Anda di halaman 1dari 87

KL

KLASTE
ASTERR4
PENANGG
PENANGGULA
ULANG
NGA
A N PENYAK
PENYAKIT
IT MENU
MENUL
LAR

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

Disampaikan Pada Orientasi Fasilitator ILP


Jakarta, 10 April 2023
1. Tuju
Tujuan
an Pem
Pembebela
laja
jara
ran n
2. Ke
Kelo
lomp
mpokok Pen
Penya
yaki
kitt Menu
Menulalarr
3. Al
Alur
ur Pe
Pelay
layana
anan
n Kl
Klas
asteterr Pe
Pena
nangnggul
gulan
anga
gan
n

Penular
Pen ularan
an Pen
Penyak
yakit
it
OUTLINE 4. Sis
Siste
tem
m Ke
Kew was
aspa
pada
daanan Din
inii dan
dan Res
Respo
pon
n
Penyak
Pen yakit
it Potensi
Potensial
al KLB
5. Ke
Kegi
giata
atan
n pe
peng
ngend
endal
aliaian
n pe
penynyak
akit
it me
menu
nula
larr
dan KLB
Tujuan Pembelajaran
Pembelajaran Umum
a. Bagi orientasi fasilitator: Setelah mengikuti orientasi ini,
peserta dapat menjadi fasilitator dalam materi Klaster
Penang
Pen anggul
gulang
angan
an Penyak
Penyakitit Menula
Menularr
b. Tujuan Pembelajaran Umum bagi orientasi tenaga
kese
kesehhatan
atan:: Setela
telah
h mengik
ngikut
utii orie
orient
ntas
asii ini,
ini, pes
eser
erta
ta dap
dapat
TUJUAN memahami dan menjelaskan terkait Klaster
Penang
Pen anggul
gulang
angan
an Penyak
Penyakit it Menula
Menularr
PEMBELAJARAN
Tujuan Pembelajara
Pembelajaran
n K husus
hus us
Setelah mengikuti materi ini, peserta dapat memahami dan
menjelaskan:
a. Penang
Penanggul
gulang
angan
an P
Peny
enyaki
akitt M
Menu
enular
lar
b. Pengaw
Pengawasa
asann Kual
Kualita
itas
sL Ling
ingku
kunga
ngann

3
1. Tuju
jua
an Pembelela
ajaran
2. Ke
Kelo
lom
mpo
pokk Pe
Peny
nyak
akit
it Men
enul
ular
ar
3. Al
Alur
ur Pe
Pelay
layana
anann Kl
Klas
asteterr Pe
Pena
nang
nggul
gulan
anga
gan
n
Penular
Pen ularan
an Pen
Penyak
yakit
it
OUTLINE 4. Sis
Siste
tem
m Ke
Kew was
aspa
pada
daanan Din
inii dan
dan Res
Respo
pon
n
Penyak
Pen yakit
it Potensi
Potensial
al KLB
5. Ke
Kegi
giata
atan
n pe
peng
ngend
endal
aliaian
n pe
penynyak
akit
it me
menu
nula
larr
dan KLB
Penanggulangan Penyakit Menular

Tujuan:
❑ Melindungi masy
Melindungi masyarak
arakat
at dar
darii penula
penularan
ran Upaya:
penyakit
❑ Menurunkan angka kesakitan,
kesakitan, kecacatan Ketiga upaya tersebut dalam pelaksanaannya
dan kemati
kematian
an akibat
akibat pen
penyak
yakit
it menular
menular;; diintegrasikan dengan kegiatan klaster siklus
dan
hidup (klaster 2 dan 3)
❑ Mengurangi dampak
dampak sosial, budaya, dan
ekonomi akib
akibat
at penyakit
penyakit menu
menular
lar pada
❑ Pencegahan, untuk memutus mata rantai
individu, keluarga, dan masyarakat.
penularan, perlindungan spesifik,
pengendalian faktor risiko, perbaikan gizi
Strategi : masyarakat dan upaya lain sesuai dengan
ancaman penyakit menula
Strategi
dilakukanpenanggulangan
melalui kegiatan:penyakit menular ❑ Kewaspadaan Dini, merupakan
1. promosi
promosi keseha
kesehatan;
tan; kewaspadaan terhadap penyakit menular
2. surveilans
surveilans keseh
kesehatan;
atan; serta faktor-faktor yang mempengaruhinya
3. pengendalia
pengendalian n faktor risiko;
❑ Respon
Respon,, dilakukan melalui kegiatan
4. penemu
penemuan an kas
kasus;
us;
5. penanganan
penanganan kasus; penyelidikan epidemiologi, tatalaksana kasus,
6. pemberian
pemberian kekebalan
kekebalan (imu
(imunisasi)
nisasi) menerapkan status karantina, mengambil
7. pemb
pember
eria
ian
n obat
obat penc
pencegegah
ahan
an seseca
cara
ra dan mengirim sampel, mencari informasi,
massal. laporan
Penyakit menular Potensial KLB tidak mengenal batas

#1 administrasi; Mobilisasi manusia, hewan, barang, sangat


cepat menyebabkan transmisi penyakit antar wilayah
semakin cepat.
KERENTANAN
INDONESIA
35 BANDARA dengan akses
langsung ke LN (Asia, Australia,
Australia,
Eropa)

135 PELABUHAN LAUT dengan

akses langsung
Australia, Eropa, ke LN (Asia,
Afrika dan
Amerika)

10 Perlintasan Lintas Darat Batas


Negara (PLBDN) dengan Papua
Nugini, Timor Leste, Malaysia.

PERAIRAN TERBUKA – JALUR LINTAS NEGARA

PINTU MASUK
NEGARA
#3
#2
Perubahan Iklim
dapat berdampak
meningkatnya
penyakit infeksi dan
menimbulkan
dampak terhadap
kesehatan manusia
#3
Interaksi/
manusia dankontak antara
hewan
yang semakin dekat dan
intens berpotensi
menimbulkan penyakit
zoonosis semakin besar
Trend KLB di Indonesia, Tahun 2018-2022

Peta KLB Tahun 2022


Grafik Distribusi KLB, 2018-2022

334
304
285

110

41

2018 2019 2020 2021 2022


Kasus
1. Kholera 10. Avian Influenza
2. Pes H5N1 11.Antraks
3. DBD 12.Leptospirosis
PENYAKIT POTENSIAL KLB (PMK 4. Cam
Campak 13.Hepatitis
1501/2010) 5. Polio 14.Influenza A (H1N1)
6. Dif
Difte
teri
ri 15.Meningitis
7. Pert
Pertus
usis
is 16.Yellow Fever
8. Rab
Rabie
iess 17.Chikungunya
9. Mala
Malarria

Dan ditambah penyakit lainnya


yang ditetapkan oleh Menteri
PENGELOMPOKAN PENYAKIT
MENULAR
Public Health Emergency of
Penyakit Berpotensi KLB/Wabah (SKDR)
International Concern
1. Diare Akut (PHEIC);KKM
2. Malalar
aria
ia Kon
Konfi
firr mas
masii Penyakit Dapat Dicegah
dengan Imunisasi (PD3I) 1. H1N1
NEW-EMERGING DISEASES Pandemi (1990) 2.
3. Ters
Tersan
angk
gkaa Dem
Demam am Deng
Dengue ue
1. Hanta Vi
Virus 1. Difteri Polio (2014)
4. Pneumonia
2. Ebola Virus 2. Pertusis 3. Ebola (2014)
5. Diar
Diaree Ber
Berda
dara
rah haata
tauu Dis
Disen
entr
trii
3. Lassa 3. T eta
etan
n us/
us/T Te eta
tan
n us
us 4. Zika (2016)
4. Marburg Virus 6. Ters
Tersan
angk
gkaa Dem
Demam am TiTifo
foid
id
Neonatorum 5. (2002), dua
Me(2020)-covid-19
rsCov
5. Monkeypox 7. Si
Sind
ndro
romm Jau
Jaund
ndic ice
eAAku
kutt (potensi) satu
4. Polio 6.
6. Nipah Virus 8. Ters
Tersan
angk
gkaa Ch
Chik
ikun
ungu
gunynyaa Yell
5. Campak Rubela
7. West NiNile FFe
ever 9. Ters
Tersan
angk
gka
a Flu
Flu Bu
Bururung
ng 6. Demam Tifoid ow Fever
8. Yellow Fever 10.
10. Ters
Tersan
angk
gka
a Cam
Campapak k
7. Kolera
9. MERS CoV 11.
11. Ters
Tersan
angk
gka
a Dift
Difter
erii 8. Yellow Fever
10
0.. Le
Leg
gion
ion e
ell
lla
a 12.
12. Ters
Tersan
angk
gka
a Per
Pertu
tusi
siss 9. Influensa PENYAKIT KARANTINA
11. SARS 13. AFP 1 0.
0. Menenin
ingg iti
itiss 1. Pes
12.
12. Crime
Crimeanan KKon
ongo
go V
Vir
irus
us 14. Kasus
Kasus Gigi
Gigitam
tam H Hewa
ewan n Penula
Penularr 11.
11. Tube
Tubercrcul
ulososisis (TBC
(TBC)) 2. Kolera
13. SARS Rabies 12.
12. He
Hepa
pati
titi
tiss A dan
dan E 3. Demam Kuning
15.
15. Ters
Tersan
angk
gka
a An
Antr
trak
akss 13.
13. Peny
Penyakakit
it ak
akib ibat
at 4. Cacar

16. Tersan
Tersangka
gka Lep
Leptos
tospir
pirosi
osiss Pneumokokus 5. Typh
Typhus
us Be
Berc
rcak
ak Wa
Waba
bahi
hi
Neglected Tropical Diseases 17.
17. Ters
Tersan
angkgka
a Kol
Koler
eraa 14. Penyak
Penyakit
it akib
akibat
at Rota
Rotavir
virus
us 6. Lo
Lous
use
e Bor
Borne
ne Re
Rela
laps
psin
ing
g
(NTD’s) 18. Kla
Klaste
sterr Penyak
Penyakitit Ya
Yang
ng TTida
idak
k 15.
15. Peny
Penyak
akit
it aki
akiba
batt HP
HPV
V Fever
Lazim
1. Chikungunya 19. Tersan
Tersangka
gka Mening
Meningiti itis/E
s/Ense
nsefali
falitis
tis
2. Kusta
20.
20. Ters
Tersan
angkgka
a Teta
Tetanu
nuss
3. Rabies
Neonatorum
4. Schitos im
im iia
asis
21.
21. Ters
Tersan
angkgka
a Te
Teta
tanu
nuss
5. Filariasis
6. Frambusia 22. ILI
23. Tersan
Tersangka
gka Hand
Hand Foot
Foot M
Mout
outh
h
7. Leptospirosis
Disease (HFMD)
24.
24. Ters
Tersan
angk
gka
a COV
COVID
ID-1
-19
9

1. Tuju
jua
an Pembelela
ajaran
2. Kelompopokk Penyakit Menulalarr
3. Al
Alur
ur Pel
elay
ayan
anan
an Kl
Klas
aste
terr Pe
Pena
nangnggu
gula
lang
ngan
an
Penyak
Pen yakit
it Men
Menula
ularr
OUTLINE 4. Sistem Kewaspadaan Dini da dan
n Respon
Peny
Pe nyak
akit
it Po
Pote
tens
nsial
ial KL
KLBB
5. Ke
Kegi
giat
atan
an pe
peng
ngen
endadali
lian
an pe
peny
nyak
akit
it men
enul
ular
ar
dan KLB
ALUR KERJA KLASTER
4
Puskesmas*) PWS:
(ru
(rujuk
jukan
an dan Analisa Beban Penyakit meliputi morbiditas
pelaporan) dan cakupan pelayanan

Klaster 4
Penanggulangan Penularan Penyakit
Ya Verifikasi/ Penyelidikan
Ya Epidemiologi
Keterangan: Sinyal KLB
Penyakit Berpotensi KLB (< 24 jam)
*) Investigasi/pelacakan kontak
Tidak Tidak
serumah dan k on
ontak erat oleh
Penyakit Menular
kader didampingi oleh nakes (Penyakit dengan target Eliminasi/ Surveilans Respon KLB
**) Pen
Penemu
emuanan kasus
kasus aktif,
aktif, Invest
Investiga
igasi/
si/pel
pelaca
acakan
kan Eradikasi atau penyakit menular rutin (pengendalian faktor
ko
kont
ntak
ak,, peng
pengaw
awas
asan
an minu
minumm obat
obat,, pela
pelaca
caka
kan
n lainnya) risiko/lingkungan/
risiko/lingkungan/ vektor)
kasu
kasuss ma
mang
ngki
kir/
r/pu
putu
tuss be
bero
roba
bat,
t, pe
pema
mant
ntau
auan
an
faktorr risik
fakto risiko,
o, edukasi
edukasi penya
penyakit,
kit,

Tindak Lanjut Puskesmas


Target Eradikasi: Bersama Posyandu Prima
2016: Tetanus Neonatorum (Indonesia sudah Koordinasi Laporan
- Investigasi/Pelacakan
Investigasi/Pelacakan Kontak*) Lintas Sektor Berjenjang
eliminasi tahun 2016)
2026 (global) : Polio (Indonesia sudah bebas -- Penemuan kasus
Pemantauan aktifobat (obat rutin maupun terapi pencegahan)
minum
polio/tidak ada virus polio liar endemik tahun 2014) - Pengambilan dan pengiriman sampel untuk penegakan diagnosis
2030: Frambusia dan pemantauan kemajuan pengobatan

Target Eliminasi:
Campak, Rubella (eliminasi 2023)
2024: Kusta (global : 2030) Perlu Pemantauan
2025: Schistosomiasis Lanjutan
Tidak
2030: TBC, HIV, Sifilis, Malaria, Hepatitis B, Rabies,
Filariasis Ya
2040: Hepatitis C Kegiatan Kunjungan Rumah
(Nakes/Kader) **)
Siklus Pengendalian
KLB
Reguler

• Epidemiologi
• Lab. Mikrobiologi
(apabila
Kejadi
an diperlukan)

PE/
I Resp Investigasi
on
Dini Penanggula
ngan
C

S • Tatalaksanakasus
• Disposal
• ORI atauVaksinasi
terbatas
• Biosecurity
dan

Darurat Biokontain
ment
• Pembatasanmobilita

Pelayanan Klaster 4 untuk Penanggulangan Penularan


Penyakit
Sasaran
Delivery Unit

Masalah Layanan Kesehatan


Kesehatan Puskesmas Puskesmas Pembantu Posyandu Kunjungan Rumah

(Kecamatan) (Desa / Kelurahan) (Dusun / RT/RW) (Rumah / Masyarakat)

Penularan Penemuan kasus Pe


Pen
n em
em uan
uan kasu
asus ak
aktti f dan
dan pasi
pasiff Pen
Pene mmu
uaan
n kasu
asus akt
akt iiff da
dan
n Penemuan kasus aktif
penyakit pasif
MENULAR
Survey kontak Survey kontak Survey kontak Survey kontak
- Manusia (investigasi/pelacakan (investigasi/pelacakan
(investigasi/pelacakan kontak) (investigasi/pelacakan (pelacakan kontak)
ke kontak) kontak)
manusia

- Melalui vektor Verifikasi/Penyelidikan


epidemiologi Verifikasi/Penyelidikan
Verifikasi/Penyelidikan epidemiolo
epidemiologi
gi Verifikasi/Penyelidikan
epidemiologi
(nyamuk)
- Melalui hewan
Respon KLB: Respon KLB: Respon KLB: Respon KLB: Respon KLB:
• Pengendalian faktor • Pengendalian faktor risiko/ • Pengendalian faktor • Pemantauan dan • Pemantauan dan
risiko/ lingkungan/ lingkungan/ vektor dan binatang risiko/ lingkungan/ vektor pengendalian faktor pengendalian faktor
vektor dan pembawa penyakit dan binatang pembawa risiko/ lingkungan/ risiko/ lingkungan/
binatang pembawa penyakit vektor dan vektor dan
• Pengambilan specimen untuk
penyakit • Pengambilan specimen binatang pembawa binatang pembawa
• Pemeriksaan pemeriksaan laboratorium untuk untuk pemeriksaan penyakit penyakit
laboratorium respon KLB dan surveilans laboratorium untuk
untuk • Pengiriman specimen ke lab dikirim ke puskesmas
rujukan
respon KLB dan
surveilans
Pemberian Pengobatan Pemberian Pengobatan Pembagian obat, Pengawasan minum
masal/Profilaksis massal/Profilaksis pengawasan minum obat, obat, pemantauan efek
pemantauan samping pengobatan
kemajuan/efek samping dan pelacakan kasus
pengobatan mangkir/putus
mangkir/putus berobat
Edukasi penyakit menular Edukasi penyakit menular Edukasi penyakit menular Edukasi Edukasi
penyakit penyakit
menular menular

TUBERKULOSIS (TBC)
Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis

GEJALA PENEMUAN KASUS & PENEGAKKAN DIAGNOSIS


• Gejala utama TBC paru adalah batuk. • Strategi penemuan kasus TBC yaitu secara aktif-masif dan pasif-
• Gejala tambahan TBC dapat berupa intensif
• BB turun ttanpa
anpa penyeba
penyebab/BB
b/BB tidak naik/nafsu makan
makan turun
• Pene
Penegakk
gakkan
an diagn
diagnosis
osis TBC diutamaka
diutamakan n dengan
dengan pemeriksaan
• demam yang tidak diket
diketahui
ahui penyebabnya
penyebabnya
bakteriologis yait
yaitu
u menggun
menggunakan
akan AlAlat
at TCTCM
M (T(Tes
es Ce
Cepa
patt
• badan lemas/lesu Molekular) sesuai dengan SE Dirjen P2P No. 936 Tahun 2021
• berkeringat malam hari ttanpa
anpa keg
kegiatan
iatan
• sesak napas tanpa nyeri dada
• ada pembesa
pembesaran
ran get
getah
ah bening di leher atau
atau di ke
ketiak
tiak
PENGOBATAN
PENULARAN
• Peng
Pengobat
obatan
an TBC dilaks
dilaksanak
anakan
an sesuai dengan standar yang
Penularan TBC terjadi melalui udara
udara.. Sumber penularan adalah percikan
telah ditetapkan
dahak pasien yang dahaknya mengandung kuman TBC TBC..
• Prinsip pengobat
pengobatan
an TBC
TBC adalah tepat waktu, tepat dosis, tepat
cara

PENCEGAHAN
• Penyuluhan dan ededukasi
ukasi mengenai TBC
• Pelak
Pelaksanaa
sanaann KIE untuk berperilaku
berperilaku hidup bersi
bersih
h dan sehat untuk
intervnensi perubahan peril aku masyarakat
• TBC bisa menyerang semua orang tanpa terkecuali, baik dewasa
• Etika batuk
ataupun anak-anak, laki-laki ataupun perempuan.
• Vaksinasi BCG bagi bayi baru lahir
• TBC dapat disembu
disembuhkan
hkan apabila pasien patuh mengonsumsi obat
• Pemb
Pemberian
erian Terapi Pencegah
Pencegahanan Tube
Tuberkulo
rkulosis
sis (TPT
(TPT)) pada kont
kontak
ak
sesuai dengan ketentuan
serumah semua usia, ODHIV, dan faktor risiko lain
• Peningkat
Peningkatan
an kualitas ruma
rumah
h pasien, perumahan, dan permu
permukiman
kiman
• Pen
Penceg
cegaha
ahan
n dan Pen Penge
genda
ndalian
lian Inf
Infeks
eksii (P
(PPI)
PI) TBC
TBC di Fas
Fasilit
ilitas
as
Pelayanan Kesehatan dan ruang publik

Alur Pelayanan Tuberkulosis


Alur Pelayanan Tuberkulosis
MALARIA

• Malar
Malaria
ia ad
adala
alah
h pepeny
nyak
akit
it in
infe
feks
ksii ya
yang
ng • Parasit yang hidup dalam darah manusia sesuai
disebabkan oleh parasit malaria jenisnya dapat bertahan di dalam hati
(Plasmodium sp) • Kebe
Keberarada
daan
an para
parasi
sitt mala
malariria
a di dadala
lamm tu
tubuh
buh
• Malaria ditularkan melalui gigitan nyamuk manu
ma nusi
sia
a hany
anya da
dapa
patt dike
diketa
tahu
huii melalui
Anopheles betina yang mengandung pemeriksaan darah malaria
plasmodium malaria
• Plasmodium hid
hidup
up dan berk
berkemba
embang
ng biak
dalam sel darah manusia
• Lima
Lima jenis plas
plasmod
modium
ium pen
penyeba
yebab
b malar
malaria
ia • Malaria harus segera diketahui dan di obati untuk
pada manusia : mencegah penularan infeksi
1. P. vi
viv
vax • Obat yang diberikan dapat membunuh parasit dan
2. P. fa
falc
lcip
ipar
arum
um menghambat perkembangbiak
perkembangbiakannyaannya
3. P. ma
mala lari
riae
ae • Penyakit malaria dapat menyerang semua orang
4. P. ov
ovalalee baik
bai k lak
laki-la
i-laki
ki ata
ataup
upun
un per
perem
empuapuan,
n, pad
padaa se
semua
mua
5. P. kn
knowowlelesi
si golo
go long
ngan
an um umur
ur,, da
dari
ri ba
bayi
yi,, an
anak
ak-a
-ana
nak
k sa
samp
mpai
ai
orang dewasa apapun jenis pekerjaannya
Alur Pelayanan Malaria
Alur Pelayanan Malaria sesuai standar Alur Penemuan Kasus Malaria

Melakukan anamnesis Pasien datang dengan gejala klinis demam dalam 7 hari terakhir.
(dapat disertai nyeri kepala, mual, muntah, diare, nyeri otot dan
pegal-pegal)

Melakukan pemeriksaan Fisik seperti ukur TTV (Suhu, TD, Nadi, Pernafasan),
Pernafasan),
Konjungti
Konjungtiva
va anem
anemi,
i, kaku kuduk (pada malari
malaria
a cerebral),
cerebral), bibir
bibir siano
sianosis
sis
Periksa Darah Malaria
dengan mikroskop
dan/atau RDT
Mempersiapkan untuk melakukan pemeriksaan penunjang (mengambil
apusan
apusan dar
darah
ah teb
tebal
al dan tipi
tipis)
s)

Hasil Positif Hasil Negatif


Pemeriksaan penunjang (pemeriksaan slide darah dengan menggunakan
menggunakan
mikroskop)

Ulang pemeriksaan
Menegakkan diagnose berdasarkan hasil pemeriksaan Fisik, pemeriksaan
pemeriksaan Cari Etiologi Demam
penunjang Malaria darah
24 jam Malaria setiap
selama 72 jam yang lain

Memberik
Memberikan
an terap
terapii penat
penatalaks
alaksanaan
anaan dan memantau
memantau pengo
pengobata
batan
n pasien
Hasil Positif
Terapi sesuai
Etiologi

Memberik
Memberikan
an konse
konseling
ling dan edukasi
edukasi pada pasien
pasien dan keluarga
keluarga pasien
pasien

Malaria
HIV

HIV adalah viirus


v penyebab • Virus HIV di dalam darah akan menghancurkan
menurunnya kekebalan tubuh
seseorang CD4 (yang berfungsi kekebalan tubuh) dengan
cara virus bereplikasi.
HIV ditularkan melalui: • Untuk mengetahui seseorang telah terinfeksi HIV
❑ darah dan cairan tubuh
dengan pemeriksaan darah HIV dengan Rapid
❑ aktivitas berisiko (Hubungan seks
berisiko Test Diagnostik (R1-R2-R3)
❑ pengg
nggunaannaan nark
narko
oba su
sunt
ntik
ik
yang menggunakan suntik
berbagi, dan dari ibu hamil HIV
positif kepada bayinya)

• Infeksi HIV
HIV sampai
sampai sekarang obatnya,, sehingga harus minum obat seumur hidup
sekarang belum ada obatnya hidup..
• Jika telah
telah terdiagnosa
terdiagnosa HIV harus segera minum ARV
ARV,, walau tanpa gejala dan masih stadium
awal
Alur Pelayanan HIV sesuai standar
Pasien dirawat jalan dan rawat inap di
fasyankes
Kelompok orang/pasien yang dites HIV:

• LSI, waria, WPS/PPS dan


pelanggan, pensun, WBP
• Ibu hamil
• Pasien TBC
• Pasien IMS atau dengan keluhan
IMS
• Pasien hepatitis B dan C
• Pasien dengan gejala penurunan
kekebalan tubuh (gejala IO)
• Pasangan ODHIV

Anak dari Ibu HIV positif
• Di daerah epidemi meluas;
semua orang yang daang ke
fasyankes
• Individu lain yang membutuhkan
Menerima verbal consent

Menerima tes Menolak tes

Ke laboratorium Tanda tangan surat penolakan, beri informasi manfaat tes

Semua hasil lab dikembalikan ke nakes pengirim

Positif Inkonklusif Negatif

Jelaskan makna hasil tes, jelaskan secara garis besar,


apa langkah yang akan dilakukan di layanan ARV beserta
semua paket perawatan

1. Tujuan
Tujuan Pemb
Pembelaj
elajaran
aran
2. Kelom
Kelompok
pok pen
penyakit
yakit menu
menular
lar
3. Alur pelayana
pelayanan
n klaster pengenda
pengendalian
lian
penyakit
peny akit menu
menular
lar
OUTLINE 4. Sistem
Sistem Kewa
Kewaspad
spadaan
aan Dini dan Resp
Respon
on
Penyakit
Peny akit Pote
Potensia
nsiall KLB
5. Kegia
Kegiatan
tan peng
pengenda
endalian
lian peny
penyakit
akit

menular
menular dan KLB
Surveilans Berbasis Indikator
Pelaporan SKDR dilakukan sejak dari puskesmas untuk memberikan kewaspadaan
kewaspadaan
dini penyakit berpotensi wabah Contoh: Kasus COVID-19 pada G20

Laporan Puskesmas Bangli


melalui aplikasi SKDR
tentang kontak erat
Puskesmas
COVID-19 memberikan
Dinkes alert kepada Dinkes
Kab/Kota/Provinsi Kab/Kota/Prov dan
Kemenkes.
SMS/WA

Rumah Sakit
Dilakukan Verifikasi oleh Dinkes

SKDR

Dilakukan PE & pemeriksaan spesimen


oleh Dinkes dan Kemenkes

Laboratorium
Analisis dan interpretasi data menunjukkan
Kemenkes jumlah konfirmasi
konfirmasi dari suspect

Respon:
Pengobatan
Isolasi Mandiri
Pencarian kasus tambahan/ kontak erat

Surveilans Berbasis Kejadian (EBS)


Dilaporkan melalui web SKDR
SKDR,, telp/wa/ema
telp/wa/emailil ke PHEOC,
PHEOC, notifikasi dari jejaring surveilans
surveilans global atau
berasal dari hasil media screening.
screening.
Contoh: KLB Difteri di Kab. X

Laporan Dinas
Notifikasi IHR atau dari negara lain
Kesehatan Kabupaten
X melalui web SKDR
tentang kematian 6
orang warga dengan
Rumor di masyarakat / Media
penyebab
dipastikan. yang belum
Kontak PHEOC (Public
Health Emergency
Operations Centre)

Pintu Masuk Negara


Kemenkes Kemenkes Dilakukan Verifikasi oleh Dinkes
Telp/WA:
0877-7759-1097
email:
poskoklb@yahoo.com Dilakukan PE & pemeriksaan spesimen oleh
Dinkes dan Kemenkes
Dinkes
Kab/Kota/Provinsi
Hasil PE dan lab menunjukkan difteri

website SKDR Respon:


Fasyankes (untuk yang memiliki akses) Tatalaksana kasus suspect dan kontak erat
Tatalaksana kasus suspect dan kontak erat
Pelaksanaan Outbreak Response Immunization (ORI)

Surveilans Berbasis Indikator


❖ Pelaporan penyakit potensial wabah dengan
sumb
sumberer la
lap
por
oran
an da
dari
ri Puskes
skesma
mass dan Rum
Rumah Sak
Sakit
sebaga
seb agaii unit
unit pelapo
pelaporr
❖ Periode pelaporan mingguan sesuai minggu YANG
YANG DIL
DILAPO
APORKA
RKAN
N ADALAH “KA
ADALAH KASUS
SUS BAR
BARU
U”
epidemiolo
epide miologigi (Minggu
(Minggu – Sabtu)
❖ Da
Data
ta ya
yang
ng dila
dilapo
pork
rkan
an : ag
agrerega
gate
te se
sesu
suai
ai juml
jumlah
ah kasu
kasuss
pe
perr ming
minggugu pe
perr pe
peny
nyak
akit
it Pasien datang berobat dengan diagnosis

penyakit yang tidak sama dengan diagnosa


Surveilans Berbasis Kejadian penyak
pen yakit
it pad
pada
a kun
kunjun
jungan
gan seb
sebelu
elumn
mnya
ya
ATAU
❖ Pelaporan penyakit potensial wabah dengan Pasien datang berobat dengan diagnosis
sumber laporan dari medi
dia
a, rumor masyar
yarakat,
penyakit yang sama dengan kunjungan
hasil
has il labora
laborator
torium
ium,, dll
❖ Periode pelaporan : setiap saat jika terjadi sebe
sebelu
lumn
mnya
ya te
teta
tapi
pi su
suda
dahh pe
pern
rnah
ah se
semb
mbuh
uh
even
event/t/ke
keja
jadi
dian
an peny
penyakakit
it berp
berpototen
ensi
si KL
KLB
B (pen
(penya
yaki
kitt
terlampir)
❖ Data
Data yang
yang dila
dilapo
pork
rkan
an : pe
perr ke
keja
jadi
dian
an
Surveilans Penyakit Berpotensi KLB/Wabah

Penyakit yang dipantau SKDR Daftar Penyakit yang harus


Dasar Hukum:
Hukum: Permenkes nomor 1501 Tahun 2010 tentang Jenis dilaporkan segera (< 24 jam)
Penyakit Menular Tertentu yang Dapat Menimbukan Wabah dan
1. Kolera
Upaya Penanggulangan. 2. Tersangka Flu Burung (Pada
(Pada Unggas/
1. Diare 13. Antraks Manusia)
3. AFP
2. Malaria 14. Leptospirosis 4. DBD
3. Demam Dengue 15. Kolera 5. Meningitis/Encephalitis
6. Tetanus Neonatorum
4. Di
Diar
are
e Akut
Akut Be
Berd
rdar
arah
ah 16
16.. Meni
Mening
ngis
isti
tis/
s/En
Ence
ceph
phal
alit
itis
is
7. Tersangka Antraks
5. Demam Tifoid 17. Influenza Like Illness 8. Gigitan Hewan Penular Rabies
6. Sind
Sindro
rom
m Ja
Jaun
undi
dice
ce Akut
Akut 18
18.. Hepa
Hepati
titi
tiss 9. Klaster penyakit tidak lazim

7. Flu burung 19. Pneumonia 10. Tersangka Difteri


8. Chikungunya 20. Tetanus Neonatorum 11. Tersangka Campak
12. Tersangka Pes
9. Campak 21. Gigitan Hewan Penular Rabies
13. Tersangka Leptospirosis
10. Difteri 22. HFMD
14. Malaria (bagi wilayah non endemis)
11. Pertussis 23. Klaster penyakit tidak lazim 15. Hepatitis A
12. AFP/polio 24. COVID-19 16. COVID-19
17. Keracunan Pangan

HMMMM… APA ITU KLB???


30

Pengertian
KLB Keracunan Pangan
KLB Penyakit Menular Suatu kejadian dimana terdapat dua
Timbulnya atau meningkatnya orang atau lebih yang menderita sakit
kejadian kesakitan/kematian yang dengan gejala-gejala yang sama atau
bermakna secara epidemiologis pada hampir sama setelah mengkonsumsi
suatu daerah dalam kurun waktu sesuatu dan berdasarkan analisis
tertentu epidemiologi, makanan tersebut
terbukti sebagai sumber keracunan

Wabah
Penyelidikan Epidemiologi
kejadian berjangkitnya suatu
suatu tindakan atau kegiatan
penyakit menular dalam
penyelidikan atau survey yang
masyarakat yang jumlah
bertujuan untuk mendapatkan
penderitanya meningkat secara
gambaran terhadap masalah
nyata melebihi dari pada keadaan
yang lazim pada waktu dan daerah kesehatan atau penyakit secara lebih
menyeluruh.
tertentu serta dapat menimbulkan
malapetaka.
malapetaka.

Kriteria & Penetapan KLB dan Wabah

Peningkatan kejadian Peningkatan kejadian


Timbulnya suatu penyakit
kesakitan terus-menerus kesakitan dua kali atau lebih
menular tertentu yang
selama 3 (tiga) kurun dibandingkan dengan periode
sebelumnya tidak ada atau
waktu dalam jam, hari atau sebelumnya dalam kurun
tidak dikenal pada suatu waktu jam, hari, atau minggu
minggu berturut-turut jenis
daerah menurut jenis penyakitnya.
penyakitnya.

Rata-rata jumlah kejadian Kepala Dinas Kesehatan


Jumlah penderita baru dalam
kesakitan perbulan selama 1 Kabupaten/Kota/Provinsi
periode waktu 1 (satu) bulan
(satu) tahun menunjukkan
menunjukkan kenaikkan dua
kali atau lebih dibandingkan
KRITERIA kenaikkan dua kali atau lebih atau Menteri dapat
dibandingkan dengan rata-
dengan angka rata-rata KLB rata jumlah kejadian
menetapkan daerah dalam
jumlah per bulan dalam keadaan KLB, apabila suatu
kesakitan perbulan pada
tahun sebelumnya. tahun berkutnya.
daerah memenuhi salah
satu kriteria KLB.
Angka kematian kasus suatu Angka proporsi penyakit Terdapat dua orang atau lebih
penyakit (Case
(Case Fatality Rate)
Rate ) (Propotional Rate)
Rate) yang menderita sakit dengan
dalam 1 (satu ) kurun waktu penderita baru pada satu gejala-gejala yang sama atau
tertentu menunjukkan hampir sama setelah
periode menunjukkan
kenaikkan 50 % atau lebih mengkonsumsi sesuatu dan
dibandingkan dengan angka kenaikkan dua kali atau berdasarkan analisis
kematian kasus suatu penyakit lebih disbanding satu epidemiologi, makanan tersebut
periode sebelumnya dalam periode sebelumnya dalam terbukti sebagai sumber
kurun waktu yang sama. kurun waktu yang sama. keracunan.

Langkah-Langkah PE
Penerimaan informasi indikasi KLB 01 06 Penemuan kasus

Analisis epidemiologi deskriptif


Penetapan KLB
02 07
Menentukan sumber &
Persiapan turun lapangan 03 08 cara penularan

Verifikasi diagnosis
04 09 Rekomendasi penanggulangan

Penetapan kasus 05 10 Pembuatan Laporan

11
Diseminasi Laporan

1. Tuju
jua
an Pembel
ela
ajaran
2. Pendahuluan
3. Kelompok pe pen
nyakit menular
4. Al
Alur
ur pe
pela
layyan
anaan kl
klas
aste
terr pe
peng
ngen
enda
dali
lia
an
OUTLINE peny
pe nyak
akit
it me
menu
nula
larr
5. Sis
iste
tem
m Kewaspa paddaan Dini da dan Respoponn
Peny
Pe nyak
akit
it Po
Pote
tens
nsia
iall KL
KLB B
6. Ke
Keggia
iata
tan
n pe
peng
ngen
endadalilia
an pe
peny
nyak
akit
it men
enul
ular
ar
dan KLB
CONTOH KASUS 1 :
STRATEGI PENGE
PENGENDAL
NDALIAN
IAN
DIFTERI
Setiap suspek difteri dilakukan penyelidik
penyelidikan
an

Ambil spesimen dan pemeriksa spesimen di


laboratorium

Tatalaksana kasus dan Kontak erat

( ADS dan profilaksis Pusat dan provinsi)

Edukasi Petugas dan Masyarakat

Pencatatan dan Pelaporan yang berkualitas


KEBIJAKAN SURVEILANS
DIFTERI

1.Satu kasus suspek difteri perlu dilakukan upaya penanggulangan sesegera mungkin
untuk menghentikan penularan
2. Setiap suspek difteri dilakukan penyelidikan epidemiologi dan dilaporkan dalam 1 x 24 jam:
jam:

• Deteksi dini
dini kasus secara klinis dan laboratorium
l aboratorium serta tatalaksan
tatalaksana
a kasus untuk mencegah
kematian (Pemberian ADS) dan penularan (Pemberian Antibiotika) sesuai dengan protokol
pengobatan difteri;
• Mencari kasus tambahan/ Menelusuri
Menelusuri kontak erat
• Tatalaksana kontak erat untuk memutus penularan melalui pemberian obat profilaksis
• Melakukan kajian faktor resiko untuk penanggulangan dan menghentikan penularan.
3. Setiap suspek difteri diambil spesimen dan dilakukan pemeriksaan laboratorium kultur
4. Suspek difteri dengan hasil kultur positif dilanjutkan dengan pemeriksaan toksigenisit
toksigenisitas
as
menggunakan ELEK test

5. Edukasi Masyarakat
6.Outbreak Response Immunization (ORI
ORI)) dengan cakupan minimal 90%
7. Pencatatan dan pelaporan sesuai SOP

KLB
DIFTERI
• Suatu wilayah
dinyatakan KLBkab/kota
Difteri jika
ditemukan satu suspek
Suspek Difteri difteri dengan konfirmasi
seseorang dengan gejala:
✔ faringitis, tonsilitis, laringitis, trakeitis, atau
kombinasinya; laboratorium
positif kultur
✔ demam atau tanpa demam;
✔adanya p s eu do do memem b r an
an p ut
ut i h k eab u- u-
abu
bua an y ang
ang s ul ul it
it l epa
epas
s , m uda
udah
h be berd rda
ara
rahh
ap ab i l a d i l ep as at au d i l ak u k an ATAU
manipulasi..
manipulasi

• Jika ditemukan Suspek


Difteri yang mempunyai
hubungan epidemiologi
dengan kasus kultur
Pengiriman ke WA
WAG Kasus
di
Difteri
sertai kronologi

WA
Group: Pengiri
Pasien Permin Koneksi WAG man Berikan
difteri taan ke Kasus ADS ke ke
(klinis) ADS Dinkes Difteri Dinkes pasien
SKEMA TATALAKSANA
DIFTERI
Manajemen
Manajemen Kasus

Deteksi Dini indeks (Rujuk ke Kluster


RS)
Kasus Ambil spesimen, Pengobatan 2 dan 3
(AB & ADS), dan imunisasi
setelah 1 bln ADS

Penyelidikan Penelusuran Kontak Erat Pengawasan minum obat Membunuh


Epidemiologi Kasus (PMO) thdp ESO dan pencegahan
kuman
Profilaksis dan DO
Imunisasi menghentikan
(Form PE)
Identifikasi Faktor Re
Resiko:
siko: penularan !!
-Status imunisasi kasus & kont ak
Det ek s i k as u s -Ca
Cakupan
kupan imunis asi di w ilayah
ilayah
t am b ah an s ec ar a terjangkit, berdasarkan
berdasarkan laporan Kluster
rutin maupun survei.
4
d i n i d i k o m u n i t as
d an f as i l i t as -Manajemen cold chain
kesehatan.
Melindungi
SEGERA , jenis vaksin sesuai umu r
SEGERA
Kelompok Rentan 
sasaran, minim al satu wilayah
Outbreak memberi kekebalan
Response kecamatan, sampai usia tertin ggi populasi !!
kasus , 3 putaran
Immunization (tergantung kajian epidemiologi)
(ORI)

DIAGRAM: TATA LAKSANA KONTAK SUSPEK


DIFTERI
Suspek difteri

Tatalaksana kontak

Kemoprofilaksis Memberikan

Kekebalan difteri dg
Imunisasi kpd Semua
PMO
kontak
Pengawasan minum obat
• PMO diperlukan untuk
pada: Hari ke 1 : awal minum
mencegah putus obat

• PMO dapat berasal dari obat Bila timbul ESO dan atau
petugas kesehatan, kader Hari ke 2 : memastikan 2 hari pertama
kesehatan, tokoh gejala & tanda klinis difteri
minum obat secara adekuat  kuman
masyarakat, guru dan
sebaiknya tidak berasal mulai mati
dari keluarga. Hari ke 7 : ketaatan minum sampai selesai
• Pemantauan minimal
dilakukan pada hari 1, 2 Pengawasan terhadap Efek Samping Obat
dan 7  pada hari2 tsb Rujuk ke Fasyankes
minum obat didepan (ESO) dan timbulnya gejala dan tanda
PMO klinis difteri.

MEMBERIKAN EDUKASI KEPADA


MASYARAKAT
1. Jelaskan
Jelaskan kepada
kepada Masyar
Masyarakat
akat tanda-
tanda-tand
tanda
a dini difteri
difteri
2. Rujuk ke Rumah
Rumah Sakit jika ada
ada anggota keluarga atau masyarakat yang menderita sesuai
gejala difteri
3. Jelaskan
Jelaskan cara
cara untuk
untuk menghind
menghindari
ari penulara
penularan
n dengan
dengan :
a. Kurangi kon
kontak
tak penderita
penderita dengan orang lain
b.Keluarga yang menunggu
menunggu penderita
penderita agar memakai masker
masker dan selalu mencuci tangan
c. Minum kemoprofilaksis sesuai dosis
4. Jelaskan kenapa keluarga/konta
keluarga/kontak
k erat harus minum
minum obat erithromycin sesuai dosis
5. Jelaskan cara minum
minum erithromicin dan efek
efek sampingnya
sampingnya dan harus
harus diminum setelah makan.
6. Tunju
njuk PMO
PMO
7. Minta keluarga agar
agar penderita
penderita diimunisasi
diimunisasi 3-4 minggu setelah
setelah pulang
pulang dari RS
CONTOH KASUS
KA SUS 2 :
STRATEGI PENGENDALIAN TUBERKULOSIS
INVESTIGASI
KONTAK

Investiga
Investigasi
si Kontak (IK): ke
Kontak (IK) kegi
giat
atan
an untu
untuk k meni
meningngka
katk
tkan
an pene
penemumuan
an ka
kasu
suss
TBC
TBC de
deng
ngan
an cara
cara mend
mendetetek
eksi
si seca
secara
ra di
dini
ni dan
dan sist
sistem
emat
atis
is terh
terhad
adap
ap oran
orang
g
ya
yang
ng ko
kont
ntak
ak deng
dengan
an sumb
sumberer infe
infeks
ksii TBC.
TBC.

Tu
Tujuan IK:
juan

• Menemukan kasus TBC secara dini


• Menemukan TCB Laten Anak <5 Thn dan
TBC Laten Kontak Serumah
• Mencegah penularan TBC
• Memutus rantai penularan TBC di masyarakat.

Sasa
Sasara n IK: seluruh kontak dari
ran ari semua
mua pasien TBC baru
ru//kambu
mbuh baik
TBC Sensitif Obat maupun TBC Resistan Obat dan TBC anak di
lin
lingku
gkunga
ngann rumah
rumah tangga
tangga atau
atau tempat-
tempat-temp
tempat
at lain
lain
ALUR INVESTIGASI
KONTAK (klaster
4)
Pengendalian penularan penyakit
TUBERKULOSIS
Sasaran Delivery Unit
Masalah Layanan Kesehatan Puskesmas Posyandu Prima Kegiatan Posyandu Kunjungan Rumah
Kesehata (Kecamatan) (Desa / Kelurahan) (Dusun / RT/RW) (Rumah / Masyarakat)
n
Penularan Penemuan kasus aktif Penemu
Penemuan
an Inde
Indek
k Kasus
Kasus Penemu
Penemuan
an Indek
Indek Kas
Kasus
us
penyakit
Kontak Investigasi Kontak Investigasi Kontak In
Inve st
stigasi
MENULA
R
- Manusia ke
manusia

Diagnosis Penemuan suspek Penemuan suspek


Peng
engamb
mbiila
lan
n sa
sam
mpel Peng
engambil
ila
an dan
untuk penegakan pengiriman sampel untuk
diagnosis dan penegakan diagnosis dan
pema
pemant
ntau
auan
an kkem
emaj
ajua
uan
n pema
pemant
ntau
auan
an kkem
emaj
ajua
uan
n

pengobatan pengobatan

Pengobatan Pemberian OAT Pemberian OAT Pemantauan minum Pengawasan minum obat,
obat (OAT dan TPT) pelacakan kasus
Pemberian TPT Pemberian TPT
Pelacakan kasus
Pemantauan minum obat Pemantauan minum mangkir/putus
(OAT maupun TPT) obat (OAT dan TPT) mangkir Pemantauan berobat, pemantauan
FR lainnya
FR lainnya
Pelacakan kasus mangkir
32
Ed
Edu
ukkas
asii pen
pen y
ya
aki
kitt m
me
enu llar
ar Ed
Edu
ukasi
kasi pen
pen yak
yakiit Edu
Edukasi
kasi pen
penyaki
yakitt m
me
enula
larr Edukasi Penyakit Menular Edukasi penyakit menular

PENGAW
AWASAN
ASAN KUALI
KUALIT
TAS LI
LINNGKUN
KUNG
GAN
PAD
ADA
A KL
KLAS
AST
TER 4

DIREKTORAT
DIREKTORAT PENYEHATAN LINGKUNGAN

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

Disampai
Disampaikan
kan Pad
Pada
a Orient
Orientasi
asi Fasilit
Fasilitator
ator ILP
Jakarta, 10-14 April 2023
Outline

1. Overview penyehatan lingkungan


2. Pelayanan kesehat
kesehatan
an lingkungan di Puskesmas
Puskesmas
3. ST
STBM
BM
47

Tujuan
Tujuan Pembelaj
Pembelajaran
aran

Tuju
Tujuan
an Pembe
Pembela
lajar
jaran
an Khusus:
Khusus:
Setelah meng
mengik
iku
uti mate
materri ini, pe
pese
sert
rta
a mampu:
Tuju
Tujuan
an Pembe
Pembela
lajar
jaran
an Umu
Umum:
m: 1. Me
Mellak
akuk
uka
an pe
pennga
gawa
wasasan n kua
uallita
tas
s
Kesehatan lingkungan.
Pesert
Peserta
a ma
mampmpu
u me
mema
maha
hammi da
dann
melakuka
melak ukann pen
pengawasa
gawasan
n kualitas
kualitas 2. Me
Mema
maha
hamimi salah sasattu alur pe
pela
laya
yana
nann
kesehatan
kesehata n kl
klas
aste
terr 4 pen
penang
anggul
gulang
angan
an
Kesehatan lingkungan internal dan peny
pe nyak
akit
it men
enul
ular
ar ya
yait
itu
u memaham
memahamii
eksternal alur pengaw asan kualitas
Kesehatan lingkungan
3 . M em ah am i al ur STB M
Pencegahan dan
dan pengendalia
pengendalian
n penyakit melalui pem
pemenuhan
enuhan
lingkungan yang sehat
global 24% kematian
Secara global kematian disebabkan oleh penyakit
penyakit yang
yang dapat dicegah
dicegah
dengan intervensi/ modifikasi lingkungan

Penyakit / Mala
Malari
ria
a Tube
Tuberc
rcul
ulos
osis
is Diar
Diare
e Kond
Kondis
isii Ne
Neon
onat
atus
us Kura
Ku rang
ng Kard
Kardio
iova
vask
skul
uler
er Kank
Kanker
er
Gangguan Energi Protein
Kesehatan
Proporsi
lingkungan yang 42% 17% 57% 11% 15% 31% 20%
menyebabkan
penyakit

Intervensi 1. Modifikasi 1. Tingkat Meningkatk 1. Mengurangi Meningkatkan 1. Modifikasi Modifikasi


lingkungan lingkungan kepadatan an akses air paparan ibu akses air dan lingkungan lingkungan
utama untuk dan rumah, minum dan terhadap sanitasi aman. untuk rumah dan
mencegah manipulasi penjara dan sanitasi asap rokok Kampanye mengurangi tempat kerja
penyakit lingkungan rumah sakit. yang aman bekas perubahan polusi udara untuk
untuk 2. Perbaikan serta sarana (terutama di perilaku yang mengurangi
mengurangi kualitas dan rumah). higine. bersumber risiko paparan
tempat udara di membiasak 2. Meningkatka dari asap polusi udara
perkembangbi rumah dan an cuci n akses
akses air tembakau dalam ruang
akan vektor. tempat kerja tangan dan sanitasi di bekas, yang
2. Mengurangi (paparan pakai tempat paparan bersumber dari
kontak antara penambang sabun. melahirkan/ timbal. asap tembakau
manusia dan terhadap Fasyankes. 2. Modifikasi bekas, radiasi
vektor silika, debu lingkungan pengion, radiasi
penyakit batubara, pekerjaan UV, bahan
misalnya asap yang kimia.
menyimpan tembakau membuat
air minum di bekas). stres kondisi
tempat yang kerja dan
tepat. pengaturan
Sumber: Preventing disease through healthy environments A global assessment of the burden of disease from environmental risks, shift.
WHO, 2016
Catatan: penyakit yang ditampilkan berdasarkan prioritas transformasi kesehatan
49

Penyehatan lingkungan dilaksanakan untuk memenuhi amanat Undang-Undang


Output yang diharapkan adalah terwujudnya kondisi lingkungan yang sehat

UU No. 36 Tahun
2009 Media
Pasal 162 Lokus
Lingkungan
Upaya kesehatan
lingkungan ditujukan
Kualitas lingkungan
sehat: •Air •Permukiman
untuk mewujudkan
•Udara •Tempat kerja
kualitas lingkungan 1. Baku Mutu Kesehatan
•Tanah •Tempat rekreasi
yang sehat, baik fisik, PP No. 66 Tahun Lingkungan (SBMKL)
kimia, biologi, 2014 •Pangan •Tempat dan Fasilitas
2. Persyaratan kesehatan
maupun sosial yang •Sarana dan bangunan Umum
memungkinkan •Vektor dan binatang
setiap orang pembawa penyakit
mencapai derajat
kesehatan yang Peraturan
setinggi-tingginya. Menteri
Kesehatan (PMK)

Pelabuhan Sehat Rumah Sehat


Sertifikat Laik
Higiene Sanitasi

>80% Terminal Sehat Sekolah Sehat (SLHS):


Rumah Makan/
Restoran Jasa Boga
Komponen pembinaan Wisata Sehat Pasar Sehat Depot Air Minum
Usaha Kesehatan Hotel
Sekolah (UKS) berupa
lingkungan Lapas Sehat Perkantoran Sehat
50

Kegiatan Kesling terkait Upaya Penyehatan, Pengamanan & Pengendalian


Upaya Kegiatan

Surveilans
1 Pen y eh at an Pengumulan data
data yang sistematik dan terus menerus dapat melalui
melalui Konseling di
Air, udara, tanah, pangan,
pangan, sarana & Puskesmas maupun pengamatan ke lapangan (Inspeksi Kesehatan Lingkungan).
bangunan

2 Pen g am an an Uji Laboratorium


Upaya perlindungan kesehatan Dilakukan sebagai penegasan
penegasan ukuran parameter kualitas
kualitas media lingkungan berkenaan
berkenaan
masyarakat (dari unsur yang dengan unsur fisik, biologi dan kimia yang menjadi potensi faktor risiko penyebaran
menimbulkan gangguan kesehatan) penyakit dan atau gangguan kesehatan.

Pengolahan limbah (persyaratan teknis


pengolahan limbah)
Anal is is Ris
Risik
ik o
Pengawasan lim bah (Pengawasan
Pengawasan Metode atau pendekatan untuk mengkaji lebih cermat terhadap potensi risiko kesehatan
k esehatan
terhadap pengelolaan limbah) yang berkenaan dengan kualitas media lingkungan.

3 Pen g en d al i an
Intervensi
Vektor & binatang pembawa penyakit KIE, Teknologi tepat guna, dan rekayasa lingkungan, serta pengendalian vektor dan
binatang pembawa penyakit
51

Terdapat lima kegiatan dalam pengawasan kesehatan lingkungan


Pendekatan
Pendekatan intervensi
i ntervensi dilakukan secara berjenjang dimulai dari keluarga

Penyehatan Air dan Sanitasi Dasar


Percepatan & Pembangunan Sarana Sanitasi/Stbm ,
Pengamanan
Pengaman an Air Minum, Penilaian Kualitas Air,
Teknologi Tepat Guna Daerah Sulit

Penyehatan Udara Tanah & Kawasan


TFU (Sekolah, Puskesmas, Pasar), Rumah, Kab/Kota
Sehat, Pelabuhan/Bandara Sehat
Keluarga
Penyehatan Pangan
TPP: Kantin Sekolah/Institusi , Sentra Pangan Jajanan,
DAM, Jasaboga, Rm/Rest, Makanan Jajanan
Sehat
Pengamanan Limbah dan Radiasi
Pengawasan Pengelolaan Limbah Fasyankes, Limbah
B3 Dan Logam Berat, Radiasi,
Sumber :
APBN PUSAT, DEKON, APBD, DAK, CSR/SWASTA
Adaptasi Perubahan Iklim dan Kebencanaan
Lingkungan
Masyarakat, WASH serta Fasyankes yang Berketahanan
Iklim, Kedaruratan Lingkungan
Pelayanan kesehatan lingkungan di Puskesmas

PENGERTIAN TUJUAN UMUM


Pelayanan kesehatan lingkungan adalah Untuk meningkat
meningkatkan
kan derajat
derajat kesehatan
kegiatan atau serangkaian kegiatan yang masyarakat melalui upaya preventif, promotif,
ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan dan kuratif yang dilakukan secara terpadu dan
yang sehat baik dari aspek fisik, kimia, biologi, berkesinambungan
maupun sosial guna mencegah penyakit

dan/atau
oleh faktorgangguan kesehatan
risiko lingkungan . yang diakibatkan

PENYELENGGARAAN TUJUAN KHUSUS


✓ Setiap Puskesmas wajib menyelenggarakan ✓ Menurunkan angka penyakit dan/atau
Pelayanan Kesehatan Lingkungan
✓ Pelayanan Kesehatan Lingkungan ✓ gangguan
Meningkatnya Kesehatan
pengetahuan, kesadaran,
merupakan bagian dari pelayanan kemampuan, dan perilaku hidup bersih dan
kesehatan paripurna yang diberikan kepada sehat
Pasien ✓ Keterpaduan kegiatan lintas program dan
lintas sektor
Sumber: Peraturan Menteri Kesehatan Republik I ndonesia Nomor 13 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan 53
Pelayanan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas

Pelayanan kesehatan lingkungan dilaksanakan di dalam dan di luar gedung


Hasil kegiatan dilaporkan dan dapat dipantau secara realtime melalui E Monev
No Kegiatan Sasaran Waktu/ Periode Pencatatan & Pelaporan
Dalam Gedung

1. Konseling (Klinik Sanitasi) 1. Pasien penyakit berbasis lingkungan Setiap hari Register manual
2. Klien (warga yang sehat)

2. Pengelolaan limbah Limbah medis Setiap hari E Monev:


medis padat dan cair http://kesling.kesmas.kemk
http://kesling.kesmas.kemkes.go.id/limbahf
es.go.id/limbahfasya
asya
nkes/

3 Pemantauan Inspeksi
Pemantauan Fakt
Faktor
or re
resi
siko
ko Ke
Kese
seha
hata
tan
n lin
lingk
gkun
unga
gan
n Mini
Minima
mall 1 Ta
Tahu
hun
n se
seka
kalili E sa
satu
tu
kesling di Fasyankes

Luar Gedung
1. Inspeksi Kesehatan Rumah, sumber air, sekolah, dll Setiap hari Register manual
Lingkungan
Lingkunga n (IKL) tindak (berdasarkan
(berdasarkan hasil konseling) (kesepakatan waktu
lanjut konseling dengan pasien/ klien)

2. Inspeksi Kesehatan 1. TFU (sekolah, pasar,


pasar, tempat ibadah, Minimal setahun sekali Monev: https://e-satu.kemkes.go.id/
1. E Monev:
Lingkungan (IKL) bioskop, tempat rekreasi, hotel, dll) untuk masing-masing 2. E Monev: https://tpm.
https://tpm.kemkes.go.
kemkes.go.id/kesling-
id/kesling-
program rutin 2. TPP (rumah makan/ restoran, jasa lokus web/
boga, depot air minum (DAM),
makanan jajanan)

3. Intervensi 1. Pemberdayaan masyarakat Disesuaikan dengan E Monev


(pemicuan STBM) kebutuhan di masyarakat http://monev.stbm.kemkes.go.id/monev/
2. Teknologi Tepat Guna (TTG)
sanitasi dan air Register manual
3. Kampanye lingkungan sehat
54
4. Investigasi KLB penyakit Lokasi KLB Maksimal 1x24 jam Register manual

Sasaran Pengawasan

Internal →
Fasili
Fasilitas
tas Pel
Pelaya
ayanan
nan Kes
Kesehat
ehatan
an (Pus
(Puskesm
kesmas)
as)

Eksternal →
1. Permukiman
Permukiman (KK/Desa/Kelu
(KK/Desa/Kelurahan)
rahan)
2. Tempa
Tempatt dan Fasi
Fasilitas
litas Umum
a. FasilitasPendidikan
FasilitasPendidikan
b. Pasar dan Pusat Perbelanjaan

c. Tempat Ibadah
d. Sarana
Sarana trans
transporta
portasi
si darat
darat,, laut, ud
udara
ara dan kere
kereta
ta api
e. Stasiun
Stasiun dan tterminal
erminal
f. Pelabuhan, Bandar
Bandar Udara dan Pos Lintas Batas Darat Negara
g. Hotel
h. Sarana Olahraga

3. Tempat Pengolahan Pangan (RM,Restoran, Sentra Pangan


Jajanan,
Jajanan, Depot A
Air
ir Minum
Minum,, Gerai panga
pangan
n jajanan
jajanan keliling)
keliling)

55

Alur Pelayanan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas

R. LAB GUDANG DAPUR R.RAPAT R. ADMINIS Ka.


TRASI PUSKESMAS

RUANG
R. KIA/KB &
STERILISASI
IMUNISASI

KM/WC

R. PENDAFTARAN & REKAM R. RAWAT


RUANG
MEDIK PASCA
KONSELING
PERSALINAN

RUANG
KES.GIMUL KM/WC

PA SIEN K L IEN
R. PERIKSA R.
UMUM PERSALINAN

RUANG R. TINDAKAN
FARMASI
PINTU MASUK/KELUAR
PUSKESMAS
Catatan: layout menyesuaikan masing-masing Puskesmas
56

1 Konseling
Tahapan awal pelayanan Kesehatan lingkungan
di Puskesmas
adalah hubungan komunikasi antara Langkah-langkah kegiatan Konseling
Tenaga Kesehatan Lingkungan dengan 1. Persiapan (P1)
pasien yang bertujuan untuk mengenali a. menyiapkan tempat yang aman, nyaman dan
dan memecahkan masalah kesehatan tenang;
lingkungan yang dihadapi b. menyiapkan daftar pertanyaan untuk
mendapatkan informasi yang dibutuhkan;
OLEH ? c. menyiapkan media informasi dan alat peraga bila
Tenaga Kesehatan
Kesehatan Lingkunga
Lingkungan
n diperlukan seperti poster, lembar balik, leaflet,
maket (rumah sehat, jamban sehat, dan lain-lain)
UNTUK ? serta alat peraga lainnya.
Pasien
2. Pelaksanaan (P2) → menggali data/informasi kepada
Pasien atau keluarganya
BAGAIMANA ?
a. Umum, berupa data individu/keluarga dan data
Terintegrasi dengan pelayanan
pengobatan
pengobat an dan/ata
dan/atau
u perawata
perawatan
n lingkungan;
b. Khusus, meliputi:
• identifikasi prilaku/kebia
prilaku/kebiasaan;
saan;
MEDIA ? • identifi
identifikasi
kasi kondisi kualitas kesehatan
Alat peraga, percontoha
percontohan,n, media lingkungan;
informasi cetak, media elektronik • dugaan penyebab;
• saran dan rencana tindak lanjut.

KAPAN ?
Setiap hari kerja

57

2 Inspeksi Kesehatan Lingkungan (IKL)

adalah kegiatan pemeriksaan dan pengamatan secara langsung Pengamatan


terhadap media lingkungan dalam rangka pengawasan berdasarkan Lingkungan, Perilaku,
standar, norma, dan baku mutu yang berlaku untuk meningkatkan kualitas Konseling, IKL
lingkungan yang sehat

Penemuan Penderita
& Pemetaan Populasi
Berisiko
Koordinasi dengan Koordinasi Lintas
Perangkat Koordinasi dengan Program
Desa/Kelurahan Lintas Sektor Seksi/Bidang Lain di
Kades/Lurah Kecamatan PKM Memberikan Saran
RW/RT, dan Kadus Pustu Tindak Lanjut, Kepada
Bidan Desa Pasien/Klien

Analisis Risiko Kesling


1 2 3
Waktu pelaksanaan Inspeksi Kesehatan Lingkungan
Lingkungan sebagai tindak l anjut hasil Konseling sesuai dengan
kesepakatan
kesepakata n antara Tenaga Kesehatan Li ngkunga
ngkungan
n dengan Pasien, yang diupayakan dilakukan paling
lambat 24 (dua puluh empat) jam setelah Konseling
58

Metode IKL (1)

1. Pengamatan Fisik Media Lingkungan

PANGAN VEKTOR & BINATANG PEMBAWA AIR


mengamati kondisi kualitas media
mengamati PENYAKIT mengamati sarana (jenis dan kondisi)
pangan, yang memenuhi prinsip- mengama
men gamati
ti adan
adanya ya tand
tanda
a tand
tanda
a penyediaan air minum dan air untuk
prinsip higiene sanitasi dalam kehidu
kehidupan
pan vek
vekto
torr dan binat
binatan
ang
g kepe
keperl
rlua
uan
n hig
igie
iene
ne sa san
nit
itas
asii dan
dan
pengelolaan pangan Pembawa penyakit mengamati kualitas air

TANAH SARANA & BANGUNAN UDARA


mengamati kondisi kualitas tanah
mengamati mengamati
mengama ti dan meme
memeriks
riksa
a kon
kondisi
disi menga
men gamamatti ket
eter
erse
sedi
diaa
aan n dan
dan
yang
yang ber
berpo
poten
tensi
si seb
sebaga
agaii med
media
ia kualitas bangunan dan sarana pada kond
kondis
isii ke
kebe
bers
rsih
ihan
an ve vent
ntila
ilasi
si da
dan
n
penularan penyakit rumah/tempat tinggal Pasien mengukur luas ventilasi permanen
59

Metode IKL (2)

2. Pengukuran Media Lingkungan di Tempat 3. Uji Laboratorium


Pengukuran media lingkungan di ✓ Apabila hasil pengukuran in situ
tempat dilakukan dengan memerlukan penegasan lebih
menggunakan alat in situ untuk lanjut, dilakukan uji laboratorium
mengetahui
mengetah ui kualitas
kualitas media ✓ Uji laboratorium dilaksanakan di
lingkungan yang hasilnya langsung laboratorium yang terakreditasi
diketahui di lapangan.
lapangan. sesuai parameternya

SANITARIAN KIT

1. Thermo hygrometer
2. Anemomet
A nemometer
er
3. Luxmeter
4. Photometer
5. Pencacah partikel
6. Sound level meter
7. Mikrobiologi sanitarian kit
8. Thermometer makanan
9. TDS
10. PH meter
11. Inkubator
12. Blender tangan
13. Timbangan digital
14. Rapid arsenic test kit 60

Metode IKL (3)

4. Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan

a) Identifikasi bahaya c) Pengukuran pemajanan


Mengenal dampak buruk kesehatan yang Perkiraan besaran, frekuensi dan lamanya
disebabkan oleh pemajanan suatu bahan pemajanan pada manusia oleh suatu
dan memastikan
mutu serta kekuatan bukti yang bahan melalui
jalur dan semua perkiraan
menghasilkan
mendukungnya. pemajanan.

b) Evaluasi dosis respon


d) Penetapan Risiko
Melihat daya racun yang terkandung
dalam suatu bahan atau untuk Mengintegrasikan daya racun dan
menjelaskan bagaimana suatu pemajanan kedalam “perkiraan batas
kondisi pemajanan (cara, dosis, atas” risiko kesehatan
kesehatan yang terkandung
frekuensi, dan durasi) oleh suatu bahan dalam suatu bahan.
yang berdampak terhadap
61

Langkah IKL

1. Persiapan :
✓ Mempelajari hasil konseling
konseling
✓ Membuat janji kunjungan rumah dan
lingkungannya dengan pasien dan
keluarga
✓ Menyiapkan dan membawa berbagai
peralatan dan kelengkapan lapangan
yang diperlukan (form IKL, media
penyuluhan, alat pengukuran)
✓ Melakukan koordinasi dengan perangkat
desa atau kelurahan.

2. Pelaksanaan :
✓ Melakukan pengamatan media
lingkungan dan perilaku masyarakat.
✓ Melakukan pengukuran media lingkungan
di tempat, uji laboratorium dan analisis
resiko sesuai kebutuhan
✓ Melakukan penemuan penderita lainnya.
✓ Melakukan pemetaan populasi beresiko
✓ Memberikan saran dan tindak lanjut
kepada sasaran (keluarga,
(keluarga, pasien dan
dan
keluarga sekitar)

62

3 Intervensi Kesehatan Lingkungan

Intervensi Kesehatan Lingkungan adalah tindakan penyehatan,


pengamanan, dan pengendalian untuk mewujudkan kualitas
lingkungan yang sehat baik dari aspek fisik, kimia, biologi, maupun
sosial

Intervensi Kesehat
Kesehatan
an Lingkungan
Lingkungan dapat berupa:
1. komunikasi, informasi,
informasi, dan edukasi,
edukasi, serta
penggerakan/pembe
pengger akan/pemberdayaan
rdayaan masyarakat
masyarakat;;
2. perbaikan dan pembangunan sarana;

3. pengembangan
dan/atau teknologi tepat guna (TTG);
4. rekayasa lingkungan
SDM
1 Orang Tenaga Kesling

SUMBER
DAYA DANA
APBN, APBD, masyarakat sumber lain yang sah

SARANA & PRASANA


✓ ruang Konseling
✓ Laborat
Laboratorium
orium terintegrasi;
terintegrasi;
✓ peralatan yang dibutuhkan dalam Interve
Intervensi
nsi
Kesehatan Lingkungan; dan

media komunikasi, informasi, dan edukasi.
Ruang yang digunakan
digunakan bersama dengan ruangan
ruangan
promosi kesehatan
PEMANTAUAN DAN EVALUASI
PELAYANAN KINERJA PELAKSANAAN PERTEMUAN
PUSKESMAS DAN PENGAWASAN
KESLING KUALITAS MEDIA
INTEGRASI
INDIKATOR
PUSKESMAS PENILAIAN LINGKUNGAN LINTAS
AKREDITA SI DALAM RANGKA PROGRAM
PUSKESMAS PROGRAM
KESEHATAN

PEMANTAUAN D
AN EVALUASI

Pengawasan media lingkungan dilakukan secara internal dan


eksternal
Dilakukan oleh tenaga yang berkompeten dan peralatan* yang terstandar

Sasaran pengawasan
Internal
lingkungan:
Eksternal
1. kualitas air;
 Otoritas/ penyelenggara
penyelenggara pintu masuk  Instansi/ pejabat
pejabat karantina
karantina kesehatan
2. kualitas udara indoor
Pelaksana
dan outdoor
3. tempat pengelolaan
 Observasi pangan;
 Observasi
Metode  Pemeriksaan menggunakan alat  Pemeriksaan menggunakan alat 4. kualitas tanah;
laboratorium lapangan (insitu) laboratorium lapangan (insitu) 5. limbah cair;
sederhana (rapid test) sederhana (rapid test) 6. limbah padat;
 Pemeriksaan sampel media
media lingkungan 7. vektor dan binatang
ke laboratorium
penular/ pembawa
penyakit.
 Minimal 1 bulan sekali atau sesuai risiko (jenis  Minimal setahun 2 kali atau adanya
Waktu media lingkungan) indikasi pencemaran

 Temuan untuk
untuk langsung dapat
dapat diperbaiki  Rekomendasi perbaikan dan/atau
Daftar formulir IKL dapat didownload dari :
Output intervensi http://kesling.kesmas.kemk
http://kesling. kesmas.kemkes.go.id
es.go.id

Peralatan pengawasan kualitas lingkungan:


alat ukur suhu ruangan; alat ukur suhu air; alat ukur kelembaban ruangan;
ruangan; alat ukur kebisingan; alat
ukur pencahayaan
pencahayaan ruangan; alat ukur swapantau kualitas air bersih; alat ukur swapantau kualitas air
limbah; dan al at ukur kepadatan vektor pembawa penyakit.
penyakit.

66

Pengawasan media lingkungan dilakukan berbasis lokus


Hasil pengawasan diinput ke dalam emonev ESATU dan dapat dipantau secara realtime

Lokus Pengawasan Pelaporan

Rekomendasi

tidak

Memenuhi ya
Kepala Daerah melalui
Eksternal Syarat Kepala OPD terkait
(MS)

Input di sistem
informasi (ESATU)
TFU

Memenuhi ya Kepala Puskesmas/


Internal Syarat dinas kesehatan/ OPD
(MS) terkait setempat

tidak

Perbaikan

Lokus TFU yang menjadi prioritas 1. Pengawasan Eksternal dilaksanakan oleh tenaga kesehatan Hasil IKL dilaporkan
pengawasan saat ini adalah lingkungan/ sanitarian Puskesmas/ dinas kesehatan melalui dan kepada Kepala OPD
Sekolah/ madrasah (SD/MI, menggunakan Formulir Inspeksi Kesehatan Lingkungan (IKL), terkait untuk dapat
SMP/Mts, Pasar, dan dilakukan minimal satu tahun sekali untuk masing-masing lokus. ditindaklanjuti
Puskesmas), untuk TFU lain
dapat dilakukan pengawasan 2. Pengawasan Internal dilaksanakan oleh penyelenggara/
mengacu pada peraturan penanggung jawab TFU secara mandiri menggunakan Buku
daerah masing-masing. Rapor Kesehatan Lingkungan dilakukan minimal satu bulan sekali.
sekali .

67

PENGAWASAN KUALITAS UDARA


Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan (SBMKL) dan Persyaratan Kesehatan Media Lingkungan
Sesuai PMK 2 Tahun 2023
Media Udara Indoor
Metode
No Par amet er SB MK L Un i t Keterangan Persyaratan Kesehatan Udara dalam Ruang
Pengukuran
A Parameter Fisik Persya
Persyarata
ratan
n Keseha
Kesehatan
tan Uda
Udarara Dalam
Dalam Rua
Ruang
ng harus
harus meme
memenuh
nuhii
1 Suhu 18-30 oC Direct reading, Tergantun
Tergantung
g penggunaa
penggunaan
n ruang Persyaratan Keseh
Persyaratan Kesehatan
atan agar tidak menim
menimbulka
bulkann ganggu
gangguan
an
thermometer. kesehatan
kesehatan dan kenyam
kenyamanan
anan bagi masya
masyarakat,
rakat, khusu
khususnya
snya orang
2 Pencahayaan Minimal 60 Lux Direct reading, Tergantun
Tergantung
g penggunaa
penggunaan
n ruang yang ada dalam ruanga
ruangann tersebu
tersebut.
t.
Luxmeter
3 Kelembapan
Ke 40 – 60 % Rh Direct reading, Tergantung penggunaan ruang Persya
Persyarata
ratan
n Keseha
Kesehatan
tan Uda
Udara
ra Dalam
Dalam Rua
Ruang
ng sebaga
sebagaii beriku
berikut:
t:
Hygrometer.
4 Laju Ventilasi 0,15 – 0,25 m/detik Direct re
reading,
Anemometer.
Te
Terda
rdapat
pat sirkulas
sirkulasii da
dan
n pe
pertuka
rtukaran
ran uda
udara ra
Direct reading, Sistem penghawaa
Sistem penghawaan/venn/ventilas
tilasii harus menja
menjamin
min terjadinya
terjadinya
5 PM10 70 μg/m3
μg/m gravimetri, Dust Durasi 24 jam (batas tertinggi) pergan
pergantia
tian
n udara
udara yang
yang baik
baik di dalam ruanga
ruangan n yai
yaitu
tu dengan
dengan
sampler PM10 sistem ventilasi
ventilasi silang
silang dengan luas venti
ventilasi
lasi minim
minimalal 10-20%
Direct reading, dari
dari luas
luas lantai
lantai atau
atau men
menggu
ggunak
nakanan ventil
ventilasi
asi buatan
buatan..
3
Durasii 24 jam (batas tertinggi)
Duras tertinggi)
6 PM2,5 25 μg/m
μg/m gravimetri,
Dust sampler PM2,5
7. Kebisingan :
Kebisingan
Te
Terhindar
rhindar dari paparan
paparan asa
asapp
L o ku s SB MK L Un i t Met o d e Pen g u k u r an K et er an g an
Media
Med ia Udara
Udara Dalam
Dalam Rua
Ruang
ng harus
harus terhind
terhindar
ar dari
dari papara
paparan
n asap,
asap,
7.1 Permukiman 55 antara lain asap rok
rokok,
ok, asap dap
dapur,
ur, asap dari sumber berger
bergerak
ak
7.2 Te
Tempat Rekreasi 70 (contoh
(conto h asap kendar
kendaraan
aan bermot
bermotor),
or), dan asap ddari
ari sumbe
sumberr
7.3 Fasilitas Pendidikan 55 lainnya.
7.4 Tempat IIbbadah at
atau se
sejenisnya 55
7.5 Pasar dadan P
Pu
usat PPe
erbelanjaan 65
Tida
Tidak
k ber
berba
bau
u tida
tidak
k sed
sedap
ap
7.6 Pelabuhan Laut
Pe 70 Directreading,
7.7 Stasiun
Stasiun Keret
Kereta,
a, Terminal,
Terminal, Banda
Bandarr Disesuaikan dengan
dB(A) Media
Med ia Udara
Udara Dalam
Dalam Rua
Ruang
ng harus
harus terbeba
terbebas
s dari
dari bau tidak
tidak
Sound-levelmeter
Sound -levelmeter
Udara ketentuan Menteri sedap,
sedap, teru
terutam
tama
a bebas
bebas dari
dari H2S dan amoni
amoniak.
ak.
Perhubungan
7.8
7.8 Temp
Tempatdan
atdan Fasil
FasilititasUmum(TF
asUmum(TFU) U) Te
Terbeba
rbebass dari debu
lainnya
lainnya kecua
kecualili Fasilit
Fasilitas
as Pelaya
Pelayanan
nan 60 Media
Med ia Udara
Udara Dalam
Dalam Rua
Ruang
ng harus
harus tidak
tidak terliha
terlihatt banyak
banyak partike
partikell
Kesehatan
yang beterbangan.
68

Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan (SBMKL) dan Persyaratan Kesehatan Media
Lingkungan Sesuai PMK 2 Tahun 2023
Media Udara Indoor
B Parameter Kimia
500 μg/m3 rata-rata 10 menit
− Spektrofoto meter
1 Sulfur d io
ioks id
ida ( SO
SO2) 20
μg/m 3 − Gas analyzer rata-rata 24 jam
200 μg/m3 − Spektrofoto 1 jam
2 N itit rro
o ge
ge n d io
io ksi
ksid
d a (N
(NO
O2) meter
40 μg/m3 1 tahun
− Gas analyzer
Spektrofoto
3 Ozon (O
(O3) 100 μg/m 3 rata-rata 8 jam
meter

C Parameter Kimia Tambahan


Gas analyzer
1 Carbon monoksida (CO) 9 ppm 8 jam
Gas analyzer
2 C arb
arbo
o n d io
io ksi
ksid
d a (C
(CO
O2) 1.000 ppm 8 jam
Atomic absorban
Spektrofotometer/AAS,
3 Timbal (Pb) 1 ,5 μg/m3
μg/m 24 jam
Inductively Coupled
Plasma (ICP)
4 Asbes 5 Serat/ml Mikroskop
3
5
6 Ra
F ordma
or oa
m n ld
ld eh
eh id
ida (C
(CH2O) 1000–,1300 Bq/
ppmm Radon
G as krogas
matdetector
ografi 30 menit
Volatile Organic Compound (VOC) Gas kromatografi
7 3 ppm 8 jam
sebagai CH4 Gas detektor
8 Envi ro
ronm enental Tobacco S
Sm
moke ((N
Nik o
otti n)
n) 1 --1
10 μg/m 3 pajanan seumur hidup
portable mercury
9 Merkuri 1 μg/m3
analyzer
10 Pa
Para
rame
mete
terr k
kimi
imia
a la
lain
in

D Pa
arr am
am e
ett er
er B i ol
ol o g
gii
3
1 Angka kuman 700 CFU/m

69

Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan (SBMKL) dan Persyaratan Kesehatan Media
Lingkungan Sesuai PMK 2 Tahun 2023
Media Udara Ambien ya
yang
ng Mem
emaj
ajan
an La
Langsung
ngsung pa
pada
da Ma
Manusia
nusia
No Par am et er Wak t u Pen g u k u r an B ak u Mu
Mu t u Si s t em Pen g u k u r an
A. PARAMETER FISIK
1. Suhu 20 – 30 oC Persyaratan Keseha
Persyaratan Kesehatan
tan media Udara Ambien
2. Kelembapan 40 – 70 %
3 .a
.a D eb
eb u Pa rrtt ik
ik ula
ulatt ( PM
PM10) 24 jam 75 μg/m3 aktif kontinu yang
yan g me
memaj
majan
an langsung
langsung pada manusia
manusia adalah:
adalah:
aktif manual kualitas
kual itas Udara Ambi
Ambien
en tidak
tidak bole
boleh
h mel
melebih
ebihii bata
batas
s
Tahunan 40 μg/m3 aktif kontinu
3 .b
.b D eb
eb u Pa rrtt ik
ik ula
ulatt ( PM
PM2.5) 24 jam 55 μg/m3 aktif kontinu tolerans
toleransii tubu
tubuh
h manu
manusia.
sia.
aktif manual
Tahunan 15 μg/m3 aktif kontinu
4. Ke
eb
bi s
siingan Batas tolerans
toleransii meru
merupaka
pakann kem
kemamp
ampuan
uan fisi
fisik
k
Perumahan dan Permukiman 55 dB(A) manusi
man usia
a untuk
untuk men
menyeyerap
rap za
zatt pen
pencem
cemar
ar pad
pada a uda
udarara
Perdagangan dan Jasa 70 dB(A) yang menj
menjadi
adi risiko
risiko kese
kesehata
hatan n baik beru
berupa
pa fisik
fisik,,
Perkantoran 65 dB(A)
Ruang Terbuka Hijau 50 dB(A) kimia, dan biologi. Batas ttoleransi
oleransi terutama
Industri 70 dB(A)
dipengaruhi
dipengar uhi oleh dura
durasi
si kete
keterpaja
rpajanan
nan,, wak
waktu
tu
Pem erintahan dan Fasilitas Umum 60 dB(A) pajanan
pajanan aktivita
aktivitas
s yang dilak
dilakuka
ukan,
n, dan dosi
dosis
s
Tempat Rekreasi 70 dB(A) pajanan.
Stasiun Kereta Api 60 dB(A)
Pelabuhan Laut 70 dB(A)
Rumah Sakit dan sejenisnya 55 dB(A) Pe
Persyarata
rsyaratan n Kesehatan
Kesehatan media Udara
Udara Ambien
Sekolah atau sejenisnya 55 dB(A) meliputi: tidak terp
terpajan
ajan suhu udar
udara
a yang mele
melebihi
bihi
Tempat Ibadah atau sejenisnya 55 dB(A) batas
batas toler
toleransi
ansi,, bebas dari keba
kebauan
uan yang
yang berasa
berasall
2
B. PA
PARAMETER K IMIA PP 22/2021 antara
antara lai
lain
n lain
dariyan
H Sg dan amonia
amoanniak
k atau
atau dari
dari
1. Karbon Monoksida (CO) 1 jam 10000 μg/m3 aktifkontinu parameter yang dihasilk
dihasilkan dari pembusuka
pembusukan
n
8 jam 4000 μg/m3 aktif kontinu limbah.
2. Ozon (O
(O3) 1 jam 150 μg/m3 aktif kontinu
aktif manual
8 jam 100 μg/m3
μg/m aktif kontinu Kemudian jika terda
Kemudian terdapat
pat paja
pajanan
nan asap atau debu
debu,,
Tahunan 35 μg/m3
μg/m aktif kontinu
3. N iitt ro
ro g
ge
e n Dio
Diok
kssid
ida
a (N
NO
O2) 1 jam 200 μg/m3 aktif kontinu baik
baik dari
dari sum
sumber
ber berger
bergerak
ak mau
maupun
pun tid
tidak
ak berge
bergerak
rak
aktif manual maka tidak samp
sampai ai meng
menggang
ganggu
gu pern
pernafas
afasan,
an,
24 jam 65 μg/m3
μg/m aktif kontinu
Tahunan 50 μg/m3
μg/m aktif kontinu menyebab
meny ebabkan
kan iritasi
iritasi mata, dan jara
jarak
k pand
pandang
ang
4. S ul
ul fu
fur Di ok
ok si
si da
da ( S
SO
O2) 1 jam 150 μg/m3 aktif kontinu normal
aktif manual
24 jam 75 μg/m3
μg/m aktif kontinu
Tahunan 45 μg/m3 aktif kontinu
5. Partikel Tersuspensi Total (TSP) 24 jam 230 μg/m3
μg/m aktifmanual
6. Ti
Timbal (Pb) 24 jam 2 μg/m3
μg/m aktifmanual
70

Selain berbasis lokus pengawasan juga dilakukan berbasis media seperti Kualitas Air
Dilakukan pada: sumber, reservoir, pipa distribusi dan rumah tangga

Pengawasan Internal Pengawasan Eksternal


1. Melaksanakan pemeriksaan berkala setiap bulan 1. Pengawasan eksternal
eksternal dilakukan dengan dua cara:
terhadap kondisi fisik sarana produksi untuk memastikan a. pengawasan berkala 2 kali dalam setahun terhadap
sarana produksi berfungsi baik dan tidak ada risiko sarana dan prasarana produksi air untuk memastikan
terjadinya kontaminasi; sarana produksi berfungsi baik dan tidak ada risiko
2. Melaksanakan pemeriksaan laboratoris di laboratorium terjadinya kontaminasi
terakreditasi secara berkala sebulan sekali untuk b. pengawasan atas indikasi adanya pencemaran dilakukan
parameter fisik,dan biologi dan enam bulan sekali untuk insidentil,, jika terjadi kasus / indikasi adanya pencemaran
insidentil
parameter kimia;
kimia; pada air;
3. Pengambilan sampel dilaksanakan oleh tenaga yang 2. IKL dilaksanakan dengan cara pengamatan dan dan penilaian
memiliki kompetensi (tenaga lab, sanitarian, tenaga lain kualitas air dan faktor risikonya.
yang telah dilatih); 3. Melakukan pengambilan sampel dan melaksanakan
4. Penyelenggara wajib melakukan analisis
analisis risiko kesehatan;
kesehatan; pemeriksaan laboratoris pada laboratorium terakreditasi
5. Mengajukan sertifikasi kualitas air dengan melampirkan berdasarkan jenis parameter yang telah ditetapkan.
hasil pemeriksaan laboratorium (khusus di pintu masuk); 4. Melaksanakan komparasi dan analisis hasil pemeriksaan
6. Penyelenggara harus melakukan tindak lanjut perbaikan laboratorium yang dilaksanakan oleh pengawas internal
i nternal dan
kualitas air, jika dalam pengawasan internal diketahui eksternal;
tidak sesuai dengan standar dan persayaratan air yang 5. Memberikan rekomendasi tindak lanjut atas kegiatan
berlaku; penyehatan air berdasarkan temuan hasil pemeriksaan sarana
7. Melaksanakan tindakan lanjut
lanjut penyehatan
penyehatan air sesuai prasarana dan hasil laboratorium;
rekomendasi pejabat karantina Kesehatan. 6. Memantau pelaksanaa
pelaksanaan n tindak lanjut tindakan penyehatan air;
7. Merilis secara berkala setiap bulan penerbitan sertifikat kualitas
air..
air
PENG
PENGAWASAN
AWASAN KUALITAS AIR MINUM
PENGAWASAN
PENGAWASAN HULU PENGAWASAN EKSTERN
EK STERNAL
AL PENGAWASAN HILIR

PENGAWASAN INTERNAL Dilakukan oleh Dinas Kesehatan sesuai


sesuai PENGAWASAN INTERNAL
kapasitasnya;
a.Dinas Kesehatan Provinsi
b.Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Dilaksanakan oleh Rumah
1.Dilakukan oleh semua
1.Dilakukan Tangga, Kelompok
penyelenggara air minum;
KKP
Masyarakat
a.PDAM/BUMD c.
c.Puskesmas
Puskesmas
b.Non PDAM/ KPSPAM Surveilans
Surveilans Kualit
Kualitas
as • Pendekatan Implementasi
Pengawasan
(Kelompok
(Kelompok Pengelola
Pengelola Sistim Kualitas
Kualitas Air Minum Air Minum
Minum Rumah Pilar ke 3 STB
STBM:
M:
Tangga
Penyedia Air Minum)
Penyedia (PKAM)
(SKAM RT)
berbasis
berb asis Komunal.
Komunal. Melalui Penin
Melalui Peningkata
gkatann
2.Fungsi:: Jamin
2.Fungsi Jaminan
an mu
mututu air pengetahuan, sikap dan
yang didistribusikan kepada 1. Peng
Pengaw
awas
asan
an di
dila
laks
ksan
anak
akan
an seca
secara
ra berk
berkal
ala
a dan
dan insi
inside
dent
ntil
il.. perilaku rumah tangga
pelanggan
pelan ggan memiliki
memiliki kualita
kualitass 2. Dil
Dilaks
aksana
anakan
kan di titi
titik
k ter
terjau
jauh
h dis
distri
tribus
busii (Ja
(Jarin
ringan
gan Perpip
Perpipaan
aan,, Depot
Depot dalam
dalam pen
pengel
gelola
olaan
an air
air minum
minum Aman Air Minum
Minum (pen
(pengisian
gisian galon)
galon) dan di sarana
sarana (buk
(bukan
an jarin
jaringan
gan minum
minu m melal
melalui
ui PAMR
PAMRT T dan
3.Uji kualit
kualitas
as air dilakuk
dilakukan
an di perpipaan). implementasi
implementa si Peng
Pengguna
gunaan an
laborat
lab oratori
orium
um terakr
terakredit
editasi
asi.. 3. Kegiat
Kegiatan:
an: Inspe
Inspeksi
ksi Kes
Keseha
ehatan
tan Lin
Lingku
gkunga
ngan,
n, Pen
Pengam
gambil
bilan
an sam
sampel pel TTG untuk
untuk menjaga
menjaga
sesuai hasil IKL, Peng
sesuai Pengujian
ujian kualitas
kualitas air minum,
minum, An
Analisis
alisis hasil
hasil,, kualita
kua litass air minum yan
yang g
Rekomenda
Rekom endasi
si dan Tindak
Tindak Lanjut
Lanjut dan Pemantau
Pemantauanan Tind
Tindakak lanju
lanjut.t.
diguna
digunakan
kan terjam
terjamin
in ama
aman n
4. Publikasi (bebas
(beb as konta
kontaminas
minasii fisik,
5. Ket
Ketent
entuan
uan Admini
Pelarangan
Pelaranga
Administr
strati
n Distribusi
atif:
f: Pering
Peringata
Distribusi Air Minum.
atan
n Lisan,
Lisan, Perin
Peringat
gatan
an Tertul
Tertulis,
is, kimia dan mikrobio
mikrobiologi)
logi)
• Menggunakan Sanitarian
6. Uji Kual
Kualita
itass Pada
Pada Labora
Laborator
torium
ium Terakr
Terakredi
editas
tasi/A
i/Alat
lat P
Peng
engawa
awasan
san Kit yang terkalibrasi
Sankit
Sank it Terkalibras
Terkalibrasi.
i.

SURVEILANS KUALITAS AIR MINUM


(Bagian dari Pengawasan Eksternal)
Memperoleh data proporsi rumah tangga yang
memiliki akses air minum aman

Memperoleh
tingkat risiko data proporsi
cemaran rumah tangga
lingkungan menurut
terhadap sarana
air minum berdasarkan penilaian Inspeksi
Kesehatan Lingkungan

Dapat mengidentifikasi subyek dan obyek yang perlu di


dilakukan perbaikan segera untuk meningkatkan akses
air aman
Hasil pengawasan kualitas media lingkungan dilanjutkan dengan analisis risiko (risk assessment
assessment,
pengelolaan
pengelolaa n risiko,
risi ko, dan komunikasi risiko)
Pengelolaan risiko harus bersifat end to end process

Media lingkungan yang terkena Pengelolaan risiko selain membutuhkan strategi yang tepat
APA juga harus
harus dilakukan dengan caracara atau metode
metode yang tepat.
tepat.
dampak, jenis kegiatan yang menjadi
sumber dampak, jenis polutan apa Dalam aplikasinya cara pengelolaan risiko dapat dilakukan
yang potensial melalui 3 pendekatan yaitu:
1. Pendekatan teknologi
teknologi menggunakan teknologi yang
DIMANA Wilayah administrasi, wilayah tersedia meliputi penggunaan alat, bahan, dan metode,
geografi, batas sosial, batas ekologis. serta teknik tertentu. Contoh: penerapan penggunaan IPAL,
pengolahan / penyaringan air, modifikasi cerobong asap,
Prevalensi penyakit terkait lingkungan, penanaman tanaman penyerap polutan, dll.
BAGAIMANA 2. Pendekatan sosial - ekonomis menggunakan pendekatan
konsentrasi agen risiko pada media
lingkungan, jumlah populasi yang sosial - ekonomis meliputi
meliputi pelibatser
pelibatsertaan
taan pihak lain, efisiensi
efi siensi
potensial terkena. proses, substitusi, dan penerapan sistem kompensasi.
Contoh: 3R (reduce, reuse, dan recycle
recycle)) limbah,
pemberdayaan masyarakat yang berisiko, pemberian
KAPAN Hari, bulan, tahun, dan durasi
(lamanya) masalah berlangsung.
kompensasi pada masyarakat yang terkena dampak,
permohonan bantuan pemerintah akibat keterbatasan
pemrakarsa (pihak yang bertanggung jawab mengelola
Kelompok masyarakat yang potensial risiko), dll.
SIAPA
terkena : golongan umur, kelompok 3. Pendekatan institusional
institusional dengan menempuh jalur dan
berdasarkan tempat tinggal, pekerjaan, mekanisme kelembagaan dengan cara melakukan kerja
dan komunitas tertentu (komunitas hobi, sama dengan pihak lain. Contoh: kerja sama dalam
komunitas adat, dll). pengolahan limbah B3, mendukung pengawasan yang
dilakukan oleh pemerintah, menyampaikan laporan kepada
instansi yang berwenang, dll
74

02
SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM)

Outcome: Menurunnya kejadian penyakit-penyakit berbasis lingkungan yang berkaitan dengan


perilaku melalui penciptaan kondisi sanitasi total

Output: Meningkatnya pembangunan sanitasi melalui peningkatan demand & supply

Pi
Pila
larr 1:
Pila
Pilarr 2: Pilar 3: Pilar 4: Pi
Pila
larr 5:
Stop
Stop Buang
Buang Air
Cuci
Cu ci Tang
Tangan an Pang
Pangan
an Am
Amanan Pengelolaan Pengelolaan
Besar Pakai
Pakai Sa
Sabubunn Sehat Samp
Sampahah RT Limbah
Limbah Cair
Cair RT
Sembarangan

Komponen STBM:
1. Perubahan Perilaku
2. Peningkatan akses sanitasi yang berkelanjutan
3. Dukungan institusi kepada masyarakat
4/18/2023 76

Alur Verifika
Verifikasi
si 5 pilar
pilar STBM

Pemilihan 30%
Pemilihan
kelurahan/ Pemilihan
Pemiliha n 30%
Verifikasi Pemilihan
Pemilihan 30% Pemilihan 30%
Pemilihan Pemilihan 30%
Pemilihan
desa
des a dar
darii RW dari
dokumen kecamatan RT dari
dari RW KK dari
dari RT
kecamatan kelurahan/desa
terpilih terpilih
terpilih terpilih

Mengumpulkan Sampel Stratifikasi Dikunjungii di


Dikunjung
strattifikasi Stratifikasi Stratifikasi
semua
sem ua ber
berita
ita random lapangan
acak
aca k untuk
untuk random random
acara verifikasi sampling
verifikasi sampling sampling Dicek
lapangan kesesuaian
dengan
denga n berita
berita
acara
77
STBM
Desa/Kel/Kab/Prov
Strategi STBM Pemicuan STBM Smart STBM
SBS

Demand • Pemicuan
• Penge
Pengembang
mbangan
an Media KIE
KIE

M
Creation
B • Wirausaha
Wirausaha Sanitasi
Sanitasi
T Supply Creation • Pen
Pengem
gemban
bangan
gan Kredit
Kredit Mikro
Mikro
S • Piliha
Pilihan
n TTG Sanitasi
Sanitasi

i
g
e • Dukung
Dukunganan Kebija
Kebijakan
kan Pemda
Pemda
t
a
r
Enabling • Berba
Berbagi
gi Pembelajar
Pembelajaran
an
• Alternatif Pembiayaan : APBN/D, Hibah,
t
S Environment CSR, Sumbe
• Monev
Sumberr Lain yang tdk mengi
mengikat
kat
Desa/Kel/Kab/Prov
Strategi STBM Pemicuan STBM Smart STBM
SBS
Desa/Kel/Kab/Prov
Strategi STBM Pemicuan STBM Smart STBM
SBS

Penyusunan Pemetaan
Renca
Rencana
na Ak
Aksi
si Sosial

Pemicuan

Out Put :
1. Desa
Desa /k
/kel
elom
ompo
pok:
k: Ter
erpi
picu
cu untu
untuk
k
perubahan
peruba han perilaku
perilaku Diskusi Penelusuran
2. Natural Le
Leader Kelompok Lingkungan
3. Adanya rencana kerja mas
masyaraka
akat dalam
penyed
pen yediaa
iaan
n dan pening
peningkat
katan
an akses
akses yang
yang
layak/aman
4/18/2023 82
4/18/2023 83
4/18/2023 84
4/18/2023 85
4/18/2023 86

Anda mungkin juga menyukai