedia biasanya hanya jumlah pengungsi saja. Jika data riil tidak tersedia,
maka perhitungan kebutuhan logistik untuk pelayanan kesehatan reproduksi dapat
menggunakan estimasi statistik sbb:
a. Jumlah wanita usia subur : 25% dari jumlah pengungsi.
b. Jumlah ibu hamil:
1. Jika data angka kelahiran kasar (CBR= Crude Birth Rate) tersedia gunakan CBR
untuk mengestimasikan jumlah ibu hamil.
Contoh:
Jumlah pengungsi : 10.000 jiwa
CBR: 35/1.000 kelahiran hidup
Estimasi jumlah ibu hamil selama 1
tahun: 35/1.000 x 10.000 = 350 ibu
hamil
Estimasi jumlah ibu hamil per bulan:
350 : 12 bulan = 29 ibu hamil
2. Jika data CBR tidak tersedia, estimasi jumlah ibu hamil adalah 4% dari jumlah
pengungsi. Estimasi jumlahibu hamil selama 1 tahun:
4% x 10.000 = 400 ibu hamil
Estimasi jumlahibu hamil per bulan=
400 12 bulan = 33 ibu hamil
c. Ibu hamil yang akan mengalami komplikasi adalah 15-20% dari total jumlah ibu hamil
saat ini, dan 5-7% dari ibu hamil akan membutuhkan operasi sesar
d. Jumlah laki-laki yang aktif secara seksual: 20% dari pengungsi dll Koordinator
kesehatan reproduksi harus dapat menghitung kebutuhan logistik kesehatan reproduksi
pada tanggap darurat krisis kesehatan berdasarkan perkiraan lamanya waktu mengungsi.

DAFTAR ISI KIT INDIVIDU KESEHATAN REPRODUKSI

NO Item jumlah per-Kit keterangan


A kit bayi baru lahir(0-3 bulan
1 popok katun 12
2 pakaian bayi katun 12
3 sarung tangan dan sarung kaki 12
4 selimut gendong 1
5 topi bayi (plannel 1
6 kelambu bayi 1 di kemas terpisah agar
tidak rusak dalam
penyimpanan
7 kain bedong (plannel,lembut) 12
8 sabun mandi bayi 3 (80 gram)
9 bedak bayi 3 (50 gram)
10 handuk bayi (halus dan bisa 1
menyerap air)
11 minyak telon 3 (50 gram)
12 tas warna merah dengan tulisan 1
Kit bayi baru lahir
NO Item jumlah per-Kit keterangan
B kit ibu hamil (trimester kew-3)
1 BH khusus ibu hamil 1
2 kain panjang (jarik) 1
3 celana dalam (ukuran besar) 3
4 baju hamil lengan daster/baju hamil lengan 1
panjang
5 selimut 1
6 sabun mandi 3 buah (80 gram)
7 pasta gigi 3 buah (75 gram)
8 shampoo 3 botol (90 ml)
9 sikat gigi 3 buah
10 handuk 1 buah
11 tas warna hijau dengan tulisan Kit ibu hamil 1
C kit ibu bersalin (ibu pasca bersalin/nifas)
1 BH menyusui 3
2 kain panjang (jarik) 1
3 pembalut pasca bersalin 3
4 blus berkancing depan untuk menyusui 1
5 blus putih berkancing depan 1
6 celana dalam (ukuran besar) 3
7 selimut 1
8 sabun mandi 3 buah (80 gram)
9 pasta gigi 3 buah (75 gram)
10 shampoo 3 botol (90 ml)
11 sikat gigi 3 buah(8o ngram)
12 korset 1 buah
13 handuk 1 buah
14 tas warna oranye dengan tulisan Kit ibu pasca 1
melahirkan
N Item jumlah per-Kit keterangan
O
D Kit hiegiene (perempuan usia reproduksi)
1 sarung 1
2 handuk 1
3 sabun mandi 3 buah (80 gram)
4 pasta gigi 3 buah (75 gram)
5 shampoo 3 botol (90 ml)
6 pembalut wanita 3 pack(isi 10
buah)
7 pakaian dalam wanita(BH dan celana 3 set
dalam)
8 sandal jepit 1 pasang
9 selimut 1 buah
10 sikat gigi 3 buah
11 plastik sampah untuk pembalut 1 buah
12 sisir 1 buah
13 tas warna biru dengan tulisan hygienen Kit

Pada tanggap darurat krisis kesehatan, ketersediaan semua jenis kit sangat diperlukan.
Namun, apabila terdapat kendala dalam pendanaan dapat dipilih jenis barang yang benar
benar dibutuhkan oleh sasaran, sebagaicontoh: wanita usia subur membutuhkan pakaian
dalam dan pembalut. Kit disediakan oleh pemerintah dan disimpan di gudang sesuai dengan
peraturan yang berlaku, atau pengadaan dan penyediaan kit individu dapat dikoordinasikan
dengan sektor atau lembaga lain, misalnya bantuan pihak swasta.

b. Kit bidan (bidan kit)


Bidan kit adalah salah satu alat kebidanan yang lengkap dan berkualitas baik,dan sangat
membantu dalam kegiatan kebidanan.bidan ki isinya terdiri dari 12 item:
1. Partus set renz (isi 15 item)
2. Tas bidan warna hitam
3. Celemek
4. Lenek
5. Com iodine
6. Nearbekeun/bengkok
7. Timbangan 7 kg
Isi partus set
1. Pinset anatomis
2. Pinset chirugys
3. Pean lurus
4. Pean bengkok
5. Gunting umbilycal (tali pusat)
6. Gunting episiotomi
7. Setengah kocher
8. Guting tajam 11 cm
9. Needle holder
10. Metal cateter
11. Benang
12. Jarum otot
13. Hand scoon
14. Sling seher
15. Bak instrumen 509
Fungsi bidan kit
Fungsi kotak bidan kit untuk kegiatan kebidanan terdapat beberapa manfaat yang
sangat membantu dalam keadaan darurat antara lain:
1. Seorang bidan akan lebih mudah mencari berbagai alat yang akan digunakan
2. Bidan akan merasa lebih efisien dan efektif dengan kotak bidan kit dengan
meletakan semua alat dalam satu tempat khusus.
3. Ketika seorang bidan melakukan pemeriksaan ke daerah tertentu maka bidan
akan lebih fleksibel dengan adanya kotak bidan Kit yang mudah di bawah.

Pada tanggap darurat krisis kesehatan, alat-alat kesehatan kemungkinan banyak yang
rusak termasuk alat kesehatan yang digunakan untuk menolong persalinan. Kit Bidan dapat
diberikan kepada bidan untuk mengganti peralatan yang hilang saat bencana sehingga masih
bisa melakukan pelayanan seperti sediakala. Kit untuk bidan dapat diadakan sebelum bencana
sebagai persediaan dan di simpan/diadakan di gudang sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Kit ini dapat didistrib usikan sesegera mungkin pada saat bencana apabila dibutuhkan. Pada
pertolongan persalinan mungkin diperlukan juga beberapa alat tambahan seperti: baskom dan
tempat air mengalir untuk mencuci tangan yang perlu dipikirkan penyediaannya.

c. Kit kesehatan reproduksi (RH KIT)


Kesehatan reproduksi adalah segala sesuatu yang menyangkut kesehatan seksual dan
pendidikan seksual yang bertujuan untuk mencegah,menjaga dan mengembalikan fungsi
organ seksual dari gangguan.seringkali kesehatan reproduksi (kespro)hanya di kaitkan
sebagai urusan perempuan.
Untuk melaksanakan PPAM kesehatan reproduksi yaitu dalam memberikan pelayanan
klinis bagi penyintas perkosaan, mengurangi penularan HIV serta mencegah meningkatnya
kesakitan dan kematian ibu dan neonatal, telah dirancang paket-paket yang berisi obat dan
alat kesehatan yang dibutuhkan yang disebut Kit Kesehatan Reproduksi (Kit RH). Kit
kesehatan reproduksi dikemas dan diberi nomor sesuai dengan jenis tindakan yang akan
dilakukan. Alat, obat dan bahan habis pakai tersedia lengkap di tiap kemasan.
contoh: Kit nomor 2 untuk pertolongan persalinan bersih, termasuk apabila persalinan terjadi
pada situasi tidak dapat ditolong oleh tenaga kesehatan. Kit nomor 12 untuk transfusi darah.
Kit nomor 4 untuk kontrasepsi oral dan injeksi dan lain sebagainya. Penomoran ini bertujuan
untuk memudahkan pengelolaan dan penggunaannya pada situasi krisis kesehatan.
Kit kesehatan reproduksi dirancang untuk digunakan dalam jangka waktu tiga bulan
untuk jumlah penduduk tertentu. Kebutuhan kit tergantung pada jumlah pengungsi, dan jenis
pelayanan yang akan diberikan dan perkiraan lamanya waktu mengungsi. Pendistribusian kit
kesehatan reproduksi harus diikuti dengan penjelasan kepada penerima tentang isi kit, cara
menyimpan dan penggunaannya.
Harus diingat bahwa kit kesehatan reproduksi terdiri dari alat dan obat yang sama dengan
yang tersedia di fasilitas pelayanan kesehatan. Perbedaannya adalah alat dan obat tersebut
sudah dikemas sehingga memudahkan petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan pada
situasi bencana. Apabila terjadi bencana berskala besar dimana dibutuhkan peralatan dan obat
untuk pelayanan kesehatan reproduksi yang mendesak dan kit belum tersedia, Dinas
Kesehatan setempat dapat mengajukan permohonan bantuan penyediaan kit kesehatan
reproduksi kepada Kementerian.
Kesehatan yang akan didatangkan dari Copenhagen, Denmark yang merupakan gudang
logistik untuk bantuan kemanusiaan internasional. Pada saat memesan, rencanakan
pendistribusiannya, yang meliputi kemana akan dikirimkan, kondisi medan, alat transportasi
yang akan digunakan dan gudang penyimpanan sementara.
Kit kesehatan reproduksi hanya dapat dipesan pada bencana yang berskala besar,
dimana sebagian besar fasilitas pelayanan kesehatan tidak dapat berfungsi. Perlu
dipertimbangkan bahwa pengajuan kebutuhan kit kesehatan reproduksi dilakukan apabila
memang benar-benar dibutuhkan. Bila masih ada fasilitas pelayanan kesehatan yang masih
berfungsi, disarankan untuk dimanfaatkan secara optimal. Pemerintah/ Dinas Kesehatan
setempat dapat menyediakan kit kesehatan reproduksi dan bahan habis pakai secara lokal
sesuai pedoman. Koordinator kesehatan reproduksi harus memastikan bahwa obat dan alat
kesehatan tersedia dan terintegrasi ke dalam sistem pelayanan yang sudah ada. Selain itu,
Koordinator kesehatan reproduksi harus melakukan pengenalan singkat tentang isi dan cara
penggunaan kit kesehatan reproduksi serta memastikan kit tersebut digunakan.
KIT KESEHATAN REPRODUKSI/KIT RH
Kit kesehatan reproduksi terdiri dari tiga blok, masing-masing blok
ditujukan bagi tingkat pelayanan kesehatan yang berbeda:
 Blok 1: Tingkat masyarakat dan pelayanan kesehatan dasar untuk
10.000 orang/m3 bulan
 Blok 2: Tingkat pelayanan kesehatan dasar dan rumah sakit rujukan
untuk 30.000 orang/3 bulan
 Blok 3: Tingkat rumah sakit rujukan untuk150.000 orang/3 bulan
Blok 1
Blok 1 terdiri dari 6 kit (kit 0 sampai 5). Perlengkapan ini ditujukan untuk
memberikan
pelayanan kesehatan reproduksi di tingkat masyarakat dan perawatan kesehatan
dasar. Kit ini berisi obat-obatan dan bahan habis pakai. Kit 1, 2 dan 3 terdiri
dari dua
bagian, A dan B, yang dapat dipesan secara terpisah
Blok 2
Blok 2 terdiri dari 5 kit (kit 6 sampai 10) yang berisi bahan habis pakai dan
bahan yang
dapat digunakan kembali. Perlengkapan ini ditujukan untuk memberikan
pelayanan
kesehatan reproduksi pada tingkat puskesmas atau rumah sakit
Blok 3
Blok 3 terdiri dari 2 kit (kit 11 dan 12) yang berisi bahan habis pakai dan
perlengkapan
yang dapat digunakan kembali untuk memberikan pelayanan PONEK pada
tingkat
rujukan (bedah caesar). Kit 11 terdiri dari dua bagian, A dan B, yang dapat
dipesan
secara terpisah
kit kesehatan reproduksi
blok 1
No kit Nama kit Kode warna
kit 0 administrasi oranye
kit 1 kondom
 Bagian A:kondom laki-laki merah
 Bagian B:kondom perempuan
kit 2 persalinan bersih (perorangan)
 Bagian A:kit persalinan bersih biru tua
 Bagian B:untuk non kesehatan
kit 3 pasca perkosaan
 Bagian A:pil kontrasepsi darurat dan pengobatan IMS merah mudah
 Bagian B:ppp (pencegahan pasca pajanan
kit 4 kontrasepsi oral dan injeksi putih
kit 5 pengobatan IMS (infeksi menular seksual) biru mudah/
turkis
blok 2
kit 6 kit persalinan (fasilitas kesehatan) coklat
kit 7 AKDR (alat kontrasepsi rahim) hitam
kit 8 penanggulangan komplikasi keguguran dan aborsi kuning
kit kesehatan reproduksi
kit 9 menjahit sobekan (leher rahim dan vagina
dan pemeriksaan vagina unggu
kit 10 persalinan dengan vakum (manual) abu-abu
blok 3
kit 11 tingkat rujukan
 Bagian A:peralatan hijau
 Bagian B:obat-obatan dan bahan habis pakai fluoresensi
kit 12 transfusi darah hijau tua
CARA MENGHITUNG KEBUTUHAN KIT KESEHATAN REPRODUKSI

Kit kesehatan reproduksi sudah dirancang untuk sejumlah penduduk tertentu.


Saat memesan Kit Kesehatan Reproduksi tidak perlu menghitung jumlah
masingmasing
alat dan obat, tapi hanya diperlukan data jumlah pengungsi dan perkiraan
lama waktu mengungsi.
Contoh:
 Blok 1 untuk 10.000 penduduk selama 3 bulan
Jika pengungsi sebanyak 50.000 orang, maka kit yang akan dipesan
sebanyak : 50.000 : 10.000 = 5 kit
 Blok 2 untuk 30.000 penduduk selama 3 bulan
Jumlah pengungsi: 50.000 maka kit yang akan dipesan adalah:
50.000 : 30.000 = 1,6  pesan 2 kit
Kit tidak bisa dipesan sebanyak 1,6 melainkan harus dibulatkan dan sisa obat
dan bahan habis pakai bisa digunakan untuk waktu lebih dari 3 bulan
Apabila masa tanggap darurat krisis kesehatan telah lewat dan masih terdapat sisa
alat, obat dan bahan habis pakai dari kit kesehatan reproduksi maka harus
diserahkan
kepada Dinas Kesehatan setempat untuk diatur pemanfaatannya sesuai
dengan peraturan yang berlaku.

Alat dan sarana penunjang lainnya:


a. Tenda kesehatan reproduksi yang dirancang khusus dengan sekat untuk
pemeriksaan kehamilan, pelayanan KB, pertolongan persalinan dan
pelayanan lain yang memerlukan privasi bagi pasiennya
b. Buku KIA
c. Generator

Anda mungkin juga menyukai