DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS LABUHAN HAJI
Jalan: HOS. Cokroaminoto No.Telp (0376) 2925781 Kode Pos 83616
Dengan Hormat.
Memperhatikan hal tersebut diatas pada prinsipnya kami menyetujui permohonan yang
bersangkutan. Selanjutnya mohon untuk dapat di proses sebagaimana mestinya
H.Supardi,SST.SKM
Nip : 19661231198803 1 305
tahun. Gerakan ini merupakan respon negara-negara di dunia terhadap kondisi
status gizi di sebagian besar negara berkembang dan akibat kemajuan yang tidak merata
dalam mencapai Tujuan Pembangunan Milenium.
A. Tujuan
1. Tujuan Umum :
Tercapainya sistem pelayanan gizi yang komprehensif di puskesmas yang menjadi
dasar bagi pelaksanaan gizi yang bermutu dalam rangka mengatasi masalah gizi
perorangan dan masyarakat di wilayah kerja puskesmas.
2. Tujuan Khusus :
a. Meningkatnya cakupan balita.
b. Meningkatnya cakupan gizi buruk yang mendapat perawatan.
c. Meningkatnya cakupan ASI Ekskusif.
d. Meningkatnya cakupan ibu hamil dapat tablet tambah darah 90 tablet.
e. Meningkatnya cakupan konsumsi garam beryodium di RT.
f. Meningkatnya cakupan anak 6-59 bulan dapat kapsul vitamin A.
g. Menurunnya persentase balita BGM.
h. Meningkatnya cakupan ibu hamil KEK dapat PMT-Pemulihan.
i. Meningkatnya cakupan balita kurus dapat PMT-Pemulihan.
j. Meningkatnya cakupan remaja putrid dapat tablet tambah darah.
k. Meningkatnya cakupan ibu nifas dapat vitamin A.
l. Meningkatnya bayi baru lahir dapat IMD.
m. Menurunnya cakupan balita 2T.
B. Sumber Daya
1. Sumber Daya Manusia
Pelayanan gizi di Puskesmas dikelola/dilaksanakan oleh:
Nutrisionis/Ahli Gizi
Jumlah ahli gizi yang ada di puskesmas Labuhan Haji sebanyak 4 orang terdiri
dari: 2 orang PNS (D3 Gizi) dan 2 orang tenaga job (D3 gizi).
Tenaga Pelaksana Gizi
Tenaga pelaksana gizi yang ditunjuk dan telah dilatih dalam mengelola program
gizi sebanyak 2 orang.
Kader Pelaksana Gizi
Kader yang telah dilatih dalam membantu pelaksanaan program gizi sebanyak
283 orang.
2. Sumber Daya Sarana dan Prasarana
Saran Prasarana Pelayanan Gizi di Puskesmas Labuhan Haji
Ruang konseling.
Ruang TFC (proses pembenahan).
Ruang instalasi gizi (belum ada).
E. Penutup
Demikian pedoman pelayanan gizi ini dibuat sebagai pedoman/acuan dalam pelaksanaan
pelayanan program gizi di Puskesmas Labuhan Haji.
Labuhan Haji,
Kepala Puskesmas Labuhan Haji
H. Supardi, SST.,SKM
NIP. 19661231 198803 1 305
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS LABUHAN HAJI
Jalan: HOS. Cokroaminoto No.Telp (0376) 2925566 Kode Pos 83616
PEDOMAN PENYELENGGARAAN
PROGRAM KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA)
DI PUSKESMAS AIKMEL
A. Latar Belakang
Tujuan pembangunan Kesehatan menuju Indonesia Sehat 2025 adalah
meningkatnya kesadaran, kemandirian dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
agar terwujud derajat kesehatan masyarkat yang optimal. Untuk mengukur keberhasilan
pembangunan kesehatan diperlukan indicator, antar lain Indikator Indonesia Sehat dan
Indikator Kinerja dari Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan.
Derajat kesehatan diukur dengan angka kematian atau mortalitas, angka kesakitan
atau morbiditas, dan status gizi. Angka kematian kelompok rentan yaitu bayi, balita dan
ibu melahirkan merupakan indicator penting derajat kesehatan masyarakat.
Angka kematian ibu (AKI), angka kematian neonatal (AKN), angka kematian
bayi (AKB), dan angka kematian balita (AKABA) merupakan beberapa indicator status
kesehatan masyarakat. Dewasa ini AKI dan AKB di Indonesia masih tinggi dibandingkan
negara ASEAN lainnya. Menurut data survey demografi kesehatan Indonesia (SDKI)
2007, AKI 228 per 100.000 kelahiran hidup, AKB 34 per 1.000 kelahiran hidup, AKN 19
per 1.000 kelahiran hidup, AKABA 44 per 1.000 kelahiran hidup.
Berdasarkan kesepakatan global (Millenium Developmant Goals / MDGs, 2000)
pada tahun 2015 diharapkan AKI menurun sebesar ¾-nya dalam kurun waktu 1990-2015
dan AKB & AKABA menurun sebesar 2/3 dalam kurun waktu 1990-2015. Berdasarkan
hal itu Indonesia mempunyai komitmen untuk menurunkan AKI menjadi 102 / 100.000
KH, AKB dari 68 menjadi 23 / 1.000 KH, AKABA dari 97 menjadi 32 / 1.000 KH pada
tahun 2015.
Dalam rangka menurunkan AKI, AKB dan AKABA maka diperlukan berbagai
upaya untuk mengatasi masalah kesehatan ibu hamil, bayi dan balita, salah satunya
adalah dengan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA) di
Puskesmas.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memantapkan dan meningkatkan jangkauan serta mutu pelayanan kesehatan ibu dan anak
(KIA) secara efektif dan efisien, dalam menurunkan angka kematian ibu (AKI), angka
kematian bayi (AKB) dan angka kematian balita (AKABA).
2. Tujuan Khusus
Peningkatan pelayanan antenatal sesuai standar bagi seluruh ibu hamil.
a. Peningkatan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan kompeten yang
diarahkan ke fasilitas kesehatan.
b. Peningkatan pelayanan kesehatan bagi seluruh ibu nifas sesuai standar.
c. Peningkatan pelayanan kesehatan bagi seluruh neonates sesuai standar.
d. Peningkatan deteksi dini factor resiko dan komplikasi kebidanan dan neonatus
oleh tenaga kesehatan maupun masyarakat.
e. Peningkatan penanganan komplikasi kebidanan dan neonates secara adekuat dan
pengamatan secara terus menerus oleh tenaga kesehatan.
f. Peningkatan pelayanan kesehatan bagi bayi sesuai standar.
g. Peningkatan pelayanan kesehatan bagi anak balita sesuai standar.
h. Peningkatan pelayanan KB sesuai standar.
C. Ruang Lingkup
1. Pelayanan Kesehatan Ibu
a. Pelayanan kesehatan ibu hamil (kunjungan ibu hamil).
b. Pelayanan persalinan, termasuk pelayanan rujukan.
c. Pelayanan kesehatan ibu nifas (kunjungan ibu nifas).
d. Penemuan dan penanganan komplikasi kebidanan, termasuk deteksi factor resiko ibu
hamil.
2. Pelayanan Kesehatan Anak
a. Pelayanan kesehatan neonates (kunjungan neonates).
b. Pelayanan kesehatan bayi (kunjungan bayi).
c. Pelayanan kesehatan anak balita (kunjungan anak balita).
d. Pelayanan MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit) dan MTBM (Manajemen
Terpadu Bayi Muda).
3. Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi :
a. Pelayanan KB.
b. Pelayanan kesehatan deteksi dini kanker leher rahim dan payudara.
4. Kegiatan yang Mendukung Program KIA :
a. Pelayanan PONED.
b. Pelaksanaan perencanaan persalinan (P4K).
c. Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil dan Kelas Ibu Balita
d. Diskusi Refleksi Kasus (DRK) Maternal dan Bayi.
e. Pelaksanaan MTBS/MTBM.
f. Pelaksanaan stimulasi deteksi intervensi dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) balita.
g. Supervise / bimtek manajemen KIA Ke Polindes.
D. Sasaran dan Target Program
1. Sasaran Program KIA tahun 2016 :
a. Ibu Hamil : 1.101 orang
b. Ibu Bersalin dan Ibu Nifas : 1.052 orang
c. Maternal Komplikasi : 220 orang
d. Neonatal : 1.000 orang
e. Neonatal Komplikasi : 150 orang
f. Bayi : 1.000 orang
g. Anak Balita : 4.004 orang
h. Pasangan Usia Subur : 7.722 orang
E. Sumber Daya
1. Sumber Daya Manusia
Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Puskesmas dikelola/dilaksanakan oleh
bidan.
Bidan Puskesmas
Bidan PNS sebanyak 9 orang : 1 orang bidan coordinator, 2 orang pengelola
kesehatan ibu, 2 orang pengelola kesehatan anak, 2 orang pengelola program
KB, dan 2 orang pengelola Kespro, Bidan Job / Orientasi sebanyak 3 orang.
Bidan di Desa (7 Polindes, masing-masing Polindes 2 orang bidan) :
Bidan PNS sebanyak 1 orang, Bidan PPT sebanyak 6 orang, dan Bidan job /
orientasi sebanyak 7 orang
2. Sumber Daya Sarana dan Prasarana
Sarana Prasarana Pelayanan KIA di puskesmas Labuhan haji dan jaringannya:
Ruang pelayanan rawat jalan (Poli Kandungan dan Anak / MTBS), ruang
persalinan, ruang nifas, serta ruang pelanyanan KB dan Kespro (pemeriksaan IV
A).
Peralatan Kesehatan : Partus set, KB Kit, alat pemeriksaan IV A, dan lain-lain.
Polindes sebanyak 7 buah (5 ada bangunan dan 2 sewa).
Labuhan Haji,
Kepala Puskesmas Labuhan Haji
H. Supardi, SST.,SKM
NIP. 19661231 198803 1 305
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS LABUHAN HAJI
Jalan: HOS. Cokroaminoto No.Telp (0376) 2925566 Kode Pos 83616
PEDOMAN PENYELENGGARAAN
UPAYA PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
DI PUSKESMAS LABUHAN HAJI
A. Latar Belakang
Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2025 adalah
meningkatnya kesadaran, kemandirian dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
Kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum perlu diwujudkan sesuai
dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945 melalui
pembangunan nasional yang berkesinambungan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945,
keberhasilan pembangunan kesehatan sangat dipengaruhi oleh tersedianya sumber daya
manusia yang sehat, terampil dan ahli, serta disusun dalam satu program kesehatan dan
perencanaan terpadu yang didukung oleh data dan informasi epidemiologi yang valid.
Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban ganda
(double burden), yaitu beban masalah penyakit menular dan penyakit degeneratif.
Pemberantasan penyakit menular sangan sulit karena penyebarannya tidak mengenal
batas wilayah administrasi.
Sehubung dengan hal tersebut, perlu dilakukan berbagai upaya kesehatan salah
satunya yaitu upaya pencegahan dalam pengendalian penyakit.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum :
Memantapkan dan meningkatkan jangkauan serta mutu pelayanan kesehatan untuk
melindungi masyarakat sari tertularnya penyakit, menurunkan jumlah yang sakit,
cacat dan/atau meninggal dunia, serta untuk mengurangi dampak sosial dan ekonomi
akibat penyakit baik penyakit menular maupun penyakit tidak menular dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
2. Tujuan khusus :
a. Peningkatan cakupan imunisasi.
b. Peningkatan cakupan penemuan kasus diare dan follow up kasus.
c. Peningkatan cakupan penemuan kasus ISPA/pneumonia dan follow up kasus.
d. Peningkatan cakupan kasus malaria klinis dan follow up kasus positif.
e. Peningkatan cakupan penemuan suspek TB dan kasus BTA positif, serta
penanganan/pengobatan kasus dengan DOTS.
f. Peningkatan cakupan pemeriksaan IMS dan HIV/AIDS.
g. Peningkatan cakupan distribusi obat cacing.
h. Peningkatan cakupan penemuan kasus PTM.
C. Ruan Lingkup
1. Imunisasi :
a. Pelayanan imunisasi rutin bayi dan batita.
b. Pelayanan imunisasi BIAS.
c. Skrining dan pelayanan imunisasi TT WUS.
2. Pencegahan dan pengendalian penyakit diare :
a. Pelacak kasus diare.
b. Follow up kasus diare terutama pasca perawatan.
3. Pencegahan dan Pengendalian penyakit ISPA :
a. Pelacakan kasus ISPA/Pneumonia.
b. Follow up kasus diare terutama pasca perawatan.
c. Rujukan kasus pneumonia oleh kader.
4. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Malaria :
a. Pelacakan kasus / skrining Malaria pada ibu hamil dan masyarkat.
b. Follow up kasus positif malaria.
5. Pencegahan dan Pengendalian penyakit TB-Paru :
a. Pelacakan / penjaringan kasus TB-Paru.
b. Pengobatan penderita TB dengan DOST.
c. Pembinaan dan pemantauan penderita TB,
6. Pencegahan dan pengendalian penyakit IMS – HIV/AIDS :
a. Mobile KTH dalam rangka pelacakan/penjaringan kasus IMS – HIV/AIDS
b. Pemantauan / follow up kasus positif HIV/AIDS..
7. Pencegahan dan Pengendalian penyakit Kecacingan
a. Sosialisasi penyakit kecacingan.
b. Distribusi obat cacing.
8. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (PTM) :
a. Pelacakan / penjaringan kasus PTM melalui Posbindu.
b. Pemantauan / follow up kasus PTM
E. Sumber Daya
1. Sumber Daya Manusia
Pelayanan upaya kesehatan pencegahan dan pengendalian penyakit di Puskesmas
dikelola/dilaksanakan oleh:
- Koordinator P2P : Perawat
- Koordinator imunisasi : Perawat.
- P2 – Peny. Diare & ISPA : Perawat.
- P2 – Peny. Malaria : Analis/Laboraturium
- P2 – Peny. TB Paru : Perawat.
- P2 – Peny. Kusta : Perawat
- P2 – Peny. Kecacingan : Perawat.
- Surveilans : Kesehatan Lingkungan.
- P2 – PTM : Perawat.
F. Penutup
Demikian Pedoman Penyelengaraan Program P2P ini dibuat sebagai pedoman / acuan
dalam pelaksanaan pelayanan program P2P di Puskesmas Labuhan Haji.
Labuhan Haji,
Kepala Puskesmas Labuhan Haji
H. Supardi, SST.,SKM
NIP. 19661231 198803 1 305
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS LABUHAN HAJI
Jalan: HOS. Cokroaminoto No.Telp (0376) 2925566 Kode Pos 83616
PEDOMAN PENYELENGGARAAN
PELAKSANAAN PELAYANAN IMUNISASI
DI PUSKESMAS LABUHAN HAJI
A. Latar Belakang
Menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, imunisasi
menurpakan salah satu upaya untuk mencegah terjadinya penyakit menulah yang
merupakan salah satu kegiatan prioritas Kementrian Kesehatan sebagai salah satu bentuk
nyat komitmen pemerintah untuk mencapai Millenium development goals (MDGs)
khususnya untuk menurunka angka kemantian pada anak.
Kegiatan imunisasi diselenggarakan di Indonesia sejak tahun 1956. Mulai tahun
1977 kegiatan imunisasi diperluas menjadi Program Pengembangan Imunisasi (PPI)
dalam rangka pencegahan penularan terhadap beberapa Penyakit yang Dapat Dicegah
Dengan Imunisasi (PD3I) yaitu Tuberkulosis, Difteri, Pertudid, Campak, Polio, Tetanus
serta Hepatitis B.
Beberapa penyakit yang saat ini menjadi perhatian dunia dan menrupakan
komitmen global yang wajib diikuti oleh semua negara adalah eradikasi polio (EAPO),
eliminasi campak – pengendalian rubella (EC – PR) dan Maternal Neonatal Tetanus
Elimination (MNTE).
Di samping itu, dunia juga menaruh perhatian terhadap mutu pelayanan dengan
menetapkan standar pemberian suntikan yang aman (safe injection practices) bagi
penerima suntikan yang dikaitkan dengan pengelolaan limbah medis tajam yang aman
(waste disposal management), bagi petugas maupun lingkungan.
Cakupan imunisasi harus diperhatikan tinggi dan merata di seluruh wilayah. Hal
ini bertujuan untuk menghindarkan terjadinya daerah kantong yang akan mempermudah
terjadinya kejadian luar biasa (KLB). Untuk mendeteksi dini terjadinya peningkatan
kasus penyakit yang berpotensi menimbulkan KLB, imunisasi perlu didukung oleh upaya
surveilans epidemiologi.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum :
Menurunkan angka kesakitan, kecacatan dan kematian akibat Penyakit yang dapat
dicegah dengan Imunisasi ( PD3I )
2. Tujuan Khusus :
a. Terlaksanannya pelayanan Imunisasi pada bayi, tita dan WUS / Ibu hamil
terutama Imunisasi wajib.
b. Tercapainya target Universal Child Immunization ( UCI ) yaitu cakupan
Imunisasi lengkap menimal 80% secara merata pada bayi di seluruh desa.
c. Tercapinya eliminasi campak
d. Terselenggaranya pemberian Imunisasi yang aman serta pengelolaan limbah
medis ( safety injection practice and waste disposal management ).
b. Imunisasi Lanjutan :
Imunisasi lanjutan merupakan kegitan yang bertujuan untuk melengkapi Imunisasi
dasar pada bayi yang diberikan kepada anak Batita, anak usia sekolah, dan wanita
usia subur ( WUS ) termasuk ibu hamil.
Imunisasi lanjutan pada WUS salah satunya dilakukan pada waktu melakukan
perlayanan antenatal.
Tabel Jadwal Imunisasi lanjutan pada anak bawah tiga tahun
Umur Jenis Imunisasi Keterangan
18 bulan DPT-HB-Hib
24 bulan Campak
Tabel Jadwal Imunisasi lanjutan pada anak usia sekolah dasar
Sasaran Umur Jenis Imunisasi Waktu Pelaksanaan
Kelas 1 SD Campak Oktober
DT September
Kelas 2 SD Td September
Kelas 3 SD Td September
Catatan :
- Batita yang telah mendapatkan Imunisasi lanjutan DPT-HB-Hib dinyatakan
mempunyai Imunisasi T3
- Anak usia sekolah dasar yang telah mendapatkan Imunisasi DT dan Td
dinyatakan mempunyai status Imunisasi T4 dan T5
2. Imunisasi Tambahan :
a. Backlog fighting
Merupakan upaya aktif untuk melengkapi Imunisasi dasar pada anak yang brumur
di bawah 3 ( tiga )tahun. Kegiatan itu diprioritaskan untuk dilaksanakan di desa
yang selama 2 ( dua ) tahun berturut – turut tidak mencapai UCI.
b. Crash Program
Kegiatan ini ditujukan untuk wilayah yang mermerlukan intervensi secara cepat
untuk mencegah terjadinya KLB. Kriteria pemillihan daerah yang akan dilakukan
crash program adalah :
1) Angka kematian bayi akibat PD3I tinggi
2) Infrastruktur ( tenaga, sarana, dana ) kurang
3) Desa yang selama 3 tahun berturut – turut tidak mencapai UCI
Crash program bisa dilakukan untuk satu atau lebih jenis Imunisasi, misalnya
campak, atau campak terpadu dengan polio.
c. Imunisasi dalam Penanganan KLB ( Outbreak Response Imunization /ORI )
Pedoman pelaksanaan Imunisasi dalam penanganan KLB disesuaikan dengan
situasi epidemiologis penyakit masing – masing.
3. Imunisasi Khusus :
a. Imunisasi Meningitis
Imunisasi ini diberikan kepada calon jemaah haji.
E. Sumber Daya
1. Sumber Daya Manusia
- Koordinator Imunisasi : Perawat Puskesmas
- Penanggung jawab masing – masing desa
- Tenaga Pelaksana / perawat vaksinator ( termasuk petugas Pustu )
2. Sumber Daya Sarana dan Prasarana
Sarana Prasarana Pelayanan Imunisasi di Puskesmas Aikmel dankjaringannya :
- Ruang Imunisasi yang juga merupakan ruang pelayanan imunisasi dalam gedung
Puskesmas.
- Peralatan kesehatan : lemari es untuk vaksin, cold chain, termos, tas imunisasi
- Alat dan bahan logistic imunisasi
F. Penutup
Demikian kerangka acuan Pelayanan Imunisasi ini dibuat sebagai pedoman / acuan dalam
Pelaksanaan Pelayanan Program Imunisasi di Puskesmas Labuhan Haji.
Labuhan Haji,
Kepala Puskesmas Labuhan Haji
H. Supardi, SST.,SKM
NIP. 19661231 198803 1 305
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS LABUHAN HAJI
Jalan: HOS. Cokroaminoto No.Telp (0376) 2925566 Kode Pos 83616
PEDOMAN PENYELENGGARAAN
PENANGGULANGAN HIV/AIDS
DI PUSKESMAS LABUHAN HAJI
A. Latar Belakang
Perkembangan epidemic HIV dan AIDS di dunia telah menyebabkan HIV dan
AIDS menjadi masalah global dan semakin nyata menjadi masalah kesehatan masyarakat
di Indonesia. Dalam rangka mempercepat akselerasi upaya penanggulangan HIV dan
AIDS di Indonesia, sangatlah penting untuk memadukan upaya pencegahan dengan
upaya perawatan, dukungan serta pengobatan dimana keduanya merupakan komponen
penting dan saling melengkapi.
Kurang disadarinya resiko penularan IMS, HIV dan AIDS oleh kelompok
beresiko serta masih rendahnya kesadaran untuk mengetahui status HIV-nya yang
ditunjukkan dengan masih cukup besarnya kasus AIDS yang ditentukan pada stadium
lanjut di Rumah Sakit, sehingga menyebabkan tingginya tingkat kematian kasus AIDS
merupakan isu strategis yang digunakan sebagai sasaran respon pengendalian epidemic
HIV dan AIDS.
Dalam rangka penanggulangan kasus penyakit IMS dan HIV/AIDS, di Kabupaten
Lombok Timur sudah membentuk Klinik IMS & HIV/AIDS (KHT – Klinik Testing
HIV/AIDS), salah satunya di Puskesmas Labuhan Haji yang Tim KTH Puskesmas pernah
mengikuti pelatihan pemeriksaan IMS & HIV/AIDS. Klink konseling test HIV/AIDS
(KTH) “Raflesia” di Puskesmas Labuhan Haji sudah silakukan sejak awal tahun 2013.
Pada tahun 2013 ditemukan 1 orang penderita positif HIV/AIDS dan pada tahun 2014
ditemukan 2 orang penderita positif HIV/AIDS.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum :
Mencegah dan mengurangi penularan HIV, meningkatkan kualitas hidup ODHA
serta mengurangi dampak sosial dan ekonmi akibat HIV dan AIDS pada individu,
keluarga dan masyarakat.
2. Tujuan Khusus :
a. Menyediakan dan menyebarluaskan informasi dan menciptakan suasana
kondusif untuk mendukung upaya pengendalian HIV dan AIDS, dengan menitik
beratkan pencegahan pada sub-populasi berperilaku risiko tinggi dan
lingkungannya dengan tetap memperhatikan sub-populasi lainnya.
b. Mengembangkan dan meningkatkan kemitraan antara lembaga pemerintah,
LSM, sector swasta dan dunia usaha, organisasi profesi, dan mitra internasional
di pusat dan di daerah untuk meningkatkan respon nasional terhadap HIV dan
AIDS
c. Meningkatkan koordinasi kebijakan nasional dan daerah serta inisiatif dalam
pengndalian HIV dan AIDS
C. Ruang Lingkup
1. Kegitan Skrining penderita HIV/AIDS, baik dalam gedung ( KTH Rafflesia )
maupun luar gedung ( Mobile Klinik VCT ). Yaitu penyuluhan, konseling,
pemeriksaan, pembacaan hasil.
2. Pelayanan rujukan yaitu menerima rujukan dari LSM / penjangkau lapangan dan
merujuk ke RSU Selong.
3. Pelayanan kunjungan rumah / konseling penderita positif HIV/AIDS.
4. Pelayanan / distribusi kondom
5. Pelyanan layanan jarum suntik steril
E. Sumber Daya
1. Sumber Daya Manusia
Pelayanan Upaya Kesehatan / Program Penanggulangan HIV/AIDS di Puskesmas
dikelola/dilaksanakan oleh Tim Layanan IMS dan HIV/AIDS yang sudah dibentuk
berdasarkan SK Kepala Puskesmas, di mana Tim HIV/AIDS merupakan petugas
yang sudah mendapatkan pealtihan.
2. Sumber Daya Sarana dan Prasarana
Sarana Prasarana Program Penanggulangan HIV/AIDS di Puskesmas Aikmel adalah
:
- Ruang Program Penanggulangan HIV/AIDS, yang juga merupakan ruang Klinik
Testing HIV/AIDS ( KTH ) “Rafflesia”, terdiri dari Ruang Administrasi, Ruang
Konseling dan Ruang Laboraturium.
- Meubeler, papan data, komputer, yang dilengkapi dengan jaringan internet
- Alat Kesehatan, serta Alat dan Ruang Laboraturium
F. Penutup
Demikian Pedoman Program Penanggulangan HIV/AIDS ini dibut sebagai pedoman /
acuan dalam pelaksanaan Pelayanan Program Penanggulangan HIV/AIDS.
Labuhan Haji,
Kepala Puskesmas Labuhan Haji
H. Supardi, SST.,SKM
NIP. 19661231 198803 1 305
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS LABUHAN HAJI
Jalan: HOS. Cokroaminoto No.Telp (0376) 2925566 Kode Pos 83616
A. Latar Belakang
Penyelengaraan jamaah haji, sebagaimana diamanahkan dalam UUD No. 13
Tahun 2008 bahwa Penyelenggaraan Jamaah Haji bertujuan untuk memberikan
pembinaan, pelayanan dan perlindungan yang sebaik-sebaiknya bagi jamaah haji
sehingga jamaah haji sapat menunaikan ibadahnya sesuai dengan ketentuan ajaran agama
islam. Pembinaan ibadah haji adalah serangkaian kegiatan yang meliputi penyuluhan dan
pembimbingan bagi jemaah haji.
Sesuai Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan menyatakan
bahwa peningkatan kesehatan merupakan segala bentuk upaya yang dilakukan oleh
pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat untuk mengoptimalkan keshatan
melalui kegiatan penyuluhan, penyebarluasan informasi, atau kegiatan lain untuk
menunjang tercapainya hidup sehat.
Pembinaan kesehatan jemaah haji dmaksud meliputi kegiatan penyuluhan,
bimbingan manasik kesehatan haji, penyebarluasan informasi atau kegiatan lain untuk
menunjang tercapainya hidup sehat yang diselenggarakan sejak jemaah mendaftarsampai
14 hari setelah kepulangan dari Arab Saudi, yang diselenggarakan oleh petugas kesehatan
Puskesmas, Rumah Sakit, Dinas Kesehatan, bersama KUA, KBIH dan LSM secara
terpadu dan menyeluruh (paripurna). Pembinaan kesehatan diselenggarakan di daerah
asal, embarkasi / debarkasi haji, selama perjalanan dan Arab Saudi.
Data pemeriksaan awal status kesehatan jemaah haji sebagian masih mempunyai
resiko tinggi. Proporsi jemaah haji resiko tinggi berkisar 30-45%, sebagian besar karena
usia lanjut. Hipertensi dan DM merupakan penyakit resiko tinggi terbanyak (35-37%),
sementara penyakit saluran pernafasan dan saluran pencernaan semakin meningkat
jumlah dari tahun ketahun. Adapun dari hasil pemeriksaan awal kesehatan jemaah haji di
wilayah Puskesmas Labuhan Haji, ditemukan 20,55% jemaah haji mempunyai resiko
tinggi hipertensi (15 orang dari 73 orang).
Mencermati kondisi jemaah haji tersebut, jemaah haji perlu mendapatkan
pembinaan kesehatan secara komprehensif, terus menerus dan berkesinambungan
sebelum keberangkatan ke tanah suci, selama perjalanan ibadah haji dan sekembalinya ke
tanah air, maka perlu disusun suatu Pedoman Pembinaan Kesehatan bagi Jemaah Haji.
B. TUJUAN
Untuk mengidentifikasi, mencegah dan menyelesaikan masalah Obat dan BMHP yang
berhubungan dengan kesehatan
C. RUANG LINGKUNG
1. Tujuan Umum :
Meningkatnya kesadaran, kemauan dan kemampuan kesehatan jemaah haji sehingga
mampu melaksanakan ibadah haji dengan baik.
2. Tujuan Khusus :
- Terlaksananya pelayanan kesehatan jemaah haji, termasuk pemeriksaan umum
menentukan ada tidaknya factor resiko serta merujuk ke Rumah Sakit.
- Terlaksananya pembinaan kesehatan haji melalui bimbingan manasik kesehatan
haji
- Terlaksananya penyuluhan dan penyebarluasan informasi kesehatan sehingga
jemaah haji dapat mempersiapkan kesehatannya, mengenali masalah
kesehatannya berserta kebutuhan obata dan kebutuhan lain yang diperlukan utnuk
menjaga kesehatannya selama perjalanan ibadah haji.
- Terlaksanannya koordinasi dan kerja sama dengan KUA, KBIH dan LSM dalam
melaksanakan embinaan kesehatan jemaah haji.
D. SASARAN
Sarana pembinaan kesehatan jemaah haji adalah calon jemaah haji yang akan berangkat
ke tanah suci serta KBIH setempat.
E. SUMBER DAYA
1. Sumber Daya Manusia
Pelayanan kesehatan jemaah haji di Puskesmas Aikmel dilaksanakan oleh Tim
Pembinaan Kesehatan Haji Puskesmas, yang terdiri petugas Laboraturium dan Petugas
Gizi Puskesmas.
2. Sumber Daya Sarana dan Prasarana
Sarana Prasarana Pelayanan Kesehatan Jemaah Haji Puskesmas Aikmel meliputi :
ruang periksa, laboraturium, ruang konseling, alat kesehatan dan obat – obatan.
F. PENUTUP
Demikian Pedoman Pembinaan Kesehatan Jemaah Haji ini dibuat sebagai pedoman /
acuan dalam pelaksanaan pelayanan kefarmasian di Puskesmas Aikmel.
Labuhan Haji,
Kepala Puskesmas Labuhan Haji
H. Supardi, SST.,SKM
NIP. 19661231 198803 1 305
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS LABUHAN HAJI
Jalan: HOS. Cokroaminoto No.Telp (0376) 2925566 Kode Pos 83616
PEDOMAN PENYELENGGARAAN
PROGRAM KESEHATAN LINGKUNGAN
DI PUSKESMAS LABUHAN HAJI
A. Latar Belakang
Kesehatan lingkungan sebagai salah satu upaya kesehatan ditujukan untuk
mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi, maupun sosial
yang memungkinkan setiap orang mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Derajat kesehatan dipengaruhi oleh factor lingkungan, prilaku manusia, pelayanan
kesehatan, dan keturunan. Dan empat factor tersebut factor lingkungan lingkungan
tmempunyai pengaruh yang paling besar, kemudian prilaku, dan selanjutnya pelayanan
kesehatan dan keturunan. Upaya kesehatan diselenggarakan dalam bentuk kegiat dengan
pendekatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative yang dilaksanakan secara
terpadu, dan berkesinambungan. Sampai saat ini penyakit-penyakit berbasis lingkungan
masih merupakan masalah kesehatan masyarakat, antara lain malaria pada tahun 2012
sebanyak 417.819 kasus dan Annual Parasite Incident Malaria di Indonesia sebesar 1,69
per 1000 penduduk. Demam Berdarah Dengue pada tahun 2012 sebanyak 90.245 kasus
dengan jumlah kematian 816 (IR= 37,11 dan CFR= 0,9). Sedangkan penemuan
Pneumonia Balita pada tahun 2012 cakupannya sebesar 22,12%. Angka kesakitan Diare
pada semua umur menurun tidak signifikan dari 423 pe 1000 penduduk pada tahun 2006
menjadi 411 per 1000 penduduk pada tahun 2010. Hal lain yang menyebabkan
meningkatnya permasalahan penyakit juga diakibatkan oleh keterbatasan akses
masyarakat terhadap kualitas air minum yang sehat sebesar 63% dan penggunaan jamban
sehat sebanyak 69% tahun 2012.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan derajat kesehatan melalui perbaikan kualitas lingkungan yang
sehat.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan cakupan pengguna jamban keluarga di masyarakat
b. Meingkatkan cakupan akses saran air bersih di masyarakat
c. Meningkatkan cakupan pengawasan TTU dan TPM
d. Meningkatkan cakupan rumah sehat di masyarakat
e. Meningkatkan cakupan inspeksi sanitasi
f. Meningkatkan cakupan pengguna klinik sanitasi di fasilitas pelayanan kesehatan
dan follow up kasus klinik sanitasi.
C. RUANG LINGKUP
1. Dalam Gedung
a. Memberikan pelayanan / informasi kepeda pasien yang datang berobat dengan
penyakit berbasis lingkungan
b. Memberikan pelayanan/ informasi kepada Klaen dengan penyakit berbasis
lingkungan
2. Luar Gedung
a. Pemetaan inspeksi sanitasi, pengambilan sampel, pengujian kualitas air minum,
analisis hasil uji kualitas air, rekomendasi dan tindak lanjut, pemantauan tindak
lanjut, serta pencatatan dan pelaporan.
b. Pelaksanaan sosialisasi STBM
c. Pelaksanaan Pemicuan untuk mencapai STBM 5 Pilar
d. Pelaksanaan Survey perumahaan dan lingkungan
e. Pelaksanaan Survey Mata Air
E. SUMBER DAYA
A. Sumber Daya Manusia
Kegiatan kesehatan lingkungan dipuskesmas dilaksanakan oleh tenaga sanitarian
dengan jumlah 6 orang terdiri dari 2 orang PNS, 1 orang CNS dan 3 orang tenaga job
B. Sarana dan Prasarana
Sarana prasarana kegiatan kesling di puskesmas Aikmel
- Ruang konsling klinik sanitasi
- Peralatan kegitan : senter, abate, kaporit dll.
F. PENUTUP
Demikian pedoman penyelenggaraan program KIA ini dibuat sebagai pedoman/acuan
dalam pelaksanaan pelayanan program kesling di Puskesmas Aikmel.
Labuhan Haji,
Kepala Puskesmas Labuhan Haji
H. Supardi, SST.,SKM
NIP. 19661231 198803 1 305
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS LABUHAN HAJI
Jalan: HOS. Cokroaminoto No.Telp (0376) 2925566 Kode Pos 83616
A. Latar Belakang
Puskesmas adalah unik pelaksanaan teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah kerja. Wilayah
kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari kecamatn. Untuk perluasan
jangkauan pelayanan kesehatan maka puskesmas perlu ditunjang dngan unit pelayanan
kesehatan yang lebih sederhana yaitu Puskesmas Pembantu dan Puskesmas Keliling.
Upaya kesehatan adalah setiap kegiaatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan
bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Puskesmas
merupakan fasilitas pelayanan kesehatan dasar yang menyelenggarakan upaya kesehatan
pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),
penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitative), yang
dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan. Konsep kesatuan upaya
kesehatan ini menjadi pedoman dan pegangan bagi semua fasilitas pelayanan kesehatan di
Indonesia termasuk Puskesmas.
Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya
kesehatan pengembangan. Upaya kesehatan wajib Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan komitmen nasional, regional, dan global serta mempunyai daya ungkit tinggi
untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan harus diselenggarakan di setiap
Puskesmas.
B. TUJUAN
Untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dari kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
C. RUANG LINGKUP
Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan
permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang disesuaikan dengan
kemampuan puskesmas. Salah satu program upaya kesehatan pengembangan di puskesmas
adalah program kesehatan gigi dan mulut. Program upaya kesehatan gigi dan mulut di
puskesmas terdiri atas pelayanan kesehatan gigi di bali pengobatan gigi ( BP Gigi ), Usaha
Kesehatan Gigi Sekolah ( UKGS ) dan Usaha Gigi Masyarakt ( UKGM ).
F. Penutup
Demikian Pedoman Pelayanan Kesehatan Gigi ini dibuat sebagai pedoman / acuan dalam
pelaksanaan pelayanan kesehatan gigi di Puskesmas Labuhan Haji.
Labuhan Haji,
Kepala Puskesmas Labuhan Haji
H. Supardi, SST.,SKM
NIP. 19661231 198803 1 305
PEDOMAN
PENYELENGGARAAN UKM
ESENSIAL DAN PENGEMBANGAN