d. Imunisasi
Upaya untuk menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan
bayi serta anak balita dilaksanakan program imunisasi untuk penyakit-
penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi (PD3I) seperti, TBC, Difteri,
Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, Polio, Campak. Idealnya bayi harus mendapat
imunisasi dasar lengkap yang terdiri dari HB0 1 kali, BCG 1 kali, Pentabio 3
kali, Polio Tetes 4 kali, Polio Suntik (IPV) 1 kali, dan Campak Rubela 1 kali.
Untuk menilai kelengkapan dasar bagi bayi, biasanya dilihat dari cakupan
imunisasi Campak Rubella, karena imunisasi Campak Rubella merupakan
imunisasi terakhir yang diberikan pada bayi.
Selanjutnya ada pemberian imunisasi lanjutan bagi anak baduta yaitu pada
usia 18 bulan (1 tahun 6 bulan) akan diberikan imunisasi Pentabio
(DPT/Hb/HIB) 1 kali dan Campak Rubella 1 kali.
Pencapaian Desa UCI tahun 2020 sebanyak 8 Kelurahan (72,7%) dari
11 kelurahan. Cakupan imunisasi HBO (95,5%), BCG (93.6%), Polio 1
(93,6%), Pentabio 1 (95,3%), Polio 2 (95,3%), Pentabio 2 (98,4%), Polio 3
(98,4%), Pentabio 3 (98,9%), Polio 4 (98,9%), IPV (97,3%), Campak Rubella
(91,8)%. Imunisasi Lanjutan Pentabio (62,2%) dan Campak Rubella (71,4%).
Adapun kegiatan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) yaitu Imunisasi
pada Anak Sekolah Dasar Kelas 1, 2 dan 5 yang dilaksanakan pada bulan
September dan November tahun 2020 yaitu Imunisasi yang diberikan pada
anak kelas 1 adalah Campak Rubella (MR) dan Difteri Tetanus (DT),
sedangkan pada anak kelas 2 dan 5 yang diberikan adalah imunisasi Tetanus
Difteri (TD). Dengan Capaian Imunisasi MR pada siswa kelas 1 (86%) dan DT
(84,7%), dan TD kelas 2 (89,25%), TD kelas 5 (94,79%).
B. KEADAAN GIZI
1. Status Gizi Balita
Perkembangan keadaan gizi masyarakat yang dapat dipantau berdasarkan
hasil pencatatan dan pelaporan (RR) program perbaikan gizi masyarakat yang
tercermin dalam hasil penimbangan balita setiap bulan di Posyandu. Pada tahun
2020 jumlah anak balita yang ditimbang sebanyak 1105 balita (75.22%) dari
1404 balita dilaporkan (sasaran).
Dalam rangka penentuan status gizi balita dilaporkan ada 7,05 % balita dengan
status gizi kurang dan 12,4 % balita kurus. Semua balita kurus dan balita kurang
sudah mendapatkan MP-ASI (makanan tambahan ) dengan tujuan dapat
meningkatkan status gizi balita dengan kenaikan berat badan balita.
BBLR adalah bayi yang lahir dengan BB lebih rendah dari bayi rata-rata dari 2,5
kg sedangkan BB normal bayi yaitu diatas 2,5 atau 3 kg , sementara pada bayi
lahir dengan berat kurang dari 1,5 kg dinyatakan memiliki BB lahir sangat
rendah.BBLR dapat terjadi ketika bayi lahir secara premature dengan masa
kehamilan kurang dari 37 minggu(belum cukup bulan) atau bayi mengalami
gangguan perkembangan dalam kandungan. Bayi BBLR pada tahun 2019 laki-
laki 12 (6,5) % dan bayi BBLR untuk perempuan 8 ( 5,7%).