Anda di halaman 1dari 6

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS PENUJAK
Jln. Raya Praya- Penujak, Kode Pos 83572
Email : Puskesmas.penujak@gmail.com

PEDOMAN PENYELENGGARAAN
PROGRAM GIZI DI PUSKESMAS PENUJAK

A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional.
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang
produktif secara sosial dan ekonomis. Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan
tersebut telah diselenggarakan berbagai upaya kesehatan secara menyeluruh, berjenjang
dan terpadu dengan menempatkan Puskesmas sebagai penanggung jawab penyelenggara
upaya kesehatan tingkat pertama.
Puskesmas sebagai suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang
merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat, juga membina peran serta
masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok, mempunyai wewenang dan
tanggung jawab atas pemeliharaan kesehatan masyarakat.
Salah satu upaya kegiatan pokok yang ada di puskesmas adalah program perbaikan
gizi masyarakat. Upaya perbaikan gizi masyarakat sebagaimana disebutkan di dalam
undang-undang No 36 tahun 2009 bertujuan untuk meningkatkan mutu gizi perseorangan
dan masyarakat, antara lain melalui perbaikan pola konsumsi makanan, perbaikan perilaku
sadar gizi dan peningkatan akses dan mutu pelayanan gizi dan kesehatan sesuai dengan
kemajuan ilmu dan teknologi. Upaya perbaikan gizi masyarakat dilaksanakan secara
bertahap dan berkesinambungan sesuai dengan tahapan dan prioritas pembangunan
nasional.
Beberapa program dan kegiatan pembangunan nasional telah dilakukan untuk
mendukung sasaran tersebut. Seiring dengan hal tersebut, gerakan perbaikan gizi dengan
fokus terhadap kelompok 1000 hari pertama kehidupan pada tataran global disebut
Scaling Up Nutrition (SUN) dan di Indonesia disebut dengan Gerakan Nasional
Percepatan Perbaikan Gizi dalam Rangka 1000 Hari Pertama Kehidupan (Gerakan 1000
Hari Pertama Kehidupan dan disingkat Gerakan 1000 HPK).
SUN (Scaling Up Nutrition) Movement merupakan upaya global dari berbagai
negara dalam rangka memperkuat komitmen dan rencana aksi percepatan perbaikan gizi,
khususnya penanganan gizi sejak 1.000 hari dari masa kehamilan hingga anak usia 2
tahun. Gerakan ini merupakan respon negara-negara di dunia terhadap kondisi status gizi
di sebagian besar negara berkembang dan akibat kemajuan yang tidak merata dalam
mencapai Tujuan Pembangunan Milenium.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum :
Terciptanya sistem pelayanan gizi yang komprehensif di Puskesmas yang menjadi
dasar bagi pelaksanaan gizi yang bermutu dalam rangka mengatasi masalah gizi
perorangan dan masyarakat di wilayah kerja puskesmas

2. Tujuan Khusus :
a. Meningkatnya cakupan penimbangan balita
b. Meningkatnya cakupan gizi buruk yang mendapat perawatan
c. Meningkatnya cakupan ASI Ekslusif
d. Meningkatnya cakupan ibu hamil dapat tablet tambah darah 90 tablet
e. Meningkatnya cakupan konsumsi garam beryodium di RT
f. Meningkatnya cakupan anak 6-59 bulan dapat kapsul vitamin A
g. Menurunnya persentase balita BGM
h. Meningkatnya cakupan ibu hamil KEK dapat PMT-Pemulihan
i. Meningkatnya cakupan balita kurus dapat PMT-Pemulihan
j. Meningkatnya cakupan remaja putri dapat tablet tambah darah
k. Meningkatnya cakupan ibu nifas dapat vitamin A
l. Meningkatnya bayi baru lahir dapat IMD
m. Menurunnya cakupan balita 2T

C. Ruang Lingkup
1. Pelayanan Gizi dalam Gedung
a. Pelayanan gizi rawat jalan (konseling)
b. Pelayanan gizi rawat inap (asuhan gizi terbatas pada klien gizi buruk)
2. Pelayanan Gizi Luar Gedung
a. Pelayanan edukasi gizi (di posyandu, sekolah, kelas gizi)
b. Konseling ASI Ekslusif dan PMBA
c. Konseling gizi melalui Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (PTM)
d. Pengelolaan pemantauan pertumbuhan balita
e. Pengelolaan pemberian kapsul vitamin A
f. Pengelolaan pemberian tablet tambah darah (TTD) untuk ibu hamil, ibu nifas
dan remaja putri.
g. Pemantauan garam beryodium tingkat rumah tangga
h. Edukasi dalam rangka pencegahan anemia pada remaja putri dan WUS
i. Pengelolaan pemberian MP-ASI dan PMT pemulihan pada balita gizi buruk,
balita kurus dan ibu hamil KEK.
j. Survailens gizi
D. Sasaran dan Target program
1. Sasaran program gizi tahun 2017 :
a. Ibu Hamil : 961 orang
b. Ibu Bersalian dan Ibu Nifas : 873 orang
c. Balita : 4.111 orang
d. Bayi 0-5 Bulan : 459 orang
e. Bayi 6-11 Bulan : 456 orang
f. Balita 12-59 Bulan : 3.196 orang
g. Remaja Putri : orang
h. Jumlah SD/MI : 32 buah
i. Jumlah SLTP/SLTA : buah
j. Posyandu : 67 buah

2. Target program Gizi tahun 2017 :


a. Cakupan penimbangan balita (D/S) : 85%
b. Cakupan gizi buruk yang mendapat perawatan : 100 %
c. Cakupan ASI Ekslusif pada bayi 0-6 bulan : 80%
d. Cakupan ibu hamil dapat tablet tambah darah 90 tablet : 90%
e. Cakupan konsumsi garam beryodium di RT : 80%
f. Cakupan anak 6-59 bulan kapsul vitamin A : 90%
g. Cakupan balita BGM :≤5%
h. Cakupan ibu hamil KEK dapat PMT-Pemulihan : 65%
i. Cakupan balita kurus dapat PMT-Pemulihan : 80%
j. Cakupan remaja putri dapat tablet tambah darah : 15%
k. Cakupan ibu nifas dapat vitamin A : 100%
l. Cakupan bayi baru lahir dapat IMD : 80 %
m. Cakupan balita 2T : ≤1%

E. Sumber Daya
1. Sumber Daya Manusia
Pelayanan gizi di Puskesmas dikelola/dilaksanakan oleh
- Nutrisionis/Ahli Gizi
Jumlah ahli gizi yang ada di puskesmas Penujak sebanyak 3 orang terdiri dari : 3
orang PNS (S1 Gizi (1), S.ST (1) D3 Gizi (1)) dan 1 orang tenaga Sukarela ( S1
Gizi )
- Tenaga Pelaksana Gizi
Tenaga pelaksana gizi yang ditunjuk dan telah dilatatih dalam mengelola program
gizi sebanyak 2 orang
- Kader Pelaksana Gizi
Kader yang telah dilatih dalam membantu pelaksanaan program gizi sebanyak
134 orang.

2. Sumber Daya Sarana dan Prasarana


Sarana Prasarana Pelayanan gizi di Puskesmas Penujak
- Ruang konseling
- Ruang Instalasi gizi (belum ada)
F. Peran Lintas Program dan Lintas Sektor
1. Peran Lintas Program :
- Promkes : Mengkoordinir pelaksanaan penyuluhan kepada sasaran (ibu hamil,
menyusui, ibu balita)
Sebagai fasilitator/narasumber pada kegiatan khusus (kelas gizi,
KP-ASI, penyuluhan gizi di sekolah)

- Kesling : Mencegah penyakit berbasis lingkungan khususnya pada balita


yang dapat menyebabkan gangguan gizi dengan menjamin
tersedianya sanitasi dasar di masyarakat dan menyebarluasan
informasi tentang pentingnya kesehatan lingkungan.

- KIA : Bertanggung jawab terhadap distribusi tablet tambah darah pada


ibu hamil dan nifas
Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan IMD
Bersama-sama dengan petugas gizi mengkampanyekan ASI
Ekslusif pada ibu hamil dan menyusui
Melakukan penjaringan ibu hamil anemia dan KEK saat ANC
Sebagai narasumber/fasilitator pada kegiatan khusus seperti kelas
gzi, KP-ASI

- P2P : Mencegah dan mengatasi penyakit yang sering terjadi pada balita
seperti ISPA, diare dan TBC yang dapat menyebabkan gangguan
gizi.

- Perkesmas : Melakukan pembinaan pada keluarga yang bermasalah terhadap


gizi seperti balita BGM, gizi buruk, ibu hamil KEK dan anemia

- Remasila : Bersama-sama melakukan pembinaan pada remaja putri di sekolah


khususnya kampanye Fe

- UKS : Bersama-sama dengan petugas gizi menentukan status gizi anak


baru masuk sekolah dengan melakukan pengukuran BB dan TB
setiap tahun.
Meningkatkan status gizi dengan mencegah dan mengatasi
kecacingan pada balita dan anak sekolah setiap 6 bulan sekali.

- Laboratorium: Menentukan status anemia pada ibu hamil dan balita gizi buruk di
ruang perawatan

2. Peran Lintas Sektoral :


- Camat : Membuat kebijakan yang terkait dengan program gizi sebagai
upaya meningkatkan status gizi balita seperti pembentukan Tim
Penanggulanagan Gizi Buruk Kecamatan
Menjamin tersedianya dana desa untuk kegiatan pelayanan
posyandu melalui ADD
Melakukan pembinaan pada desa-desa yang bermasalah di bidang
kesehatan, berdasarkan hasil minilokakarya lintas sectoral atau
laporan langsung dari puskesmas
- Desa : Menjamin terlaksananya pelayanan kesehatan rutin di desa seperti
posyandu, kelas gizi, KP-ASI
Menyediakan sarana dan prasarana posyandu, termasuk
pengadaan PMT bila diperlukan, dan kesiapan kader di desa.

- Kader : Ujung tombak pelaksanaan program gizi


Kader pendamping keluarga/desa dalam memantau sasaran (ibu
hamil, menyusui, balita BGM, Gizi buruk, balita kurus)
Pengerahan sasaran pada pelayanan kesehatan di dusun/desa

- Sekolah : Menjamin pelaksanaan survey garam beryodium di SD


Memfasilitasi kegiatan penyuluhan di sekolah

- PKK : Menjamin kesiapan kader posyandu saat memberikan pelayanan,


termasuk kesiapan kader dalam pengerahan sasaran
Bertanggung jawab terhadap peningkatan kapasitas kader dalam
membantu memberikan pelayanan
Melakukan pembinaan kepada keluarga di dusun (sesuai
program)
Menjamin tersedianya garam beryodium di masyarakat

- Ketahanan Pangan
Mendata, menganalisa dan mengintervensi keadaan rawan
pangan dan gizi tingkat kecamatan berdasarkan laporan
puskesmas

G. Metode dan Teknologi yang Digunakan


1. Metode yang digunakan :
- Pendekatan kelompok melalui pemberdayaan masyarakat atau forum komunikasi
di desa
- Advokasi dan lobby pada penguasa wilayah
- Penyuluhan dan konseling
- Kunjungan rumah
2. Pemanfaatan teknologi :
- Media komunikasi HP untuk melakukan komunikasi dengan kader atau sasaran
- Pemanfaatan komputer untuk sistem pelaporan.

H. Penutup
Demikian Pedoman Pelayanan Gizi ini dibuat sebagai pedoman / acuan dalam
pelaksanaan pelayanan program gizi di Puskesmas Selong.

Penujak, 10 Mei 2017


Kepala UPTD Puskesmas Penujak

SIRAJUDDIN, A.Md.G
NIP. 19681231 199203 1112

Anda mungkin juga menyukai