1410070100071
A. Gizi
1. Dalam Gedung
- Konseling ibu hamil
a. Pengukuran gizi ibu hamil dengan cara mengukur LiLA ibu hamil. Bila
didapatkan <23cm termasuk Ibu hamil KEK (kekurangan energi kronik)
b. Kunjungan pertama ibu hamil ke fasyankes diberikan tablet Fe1
c. Untuk tablet Fe2 diberikan pada kunjungan ibu hamil ke fasyankes pada trimester
ke-2 dan 3 serta sebelum melakukan persalinan.
- Konseling anak balita
a. Pengukuran gizi anak dengan cara mengukur BB/TB. Balita dikatakan dengan
gizi buruk apabila <12cm
b. ASI ekslusif didapatkan anak dari usia 0 – 6 bulan
c. Pemberian makanan pendamping diberiksan setelah 6 bulan. Direkomendasikan
makanan pendamping sama dengan makanan keluarga. Untuk usia 6-7 bulan bisa
diberikan makanan saring. Untuk usia 7-10 bisa diberikan makanan cincang.
Dann utnuk usia 10-12 bulan boleh diberikan makanan biasa.
d. IMD dilakukan saat pertama kali lahir, diberikan juga salep mata dan HB0
2. Luar Gedung
- Posyandu
a. Penimbangan bayi biasanya menggunakan microtoa atau dacin
b. Kegiatan di posyandu meliputi penimbangan berat badan bayi, pemeriksaan ibu
hamil, dan pemeriksaan wanita usia subur setiap bulannya.
c. Berat badan balita ditulis di buku KIA dan di lihat grafik perkembangannya.
Apabila berat badan bayi tidak naik 3 kali berturut-turut, maka bayi dikatakan
dibawah garis merah dan ditindaklanjuti.
- Pemberian vitamin A dan penimbangan massal
a. Pemberian vitamin A biru diberikan untuk bayi usia 6-12 bulan
b. Pemberian vitamin A merah diberikan untuk anak usia 13-59 bulan.
c. Untuk ibu nifas diberikan vitamin A sebanyak 2 butir sampai nifas hari ke-40
- Pemberian garam yodium
- Pemberian tablet Fe untuk remaja puteri
- Kunjungan balita stunting
- Pos gizi
a. Pos gizi dilakukan oleh kader-kader yang telah ditunjuk oleh Puskesmas dalam
rangka penyulah mengenai pentingnya keseimbangan gizi untuk ibu hamil
maupun perkembangan bayi. Pos gizi bisa dilakukan setiap minggu tergantung
dari kader-kader bersangkutan.
B. Anak
1. Terdiri dari 2 bagian, dalam Gedung dan luar Gedung
2. Poliklinik spesialis anak dilaksanakan setiap hari Senin, Rabu, dan Jumat
3. Target yang harus dicapai dalam pelayanan anak 90% pertahun
4. Kunjungan neonatus sebanyak 3 kali kunjunan
5. Untuk MTBM (Manajemen Terpadu Balita Muda) di antara 0-2 bulan
6. Sedangkan untuk MTBS di usia 2 bulan-5 tahun
7. Standar pelayanan bayi:
- Penimbangan berat badan bayi minimal 8 kali
- Pemantauan tumbuh kembang 4 kali (0-3 bula, 3-6 bulan, 6-9 bulan, dan 9-11 bulan)
- Pemberian vitamin A
- Imunisasi dasar lengkap
8. Untuk usia 12-24 bulan harus mendapatkan imunisasi dasar lengkap
9. Usia pra sekolah:
- Usia kontak I: 66 bulan
- Uisa kontak II: 72 bulan
10. Untuk anak balita:
- Penimbangan 8 kali
- Vitamin A sebanyak 2 kali
- DDTK 2 kali: usia 12-24 bulan (15, 18, 21, 24 bulan) yang masuk data adalah usia 18
bulan (kontak I) dan usia 24 bulan (kontak II)
- 12-24 bulan diberikan imunisasi lanjutan (penta buster)
11. Survei pemantauan tumbuh kembang di TK, PAUD 2 kali dalam setahun (tiap 6 bulan)
12. Kelas ibu balita: 0-1 tahun, 1-2 tahun, 2-5 tahun
13. Pemantauan neonatus resti (BBLR, MTBS, pneumoni)
14. Audit kematian neonatus harus di autopsi (0-22 minggu usia kehamilan)
15. Lintas program dengan Ibu, imunisasi, dan gizi tiap bulan
C. Keluarga Berencana
1. Indicator keberhasilan 72% tiap tahun
2. Pelayanan: kondom, IUD, implant, suntik, pil
3. pasien yang dating biasanya saat nifas
4. untuk seluruh kota solok KB gratis
5. target usia: setelah menikah – 49 tahun
6. konseling: memberikan saran mengenai kontrasepsi yang cocok untuk pasangan
7. saat trimester III hingga melahirkan akan disarankan menggunakan KB dan
direkomendasikan menggunakan jenis KB yang cocok
8. safari KB: dilakukan tiap bulan, kader-kader KB di tiap RT untuk meberikan penyuluhan
dan pil KB juga kondom diberikan secara gratis
D. Kesheatan Lingkungan
1. Dalam Gedung
- Klinik sanitasi: penyakit berbasis lingkungan (malaria, diare, DBD, cacingan,
keracunan makanan, ISPA, TB paru, gatal-gatal penyebab air)
2. Luar Gedung
- Inspeksi Kesehatan lingkungan
a. Tempat umum (sekolah, masjid, perkantoran, tempat rekreasi). Inspeksi
kebersihan serta higienis tempat, WC, tempat sampah
b. Tempat pengolahan makanan (catering, rumah makan, kantin sekolah, kantin
kantor)
c. Pengawasan rumah sehat: WC, air bersih, SPAL (saluran pembuangan air
limbah), tempat sampah, ventilasi (minimal 10% dari luas lantai), letak kendang
ternak (minimal 10m dari hunian), jarak antara sumber air dengan SPAL minimal
10m
d. Pengawasan Depot air minum
e. Target dalam setahun: 80%
f. Penyuluhan ke sekolah-sekolah mengenai pentingnya kebersihan dan Kesehatan
lingkungan (bermain games ular tangga)
g. Ke rumah pasien isolasi mandiri covid-19: penanganan limbah masker, dan
pengawasan rumah sehat (ventilasi dan sirkulasi udara, pencahayaan)
TUGAS
P4K yaitu Pemeriksaan kehamilan yang dilakukan oleh bidan sebagai upaya untuk
meningkatkan pengetahuan ibu hamil, suami dan keluarga tentang Kehamilan berisiko;
Bahaya kehamilan; Ajakan pada ibu, suami dan keluarga untuk merencanakan persalinan.
Tujuan P4K antara lain Suami, keluarga dan masyarakat paham tentang bahaya
persalinan; Adanya rencana persalinan yang aman; Adanya rencana kontrasepsi yang akan di
pakai; Adanya dukungan masyarakat, Toma, kader, dukung untuk ikut KB pasca persalinan;
Adanya dukungan sukarela dalam persiapan biaya, transportasi, donor darah; Memantapkan
kerjasama antara bidan, dukun bayi dan kader.
Kartu Skor Poedji Rochjati (KSPR) adalah kartu skor yang digunakan sebagai alat
skrining antenatal berbasis keluarga untuk menemukan faktor risiko ibu hamil, yang
selanjutnya mempermudah pengenalan kondisi untuk mencegah terjadi komplikasi obstetrik
pada saat persalinan. KSPR disusun dengan format kombinasi antara checklist dari kondisi
ibu hamil / faktor risiko dengan sistem skor. Kartu skor ini dikembangkan sebagai suatu
tekologi sederhana, mudah, dapat diterima dan cepat digunakan oleh tenaga non profesional.
5. Validasi data mengenai perawatan ibu selama kehamilan, persalinan, nifas dengan
kondisi ibu dan bayinya.
Ibu Hamil Kurang Energi Kronis (KEK) adalah kurangnya asupan energi yang
berlangsung lama/kronik dengan timbulnya gangguan kesehatan pada ibu. Salah satu cara
untuk menilai kualitas bayi adalah dengan mengukur berat bayi pada saat lahir. Seorang ibu
hamil akan melahirkan bayi yang sehat bila tingkat kesehatan dan gizinya berada pada
kondisi yang baik. Sampai saat ini masih banyak ibu hamil yang mengalami masalah gizi
khususnya gizi kurang seperti Kurang Energi Kronis (KEK) dan Anemia gizi. Ibu hamil
dengan ukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) < 23,5 cm dinyatakan menderita KEK
- Cara pengukuran BB
Cara berdiri yang benar dan alat ukur yang pas dengan rangka tubuh adalah beberapa hal
yang perlu diperhatikan dalam mengukur tinggi badan. Anak-anak yang sudah dapat berdiri
tegap dan orang dewasa pada umumnya diukur menggunakan Microtoise (stature meter)
atau Shortboard. Berikut adalah cara melakukan pengukuran tinggi badan yang benar:
1. Pilih bidang vertikal yang datar (misalnya tembok/ bidang pengukuran lainnya)
sebagai tempat untuk meletakkan
2. Pasang Microtoise pada bidang tersebut dengan kuat dengan cara meletakkannya di
dasar bidang / lantai), kemudian tarik ujung meteran hingga 2 meter ke atas secara
vertikal / lurus hingga Microtoise menunjukkan angka nol.
3. Pasang penguat seperti paku dan lakban pada ujung Microtoise agar posisi alat tidak
bergeser (hanya berlaku pada Microtoise portable).
4. Mintalah subjek yang akan diukur untuk melepaskan alas kaki (sepatu dan kaos kaki)
dan melonggarkan ikatan rambut (bila ada)
5. Persilahkan subjek untuk berdiri tepat di bawah Microtoise.
6. Pastikan subjek berdiri tegap, pandangan lurus ke depan, kedua lengan berada di
samping, posisi lutut tegak / tidak menekuk, dan telapak tangan menghadap ke paha
(posisi siap).
7. Setelah itu pastikan pula kepala, punggung, bokong, betis dan tumit menempel pada
bidang vertikal / tembok / dinding dan subjek dalam keadaan rileks.
8. Turunkan Microtoise hingga mengenai / menyentuh rambut subjek namun tidak
terlalu menekan (pas dengan kepala) dan posisi Microtoise tegak lurus.
9. Catat hasil pengukuran
- Cara pengukuran TB
Prosedur penimbangan berat badan untuk orang dewasa dapat dilakukan dengan cara berikut:
Penanggulangan KEK bisa berhasil dengan baik apabila dilakukan kegiatan meliputi
peningkatan asupan makanan yang cukup secara kualitas (jumlah makanan yang dimakan)
serta kualitas (variasi makanan dan zat gizi yang yang sesuai kebutuhan) serta suplementasi
zat gizi yang harus dikonsumsi oleh ibu hamil yaitu tablet tambah darah berisi zat besi dan
asam folat, kalsium, seng, vitamin A, vitamin D, iodium. Pengaturan jarak kelahiran,
pengobatan penyakit penyerta seperti kecacingan, malaria, HIV, TBC dan penerapan perilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS) yaitu dengan selalu menggunakan air bersih dan sabun,
menggunakan jamban sehat, memberantas jentik nyamuk seminggu sekali, makan buah dan
sayur setiap hari, melakukan aktivitas fisik setiap hari, tidak merokok di dalam rumah,
persalinan oleh tenaga kesehatan, memberi ASI Eksklusif dan menimbang balita setiap bulan
merupakan upaya yang harus dilakukan dalam rangka mencegah terjadinya KEK pada
Wanita Usia Subur dan Ibu hamil.
Vitamin A untuk meningkatkan kesehatan mata dan pertumbuhan anak. Mintalah kapsul
vitamin A pada bulan Februri dan Agustus di Posyandu
Ada 2 jenis kapsul Vitamin A:
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) merupakan suatu panduan tata laksana terkait
kondisi sakit yang dialami oleh balita. Pada panduan MTBS yang disusun oleh Kemenkes
terdiri dari:
Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM) merupakan suatu pendekatan yang terpadu
dalam tatalaksana bayi umur 1 hari – 2 bulan, baik yang sehat maupun yang sakit, baik yang
datang ke fasilitas rawat jalan maupun yang dikunjungi oleh tenaga kesehatan pada saat
kunjungan neonatal.
Bayi muda usia 0 – 2 bulan harus mendapatkan 4 macam pelayanan yang termasuk dalam
MTBS-M:
Keempat pelayanan ini diberikan tidak hanya sesaat setelah lahir saja, namun hingga bayi
mencapai usia 2 bulan bila suatu waktu mengalami keluhan tertentu yang termasuk dalam 4
pelayanan tadi wajib segera ditindaklanjuti.
Manajemen standar pada bayi muda dilakukan minimal 3 kali pada 6 – 24 jam, 3 – 7 hari, dan
8 – 28 hari setelah melahirkan. Sebagian besar bayi hanya memerlukan perawatan sederhana
pada saat dilahirkan, yaitu diberikan kehangatan, jalan napas dibersihkan, dikeringkan, dan
dinilai warna untuk menentukan kondisi serta perlu tidaknya dilakukan rujukan.