Anda di halaman 1dari 175

MODUL

Gizi dalam Daur Kehidupan


Disusun untuk menunjang pembelajaran mata kuliah Gizi dalam Daur

Kehidupan Program Studi S-1 Kesehatan Masyarakat

Disusun Oleh:

Ayu Fitriani,S.KM, M.Kes

Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Respati Yogyakarta


Kampus II Jl. Raya Tajem KM 1,5 Maguwoharjo
Telp. (0274)4437888, Fax (0274) 4437999

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulilah, puji syukur penyusun haturkan kehadirat Allah Yang


Maha Esa atas karunia, nikmat, serta limpahan rahmatNya atas terwujudnya
Modul Gizi dalam Daur Kehidupan ini.
Modul ini disusun atas dasar Tri Dharma Perguruan Tinggi yang salah
satunya yaitu Pengajaran. Besar harapan kami, penyusunan Modul Gizi dalam
Daur Kehidupan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Akhir kata kamipun menyadari bahwa dalam menyusun Modul Gizi
dalam Daur Kehidupan ini tentunya ada kekurangan-kekurangan yang tak
kami sadari untuk itu segala saran dan kritik yang bersifat membangun
sangatlah kami harapkan demi kebaikan kita bersama.

ii
DAFTAR ISI

Halaman Depan......................................................................................................................i
Kata Pengantar ii

Daftar Isi . iii


1. Gizi Ibu Hamil . 1
2. Gizi Ibu Menyusui . 30
3. Gizi Bayi . 38
4. Gizi Balita . 71
5 .Gizi Anak . 100

6. Gizi Remaja. 118


7. Gizi Lanjut Usia. 150

iii
BAB I

GIZI IBU HAMIL

Tujuan Umum : Setelah mengikuti proses belajar peserta didik memahami

pentingnya gizi bagi ibu hamil dan bayi yang

dikandungnya.

Tujuan Khusus : Setelah menyelesaikan kegiatan belajar peserta didik

mampu:

1. Menjelaskan perubahan fisiologis pada kehamilan

2. Menjelaskan kebutuhan gizi ibu hamil berdasarkan

trimester

3. Menjelaskan kehamilan resiko tinggi

4. Menjelaskan akibat gangguan gizi ibu hamil pada

pertumbuhan janin

MATERI

1. Kehamilan (Ibu hamil)

Kehamilan dimulai dengan terjadinya konsepsi. Konsepsi adalah

bersatunya sel telur (ovum) dan sperma. Proses kehamilan (gestasi)

berlangsung selama 40 minggu atau 280 hari dihitung dari hari pertama

menstruasi terakhir. Usia kehamilan sendiri adalah 38 minggu, karena

dihitung mulai dari tanggal konsepsi (tanggal bersatunya sperma dengan

telur) yang terjadi 2 minggu setelahnya.fertilisasi pada manusia diawali

dengan terjadinya persetubuhan (koitus). Fertilisasi merupakan

1
peleburan antara inti spermatozoa dengan inti sel telur. Proses fertilisasi

ini dapat terjadi di bagian ampula tuba fallopi atau eterus.

2. Perkembangan Kehamilan

Kehamilan dibagi dalam triwulan, yaitu trimester I (0-12 minggu),

trimester II (12-28 minggu), trimester III (28-40 minggu). a. Trimester I

(0-12 minggu)

Awal kehamilan atau masa trimester pertama merupakan saat

yang rawan bagi perkembangan janin, karena biasanya banyak wanita

tidak menduga kalau dirinya sedang hamil. Kehamilan baru diketahui

ketika usia janin sudah menginjak waktu lebih dari satu bulan.

Sementara itu, jika mereka tidak sadar sedang hamil, mereka akan

mengkonsumsi berbagai macam makanan serta obat yang bisa

merusak perkembangan bayi dalam kandungan. Karena itulah janin

pada umur 1-3 bulan ini sangat rentan keguguran (khamariah, 2014).

Dalam fase ini ada tiga periode penting pertumbuhan mulai darin

periode germinal sampai periode terbentuknya janin.

1) Periode germinal (minggu 0-3). Proses pertumbuhan telur oleh

sperma yang terjadi pada minggu ke-2 dari hari pertama

menstruasi terkhir. Telur yang sudah dibuahi sperma bergerak

dari tuba fallopi dan menempel ke dinding uterus (endometrium)

2) Periode embrionik (minggu 3-8). Proses di mana sistem saraf

pusat, organ-organ utama dan struktur anatomi mulai berbentuk

seperti mata, mulut, dan lidah mulai terbentuk, sedangkan hati

2
mulai memproduksi sel darah. Janin mulai berubah dari blastosit

menjadi embrio berukuran 1,3 cm dengan kepala yang besar.

3) Periode fetus (minggu 9-12). Periode di mana semua organ

penting terus bertumbuh dengan cepat dan saling berkaitan dan

aktivitas otak sangat tinggi.

b. Trimester kedua ( minggu 12-24)

Pada trimester kedua ini terjadi peningkatan perkembangan

janin. Pada minggu ke-18 kita bisa melakukan pemeriksaan dengan

ultrasonografi (USG) untuk mengecek kesempurnaan janin, posisi

plasenta, dan kemungkinan bayi kembar. Jaringan kuku, kulit, serta

rambut berkembang dan mengeras pada minggu ke-20 dan ke-21.

Indra penglihatan dan pendengaran janin mulai berfungsi. Kelopak

mata sudah dapat membuka dan menutup. Janin (fetus) mulai tampak

sebagai sosok manusia dengan panjang 30 cm.

c. Trimester ketiga (minggu 24-40)

Pada trimester ini semua organ tubuh tumbuh dengan

sempurna. Janin menunjukkan aktivitas motorik yang teroordinasi

seperti menendang atau menonjok, serta dia sudah memiliki periode

tidur dan bangun. Masa tidurnya jauh lebih lama dibandingkan masa

bangun. Paru- paru berkembang pesat menjadi sempurna. Pada bulan

ke-9, janin mengambil posisi kepala di bawah dan siap untuk

dilahirkan. Berat badan bayi lahir bekisar antara 3-3,5 kg dengan

panjang 50 cm.

3
3. Perubahan Fisiologis pada Kehamilan

Perubahan fisiologis pada kehamilan yang dapat mempengaruhi status

gizi ibu hamil antara lain:

a. Mual dan muntah

Hal ini terjadi karena adanya peningkatan ladar HCG pada kehamilan

muda, terutama pada usia 12 minggu. Agar dapat mengurangi rasa

mual/muntah maka anjuran yang dapat diberikan kepada ibu antara

lain:

1) Makan dalam porsi kecil dan rendah rendah lemak

2) Intake cairan antara waktu makan dan hindari kafein

3) Kurangi makanan yang asam atau mint

4) Batasi makanan pedas

5) Hindari berbaring setelah makan atau minum

6) Kenakan pakaian longgar

7) Boleh makan apa saja yang diinginkan tanpa mengkhawatirkan

kandungan kalori dalam makanan tersebut.

b. Konstipasi

Konstipasi terjadi karena pengaruh progesteron yang

menyebabkan relaksasi pada otot-otot saluran pencernaan. Hal ini

menyebabkan ketidaknyamanan pada saluran cerna, kembung,

hemoroid, dan nafsu makan menurun. Anjuran yang dapat diberikan

pada ibu hamil adalah meningkatkan asupan cairan dan serat untuk

mengurangi sembelit.

4
c. Edema

Hormon yang dirpoduksi oleh plasenta menyebabkan retensi

cairan pada tubuh ibu dan juga adanya penambahan cairan tubuh.

Cairan yang tertahan dalam jaringan tubuh tersebut menyebabkan

pembengkakan. Edema ini tidak memerlukan pembatasan konsumsi

garam. Anjuran yang dapat diberikan pada ibu adalah dengan

meninggikan kaki pada saat berbaring. Edema harus diperhatikan dan

ditangani secara serius jika disertai dengan hipertensi dan

proteinuria.

d. Anemia

Pada trimester II terjadi hemodilusi dimana volume darah ibu

meningkat hingga 150% namun sel darah merah meningkat hanya

sebesar 20-30%. Perubahan ini menyebabkan rasio sel darah dan

volume darah menurun. Anjuran yang dapat diberikan adalah ibu

dapat mengkonsumsi zat besi baik melalui makanan maupun

suplemen.

Nutrisi pada ibu hamil sebaiknya mengandung makronutrien

dan mikronutrien seperti yang dijelaskan dibawah ini:4, 15, 17-19

Karbohidrat : terjadi peningkatan metabolism 15% selama

hamil dan membutuhkan karbohidrat untuk memenuhi peningkatan

metabolism tersebut. Pada trimester pertama tidak dibutuhkan

tambahan kalori. Sampai usia kehamilan 12 minggu berat janin hanya

15 gram. Pada trimester kedua memerlukan tambahan 340 tambahan

5
kalori setiap hari dan 450 kalori setiap hari selama trimester ketiga.

Semuanya dibutuhkan untuk pertumbuhan janin yang memadai dan

untuk mendukung metabolisme ibu yang lebih tinggi.

Protein : penting untuk pertumbuhan dan merupakan

komponen penting dari janin, plasenta, cairan amnion, darah dan

jaringan ektraseluler. Protein yang diteruskan ke janin dalam bentuk

asam amino. Kenaikan berat badan ibu yang normal karena asupan

kalori dan protein yang seimbang dapat memberikan efek yang positif

terhadap pertumbuhan janin. Jumlah protein yang dianjurkan bagi ibu

hamil sebesar 70 gram per hari, baik dari protein hewani maupun

nabati. Kekurangan protein pada masa hamil akan mengakibatkan

BBLR, gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Penelitian lain

menginformasikan bahwa kekurangan protein berakibat pada

kematangan seksual maupun fungsi seksual di kemudian hari.

Zat Besi : Tablet besi 30-60 mg sehari minimal 90 butir selama

kehamilan, dimulai setelah rasa mual hilang umumnya pada trimester

II. Tablet besi ini jangan diminum bersama teh, susu, atau kopi karena

mengganggu penyerapan. Ibu hamil sebaiknya mengkonsumsi tablet

besi diantara waktu makan. Bukti penelitian melaporkan bahwa tablet

besi tidak dianjurkan pada ibu dengan kadar Hb atau kadar feritin

yang normal, karena pemberian tablet besi yang berlebihan akan

menyebabkan BBLR yang disebabkan adanya hemokonsentrasi. Selain

itu penelitian lain melaporkan bahwa kelebihan zat besi merupakan

6
faktor risiko terhadap Diabetes tipe II. Zat besi juga diperlukan untuk

perkembangan otak janin. Bahan makanan yang kaya akan zat besi

dapat ditemukan di daging merah, daging unggas, hati, kuning telur,

kacang-kacangan dan sayuran hijau.

Zink : penting untuk pertumbuhan janin, terutama pada proses

genetika yaitu transkripsi, translasi, sintesis protein, sintesis DNA,

divisi sel serta proliferasi dan maturasi dari limfosit. Kekurangan zinc

berhubungan dengan malformasi, retardasi mental serta

hipogonadisme pada bayi laki-laki, gangguan neurosensory dan

gangguan imunitas dikemudian hari. Kebutuhan zinc pada ibu hamil

adalah 11-12 mg per hari.

Kalsium : diperlukan untuk kekuatan tulang ibu hamil serta

pertumbuhan tulang janin. Ibu hamil membutuhkan kalsium 400 mg

perhari. Kalsium dapat ditemukan di sayuran, susu, kacang-kacangan,

roti dan ikan. Tablet kalsium sebaiknya dikonsumsi pada saat makan

dan diikuti dengan minum jus buah yang kaya akan vitamin C untuk

membantu penyerapan. Kalsium juga dapat diberikan pada ibu dengan

riwayat preeklampsi pada usia kehamilan >20 minggu, karena dapat

mencegah berulangnya preeklampsi.

Asam Folat : dianjurkan untuk dikonsumsi sesegera mungkin.

Asam folat 400 mcg harus diminum setiap hari sebanyak 90 butir

selama kehamilan. Akan lebih baik jika dikonsumsi sebelum terjadi

konsepsi, selambat-lambatnya satu bulan sebelum hamil. Zat ini

7
diperlukan untuk mencegah adanya kelainan bawaan seperti spina

bifida,nuchal translucency dan anencefali. Bahan makanan yang kaya

akan asam folat antara lain brokoli, kacang hijau, asparagus, jeruk,

tomat, stroberi, pisang, anggur hijau dan roti gandum.

Yodium : Yodium penting untuk perkembangan otak.

Kekurangan yodium dapat mengakibatkan kelahiran mati, cacat lahir,

dan gangguan pertumbuhan otak

Vitamin A : Vitamin A dibutuhkan dalam jumlah kecil untuk

melindungi janin dari masalah sistem kekebalan tubuh, penglihatan

yang normal, infeksi, ekspresi gen dan perkembangan embrionik.

Kekurangan vitamin A dapat menyebabkan rabun senja, cacat lahir

pada dosis tinggi

Vitamin D diperlukan untuk pembentukan tulang dan gigi yang

kuat. Vitamin ini dianjurkan agar dikonsumsi ole ibu nifas sebanyak

10 mikrogram setiap hari. Sumber vitamin D dapat ditemukan di susu

dan produk susu lainnya, telur, daging, beberapa jenis ikan seperti

salmon, trout, mackerel, sarden, dan tuna segar

Omega-3 dan asam lemak : Penting untuk pertumbuhan otak

dan mencegah prematuritas, esensial untuk penglihatan. Omega-3 dan

asam lemak juga dapat menurunkan kejadian penyakit jantung. Omega

3 dan asam lemak diekomendasi sebanyak 300 milligram untuk

dikonsumsi oleh ibu hamil setiap hari. Bahan makanan yang

mengandun omega-3 dan asam lemak dapat ditemukan di kapsul

8
minyak ikan, ikan tertentu seperti salmon, trout, mackerel, sardin dan

tuna segar. Selain itu juga terdapat di minyak nabati seperti minyak

bunga matahari, minyak kenari dan lain-lain.

4. Nutrisi pada Ibu Hamil

Ibu hamil membutuhkan zat gizi yang lebih banyak dibandingkan

dengan keadaan tidak hamil. Hal ini disebabkan karena selain untuk ibu

zat gizi dibutuhkan bagi janin. Janin tumbuh dengan mengambil zat-zat

gizi dari makanan yang dikonsumsi oleh ibu dan dari simpanan zat gizi

yang berada di dalam tubuh ibu. Selama hamil seorang ibu harus

menambah jumlah dan jenis makanan yang dimakan untuk mencukupi

kebutuhan pertumbuhan bayi dan kebutuhan ibu yang sedang

mengandung bayi serta untuk memproduksi ASI .Oleh karena itu Gizi

Seimbang untuk ibu hamil harus memenuhi kebutuhan gizi untuk dirinya

dan untuk pertumbuhan serta perkembangan janin.

Prinsip pertama Gizi Seimbang yaitu mengonsumsi anekaragam

pangan secara seimbang jumlah dan proporsinya tetap diterapkan. Bila

makanan ibu sehari-hari tidak cukup mengandung zat gizi yang

dibutuhkan, seperti sel lemak ibu sebagai sumber kalori; zat besi dari

simpanan di dalam tubuh ibu sebagai sumber zat besi janin/bayi, maka

janin atau bayi akan mengambil persediaan yang ada didalam tubuh ibu.

Demikian juga beberapa zat gizi tertentu tidak disimpan di dalam tubuh

seperti vitamin C dan vitamin B yang banyak terdapat di dalam sayuran

dan buah-buahan. Sehubungan hal tersebut, ibu harus mempunyai status

9
gizi yang baik sebelum hamil dan mengonsumsi anekaragam pangan, baik

proporsi maupun jumlahnya.

Menurut Arisman (2004) Tujuan penataan gizi pada wanita hamil

adalah untuk menyiapkan

a. Cukup kalori, protein yang bernilai biologi tinggi, vitamin, mineral dan

cairan untuk memenuhi zat gizi ibu, janin, serta plasenta

b. Makanan padat kalori dapat membentuk lebih banyak jaringan tubuh

bukan lemak

c. Cukup kalori dan zat gizi untuk memenuhi pertambahan berat baku

selama hamil

d. Perencanaan perawatan gizi yang memungkinkan ibu hamil untuk

memperoleh dan mempertahankan status gizi optimal sehingga dapat

menjalani kehamilan dengan aman dan berhasil, melahirkan bayi

dengan potensi fisik dan mental yang baik, dan memperoleh cukup

energy unyuk menyusui serta merawat bayi kelak

e. Perawatan gizi yang dapat mengurangi atau menghilangkan reaksi

yang tidak diinginkan, seperti mual dan muntah

f. Perawatan gizi yang dapat membantu pengobatan penyulit yang

terjadi selama kehamilan (diabetes kehamilan)

g. Mendorong ibu hamil sepanjang waktu untuk mengembangkan

kebiasaan makan yang baik yang dapat diajarkan kepada anaknya

selama hidup

10
Perencanaan gizi untuk wanita hamil sebaiknya mengacu pada RDA.

Dibandingkan ibu yang tidak hamil, kebutuhan ibu hamil akan protein

meningkat sampai 68%, asam folat 100%, kalsium 50 %, dan zat besi 200-

300%. Bahan pangan yang digunakan harus meliputi enam kelompok,

yaitu (1) makanan yang mengandung protein (hewani dan nabati), (2)

susu dan olahanya, (3) roti dan bebijian, (4) buah dan sayur kaya vitamin

C, (5) sayuran berwara hijau tua, (6) buah dan sayur lain.

Jika keenam bahan makanan ini digunakan, maka seluruh zat gizi yang

dibutuhkan oleh wanita hamil akan terpenuhi, kecuali zat besi dan asam

folat. Itulah sebabnya mengapa suplementasi kedua zat ini tetap

diperlukan meskipun status gizi wanita yang hamil itu terposisi pada

Jalur hijau KMS Ibu hamil

5. Kebutuhan Gizi Ibu Hamil berdasarkan Trimester

Meskipun nutrisi selalu diperlukan bagi ibu hamil, ternyata ada waktu

tertentu dalam pemenuhan nutrisi bagi ibu hamil dan janin.

Trimester 1 : Minggu 1 12, Trimester 2 : Minggu 13-28, Trimester 3 :

Minggu 29 40

a. Trimester Pertama ( Minggu Ke-1 Sampai dengan Minggu Ke-12 )

Saat trimester ini janin sedang mengalami pembentukan dan

perkembangan sehingga kebutuhan gizi nutrisi ibu hamil harus

tercukupi. Di dalam rahim ada pembentukan kantung janin sampai

11
dengan berisi dengan janin. Agar kantung janin tidak hanya berisi

kantung saja maka ibu hamil perlu menjaga asupan nutrisinya agar

tidak menjadi hamil BO atau hamil kosong. Hamil kosong adalah

kondisi kehamilan dimana calon janin tidak ada di dalam kantung

janin,sehingga rahim hanya berisi kantungnya saja.

1) Pada minggu pertama sampai dengan minggu keempat

(perkembangan janin 1 bulan), ibu hamil harus mengkonsumsi

makanan yang mengandung kalori seperti daging merah dan

daging unggas. Kalori diperlukan agar tubuh memiliki energi yang

cukup dan agar janin yang tengah terbentuk bisa berkembang

pesat. Jumlah kalori yang harus dikonsumsi minimal 2000 Kcal per

harinya.

2) Minggu kelima dan minggu keenam ibu hamil masih akan

mengalami muntah dan mual. Mengkonsumsi sayuran hijau yang

dibuat menjadi soup dalam keadaan hangat bisa menjadi pilihan

makanan bagi ibu hamil. Banyak vitamin dan juga mineral yang

terkandung dalam sayuran hijau sangat bermanfaat bagi ibu hamil.

3) Pada minggu ketujuh dan kedelapan (perkembangan janin 2

bulan) janin akan mengalami pembentukan rangka dan tubuh

janin. Untuk menunjang pembentukan tulang tersebut dibutuhkan

kalsium sebanyak 1000 miligram per harinya.

12
4) Pada minggu kesembilan ibu hamil membutuhkan vitamin C dan

Asam folat yang banyak. Jumlah asam folat yang harus

dikonsumsinya adalah 0,6 miligram per harinya.

5) Pada minggu kesepuluh ibu hamil membutuhkan nutrisi berupa

protein yang mengandung asam amino yang tinggi. Asam amino ini

bermanfaat untuk membentuk otak pada janin, bisa

dikombinasikan dengan DHA dan juga kolin agar janin dapat

memproduksi sel otak lebih sempurna.

6) Pada minggu kedua belas (perkembangan janin 3 bulan) ibu hamil

membutuhkan nutrisi yang tinggi. Nutrisi itu ada pada vitamin.

Fungsinya adalah untuk menghindari bayi lahir dengan cacat.

Vitamin yang dibutuhkan adalah vitamin A, vitamin B1, B3, B2 dan

juga B6. Jumlah yang harus dikonsumsi per hari adalah 60 gram

per hari.

b. Trimester Kedua ( Minggu Ke-13 Sampai Dengan Minggu Ke-28 )

Saat ibu hamil memasuki masa ini, ibu hamil dan juga janinnya

akan mengalami berbagai kemajuan dan perkembangan yang pesat.

Oleh sebab itu dalam masa ini, pemenuhan nutrisi bagi ibu hamil dan

janin harus meningkat dibandingkan dengan trimester sebelumnya.

Kandungan pun juga akan semain besar. Ibu hamil bisa mencermati

setiap perkembangannya dan perkembangan tersebut didukung

dengan pemenuhan nutrisi yang tepat.

13
1) Pada minggu ketiga belas sampai dengan minggu keenam belas

(perkembangan janin 4 bulan) ibu hamil memerlukan asupan

makanan sebanyak 3000 kalori setiap harinya. Kalori tersebut

bermanfaat dalam tambahan energi bagi ibu hamil. Janin akan

mengalami pembentukan sistem saraf pusat. Pada minggu ini, ibu

hamil sebaiknya jangan mengkonsumsi cokelat, teh dan juga

kafein. Hal itu dilarang karena memiliki risiko untuk mengganggu

perkembangan di saraf pusat.

2) Pada minggu ketujuh belas sampai dengan minggu keduapuluh

tiga ibu hamil harus mengkonsumsi banyak serat. Serat bisa

ditemukan pada sayur dan buah. Ibu hamil juga harus minum air

putih minimal 8 gelas per hari maksimal 10 gelas per hari agar

tidak kekurangan cairan dan mencegah sembelit. Mengkonsumsi

sebanyak 100 gram manfaat zat besi dan juga vitamin C sangat

dianjurkan dalam minggu ini karena bermanfaat untuk

pembentukan sel darah merah. Sel darah merah itu bermanfaat

untuk pembentukan jantung dan juga perkembangan sistem dari

peredaran darah janin.

3) Pada minggu keduapuluh empat sampai dengan minggu

keduapuluh delapan ibu hamil dilarang untuk mengkonsumsi

garam yang berlebih. Jika hal ini terjadi kaki bengkak saat hamil.

Konsumsilah nutrisi yang mengandung omega-3 dan juga vitamin

E. Fungsinya adalah membantu kecerdasan otak janin dan juga

14
sebagai zat antioksidan bagi tubuh ibu hamil. Jumlah yang harus

dikonsumsinya adalah sebanyak 80 gram per hari.

c. Trimester Ketiga

Trimester ini merupakan trimester akhir dari kehamilan. Saat

memasuki masa kehamilan ini, ibu hamil membutuhkan banyak

nutrisi untuk menyiapkan persalinan. Nutrisi tersebut juga

bermanfaat dalam mengatasi beban yang kian berat namun juga

menyiapkan energi yang akan digunakan buat persalinan kelak. Oleh

sebab itu pemenuhan nutrisi dalam masa ini tidak boleh

dikesampingkan. Ibu hamil harus menjaga kualitas dan kuantitas

makanan yang dikonsumsinya. Dalam dua bulan terakhir sebelum

persalinan, otak janin bisa tumbuh dengan cepat sekali.

1) Kalori adalah nutrisi yang dibutuhkan ibu hamil sebelum proses

persalinan tiba. Jumlah kalori yang dibutuhkan adalah sebanyak

70 ribu sampai dengan 80 ribu kalori per harinya. Pertambahan

kalori ini juga dibutuhkan pada 20 minggu terakhir, jumlah

tambahan kalori yang dibutuhkan adalah sebanyak 285-300

kalori per harinya. Pada tahap ini kalori dibutuhkan untuk

pertumbuhan jaringan pada janin tentunya pertumbuhan pada

plasenta janin. Kalori juga bermanfaat untuk menambah volume

darah dan juga caitran ketuban bagi ibu hamil.

15
2) Piridoksin atau vitamin B6 bermanfaat bagi ibu hamil untuk

melakukan reaksi kimia sebanyak 100 kali atau bahkan lebih.

Vitamin B6 juga bermanfaat dalam membantu metabolisme ibu

hamil untuk memproduksi asam amino, lemak, sel darah merah

serta pembentukan karbohidrat. Kebutuhan vitamin B6 ini harus

tercukupi sebanyak 2,2 miligram per harinya.

3) Yodium sangat dibutuhkan oleh ibu hamil dalam trimester ini.

Yodium berfungsi untuk membentuk senyawa bernama tiroksin.

Senyawa tiroksin sangat bermanfaat untuk mengontrol

metabolisme pembentukan dari sel baru. Kekurangan senyawa ini

bisa membuat ibu hamil pertumbuhan otaknya terganggu, janin

bisa tumbuh dengan kerdil. Sebaliknya jika terlalu banyak

mengkonsumsi yodium, senyawa tiroksin akan lebih banyak di

dalam tubuh. Akibatnya adalah janin akan memiliki ukuran yang

besar. Bagi ibu hamil sebaiknya mengkonsumsi yodium dalam

batas ideal. Batas ideal mengkonsumsi yodium sebanyak 175

mikrogram per harinya.

4) Dalam trimester ketiga kebutuhan akan vitamin B1, vitamin B2

dan juga vitamin B3 harus ditingkatkan dan dicukupi. Deretan

ketiga vitamin tersebut bisa berfungsi untuk membantu enzim

dalam mengatur metabolisme dari sistem pernafasan janin dan

juga pembentukan energi bagi janin. Dalam seharinya ibu hamil

dituntut untuk mengkonsumsi vitamin B1 sebanyak 1,2 miligram,

16
untuk konsumsi vitamin B2 per harinya sebanyak 1,2 miligram

per hari sedangkan untuk vitamin B3 jumlah konsumsi per

harinya harus sebanyak 11 miligram per hari.

5) Air juga sangat dibutuhkan bagi ibu hamil. Ibu hamil harus lebih

banyak mengkonsumsi air putih minimal 12 gelas per hari atau

setara dengan 1,5 liter air. Cairan yang berasal dari air putih

sangat bermanfaat untuk membentuk sel baru bagi janin,

mengatur suhu tubuh janin di dalam kandungan dan juga

melarutkan zat metabolisme yang tinggi.

6. Pesan Gizi Seimbang untuk Ibu Hamil

a. Biasakan mengonsumsi anekaragam pangan yang lebih banyak

Ibu Hamil perlu mengonsumsi aneka ragam pangan yang lebih

banyak untuk memenuhi kebutuhan energi, protein dan zat gizi mikro

(vitamin dan mineral) karena digunakan untuk pemeliharaan,

pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungan serta

cadangan selama masa menyusui. Zat gizi mikro penting yang

diperlukan selama hamil adalah zat besi, asam folat, kalsium, iodium

dan zink.

Kebutuhan protein selama kehamilan meningkat. Peningkatan

kebutuhan ini untuk pertumbuhan janin dan untuk mempertahankan

kesehatan ibu. Sangat dianjurkan untuk mengonsumsi pangan sumber

protein hewani seperti ikan, susu dan telur.

17
Kebutuhan zat besi selama kehamilan meningkat karena

digunakan untuk pembentukan sel dan jaringan baru. Selain itu zat

besi merupakan unsur penting dalam pembentukan hemoglobin pada

sel darah merah. Kekurangan hemoglobin disebut anemia atau disebut

penyakit kurang darah dapat membahayakan kesehatan ibu dan bayi

seperti Berat Bayi Lahir Rendah kurang dari 2500 g (BBLR),

perdarahan dan peningkatan risiko kematian.

Ikan, daging, hati dan tempe adalah jenis pangan yang baik

untuk ibu hamil karena kandungan zat besinya tinggi. Ibu hamil juga

disarankan untuk mengonsumsi satu tablet tambah darah perhari

selama kehamilan dan dilanjutkan selama masa nifas.

Kebutuhan asam folat selama kehamilan juga meningkat

karena digunakan untuk pembentukan sel dan sistem saraf termasuk

sel darah merah. Sayuran hijau seperti bayam dan kacang-kacangan

banyak mengandung asam folat yang sangat diperlukan pada masa

kehamilan.

Buah berwarna merupakan sumber vitamin yang baik bagi

tubuh dan buah yang berserat karena dapat melancarkan buang air

besar sehingga mengurangi resiko sembelit (susah buang air besar).

Kebutuhan kalsium meningkat pada saat hamil karena

digunakan untuk mengganti cadangan kalsium ibu guna pembentukan

jaringan baru pada janin. Apabila konsumsi kalsium tidak mencukupi

maka akan berakibat meningkatkan risiko ibu mengalami komplikasi

18
yang disebut keracunan kehamilan (pre eklampsia). Selain itu ibu

akan mengalami pengeroposan tulang dan gigi. Perhatian khusus agar

diberikan pada ibu hamil usia remaja oleh karena masih dalam

periode pertumbuhan yang memerlukan kalsium lebih banyak.

Sumber kalsium yang baik adalah sayuran hijau, kacangkacangan dan

ikan teri serta susu.

Iodium merupakan bagian hormon tiroksin (T4) dan

triiodotironin (T3) yang berfungsi untuk mengatur pertumbuhan dan

perkembangan bayi. Iodium berperan dalam sintesis protein, absorsi

karbohidrat dan saluran cerna serta sintesis kolesterol darah.

Zat iodium memegang peranan yang sangat besar bagi ibu dan

janin. Kekurangan iodium akan berakibat terhambatnya

perkembangan otak dan sistem saraf terutama menurunkan IQ dan

meningkatkan risiko kematian bayi. Disamping itu kekurangn iodium

dapat menyebabkan pertumbuhan fisik anak yang dilahirkan

terganggu (kretin). Dampak pada perkembangan otak dan system

syaraf ini biasanya menetap. Sumber iodium yang baik adalah

makanan laut seperti ikan, udang, kerang, rumput laut. Setiap

memasak diharuskan menggunakan garam beriodium.

Mengatasi Hiperemesis Gravidarum (rasa mual dan muntah

berlebihan) dapat dilakukan dengan menganjurkan makan dalam

porsi kecil tetapi sering, makan secara tidak berlebihan dan hindari

makanan berlemak serta makanan berbumbu tajam (merangsang).

19
b. Batasi mengonsumsi makanan yang mengandung garam tinggi

Pembatasan konsumsi garam dapat mencegah hipertensi

selama kehamilan. Selama ibu hamil diusahakan agar tidak menderita

hipertensi. Hal ini disebabkan karena hipertensi selama kehamilan

akan meningkatkan risiko kematian janin, terlepasnya plasenta, serta

gangguan pertumbuhan.

c. Minumlah air putih yang lebih banyak

Air merupakan cairan yang paling baik untuk hidrasi tubuh

secara optimal. Air berfungsi membantu pencernaan, membuang

racun, sebagai penyusun sel dan darah, mengatur keseimbangan asam

basa tubuh, dan mengatur suhu tubuh.

Kebutuhan air selama kehamilan meningkat agar dapat

mendukung sirkulasi janin, produksi cairan amnion dan meningkatnya

volume darah. Ibu hamil memerlukan asupan air minum sekitar 2-3

liter perhari (8 12 gelas sehari).

d. Batasi minum kopi

Kafein bila dikonsumsi oleh ibu hamil akan mempunyai efek

diuretic dan stimulans. Oleh karenanya bila ibu hamil minum kopi

sebagai sumber utama kafein yang tidak terkontrol, akan mengalami

peningkatan buang air kecil (BAK) yang akan berakibat dehidrasi,

tekanan darah meningkat dan detak jantung juga akan meningkat.

Pangan sumber kafein lainnya adalah coklat, teh dan minuman

suplemen energi. Satu botol minuman suplemen energi mengandung

20
kafein setara dengan 1-2 cangkir kopi. Disamping mengandung kafein,

kopi juga mengandung inhibitor (zat yang mengganggu penyerapan

zat besi) Konsumsi kafein pada ibu hamil juga akan berpengaruh pada

pertumbuhan dan perkembangan janin, karena metabolisme janin

belum sempurna.

Menurut British Medical Journal (2008) konsumsi kafein bagi

ibu hamil tidak melebihi 100 mg/hari atau1-2 cangkir kopi/hari. Oleh

karenanya dianjurkan kepada ibu hamil, selama kehamilan ibu harus

bijak dalam mengonsumsi kopi sebagai sumber utama kafein, batasi

dalam batas aman yaitu paling banyak 2 cangkir kopi/hari atau

hindari sama sekali.

7. Kehamilan Resiko Tinggi

a. Kehamilan dengan Anemia

Dampak kekurangan zat besi pada wanita hamil dapat diamati

dari besarnya angka kesakitan dan kematian maternal, peningkatan

angka kesakitan dan angka kematian janin, serta peningkatan resiko

terjadinya berat badan lahir rendah. Penyebab utama kematian maternal

antara lain adalah pendarahan pasca partum (disamping eklampsia dan

penyakit infeksi) dan plasenta previa yang kesemuanya berpangkal pada

anemia defisiensi. Kebutuhan akan zat besi selama kehamilan yang

meningkat, ditujukan dalam memasok kebutuhan janin dalam

bertumbuh (pertumbuhan janin memerlukan banyak sekali zat besi),

pertumbuhan plasenta, dan peningkatan volume

21
darah ibu; jumlah yang diperlukan sekitar 1000 mg selama kehamilan

(Arsiman, 2014).

Kebutuhan akan zat besi selama trimester I relative sedikit,

yaitu 0,8 mg sehari, yang kemudian meningkat tajam pada trimester II

dan trimester III higga 6,3 mg sehari. Sebagian peningkatan ini dapat

terpenuhi dari cadangan besi dan dari peningkatan adaptif dalam

jumlah presentasi besi yang terserap melalui saluran cerna. Namun,

jika cadangan ini sangat sedikit (atau, eksterm nya tidak ada sama

sekali) sementara kandungan dan serapan zat besi dalam dan dari

makanan sedikit, maka pemberian suplementasi pada masa ini

menjadi sangat penting. Tablet zat besi dalam bentuk ferro lebih

mudah diserap ketimbang bentuk ferri. Tablet zat besi yang banyak

tersedia, mudah didapat, murah, serta khasiatnya paling efektif ialah

ferro sulfat, ferro glukonate, dan ferri fumarat.

b. Kehamilan Vegetarian

Manusia pada umumnya tergolong omnivore, pemakan semua

jenis pangan. Vegetarian ialah kelompok eksklusif yang tidak mau

menyantap daging hewan. Kelompok ini terbagi berdasarkan jenis

pangan yang diinginkan atau ditolak, menjadi vegetarian setengah dati

(semivegetarian) dan vegetarian total. Vegetarian paruhan ini

menolak hanya sebagian hewan, misalnya tidak mau makan daging

merah saja. Pollovegetarian hanya menyantap unggas dan

tetumbuhan, sementara pescovegetarian hanya memakan ikan dan

22
tetumbuhan. lactoovovegetarian hanya menyukai telur, susu dan

olahanya. Ovovegetarian hanya menyenangi telur. Lactovegetarian

hanya memakan hasil olahan susu (es krim dan keju). Yang paling

ekstrem tentu saja vegetarian total (vegan vegetarian) yang

mengharamkan semua makanan selain tumbuhan.

Karakteristik para vegetarian ini ialah ;

1) Berat badan ideal terhadap usia dan tinggi badan biasanya rendah

2) Cenderung menderita berbagai defisiensi zat gizi, seperti vitamin

B12 (mengakibatkan anemia defisiensi), ribovlavin, bitamin D dan

kalsium, serta protein.

Perencanaan gizi bergantung pada jenis makanan yang diindari,

serta kesanggupan orang untuk memperoleh dan menyiapkan

makanan yang satu sama lain dapat saling melengkapi. Bebijian,

misalnya, sebaiknya disantap bersama dengan kacang. Jika makanan

diracik dengan tepat, seseorang vegan hanya membutuhkan suplemen

vitamin B12. Namun, jika menu ditata sembarang, dia dapat

kekuranga zat gizi essensial seperti kalsium, seng, protein dan

ribovlovin.

Vegetarian harus makan sesering mungkin untuk memenuhi

kebutuhan kalori agar berat badan bertambah dan sebagian

konservasi protein. Jika berat badan tidak bertambah, pekerjaan fisik

harus dikurangi.

23
c. Kehamilan dengan hipertensi

Kehamilan dengan hipertensi ialah keadaan hipertensi yang

diimbas oleh kehamilan. Istilah ini diadopsi oleh The American

Collace of Obsentrician and Gynecologist untuk mengganti istilah

preeklampsia dan eklampsia. Sindrom ini terdiri atas tria, yaitu

hipertensi, proteinurea dan edema. Hipertensi jenis ini lazim

menjangkiti primigravida (kehamilan minggu XX) berusia 20-35 tahun

yang berasal dari lapisan sosial ekonomi tingkat bawah, dan

menderita malnutrisi.

Seseorang wanita hamil boleh dicurigai menderita hipertensi

kehamilan, jika yang bersangkutan sering mengeluh pusing, sakit

kepala, gangguan penglihatan, nyeri perut bagian atas (ulu hati), nafsu

makan lenyap, rasa mual, dan muntah. Tanda yang mudah dperiksa

ialah pertambahan berat badan secara progresif (lebih dari 3 kg tiap

minggu)

Penyebab yang pasti dari hipertensi jenis ini belum diketahui,

kekurangan kalsium dan zat gizi lain, faktor predisposising genetis

dan immunologis diduga melatarbelakangi keadaan ini. Peningkatan

zat gizi apa yang menyebabkaya belum diketahui. Kepada pasien

biasanya dianjurkan untuk menkajalan diet seimbang dengan

makanan Tinggi Protein Tinggi Kalori (TKTP) sebesar 75080 gram

pritein sehati. Disertai kalsium yang tinggi pula. Makanan yang dipilih

sebaiknya berasal dari ahan yang bernilai biologi tinggi (misalnya,

24
daging, telur, ikan unggas, susu dan hasil olahanya yang mengandung

kalsium); dan sekali-kali jangan mengkonsumsi junk food. Jika

terjadi edema paru, asupan Na dan air harus dibatasi, namun tidak

boleh kurang dari 2 mg/hari.

8. Akibat Gangguan Gizi pada Pertumbuhan Janin

Dibawah ini merupakan contoh akibat defisiensi gizi pada janin :

a. Kekurangan Energi dan Protein (KEP)

Meskipun keiakan berat badan ibu kecil selama trimester I

kehamilan, namun penting artinya karena pada waktu inilah janin dan

plasenta dibentu. Kegagalan keiankan berat badan ibu pada trimester I

dan II akan meningkatkan bayi BBLR. Hal ini disebabkan adanya KEP

akan mengakibatkan ukutan plasenta kecil dan kurangnya suplai zat-

zat makanan ke janin. Bayi BBLR mempynuai resiko kematian lebih

tinggi dari pada bayi cukup bulan. Kekurangan gizi pada ibu lecih

cenderung mengakibatkan BBLR atau kelainan yang bersifat umum

daripada menyebabka kelainan antomik yang spesifik. Kekyrangan

gizi pada ibu yang lama dan berkelanjutan selama kehamilan akan

berakitbat lebih buruk pada janin darpada malnutrisi akut.

Akibat lain dari KEP adalah kerusakan struktur SSP terutama

pada tahap pertama pertumbuhan otak (hyperplasia) yang terjadi selama

dalam kandungan. Dikatakan bahwa masa rawan pertumbuhan sel-sel

saraf pada trimester III kehamilan sampai sekitar 2 tahun setelah lahir.

Kekurangan gizi pada masa dini perkembanyan

25
otak akan menghentikan sintesis protein dan DNA. Akibatnya adalah

berkurangnya pertumbuhan otak, sehingga lebih sedikit sel-sel otak

yang berukuran normal. Dampaknya akan terlihat struktur dan fungsi

orat pada masa kehidupan mendatang sehingga berpengaruh pada

intelektual anak.

b. Anemia Gizi

Anemia gizi merupakan masalah gizi dengan prevalensi tinggi pada

ibu hamil, terutama di Negara berkembang. Anemia gizi ini sering

akibat kekurangan Fe, asam folat dan vitamin B12. Anemia gizi dapat

mengakibatkan antara lain

1) Kematian janin dalam kandungan

2) Abortus

3) Cacat bawaan

4) BBLR

5) Abrubtio plasenta

6) Cadangan zat besi yang berkurang pada bayi/ bayi dilahirkan

sudah dalam keadaan anemia sehingga mortalitas dan morbiditas

ibu dan kematian perinalat secara bermakna lebih tinggi.

c. Defisiensi Yodium

Defisiensi yodium pada ibu hamil dalam trimester pertama kehamilan

merupakan faktor utama terjadinya kreatin endemic. Pemberian

yodium pada wanita didaerah endemic dapat mengurangi angka

26
kejadian kreatin endemic. Akibat lain dari defisiensi yodium bisa

mengakibatkan ;

1) Janin direporpsi

2) Abortus

3) Lahir mati atau bayi lahir lemah

4) Masa hamil yang lebih lama atau pastur lama

d. Defisiensi seng (Zn)

Defisiensi seng selama kehamilan dapat mengakibatkan hambatan

pada pertumbuhan janin, kehamilanan serotinus atau partus lama.

Bayi yang dilahikan dengan defisiensi Zn, gejala mungkin baru akan

nampak setelah anak berada dalam masa pertumbuhan cepat

e. Defisiensi vitamin A

Defisiensi vitamin A pada masa kehamilan akan mengakibatkan

meningkatnya prevalensi prematuritas dan retardasi janin

f. Defisiensi thiamin

Defisiensi thiamin berat dapat mengakibatkan penyakit beri-beri

congenital.

g. Defisiensi Kalsium

Defisiensi kalsium pada ibu hamil akan mengakibatkan kelainan

struktur tulang secara menyeluruh pada bayi.

27
EVALUASI

1. Jelaskan perubahan fisiologis pada ibu hamil!

2. Jelaskan kebutuhan gizi ibu hamil berdasarkan trimester!

3. Jelaskan dampak kekurangan gizi pada kehamilan!

4. Jelaskan akibat gangguan gizi ibu hamil pada pertumbuhan janin

28
Daftar Pustaka

Almatsier S, Soetardjo S, Soekatri M. Gizi Seimbang Dalam Daur Kehidupan.


Jakarta: Gramedia Pustaka Utama; 2011.

Arisman. Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta: ECG; 2004

Saxena R. Evidence based guidelines during pregnancy for the obstetricians.


New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publishers; 2009.

Saxena R. Evidence based guidelines during pregnancy for the obstetricians.


New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publishers; 2009.

Kemenkes RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 41


Tahun 2014 Tentang Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta : Menteri
Kesehatan RI; 2014

Soetjiningsih . Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: Buku Kedokteran EGC; 1995

Yulia Y, 2015. Gizi Ibu Hamil Berdasarkan Trimester Kehamilan. Diakses dari
http://hamil.co.id/nutrisi-ibu-hamil/gizi-ibu-hamil-berdasarkan-
trimester-kehamilan.

Williamson C. Maternal nutrition guidance : keeping the proportions


[Electronic version]. RCM Midwives. 2006;9(9):346-9

29
BAB II

IBU MENYUSUI

Tujuan Umum : Setelah mengikuti proses belajar peserta didik memahami

pentingnya gizi bagi ibu menyusui dan bayi yang

disuusuinya.

Tujuan Khusus : Setelah menyelesaikan kegiatan belajar peserta didik

mampu:

1. Menjelaskan nutrisi ibu menyusui

2. Menjelaskan keuntungan ibu memberikan ASI

3. Menjelaskan pesan gizi seimbang ibu menyusui

MATERI

1. Nutrisi Ibu Menyusui

Gizi Seimbang untuk ibu menyusui harus memenuhi kebutuhan

bagi dirinya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan bayi dan anak.

Dengan demikian maka kebutuhan zat gizi ibu menyusui lebih banyak dari

kebutuhan zat gizi ibu yang tidak menyusui. Konsumsi pangannya tetap

harus beranekaragam dan seimbang dalam jumlah dan proporsinya.

Selama menyusui, ibu harus menambah jumlah dan jenis makanan yang

dikonsumsi yaitu untuk mencukupi kebutuhan ibu sendiri dan kebutuhan

untuk memproduksi ASI.

30
Bila makanan ibu sehari-hari tidak cukup mengandung zat gizi

yang dibutuhkan, misalnya sel lemak sebagai sumber energi dan zat besi

sebagai zat untuk pembentukkan sel darah merah, maka kebutuhan zat-zat

tersebut dalam produksi ASI untuk memenuhi kebutuhan bayi akan

diambil dari persediaan yang ada didalam tubuh ibu. Berbeda dengan sel

lemak dan zat besi kebutuhan bayi akan vitamin B dan vitamin C yang

dipenuhi melalui produksi ASI tidak dapat diambil dari persediaan yang

ada dalam tubuh ibu, melainkan harus dipenuhi dari konsumsi pangan ibu

setiap hari.

2. Keuntungan Ibu memberikan ASI

Menurut Roesli ( 2000 ) dalam Mengenal Asi Eksklusif keuntungan ibu

memberikan ASI yaitu :

a. Mengurangi Perdarahan setelah Melahirkan

Apabila bayi disusui segera setelah dilahirkan maka

kemungkinan terjadinya perdarahan setelah melahirkan (post

partum) akan berkurang. Hal ini dikarenakan pada ibu menyusui

terjadi peningkatan kadar oksitoksin yang berguna juga untuk

konstriksi/penutupan pembuluh darah sehingga perdarahan akan

lebih cepat berhenti. Hal ini akan menurunkan angka kematian ibu

yang melahirkan.

b. Mengurangi terjadinya anemia

Mengurangi kemungkinan terjadinya kekurangan darah atau

anemia karena zat besi. Menyusui mengurangi perdarahan

31
c. Menjarangkan kehamilan

Menyusui merupakan cara kontrasepsi yang aman, murah, dan

cukup berhasil. Semala ibu memberi ASI Eksklusif dan belum haid,

98% tidak akan hamil pada 6 bulan pertama setelah melahirkan

dan 96% tidak akan hamil sampai bayi berusia 12 bulan.

d. Mengecilkan rahim

Kadar oksitosin ibu menyusui yang meningka akan sangat

membantu rahum kembali ke ukuran sebelum hamil. Proses

pengecilan ini akan lebih cepat dibandingkan pada ibu yang tidak

menyusui.

e. Lebih cepat langsing kembali

Oleh karena menyusui memerlukan energy maka tubuh akan

mengambilnya dari lemak yang tertimbun selama hamil. Dengan

demikian berat badan ibu yang menyusui akan lebih cepat kembali

ke berat badan sebelum hamil.

f. Mengurangi kemungkinan menderita kanker

Pada ibu yang memberikan ASI eksklusif, umumnya

kemungkinan menderita kanker payudara dan indung telur

berkurang. Eberapa penelitian menunjukan bahwa menyusui akan

mengurangi kemungkinan terjadinya kanker payudara. Pada

umumnya bila semua wanita dapat melanjutkan menyusui sampai

bayi berumur 2 tahun atau lebih, diduga angka kejadian kanker

payudata akan berkurang sampai sekitar 25%.

32
Beberapa penelitian menemukan juga bahwa menyusui akan

melindungi ibu dari penyakit kanker indung telur. Salah satu dari

penelitian ini menunjukan bahwa risiko terkena kanker indung

telur. Salah satu dari penelitian ini menunjukan bahwa risiko

terkena kanker indung telur pada ibu yang menyusui berkurang

20-25%.

g. Lebih ekonomis/murah

Dengan memberi ASI berarti menghemat pengeluasan untuk susu

formula, perlengkapan menyusui, dan persiapan pembuatan

minum susu formula. Selain itu, pemberian ASI juga menhemat

pengeluaran untuk berobat bayi, misalnya biasa jasa dojter, biaya

pembeliano obat-obatan, bahkan mungkin biaya perawatan rumah

sakit.

h. Tidak merepotkan dan hemat waktu

Air Susu Ibu dapat dengan segera diberikan pada bayi tanpa harus

meyiapkan atau memasak air, juga tanpa harus mencucui botol,

dan tanpa menunggu agar susu tidak terlalu panas. pemberian

susu botol akan lebih mereporkan terutama pada malam hari.

Apalagi kalau persediaan susu habis pada malam harim harus

repot mecari susu.

i. Portable dan praktis

Mudah dibawa kemana-mana sehingga saat bepergian tidak perlu

membawa berbagai alat untuk minum susu formula dan tidak peril

33
membawa alat listrik untuk memasak atau mengangatkan susu.

Air susu ibu dapat diberikan dimana saja dan kapan saja dalam

keadaan siap dimakan/minum, serta sudu yang selalu tepat.

j. Memberi kepuasan bagi ibu

Ibu yang berhasil memberikan ASI eksklusif akan merasakan

keuasan, kebangan dan kebagaian yang mendalam.

3. Pesan Gizi Seimbang Ibu Menyusui

a. Biasakan mengonsumsi anekaragam pangan yang lebih banyak

Ibu menyusui perlu mengonsumsi aneka ragam pangan yang

lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan energi, protein dan zat

gizi mikro (vitamin dan mineral) karena digunakan untuk

pemeliharaan kesehatan ibu dan produksi ASI.

Protein diperlukan juga untuk sintesis hormon prolaktin

(untuk memproduksi ASI) dan hormon oksitosin (untuk

mengeluarkan ASI). Zat gizi mikro yang diperlukan selama

menyusui adalah zat besi, asam folat, vitamin A, B1 (tiamin), B2

(riboflavin), B3 (niasin), B6 (piridoksin), vitamin C, vitamin D,

iodium, zink dan selenium. Defisiensi zat gizi tersebut pada ibu

menyebabkan turunnya kualitas ASI.

Kebutuhan protein selama menyusui meningkat. Peningkatan

kebutuhan ini untuk mempertahankan kesehatan ibu. Sangat

dianjurkan untuk mengonsumsi pangan sumber protein hewani

seperti ikan, susu dan telur. Kebutuhan zat besi selama menyusui

34
meningkat karena digunakan untuk pembentukan sel dan jaringan

baru. Selain itu zat besi merupakan unsur penting dalam

pembentukan hemoglobin pada sel darah merah. Kekurangan

hemoglobin disebut anemia dapat membahayakan kesehatan ibu

dan peningkatan risiko kematian. Ibu menyusui yang menderita

anemia sebagai akibat lanjut dari kekurangan zat besi selama masa

kehamilan, juga disarankan untuk mengonsumsi tablet tambah

darah dengan konsultasi kepada ahli gizi dan/atau dokter.

Kebutuhan asam folat meningkat karena digunakan untuk

pembentukan sel dan sistem saraf termasuk sel darah merah.

Sayuran hijau seperti bayam dan kacang-kacangan banyak

mengandung asam folat yang sangat diperlukan pada masa

menyusui. Untuk meningkatkan produksi ASI ibu dianjurkan untuk

banyak mengonsumsi daun katuk dan daun torbangun (sayuran

yang banyak terdapat di daerah Sumatra Utara/Batak).

Kebutuhan kalsium meningkat pada saat menyusui karena

digunakan untuk meningkatkan produksi ASI yang mengandung

kalsium tinggi. Apabila konsumsi kalsium tidak mencukupi maka

ibu akan mengalami pengeroposan tulang dan gigi karena

cadangan kalsium dalam tubuh ibu digunakan untuk produksi ASI.

Sumber kalsium yang baik adalah susu, yogurt, keju, ikan teri,

kacang-kacangan, tahu dan sayuran hijau. Penyerapan kalsium

35
pada makanan akan lebih bagus apabila ibu membiasakan diri

berjemur dibawah sinar matahari pada pagi hari.

Vitamin C dibutuhkan oleh ibu menyusui, untuk membantu

penyerapan zat besi yang berasal dari pangan nabati, sedangkan

vitamin D dibutuhkan untuk membantu penyerapan kalsium.

b. Minumlah air putih yang lebih banyak

Air merupakan cairan yang paling baik untuk hidrasi tubuh

secara optimal. Air berfungsi membantu pencernaan, membuang

racun, sebagai penyusun sel dan darah, mengatur keseimbangan

asam basa tubuh, dan mengatur suhu tubuh. Jumlah air yang

dikonsumsi ibu menyusui perhari adalah sekitar 850-1.000 ml

lebih banyak dari ibu yang tidak menyusui atau sebanyak 3.000 ml

atau 12-13 gelas air. Jumlah tersebut adalah untuk dapat

memproduksi ASI sekitar 600-850 ml perhari.

c. Batasi minum kopi

Kafein yang terdapat dalam kopi yang dikonsumsi ibu akan

masuk ke dalam ASI sehingga akan berpengaruh tidak baik

terhadap bayi, misalnya bayi sulit tidur dan gangguan metabolisme

zat besi pada ibu menyusui. Hal ini disebabkan karena

metabolisme bayi belum siap untuk mencerna kafein. Konsumsi

kafein pada ibu menyusui juga berhubungan dengan rendahnya

pasokan ASI. Prinsip utama yang dianjurkan terkait dengan

konsumsi kafein atau kopi bagi ibu menyusui adalah 1)

36
bila ibu tidak biasa minum kopi sebaiknya tidak minum kopi ketika

periode menyusui; 2) bila ibu biasa minum kopi dianjurkan agar

mengurangi atau menghindari minum kopi ketika periode

menyusui

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli di

Harvard University, konsumsi kafein untuk ibu menyusui tidak

lebih dari 300 mg/hari atau sebanyak 3 cangkir kopi/hari. Hasil

penelitian yang dilakukan di Mayo Clinics Rechester Minnoseta

USA menunjukkan bahwa apabila konsumsi kafein melebihi 300

mg/hari maka kandungan zat besi dalam ASI-nya 30% lebih

rendah daripada ibu menyusui yang tidak minum kafein. Oleh

karena itu untuk kesehatan ibu dan bayi sebaiknya ibu menyusui

menghindari minum kopi.

EVALUASI

1. Jelaskan nutrisi ibu menyusui!

2. Jelaskan keuntungan ibu memberikan ASI!

3. pesan gizi seimbang ibu menyusui

Daftar Pustaka

Kemenkes RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 41


Tahun 2014 Tentang Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta : Menteri
Kesehatan RI; 2014

Roesli U. Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta : Puspa Swara; 2000

37
BAB III

GIZI BAYI

Tujuan Umum : Setelah mengikuti proses belajar peserta didik

memahami pentingnya gizi bagi bayi.

Tujuan Khusus : Setelah menyelesaikan kegiatan belajar peserta didik

mampu:

1. Menjelaskan gizi pada bayi

2. Menjelaskan ASI pertama (kolustrum)

3. Menjelaskan asi eksklusif

MATERI

1. Kelompok bayi

Menurut Soehardjo (1992), kelompok bayi umur 0-1 tahun, didalam

masa pertumbuhan dan perkembangan yang paling pesat adalah bayi.

Bayi yang dilahirkan dengan sehat pada umur 6 bulan akan mencapai

pertumbuhan atau berat badan dua kali lipat dari berat badan pada waktu

dilahirkan. Untuk pertumbuhan bayi dengan baik zat zat gizi yang

sangat dibutuhkan ialah:

a) Protein dibutuhkan 3-4 gram/kilogram berat badan.

b) Calsium ( Cl ).

c) Vitamin D, tetapi karena Indonesia berada di daerah tropis, maka hal

ini tidak begitu menjadi masalah.

d) Vitamin A & K yang harus diberikan sejak post natal.

38
e) Fe (zat besi) diperlukan karena di dalam proses kelahiran sebagian Fe

ikut terbuang.

Secara alamiah sebenarnya zatzat gizi tersebut sudah

terkandung didalam ASI. Pemberian ASI saja tanpa makanan tambahan

lain sampai pada umur 6 bulan ini disebut pemberian ASI eksklusif, di

samping itu ASI juga mempunyai keunggulan yakni mengandung

immunoglobolin yang memberi daya tahan tubuh pada bayi yang berasal

dari ibu.

Tabel. 1.Tabel peralihan asi ke makanan dan kebutuhan kalori

Umur Anak PMT Kebutuhan


kalori
0-6 bulan ASI saja 300 Kalori
6-9 bulan Makanan Halus 800 Kalori
9-12 bulan Makanan Lembut 900 Kalori
12-18 Makanan Lunak 1100 Kalori
bulan
18-24 Makanan semi keras 1300 Kalori
bulan
24 bulan (2 Makanan dewasa dan
tahun) disapih
Sumber: (Soehadrjo, (1992)

39
2. Gizi Bayi

a. Definisi Gizi

Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan

yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorbsi,

transportasi. Penyimpanan metabolisme dan pengeluaran zat- zat

yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan.

Pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ serta menghasilkan

energi.

Zat gizi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk

melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan

memelihara jaringan serta mengatur proses kehidupan. Proses

tersebut mencakup pengambilan dan pengelolaan zat padat, zat cair

makanan (proses pencernaan, transportasi dan eksresi) yang

diperlukan untuk memelihara kehidupan, pertumbuhan, berfungsinya

organ tubuh dan menghasilkan energi.

Konsep-konsep baru yang ditemukan akhir-akhir ini dalam

lingkup ilmu gizi sebagai sains atau pengetahuan adalah sebagai

berikut : pengaruh keturunan terhadap kebutuhan gizi, pengaruh gizi

terhadap perkembang otak dan perilaku, pengaruh gizi terhadap

kemampuan kerja dan produktivitas kerja, pengaruh gizi terhadap

daya tahan tubuh karena karena penyakit infeksi, dan faktor - faktor

gizi yang berperan dalam pencegahan dan pengobatan terhadap

40
penyakit degeneratif seperti: penyakit jantung, DM, hepatitis dan

kanker.

b. Pesan Gizi Seimbang untuk Bayi (0-6) bulan

1) Melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

IMD adalah proses menyusu dimulai secepatnya dengan cara

segera setelah lahir bayi ditengkurapkan di dada ibu sehingga

kulit ibu melekat pada kulit bayi minimal 1 jam atau sampai

menyusu awal selesai. (PP No.33 Tahun 2012 tentang Pemberian

Air Susu Ibu Eksklusif).

Manfaat IMD :

(a) Dapat melatih keterampilan bayi untuk menyusu dan langkah

awal membentuk ikatan batin antara ibu dan bayi.

(b) Dapat mengurangi stres pada bayi dan ibu.

(c) Meningkatkan daya tahan tubuh berkat bayi mendapat

antibodi dari kolostrum

(d) Dapat mengurangi risiko hipotermi dan hipoglikemi pada bayi

(e) Dapat mengurangi risiko perdarahan pasca persalinan

2) Berikan ASI Eksklusif sampai umur 6 bulan

Pemberian ASI Eksklusif berarti bayi selama 6 bulan hanya

diberi ASI saja. Kebutuhan energi dan zat gizi lainnya untuk bayi

dapat dipenuhi dari ASI. Disamping itu pemberian ASI Ekslusif

sampai dengan 6 bulan mengurangi tingkat kematian bayi yang

disebabkan berbagai penyakit (Diare dan Radang Paru) dan

41
mempercepat pemulihan bila sakit serta membantu menjalankan

kelahiran. Pemberian ASI Eksklusif adalah hak bayi yang sangat

terkait dengan komitmen ibu dan dukungan keluarga dan

lingkungan sekitar.

3) Berikan Makanan Pendamping ASI mulai Usia 6 Bulan

Selain ASI diteruskan harus memberikan makanan lain sebagai

pendamping ASI yang diberikan pada bayi dan anak mulai usia 6

sampai 24 bulan. MP-ASI yang tepat dan baik merupakan

makanan yang dapat memenuhi kebutuhan gizi terutama zat gizi

mikro sehingga bayi dan anak dapat tumbuh kembang dengan

optimal. MP-ASI diberikan secara bertahap sesuai dengan usia

anak, mulai dari MP-ASI bentuk lumat, lembik sampai anak

menjadi terbiasa dengan makanan keluarga.

MP-ASI disiapkan keluarga dengan memperhatikan

keanekaragaman pangan. Untuk memenuhi kebutuhan zat gizi

mikro dari MP-ASI keluarga agar tidak terjadi gagal tumbuh, perlu

ditambahkan zat gizi mikro dalam bentuk bubuk tabur gizi

seperti taburia.

Berdasarkan komposisi bahan makanan MP-ASI

dikelompokkan

menjadi dua yaitu :

a) MP-ASI lengkap yang terdiri dari makanan pokok, lauk

hewani, lauk nabati, sayur dan buah 2)

42
b) MP-ASI sederhana yang terdiri dari makanan pokok, lauk

hewani atau nabati dengan sayur atau buah.

MP-ASI yang baik apabila :

a) Padat energi, protein dan zat gizi mikro yang sudah kurang

pada ASI (Fe, Zinc, Kalsium, Vit. A, Vit. C dan Folat)

b) Tidak berbumbu tajam, menggunakan gula, garam,

penyedap rasa, pewarna dan pengawet secukupnya

c) Mudah ditelan dan disukai anak dan

d) Tersedia lokal dan harga terjangkau

3. ASI Pertama (Kolostrum)

ASI (Air susu ibu ) diproduksi secara alami oleh ibu dan sebagai

nutrisi dasar terlengkap untuk bayi selama beberapa bulan pertama

hidupn sang bayi. ASI dibedakan menjadi 3 kelompok dan dalam secara

terpisah.

a. Kolostrum

Adalah cairan yang dihasilkan oleh kelenjar payudara setelah

melahirkan (2-4 hari) yang berbeda karakteristik fisik dan

komposisinya dengan ASI matang dengan volume 150-300 ml/hari.

Berwarna kuning keemasan atau krem, lebih kental dibandingkan

dengan cairan susu tahap berikutnya.

43
b. Tradisional milk (ASI Peralihan)

Adalah ASI yang dihasilkan setelah kolostrum (8-20 hari)

dimana kadar lemak, laktosa, dan vitamin larut air lebih tinggi dan

kadar protein, mineral lebih rendah, serta mengandung lebih banyak

kalori dari pada kolostrum.

c. Mature milk (ASI matang)

Adalah ASI dihasilkan 21 hari setelah melahirkan dengan

volume 300-850 ml/hari tergantung pada besarnya stimulasi saat

laktasi.

Kolusttum adalah cairan yang dihasilkan oleh kelenjar payudara

setelah melahirkan (2-4 hari) yang berbeda karakteristik fisik dan

komposisinya dengan ASI matang dengan volume 150-300 ml/hari.

Berwarna kuning keemasan atau krem, lebih kental dibandingkan dengan

cairan susu tahap berikutnya.

a. Pengertian Kolustrum

Kolustrum merupakan cairan kental kekuning-kuningan yang

keluar pada hari pertama sampai hari ketiga setelah bayi lahir. Jumlah

kolustrum akan bertambah dan mencapai komposisi ASI biasa atau

matur sekitar 3-14 hari. Kolostrum merupakan cairan yang pertama

kali disekresi oleh kelenjar payudara dari hari 1 sampai ke

3,mengandung tissue debris dan residual material yang terdapat dalam

alveoli dan duktus dari kelenjar payudara sebelum dan setelah

44
puerperium. Komposisi dari kolustrum ini dari hari ke hari selalu

berubah.

Kolostrum atau jolong berasal dari bahasa latin colostrum,

adalah jenis susu yang dihasilkan dan beberapa hari setelah kelahiran

bayi. Kolostrum manusia bewarna kekuningan dan kental. Kolostrum

penting bagi bayi karena banyak mengandung banyak gizi dan zat- zat

pertahanan tubuh. Kolostrum (IgG) mengandung banyak karbohidrat,

protein, antibodi, dan sedikit lemak (yang sulit dicerna bayi ). Bayi

memiliki sistem pencernaan kecil, dan kolostrum memberinya gizi

dalam konsentrasi tinggi. Kolostrum juga mengandung zat yang

mempermudah bayi buang air besar pertama kali, yang disebut

meconium. Hal ini membersihkannya dari bilirubin, yaitu sel darah

merah yang mati yang diproduksi ketika kelahiran.Kolostruim adalah

cairan pra-susu yang dihasilkan dalam 24-36 jam pertama setelah

melahirkan (pasca- persalinan).

Kolostrum tidak bisa diproduksi secara sintesis. Menyusui atau

tidak menyusui kolostrum tetap ada. Setelah 24-36 jam pertama,

maka yang keluar adalah susu peralihan. Kolostrum mensuplai

berbagai faktor kekebalan ( faktor imun) dan faktor pertumbuhan

pendukung kehidupan dengan kombinasi zat gizi (nutrien) yang

sempurna untuk menjamin kelangsungan hidup, pertumbuhan, dan

kesehatan bagi bayi yang baru lahir. Ada lebih dari 90 bahan bioaktif

alami dalam kolostrum. Komponen utamanya dikelompkan menjadi

45
dua yaitu faktor imun dan faktor pertumbuhan. Kolostrum juga

mengandung berbagai jenis vitamin, mineral, dan asam amino yang

seimbang. Semua unsur ini bekerja secara sinergis dalam memulihkan

dan menjaga kesehatan tubuh.

b. Manfaat Kolostrum

Menyusui secara dini, teratur, sesering mungkin dan ekslusif

dapat menunjang pertumbuhan dan perkembangan bayi. Manfaat bagi

ibu yaitu :

1) Pemberian ASI membantu ibu untuk memulihkan diri dari proses

persalinannya. Pemberian ASI selama beberapa hari pertama

membuat rahim berkontarksi denagn cepat dan memperlambat

perdarahan (hisapan pada puting susu merangsang

dikeluarkannya hormon eksitosin alami yang akan membantu

kontraksi rahim).

2) Wanita yang menyusui bayinya akan lebih cepat pulih/ turun berat

badannya dari berat badan yang bertambah selama kehamilan.

3) Ibu yang menyusui, yang menstruasinya belum muncul kembali

akan kecil kemungkinannya untuk menjadi hamil ( kadar proklatin

yang akan menekan hormon FSH dan ovulasi)

4) Pemberian ASI adalah cara terbaik bagi ibu untuk mencurahkan

kasih sayangnya kepada buah hatinya.

5) Faktor Pertumbuhan

46
Kolostrum mengandung faktor pertumbuhan alami yang berfungsi

untuk :

a) Meningkatkan sistem metabolisme tubuh.

b) Memperbaikin sistem DNA dan RNA tubuh.

c) Mengaktifkan sel T.

d) Mencegah penuaan dini

e) Merangsang hormon pertumbuhan (HGH)

f) Membantu menghaluskan kulit dan menyehatkan kulit.

g) Menghindari Osteoporosis.

h) Memperbaiki dan meningkatkan pertumbuhan jaringan tubuh.

i) Kolostrum mengandung mineral, anti oksidan, enzim, asam

amino dan vitamin A, B12, dan E.

Menurut Atikah dkk (2010) kolostrum mempunyai manfaat

utama diantaranya adalah sebagai berikut :

1) Kolostrum berkhasiat khusus untuk bayi dan kompsisinya mirip

dengan nutrisi yang diterima bayi selama didalam rahim.

2) Kolostrum bermanfaat untuk mengenyangkan bayi pada hari

hari pertama hidupnya.

3) Seperti imunisasi, kolostrum memberi antibodi kepada bayi

(perlindungan terhadap penyakit yang sudah pernah dialami sang

ibu serbelumnya)

4) Kolostrum mengandung sedikit efek pencahar untuk menyiapkan

dan membersihkan sistem pencerahan bayi dari mekonium.

47
5) Kolostrum mengurangi konsentrasi bilirubin (yang menyebabkan

bayi kuning) sehingga bayi terhindar dari joundice.

6) Kolostrum membantu pembentukan bakteri yang bagus untuk

pencernaan.

7) Meningkatkan kecerdasan bagi bayi, terdapat dua faktor penentu

kecerdasan, yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan.

8) Faktor genetik atau faktor bawaan sangat menetukan potensi

genetik bawaan yang diturunkan oleh orang tua. Faktor ini tidak

dapat dimanipulasi atau direkayasa

9) Faktor lingkungan merupakan faktor yang menentukan

tercapainya faktor genetik secara optimal. Faktor ini mempunyai

banyak aspek dan dapat dimanipulasi atau direkayasa.

Terdapat tiga jenis faktor khusus yang mendukung kecardasan

bayi atau anak, yaitu:

a) Pertumbuhan fisik otak (ASUH)

b) Perkembangan intelektual dan sosialisasi (ASAH)

c) Perkembangan emosional dan spritual (ASIH)

10) Meningkatkan jalinan kasih sayang

Bayi akan merasakan berada dalam dekapan ibu pada wakttu

menyusui akan merasakan kasih sayang ibunya, serta akan

merasakan rasa aman, dan tentram, terutama karena masih

mendengar detak jantung ibu yang telah dikenal sejak ia dalam

kandungannya.

48
c. Komposisi Kolostrum

Menurut Roesli (2008) terdapat beberapa komposisi

kolostrum, antara lain :

1) Kolostrum cairan emas yang encer dan sering sekali berwartna

kuning atau dapat pula jenuh ini lebih menyerupai sel darah putih

untuk membunuh kuman penyakit.

2) Merupakan pencahar (pembersih usus bayi ) yang membersihkan

mekonium sehingga mukosa usus bayi baru lahir segera bersih

dan siap menerima ASI hal ini, menyebabkan bayi yang mendapat

ASI pada minggu ke-1 sering defekasi dan feses bewarna hitam.

3) Kandungan protein dalam kolostrum jauh lebih tinggi dari pada

ASI. Komposisi ini menguntungkan bayi baru lahir karena dengan

mendapatkan sedikit kolostrum sudah mendapat protein yang

cukup banyak dan memenuhi kebutuhan bayi pada minggu

pertama. Pada minggu pertama bayi melakukan adaptasi. Sistem

pencernaan bayi belum dapat bekerja optimal, sedangkan

komposisi protein dalam susu formula tiga kali dari ASI. Keadaan

ini sangat merugikan bayi, karena protein dalam susu formula

adalah protein yang sulit dicerna dan akan menjadi beban dalam

sistem pencernaan dan peredaran darah.

4) Kandungan tertinggi dalam kolostrum adalah antibodi yang siap

melindungi bayi ketika kondisi bayi masih sangat lemah.

49
Mengandung zat anti infeksi 10-17 kali lebih banyak dibandingkan

dengan ASI matur.

5) Kandungan hidrat arang dalam kolostrum lebih rendah

dibandingkann ASI matur. Ini disebabkan oleh aktiviitas bayi pada

tiga hari pertama masih sedikit dan tidak terlalu banyak

memerlukan kalori. Total kalori dalam kolostrum hanya

58kal/100ml kolostrum (dalam bentuk cairan, pada hari pertama

bayi memerlukan 10- 30cc).

6) Mineral terutama natrium, kalium, dan klorida dalam kolostrum

lebih tinggi dibandingkan susu matur. Pada susu formula

kandungan mineralnya jauh lebih tinggi, misalnya fosfor. Hal ini

dapat menyebabkan terjadinya rangsangan kejang.

7) Lemak kolostrum lebih banyak mengandung kolesterol dan lesotin

sehingga bayi sejak dini sudah terlatih mengelola kolesterol.

Kolesterol ini dalam tubuh bayi membangun enzim yang mencerna

kolesterol.

8) Adanya tripsin inhibitor yang mengakibatkan hidrolis protein

didalam usus bayi tidak sempurna. Hal ini sangat menguntuingkan

bayi karena dapat melindungi bayi. Bila ada protein asing yang

masuk, akan terhambat sehingga tidak menimbulkan reaksin

alergi. Kekebalan bayi bertambah dengan volume kolostrum yanng

meningkat, akibat isapan bayi baru lahir secara terus- menerus.

50
Hal ini mangharuskan bayi segera setelah lahir diberikan kepada

ibunya untuk ditempelkan ke payudara, agar bayi dapat sesering

mungkin menyusu. Hal kedua yang tidak kalah penting adalah let

down reflex pada ibu untuk meransang pengeluaran kolostrum

lebih banyak.

9) Kadar laktosa dalam kolostrum dan ASI tidak jauh berbeda, tapi

bila dibandingkan susu formula sangat kecil dan kurang dari

separuhnya. Hal ini disebabkan oleh laktosa dalam kolostrum

berperan senbagi nutrisi, pemicu adanya faktor bifidus dalam usus

bayi, dan juga sebagai media pembiakan kuman dan memproduksi

vitamin yang sangat dibutuhkan bayi baru lahir sangat lemah dan

belum mampu menghasilkan vitamin.

10)Kandungan asam linoleat ASI enam kali lipat dari susu formula.

Asam linoleat penting sebagai faktor utama pembentukan sel saraf

otak. Oleh karena itu, ASI harus dib erikan dengan tepat dan benar

agar dapat mencapai perkembangan yang optimal.

d. Tujuan Pemberian Kolustrum

Pemberian ASI dengan call feeding memberikan keuntungan

tumbuh kembang jiwa maupun fisik bayi sebagai berikut :

1) Kolustrum dan ASI dapat memberikan perlindungan terhadap

infeksi terutama diare, karena mengandung antibodi.

2) Dalam tenggang waktu tiga sampai empat bulan ASI sudah cukup

untuk tumbuh kembang bayi dengan baik.

51
3) ASI merupakan makanan utama bagi bayi dantelah siap setiap saat

dalam keadaan steril dan mudah dicerna.

4) Pemberian ASI dapat mempercepat terjadi involusi uteri.

5) Pemberian ASI dapat bersifat sebagai alat kontrasepsi sampai

waktu tiga bulan dam memperkecil kejadian keganasan payudara.

6) Memberikan ASI meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan

jiwa bayi, sebagai titik awal kualitas sumber daya manusia.

7) Kolustrum juga mengandung cukup banyak komponen yang

diperlukan bayi.

e. Faktor-faktor yang menyebabkan seorang ibu tidak memberikan ASI

pertama (kolustrum).

Beberapa penelitian menunjukkan banyak faktor yang

menyebabkan seorang ibu tidak menyusui bayinya, terutama dalam

pemberian kolustrum,antara lain :

1) Faktor kurangnya petugas kesehatan, sehingga masyarakat

kurang mendapat penerangan atau dorongan tentang manfaat

pemberian ASI terutama kolustrum.

2) Faktor kurangnya pengetahuan ibu tentang pemberian kolustrum.

3) Faktor perubahan sosial budaya yang masih berlaku di beberapa

daerah yang mengharuskan kolustrum dibuang.

4) Faktor ASI yang belum keluar pada hari-hari pertama sehingga

perlu ditambah susu formula.

52
5) Faktor payudara kecil sehingga tidak menghasilkan cukup ASI

pertama (kolustrum). Besar kecilnya payudara tidak menentukan

banyak sedikitnya produksi ASI pertama (kolustrum) karena

payudara yang besar hanya mengandung lebih banyak jaringan

lemak dibandingkan yang kecil.

4. Asi Eksklusif

a. Pengertian ASI eksklusif

ASI eksklusif adalah bayi yang hanya diberikan ASI saja tanpa

makanan tambahan dari cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu,

air teh, air putih, dan tanpa bantuan bahan makanan padat seperti

pisang pepaya, nasi yang dilembutkan, bubur susu, biskuit, bubur nasi,

dan lain sebagainya . Menurut Roesli (2009), ASI eksklusif adalah bayi

hanya diberi ASI saja tanpa tambahan cairan lain seperti susuformula,

jeruk, madu, air teh, air putih dan tanpa bahan makanan padat seperti

pisang, papaya, bubur susu, biscuit, bubur nasi dan tim, Sedangkan

menurut Sulistyawati (2009), menyatakan ASI eksklusif adalah

pemberian ASI tanpa makanan dan minuman pendamping ( termasuk

air jeruk, madu, air gula), yang dimulai sejak bayi baru lahir, sampai

dengan usia 6 bulan.

b. Waktu dan cara pemberian ASI

Pemberian ASI secara eksklusif dianjurkan untuk jangka waktu

selama 6 bulan, dan setelah 6 bulan bayi diperkenalkan dengan

makanan padat atau sering disebut dengan makanan pendamping ASI

53
(MP-ASI) dan ASI dapat diberikan sampai bayi berusia 2 tahun atau

bahkan lebih. Pemberian ASI ada dua cara yaitu dengan cara langsung

(langsung menyusui) dan cara tidak langsung (ASI perah). Pemberian

ASI yang tidak secara langsung sebaiknya diberikan dengan sendok,

cangkir, agar bayi tetap berusaha menghisap dan mencegah terjadinya

bingung puting.

WHO dan UNICEF merekomendasiakan metode tiga langkah

untuk mencapai ASI eksklusif, menyusui segera setelah melahirkan,

tidak memberikan makanan tambahan apapun pada bayi, dan yang

terahir menyusui sesering dan sebanyak yang diharapkan bayi.

UNICEF memberikan klarifikasi tentang rekomendasi jangka waktu

pemberian ASI eksklusif, rekomendasi terbaru UNICEF bersama

dengan World Health Assembly (WHA) adalah menetapkan jangka

waktu pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan.

Profil Kementrian kesehatan RI (2011) menyatakan, prinsip

pemberian ASI adalah dimulai sedini mungkin, eksklusif selama 6

bulan diteruskan sampai 2 tahun dengan makanan pendamping ASI

sejak usia 6 bulan. Manajemen menyusui yang baik perlu dilakukan

sehingga produksi ASI dinyatakan cukup sebagai makanan tunggal

untuk pertumbuhan bayi yang normal sampai usia enam bulan, Selain

itu pemberian ASI ekslusif hingga enam bulan dapat melindungi bayi

dari resiko infeksi saluran pencernaan.

54
c. Jenis - jenis ASI

ASI yang dihasilkan secara alami sejak ibu melahirkan sampai

dengan selama ibu menyusui bayinya, ASI dibedakan dalam tiga jenis:

1) Kolostrum merupakan cairan berwarna kuning keemasan dan

lebih menyerupai darah daipada susu karna mengandung

seldarah putih yang dapat membunuh kuman penyakit.

Kolustrum keluar pada hari pertama- hari ke-4/ ke-7.

2) Transitional milk (ASI peralihan)

ASI peralihan adalah ASI ibu yang dihasilkan setelah keluarnya

kolostrum. ASI peliharaan di keluarkan antara 8-20 hari, dimana

kadar lemak, laktosa, dan vitamin larut dalam air lebih tinggi

sedangkan kadar protein, mineral lebih rendah serta

mengandung lebih banyak kalori dari pada kolostrum.

3) Mature milk (ASI matang)

ASI matang adalah ASI yang dihasilkan sekitar hari ke-14 setelah

melahirkan dengan volume kurang lebih lebih 300-850 ml/hari.

ASI matang mengandung sekitar 90% air yang diperlukan untuk

memelihara hidrasi bayi, dan 10% karbohidrat, protein, dan

lemak untuk perkembangan bayi. Mature milk (ASI matang)

memiliki dua tipe :

55
a) Foremilk

Jenis ini dihasilkan pada awal mature milk yang

mengandung air, vitamin dan kadar lemak rendah (1-2

gr/dl), warnanya kelihatan lebih kebiruan

b) Hind-milk

Hind-milk mengandung lemak tingkat tinggi dan sangat di

perlukan untuk pertambahan berat badan bayi. Hind-milk

berwarna lebih putih dari pada foremik karena kandungan

lemaknya 2-3 lebih tinggi.

d. Proses pengeluaran ASI

Saat bayi menghisap, beberapa hormon mulai bekerja sama untuk

memproduksi ASI. Berikut ini proses aliran ASI saat bayi menghisap

payudara:

1) Isapan bayi menstimulasi saraf yang ada di puting payudara

2) Saraf ini mengirim perintah kepada kelenjar pituitari yang ada di

otak ibu untuk memproduksi ASI

3) Kelenjar pituiteri merespon printah tersebut dengan melepaskan

hormon prolaktin dan oksitosin

4) Hormon prolaktin merangsang payudara untuk memproduksi ASI

5) Hormon oksitosin merangsang kontraksi otot-otot kecil yang ada

di sekeliling saluran susu di payudara. Kontraksi ini memerah

saluran

6) susu dan mengeluarkan air susu ke gudang susu di bawah areola.

56
e. Hormon dalam proses pembentukan ASI

Hormon yang terlibat dalam proses pembentukan ASI adalah:

1) Human placental lactogen (HPL)

Saat kehamilan pertama plasenta mengeluarkan banyak HPL

yang berperan dalam pertumbuhan payudara, puting dan

areola, sebelum melahirkan. Pada bulan kelima dan keenam

kehamilan payudara siap memproduksi air susu ibu.

2) Progesteron

Hormon progesteron dapat mempengaruhi pertumbuhan dan

ukuran alveoli. Kadar progesteron dan estrogen menurun

sesaat setelah ibu melahirkan. Hal ini yang dapat

menstimulasi produksi ASI secara besar-besaran

3) Estrogen

Hormon ini dapat menstimulasi pembesaran saluran ASI.

Kadar estrogen dalam tubuh menurun saat melahirkan dan

tetap rendah untuk beberapa bulan selama ibu tetap

menyusui.

4) Prolaktin

Prolaktin berperan dalam membesarnya alveoli pada wanita

masa hamil.

57
5) Oksitosin

Setelah ibu melahirkan oksitosin mengencangkan otot halus

di sekitar alveoli untuk mengeluarkan ASI menuju salaluran

payudara.

f. Komposisi ASI

ASI merupakan nutrisi bagi bayi yang paling utama. Komposisi ASI

yang telah diketahui diantaranya adalah:

1) Kolostrum

Kolostrum berwarna kekuningan yang di hasilkan oleh sel

alveoli payudara ibu, jumlahnya sedikit dan cairannya lebih

kental. Kolostrum akan disekresi pada hari pertama menyusui

sampai hari keempat atau biasanya sampai hari kelima.

Kolostrum kaya akan gizi seperti karbohidrat, protein,

antibodi, IgA dan sel darah putih. Manfaat lain dari kolostrum

adalah membersihkan alat pencernaan bayi dengan

mempercepat pengeluaran feses hitam bayi (mekonium) dan

mempersiapkan alat pencernaan bayi untuk segera menerima

ASI. Komposisi kolustrum diantaranya adalah:

a) Kadar protein lebih tinggi sedangkan lemak dan kadar

karbohidratnya lebih rendah

b) Mengandung kadar mineral yang tinggi diantaranya

kalsium, fospor, magnesium, kalium, natrium, dan klor.

Kalium sangat berguna untuk gerakan pristaltik usus.

58
c) Kadar vitamin kolostrum yang larut dalam lemak sangat

tinggi dibandingkan ASI. Vitamin tersebut diantaranya

vitamin A,D,E,dan K sifatnya adalah . sebagai anti diare,

anti bakteri, anti virus, anti jamur, dan anti racun.

d) Kolosrtom mengandung zat kekebalan atau antibodi yang

sangat tinggi dan terdiri dari immunoglobulin (IgG, IgM,

IgE), laktoferrin dan lysozym.

2) Protein

Protein ASI mengandung protein khusus yang di rancang

untuk pertumbuhan bayi manusia. ASI mengandung dua

macam protein utama yaitu whey dan casein. Protein dalam

ASI yang halus, lembut dan mudah dicerna disebut whey

sedangkan yang berbentuk kasar, bergumpal dan sulit dicerna

disebut casein. ASI lebih banyak mengandung protein whey

dan baik diberikan minimal 6 bulan pertama kehidupan.

Selain itu protein lainnya yang hanya terdapat pada ASI adalah

taurine, laktoferine, dan lisosyme. Taurine merupakan protein

otak yang diperlukan untuk pertumbuhan otak dan

kecerdasan bayi. Laktoferin berfungsi sebagai penghambat

perkembangan bakteri jahat seperti staphylococcus dan jamur

candida. Lizozim berfungsi menghancurkan bakteri berbahaya

dan keseimbangan bakteri dalam usus .

59
3) Lemak

Kalori (energi) dalam ASI lebih mudah dicerna karena sudah

dalam bentuk emulsi. ASI mengandung kolestrol lebih tinggi

dari susu formula yang berfungsi untk mempercepat

pertumbuhan otak, selain itu kolestrol ASI berfungsi sebagai

pembentukan enzim untuk memetabolisme kolestrol di

kemdian hari sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit

jantung dan alteriosclerosis pada usia muda.

4) Laktosa

Laktosa adalah karbohidrat utama pada ASI, yang berfungsi

sebagai sumber energi, meningkatkan absorsi kalsium dan

merangsang pertumbuhan lactobacillus bifidus

5) Vitamin A

Dalam ASI mengandung vitamin A sekitar 200 IU/dl

6) Zat besi

Zat besi dalam ASI berfungsi untuk mencegah terjadinya

kekurangan zat besi pada bayi (anemia)

7) Lactobacillus

Lactobacillus sangat bermanfaat dalam menghambat

pertumbuhan mikroorganisme seperti bakteri E.coli yang

sering menyebabkan terjadinya diare pada bayi

60
g. Manfaat ASI

Menurut roesli (2009), manfaan ASI eksklusif ada 2 yaitu

manfaat untuk bayi dan manfaat untuk ibu.

1) Manfaat untuk bayi

a) ASI sebagai nutrisi

ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan

komposisi yang seimbang dan disesuaikan kebutuhan dan

pertumbuhan bayi.

b) ASI meningkatkan daya tahan tubuh

Bayi yang baru lahir secara alamiah dapat imunglobulin

(zat kekebalan tubuh) dari ibunya mulai ari-ari. Namun,

kadar zat ini akan cepat sekali menurun segera setelah bayi

lahir. Badan bayi sendiri baru membuat kekebalan zat

cukup banyak sehingga mencapai kadar protektif pada

waktu berusia sekitar 9 sampai 12 bulan. Pada saat zat

kekebalan bawaan menurun, sedangkan yang di

bentukoleh badan bayi belum mencukupi maka akan

terjadi kesenjangan zat kekebalan pada bayi.

c) ASI meningkatkan kecerdasan

Memberikan bayi secara eksklusif sampai bayi berusia 6

bulan akan menjamin tercapainya pengembangan potensi

kecerdasan anak secara optimal. Hal ini karna selai sebagai

nutrient yang ideal, dengan komposisi yang tepat, serta di

61
sesuaikan dengan kebutuhan bayi, asi juga mengandung

nutrient nutrient khusus yang di perlukan otak bayi agar

tumbuh optimal. Nutrien nutrient khusus tersebut tidak

terdapat pada susu sapi.

d) ASI meningkatkan jalinan kasih

Bayi yang sering berada dalam dekapan ibu karena

menyusu akan merasakan kasih sayang ibunya. Ia juga

akan merasa aman dan tentaram, terutama karena masih

dapat mendengar detak jantung ibunya yang telah ia kenal

sejak dalam kandungan. Perasaan terlindung dan di

sayangi inilah yang akan menjadi dasar perkembangan

emosi bayi dengan membentuk kepribadian yang percaya

diri dan dasar spiritual yang baik.

2) Manfaat untuk ibu

a) Mengurangi pendarahan setelah melahirkan

Apabila bayi disusui segera setelah dilahirkan maka

kemungkinan terjadinya perdarahan setelah melahirkan

(post partum) akan berkurang. Karna pada ibu menyusui

terjadi peningkatan kadar oksitsin yang berguna juga

untuk konstriksi/penutupan pembulu darah sehingga

perdarahan akan lebih cepat berhenti.

62
b) Mengurangi terjadinya anemia

Mengurangi kemungkinan terjadinya kekurangan darah

atau anemia karena kekurangan zat besi. Menyusui

mengurangi perdarahan.

c) Sebagai kontrasepsi

Menyusui merupakan cara kontrasepsi yang aman, dan

cukup berhasil. Selama ibu memberi asi eksklusif dan

belum haid, 98% tidak akan hamil pada 6 bulan pertama

setelah melahirkan dan 96% tidak akan hamil sampai bayi

berusia 12 bulan.

d) Mengembalikan ukuran rahim

Kadar oksitosin ibu menyusui yang meningkat akan sangat

membantu rahim kembali ke ukuran sebelum hamil.

e) Sebagai diet

Menyusui memerlukan energi maka tubuh akan

mengembalinya dari lemak yang tertimbun selama hamil.

f) Mengurangi resiko terjadi kanker payudara

Beberapa penelitian menunjukan bahwa menyusui akan

mengurangi kemungkinan terjadinya kanker payudara.

Pada umumnya bila semua wanita dapat melanjutkan

menyusui sampai bayi berumur 2 tahun atau lebih, di duga

angka terjadi kanker payudara akan berkurang sampai

sekitar 25%.

63
g) Ekonomis

Dengan member ASI berarti menghemat pengeluaran

untuk susu formula, perlengkapan menyusui, dan

persiapan membuat minum susu formula.

h) Hemat waktu

ASI dapat segera di berikan pada bayi tanpa harus

menyiapkan dan memasak air, juga tanpa harus mencuci

botol, dan tanpa menunggu agar susu tidak terlalu panas.

i) Portable dan praktis

Air susu ibu dapat di berikan dimana saja dan kapan saja

dalam keadaan siap dimakan/minum, serta dalam suhu

yang selalu tepat.

j) Memberi kepuasan bagi ibu

Ibu yang berhasil memberikan ASI eksklusif akan

merasakan kepuasan, kebanggaan, dan kebahagiaan yang

mendalam.

h. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif

Faktor internal

1) Kurang informasi/ pengetahuan ibu

Akibat kurangnya informasi, ibu beranggapan susu formula sama

baiknya dengan ASI . Pengetahuan merupakan hasil tahu dan

terjadi setelah orang tersebut mengadakan penginderaan

64
(penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba).

Penginderaan ( melihat, mendengar, mencium, rasa dan raba)

sampai menghasilkan pengetahuan sangat dipengaruhi oleh

persepsi terhadap objek. Pengetahuan sangat erat hubungannya

dengan pendidikan, dimana pendidikan yang tinggi maka orang

tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Objek kesehatan

dapat dipengaruhi oleh pengetahuan yang diperoleh dari

pengalaman sendiri.

2) Pendidikan ibu

Pendidikan merupakan aspek status sosial yang sangat

berhubungan dengan status kesehatan karna pendidikan penting

untuk membentuk pengetahuan dan pola prilaku seseorang

contohnya tentang ASI eksklusif.

3) Pekerjaan ibu

Bekerja bukan alasan untuk tidak memberikan ASI eksklusif, karna

waktu ibu bekerja bayi dapat diberikan ASI yang di perah sehari

sebelumnya. Tingkat pekerjaan dan penghasilan ibu mempunyai

pengaruh yang sangat besar terhadap gaya hidup dan kelas sosial

suatu keluarga.

4) Psikologis ibu

Persiapan psikologis ibu sangat menentukan keberhasilan

menyusui, ibu yang tidak mempunyai keyakinan mampu

memproduksi ASI umumnya akhirnya memang produksi ASInya

65
berkurang. Keadaan stess, khwatir dan ketidak bahagiaan ibu pada

priode menyusui sangat berperan dalam menyukseskan

pemberian ASI eksklusif.

5) Fisik ibu/penyakit ibu

Penyakit ibu sering kali menjadi kendala dalam menyusui seperti

penyakit kronik maupun akut yang mengancam kesehatan bayi,

maupun ibu seperti HIV/AIDS, hepatitis, dan ibu yang

mengkonsumsi obat-obatan seperi obat tubercolosa dll. Selain itu

ada juga masalah ibu saat menyusui seperti, payudara bengkak,

putting lecet, dan putting mendelep .

Faktor Eksternal

a. Dukungan keluarga

Dukungan keluarga sangat penting untuk motivasi ibu. Apabila

keluarga tidak mendukung dengan alasan repot, dan ibu bekerja,

ibu akan merasa tidak semangat dalam memberikan ASI. Apabila

ibu sudah tidak memberikan ASI pada bayi maka otak akan

memerintahkan hormonnya untuk mengurangi produksi ASI.

b. Sosial budaya

Lingkungan tempat tinggal mempunyai pengaruh pada ibu saat

menyusui, sosial budaya dapat mempengaruhi manusia dalam

menerima informasi.

66
c. Promosi susu formula

Pemberian susu formula berarti memberikan bayi susu formula

dengan menggunakan botol. Susu formula adalah susu sapi yang

telah diproses agar lebih mudah dicerna oleh bayi yang baru

lahir.susu formula khusus diberikan untuk bayi yang tidak

memproleh ASI atau sebagai tambahan ASI. Umumnya susu

formula untuk bayi yang beredar dipasaran berasal dari susu sapi.

Contoh susu formula yang banyak beredar di pasaran:

1) Susu formula adaptasi: susu formula ini sudah disesuaikan

dengan kadar ASI atau takaran komposisi ASI

2) Susu formula formula awal lengkap: biasanya diberikan pada

bayi baru lahir karna banyak mengandung kadar protein yang

tinggi

3) Susu hipoalergik:diberika pada bayi yang dalam keluarga

mempunyai riwayat alergi susu sapi

4) Susu soya: susu formula ini diberikan pada bayi yang alergi

protein susu sapi

5) Susu rendah laktosa : adalah susu sapi yang bebasdari

kandungan laktosa(low lactose atau free lactose), susu formula

ini akan menambahkan kandungan gula jagung sebagai

gantinya.

6) Susu formula lanjutan: ditujukan pada bayi6 bulan keatas

67
7) susu formula khusus: ditujukan pada bayi yangyang memiliki

masalah dengan saluran pencernaannya.

EVALUASI

1. Jelaskan kebutuhan gizi pada bayi!

2. Jelaskan mengenai kolustrum!

3. Jelaskan yang dimaksud ASI eksklusif!

68
Daftar Pustaka

Arisman. Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta: ECG; 2004

Chandra, B. 2012. Pengantar Statistik Kesehatan. Jakarta: EGC

Dinas Kesehatan D.I Yogyakarta. 2012. Profil Kesehatan D.I Yogyakarta 2011.
Yogyakarta:http:dinkes.jogjaprov.go.id.

Friedman, M.M et al. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Riset, Teori, dan
Praktik Edisi 5. Jakarta: EGC

Khadir N.A, 2014. Menelusuri Akar Masalah Rendahnya Persentase


Pemberian ASI Eksklusif di Indonesia. http://www.uin-alauddin.ac.id.
(Di akses 14 november 2014)

Kemenkes RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 41


Tahun 2014 Tentang Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta : Menteri
Kesehatan RI; 2014

Kristiyanasari,W. 2009. ASI,Menyusui dan Sadari. Yogyakarta : Nuha Medika.

Mubarak, W.I. 2011. Sosiologi untuk Keperawatan:Pengantar dan Teori.


Jakarta: Salemba Medika

Notoatmodjo, S. 2010. Ilmu Prilaku Kesehatan. Jakarta:Rineka Cipta

Notosoedirjo, M dan Latipun. 2005. Kesehatan mental:konsep dan perapannya edisi 4.


Malang: Universitas Muhamadiyah Malang

Roesli, U. 2009. Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta:Trubus Agriwidya IKAPI

. 2010. Inisiasi Menyusui Dini: Plus ASI Eksklusif. Jakarta:Pustaka


Bunda

Soehadrjo, (1992). Perkembangan Makanan Pada Bayi dan Anak. Yogyakarta:


Kanisius

Sunita. (2003). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Supariasa, Imade & Dewa, (2002). Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC

Syafrudin & Karningsih. 2011. Penyuluhan KIA(Kesehatan ibu dan anak).


Jakarta Timur:CV.Trans Info Media

69
Sulistyawati, A.2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada ibu Nifas.
Yogyakarta:C.V Andi

Suryoprajogo, N. 2009. Keajaiban Menyusui. Yogyakarta: Keyword

Widuri, H. 2013. Cara Mengelola ASI Eksklusif bagi Ibu Bekerja. Yogyakarta:
Gosyen Publishing

Wiji, NR. 2013. ASI dan Panduan Ibu Menyusui. Yogyakarta:Nuha Medika

Yumastuti, (2008). Gizi dan Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu

70
BAB IV

GIZI BALITA

Tujuan Umum : Setelah mengikuti proses belajar peserta didik memahami

pentingnya gizi bagi balita.

Tujuan Khusus : Setelah menyelesaikan kegiatan belajar peserta didik

mampu:

1. Menjelaskan komponen komponen dalam gizi balita

2. Menjelaskan faktor yang mempengaruhi status gizi

balita

3. Menjelaskan angka kecukupan gizi balita

4. Menjelaskan gangguan gizi pada balita

5. Menjelaskan akibat malnutrisi pada balita

MATERI

1. Balita

a. Pengertian Balita

Balita adalah individu atau sekelompok individu dari suatu

penduduk yang berada dalam rentang usia tertentu. Rentang usia

balita ddimulai daru satu sampai dengan lima tahun, atau bisa

digunakan perhitungan bulan yaitu usia 12-59 bulan.

71
b. Kelompok anak balita

Menurut Soehardjo (1992) balita adalah anak yang termasuk

dalam golongan 1 5 tahun atau 12 59 bulan. Pada masa balita ini

adalah masa pertumbuhan dan perkembangan yang cepat.

Pertumbuhan berarti bertambah besar dalam ukuran fisik akibat

bercepat gandanya sel untuk mengetahui keadaan pertumbuhan dan

perkembangan anak yang paling baik dapat dilihat dari status gizi.

Balita rawan gizi disebabkan, antara lain:

1) Anak balita baru berada dalam masa transisi dari makanan bayi ke

makanan orang dewasa.

2) Biasanya anak balita ini sudah mempunyai adik atau ibu sudah

bekerja penuh, sehingga perhatian ibu kurang.

3) Anak balita sudah mulai main tanah dan sudah dapat main di luar

rumahnya sendiri, sehingga lebih terpapar dengan lingkungan kotor

dan kondisi yang memungkinkan untuk terinfeksi dengan berbagai

macam penyakit.

4) Anak balita belum dapat mengurus dirinya sendiri, termasuk dalam

memilih makanan. Di pihak lain ibunya sudah tidak begitu

memperhatikan lagi makanan anak balita, karena dianggap sudah

dapat makan sendiri.

Kebutuhan zat gizi balita berdasarkan angka kecukupan gizi rata-rata

per hari

72
Gol umur BB TB Energi Protein Lemak
1-3 tahun 12 90 1000 25 28
4-5 tahun 17 110 1550 39 39
Sumber :Widya Karya pangan dan gizi, 2005

4. Gizi Balita

a. Komponen-komponen dalam Gizi Balita

Menurut Almatsier (2004) menyatakan bahwa zat-zat gizi

penting yang perlu mendapat perhatian dalam konsumsi makanan

bayi dan balita antara lain sebagai berikut :

1) Energi

Banyak dibutuhkan dalam jumlah relatif besar oleh balita

dibandingkan dengan orang dewasa karena digunakan untuk

mendukung pertumbuhan yang pesat. Pada tahun - tahun

pertama, kebutuhan energi mencapai 100 sampai dengan 200

kkal/kgBB (kilokalori/kilogram berat badan) Tiga tahun

berikutnya, kebutuhan energi berkurang sebanyak 10 kkal/kg BB

2) Protein

Merupakan sumber asam amino esensial, diperlukan sebagai zat

pembangun yang digunakan untuk pertumbuhan dan

pembentukan protein dalam serum, enzim, hormon dan antibodi,

protein juga untuk proses regerasi sel, memelihara keseimbangan

cairan tubuh, dan sebagai cadangan sumber energi.

73
3) Lemak

Lemak dan minyak merupakan sumber energi paling padat, yang

menghasilkan 9 kkal untuk tiap gram, yaitu 21/2 kali lebih besar

energi yang dihasilkan oleh karbohidrat dan protein dalam

jumlah yang sama. Lemak tubuh pada umumnya disimpan

sebagai berikut 50% di jaringan bawah kulit (subkutan), 45% di

sekeliling organ dalam rongga perut, dan 55 % di jaringan

intranuskuler Karbohidrat

Karbohidrat memegang peranan penting karena merupakan

sumber energi utama bagi manusia harganya relatif murah.

Semua karbohidrat berasal dari tumbuh-tumbuhan melalui

proses fotosintesis klorofil tanaman dengan bantuan sinar

matahari mampu membentuk karbohidrat sederhana glukosa di

samping itu dihasilkan O2 yang lepas di udara.

4) Vitamin

Vitamin adalah zat-zat organik yang dibutuhkan dalam jumlah

yang sangat kecil dan pada umumnya tidak dapat dibentuk di

dalam tubuh, vitamin berperan dalam beberapa tahap reaksi

metabolisme energi, pertumbuhan dalam pemeliharaan tubuh,

pada umumnya sebagai koenzim atau sebagai bahan dari enzim.

vitamin meliputi vitamin - vitamin larut lemak dan vitamin larut

air. Vitamin larut lemak A,D,E,K mempunyai peranan falit

74
tertentu di dalam tubuh, sedangkan vitamin yang larut air

adalah vitamin C1B1B2 niosin, biotin, asam pentotinot, B 6, Volat,

Vitamin B12.

b. Status Gizi balita

Status Gizi merupakan tanda-tanda atau penampilan fisik yang

diakibatkan oleh adanya keseimbangan pemasukan gizi di suatu pihak,

serta pengeluaran oleh organisme di lain pihak yang terlihat, melalui

variabel-variabel tertentu yaitu melalui suatu indikator status gizi,

asupan zat gizi mempengaruhi status gizi seseorang, selain asupan zat

gizi infeksi juga mempengaruhi status gizi. Masalah kurang asupan zat

gizi dan adanya penyakit infeksi yang biasanya menjadi penyebab.

Status gizi seseorang secara langsung dipengaruhi oleb asupan

(Intake) makanan dan infeksi penyakit. Faktor intake makanan dapat

diukur jumlah serta mutu makanan, sedangkan konsumsi makanan

dan langkah-langkah menentukan status gizi dengan antropometri

sebagai berikut :

1) Melaksanakan. pengukuran (berat badan, panjang badan/tinggi

badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar dada, tebal lipat

kulit)

2) Menentukan status gizi dengan:

a) Menggunakan standar / baku dan klasifikasi (pada bayi dan

anak sampai usia, tertentu)

75
b) Menggunakan rumus tertentu prinsip yang digunakan untuk

mengadakan pengukuran adalah dengan cara, yang paling

sederhana, paling cepat, paling mudah dengan hasil yang

maksimal. Biasanya dengan mengukur:

(1) Masa, tubuh berat badan

Linier tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala, dan

lingkar dada.

(2) Komposisi tubuh dan cadangan kalori serta, protein lemak

subkutan dan otot.

c) Tergantung umur (Age dependent)

Pengukuran status gizi menurut umur ada 3 yaitu

(1) Berat badan terhadap umur (BB/U)

Berdasarkan berat badan karakteristik ini, maka indeks

berat badan menurut umur (BB/U) digunakan sebagai

salah satu cara.

Berat badan adalah salah satu parameter yang

memberikan gambaran massa tubuh. Massa tubuh saat

sensitif terhadap pembahan perubahan yang mendadak,

misalnya karena, terserang penyakit infeksi, menurunnya

nafsu makan atau jumlah makanan yang dikonsumsi. Berat

badan adalah parameter yang sangat labil.

Dalam keadaan normal, dimana keadaan kesehatan baik

dan keseimbangan antara konsumsi dan kebutuhan gizi

76
terjamin, maka berat badan berkembang mengikuti

pertumbuhan umum. Sebaliknya dalam. keadaan

abnormal, terdapat 2 kemungkinan perkembangan berat

badan, yaitu dapat berkembang cepat atau, lebih lambat

dari keadaan normal.

Mengingat karakteristik berat badan yang labil, maka

indeks BB/U lebih menggambarkan status gizi seseorang

saat ini (carrent nutritional status). Kelebihan indeks BB/U

antara, lain: lebih mudah dan lebih cepat dimengerti oleh

masyarakat umum, baik mengukur status gizi akut dan

kronis, saat sensitif terhadap perubahan-perubahan kecil

dan dapat mendeteksi kegemukan (over weight).

Kekurangan pada BB/U adalah dapat mengakibatkan

interpretasi status gizi yang keliru bila, terjadi oedema,

dan asites serta memerlukan data umum yang akurat

Supariasa (2002).

(2) Tinggi badan terhadap umur (TB/U).

Tinggi badan merupakan antropometri yang

menggambarkan keadaan pertumbuhan skeletal. Pada

keadaan normal, tinggi badan tumbuh seiring dengan

pertambahan umur. Pertumbuhan tinggi badan relatif

kurang sensitif terhadap masalah kekurangan gizi dalam

waktu yang pendek. Pengaruh defisiensi gizi terhadap

77
tinggi badan akan nampak dalam waktu yang relatif lama.

Berdasarkan karakteristik tersebut tinggi badan

menggambarkan status gizi masa latu dan lebih erat

kaitannya dengan status sosial ekonomi. Kelebihan indeks

TB/U yaitu untuk menilai status gizi masa lampau dan

ukuran panjang dan dapat di buat sendiri, murah dan

mudah dibawa. Kekurangannya yaitu tinggi badan tidak

cepat naik, pengukuran relatif sulit dilakukan karena anak

harus berdiri tegak dan ketepatan umur sulit di dapat.

(3) Lingkar lengan atas terhadap umur (LLA/U).

Lingkar lengan atas memberikan gambaran tentang

keadaan jaringan otot dan lapisan lemak di bawah kulit.

Lingkaran lengan atas berkolerasi dengan indeks BB/U

maupun BB/PB. Lingkar lengan atas merupakan

parameter antropornetri yang sangat sederhana dan

mudah dilakukan. Lingkar lengan atas merupakan indeks

status gizi saat ini. Kelebihan LLA/U yaitu indikator yang

baik untuk menilai KEP berat. Alat ukur murah, sangat

ringan dan dapat dibuat sendiri. Kelemahannya yaitu

hanya dapat mengidentifikasi anak dengan KEP berat

badan sulit digunakan untuk melihat perturmbuhan anak

terutama anak usia 2-5 tahun yang pembahannya tidak

nampak nyata.

78
d) Tidak tergantung umur

Menentukan status gizi yang tidak berdasarkan umur dibagi

menjadi 3 yaitu: Berat badan memiliki hubungan linier dengan

tinggi badan. Dalam keadaan normal, perkembangan berat

badan akan searah dengan pertumbuhan tinggi badan dengan

keeepatan tertentu. Indeks BB/TB merupakan indikator yang

baik untuik menilai status gizi saat ini dan indeks yang

independen terhadap umur. Kelebihan indeks BB/TB yaitu tidak

memerlukan data umur dan dapat membedakan proporsi

badan. Kekurangannya tidak memberikan gambaran, apakah

anak tersebut pendek cukup tinggi badan atau kelebihan tinggi

badan menurut umurnya, karena faktor umur tidak

dipertimbangkan, dalam praktek sering mengalami kesulitan

dalam melakukan pengukuran TB pada kelompok balita,

membutuhkan 2 macam alat ukur, pengukuran relatif.

c. Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi Balita

Status gizi anak batita secara langsung maupun tidak langsung

dapat dipengaruhi oleh lingkungan, dimana batita tersebut tumbuh

dan berkembang. Faktor-faktor yang mempengaruhi di antaranya :

pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu. Pengetahuan ibu anak batita

dapat mempengaruhi status gizi anak batita. Pengetahuan

melambangkan sejauh mana dasar-dasar yang digunakan seorang ibu

79
untuk merawat anak batita sejak dalam kandungan, pelayanan

kesehatan, persediaan makanan di rumah.

Status gizi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi kondisi balita baik dari faktor internal maupun

eksternal. Faktor-faktor tersebut antara lain:

1) Tingkat Pendidikan Ibu

Tingkat pendidikan seseorang akan berkaitan erat dengan

wawasan pengetahuan mengenai sumber gizi dan jenis makanan

yang baik untuk konsumsi keluarga. Ibu rumah tangga yang

berpendidikan tinggi akan cenderung memilih makanan yang

lengkap baik dalam mutu dan jumlahnya, dibandingkan dengan ibu

yang pendidikannya lebih rendah.

2) Pengetahuan ibu tentang gizi

Menurut Suharjo dalam Adriani dan Wirjatmadi (2014) jika

tingkat pengetahuan gizi ibu baik, maka diharapkan status gizi ibu

dan balitanya baik; sebab gangguan gizi adalah karena kurangnya

pengetahuan tentang gizi. Ibu yang cukup pengetahuan gizi akan

memperhatikan kebutuhan gizi yang dibutuhkan anaknya supaya

dapat tumbuh dan berkembang seoptimal mungkin. Ibu akan

berusaha memiliki bahan makanan yang sesuai dengan kebutuhan

anaknya.

Pengetahuan orang tua terutama ibu, tentang gizi sangat

berpengaruh terhadap tingkat kecukupan gizi yang diperoleh oleh

80
balita. Pengetahuan tentang gizi yang penting diketahui oleh ibu

adalah berkaitan dengan kandungan makanan, cara pengolahan

makanan, kebersihan makanan dan lain-lain. Orang tua perlu

memahami pengetahuan tentang gizi, terutama yang berkaitan

dengan zat-zat yang dikandung dalam makanan, cara mengolah

makanan, menjaga kebersihan makanan, waktu pemberian makan

dan lain-lain, sehingga pengetahuan yang baik akan membantu ibu

atau orangtua dalam menentukan pilihan kualitas dan kuantitas

makanan Acbzs.

3) Pendapatan keluarga

Faktor ekonomi merupakan akar masalah terjadinya gizi

kurang. Kemampuan keluarga untuk mencukupi kebutuhan

makanan dipengaruhi oleh tingkat pendapatan dari keluarga.

Keluarga yang mempunyai pendapatan relatif rendah sulit

mencukupi kebutuhan makanannya. Keadaan seperti ini biasanya

terjadi pada anak balita dari keluarga berpenghasilan rendah.

Kemampuan keluarga untuk mencukupi kebutuhan makanan juga

tergantung dari bahan makanan. Bahan makanan yang harganya

mahal biasanya jarang dan bahkan tidak ada.

4) Pekerjaan ibu

Status ekonomi rumah tangga dapat dilihat dari pekerjaan

yang dilakukan oleh kepala rumah tangga maupun anggota rumah

tangga yang lain. Jenis pekerjaan yang dilakukan oleh kepala

81
rumah tangga dan anggota keluarga lain akan menentukan

seberapa besar sumbangan mereka terhadap keuangan rumah

tangga yang kemudian akan digunakan untuk memenuhi

kebutuhan keluarga, seperti hubungan antara konsumsi pangan

dan status ekonomi rumah tangga serta status gizi masyarakat

5) Jumlah anggota keluarga

Kasus balita gizi kurang banyak ditemukan pada keluarga

dengan jumlah anggota keluarga yang besar dibandingkan dengan

keluarga kecil. Keluarga dengan jumlah anak yang banyak dan

jarak kelahiran yang sangat dekat akan menimbulkan lebih

banyak masalah, yakni pendapatan keluarga yang pas-pasan;

sedangkan anak banyak maka pemerataan dan kecukupan

makanan di dalam keluarga sulit dipenuhi. Anak yang lebih kecil

akan mendapat jatah makanan yang lebih sedikit, karena

makanan lebih banyak diberikan kepada mereka yang lebih besar,

sehingga menjadi kurang gizi dan rawan terkena penyakit

6) Penyakit infeksi

Infeksi dapat menyebabkan anak tidak merasa lapar dan tidak

mau makan. Penyakit ini juga menghabiskan sejumlah potein dan

kalori yang seharusnya dipakai untuk pertumbuhan. Diare dan

muntah dapat menghalangi penyerapan makanan. Penyakit-

penyakit umum yang memperburuk keadaan gizi adalah: diare,

82
infeksi saluran pernapasan atas, tuberculosis, campak, batuk rejan,

malaria kronis, cacingan,

Diare, tuberkulosis, campak, dan batuk rejan merupakan

penyakit yang umum terkait dengan masalah gizi. Kematian awal

di negara berkembang banyak disebabkan oleh penyakit infeksi.

7) Asupan nutrisi

Asupan nutrisi sangat berkaitan dengan asupan kalori dan

asupan protein. Kekurangan energi dan protein mengakibatkan

pertumbuhan dan perkembangan balita terganggu. Gangguan

asupan gizi yang bersifat akut menyebabkan anak kurus kering

yang disebut dengan wasting. Wasting, yaitu berat badan anak

yang tidak sebanding dengan tinggi badannya. Jika kekurangan ini

bersifat menahun (kronis), artinya sedikit demi sedikit, tetapi

dalam jangka waktu yang lama maka akan terjadi keadaan

stunting. Stunting, yaitu anak menjadi pendek dan tinggi badan

tidak sesuai dengan usianya walaupun secara sekilas anak tidak

kurus.

d. Kebutuhan Gizi Balita

Balita dalam proses tumbuh kembangnya ditentukan oleh

makanan yang dimakan sehari-hari. Kebutuhan gizi balita dipengaruhi

oleh umur, jenis kelamin, kegiatan, dan suhu lingkungan udara panas.

Kebutuhan gizi seorang adalah jumlah yang diperkirakan

cukup untuk memelihara kesehatan pada umumnya. Secara garis

83
besar, kebutuhan gizi ditentukan oleh usia, jenis kelamin, aktivitas,

berat badan, dan tinggi badan. Antara asupan zat gizi dan

pengeluarannya harus ada keseimbangan sehingga diperoleh status

gizi yang baik. Status gizi balita dapat dipantau dengan menimbang

anak setiap bulan dan dicocokkan dengan Kartu Menuju Sehat (KMS).

Kebutuhan gizi tersebut terdiri dari:

1) Energi

Angka kecukupan energi (AKG, 2004) balita usia 1-3 tahun dan

4-4 tahun secara bertutut-turut adalah 1000 kkal dan 1550 kkal.

Kebutuhan energi balita secara perorangan didasarkan energi

untuk metabolisme basal, kecepatan pertumbuhan, dan aktivitas.

Rata-rata kebutuhan energi untuk pertumbuhan setelah usia 12

bulan rendah, kurang lebih 5 kkal/g penambahan jaringan.

Kebutuhan energi balita dengan umur, gender, dan ukuran tubuh

yang sama bervariasi.

2) Protein

Protein harus dikonsumsi secara seimbang karena protein

dibutuhkan untuk proses pertumbuhan dan perkembangan anak.

Protein digunakan setelah karbohidrat dan lemak tidak mencukupi

pasokannya di dalam tubuh. Sumber protein dapat diperoleh dari

ayam, kacang-kacangan, susu, yoghurt, roti dan lain-lain.

84
3) Lemak

Merupakan sumber energi utama untuk pertumbuhan dan

aktifitas fisik bagi balita. Lemak memberi cita rasa yang gurih, rasa

kenyang, dan kelezatan makanan. Sumber makanan yang berasal

dari lemak makanan. Sumber makanan yang berasal dari lemak

seperti daging, mentega, mayones, keju dan susu.

4) Vitamin dan mineral.

Vitamin dibagi menjadi 2 kelompok yaitu vitamin yang larut

dalam air (vitamin B dan C) dan vitamin yang tidak larut dalam air

(vitamin A, D, E dan K).

Mineral merupakan bagian dari tubuh dan memegang peranan

penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat sel,

jaringan, organ maupun fungsi tubuh secara keseluruhan,

berperan dalam berbagai tahap metabolisme, terutama sebagai

kofaktor dalam aktivitas enzim-enzim

Berdasarkan Angka kecukupan gizi (AKG) yang dikeluarkan

dalam Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi (WKNPG) tahun

1998, umur dikelompokkan menjadi 1-3 tahun, 4-6 tahun, dengan

catatan pengelompokan diatas tidak membedakan jenis kelamin.

85
T
Kelompok Bentuk Makanan Frekuensi
a
Umur Makan
k Makanan Keluarga 3 kali sehari
1-3 Tahun
a 1-1 Piring
r nasi/pengganti
2-3 potong lauk hewani
a 1-2 potong lauk nabati
n mangkuk sayur
2-3 potong buah-buahan
1 gelas susu

4-6 Tahun 1-2 piring nasi/pengganti 3 kali sehari


2-3 potong lauk hewani
1-3 potong lauk nabati
1-1 mangkuk sayur
2-3 potong buah-buahan
1-2 gelas susu

sumber : Depkes RI, 2000. Gizi Seimbang Menuju Hidup Sehat


Bagi Balita
e. Angka Kecukupan Gizi Balita

Angka kecukupan energi balita berasal dari rata-rata

kebutuhan energi balita sehat yang tumbuh secara memuaskan.

Sedangkan angka kecukupan zat-zat gizi didasarkan atas beberapa

hasil penelitian, terutama yang dikembangkan dari kebutuhan bayi dan

orang dewasa. Perbedaan kecukupan zat gizi antar kelompok balita

cukup besar, sehingga Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan

untuk balita dibagi menjadi dua kelompok yaitu anak usia 1-3 tahun

86
dengan rata-rata berat badan 12,0 kg dan tinggi badan 90 cm, anak usia

4-5 tahun dengan rata-rata berat badan 17,0 kg dan tinggi badan 110

cm.

Tabel Angka Kecukupan Gizi Balita


Zat Gizi Usia
1-3 Tahun 4-5 Tahun
Energi (kkal) 1000 1550
Protein (gram) 25 39
Vitamin A (RE) 400 450
Vitamin D ( g) 5 5
Vitamin E (mg) 6 7
Vitamin K ( ) 15 20
Tiamin (mg) 0,5 0,6
Riboflavin (mg) 0,5 0,6
Niacin (mg) 6 8
Asam Folat ( g) 150 200
Piridoksin (mg) 0,5 0,6
Vitamin B12 ( ) 0,9 1,2
Vitamin C (mg) 40 45
Kalsium (mg) 500 500
Fosfor (mg) 400 400
Magnesium (mg) 60 90
Besi (mg) 8 9
Yodium ( ) 120 120
Seng (mg) 8,3 10,3
Selenium ( ) 17 20
Mangan )mg) 1,2 1,5
Flour (mg) 0,6 0,9

87
Jumlah bahan makanan rata-rata sehari balita usia 1-5 tahun

berdasarkan Angka Kecukupan Gizi (AKG) balita dapat dilihat pada

tabel di bawah ini

Tabel 2.4 Jumlah bahan makanan rata-rata sehari balita usia 1-5 tahun

Anjuran Makanan Usia


1-3 Tahun 1-5 Tahun
Nasi 3 p**) 4p
Ikan 1p 2p
Tempe 1p 1p
Sayur 1p 2p
Buah 2p 3p
Susu 1p 1p
Minyak 2p 4p
Gula Pasir 2p 2p
*) berdasarkan Angka Kecukupan Gizi 2004

**) Penukar

Sumber : Widia Karya Nasional Pangan dan Gizi, 2004

f. Aplikasi Kecukupan Gizi Balita

Menurut Almatsier (2004), gizi seimbang adalah pola menu

seimbang yang bila disusun dengan baik mengandung semua zat gizi

yang dibutuhkan oleh tubuh. Pola menu empat sehat lima sempurna

digali dari pola menu yang pada umumnya sejak dahulu dikenal seluruh

88
masyarakat diseluruh tanah air. Pada umumnya menu di Inndonesia

terdiri dari makanan sebagai berikut :

1) Makanan pokok unuk memberi rasa kenyang : nasi, jagung, ubi

jalar, singkong,talas, sagu serta hasil olah seperti bihun, macaroni

dan sebagainya

2) Lauk untuk memberi rasa nikmat sehingga makanan pokok yang

pada umumnya mempunyai rasa netral, lebih terasa enak yang

meliputi lauk hewani (daging, ayam, ikan, kerang, telur dan

sebagainya), dan nabati(kacang-kacangan dan hasil olah seperti

kacang kedelai, kacang hijau, kacang merah, tahu, tempe, dan

oncom)

3) Sayur untuk memberi rasa segar dan melancarkan proses menelan

makan karena biasanya dihidangkan dalam bentuk berkuah : sayur

daun-daunan, umbi-umbian, kacang-kacangan dan sebagainya.

4) Buah-buahan, diberi minum susu.

g. Gangguan Gizi pada Balita

Ada beberapa hal yang sering merupakan penyebab terjadinya

gangguan gizi, baik secara langsung maupun tidak langsung. Sebagai

penyebab langsung gangguan gizi khususnya gangguan gizi pada bayi

dan anak usia di bawah lima tahun (balita) adalah tidak sesuainya

jumlah zat gizi yang mereka peroleh dari makanan dengan kebutuhan

tubuh mereka. Sebagai penyebab faktor secara tidak langsung

89
mendorong terjadinya gangguan gizi terutama pada anak balita antara

lain sebagai berikut.

1) Ketidaktahuan akan hubungan makanan dan kesehatan.

Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari sering terlihat

keluarga yang berpenghasilan cukup namun makanan yang

dihidangkan seadanya saja. Dengan demikian, kejadian gangguan

gizi tidak hanya ditemukan pada keluarga yang berpenghasilan

kurang akan tetapi juga pada keluarga yang berpenghasilan relatif

baik (cukup). Keadaan ini menunjukan bahwa ketidaktahuan akan

faedah makanan bagi kesehatan tubuh mempunyai penyebab

buruknya mutu gizi makanan keluarga, khususnya makanan anak

balita. Menurut Santoso (1999), masalah gizi karena kurang

pengetahuan dan keterampilan di bidang memasak menurunkan

konsumsi anak, keragaman bahan dan keragaman jenis masakan

yang mempengaruhi kejiwaan misalnya kebosanan.

2) Prasangka buruk terhadap bahan makanan tertentu.

Banyak bahan makanan yang sesungguhnya bernilai gizi

tinggi tetapi tidak digunakan atau hanya digunakan secara

terbatas akibat adanya prasangka yang tidak baik terhadap bahan

makanan itu. Penggunaan bahan makanan itu dianggap dapat

menurunkan harkat keluarga. Jenis sayuran seperti ganjer, daun

90
turi, bahkan daun ubi kayu yang kaya akan zat besi, vitamin A dan

protein di beberapa daerah masih dianggap sebagai makanan yang

dapat menurunkan harkat keluarga.

3) Adanya kebiasaan atau pantangan yang merugikan

Berbagai kebiasaan yang bertalian dengan pantang makan

makanan tertentu masih sering kita jumpai terutama di daerah

pedesaan. Larangan terhadap anak untuk makan telur, ikan,

ataupun daging hanya berdasarkan kebiasaan yang tidak ada

datanya dan hanya diwarisi secara dogmatis (sikap seseorang atau

karakteristik seseorang yang cenderung tertutup) turun temurun,

padahal anak itu sendiri sangat memerlukan bahan makanan

seperti itu guna keperluan pertumbuhan tubuhnya. Kadang-

kadang kepercayaan orang akan sesuatu makanan anak kecil

membuat anak sulit mendapat cukup protein. Beberapa orang tua

beranggap ikan, telur ayam, dan jenis makanan protein lainnya

memberi pengaruh buruk untuk anak kecil. Anak yang terkena

diare malah dipuasakan (tidak diberi makanan). Cara perbuatan

ini akan memperburuk gizi anak.

4) Kesukaan yang berlebihan terhadap jenis makanan tertentu.

Kesukaan yang berlebihan terhadap satu jenis makanan

tertentu atau disebut sebagai faddisme (kesukaan yang berlebihan

terhadap suatu jenis makanan) akan mengakibatkan tubuh tidak

memperoleh semua zat gizi yang diperlukan.

91
5) Jarak kelahiran yang terlalu rapat.

Banyak hasil penelitian yang membuktikan bahwa banyak

anak yang menderita gangguan gizi oleh karena ibunya sedang

hamil lagi atau adiknya yang baru telah lahir, sehingga ibunya tidak

dapat merawatnya secara baik. Anak yang di bawah usia dua tahun

masih sangat memerlukan perawatan ibunya, baik perawatan

makanan maupun perawatan kesehatan dan kasih saying, jika

dalam masa dua tahun itu ibunya sudah hamil lagi, maka bukan

saja perhatian ibu terhadap anak akan menjadi berkurang. Akan

tetapi air susu ibu (ASI) yang masih sangat dibutuhkan anak akan

berhenti keluar.

Anak yang belum dipersiapkan secara baik untuk menerima

makanan penggati ASI, dengan mutu gizi makanan sangat rendah,

serta penghentian pemberian ASI karena produksi ASI berhenti,

akan menyebabkan anak menderita gizi buruk. Kejadian ini apabila

tidak segera diperbaiki maka akan menyebabkan kematian. Karena

alasan inilah dalam usaha meningkatkan kesejahteraan keluarga.

Di samping memperbaiki gizi juga perlu dilakukan usaha untuk

mengatur jarak kelahiran dan kehamilan.

92
6) Sosial ekonomi

Keterbatasan penghasilan keluarga turut menentukan mutu

makanan yang disajikan. Tidak dapat disangkal bahwa penghasilan

keluarga akan turut menentukan hidangan yang disajikan untuk

keluarga sehari-hari, baik kualitas maupun jumlah makanan.

7) Penyakit infeksi

Infeksi dapat menyebabkan anak tidak merasa lapar dan

tidak mau makan. Penyakit ini juga menghabiskan sejumlah

protein dan kalori yang seharusnya dipakai untuk pertumbuhan.

Diare dan muntah dapat menghalangi penyerapan makanan.

Penyakit-penyakit umum yang memperburuk keadaan gizi adalah

diare, infeksi saluran pernapasan atas, tuberculosis, campak, batuk

rejan, malaria kronis, cacingan.

8) Kekurangan Energi dan Protein (KEP)

Berikut ini sebab-sebab kurangnya asupan energi dan protein.

1) Makanan yang tersedia kurang mengandung energi.

2) Nafsu makan anak teganggu sehingga tidak mau makan.

3) Gangguan dalam saluran pencernaan sehingga penyerapan

sari makanan dalam usus terganggu.

4) Kebutuhan yang meningkat, misalnya karena penyakit infeksi

yang tidak diimbangi dengan asupan yang memadai.

Kekurangan energi dan protein mengatkibatkan

pertumbuhan dan perkembangan balita terganggu.

93
Gangguan asupan gizi yang bersifat akut menyebabkan anak

kurus kering yang disebut dengan wasting, yaitu berat badan

anak tidak sebanding dengan tinggi badannya. Jika

kekurangan ini bersifat menahun (kronik), artinya sedikit

demi sedikit, tetapi dalam jangka waktu yang lama maka

akan terjadi keadaan stunting. Stunting, yaitu anak menjadi

pendek dan tinggi badan tidak sesuai dengan usianya

walaupun secara sekilas anak tidak kurus.

h. Akibat Malnutrisi pada Balita

1) Kekurangan Energi Protein

Kurang Energi Potein (KEP) merupakan salah satu masalah

defisiensi gizi yang penting baik di Indonesia maupun banyak

negara berkembang lainnnya. KEP adalah keadaan kurang gizi

yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein

dalam makanan sehari-hari dan atau akibat gangguan penyakit

tertentu (diare atau penyakit infeksi lainnya) dalam waktu yang

cukup lama. Bayi sampai anak berusia 5 tahun (balita) serta ibu

hamil dan menyusui merupakan kelompok penduduk yang rawan

kurang energi protein. Namun KEP lebih benyak terjadi pada anak

balita.

94
1) Penyebab Terjadinya KEP

Penyebab langsung terjadinya kekurangan energi

protein adalah konsumsi energi dan protein yang kurang dalam

waktu yang lama. ini sangat erat kaitannya dengan keadaan

ekonomi, tingkat kesehatan, penyakit infeksi, sanitasi

lingkungan, pola konsumsi makanan dan pola distribusi makan

antar anggota keluarga. Kesalahan memberi makanan pada

bayi mempunyai pengaruh juga pada kasus Kurang Energi

protein (KEP) pada awal kehidupan balita .

Pada anak-anak KEP dapat menghambat pertumbuhan,

rentan terhadap penyakit infeksi dan mengakibatkan

rendahnya tingkat kecerdasan. Penyebab tak langsung dari KEP

sangat banyak, sehingga disebut juga sebagai penyakit degan

Causa Multifaktorial Manifestasi Klinik. Bukti klinik malnutrisi

protein tidak jelas tetapi meliputi letargi, apatis atau

iritabilitas. Bila terus maju mengakibatkan pertumbuhan tidak

cukup, kurang stamina, kehilangan jaringan muskuler,

bertambah kerentanan terhadap infeksi, dan oedema atau

pembengkakan.

2) Tanda dan gejala Kurang Energi Protein

(a) Marasmus

a. Tampak sangat kurus, tulang terbungkus kulit

95
b. Monkey face, yaitu wajah seperti orangtua

c. Otot menyusut dan lembek

d. Cengeng dan rewel

e. Kulit keriput, jaringan lemak subkutis sangat sedikit

sampai tidak ada

f. Perut cekung

g. Tekanan darah, detak jantung, dan pernafasan

berkurang

h. Sering disertai penyakit infeksi (umumnya kronis

berulang) diare kronik atau konstipasi

(b) Kwashiorkor

a. Terjadi Oedema umumnya pada seluruh tubuh

terutama pada punggung kaki (dorsum pedis)

b. Moon face, yaitu wajah membulat dan sembab

c. Otot menyudut dan lembek (hipotrofi), lebih nyata bila

diperiksa pada posisi berdiri atau duduk

d. Perubahan status mental, cengeng dan rewel, kadang

apatis

e. Anoreksia

(c) Pembesaran hati

a. Rambut tipis, kusam dan kemerahan seperti warna

rambut jagung, mudah dicabut tanpa rasa sakit atau

rontok

96
b. Crazy pavement dermatosis, yaitu kelainan kulit berupa

bercak merah muda yang meluas dan berubah warna

menjadi cokelat kehitaman dan terkelupas

c. Pandangan mata sayup

d. Sering disertai penyakit infeksi akut, anemia dan diare

(d) Marasmus Kwashiorkor

Merupakan campuran dari beberapa gejala klinis

marasmus dan kwashiorkor. Anak ini menderita oedema,

tetapi otot sudah hampir tidak terlihat lagi maka berat

badan pun amat ringan. Berat badan selalu di bawah

standar. Tanda-tanda lain yang menyertai adalah muka

sedikit sembab, rambut tipis kemerahan, kulit pecah

menelupas, dan terlihat sengsara.

2) Gizi Buruk

Bila anak menderita gizi buruk tidak segera ditangani,

amat berisiko tinggi dan berakhir dengan kematian, sehingga akan

menyebabkan meningkatnya angka kematian. Angka kematian

mejadi salah satu indikator derajat kesehatan. Anak yang pernah

menderita gizi buruk sult mengejar pertumbuhan sesuai umurnya.

97
EVALUASI

1. Jelaskan komponen komponen dalam gizi balita!

2. Jelaskan faktor yang mempengaruhi status gizi balita!

3. Jelaskan angka kecukupan gizi balita!

4. Jelaskan gangguan gizi pada balita!

5. Jelaskan akibat malnutrisi pada balita!

98
Daftar Pustaka

Adriani, M., Wirjatmadi, B. (2014). Gizi dan Kesehatan Balita Peran Mikro Zinc
pada Pertumbuhan Balita. Jakarta: Prenada Media Group.

Adriani, Wirjatmadi. (2012). Peranan gizi dalam siklus kehidupan. Jakarta:


Kencana

Almatsier, (2004). Penentuan Diet Instalasi Gizi. Perjan RS Dr


Ciptomangunkusumo. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Arisman. Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta: ECG; 2004

Aritonang, (2004). Krisis Ekonomi Aku Masalah Gizi. Yogyakarta: Media


Perssido

Arjadmo, (2003). Penilaian Status Gizi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC

Marimbi, H. (2010). Tumbuh Kembang, Status Gizi, dan Imunisasi Dasar pada
Balita. Yogyakarta: Nuha Medika.

Marimbi, H. (2010). Tumbuh Kembang, Status Gizi, dan Imunisasi Dasar pada
Balita. Yogyakarta: Nuha Medika.

Nelson, (1999). Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran

Prawirahartono, (1996). Tumbuh Kembang Anak Materi Pelatihan Deteksi


Dini Penyimpangan dan Pemantauan Tumbuh Kembang. Yogyakarta:
RSUD Dr Sardjito

Proverawati, atikah. (2011). Ilmu Gizi Untuk Keperawatan & Gizi Kesehatan.
Yogyakarta: Nuha Medika

Soediaoetama, (1999). Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi. Jakarta:


Penerbit Dian Rakyat

Soehadrjo, (1992). Perkembangan Makanan Pada Bayi dan Anak. Yogyakarta:


Kanisius

Soekirman, (2000). Ilmu Gizi Bagi Profesi Gizi Indonesia. Jakarta: Dian Rakyat

Supariasa, I.D.N., Bakri, B., Fajar, I. (2012). Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC.

Supariasa, Imade & Dewa, (2002). Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC

99
BAB V

GIZI ANAK

Tujuan Umum : Setelah smengikuti proses belajar peserta didik

memahami pentingnya gizi bagi anak.

Tujuan Khusus : Setelah menyelesaikan kegiatan belajar peserta didik

mampu:

1. Menjelaskan penilaian status gizi anak

2. Menjelaskan masalah gizi pada anak

3. Menjelaskan dinamika makanan jajanan pada anak

4. Menjelaskan pemilihan makanan sehat pada anak

MATERI
1. Gizi Anak

Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang

dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi,

penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak

digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi

normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi.

Kebutuhan gizi berdasarkan umur berbeda-beda hal ini

dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti ukuran tubuh dan jenis

pekerjaan. Masa yang terentang antara usia satu tahun sampai remaja

boleh dikatakan sebagai periode laten, karena pertumbuhan fisik

100
berlangsung tidak secepat ketika masih berstatus bayi. Pertambahan

anak usia prasekolah berkisar antara 0,7-2,3 kg dan tinggi 0,9-1,2

cm/tahun sehingga menyebabkan tubuh mereka tampak kurus. Berat

pada usia 7-10 tahun bertambah sekitar 2 kg dan tinggi badan 5-6 cm

setiap tahun. Menjelang puber pertambahan berat dapat mencapai 4-

4,5kg setahun.

2. Status Gizi

Status gizi adalah keadaan seimbang antara asupan gizi dan

kebutuhan zat gizi oleh tubuh untuk berbagai keperluan proses biologi.

Gizi seimbang bila asupan gizi sesuai dengan kebutuhan zat gizi disebut

gizi baik. Sedangkan gizi tidak seimbang bila asupan zat gizi tidak sesuai

dengan kebutuhan zat gizi (kurang atau melebihi) disebut asupan kurang

gizi atau lebih.

Menurut Almatsier, Status Gizi adalah keadaan tubuh sebagai

akibat konsumsi makanan dan pengunaan zat-zat gizi. Dibedakan antara

status gizi buruk, kurang, baik, dan lebih.

Menurut Supariasa dkk (2009) Status Gizi adalah ekspresi dari

keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu, atau perwujudan

dari nutriture dalam bentuk variabel tertentu.

Status gizi dapat dipengaruhi oleh faktor langsung dan faktor

tidak langsung. Faktor langsung diantaranya : asupan makanan , dan

infeksi, sedangkan faktor tidak langsung yang mempengaruhi status gizi

diantaranya: ketahanan pangan, pola pemberian makan, sanitasi

101
lingkungan dan pemanfaatan pelayanan kesehatan. Sedangkan

pemanfaatan pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh terjadinya infeksi

dan infeksi mempunyai hubungan timbal balik dengan status gizi.

3. Penilaian Status Gizi

a. Metode Pengukuran Status Gizi Antropometri

Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia.

Ditinjau dari sudut pandang gizi, maka antropometri gizi

berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan

komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.

b. Cara Penilaian Status Gizi Berdasarkan Pengukuran

Ada beberapa cara penilaian status gizi pada balita berdasarkan

pengukuran antropometri, antara lain :

1) Indeks Berat Badan Menurut Umur (BB/U) pada Anak Usia 0-5

Tahun.

Penilaian dilakukan dengan menghitung persentase capaian BB

dan TB standar berdasarkan usia anak. Cara penilaian ini

memiliki kelebihan dan kekurangan, berikut adalah kelebihan

Indeks BB/U :

a) Lebih mudah dan lebih cepat dimengerti oleh masyarakat

b) Baik untuk mengukur status gizi akut atau kronis

c) Berat badan dapat berfluktuasi

d) Sangat sensitive terhadap perubahan kecil

e) Dapat mendeteksi kegemukan (overweight)

102
Sementara itu, kekurangan Indeks BB/U adalah:

f) Dapat mengakibatkan interpretasi status gizi yang salah bila

terdapat edema atau asites.

g) Di daerah pedesaan yang masih terpencil dan tradisional,

umur sering sulit ditaksir secara tepat karena sistem

pencatatan kependudukan yang belum memadai.

h) Memerlukan data umur yang akurat, terutama untuk anak di

bawah usia 5 tahun.

i) Sering terjadi kesalahan dalam pengukuran, seperti pengaruh

pakaian atau gerakan anak pada saat penimbangan.

j) Secara operasional sering mengalami hambatan karena

masalah sosial budaya setempat. Dalam hal ini orang tua tidak

mau menimbang anaknya karena dianggap seperti barang

dagangan.

2) Indeks Berat Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB) Pada Anak

Usia 0-5 Tahun

Digunakan untuk mengetahui status gizi pada anak usia

0-5 tahun, tanpa membedakan jenis kelamin. Cara penilaianya

adalah dengan menghitung persentase capaian BB standar

berdasarkan tinggi badan anak, selanjutnya dikonsultasikan

dengan tabel.

Indeks BB/TB memiliki beberapa kelebihan, yaitu:

103
a) Tidak memerlukan data umur

b) Dapat membedakan proporsi badan (gemuk, normal, kurus)

Namun kekurangannya adalah :

a) Tidak dapat memberikan gambaran, apakah anak tersebut

pendek, sedang atau tinggi menurut usianya.

b) Dalam praktik, mengukur tinggi/panjang badan pada balita

tidaklah mudah

c) Memerlukan 2 macam alat ukur

d) Pengukuran memerlukan waktu lebih lama

e) Memerlukan 2 orang untuk pengukuran.

f) Sering terjadi kesalahan dalam membaca hasil pengukuran.

g) Indeks Berat Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB) Pada

Anak Usia 6-17 Tahun.

Cara ini digunakan untuk mengetahui status gizi anak usia

6-17 tahun, dibedakan antara anak laki-laki dengan anak

perempuan. Cara penilaian status gizi pada balita dengan

menghitung persentase capaian BB standar berdasarkan tinggi

badan, kemudian konsultasikan dengan tabel.

3) Indeks Lingkar Lengan Atas Menurut Umur (LLA/U) Pada Anak

Usia - 5 Tahun Dan 6-17 Tahun.

Digunakan untuk mengetahui status gizi anak usia - 5

tahun dan anak usia sekolah 6-17 tahun tanpa membedakan

104
jenis kelamin. Cara penilainnya dengan cara menghitung

persentase capaian LLA standar berdasarkan usia, dengan

menggunakan tabel. Kelebihan indeks LLA/U adalah :

a) Indikator yang baik untuk menilai KEP (Kekurangan Energi

Protein) berat

b) Alat ukur murah dan dapat dibuat sendiri

c) Alat dapat diberi kode warna untuk menentukan tingkat

keadaan gizi sehingga dapat digunakan oleh orang yang tidak

dapat membaca dan menulis.

Sementara itu kekurangan Indeks LLA/U adalah :

a) Hanya dapat mengidentifikasi anak dengan KEP (Kekurangan

Energi Protein) berat

b) Sulit menentukan ambang batas

c) Sulit digunakan untuk melihat pertumbuhan anak terutama

anak usia 2-5 tahun yang perubahannya tidak tampak nyata.

4) Indeks Lingkar Lengan Atas Menurut Tinggi Badan (LLA/TB)

Pada Anak Usia 1-10 Tahun.

Cara ini digunakan untuk mengetahui status gizi anak usia 1-

10 tahun, tidak dibedakan menurut jenis kelamin. Cara

penilainnya adalah dengan mengitung pesentase capaian LLA

standar berdasarkan tinggi badan, dengan mempergunakan

tabel. Kelebihan indeks LLA/TB adalah :

105
a) Alat ukur murah dan dapat dibuat sendiri

b) Alat diberi kode warna untuk menentukan tingkat keadaan

gizi sehingga dapat digunakan oleh orang yang tidak dapat

membaca dan menulis.

c) Tidak memerlukan data umur.

Kekurangan LLA/TB adalah :

a) Sulit menentukan ambang batas

b) Sulit digunakan untuk melihat pertumbuhan anak terutama

anak usia 2 sampai 5 tahun yang perubahannya tidak

tampak nyata.

c) Tidak dapat memberikan gambaran, apakah anak tersebut

pendek, sedang atau tinggi menurut usiannya

d) Dalam praktik, pengukuran tinngi badan pada balita cukup

sulit

e) Memerlukan 2 macam alat ukur

f) Pengukuran memerlukan waktu lebih lama

g) Memerlukan 2 orang untuk pengkuran.

106
4. Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak

Tabel Kategori Ambang Batas Status Gizi Anak

Indeks Kategori Status Ambang Batas


Gizi (Z-Score)

Gizi Buruk < - 3 SD


Berat Badan menurut Gizi Kurang -3 SD sampai dengan < -2
Umur (BB/U) SD
Anak Umur 0 60
Gizi Baik -2 SD sampai dengan 2
bulan SD

Gizi Lebih >2 SD


Panjang Badan Sangat Pendek <-3 SD
menurut Umur (PB/U) Pendek -3SD sampai dengan <-2
atau Tinggi Badan SD
menurut Umur (TB/U)
Normal -2 SD sampai dengan 2
Anak Umur 0 60 SD
bulan
Tinggi >2 SD
Berat Badan menurut Sangat Kurus <-3 SD
Panjang Badan (
Kurus -3SD sampai dengan <-2
BB/PB) atau Berat SD
Badan menurut Tinggi
Normal -2 SD sampai dengan 2
Badan (BB/TB) SD
Anak Umur 0 60
Gemuk >2 SD
bulan

Indeks Massa TUbuh Sangat Kurus <-3 SD

menurut Umur (IMT/U) Kurus -3SD sampai dengan <-2


SD
Anak Umur 0 60
bulan Normal -2 SD sampai dengan 2
SD

107
Gemuk >2 SD

Sangat Kurus <-3 SD


Kurus -3SD sampai dengan <-2
Indeks Massa TUbuh SD
menurut Umur (IMT/U)
Normal -2 SD sampai dengan 1
Anak Umur 5 18 SD
tahun
Gemuk >1 SD sampai dengan 2
SD

Obesitas >2 SD
Sumber : Kemenkes RI, 2010.

5. Masalah Gizi pada Anak

Menurut Arsiman (2002) beberapa masalah gizi yang terjadi pada

anak yaitu :

a. Anemia defisiensi besi

Keadaan ini terjadi karena terlalu sedikit kandungan zat besi

dalam makanan, terutama pada anak yang terlalu banyak

mengkonsumsi susu sehingga mengendurkan keinginan untuk

menyantap makanan lain.

Untuk mengatasi keadaan ini, di samping memberikan

suplementasi zat besi, anak harus pula diberi dan dibiasakan

menyantap makanan yang mengandung zat besi. Sementara itu,

sebagian susu diganti dengan air atau air jeruk. Meski tidak

108
mengandung zat besi, air jeruk kaya akan vitamin C yang dapat

membantu penyerapan zat besi.

b. Karies gigi

Lubang gigi sering terjadi pada anak, karena terlalu sering makan

jajanan yang lengket dan banyak mengandung gula. Karies yang

terjadi pada gigi sulung memang tidak berbahaya, namun kejadian

ini biasanya belanjut sampai anak memasuki usia remaja, bahkan

sampai dewasa. gigi yang berlubang akan menyerang gigi

permanen sebelum gigi tersebut menembus gusi. Upaya

mencegah karies, tentu sudah jelas, yaitu menggosok gigi dengan

pasta gigi berflourida, di samping tidak mengkonsumsi makanan

yang lengket atau bergula. Makanan jajanan yang baik untuk gigi,

antara lain, kacang, keju, kraker berselai kacang, air buah sayuran,

sayuran segar, permen tidak bergula, serealia tidak manis, dan

asin.

c. Penyakit kronis

Penyakit tidak menguras cadangan energi sekalipun, jika

berlangsung lama dapat mengganggu pertumbuhan karena

menghilangkan nafsu makan anak. Di samping itu, ada pula jenis

penyakit yang menguras cadangan zat gizi, misalnya, campak yang

menghabiskan cadangan vitamin A.

109
d. Berat badan lebih

Jika tidak teratasi, berat badan berlebih (apalagi jika telah

mencapai obesitas) akan berlanjut sampai remaja dan dewasa.

Sama seperti orang dewasa, kelebihan berat badan anak terjadi

karena ketidakseimbangan antara energi yang masuk dengan

keluar, terlalu banyak makan, terlalu sedikt olahraga, atau

keduanya. berbeda dengan dewasa, kelebihan berat badan anak

tidak boleh diturunkan, karena penyusutan berat badan akan

sekaligus, menghilangkan zat gizi yang diperlukan untuk

pertumbuhan. Laju pertumbuhan berat selayaknya dihentikan

atau diperlambat sampai proporsi berat terhadap tinggi badan

kembali normal. Perlambatan ini dapat dicapai dengan

mengurangi makan sambil memperbanyak olahrag.

e. Berat badan kurang

Kekurangan berat badan yang berlangsung pada anak yang

cenderung tumbuh merupakan masalah serius. Kondisi ini

mencerminkan kebiasan makan yang buruk. Sama seperti

masalah kelebihan berat badan, langkah penanganan harus

didasarkan pada penyebab serta kemungkinanan pemecahannya.

6. Anak Usia Sekolah

a. Pengertian Anak Usia Sekolah

Anak sekolah adalah anak yang berada pada usia sekolah

yaitu antara 6- 12 tahun. Pada masa sekolah dasar merupakan

110
saat anak anak berada pada masa awal belajar yang nantinya

dapat mempengaruhi proses belajar pada masa yang akan

datang. Status gizi anak sekolah perlu diperhatikan untuk

menunjang kondisi fisik otak yang merupakan syarat agar anak

dapat mempunyai kecerdasan tinggi. Berat badan memberikan

gambaran massa tubuh, di mana massa tubuh sangat sensitif

terhadap perubahan- perubahan mendadak seperti terserang

penyakit infeksi. Berat badan pada anak sekolah dapat

meningkat karena konsumsi yang banyak mengandung lemak,

gula dan karbohidrat namun rendah protein, serat dan vitamin.

Selain itu karena kurang aktivitas anak.

b. Faktor yang mempengaruhi Kebiasaan Makan Anak Usia Sekolah

Anak pada usia sekolah sedang dalam masa perkembangan di

mana mereka sedang dibina untuk mandiri, berperilaku

menyesuaikan dengan lingkungan, peningkatan berbagai

kemampuan dan berbagai perkembangan lain yang membutuhkan

fisik yang sehat, maka perlu ditunjang untuk tumbuh kembang yang

optimal. Kondisi ini dapat dicapai melalui proses pendidikan dan

pembiasaan serta penyediaan kebutuhan yang sesuai, khususnya

melalui makanan sehari- hari seorang anak. Untuk seorang anak

makan dapat dijadikan media mendidik anak supaya dapat

menerima, menyukai, memilih

111
makanan yang baik, juga untuk menentukan jumlah makan yang

cukup dan bermutu.

c. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Sekolah

Pertumbuhan merupakan bertambah jumlah dan

besarnya sel di seluruh bagian tubuh yang secara kuantitatif

diukur, sedangkan perkembangan merupakan bertambah jumlah

sempurnanya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui

tumbuh kematangan dan belajar.

1) Karakteristik Tumbuh Kembang Anak Sekolah

1) Pertumbuhan rerata 5 cm per tahun untuk tinggi badan

menigkat 2-3 kg per tahun untuk berat badan.

2) Anak laki-laki cenderung kurus dan tinggi sedangkan

anak perempuan cenderung gemuk.

3) Kebutuhan energi tinggi karena aktivitas meningkat

4) Masa pertumbuhan cepat

5) Pembentukan jaringan lemak lebih cepat

perkembangannya dari pada jaringan otot.

d. Kebutuhan Nutrisi pada Anak Sekolah

Beberapa karakteristik yang terkait dengan pemenuhan

kebutuhan nutrisi yang perlu diperhatikan pada anak usia

sekolah adalah sebagai berikut:

1) Anak dapat mengatur pola makanannya sendiri

112
2) Adanya pengaruh dari teman dan jajanan di lingkungan

sekolah dan luar rumah serta adanya reklame atau iklan

makanan tertentu televisi dapat mempengaruhi pola makan

atau keinginannya untuk mencoba makanan yang belum

dikenalnya

3) Kebiasaan menyukai satu makanan tertentu berangsur-

angsur hilang

4) Pengaruh aktivitas bermain dapat menyebabkan

keinginannya yang lebih besar pada aktivitas bermain

daripada makan.

7. Makanan Jajanan

a. Pengertian

Makanan jajanan yang dijual oleh pedagang kaki lima atau

dalam bahasa Inggris disebut street food menurut FAO

didefinisikan sebagai makanan dan minuman yang dipersiapkan

dan atau dijual oleh pedagang kaki lima di jalanan dan di tempat-

tempat keramaian umum lain yang langsung dimakan tanpa

pengolahan atau persiapan lebih lanjut.

b. Kandungan Zat Gizi dan Zat kimia Makanan Jajanan

1) Kandungan Zat Gizi

Dari segi gizi sebenarnya makanan jajanan belum tentu

jelek, karena ternyata makanan jajanan kaki lima

menyumbang asupan energi bagi anak sekolah sebanyak

113
36%, protein 29% dan zat besi 52%, tetapi keamanan

jajanan tersebut baik dari segi mikrobiologis maupun

kimiawi masih dipertanyakan .

2) Kandungan Zat Kimia

Boraks, zat pengawet, dan pewarna berbahya,

merupakan bahan aditif (tambahan) makanan. Sementara

bahan aditif terutama yang terbuat dari bahan kimia harus

dibatasi penggunaannya. Jika tidak dikendalikan, dalam

jangka panjang, bahan-bahan aditif tersebut bisa menjadi

bersifat karsinogenik (memicu timbulnya kanker).

8. Bahan Tambahan Makanan

Bahan tambahan makanan adalah bahan-bahan yang ditambahkan

kedalam makanan selama produksi, pengolahan, pengemasan, atau

penyimpanan untuk tujuan tertentu. Seperti telah diketahui bahwa

bahan makanan tambahan digunakan di industri-industri makanan

untuk meningkatkan mutu pangan olahan, dan pengunaan bahan

tambahan makanan tersebut hanya diperbolehkan jika ditujukan

untuk keperluan berikut:

a. Mempertahankan nilai gizi makanan

b. Konsumsi golongan tertentu yang memerlukan makanan diet

c. Mempertahankan mutu atau kestabilan makanan untuk

memperbaiki sifat-sifat organoleptiknya hingga tidak

114
menyimpang dari sifat ilmiahnya, dan dapat membantu

mengurangi makanan yang dibuang

d. Keperluan pembuatan, pengolahan, penyediaan, perlakuan,

pewadahan, pembungkusan, pemindahan, atau pengangkutan.

9. Pemilihan Makanan Sehat

Keamanan serta kualitas jajanan anak yang biasa dijual di

sekolah memang sering menimbulkan kekhawatiran para orang tua.

Namun, melarang anak untuk tidak jajan sama sekalipun rasanya

tidak mungkin karena bisa saja anak terpengaruh teman-temannya.

Untuk memastikan makanan yang dikonsumsi anak aman, idealnya

memang anak dibawakan bekal makanan yang dibuat sendiri di

rumah. Namun jika tidak memungkinkan, sebaiknya para orang tua

mulai mengajarkan anak bagaimana mengenali dan memilih jajanan

yang sehat dan aman.

Berikut ini 5 panduan memilih makanan atau jajanan yang

sehat :

a. Hindari makanan yang berwarna mencolok atau jauh berbeda

dari warna aslinya, seperti mie, kerupuk, snack atau es krim

yang berwarna terlalu mencolok ada kemungkinan sudah

ditambah zat pewarna yang tidak aman.

b. Makanan yang tidak aman umumnya berasa tajam, misalnya

sangat gurih dan membuat lidah bergetar.

115
c. Berbau pertanda makanan sudah rusak atau terkontaminasi

mikroorganisme.

d. Bila membeli produk impor pastikan produknya sudah terdaftar

dan memiliki izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan yang

bisa dicermati dari label dalam kemasan.

e. Perhatikan tekstur. Tekstur makanan bisa menandakan

kesegaran makanan. Makanan yang sudah berubah warna

apalagi berjamur, menandakan prodak yang sudah

kadaluwarsa .

EVALUASI
1. Jelaskan penilaian status gizi anak!

2. Jelaskan masalah gizi pada anak!

3. Jelaskan dinamika makanan jajanan pada anak!

4. Jelaskan pemilihan makanan sehat pada anak!

116
Daftar Pustaka

Adriani, M. dan Wirjatmadi.(2012). Pengantar Gizi Masyarakat. Jakarta:


Kencana PrenadaMedia Group.

Almatsier, sunita. (2009). Prinsip dasar ilmu gizi. Jakarta : PT Gramedia


pustaka utama

Arisman. Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta: ECG; 2004

Baliwati. 2004. Pengantar Pangan dan Gizi. Jakarta: Penebar Swadaya.

Februhartanty. 2007. Jajanan di Indonesia berkualitas Buruk. Jakarta:


www.republika.co.id.

Irianto, djoko pekik. (2007). Panduan gizi lengkap keluarga dan olahragawan.
Yogyakarta : C.V Andi Offset.

Iswaranti. 2007. Jajanan di Indonesia berkualitas Buruk. Jakarta:


www.republika.co.id. Diakses 16 Oktober 2010.

Kementrian Kesehatan RI. (2010). Internet. Keputusan Menteri Kesehatan RI


tentang Standar Antropometri Status Gizi Anak .
http://www.gizikia.depkes.go.id.

Soetjiningsih. (2004).Tumbuh Kembang Anak . Jakarta : EGC).

Supariasa, I dewa nyoman ; Bakri, bachyar ; Fajar, ibnu. (2009). Penilaian


status gizi. Jakarta : penerbit buku kedokteran ECG).

Suprajitno. (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga Aplikasi dalam Praktek.


Jakarta: EGC.

Winarno,.2002. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka

117
BAB VI

GIZI REMAJA

Tujuan Umum : Setelah setelah mengikuti proses belajar peserta didik

memahami pentingnya gizi bagi remaja

Tujuan Khusus : Setelah menyelesaikan kegiatan belajar peserta didik

mampu:

1. Menjelaskan ciri khas remaja

2. Menjelaskan kebutuhan gizi remaja

3. Menjelaskan pola makan remaja

4. Menjelaskan pesan gizi seimbang untuk remaja

MATERI
1. Remaja

Remaja merupakan masa peralihan antara masa anak dan masa

dewasa yakni antara 12 sampao 21 tahun. Mengingat pengertian remaja,

menunjukan ke masa peralihan sampai tercapainya masa dewasa, maka

sulit mennentukan batas umurnya. Masa remaja mulai pasa saat

timbulnya perubahanperubahan berkaitan dengan tanda-tanda

kedewasaaan fisik yakni pada umur 11 tahun atau mungkin 12 tahun

pada wanita dan pada laki-laki lebih tua sedikit.

Kadangkala terlihat adanya seorang remaja puteri sudah mulai

masa remajanya pada umur 9 atau 10 tahun, tetapi ini merupakan suatu

terkecualian. Tiba-tiba bagian tubuh bertambah panjang, yakni lengan

dan kaki, dan meninggi badan merupakan tanda permulaan yang mudah

118
dikenal. Perubahan yang berhubungan dengan jenis kelamin dan

kematangan seksual juga mudah terlihat. Tetapi kedewasaan lainya sulit

diketahui saat tercapainya.

Bila mana remaja dalam masa peralihan diamati dengan seksama, akan

diperoleh berbagai catatab khas sebagai berikut.

a. Mula-mula timbul perubahan jasmani, perubahan fisik yang demikian

pesatnya dan jelas berbeda dibandingkan dengan masa sebelumnya.

b. Perkembangan inteleknya lebih mengarah ke pemikiran tentang

dirinya, refleksi diri

c. Perubahan-perubahan dalam hubungan antara anak dan orang tua,

dan orang lain dalam lingkungan dekatnya,

d. Timbulnya perubahan dalam perilaku, pengalaman dan kebutuhan

seksual

e. Perubahan dalam harapan dan tuntutan orang terhadap remaja

f. Banyaknya perubahan dalam waktu yang singkat menimbulkan

masalah dalam penyesuaian dan usaha memadukanya.

2. Batasan Usia Remaja

Remaja merupakan tahapan seseorang di mana ia berada di antara fase

anak dan fase dewasa yang ditandai dengan perubahan fisik, perilaku,

kognitif, biologis, dan emosi. Untuk mendeskripsikan remaja daei waktu

ke waktu memang berubah sesuai perkembangan zaman. Ditinjau dari

segi pubertas, 100 tahun terakhir usia remaja putrid mendapatkan haid

pertama semakin berkurang dari 17,5 tahun menjadi 12 tahun,

119
demikian pula remake pria. Kebanyakan menggolongkan remaja dari

usia 12-24 tahun dan beberapa literature yang menyebutkan 15-24

tahun. Hal yang terpenting adalah seseorang mengalami perubahan

pesat dalam hidupnya di berbagai aspek. Terdapat empat sumber

tentang batasan remaja

a. Menurut Kementerian Kesehatan Remaja (Adolescent =

kematangan) merupakan penduduk berusia 10-19 tahun dan belum

kawin

b. Menurut UNFPA , pemuda merupakan penduduk berusia 15-24

tahun

c. Menurut WHO (2007) orang muda (young people) merupakan

penduduk berusia 12-24 tahun

d. Menurut Adolesen remaja dibagi menjadi empat.

1) Pra remaja berusia 10 sampai 12 tahun

2) Remaja awal berusia 12 sampai 15 tahun

3) Remaja pertengahan berusia 15 18 tahun

4) Remaja akhir berusia 18 sampai 21 tahun

3. Ciri Khas Remaja

Komunikasi antara remaja dan lingkunganya akan tetap terpelihara

dengan baik, bila pengertian terhadap remaja berlandaskan

pengetahuan mengenai cirri-ciri remaja, yang juga erat berhubungan

dengan perkembangaya.

120
Beberapa ciri khas remaja ;

a. Kecanggungan dalam pergaulan dan kekakuan dalam gerakan,

sebagai akibat dari perkembangan fisik, menyebabkan timbulnya

perasaan rendah diri. Kekurangan kemampuan dalam hal belajar,

olah raga maupun ketrampilan lainya, menambah perasaan rendah

diri dan menghambar keinginan bergaul. Acapkali terlihat pula

perilaku berlebihan (overacting) untuk menutupi perasaan

tersebut dan memenuhi kebutuhan bergaul

b. Ketidak siumbangan secara keseluruhan terutama keadaan emosi

yang labil. Berubahnya emosionalitas, berubahnya suasana hati yang

tidak dapat diramalkan sebelumnya, menyulitkan orang lain

mengadakan pendekatan. Labilitas remaja menyebabkan kurang

tercapainya pengertian orang lain akan diri pribadi remaja. Keadaan

yang baru dialami remake, juga menyebabkan remaja sendiri sering

tidak mengerti irinya sendiri. Suasana hati di mana remaja merasa

berada dalam jurang, atau menghadapi jalan buntu maupun

kegelapan memerlukan uluran tangan orang lain dengan penuh

tanggung jawab, supaya remaja tidak terperosok lebih dalam

perbuatan nekad

c. Perombakan pandangan dan petunjuk hidup yang telah diperoleh

pada masa sebelumnya, meninggalkan perasaan kosong pada diri

remaja. Remaja tidak menyadari sebab perasaan kosong tersebut,

tetapi membuang kesempatan baik dengan cara mengkosongkan

121
diri dari hasil didikan orang tua. Ini tidak berarti bahwa remaja

tidak bisa mengisi dirinya. Remaja dengan kekosonganya justru

terbuka bagi pengaruh lain, baik diri pribadi yang bertanggung

jawab maupun yang tidak. Cirri remaja ini sering menyebabkan

remaja menjadi umpan dan mangsa bagi mereka yang tidak

memiliki rasa tanggung jawab atas kesejahteraan orang lain.

d. Sikap menentang dan menantang orang tua maupun orang dewasa

lainya merupakan cirri yang mewujudkan keinginan remaja untuk

merengangkan ikatanya dengan orang tua dan menunjukan ketidak

tergantunganya kepada orangtua ataupun orang dewasa lainya.

e. Pertentangan di dalam dirinya seting menjadi pangkal sebab

pertentangan-pertentangan dengan orang tua dan anggota keluarga

lainya.

f. Di satu pihak remaja ingin melapskan diri dari ketergantunganya

kepada orangtua dan rasa aman keluarga, dilain pihak masih ingin

mengecap perlindungan keluarga dan ditimang dalam kasih sayang

orang tua. Di satu pihak ingin meningglkan keluarga dan mencari

pengalaman sendiri dengan hidup sendiri, tetapi dipihak lain merasa

takut bila mengingak konsekuansi dari langkah yang akan

diambilnya

g. Kegelisakan, keadaan tidak tenang menguasai diri remaja. Banyak

hal diinginkan, tetapi remaja tidak sanggup memenuhi semuanya.

Banyak cita-cita dan angan-angan, mungkin sampai setinggi langit,

122
tentu saja tidak mungkin tercapai semuanya. Keinginan yang tidak

tercapao baik keinginan yang muluk-muluk maupun keinginan

untuk melaksanakan kewajiban rutin yang belum terjangkau

meninggalkan perasaan gelisah.

h. Eksperimentasi, atau keinginan besar yang mendorong remaja

mencoba dan melakukan segala kegiatan dan perbuatan orang

dewasa, nosa ditampung melalui saluran-saluran ilmu pengetahuan.

Eksperimentasi yang terbimbing secara konstruktif bisa

menghasilkan pendalaman ilmu dan penemuan pengetahuan baru

i. Eksplorasi, keinginan untuk menjelajahi lingkungan Eksplorasi,

keinginan untuk menjelajahi lingkungan alam sekitar sering

disalurkan melalui penjelajahan alam, pendakian gunung dan

terwujud dalam petualangan-petualangan. Eksplorasi yang

dipersiapkan dengan bekal pengetahuan untuk memperluas

pengetahuan perlu dikembangkan.

j. Banyaknya fantasi, bualan dan khayalan merupakan ciri khas

remaja.

k. Kecenderungan membentuk kelompok dan kecenderungan kegiatan

berkelompok

4. Gizi Remaja

Cukup banyak masalah yang berdampak negative terhadap

kesehatan dan gizi remaja. Disamping penyakit atau kondisi yang

terbawa sejak lahir, penyalahgunaan obat, kecanduan alcohol dan

123
rokok, serta hubungan seksual terlalu dini, terbukti menambah beban

para remaja. Dalam beberapa hal, masalah gizi remaja serupa, atau

merupakan kelanjutan dari masalah gizi pada usia anak, yaitu anemia

defisiensi besi, kelebihan dan kekurangan berat badan, yang agak

(sedikit) berbeda adalah cara menangani masalah itu. Kelebihan berat,

misalnya, penanganan obesitas remaja ditujukan pada pengurangan

berat badan itu sendiri.

Sedikit sekali yang diketahui tentang asupan pangan remaja. Meski

asupan kalori dan protein sudah tercukupi, namun elemen lain seperti

besi, kalsium, dan beberapa vitamin ternyata masih kurang. Survey

terhadap mahasiswi kedokteran di perancis, misalkan, membuktikan

bahwa 16 % mahasiswi kehabisan cadangan besi, sementara 75%

menderita kekurangan. Penelitian lain terhadap masyarakat miskin di

Kairo meunjukan asupan gizi sebagian besar remaja wanita tidak

menncukupi kebutuhan harian yang dianjurkan. Di Negara yang sedang

berkembang, sekitar 27 % remaja laki-laki dan 26 % remaja perempuan

menderita anemia, sementara di Negara maju angka tersebut hanya

berada pada bilangan 5% dan 7%. Secara garis besar, sebanyak 44%

wanita di Negara berkembang (10 negara di Asia tenggara, termasuk

Indonesia) mengalami anemia kekuragan besi, sementara wanita hamil

lebih besar lagi, yaitu 55%.

124
5. Kebutuhan Gizi Remaja

Tingginya kebutuhan energi dan nutrien pada remaja dikarenakan

perubahan dan pertambahan berbagai dimensi tubuh (berat badan,

tinggi badan), massa tubuh serta komposisi tubuh sebagai berikut:

a. Tinggi badan

1) Sekitar 15 - 20% tinggi badan dewasa dicapai pada masa remaja.

2) Percepatan tumbuh anak lelaki terjadi lebih belakangan serta

puncak ypercepatan lebih tinggi dibanding anak perempuan.

Pertumbuhan linear dapat melambat atau terhambat bila

kecukupan makanan / energi sangat kurang atau energy

expenditure meningkat misal pada atlet.

b. Berat badan

1) Sekitar 25 - 50% final berat badan ideal dewasa dicapai pada

masa remaja

2) Waktu pencapaian dan jumlah penambahan berat badan sangat

dipengaruhi yasupan makanan / energi dan energy expenditure.

c. Komposisi tubuh

1) Pada masa pra-pubertas proporsi jaringan lemak dan otot

maupun massa ytubuh tanpa lemak (lean body mass) pada anak

lelaki dan perempuan sama.

2) Anak lelaki yang sedang tumbuh pesat, penambahan jaringan

otot lebih ybanyak daripada jaringan lemak secara proporsional,

125
demikian pula massa tubuh tanpa lemak dibanding anak

perempuan.

3) Jumlah jaringan lemak tubuh pada orang dewasa normal adalah

23% pada yperempuan dan 15% pada lelaki.

4) Sekitar 45% tambahan massa tulang terjadi pada masa remaja

dan pada yakhir dekade ke-dua kehidupan 90% massa tulang

tercapai.

5) Terjadi kegagalan penambahan massa tulang pada perempuan

dengan ypubertas terlambat sehingga kepadatan tulang lebih

rendah pada masa dewasa. Nutrisi merupakan salah satu faktor

lingkungan yang turut menentukan awitan pubertas.

6) Pemantauan pertumbuhan selama pubertas dapat menggunakan

indeks TB/U, BB/TB dan IMT/U (indeks massa tubuh menurut

umur). Rumus IMT = BB/TB.

Nutrisi pada masa remaja hendaknya dapat memenuhi beberapa hal

di bawah ini:

a. Mengandung nutrien yang diperlukan untuk pertumbuhan fisik

dan perkembangan kognitif serta maturasi seksual.

b. Memberikan cukup cadangan bila sakit atau hamil.

c. Mencegah awitan penyakit terkait makanan seperti penyakit

kardiovaskular, diabetes, osteoporosis dan kanker.

d. Mendorong kebiasaan makan dan gaya hidup sehat.

126
e. Pada remaja yang sedang mengalami pertumbuhan fisik pesat

serta perkembangan dan maturasi seksual, pemenuhan kebutuhan

nutrisi merupakan hal yang mutlak dan hakiki. Defisiensi energi

dan nutrien yang terjadi pada masa ini dapat berdampak negatif

yang dapat melanjut sampai dewasa.

Kebutuhan nutrisi remaja dibahas berikut ini:

a. Energi

Kebutuhan energi remaja dipengaruhi oleh aktivitas,

metabolisme basal dan peningkatan kebutuhan untuk menunjang

percepatan tumbuh-kembang masa remaja. Metabolisme basal (MB)

sangat berhubungan erat dengan jumlah massa tubuh tanpa lemak

(lean body mass) sehingga MB pada lelaki lebih tinggi daripada

perempuan yang komposisi tubuhnya mengandung lemak lebih

banyak. Karena usia saat terjadinya percepatan tumbuh sangat

bervariasi, maka perhitungan kebutuhan energi berdasarkan tinggi

badan (TB) akan lebih sesuai.

Percepatan tumbuh pada remaja sangat rentan terhadap

kekurangan energi dan nutrien sehingga kekurangan energi dan

nutrien kronik pada masa ini dapat berakibat terjadinya

keterlambatan pubertas dan atau hambatan pertumbuhan.

127
b. Protein

Kebutuhan protein pada remaja ditentukan oleh jumlah protein

untuk rumatan masa tubuh tanpa lemak dan jumlah protein yang

dibutuhkan untuk peningkatan massa tubuh tanpa lemak selama

percepatan tumbuh. Kebutuhan protein tertinggi pada saat puncak

percepatan tinggi terjadi (perempuan 11-14 tahun, lelaki 15-18

tahun) dan kekurangan asupan protein secara konsisten pada masa ini

dapat berakibat pertumbuhan linear berkurang, keterlambatan

maturasi seksual serta berkurangnya akumulasi massa tubuh tanpa

lemak.

c. Karbohidrat

Karbohidrat merupakan sumber energi utama dalam makanan,

selain juga sebagai sumber serat makanan. Jumlah yang dianjurkan

adalah 50% atau lebih dari energi total serta tidak lebih dari 10-25%

berasal dari karbohidrat sederhana seperti sukrosa atau fruktosa.

Di Amerika Serikat, konsumsi minuman ringan (soft drinks)

memasok lebih dari 12% kalori yang berasal dari karbohidrat dan

konsumsinya meningkat 3 kali lipat pada dua dekade terakhir ini.

Penelitian Josep di Jakarta (2010) pada remaja siswa SMP didapatkan

bahwa siswa yang mengonsumsi minuman bersoda 3-4 kali per

minggu berisiko untuk terjadi gizi lebih.

128
d. Lemak

Tubuh manusia memerlukan lemak dan asam lemak esensial

untuk pertumbuhan dan perkembangan normal. Pedoman makanan

di berbagai negara termasuk Indonesia (gizi seimbang),

menganjurkan konsumsi lemak tidak lebih dari 30% dari energi total

dan tidak lebih dari 10% berasal dari lemak jenuh.

Sumber utama lemak dan lemak jenuh adalah susu, daging

(berlemak), keju, mentega / margarin, dan makanan seperti cake,

donat, kue sejenis dan es krim, dan lain-lain.

e. Mineral

Kalsium (Ca). Kebutuhan kalsium pada masa remaja

merupakan yang tertinggi dalam kurun waktu kehidupan karena

remaja mengalami pertumbuhan skeletal yang dramatis. Sekitar 45%

dari puncak pembentukan massa tulang berlangsung pada masa

remaja, sehingga kecukupan asupan kalsium menjadi sangat penting

untuk kepadatan masa tulang serta mencegah risiko fraktur dan

osteoporosis. Pada usia 17 tahun, remaja telah mencapai hampir 90%

dari masa tulang dewasa, sehingga masa remaja merupakan peluang

(window of opportunity) untuk perkembangan optimal tulang dan

kesehatan masa depan.

Angka kecukupan asupan kalsium yang dianjurkan untuk

kelompok remaja adalah 1.300 mg per hari. Susu merupakan sumber

kalsium terbaik, disusul keju, es krim, yogurt. Kini banyak makanan

129
dan minuman yang difortifikasi dengan kalsium yang setara dengan

kandungan kalsium pada susu (300mg per saji). Terdapat pula

kalsium dalam bentuk sediaan farmasi (dalam bentuk karbonat, sitrat,

laktat atau fosfat) dengan absorpsi sekitar 25-35%. Preparat kalsium

akan diabsorpsi lebih efisien bila dikonsumsi bersama makanan

dengan dosis tidak lebih dari 500 mg.

Zat besi (Fe). Seperti halnya kalsium, kebutuhan zat besi pada

remaja baik perempuan maupun lelaki meningkat sejalan dengan

cepatnya pertumbuhan dan bertambahnya massa otot dan volume

darah. Pada remaja perempuan kebutuhan lebih banyak dengan

adanya menstruasi. Kebutuhan pada remaja lelaki 10-12 mg/hari dan

perempuan 15 mg/hari. Besi dalam bentuk neme yangterdapat pada

sumber hewani lebih mudah diserap dibanding besi non-heme yang

terdapat pada biji-bijian atau sayuran.

Seng (Zn).Seng berperan sebagai metalo-enzyme pada proses

metabolisme serta penting pada pembentukan protein dan ekspresi

gen. Konsumsi seng yang adekuat penting untuk proses percepatan

tumbuh dan maturasi seksual. Seperti halnya dengan kekurangan

energi dan protein, kekurangan seng dapat mengakibatkan hambatan

pada pertumbuhan dan kematangan seksual. Daging merah, kerang

dan biji-bijian utuh merupakan sumber seng yang baik.

130
f. Vitamin

Vitamin A. Selain penting untuk fungsi penglihatan, vitamin A

juga diperlukan untuk pertumbuhan, reproduksi dan fungsi

imunologik. Kekurangan vitamin A awal ditandai dengan adanya buta

senja. Sumber vitamin A utama : serealia siap saji, susu, wortel,

margarin dan keju. Sumber I- karoten sebagai pro-vitamin A yang

sering dikonsumsi remaja berupa wortel, tomat, bayam dan sayuran

hijau lain, ubi jalar merah dan susu.

Vitamin E. Vitamin E dikenal sebagai antioksidan yang penting

pada remaja karena pesatnya pertumbuhan. Meningkatnya konsumsi

makanan yang mengandung vitamin E merupakan tantangan karena

makanan sumber vitamin E umumnya mengandung lemak tinggi.

Vitamin C . Keterlibatannya dalam pembentukan kolagen dan

jaringan ikat menyebabkan vitamin ini menjadi penting pada masa

percepatan pertumbuhan dan perkembangan. Status vitamin C pada

remaja perokok lebih rendah walaupun telah mengonsumsinya dalam

jumlah cukup dikarenakan stres oksidatif sehingga mereka

memerlukan tambahan vitamin C hingga 35 mg per hari.

Folat. Folat berperan pada sintesis DNA, RNA dan protein

sehingga kebutuhan folat meningkat pada masa remaja. Kekurangan

folat menyebabkan terjadinya anemia megaloblastik dan kecukupan

folat pada masa sebelum dan selama kehamilan dapat mengurangi

kejadian spina bifida pada bayi.

131
g. Lain-lain

Serat (fiber). Serat makanan penting untuk menjaga fungsi

normal usus dan mungkin berperan dalam pencegahan penyakit

kronik seperti kanker, penyakit jantung koroner dan diabetes mellitus

tipe-2. Asupan serat yang cukup juga diduga dapat menurunkan kadar

kolesterol darah, menjaga kadar gula darah dan mengurangi risiko

terjadinya obesitas. Kebutuhan serat per hari dapat dihitung dengan

rumus : ( umur + 5 ) gram dengan batas atas sebesar ( umur + 10 )

gram.

6. Pola makan

a. Pengertian

Pengertian pola makan menurut Lie Goan Hong adalah

berbagai informasi yang memberikan gambaran mengenai macam dan

jumlah bahan makanan yang digunakan tiap hari oleh satu orang dan

merupakan ciri khas untuk suatu kelompok masyarakat tertentu

(Santoso, 2009).

Pola makan juga diartikan sebagai tingkah laku manusia atau

sekelompok manusia dalam memenuhi kebutuhan akan makan yang

meliputi sikap, kepercayaan dan pilihan makanan. Pola makan atau

pola konsumsi pangan merupakan susunan jenis dan jumlah pangan

yang dikonsumsi seseorang atau kelompok orang pada waktu tertentu

132
b. Faktor yang mempengaruhi pola makan

Pola makan yang terbentuk sangat erat kaitannya dengan

kebiasaan makan seseorang. Secara umum faktor yang mempengaruhi

terbentuknya pola makan adalah faktor ekonomi, sosial budaya,

agama, pendidikan, dan lingkungan.

1) Faktor ekonomi

Meningkatnya taraf hidup (kesejahteraan) masyarakat,

pengaruh promosi melalui iklan, serta kemudahan informasi,

dapat menyebabkan perubahan gaya hidup dan timbulnya

kebutuhan psikogenik baru dikalangan masyarakat ekonomi

menengah ke atas. Tingginya pendapatan yang tidak diimbangi

pengetahuan gizi yang cukup, akan menyebabkan seseorang

menjadi sangat konsumtif dalam pola makannya sehari-hari,

sehingga pemilihan suatu bahan makanan lebih didasarkan pada

pertimbangan selera makan dibandingkan aspek gizi.

Kecenderungan untuk mengonsmsi makanan impor,

terutama jenis siap santap (fast food), seperti ayam goreng pizza,

hamburger dan lain-lain, telah meningkat tajam dikalangan

generasi muda dan kelompok masyarakat ekonomi menengah ke

atas.

2) Faktor sosio budaya

Pantangan dalam mengonsumsi jenis makanan tertentu

dapat dipengaruhi oleh faktor budaya/kepercayaan. Pantangan

133
yang didasari oleh kepercayaan pada umumnya mengandung

perlambang atau nasihat yang dianggap baik ataupun tidak baik

yang lambat laun akan menjadi kebiasaan/adat. Kebudayaan suatu

masyarakat mempunyai kekuatan yang cukup besar untuk

mempengaruhi seseorang dalam memilih dan mengolah pangan

yang akan dikonsumsi. Budaya mempengaruhi seseorang dalam

menentukan apa yang akan dimakan, bagaimana pengolahan,

persiapan, dan penyajiannya, serta untuk siapa, dan dalam kondisi

bagaimana pangan tersebut dikonsumsi. Kebudayaan juga

menentukan kapan seseorang boleh dan tidak boleh mengonsumsi

suatu makanan (dikenal dengan istilah tabu), meskipun tidak

semua hal yang tabu masuk akal dan baik dari sisi kesehatan.

3) Agama

Pantangan yang didasari agama, khususnya Islam disebut

haram dan individu yang melanggar hukumnya berdosa. Adanya

pantangan terhadap makanan/minuman tertentu dari sisi agama

dikarenakan makanan/mnuman tersebut membahayakan jasmani

dan rohani bagi yang mengonsumsinya. Konsep halal dan haram

sangat mempengaruhi pemilihan bahan makanan yang akan

dikonsumsi.

Perayaan hari besar agama juga mempengaruhi pemilihan

bahan makanan yang disajikan. Bagi agama Kristen, telur

merupakan bahan makanan yang selalu ada pada saat perayaan

134
Paskah, bagi umat Islam, ketupat adalah makanan pokok yang

selalu tersedia pada saat hari raya lebaran.

4) Pendidikan

Pendidikan dalam hal ini biasanya dikaitkan dengan

pengetahuan, akan berpengaruh terhadap pemilihan bahan

makanan dan pemenuhan kebutuhan gizi. Salah satu contoh,

prinsip yang dimiliki seseorang dengan pendidikan rendah

biasanya adalah yang penting menyenangkan, sehingga porsi

bahan makan sumber karbohidrat lebih banyak dibandingkan

dengan kelompok bahan makanan lain. Sebaliknya, kelompok

orang dengan pendidikan tinggi memiliki kecenderungan memilih

bahan makanan sumber protein dan akan berusaha

menyeimbangkan dengan kebutuhan gizi lain.

5) Lingkungan

Faktor lingkungan cukup besar pengaruhnya terhadap

pembentukan perilaku makan. Lingkungan yang dimaksud dapat

berupa lingkungan keluarga, sekolah, serta adanya promosi

melalui media elektronik maupun cetak. Kebiasaan makan dalam

keluarga sangat berpengaruh besar terhadap pola makan seserang,

kesukaan seseorang terhadap makanan terbentuk dari kebiasaan

makan yang terdapat dalam keluarga. Lingkungan sekolah,

termasuk di dalamnya para guru, teman sebaya, dan keberadaan

tempat jajan sangat mempengaruhi terbentuknya pola

135
makan, khususnya bagi siswa sekolah. Keberadaan iklan/promosi

makanan ataupun minuman melalui media elektronik maupun

cetak sangat besar pengaruhnya dalam membentuk pola makan.

7. Pola Makan Remaja

Manusia hidup bermasyarakat memiliki pandangan, kebiasaan dan

kebersamaan termasuk pola makannya. Pola makan individu dalam

keluarga mempunyai peranan penting dalam pembentukan pola makan

masyarakat. Pola yang dianut oleh remaja dimiliki melalui proses

belajar yang menghasilkan kebiasaan makan yang terjadi sejak dini

sampai dewasa dan akan berlangsung selama hidupnya, hingga

kebiasaan makan dan susunan hidangan masih bertahan sampai ada

pengaruh yang dapat mengubahnya. Pola makan remaja sangat tidak

sehat. Mereka lebih banyak mengkonsumsi makanan yang di goreng,

banyak mengandung gula, dan minuman soft drink. Jarang sekali

mengkonsumsi sayuran, buah dan makanan berserat lainnya.

Remaja juga tidak lepas dari mengonsumsi makanan siap saji dan

makanan ringan yang telah menjadi tren di kalangan remaja perkotaan.

Kebanyakan makanan siap saji dan makan ringan yang dikonsumsi

remaja mengandung garam, kalori dan tinggi lemak yang tentunya

kurang baik bagi kesehatan. Remaja kadang melakukan diet secara

ekstrem. Hal ini sangat tidak disarankan, karena dapat mengurangi

asupan nutrisi yang seharusnya diperlukan dalam masa pertumbuhan

remaja.

136
8. Pesan Gizi Seimbang untuk Remaja

Kelompok ini adalah kelompok usia peralihan dari anak-anak

menjadi remaja muda sampai dewasa. Kondisi penting yang

berpengaruh terhadap kebutuhan zat gizi kelompok ini adalah

pertumbuhan cepat memasuki usia pubertas, kebiasaan jajan,

menstruasi dan perhatian terhadap penampilan fisik Body image pada

remaja puteri. Dengan demikian perhitungan terhadap kebutuhan zat

gizi pada kelompok ini harus memperhatikan kondisi-kondisi tersebut.

Khusus pada remaja puteri, perhatian harus lebih ditekankan terhadap

persiapan mereka sebelum menikah

a. Biasakan makan 3 kali sehari (pagi, siang dan malam) bersama

keluarga

Untuk memenuhi kebutuhan zat gizi selama sehari dianjurkan

agar anak makan secara teratur 3 kali sehari dimulai dengan sarapan

atau makan pagi, makan siang dan makan malam. Untuk

menghindarkan/mengurangi anak-anak mengonsumsi makanan yang

tidak sehat dan tidak bergizi dianjurkan agar selalu makan bersama

keluarga. Sarapan setiap hari penting terutama bagi anak-anak oleh

karena mereka sedang tumbuh dan mengalami perkembangan otak

yang sangat tergantung pada asupan makanan secara teratur.

Dalam satu hari kebutuhan tubuh untuk energi, protein,

vitamin, mineral dan juga serat disediakan dari makanan yang

dikonsumsi. Dalam sistem pencernaan tubuh, makanan yang

137
dibutuhkan tidak bisa sekaligus disediakan tetapi dibagi dalam 3

tahap yaitu tahap makan pagi, tahap makan siang dan tahap makan

malam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekitar 40% anak

sekolah tidak makan pagi. Akibatnya jumlah energi yang diperlukan

untuk belajar menjadi berkurang dan hasil belajar kurang bagus.

Pada tubuh seseorang yang normal, setelah tidur 8-10 jam dan

tidak melakukan kegiatan makan dan minum (puasa) kadar gula

darah berada pada kisaran yang normal yaitu 80 g/dl. Apabila tidak

melakukan kegiatan makan terutama makanan yang mengandung

karbohidrat kadar gula darah akan menurun karena gula dipakai

sebagai sumber energi. Oleh karena itu makan pagi sangat penting

untuk menambah gula darah sebagai sumber energi. Pada anak

sekolah makan pagi sangat dianjurkan sehingga pada saat menerima

pelajaran (1-2 jam setelah makan) gula darah naik dan dapat dipakai

sebagai sumber energi otak. Otak mendapat energi terutama dari

glukosa. Pada proses belajar otak merupakan organ yang sangat

penting untuk menerima informasi, mengolah informasi, menyimpan

informasi dan mengeluarkan informasi.

Dalam melakukan makan pagi sebaiknya dipenuhi kebutuhan

zat gizi bukan hanya karbohidrat saja tetapi juga protein, vitamin dan

mineral. Porsi kecil disediakan untuk makan pagi karena jumlah yang

disediaakan cukup 20-25 % dari kebutuhan sehari. Dengan

membiasakan diri melakukan makan pagi, dapat dihindari makan

138
yang tidak terkontrol yang akan meningkatkan berat badan. Makan

pagi dengan cukup serat akan membantu menurunkan kandungan

kholesterol darah sehingga dapat terhindar dari penyakit jantung

akibat timbunan lemak yang teroksidasi dalam pembuluh darah.

Makan pagi pada anak sekolah sebaiknya dilakukan pada jam

06.00 atau sebelum jam 07.00 yaitu sebelum terjadi hipoglikemia atau

kadar gula darah sangat rendah. Menu yang disediakan sangat

bervariasi selain sumber karbohidrat yang berupa nasi, mie, roti, umbi

juga sumber protein seperti telur, tempe, olahan daging atau ikan,

sayuran dan buah. Susu dan hasil olahannya (yoghurt, keju, dll)

merupakan minuman atau makanan dengan kandungan zat gizi yang

cukup lengkap yang setara dengan telur. Konsumsi ikan, telur dan susu

bagi kelompok usia 6-19 tahun sangat membantu pertumbuhan dan

perkembangan. Persiapan makanan untuk makan pagi yang waktunya

sangat singkat perlu dipikirkan dan dipertimbangkan menu yang

cocok, dan cukup efektif dipergunakan sebagai menu makan pagi dan

telah memenuhi kebutuhan zat gizi.

b. Biasakan mengonsumsi ikan dan sumber protein lainnya

Ikan merupakan sumber protein hewani, sedangkan tempe dan

tahu merupakan sumber protein nabati. Protein merupakan zat gizi

yang sudah terbentuk, dan untuk mengganti sel yang sudah rusak,

oleh karena itu protein sangat diperlukan dalam masa pertumbuhan.

Selain itu juga protein berperan sebagai sumber energi. Konsumsi

139
protein yang baik adalah yang dapat memenuhi kebutuhan asam

amino esensial yaitu asam amino yang tidak dapat disintesa didalam

tubuh dan harus diperoleh dari makanan. Protein hewani memiliki

kualitas yang lebih baik dibanding protein nabati karena komposisi

asam amino lebih komplit dan asam amino esensial juga lebih banyak.

Berbagai sumber protein hewani dan nabati mempunyai kandungan

protein yang berbeda jumlahnya dan komposisi asam amino yang

berbeda pula. Oleh karena itu mengonsumsi protein juga dilakukan

bervariasi. Dianjurkan konsumsi protein hewani sekitar 30% dan

nabati 70%.

Ikan selain sebagai sumber protein juga sumber asam lemak

tidak jenuh dan sumber mikronutrien. Konsumsi ikan dianjurkan

lebih banyak daripada konsumsi daging. Sumber protein nabati dari

kacang-kacangan ataupun hasil olahnya seperti tahu dan tempe

banyak dikonsumsi masyarakat. Kandungan protein pada tempe tidak

kalah dengan daging.Tempe selain sebagai sumber protein juga

sebagai sumber vitamin asam folat dan B12 serta sebagai sumber

antioksidan. Tempe, kacang-kacangan dan tahu tidak mengandung

kolesterol. Konsumsi tempe sekitar 100g (4 potong sedang) per hari

cukup untuk mempertahankan tubuh tetap sehat dan kolesterol

terkontrol dengan baik.

Daging dan unggas (misalnya ayam, bebek,burung puyuh,

burung dara) merupakan sumber protein hewani. Daging dan unggas

140
selain sebagai sumber protein juga sumber zat besi yang berkualitas

sehingga sangat bagus bagi anak dalam masa pertumbuhan. Namun

ada halyang harus diperhatikan bahwa daging juga mengandung

kolesterol dalam jumlah yang relatif tinggi, yang bisa memberikan efek

tidak baik bagi kesehatan.

c. Perbanyak mengonsumsi sayuran dan cukup buah-buahan Masyarakat

Indonesia masih sangat kekurangan mengonsumsi

sayuran dan buah-buahan,63,3% anak > 10 tahun tidak mengonsumsi

sayuran dan 62,1% tidak mengonsumsi buah-buahan. Padahal

sayuran di Indonesia banyak sekali macam dan jumlahnya. Sayuran

hijau maupun berwarna selain sebagai sumber vitamin, mineral juga

sebagai sumber serat dan senyawa bioaktif yang tergolong sebagai

antioksidan. Buah selain sebagai sumber vitamin, mineral, serat juga

antioksidan terutama buah yang berwarna hitam, ungu, merah.

Anjuran konsumsi sayuran lebih banyak daripada buah karena

buah juga mengandung gula, ada yang sangat tinggi sehingga rasa

buah sangat manis dan juga ada yang jumlahnya cukup. Konsumsi

buah yang sangat manis dan rendah serat agar dibatasi. Hal ini karena

buah yang sangat manis mengandung fruktosa dan glukosa yang

tinggi. Asupan fruktosa dan glukosa yang sangat tinggi berisiko

meningkatkan kadar gula darah. Beberapa penelitian membuktikan

bahwa konsumsi vitamin C dan vitamin E yang banyak terdapat dalam

sayuran dan buah-buahan sangat bagus untuk melindungi jantung

141
agar terhindar dari penyakit jantung koroner. Banyak keuntungan

apabila konsusmsi sayuran dan buah-buahan bagi kesehatan tubuh.

Mengonsumsi sayuran dan buah-buahan sebaiknya bervariasi

sehingga diperoleh beragam sumber vitamin ataupun mineral serta

serat. Kalau ingin hidup lebih sehat lipat gandakan konsumsi sayur

dan buah. Konsumsi sayur dan buah bisa dalam bentuk segar ataupun

yang sudah diolah. Konsumsi sayuran hijau tidak hanya direbus

ataupun dimasak tetapi bisa juga dalam bentuk lalapan (mentah) dan

dalam bentuk minuman yaitu dengan ekstraksi sayuran dan ditambah

dengan air tanpa gula dan tanpa garam. Khlorofil atau zat hijau daun

yang terekstrak merupakan sumber antioksi dan yang cukup

bagus.Sayuran berwarna seperti bayam merah, kobis ungu, terong

ungu, wortel, tomat juga merupakan sumber antioksidan yang sangat

potensial dalam melawan oksidasi yang menurunkan kondisi

kesehatan tubuh.

d. Biasakan membawa bekal makanan dan air putih dari rumah

Apabila jam sekolah sampai sore atau setelah sekolah ada

kegiatan yang berlangsung sampai sore, maka makan siang tidak

dapat dilakukan di rumah. Makan siang disekolah harus memenuhi

syarat dari segi jumlah dan keragaman makanan. Oleh karena itu

bekal untuk makan siang sangat diperlukan. Dengan membawa bekal

dari rumah, anak tidak perlu makan jajanan yang kadang kualitasnya

tidak bisa dijamin. Disamping itu perlu membawa air putih karena

142
minum air putih dalam jumlah yang cukup sangat diperlukan untuk

menjaga kesehatan. Bekal yang dibawa anak sekolah tidak hanya

penting untuk pemenuhan zat gizi tetapi juga diperlukan sebagai alat

pendidikan gizi terutama bagi orang tua anak-anak tersebut. Guru

secara berkala melakukan penilaian terhadap unsur gizi seimbang

yang disiapkan orangtua untuk bekal anak sekolah dan ditindaklanjuti

dengan komunikasi terhadap orangtua.

e. Batasi mengonsumsi makanan cepat saji, jajanan dan makanan Selingan

yang manis, asin dan berlemak. Mengonsumsi

makanan cepat saji dan jajanan saat ini sudah menjadi kebiasaan

terutama oleh masyarakat perkotaan. Sebagian besar makanan cepat

saji adalah makanan yang tinggi gula, garam dan lemak yang tidak

baik bagi kesehatan. Oleh karena itu mengonsumsi makanan cepat saji

dan makanan jajanan harus sangat dibatasi. Pangan manis, asin dan

berlemak banyak berhubungan dengan penyakit kronis tidak menular

seperti diabetes mellitus,tekanan darah tinggi dan penyakit jantung,

f. Biasakan menyikat gigi sekurang-kurangnya dua kali sehari setelah

makan pagi dan sebelum tidur

Setelah makan ada sisa makanan yang tertinggal di sela-sela

gigi. Sisa makanan tersebutakan dimetabolisme oleh bakteri dan

menghasilkan metabolit berupa asam, yang dapat menyebabkan

terjadinya pengeroposan gigi. Membiasakan untuk membersihkan gigi

setelah makan adalah upaya yang baik untuk menghindari

143
pengeroposan atau kerusakan gigi. Demikian juga sebelum tidur, gigi

juga harus dibersihkan dari sisa makanan yang menempel di sela-sela

gigi. Saat tidur, bakteri akan tumbuh dengan pesat apabila disela-sela

gigi ada sisa makanan dan ini dapat mengakibatkan kerusakan gigi.

g. Hindari merokok

Merokok sebenarnya merupakan kebiasaan dan bukan

merupakan kebutuhan, seperti halnya makan atau minum. Oleh

karena itu kebiasaan merokok dapat dihindari kalau ada upaya sejak

dini. Merokok juga bisa membahayakan orang lain (perokok pasif).

Banyak penelitian menunjukkan bahwa merokok berakibat tidak baik

bagi kesehatan misalnya kesehatan paru-paru dan kesehatan

reproduksi. Pada saat merokok sebenarnya paruparu terpapar dengan

hasil pembakaran tembakau yang bersifat racun. Racun hasil

pembakaran rokok akan dibawa oleh darah dan akan menyebabkan

gangguan fungsi pada alat reproduksi.

9. Aktivitas Fisik

a. Pengertian

Aktivitas fisik lebih merupakan bentuk media

multidimensional yang kompleks dari perilaku manusia ketimbang

kelas perilaku dan secara teoritis, meliputi semua gerak tubuh mulai

dari gerak kecil hingga turut serta dalam lari maraton. Meskipun

bersifat perilaku, aktivitas fisik mempunyai konsekuensi biologis.

Biasanya aktivitas fisik mengacu kepada gerakan beberapa otot besar

144
seperti terjadi ketika menggerakan lengan dan tungkai. Aktivitas fisik

umumnya diartikan sebagai gerak tubuh yang ditimbulkan otot-otot

skeletal dan mengakibatkan pengeluaran energy.

Aktivitas fisik/olahraga dapat membantu menurunkan berat

badan, karena dapat membakar lebih banyak kalori. Banyak kalori

yang dibakar tergantung dari frekuensi, durasi, dan intensitas latihan

yang dilakukan. Aktivitas fisik atau disebut juga aktivitas eksternal

adalah suatu yang menggunakan tenaga atau energi untuk

melakukan berbagai kegiatan fisik, seperti berjalan, berlari,

berolahraga, dan lain-lain. Setiap kegiatan fisik membutuhkan energi

yang berbeda menurut lamanya intensitas dan sifat kerja otot.

Berbagai sarana dan fasilitas memadai hingga gerak atau

aktivitas menjadi semakin terbatas, hidup terasa santai karena

segalanya sudah tersedia. Sehingga dapat berakibat mengahambat

gerak atau aktivitas yang pada akhirnya terjadi ketidakseimbangan

antara asupan pangan dan pengeluaran energi. Dampak penumpukan

lemak menyebabkan penumpukan lemak yang berlebihan yang

disebut dengan kegemukan atau obesitas.

b. Pengukuran Aktivitas Fisik

Tingkat aktivitas remaja laki-laki dan remaja perempuan

sangat berbeda, untuk remaja laki-laki tingkat aktivitasnya lebih

tinggi dari pada perempuan. Remaja laki-laki aktivitas fisiknya lebih

berat, sebab pada usia tersebut sedang memprioritaskan olah raga

145
seperti hiking, sepak bola, tenis, dan berenang. Sedangkan untuk

remaja perempuan aktivitasnya lebih ringan dari remaja laki-laki

seperti megerjakan pekerjaan rumah, merawat tanaman, berdandan

dan sebagainya.

Ada aktivitas fisik yang memungkinkan kita untuk mengobrol

sepanjang melaksanakannya, ada pula yang disaat tertentu kita harus

terengah-engah dan bahkan sampai pada puncak lelah. Aktivitas fisik

digolongkan menjadi tiga yaitu, aktivitas fisik ringan misalnya jalan

kaki atau jalan sehat, aktivitas fisik sedang misalnya berlari dan

aktivitas fisik berat seperti angkat berat.

Jenis-jenis aktivitas fisik dan contohnya

Aktivitas ringan Aktivitas sedang Aktivitas berat


-duduk -senam -berkebun
-tidur -jogging -mengepel
-menulis -pekerjaan yang -berlari
-bermain musik melakukan waktu lama -mendorong atau
-antar jemput seperti berjalan mengangkat benda
-mengasuh adik -mendorong benda <10 >10 pon
-mencuci piring kg pon -skiping
-menonton tv -mengangkat benda <5 -jumping
-main play station kg -mendorong mobil
-main komputer -membawa beban <5 kg -olahraga basket
-belajar di rumah -bersepeda -sepak bola
-pekerjaan kantor -badminton -bersepeda>60
seperti mengetik, menit
berdiskusi

146
-memasak
Sumber: Julianti, 2011.

c. Kategori aktivitas fisik menurut Internasional Physical Activity

Questionnaire (IPAQ), yaitu:

1) Aktivitas fisik ringan

Dikatakan aktivitas ringan jika tidak melakukan aktivitas

fisik tingkat sedang-berat <10 menit/hari atau <600 METs-

min/minggu.

2) Aktivitas fisik sedang

a) 3 hari melakukan aktivitas fisik berat >20 menit/hari.

b) 5 hari melakukan aktivitas fisik sedang/ berjalan

30 menit/hari.

c) 5 hari kombinasi berjalan, intensitas sedang,

aktivitas berat minimal >600 METs-min/minggu.

3) Aktivitas fisik berat

a) Aktivitas berat >3 hari dijumlahkan >1500 METs-

min/minggu.

b) 7 hari kombinasi dan berjalan, intensitas sedang

atau berat minimal >300 METs-min/minggu.

Menggunakan perhitungan sebagai berikut:

METs-min/minggu= METs level (jenis aktivitas) x jumlah menit

aktivitas x jumlah hari/minggu.

Nilai METs level menurut IPAQ:

147
Berjalan :3,3 METs

Kegiatan sedang :4,0 METs

Kegiatan berat : 8,0 METs

Berbagai sarana dan fasilitas memadai hingga gerak atau aktivitas

menjadi semakin terbatas, hidup terasa santai karena segalanya sudah

tersedia. Sehingga dapat berakibat mengahambat gerak atau aktivitas

yang pada akhirnya terjadi ketidakseimbangan antara asupan pangan

dan pengeluaran energi. Dampak penumpukan lemak menyebabkan

penumpukan lemak yang berlebihan yang disebut dengan kegemukan

atau obesitas.

EVALUASI

1. Jelaskan ciri khas remaja!

2. Jelaskan kebutuhan gizi remaja!

3. Jelaskan pola makan remaja!

4. Jelaskan pesan gizi seimbang untuk remaja!

148
Daftar Pustaka
Santoso. 2009. Kesehatan dan Gizi, Jakarta: PT Rieka Cipta dan PT Bina
Adiaksara

Sulistyoningsih, H. 2011. Gizi Untuk Kesehatan Ibu dan Anak, Yogyakarta:


Graha Ilmu

Tim Penulis Poltekes Depkes Jakarta I. 2010. Kesehatan Remaja, Problem dan
Solusinya, Jakarta: Salemba Medika

Gibney, Michael. 2005. Gizi Kesehatan Masyarakat, Jakarta: Kedokteran EGC


FKM UI. 2009. Gizi dan Kesehatan Masyarakat, Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada

Karwiky, Giky. 2011. The Healthy Habits, Panduan Praktis Menjadikan


Kebiasaan Sehari-Hari Anda Bagian Dari Pola Hidup Sehat,
Yogyakarta: MyBooks

Wulandari, Ari. 2010. Cara Jitu Mengatasi Kegemukan, Yogyakarta: C.V Andi
Gunarsa, Singgih D. 2008. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta
;Gunung mulia

Monks, 2002. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta ; Gadjah Mada Press

Makhfudli, efendi. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas; Teori dan


Praktik dalam Keperawatan. Jakarta ; Salemba Medika

IDAI. 2013. Nutrisi Pada Remaja. Diakses dari :


http://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/nutrisi-pada-
remaja .

149
BAB VII

GIZI LANJUT USIA

Tujuan Umum : Setelah mengikuti proses belajar peserta didik

memahami pentingnya gizi bagi lanjut usiA

Tujuan Khusus : Setelah menyelesaikan kegiatan belajar peserta didik

mampu:

1. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi

kebutuhan gizi pada lansia

2. Menjelaskan masalah gizi pada usia lanjut

3. Menjelaskan pesan gizi seimbang lanjut usia

MATERI
1. Lanjut Usia (Lansia)

a. Pengertian Lansia

Lansia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun ke atas.

Lansia merupakan tahap perkembangan normal yang akan dialami

oleh setiap individu. Lansia adalah kelompok orang, yang sedang

mengalami suatu proses perubahan bertahap dalam jangka waktu

beberapa dekade. Di seluruh dunia penduduk lansia ( usia 60 + )

tumbuh dengan sangat cepat bahkan tercepat dibandingkan kelompok

usia lainnya. Diprediksi bahwa persentase penduduk lansia akan

mencapai 9,77 persen dari total penduduk pada tahun 2010 dan

menjadi 11,34 persen pada tahun 2020.

150
Pada proses penuaan, terjadi evolusi dan degenerasi jaringan serta sel-sel tubuh

yang berlangsung secara terus-menerus dan berkesinambungan yang dimulai sejak usia

20 tahun dan semakin meningkat pada usia 45 tahun ke atas. Proses ini biasanya ditandai

dengan kemunduran fisik, anatomis dan fungsional yang akhirnya akan mempengaruhi

kebutuhan badan secara keseluruhan.

Batasan Lansia, yaitu : 11

1) Usia pertengahan (middle age) yaitu kelompok usia 45 sampai 59

tahun.

2) Lanjut usia (elderly), antara 60 sampai 74 tahun.

3) Lanjut usia tua (old), antara 75 sampai 90 tahun.

4) Usia sangat tua (very old), di atas 90 tahun.

Setyonegoro (1989) dalam Azizah, (2011) menyebutkan lanjut

usia dikelompokkan menjadi usia dewasa muda (elderly adulhood), 18

atau 25-29 tahun, usia dewasa penuh (middle years), 25-60 tahun, 65

tahun, lanjut usia (geriatric age) lebih dari 65 tahun, 70 tahun yang

dibagi lagi dengan 70-75 tahun (young old), 75-80 tahun (old), lebih

dari 80 (very old).

b. Perubahan fisiologis pada lansia

Proses menua pada manusia merupakan suatu peristiwa alamiah

yang tidak dapat dihindari, perkembangan fisik dan fungsi organ mulai

mengalami penurunan. Penurunan komposisi tubuh ini menyebabkan

151
berkurangnya jumlah cairan tubuh total sampai lebih dari 15%. Massa

otot bebas lemak ( lean body mass) menurun sampai lebih dari 30%

dan lemak tubuh meningkat 30-40%. Meluruhnya bagian tubuh

merupakan bagian dari proses penuaan. Penuaan eksternal umumnya

dapat dilihat dari perubahan yang terjadi pada kulit, rambut dan gigi

sedangkan penuaan dari dalam tubuh disebut penuaan internal.

Sejalan dengan waktu penuaan internal dan eksternal tidak dapat

dipisahkan dan akan terus berlangsung.

1) Sensori

Semakin berkurangnya sensitivitas dan perasa menyebabkan

umumnya lansia kurang dapat menikmati makanan kurang

baik.Turunnya fungsi pengecapan ini dipengaruhi oleh

ketersediaan zink dalam tubuh.

2) Mulut

Mulut lebih sensitif terhadap iritasi Burning Mouth Syndrome

yaitu sindrom terjadinya luka pada bagian mulut yang

menyebabkan gangguan dalam menikmati makanan.Gigi mulai

rapuh dan banyak yang mulai tanggal, hal ini berkaitan erat

dengan kurang optimalnya asupan kalsium, fosfat, vitamin D

dan vitamin C.

3) Gangguan penglihatan

Pada lansia terjadi penurunan kemampuan penglihatan atau

degenerasi jaringan di dalam bola mata. Perubahan

152
kemampuan ini berhubungan dengan perubahan struktur

jaringan dalam bola mata yang meliputi perubahan pada lensa

mata, iris, pupil, badan kaca dan juga retina

4) Gangguan pendengaran

Menurunnya organ pendengaran pada lansia terjadi karena

degenerasi primer di organ korti berupa hilangnya sel epitel

syaraf yang dimulai pada usia pertengahan.

5) Perubahan fisiologis pada kulit

Pada lansia, terjadi penurunan epidermal( turnover rate ) 30-50

% dan juga penurunan kecepatan pergantian stratum korneum

menjadi dua kali lebih lama dibandingkan orang muda. Selain

itu, dapat juga terjadi elastisitas kulit, penurunan proteksi kulit,

penurunan vitamin D, penurunan fungsi sebum.Penurunan

jumlah sel melanosit yang aktif.

6) Sistem musculoskeletal

Kelenturan, kekuatan otot dan daya tahan sistem

muskuloskeletal pada lansia umumnya berkurang, namun

pengurangan ini tidak ditemukan pada lansia yang masih

sering menggerakan tubuhnya.

7) Sistem ekskresi urogenital

Dengan bertambahnya usia, ginjal akan kurang efisien dalam

memindahkan kotoran dari saluran darah. Perubahan yang

terjadi pada sistem perkemihan pada dewasa lanjut antaranya

153
otot- otot pengaturan fungsi kemih jadi melemah, frekuensi

buang air kecil meningkat, terkadang terjadi ngompol dan

aliran darah ginjal menurun sampai 50%.

8) Sistem kardiovaskular

Perubahan pada jantung terlihat dengan bertambahnya

jaringan kolagen, ukuran miokard bertambah, jumlah miokard

berkurang dan jumlah air jaringan berkurang.

2. Karakteristik lansia, meliputi :

a. Usia dan jenis pekerjaan

Semakin bertambah usia seseorang, semakin siap pula dalam

menerima cobaan. Hal ini didukung oleh teori aktivitas yang

menyatakan bahwa hubungan antara sistem sosial dengan individu

pada saat individu bergerak dari usia pertengahan menuju usia tua.

Teori ini menekankan bahwa kestabilan sistem kepribadian sebagai

individu, bergerak kearah usia tua. Oleh sebab itu, tidak dibutuhkan

suatu kompensasi terhadap kehilangan, seperti pensiun dari peran

sosial karena menua.Keterkaitannya dengan jenis pekerjaan juga

membawa dampak yang berarti.

b. Jenis Kelamin

Perbedaan gender juga dapat merupakan salah satu faktor

yang mempengaruhi psikologis lansia, sehingga akan berdampak

pada bentuk adaptasi yang digunakan. Menurut Tamher (2012)

menyatakan hasil penelitian mereka yang memaparkan bahwa

154
ternyata keadaan psikososial lansia di Indonesia secara umum

masih lebih baik dibandingkan dengan lansia di negara maju.

Tanda-tanda depresi (pria 7,3% dan wanita 3,7% ) serta cepat

marah irritable (pria 17,2% dan wanita 7,1% ). Jadi dapat

diasumsikan bahwa wanita lebih siap menghadapi masalah

dibandingkan dengan laki-laki, dan cenderung lebih emosional.

c. Pendidikan

Pendidikan juga merupakan hal terpenting dalam menghadapi

masalah. Semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin banyak

pengalaman hidup yang dilaluinya, sehingga akan lebih siap dalam

menghadapi masalah yang terjadi. Umumnya,lansia yang memiliki

tingkat pendidikan lebih tinggi masih dapat produktif, mereka

justru banyak memberikan kontribusinya sebagai pengisi waktu

luang dengan menulis buku-buku ilmiah maupun biografinya

sendiri.

3. Teori-teori proses menua

Teori penuaan secara umum dapat dibedakan menjadi dua yaitu teori

penuaan secara biologi dan teori penuaaan psikososial dalam

a. Teori biologi

1) Teori seluler

Kemampuan sel hanya dapat membelah dalam jumlah tertentu

dan kebanyakan sel-sel tubuh membelah 50 kali. Jika sebuah sel

155
pada lansia dilepas dari tubuh dan dibiakkan di laboratorium,

lalu diobservasi, jumlah sel yang akan membelah terlihat sedikit.

2) Teori Genetik Clock

Menurut teori ini menua telah terprogramsecara genetic untuk

spesies-spesies tertentu. Tiap spesies mempunyai di dalam

nuclei (inti selnya) suatu jam genetic yang telah diputar menurut

suatu replikasi tertentu.

3) Sintesis protein (kolagen dan elastin)

Jaringan kulit dan kartilago kehilangan elastisitasnya pada

lansia. Proses kehilangan elastisitas ini dihubungkan dengan

adanya perubahan kimia pada komponen protein dalam jaringan

tersebut. Pada lansia beberapa protein (kolagen dan kartilago,

dan elastin pada kulit) dibuat oleh tubuh dengan bentuk dan

struktur yang berbeda dari protein yang lebih muda.

4) Keracunan oksigen

Teori tentang adanya sejumlah penurunan kemampuan sel di

dalam tubuh untuk mempertahankan diri dari oksigen yang

mengandung zat racun dengan kadar yang tinggi, tanpa

mekanisme pertahan diri tertentu.

5) Sistem imun

Kemampuan sistem imun mengalami kemunduran pada masa

penuaan. Walaupun demikian, kemunduran kemampuan sistem

yang terdiri dari sistem limfatik dan khususnya sel darah putih,

156
juga merupakan faktor yang berkontribusi dalam proses

penuaan.

6) Mutasi somatik (Teori Error Catastrophe)

Menurut teori ini terjadinya mutasi yang progresif pada DNA sel

somatik akan menyebabkan terjadinya penurunan kemampuan

fungsional sel tersebut. Mekanisme pengontrolan genetik dalam

tingkat subseluler dan molekular yang biasa disebut juga

hipotesis Error Catastrophe menurut hipotesis tersebut menua

disebabkan oleh kesalahan-kesalahan yang beruntun.

7) Teori Menua Akibat Metabolisme

Menurut MC Kay et all (1935) yang dikutip Darmojo dan

Martono (2004), pengurangan intake kalori pada rodentia

muda akan menghambat pertumbuhan dan memperpanjang

umur. Perpanjangan umur karena jumlah kalori tersebut antara

lain disebabkan oleh menurunnya salah satu atau beberapa

proses metabolisme.

8) Kerusakan Akibat Radikal Bebas

Radikal Bebas (RB) dapat terbentuk di alam bebas, dan di dalam

tubuh di fagosit (pecah), dan sebagai produk sampingan di

dalam rantai pernafasan di dalam mitokondria.

157
b. Teori Psikososial

1) Aktivitas atau Kegiatan (Activity Theory)

Seseorang yang dimasa mudanya aktif dan terus memelihara

keaktifannya setelah menua. Teori ini menyatakan bahwa pada

lanjut usia yang sukses adalah mereka yang aktif dan ikut banyak

dalam kegiatan sosial.

2) Kepribadian Berlanjut (Continuity Theory)

Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada lanjut

usia. Identity pada lansia yang sudah mantap memudahkan

dalam memelihara hubungan dengan masyarakat, melibatkan

diri dengan masalah di masyarakat, keluarga dan hubungan

interpersonal.Teori ini menyatakan bahwaperubahan yang

terjadi pada seseorang yang lanjut usia sangat dipengaruhi oleh

tipe personality yang dimilikinya

3) Teori Pembebasan (Disengagement Theory)

Putusnya pergaulan atau hubungan dengan masyarakat dan

kemunduran individu dengan individu lainnya. Teori ini

menyatakan bahwa dengan bertambahnya usia, seseorang secara

pelan tetapi pasti mulai melepaskan diri dari kehidupan

sosialnya atau menarik diri dari pergaulan sekitarnya.

158
4. Gizi Lansia

a. Pengertian Gizi Lansia

Gizi adalah makanan yang bermanfaat untuk kesehatan.Zat-zat

yang terdapat dalam makanan mempengaruhi kesehatan itulah yang

disebut zat-zat gizi. Gizi lansia merupakan bagian dari ilmu gizi yang

mempelajari tentang pencegahan dan pengobatan diet pada lansia

Kecukupan makanan sehat sangat penting bagi para usia lanjut.

Orang yang berusia 70 tahun, kebutuhan gizinya sama dengan saat

berumur 50-an. Sayangnya, nafsu makan mereka cenderung terus

menurun. Karena itu, harus terus diupayakan konsumsi makan penuh

gizi.

Bertambahnya usia menyebabkan indera rasa menurun.

Sebagai kompensasi banyak orang lanjut usia memilih makanan yang

rasanya sangat manis atau asin. Padahal, penambahan gula hanya

memberikan kalori kosong (tidak ada nilai gizinya), sedangkan

garam dapat meningkatkan tekanan darah.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan gizi pada lansia

Menurut pedoman pelayanan gizi lansia oleh Kemenkes ( 2012)

kebutuhan gizi lanjut usia sangat dipengaruhi oleh faktor :

1) Umur

Pada lanjut usia kebutuhan energi dan lemak menurun. Setelah

usia 50 tahun, kebutuhan energi berkurang sebesar 5% untuk

setiap 10 tahun. Kebutuhan protein, vitamin dan mineral tetap

159
yang berfungsi sebagai regenerasi sel dan antioksidan untuk

melindungi sel-sel tubuh dari radikal bebas yang dapat merusak

sel.

2) Jenis Kelamin

Umumnya laki-laki memerlukan zat gizi lebih banyak (terutama

energi, protein dan lemak) dibandingkan pada wanita, karena

postur, otot dan luas permukaan tubuh laki-laki lebih luas dari

wanita. Namun kebutuhan zat besi (Fe) pada wanita cenderung

lebih tinggi, karena wanita mengalami menstruasi. Pada wanita

yang sudah menopause kebutuhan zat besi (Fe) turun kembali.

3) Aktifitas Fisik dan Pekerjaan

Lanjut usia mengalami penurunan kemampuan fisik yang

berdampak pada berurangnya aktivitas fisik sehingga kebutuhan

energinya juga berkurang. Kecukupan zat gizi seseorang juga

sangat tergantung dari pekerjaan sehari-hari : ringan, sedang,

berat. Makin berat pekerjaaan seseorang makin besar zat gizi

yang dibutuhkan. Lanjut usia dengan pekerjaaan fisik yang berat

memerlukan zat gizi yang lebih banyak.

4) Postur Tubuh

Postur tubuh yang lebih besar memerlukan energi lebih banyak

dibandingkan postur tubuh yang lebih kecil.

160
5) Ilkim/ suhu udara

Orang yang tinggal di daerah bersuhu dingin (pegunungan)

memerlukan zat gizi lebih untuk mempertahankan suhu

tubuhnya.

6) Kondisi Kesehatan (stress fisik dan psikososial)

Kebutuhan gizi setiap individu tidak selalu tetap, tetapi

bervariasi sesuai dengan kondisi kesehatan seseorang pada

waktu tertentu. Stress fisik dan stressor psikososial yang kerap

terjadi pada lanjut usia juga mempengaruhi kebutuhan gizi. Pada

lanjut usia masa rehabilitasi sesudah sakit memerlukan

penyesuaian kebutuhan gizi.

7) Lingkungan

Lanjut usia yang sering terpapar di lingkungan yang rawan

polusi (pabrik, industri, dll) perlu mendapat suplemen tambahan

yang mengandung protein, vitamin dan mineral untuk

melindungi sel-sel tubuh dari efek radiasi.

c. Masalah Gizi pada Usia Lanjut

Usia lansia sangat rawan terhadap penyakit berbagai gangguan

kesehatan ditemukan pada kelompok usia ini yang berkaitan erat

dengan menurunnya fungsi fisiologis tubuh dan masalah gizi. Bustan

(2000) menyatakan bahwa proses penuaan akan berkaitan erat

dengan proses degeneratif tubuh dengan segala penyakit yang terkait

mulai dari gangguan mobilitas, alat gerak sampai gangguan jantung.

161
Darmojo dan Martono (2004) dalam bukunya menyatakan bahwa

penyakit pada usia lanjut umumnya lebih bersifat endogen daripada

eksogen. Hal ini disebabkan oleh menurunnya fungsi berbagai alat

tubuh karena proses menjadi tua antara lain sel-sel parenkim banyak

diganti dengan sel-sel penyangga (jaringan fibrotik), produksi

hormon dan enzim menurun.

Masalah gizi usia lanjut merupakan rangkaian proses masalah

gizi sejak usia muda. Kualitas gizi dapat dilihat setelah tua. Disamping

itu beberapa penelitian membuktikan bahwa ada masalah gizi pada

usia lanjut. Sebagian besar masalah gizi pada usia lanjut adalah gizi

lebih dan kegemukan/obesitas. Kedua masalah ini kemudian

memacu timbulnya penyakit degeneratif.Seperti penyakit jantung

koroner, hipertensi, diabetes melitus, batu empedu, gout (rematik),

ginjal, sirosis hati dan kanker.Bukan hanya masalah gizi lebih saja,

namun masalah gizi kurang juga banyak terjadi pada orang tua.

Masalah kurang gizi akan menyebabkan kurang energi kronis (KEK),

anemia dan kekurangan zat gizi mikro lain

1) Kegemukan atau obesitas

Keadaan ini biasanya disebabkan oleh pola konsumsi yang

berlebihan, banyak mengandung lemak dan jumlah kalori yang

melebihi kebutuhan. Proses metabolisme yang menurun pada

lanjut usia, bila tidak diimbangi dengan peningkatan aktifitas fisik

atau penurunan jumlah makanan, sehingga jumlah kalori yang

162
berlebih akan diubah menjadi lemak yang dapat mengakibatkan

kegemukan. Selain kegemukan secara keseluruhan, kegemukan

pada bagian perut lebih berbahaya karena kelebihan lemak di

perut dihubungkan dengan meningkatnya risiko penyakit jantung

koroner pada bagian lemak lain. Menurut Monica, 1992,

kegemukan atau obesitas akan meningkatkan risiko menderita

penyakit jantung koroner 1-3 kali, penyakit hipertensi 1,5 kali,

diabetes mellitus 2,9 kali dan penyakit empedu 1-6 kali.

2) Kurang Energi Kronik (KEK)

Kurang atau hilangnya nafsu makan yang berkepanjangan

pada lanjut usia, dapat menyebabkan penurunan berat badan.

Pada lanjut usia kulit dan jaringan ikat mulai keriput, sehingga

makin kelihatan kurus. Disamping kekurangan zat gizi makro,

sering juga disertai kekurangan zat gizi mikro. Beberapa

penyebab KEK pada lanjut usia :

a) Makan tidak enak karena berkurangnya fungsi alat perasa dan

penciuman

b) Gigi-geligi yang tanggal, sehingga menggangu proses

mengunyah makanan

c) Faktor stress/depresi, kesepian, penyakit kronik, efek samping

obat, merokok, dll

163
3) Kurang Zat Gizi Mikro lain

Biasanya menyertai lanjut usia dengan KEK, namun

kekurangan zat gizi mikro dapat juga terjadi pada lanjut usia

dengan status gizi baik. Kurang zat besi, Vitamin A, Vitamin B,

Vitamin C, Vitamin D, Vitamin E, Magnesium, kalsium, seng dan

kurang serat sering terjadi pada lanjut usia.

Beberapa penyakit kronik degeneratif yang berhubungan

dengan status gizi:

a) Penyakit Jantung Koroner

Konsumsi lemak jenuh dan kolesterol yang berlebihan

dapat meningkatkan risiko penyakit jantung koroner. Penyakit

Jantung Koroner pada mulanya disebabkan oleh penumpukan

lemak pada dinding dalam pembuluh darah jantung (pembuluh

koroner), dan hal ini lama kelamaan diikuti oleh berbagai

proses seperti penimbunan jaringan ikat, pengapuran,

pembekuan darah, dan lain-lain, yang semuanya akan

mempersempit atau menyumbat pembuluh darah tersebut.

b) Hipertensi

Berat badan yang berlebih akan meningkatkan beban

jantung untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Akibatnya

tekanan darah cenderung menjadi lebih tinggi. Selain itu

pembuluh darah pada lanjut usia sering mengalami

aterosklerosis (lebih tebal dan kaku), sehingga tekanan darah

164
akan meningkat. Bila terjadi sumbatan di pembuluh darah otak

akan memacu timbulnya stroke. Bila sumbatan terjadi di

jantung dapat menyebabkan serangan jantung berupa nyeri

dada atau kematian otot jantung (angina pektoris atau infark

miokard) yang dapat menyebabkan kematian.

c) Diabetes Mellitus

Adalah suatu penyakit menahun yang ditandai oleh

kadar glukosa darah yang melebihi nilai normal (gula darah

puasa 126 gr/dl dan atau gula darah sewaktu diatas 200

gr/dl). Diabetes umumnya disebabkan oleh kerusakan sel beta

di pankreas yang menghasilkan fungsi insulin, sehingga

kekurangan insulin atau dapat juga terjadi karena gangguan

fungsi insulin dalam glukosa ke dalam sel. Pada orang dengan

berat badan lebih, hiperglikemia terjadi karena insulin yang

dihasilkan oleh pankreas tidak mencukupi kebutuhan.

d) Osteo arthritis (pengapuran tulang)

Adalah penyakit bagian dari arthritis, penyakit ini

terutama menyerang sendi terutama pada sendi tangan, lutut

dan pinggul. Orang yang terserang osteoarthritis biasanya

susah menggerakkan sendi-sendinya dan pergerakannya

menjadi terbatas karena turunnya fungsi tulang rawan untuk

menopang badan.

165
e) Osteoporosis (keropos tulang)

Massa tulang mencapai maksimum pada usia sekitar 35

tahun untuk wanita dan 45 tahun untuk pria. Bila konsumsi

kalsium kurang dalam jangka waktu lama akan timbul keropos

tulang (osteoporosis), dan pada wanita menopause akan lebih

rentan karena pengaruh penurunan hormon estrogen.

Akibatnya tulang menjadi rapuh dan mudah patah apabila

terjatuh atau terkena trauma.

f) Arthritis Gout

Kelainan metabolisme protein menyebabkan kadar

asam urat dalam darah meningkat. Kristal asam urat akan

menumpuk di persendian yang menyebabkan rasa nyeri dan

bengkak sendi. Pada penderita gout perlu pembatasan

konsumsi lemak, protein, purin, untuk penurunan kadar asam

urat. Disarankan banyak minum air putih minimal 8 gelas

sehari.

d. Indeks Massa Tubuh (IMT)

IMT merupakan cara pengukuran antropometri untuk

mengukur status gizi orang dewasa. IMT dapat digunakan jika orang

tersebut sudah melakukan antropometri seperti berat badan dan

tinggi badan.

Dengan berat badan dan tinggi badan, kemudian dapat menilai

IMT dengan menghitung berdasarkan rumus sebagai berikut :

166
IMT = BB (kg)
TB (m)
Setelah dihitung, maka status gizi dapat ditentukan

berdasarkan tabel di bawah ini :

Tabel 1. Kategori IMT

IMT (kg/m) Kategori


< 18,5 Kurang
S
18,5 u25,0 Normal

25,0 30,0 Lebih
m
30 Obesitas
b
Sumber : WHO, 1995

e. Asupan zat gizi yang berhubungan dengan osteoporosis

1) Kalsium

Kalsium merupakan mineral yang paling banyak terdapat

di dalam tubuh, yaitu 1,5-2% dari berat badan orang dewasa dan

39% dari total mineral tubuh. Pada orang dewasa, kalsium yang

dikonsumsi dari makanan hanya akan diabsorpsi sebesar 30-

60%. Densitas maksimum tulang pada puncak massa tulang

tergantung dari asupan kalsium dan latihan fisik. Faktor-faktor

yang membantu penyerapan kalsium adalah Vitamin D3

(kalsitriol), hormon-hormon (paratiroid, hormon pertumbuhan,

kalsitonin) pH yang asam, diet tinggi protein dan laktosa.Faktor-

faktor yang menghambat penyerapan kalsium adalah pH yang

167
alkali, gangguan absorbsi lemak dan adanya pitat, oksalat atau

fosfat.

Menurut penelitian Puslitbang Gizi dan Makanan

Departemen Kesehatan RI tahun 2002, rata-rata orang Indonesia

hanya mengkonsumsi 254 mg kalsium perhari. Setiap hari tubuh

menerima dan mengeluarkan kalsium, perputaran kalsium dari

tubuh sekitar 500 mg. Untuk itu bila asupan kalsium tidak

memadai maka tulang akan melepaskan kalsium ke dalam darah.

Ketidakseimbangan antara jumlah kalsium yang diserap dan

jumlah kalsium yang dilepas terus berlanjut dalam jangka waktu

lama, maka persediaan kalsium di dalam tulang akan menipis

yang mengakibatkan rendahnya massa dan kepadatan tulang

sehingga meningkatkan risiko osteoporosis.

2) Fosfor

Fosfor merupakan mineral kedua terbanyak di dalam

tubuh yaitu 1% dari berat badan.Kurang lebih 85% fosfor di

dalam tubuh terdapat sebagai garam Ca fosfat yaitu bagian dari

Kristal hidroksiapatit di dalam tulang.Fosfor terdapat dalam

berbagai bahan pangan organik dan anorganik, khususnya di

bagian atas duodenum yang bersifat kurang alkalis hanya 70%

yang bias diserap. Konsumsi fosfor yang cukup adalah penting

untuk pertumbuhan tulang selama masa pertumbuhan dan kadar

fosfat serum yang rendah akan mengurangi pembentukan

168
dan mineralisasi tulang. Defisiensi fosfor menjadi penyebab

kekurangan nutrisi secara umum, sama seperti defisiensi protein

yang terjadi pada lanjut usia, oleh karena itu dapat

mengakibatkan peningkatan risiko fraktur.

3) Protein

Protein merupakan senyawa yang terdapat dalam setiap

sel hidup.Sebagai zat pembangun, protein merupakan bahan

pembentuk jaringan-jaringan baru yang selalu terjadi dalam

tubuh.Protein juga mengganti jaringan tubuh yang rusak dan

perlu dirombak.Konsumsi protein menimbulkan keasaman,

kemudian dinetralkan oleh bikarbonat. Saat tubuh mendapat

tambahn asam, ginjal berusaha untuk mengekskresi lebih banyak

urin, dan akan menguras tulang untuk mendapatkan tambahan

buffer yang diperlukan. Efek dari penambahan buffer pada diet

tinggi protein adalah pH urin meningkat, ekskresi ammonia

meningkat dan kalsuiuria juga meningkat.

f. Pesan Gizi Seimbang Lanjut Usia

1) Makanlah aneka ragam makanan

Makanan yang beraneka ragam adalah makanan yang

terdiri dari minimal 4 sumber bahan makanan yaitu bahan

makanan pokok, lauk-pauk, sayuran dan buah. Semakin

beraneka ragam dan bervariasi jenis makanan yang dikonsumsi,

169
semakin baik. Sayur dan buah sangat baik untuk dikonsumsi

(dianjurkan 5 porsi per hari).

2) Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi

Karbohidrat diperlukan guna memenuhi kebutuhan

energi. Bagi lanjut usia, dianjurkan untuk memilih karbohidrat

kompleks seperti beras, beras merah, havermout, jagung, sagu,

ubi jalar, ubi kayu dan umbi-umbian. Karbohidrat yang berasal

dari biji-bijian dan kacang-kacangan utuh berfungsi sebagai

sumber energi dan sumber serat. Dianjurkan agar lanjut usia

mengurangi konsumsi gula sederhana seperti gula pasir dan

sirup.

3) Batasi konsumsi lemak dan minyak

Bagi lanjut usia, mengkonsumsi makanan yang

mengandung lemak tinggi tidak dianjurkan, karena akan

menambah risiko terjadinya berbagai penyakit degeneratif

seperti tekanan darah tinggi, jantung, ginjal, dan lain-lain.

Sumber lemak yang baik adalah lemak tidak jenuh yang berasal

dari kacang-kacangan, alpukat, miyak jagung, minyak zaitun.

Lemak minyak ikan mengandung omega 3, yang dapat

menurunkan kolesterol dan mencegah arthritis, sehingga baik

dikonsumsi oleh lanjut usia. Lanjut usia sebaiknya

mengkonsumsi lemak tidak lebih dari seperempat kebutuhan

energi.

170
4) Makanlah makanan sumber zat besi

Zat besi adalah salah satu unsur penting dalam proses

pembentukan sel darah merah. Zat besi secara alamiah diperoleh

dari makanan seperti daging, hati dan sayuran hijau. Kekurangan

zat besi yang dikonsumsi bila berkelanjutan akan menyebabkan

penyakit anemia gizi besi dengan tanda-tanda pucat, lemah, lesu,

pusing, dan mata berkunang-kunang. Demikian juga pada lanjut

usia, perlu mengkonsumsi makanan sumber zat besi dalam

jumlah cukup.

5) Biasakan makan pagi

Makan pagi secara teratur dalam jumlah cukup dapat

memelihara ketahanan fisik, mempertahankan daya tahan tubuh

dan meningkatkan produktifitas kerja. Lanjut usia sebaiknya

membiasakan makan pagi agar selalu sehat dan produktif.

6) Minumlah air bersih dan aman yang cukup jumlahnya

Air minum yang bersih dan aman adalah air yang tidak

berbau, tidak berwarna, tidak berasa dan telah dididihkan serta

disimpan dalam wadah yang bersih dan tertutup. Air sangat

dibutuhkan sebagai media dalam proses metabolisme tubuh.

Apabila terjadi kekurangan air minum akan mengakibatkan

kesadaran menurun.

7) Lakukan aktivitas fisik dan olahraga secara teratur

171
Agar dapat mempertahankan kebugaran, lanjut usia harus

tetap berolah raga. Aktifitas fisik sangat penting peranannya bagi

lansia. Dengan melakukan aktifitas fisik, maka lanjut usia dapat

mempertahankan bahkan meningkatkan derajat kesehatannya.

Namun, karena keterbatasan fisik yang dimilikinya perlu

dilakukan penyesuaian dalam melakukan aktifitas fisik sehari-

hari.

8) Pesan lainnya :

Tidak minum alkohol dan tidak merokok

EVALUASI

2. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan gizi pada lanjut


usia!
3. Menjelaskan masalah gizi pada usia lanjut!
4. Menjelaskan pesan gizi seimbang lanjut usia!

Daftar Pustaka

Azizah, L. 2011. Keperawatan Lanjut Usia. Yogyakarta : Graha Ilmu

Darmojo, Martono. 2004. Buku Ajar Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut).
Jakarta: FKUI

Fatmah. 2010. Gizi Usia Lanjut. Jakarta : Erlangga

Tamher. 2012. Kesehatan Usia Lanjut dengan Pendekatan Asuhan


Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak. 2011. Buku
Pedoman Pelayanan Gizi Lanjut Usia. Jakarta; Kementerian
Kesehatan Reublik Indonesia

172

Anda mungkin juga menyukai