Sekretariat:
Biro Kerja Sama Hukum dan Humas LIPI
Sasana Widya Sarwono Lt. 5
Jln. Jend. Gatot Subroto Kav. 10 Jakarta 12710
Telp. 021-5225711 ext. 1236, 1240, 1233
Fax. 021-5251834
E-mail : wnpg@mail.lipi.go.id
Widyakarya Nasional Pangan Dan Gizi XI
SEKAPUR SIRIH
Indonesia termasuk satu di antara negara-negara yang belum mencapai
beberapa target MDGs dan harus diupayakan dalam SDGs, masih ada 18
dari 67 indikator yang belum dapat dicapai pada akhir pelaksanaan MDGs,
salah satu diantaranya adalah tujuan MDGs 1.2, yaitu proporsi penduduk
dengan asupan kalori di bawah tingkat konsumsi minimum (Bappenas,
2015). Kondisi ini salah satunya diindikasikan oleh masih tingginya preva-
lensi stunting yang disebabkan oleh kurang asupan gizi dalam waktu cuk- up
lama. Kecenderungan prosentase prevalensi stunting di Indonesia ma- sih
belum membaik, bahkan mengalami penurunan. Data menunjukkan 36,8%,
(2007), 35,6% (2010) dan 37,2% (2013) (Rikesdas, 2013). Terdapat
8,9 juta (2013) anak balita Indonesia yang mengalami stunting, angka ini
menempatkan Indonesia termasuk dalam lima besar negara dengan jum- lah
penderita stunting yang tinggi.
Pemerintah telah mengupayakan cukup banyak kebijakan dan in-
tervensi program, tetapi masih diperlukan tindaklanjut yang lebih baik.
Kepedulian pemerintah ini bukan hanya untuk upaya kesehatan dan gizi
masyarakat yang meningkat, tetapi diharapkan akan berdampak pada ca-
paian pengurangan prevalensi stunting sebagai salah satu target penting
dalam capaian SDGs secara langsung yang tertera pada beberapa tujuan
SDGs. Setidaknya saat ini telah ada program yang menargetkan 100 kabu-
paten/kota sebagai prioritas intervensi stunting pada tahun 2017. Selain,
telah adanya Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi (RAN-PG) 2017-2019
yang baru keluar bulan Oktober yang lalu. Kompleksitas permasalahan
stunting yang multi-dimensional, menyebabkan pentingnya keterlibatan
berbagai kementerian dan lembaga serta industri dan masyarakat ser- ta
akademisi. Hal itu tentu diharapkan nantinya dicapai hasil kebijakan
ketahanan pangan yang mencakup penyediaan pangan dan akses fisik,
sosial, dan ekonomi akan makanan yang cukup, aman, dan bergizi untuk
semua masyarakat dan agar dapat hidup sehat dan aktif (UN, 2001).
iv
Buku Panduan WNPG XI 2018
Terima kasih.
Panitia Pengarah,
Dr. L. T. Handoko
Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Widyakarya Nasional Pangan Dan Gizi XI
PRAKATA
Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (WNPG) merupakan forum lintas
pemangku kepentingan yang dapat berperan secara strategis dalam upaya
mempertemukan dan mensinkronisasikan berbagai program dan kebijakan
pangan dan gizi untuk percepatan penurunan angka stunting di Indonesia.
WNPG diselenggarakan secara periodik setiap 4 (empat) atau 6 (enam) tahun
sekali untuk membahas isu perkembangan iptek dan solusi permasalahan
pangan dan gizi.
Tema Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (WNPG) XI Tahun 2018
adalah “Percepatan Penurunan Stunting Melalui Revitalisasi Ketahanan
Pangan dan Gizi Dalam Rangka Mencapai Tujuan Pembangunan Berke-
lanjutan”.
WNPG XI tahun 2018 diharapkan dapat memberikan rekomendasi
mengenai standar kebutuhan gizi dan acuan label gizi serta merumus- kan
strategi kebijakan serta program pangan dan gizi lintas pemangku
kepentingan dalam pengurangan prevalensi stunting lima tahun ke de- pan,
guna masukan RPJMN 2020-2024.
Sebelumnya telah dilaksanakan berbagai kegiatan dalam Pra WNPG
yang dilaksanakan mulai Januari sampai dengan Juni 2018. Kegiatan yang
dilakukan oleh pemangku kepentingan utama pada bidangnya, yaitu berupa
rapat, diskusi, FGD, workshop maupun seminar pra-WNPG untuk
mendapatkan masukan dan formulasi bahan/data/analisis yang dibutuhkan.
Buku panduan ini disusun dengan tujuan untuk memberikan infor- masi
secara utuh bagi seluruh peserta maupun panitia pelaksana WNPG XI tahun
2018 dan dapat menjadi panduan untuk memperlancar jalannya rangkaian
kegiatan sehingga WNPG XI tahun 2018 ini dapat terlaksana dengan lancar
dan berhasil.
vi
Buku Panduan WNPG XI 2018
Acara WNPG XI 2018 ini terlaksana atas kerjasama yang baik antara
LIPI, Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian Pertanian, Kementerian
Kesehatan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Badan Pengawas Obat
dan Makanan (Badan POM), Badan Standardisasi Nasional (BSN), Kemen-
terian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi dan Kementerian Koordina- tor
Pembangunan Manusia dan Kebudayaan. Untuk itu, atas nama Pani- tia
Penyelenggara WNPG XI tahun 2018, kami mengucapkan terima kasih atas
partisipasi Saudara-saudara dan selamat mengikuti WNPG XI sampai selesai.
Semoga upaya dan hasil WNPG XI tahun 2018 dapat bermanfaat bagi
masyarakat.
SAMBUTAN MENTERI
KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA
Prof. Dr. dr. Nila Djuwita F. Moeloek, Sp.M(K)
DAFTAR ISI
SEKAPUR SIRIH iii
PRAKATA iv
SAMBUTAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA vii
LAMPIRAN
A Tentatif Agenda Acara WNPG XI 2018 15
B Abstrak Presentasi Poster WNPG XI 19
C Susunan Kepanitiaan 75
D Lokasi Kegiatan 83
1
Widyakarya Nasional Pangan Dan Gizi XI
BAB I
INFORMASI RINGKAS
MENGENAI WNPG XI
TAHUN 2018
A. Latar Belakang
Indonesia termasuk satu di antara negara-negara yang belum mencapai
beberapa target MDGs dan harus diupayakan dalam SDGs, masih ada 18
dari 67 indikator yang belum dapat dicapai pada akhir pelaksanaan MDGs,
salah satu diantaranya adalah tujuan MDGs 1.2, yaitu proporsi penduduk
dengan asupan kalori di bawah tingkat konsumsi minimum (Bappenas,
2015). Kondisi ini salah satunya diindikasikan oleh masih tingginya preva-
lensi stunting yang disebabkan oleh kurang asupan gizi dalam waktu cuk- up
lama. Kecenderungan prosentase prevalensi stunting di Indonesia ma- sih
belum membaik, bahkan mengalami penurunan. Data menunjukkan 36,8%,
(2007), 35,6% (2010) dan 37,2% (2013) (Rikesdas, 2013). Terdapat
8,9 juta (2013) anak balita Indonesia yang mengalami stunting, angka ini
menempatkan Indonesia termasuk dalam lima besar negara dengan jum- lah
penderita stunting yang tinggi.
Pemerintah telah mengupayakan cukup banyak kebijakan dan in-
tervensi program, tetapi masih diperlukan tindaklanjut yang lebih baik.
Kepedulian pemerintah ini bukan hanya untuk upaya kesehatan dan gizi
masyarakat yang meningkat, tetapi diharapkan akan berdampak pada ca-
paian pengurangan prevalensi stunting sebagai salah satu target penting
dalam capaian SDGs secara langsung yang tertera pada beberapa tujuan
SDGs. Setidaknya saat ini telah ada program yang menargetkan 100 kabu-
paten/kota sebagai prioritas intervensi stunting pada tahun 2017. Selain,
telah adanya Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi (RAN-PG) 2017-2019
yang baru keluar bulan Oktober yang lalu. Kompleksitas permasalahan
stunting yang multi-dimensional, menyebabkan pentingnya keterlibatan
2
Buku Panduan WNPG XI 2018
B. Tema
Percepatan Penurunan Stunting melalui Revitalisasi Ketahanan Pangan
dan Gizi dalam rangka Mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
C. Tujuan
Tujuan umum:
Merumuskan strategi kebijakan serta program pangan dan gizi lintas pe-
mangku kepentingan dalam pengurangan prevalensi stunting lima tahun ke
depan, guna masukan RPJMN 2020-2024.
Tujuan khusus:
D. Target
1. Jangka pendek: Bahan penyusunan RPJMN 2020 – 2024.
2. Jangka menengah: Diadopsinya rekomendasi WNPG ke dalam
program pangan dan gizi lintas kementerian dan berbagai level
lembaga nasional dan daerah.
3. Jangka panjang: Mendukung pencapaian SDGs No. No.2, 3, 6 (tar-
get 1 dan 2) dan No.12 (langsung) dan No 1, 13,14 dan 15 (tidak
langsung).
Widyakarya Nasional Pangan Dan Gizi XI
E. Topik Bahasan
1. Bidang Peningkatan Gizi Masyarakat
Bidang peningkatan gizi masyarakat merupakan bidang yang akan
merumuskan strategi peningkatan gizi masyarakat dalam upaya
percepatan pengurangan angka stunting.
2. Bidang Peningkatan Aksesibilitas Pangan yang Beragam
Bidang peningkatan aksesibilitas pangan yang beragam akan
merumuskan strategi peningkatan aksesibilitas pangan yang
beragam dalam percepatan pengurangan angka stunting.
3. Bidang Peningkatan Penjaminan Keamanan dan Mutu Pangan
Bidang peningkatan penjaminan keamanan dan mutu pangan akan
merumuskan peningkatan penjaminan keamanan dan mutu pangan
dalam upaya percepatan pengurangan stunting.
4. Bidang Peningkatan Perubahan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Bidang peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat akan
merumuskan masukan kebijakan peningkatan perbaikan perilaku
hidup bersih dan sehat pada masyarakat, khususnya pada tingkat
keluarga dalam upaya percepatan pengurangan stunting.
5. Bidang Koordinasi Pembangunan Pangan dan Gizi
Bidang koordinasi pembangunan pangan dan gizi akan merumus- kan
strategi penguatan koordinasi pembangunan pangan dan gizi dalam
rangka percepatan pengurangan prevalensi stunting.
F. Peserta
WNPG XI terbuka bagi para ilmuwan, peneliti, akademisi, para pengambil
kebijakan dari pusat dan daerah, profesional, pelaku usaha, tokoh
masyarakat, petani, penggiat lembaga masyarakat, stakeholder, masyarakat
umum, dan pihak-pihak lainnya yang memiliki minat dan po- tensi untuk
memberikan sumbang saran bagi kemajuan bangsa dalam bidang pangan
dan gizi.
4
Buku Panduan WNPG XI 2018
H. Sekretariat
Biro Kerja Sama, Hukum dan Humas LIPI
Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 10, Jakarta 12710
Telp. 021-5225711 ext. 1232, 1233, 1234, 1236
Fax. 021- 5251834, 52920839
http://www.wnpg.lipi.go.id http://www.lipi.go.id
5
Widyakarya Nasional Pangan Dan Gizi XI
BAB II
MEKANISME
PENYELENGGARAAN
A. Sidang Pleno, Sidang Paralel, dan Sesi Poster
WNPG XI 2018 diselenggarakan dalam tiga bentuk persidangan, yaitu:
1. Sidang Pleno
Sidang Pleno akan dilaksanakan di lokasi acara pembukaan segera
setelah acara Pembukaan. Dalam sesi atau sidang pleno
disampaikan sambutan dan keynote lecture Menteri dan Kepala
Lembaga/Badan terkait stunting. Pada akhir Widyakarya akan
dilakukan sidang pleno untuk mendengarkan Hasil Perumusan dan
Rekomendasi Kebijakan yang dihasilkan dalam WNPG XI. Da- lam
pembukaan direncanakan akan mengundang seluruh peser- ta
dengan target 800 orang.
2. Sidang Paralel
Sidang Paralel akan dilaksanakan pada tanggal 3 dan 4 Juli 2018 di
beberapa ruang pertemuan. Sidang Paralel membahas perma-
salahan dari setiap bidang sesuai kerangka acuan masing-masing
topik. Sidang Paralel membahas 5 (lima) bidang bahasan, yaitu:
a. Peningkatan Gizi Masyarakat dengan target 300 peserta
b. Peningkatan Aksesibilitas Pangan yang Beragam dengan tar-
get 100 peserta
c. Peningkatan Penjaminan Keamanan dan Mutu Pangan den-
gan target 100 peserta
d. Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dengan target
100 peserta
e. Koordinasi Pembangunan Pangan dan Gizi dengan target 100
peserta
6
Buku Panduan WNPG XI 2018
B. Pameran
Pameran terkait tema WNPG XI dengan mengangkat tema “ Percepatan
penurunan stunting melalui revitalisasi ketahanan pangan dan gizi dalam
rangka mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan” akan diadakan pada
tanggal 3 s.d 4 Juli 2018 bertempat di lobby ruang Birawa Hall. Peser- ta
pameran terdiri dari seluruh sektor yang terlibat dengan tema WNPG XI terdiri
dari Kementerian dan Lembaga, sektor swasta, universitas, indus- tri, LSM,
dan institusi lainnya.
Pelaksanaan pameran yang ditampilkan berupa produk pameran hasil-
hasil penelitian yang berhubungan dengan sumber pangan lokal, makanan
non terigu dan non beras, teknologi terkini terkait pangan dan gizi. Panitia
juga akan memilih booth terbaik dan diumumkan pada saat penutupan acara
WNPG XI.
Pameran WNPG XI menampilkan karya dan produk hasil serta hasil
riset dari instansi, lembaga, dan industri yang terkait dengan bidang ba-
hasan yaitu:
C. Tata Tertib
1. Umum
Peserta sidang dimohon memenuhi ketentuan-ketentuan sidang
sebagai berikut:
a. Memasuki ruang sidang paling lambat 15 (lima belas) menit
sebelum acara dimulai.
8
Buku Panduan WNPG XI 2018
E. Konferensi Pers
Konferensi Pers WNPG XI 2018 akan diadakan setiap hari selama kegia- tan
berlangsung yang bertempat di Ruang Birawa, Hotel Bidakara, Jl. Jend. Gatot
Subroto Kav. 71-73, Pancoran, Jakarta Selatan.
LAMPIRAN
15
12.00–13.00 ISHOMA
13.00–17.00 SESI PARALEL 1
Menteri Sosial: “Peningkatan Pemenuhan Kebutuhan Gizi Keluarga Miskin” Birawa Hall, Hotel
Bidakara
09.30–12.00 KEPALA Badan Standardisasi Nasional : "Peningkatan Standard Mutu dalam Industri Moderator: Deputi
Pangan Indonesia" Bidang Pembangunan
KEPALA BKKBN: "Membangun Keluarga yang Memperhatikan 1000 Hari Pertama Manusia Masyarakat
Kehidupan" dan Kebudayaan, Ke-
men PPN/BAPPENAS
KEPALA Badan Ketahanan Pangan : "Pengembangan Pangan Beragam"
Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kelautan dan
Perikanan : " Pengembangan Pangan Beragam Berbasis Hasil Perikanan dan Kelautan"
12.00–13.00 ISHOMA
13.00–15.00 SESI PARALEL 2
15.00–15.30 Rehat Kopi dan Perumusan WNPG XI
15.30 –16.30 PENUTUPAN WNPG XI:
1. Launching Produk Pangan Lokal *
2. Pembacaan Rekomendasi WNPG XI
3. Penyerahan Rumusan Rekomendasi WNPG XI kepada Presiden RI
4. Sambutan dan Penutupan oleh Presiden RI *
5. Kunjungan ke Pameran Pangan dan Gizi
10.00 – 16.00 Pameran Pangan dan Gizi dari K/L, lndustri, Balitbang, Universitas, dll
*: dalam kofirmasi
17
SESI PARALEL 1
Bidang Bidang 1: Bidang 2: Bidang 3: Bidang 4: Bidang 5:
Peningkatan Gizi Masyarakat Peningkatan Aksesibilitas Pangan Peningkatan Penjaminan Kea- Peningkatan Perilaku Koordinasi Pembangunan
yang Beragam manan dan Mutu Pangan Hidup Bersih dan Sehat Pangan dan Gizi
Venue RUANG BINAKARNA Lantai 1 RUANG BIMA Lantai 2 RUANG KUNTHI 202 Lantai 2 RUANG KUNTHI 203 RUANG KUNTHI 206
Lantai 2 Lantai 2
Pembicara 1. Ir. Doddy Izwardy (KEMEN- 1. Benny Rachman, APU (KEMEN- 1. Deputi Bidang Pengawasan dr. Riskiyana Sukandhi 1. Pungkas Bajuri Ali, MS.,
KES) TAN) Pangan Olahan, BPOM Putra, M.Kes PhD
2. Prof. Hardinsyah (Ketua 2. Prof. Sri Rahardjo, M.Sc 2. Prof. Nuri Andarwulan (IPB) 2. Prof. Aman Wirakartaku-
Pokja AKG Nasional) 3. Direktur Logistik, KKP sumah
Pembahas 1. Ir. H. Herwin Yatim, MM, 1. Dr. Drajat Martianto (IPB) 1. Prof. Dedi Fardiaz (IPB) 1. Prof. Bustanul Arifin 1. Prof. M. Firdaus (IPB)
Bupati Banggai 2. Netty Heryawan (Ketua FORIKAN 2. Ketua GAPMMI (UNILA) 2. Bupati Gorontalo
2. Prof.dr. Hamam Hadi MS., JABAR) 3. Bapak Agus Pambagyo 2. Staf Ahli Bupati 3. Stefanus Indrayana
Sc.D (Univ. Alma Ata) 3. Bupati Kulonprogo, dr. H. Hasto (YLKI) Sambas (INDOFOOD)
3.Prima Sehan Puteri, Anggota Wardoyo, SP.og (K) 4. BKP Provinsi DIY* 3. Bidan Pandes 4. SUN Business Network
GAPMMI 4. Ir. Muhamad Najikh (CEO PT. 4. Sinta Kaniawati,
4. Anggia Ermarini, Fatayat NU Mina Laut) UNILEVER
Perumus Prof. Dr. Hardinsyah (PERGIZI) Prof. Dr. Ir. Sri Raharjo, M.Sc (UGM) Prof. Nuri Andarwulan (IPB) Prof. Dr. Fasli Jalal (UNJ) Dr. Minarto (PERSAGI)
Moderator 1. Dr. Atmarita (PERSAGI) 1. Khudori (Pengamat Ketahanan 1. Dr. Agus Haryono (LIPI) 1. Dra. Haning Romdiati, 1. Dr. Bambang Sunarko
2. Dr. Ainia (LIPI) Pangan/Penulis KOMPAS) 2. Dr. Wahyu Purbowarsito M.A. (LIPI) (LIPI)
2. Dr. Iwan Saskiawan (LIPI) (BSN) 2. Risang Rimbatmaja, 2. Ardiansyah (GAPPMI)
M.Si. (UI)
Sekretaris Puguh Prasetyoputra, M.H. Vanda Ningrum, MGM Anastasia Fitria Devi, Ph.D Esta Lestari, M.Econ Chichi Shintia Laksani, ME
Bidang Econ (LIPI)
18
SESI PARALEL 2
Sesi Paralel Bidang 1: Bidang 2: Bidang 3: Bidang 4: Bidang 5:
Peningkatan Gizi Masyarakat Peningkatan Aksesibilitas Pangan Peningkatan Penjaminan Kea- Peningkatan Perilaku Koordinasi Pembangunan
yang Beragam manan dan Mutu Pangan Hidup Bersih dan Sehat Pangan dan Gizi
Venue RUANG BINAKARNA Lantai 1 RUANG BIMA Lantai 2 RUANG KUNTHI 202 Lantai 2 RUANG KUNTHI 203 RUANG KUNTHI 206
Lantai 2 Lantai 2
Pembicara EAT FORUM:"Healthy Diet Presentasi WHO: "Strategi Presentasi FAO: Presentasi UNICEF: Presentasi WFP: "Koor-
from Sustainable Production: Penurunan/Pencegahan Stunting "Strategi Penurunan/Pencega- "Strategi Penurunan/ dinasi Pembangunan
The Case of Indonesia" melalui Peningkatan Aksesibilitas han Stunting melalui Pening- Pencegahan Stunting Pangan dan Gizi"
Pangan yang Beragam" katan Penjaminan Keamanan melalui Peningkatan
dan Mutu Pangan" Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat"
POSTER NO 1
PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DARI PANGAN LOKAL UNTUK
PERBAIKAN GIZI KURANG PADA BALITA: STUDI KASUS DI KECAMATAN
SAMIGALUH DAN KOKAP, KULONPROGO
*)
Yuniar Khasanah, Dini Ariani, Wiwin Widiastuti
Balai Penelitian Teknologi Bahan Alam (BPTBA) LIPI
Gading, Playen, Gunungkidul
Telp/Fax : 0274 392570/391168
Abstrak
POSTER NO 2
POLA PERTUMBUHAN LINIER ANAK DENGAN PANJANG LAHIR PENDEK
DAN ANAK DENGAN PANJANG LAHIR NORMAL
Abstrak
peluang besar mengalami tinggi badan pendek pada usia 3 tahun. Selain
itu, gangguan pertumbuhan linier anak secara signifikan dipengaruhi oleh
gangguan pertumbuhan anak pada tahun pertama kehidupannya, angka
kesakitan dan defisiensi mikronutrien (OR = 10.5: 3.0; and 2.5). Ini berar-
ti perlunya pencegahan gangguan pertumbuhan linier pada masa janin
dengan meningkatkan status gizi ibu hamil, meningkatkan status mikro-
nutrien anak untuk mencegah tingginya angka morbiditas yang dapat
berpengaruh terhadap pertumbuhan linier anak usia 3 tahun.
Kata kunci: angka kesakitan, panjang lahir pendek, pemberian ASI, pertumbuhan,
linier
Widyakarya Nasional Pangan Dan Gizi XI
POSTER NO 3
ASAM AMINO YANG KURANG DALAM NUTRISI ANAK DIBAWAH 2
TAHUN AKAN MENGAKIBATKAN ANAK STUNTING.
Abstrak
agar intervensi yang diberikan dalam menangani anak stunting tepat dan
sesuai sasaran. Metode penelitian ini cross sectional, pada anak stunting
dan bukan, usia dibawah 2 tahun. Plasma darah anak tersebut dilaku- kan
pemeriksaan kadar asam amino esensial dengan menggunakan alat UPLC,
Lokasi penelitian di wilyah kerja Puskesmas Cipayung Jakarta Timur.
Penelitian sedang dilakukan di Lab Kimia LIPI. Penelitian pertama untuk
pembuktian bahwa Asam Amino kurang dalam nutrisi anak telah dibuktikan
oleh Richard D. Samba di Malawi tahun 2016. Dengan keber- hasilan
tersebut mengarahkan intervensi anak Stunting pada nutrisi yang kaya Asam
Aminonya. Balai laboratorium Kementrian Kelutan RI telah menemukan
bahwa ikan Gabus dan Ikan Selar kaya akan asam amino essensial.
Rekomendasi kepada Kementrian Kesehatan dan Kementrian Kelautan
untuk melakukan edukasi bersama pentingnya pemenuhan zat gizi yang
mengandung Asam Amino untuk mencegah stunting. Kepada para peneliti
untuk mencari penghambat mekanisme kerja dari faktor pertumbuhan yang
menyebabkan anak stunting.
POSTER NO 4
ASUPAN ZAT GIZI MIKRO DEFISIENSI BESI DAN STUNTING PADA ANAK
USIA 6-23 BULAN DI ACEH
Aripin Ahmad1, Siti Madanijah2, Cesilia Meti Dwiriani3, Risatianti Kolopak- ing3
1. Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan Aceh, Banda Aceh 23352
2. Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, IPB Bogor, Bogor
16680
3. Fakultas Psikologi, Universitas Syarif Hidayatullah, Jakarta 15412
*Korespondensi: aripinturime@gmail.com ; 08126939592
Abstrak
Kata kunci: Asupan zat gizi mikro, defisiensi besi, stunting, anak usia 6-23 bulan
29
Widyakarya Nasional Pangan Dan Gizi XI
POSTER NO 5
NUTRITEEN (NUTRITIONIST TEEN) SEBAGAI AGEN PENYEBAR INFOR-
MASI GIZI REMAJA PUTRI DI JAKARTA SELATAN
Abstrak
kebutuhan gizi remaja, gizi seimbang dan eating disorder dalam pelatihan
peserta NutriTEEN secara berturut-turut adalah 78,26 menjadi 89,57 (p-
value<0,001); 66,74 menjadi 95,65 (p-value<0,001) dan 58,7 menjadi 82,17
(p-value<0,001). Sedangkan rata-rata pengetahuan gizi seimbang di 9 SMA
sasaran program adalah 54,96 menjadi 71,92. Berdasarkan hasil tersebut,
dapat diketahui pengetahuan gizi remaja putri sebelum eduka- si terbilang
rendah. Dengan meningkatnya pengetahuan tentang gizi, di- harapkan
perilaku terkait gizi pun menjadi lebih baik. Oleh karena itu, pe- neliti
merekomendasikan untuk mencegah stunting di masa mendatang
diperlukan pemberian edukasi kepada remaja, terutama remaja putri.
POSTER NO 6
INTERVENSI MULTI MICRONUTRIENT MASA PRAKONSEPSI PADA
CALON PENGANTIN UNTUK MENCEGAH NEONATAL-STUNTING DI KA-
BUPATEN PROBOLINGGO, JAWA TIMUR
1Coresponding author:
Sri Sumarmi
Departemen Gizi Kesehatan, FKM Unair Kampus
C Jl. Ir Soekarno Mulyorejo, Surabaya – 60115
Telp 031-5964808; Fax 031-5964809
Email: msrisumarmi@gmail.com
Abstrak
Latar Belakang. Neonatal stunting sebagai akibat dari bayi lahir dengan
berat badan rendah (BBLR), merupakan dampak dari kondisi gizi ibu yang
buruk, terutama defisiensi zat gizi mikro sebelum dan sela- ma
kehamilan. Intervensi multi-micronutrient sangat penting dilakukan sejak
sebelum hamil. Penelitian ini bertujuan mempelajari efikasi pem-
berian suplemen multi-micronutrient sejak masa prakonsepsi untuk
menurunkan neonatal stunting. Metode. Penelitian randomized double blind
community-based trial dua kelompok perlakuan (register trial No- mor
TCTR20150614001), dilakukan di 9 kecamatan Kabupaten Proboling- go
Jawa Timur, dengan subjek calon pengantin wanita. Kelompok 1 diberi
plasebo pada masa prakonsepsi dilanjutkan suplemen 30 mg zat besi, 250
µg asam folat (iron folic acid) dosis harian pada masa kehamilan
32
Buku Panduan WNPG XI 2018
POSTER NO 7
PENGUKURAN KALORI UNTUK PREVALENSI STUNTING)
Abstrak
Perhatian global pada kerawanan pangan saat ini lebih berfokus pada
persoalan gizi sebagaimana dituangkan dalam tujuan ke dua Sus- tainable
Development Goals (SDGs) yaitu menghilangkan kelaparan, men- capai
ketahanan pangan dan gizi yang baik, serta meningkatkan pertanian
berkelanjutan. Sejalan dengan komitmen global tersebut, salah satu pro-
gram prioritas pembangunan pemerintah Indonesia adalah peningkatan
derajat kesehatan dan gizi masyarakat. Hingga saat ini Intervensi Stunting
belum efektif dan prosentase prevalensi stunting masih cukup tinggi di
Indonesia berkisar di 37% tahun 2017. Salah satu indikator penting da- lam
SDGs adalah Prevalence of Undernourishment (PoU) atau prevalensi
kekurangan gizi. PoU memberikan gambarangan mengenai prevalensi
penduduk yang mengonsumsi kalori dibawah kebutuhan kalori minimum untuk
hidup sehat dan aktif. PoU berbeda dengan Angka Rawan Pangan. Angka
Rawan Pangan mempunyai batasan minimum konsumsi kalori tertentu (70%
dari Angka Kecukupan Gizi). Kebutuhan minimum kalori dalam
penghitungan PoU akan berbeda untuk setiap orang, tergantung pada
umur, jenis kelamin, dan aktifitas fisiknya. Hasil penghitungan PoU
diperoleh angka tahun 2017 sebesar 7,80 persen dengan menggunakan
metode penghitungan kalori dengan konversi kalori menggunakan har- ga
per unit kalori. Dari angka tersebut menunjukkan bahwa pada tahun 2017,
sebesar 7,80 persen penduduk Indonesia mengonsumsi kalori ku- rang dari
yang dibutuhkan untuk hidup sehat dan tetap aktif. Hampir sama dengan
Angka Rawan Pangan tahun 2017 sebesar 7,90 persen.
POSTER NO 8
PENGARUH PEMBERIAN MP-ASI BISKUIT TERHADAP PENINGKATAN
STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LIMPUNG KABU-
PATEN BATANG
Abstrak
baik dari 12,5% naik menjadi 37,5%. Terdapat peningkatan yang signifikan
terhadap nilai z-score BB/U dan BB/TB dengan nilai p=0,021 dan p=0,000.
Pemberian MP-ASI biskuit selama 90 hari memberikan pengaruh terha- dap
peningkatan status gizi balita berdasarkan BB/U dan BB/TB.
Kata Kunci: MP-ASI biskuit, Status gizi balita, Balita kurus dan sangat kurus.
36
Buku Panduan WNPG XI 2018
POSTER NO 9
PEMBUDAYAAN MAKAN IKAN MELALUI MFG TERHADAP STATUS GIZI
ANAK BALITA DI WILAYAH LINGKAR KAMPUS UNNES
Abstrak
Status gizi, salah satu komponen utama dalam IPM yang mendukung
terciptanya SDM berkualitas dan ahli menuju keberhasilan pembangunan
kesehatan. Upaya pencapaian kesehatan, salah satunya dengan merubah
mindset dari paradigma sakit menuju paradigma sehat sesuai Visi Indo-
nesia Sehat 2025. Kesehatan terwujud salah satunya dari konsumsi ikan.
Ikan banyak mengandung protein dan mineral. Namun ikan tidak dige- mari
anak-anak, karena berbau hanyir (amis), cara pengolahannya mem-
bosankan dan tidak variatif (digoreng saja). Studi pendahuluan Widayani dan
Triatma (2012), 60.6% anak balita tidak suka makan ikan, konsumsi ikan
sangat rendah (19,9 g/hari), anjuran WHO (39.8%). Sangat mencen-
gangkan! bisa berakibat fatal pada perkembangan anak balita. Tingkat
konsumsi ikan masyarakat kota Semarang sangat rendah (11.3 kg/tahun/
kapita), seharusnya 31.4 kg/tahun/kapita. Melonjaknya harga daging di
pasar tradisional tahun 2013, sebagai pemicu terjadinya kekurangan pro-
tein. Kondisi kekurangan protein membahayakan pertumbuhan dan
perkembangan anak dan dapat beresiko fatal, ditandai penurunan
status gizi, pertumbuhan dan perkembangan terhambat, serta
menjadi generasi bodoh karena kurang protein hewani; mengingat
fungsi gizi ikan untuk pembentukan sel otak. Ikan air tawar (FWF) mer-
upakan pangan potensial rakyat, memiliki protein tinggi dan sempurna,
murah, mudah dibudidayakan, lebih aman dikonsumsi dibanding ikan laut.
Fenomena tersebut menggelitik hati peneliti untuk membudaya- kan makan
ikan melalui model feedeng group (MFG) kepada anak balita dengan
makanan berbasis FWF. Tujuan penelitian untuk membudayakan anak balita
gemar makan ikan. Penelitian menggunakan disain experiment
37
Widyakarya Nasional Pangan Dan Gizi XI
Kata kunci: anak balita, konsumsi ikan air tawar, status gizi
38
Buku Panduan WNPG XI 2018
POSTER NO 10
PENGEMBANGAN KUDAPAN ALTERNATIF PADAT ENERGI DAN KAYA
ZINC BAGI IBU HAMIL SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN STUNTING
Abstrak
POSTER NO 11
PENGARUH HARGA KOMODITAS PANGAN TERHADAP KONSUMSI
PROTEIN HEWANI IDEAL RUMAH TANGGA: STUDI KASUS DI PROVINSI
LAMPUNG
Abstrak
tangga untuk mengkonsumsi protein hewani secara ideal hingga menjadi 0,21
nya kali dibandingkan jika tidak terjadi kenaikan harga beras. Faktor kondisi
ekonomi rumah tangga memiliki pengaruh paling tinggi akan kon- sumsi
protein hewani rumah tangga, pendapatan per kapita yang lebih tinggi akan
meningkatkan kecendrungan rumah tangga untuk memenuhi asupan protein
hewani secara ideal hingga 21 kali nya. Hasil dari penilitian ini
menggambarkan bahwa upaya kampanye pola makan sehat dengan
mendorong masyarakat untuk meningkatkan konsumsi pangan hewani yang
selama ini telah dilakukan di Provinsi Lampung tidak akan banyak
berdampak terhadap pola pangan masyarakat, selama pemerintah be- lum
mampu menjaga kestabilan harga pangan terutama harga beras dan
komoditas ikan-ikanan. Menjaga pasokan beras dan ikan-ikanan di pasa- ran
sangat penting untuk dilakukan untuk menjaga kestabilan harga ikan- ikanan
dan beras.
POSTER NO 12
PROVISION OF DAILY SMALL-QUANTITY LIPID-BASED NUTRIENT SUP-
PLEMENTS CAN ENHANCE IRON AND ZINC INTAKE
Abstrak
Control group (Fe 41.3% RDA, Zn 53.7% RDA), p<0.01. Provision of daily
SQ-LNS can enhance and fill gap iron and zinc intake from complementa-
ry food among infants in Rural Indonesia. The study was funded by Neys
Van-Hoogstraten Foundation.
POSTER NO 13
JENIS DAN KEBERAGAMAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU
DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA USIA 6-24 BULAN
Abstrak
Kata Kunci: Stunting, Jenis Makanan Pendamping ASI, Keberagaman makanan, ASI
eksklusif
46
Buku Panduan WNPG XI 2018
POSTER NO 14
PENINGKATAN ASUPAN MAKAN YANG BERANEKA RAGAM PADA ANAK
USIA 6-23 BULAN GUNA MENCAPAI STATUS GIZI BAIK DAN PENCEGAH-
AN STUNTING DI INDONESIA
*Korespondensi: nursyifa.maulida@gmail.com
Abstrak
POSTER NO 15
PEMANFAATAN IKAN BILIH SEBAGAI MAKANAN TAMBAHAN SUMBER
ZINK BAGI ANAK BATITA STUNTING DI KAB. SOLOK
Abstrak
POSTER NO 16
PEMBERIAN JUS KELOR DAN MARNING PADA IBU HAMIL UNTUK MEM-
PERLANCAR ASI DALAM PENCEGAHAN STUNTING
Abstrak
POSTER NO 17
PENGAWALAN BPOM RI MENDUKUNG KONTRIBUSI PRODUSEN DALAM
PROGRAM FORTIFIKASI GARAM KONSUMSI BERYODIUM
Abstrak
Tujuan dari survey ini yaitu menganalisis kesesuaian cara pro- duksi
dan kadar fortifikasi yodium (KIO3) pada garam konsumsi. Studi
cross-sectional ini dilakukan di seluruh Indonesia pada tahun 2015-2017 dan
melibatkan 119 sarana produksi yang dipilih secara purposive ber- dasarkan
risiko dan 7.584 sampel garam konsumsi yang dipilih secara multistage
random sampling. Analisis deskriptif dilakukan untuk melihat profil cara
produksi dan kadar yodium pada garam, sedangkan uji mann whitney
dan chi square dilakukan untuk mengetahui uji beda dan hubun- gan antara
variabel. Selama tahun 2015-2017, walaupun persentase sa- rana produksi
yang tidak memenuhi ketentuan masih tinggi, namun tren nya menurun, dari
72% menjadi 65%. Sedangkan kadar yodium pada sampel menunjukkan
tren yang juga fluktuatif, yaitu antara 20 - 25% tidak memenuhi syarat
(<30ppm). Uji mann whitney dan chi square menun- jukan tidak ada
perbedaan dan hubungan yang signifikan antara kadar yodium pada
garam dari produsen yang memenuhi ketentuan dan tidak memenuhi
ketentuan cara produksi yang baik (p>0.05). Masih tingginya persentase
cara produksi yang tidak memenuhi ketentuan dan sampel
52
Buku Panduan WNPG XI 2018
yang tidak memenuhi syarat antara lain disebabkan oleh regulasi atau
standard yang sulit dipenuhi oleh produsen. Prioritas program fortifikasi
yodium bisa diterapkan, sekaligus pembinaan cara produksi yang baik.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa perlu ada peninjauan ulang terha- dap
regulasi yang harus dipenuhi oleh produsen garam beryodium dan perlu
strategi dalam pembinaan produsen untuk dapat meningkatkan kesadaran
produsen dalam mendukung program penurunan stunting.
POSTER NO 18
PENGEMBANGAN METODE ANALISIS PENETAPAN KADAR BAHAN TAM-
BAHAN PANGAN PADA MINUMAN RINGAN DENGAN KROMATOGRAFI
CAIR KINERJA TINGGI SECARA SIMULTAN
Abstrak
FCF, kafein, natrium benzoat dan merah allura adalah antara 94.847 dan
101.733; 94.260 dan 99.109; 97.396 dan 103.092; 94.570 dan
100.028;
108.987 dan 119.726; 93.842 dan 98.519 (syarat keberterimaan 80 – 120
%); (v) nilai LOD dan LOQ untuk asesulfam k, sakarin, kuning FCF, kafein,
natrium benzoat dan merah allura secara berurutan adalah 0.026; 0.019;
0.032; 0.025; 0.012; 0.033 ug/mL (LOD) serta 0.086; 0.064; 0.108; 0.082;
0.041; 0.110 µg/mL (LOQ). Berdasarkan hasil uji lima parameter tersebut
dapat disimpulkan bahwa metode analisis penetapan kadar BTP (asesul-
fam k, sakarin, kuning FCF, kafein, natrium benzoat dan merah allura) pada
minuman ringan secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi valid dan
dapat digunakan untuk pengujian sampel.
Hasil pengujian terhadap 15 sampel minuman ringan mengggu- nakan
metode ini menunjukkan kadar BTP berada dibawah nilai batas maksimum
yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Kepala Badan POM RI Nomor 4
Tahun 2014 Tentang Batas Maksimum Penggunaan Bahan Tambahan
Pangan Pemanis (asesulfam k dan sakarin); Peraturan Kepala Badan POM
RI Nomor 36 Tahun 2013 Tentang Batas Maksimum Peng- gunaan Bahan
Tambahan Pangan Pengawet (natrium benzoat) dan Peraturan Kepala
Badan POM RI Nomor 37 Tahun 2013 Tentang Batas Maksimum
Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Pewarna (kuning FCF dan merah
allura).
POSTER NO 19
KEPEDULIAN DAN JARINGAN PESANTREN UNTUK GERAKAN EDUKASI
POLA HIDUP SEHAT MASYARAKAT
Samsul Arifin
Abstrak
POSTER NO 20
PENGETAHUAN DAN PRAKTIK IBU HAMIL TENTANG SUPLEMENTASI
BESI DI WILAYAH DENGAN ANGKA KEMATIAN IBU YANG TINGGI
Abstrak
(P75) hanya 7.2 gram per hari. Sehingga asupan besi (P75) di kedua lo- kasi
berurut-turut sebesar 11.9 mg dan 8.6 mg per hari, masih jauh lebih rendah
dibandingkan AKG besi sebesar 35 mg. Disimpulkan bahwa ting- kat
pengetahuan ibu hamil masih rendah, yang menyebabkan kurangnya
kepatuhan terhadap konsumsi TTD. Karena konsumsi pangan heme dan
asupan besi juga masih sangat rendah, maka diperlukan upaya yang lebih
keras edukasi tentang pentingnya TTD kepada ibu hamil.
Kata kunci: besi, ibu hamil, pengetahuan, praktik, tablet tambah darah
59
Widyakarya Nasional Pangan Dan Gizi XI
POSTER NO 21
MEDAN, SUMATERA UTARA
Abstrak
Tingginya angka kematian bayi (AKB) hingga saat ini masih menja- di
permasalahan kesehatan di negara berkembang, termasuk Indonesia.
Menurut estimasi global, gizi kurang berkontribusi terhadap satu per tiga
kematian balita usia 0-5 tahun. Budaya, etnisitas, dan status sosial ekonomi
menjadi faktor penentu dalam pola pengasuhan anak. Studi ini bertujuan
untuk mengkaji faktor sosial dan budaya yang berpengaruh terhadap
pengasuhan anak di Kota Medan. Pengumpulan data studi kuantitatif ini
dilakukan dengan menggunakan metode survei terhadap 400 rumah tangga
di 20 kelurahan yang berada di 12 kecamatan di Kota Medan, Provinsi
Sumatera Utara. Penentuan lokasi penelitian dilakukan dengan
menggunakan teknik Probalility Sampel to Size (PPS), sedangkan pemilihan
rumah tangga yang menjadi sampel survei di setiap kelura- han dilakukan
melalui teknik purposive snowballing. Responden adalah ibu berusia 15-49
tahun yang memiliki anak kandung berusia 0-24 bu- lan. Pola pengasuhan
anak dalam kajian ini dilihat dari pemberian ko- lostrum, praktik inisiasi
menyusu dini (IMD), pemberian ASI eksklusif 0-6 bulan, pemberian makanan
pendamping ASI (MP ASI) serta pemberian imunisasi dasar lengkap untuk
anak usia 0-9 bulan. Kurangnya pengeta- huan ibu dan kepercayaan yang
salah mengenai kolostrum menyebabkan pemberian kolostrum pada bayi di
Kota Medan belum optimal. Selain itu, penempatan ruangan bayi yang
terpisah dengan ibu setelah dilahirkan juga turut memengaruhi pemberian air
susu ibu yang keluar pertama kali. Data yang ada menggambarkan praktik
pemberian IMD dipengaruhi oleh metode persalinan. Hasil survei
menunjukkan pemberian ASI eksklusif di
60
Buku Panduan WNPG XI 2018
Kota Medan masih rendah dan faktor budaya memengaruhi keberhasi- lan
ASI eksklusif. Dukungan suami menjadi salah satu faktor penting da- lam
pemberian ASI eksklusif. Penolakan terhadap imunisasi sudah mulai
ditemukan di Kota Medan. Rekomendasi yang ditawarkan melalui hasil
kajian ini, antara lain pelayanan komunikasi, informasi, dan edukasi ber-
basis daring. Media sosial memiliki fungsi edukasi sekaligus sarana efektif
untuk menangkal informasi yang kurang tepat terkait pengasuhan anak.
Selain itu, diperlukan teguran dan saksi yang jelas bagi fasilitas maupun
petugas kesehatan yang menghalangi keberhasilan pemberian ASI eksk-
lusif.sama seluruh stake holdernya dalam menjalankan 10 program PK-
Knya.
Kata kunci: Sosial budaya, kolostrum, Inisiasi Menyusu Dini (IMD), ASI eksklusif,
imunisasi, Kota Medan.
61
Widyakarya Nasional Pangan Dan Gizi XI
POSTER NO 22
VENTILASI RUMAH SALAH SATU DETERMINAN KEJADIAN ANAK BADU-
TA STUNTING DI KECAMATAN AMUNABAN BARAT, KABUPATEN TIMOR
TENGAH SELATAN, PROVINSI NUSATENGGARA TIMUR
Salimar
Abstrak
Anak pendek berkaitan dengan kondisi yang terjadi dalam waktu yang
lama seperti kemiskinan, intake konsumsi kurang, perilaku hidup ku- rang
bersih, kesehatan lingkungan kurang baik, pola asuh kurang baik dan
rendahnya pendidikan orangtua. Satu hal yang menjadi perhatian adalah
tidak semua keluarga miskin memiliki anak balita yang kurang gizi, banyak
keluarga miskin yang memiliki anak dengan status gizi baik. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui faktor determinan yang berhubungan dengan
status gizi stunting pada anak baduta pada keluarga miskin, Disa- in penelitian
adalah case control, kelompok kasus adalah kelompok anak yang tidak
stunting (gizi normal) dan kelompok kontrol adalah kelompok anak
pendek/stunting. Hasil analisis multivariate ditemukan factor de- terminan
status gizi stunting baduta pada keluarga miskin di Kecamatan Amunaban
Barat adalah Perilaku frekuensi pemberian makan anak yang mempengaruhi
kecukupan makanan (OR=3,1). Keadaan ventilasi rumah apakah
terang/masuk matahari ketika pagi dan siang hari (OR=3,0), dan
pendidikan ayah (OR=2,4). Kesimpulan. determinan positif status gizi
stunting anak baduta dipengaruhi secara signifikan oleh faktor pola asuh
makan, keadaan ventilasi rumah dan pendidikan ayah.
POSTER NO 23
MENDORONG PERUBAHAN POLA KONSUMSI PANGAN: PENDEKATAN
PERILAKU
Abstrak
POSTER NO 24
PENGETAHUAN IBU HAMIL DALAM PENCEGAHAN STUNTING MELALUI
MEDIA ANIMASI ASAKI
Abstrak
Stunting adalah suatu kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di
bawah lima tahun akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu
pendek untuk usianya. Dengan kondisi gagal tumbuh akan menyebab- kan
kegagalan dalam perkembangan dan berakhir pada kegagalan dalam
metabolisme. Di Indonesia, stunting menjadi masalah yang sangat seri- us
dengan persentase diatas toleransi yang ditetapkan Badan Kesehatan Dunia
yaitu 20 % atau lebih (WHO, 2010). Menurut hasil South East Asia Nutritions
Surveys (SEANUTS), sekitar 24,1% anak laki-laki dan 24,3% anak
perempuan di Indonesia mengalami ukuran tubuh pendek (stunting). Ha- sil
Riset Kesehatan Dasar (2013), kejadian stunting pada balita di Sulawe- si
Barat masih tinggi, yaitu pada tahun 2010 sebesar 44,50% meningkat
menjadi 48,02% pada tahun 2013 dan saat ini prevalensi stunting Sulawe- si
Barat berada pada posisi kedua tertinggi di Indonesia. Model Pengem-
bangan Media Animasi ASAKI (Atasi Stunting Sejak Dini) adalah salah satu
metode edukasi gizi tentang stunting berupa pengertian, penyebab serta
pencegahannya dengan tujuan untuk memberikan gambaran dan pema-
haman khususnya kepada ibu hamil bahwa Sulawesi Barat dalam kondi- si
darurat stunting. Tujuan penlitian ini adalah untuk menilai efektivitas Media
Animasi ASAKI terhadap perubahan pengetahuan ibu hamil dalam
pencegahan stunting. Metode ini dilakukan pada 57 orang ibu hamil di
wilayah Puskesmas Binanga berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan setelah intervensi dengan
menggunakan media animasi ASAKI dengan nilai signifikansi <
65
Widyakarya Nasional Pangan Dan Gizi XI
POSTER NO 25
EKSPLORASI PRAKTIK PEMBERIAN PRELAKTEAL PADA BAYI DI
MASYARAKAT ADAT KALUPPINI DI SULAWESI SELATAN
Nurbaya *1
1 Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan Mamuju, Sulawesi Barat, 91511
*Korespondensi: bukansiti_nurbaya@yahoo.com; +628111520666
Abstrak
dapat menambah daya tahan tubuh menjadi lebih kuat. Kesimpulan: Ke-
percayaan dan pengetahuan tradisional masyarakat adat sangat mem-
pengaruhi praktik pemberian prelakteal. Hal ini merupakan tantangan bagi
tenaga kesehatan untuk melakukan pendekatan yang inovatif dan lebih
efektif dalam melakukan promosi kesehatan dan gizi dengan tetap
menghargai adat budaya pada masyarakat adat.
Abstrak
Latar belakang: Tantangan gizi yang dialami selama periode 1000 Hari
Pertama Kehidupan (1000 HPK) menentukan kualitas hidup dimasa yang
akan datang. Perlu pendekatan inovatif, aplikatif dan informatif plat- form basis
data dalam menyajikan informasi dengan metode pengumpu- lan data untuk
monitoring dan evaluasi program.
Method: Aplikasi berbasis teknologi android dan iPhone Operation
System (iOS) yang dapat digunakan oleh pemangku kebijakan di tingkat
pusat dan daerah, pemegang program serta petugas kesehatan dalam
wilayah kerja (kabupaten, kecamatan, desa) dengan melibatkan berbagai
tingkatan profesi petugas kesehatan dengan instansi kesehatan yang ter- kait
serta partisipasi masyarakat dalam program penyelamatan gizi 1000 HPK.
Hasil: Aplikasi terdiri dari 10 fitur utama yaitu fitur akun saya, fitur
peta akses ke fasilitas pelayanan kesehatan, fitur program suplementa-
si, fitur pemeriksaan, fitur status gizi balita, fitur safemotherhood, fitur
pendekatan multisektor, fitur tanya jawab langsung dengan petugas kese-
hatan (hotline services) oleh petugas kesehatan di wilayah kerja, dan fitur
tentang aplikasi. Aplikasi ini disertai bahan bacaan (Komunikasi, Informa- si
dan Edukasi) gizi bagi remaja putri, wanita prakonsepsi, ibu hamil, ibu
menyusui, bayi usia 0-6 bulan, bayi usia 6-12 bulan dan bayi usia 12-24
bulan sesuai dengan tahap periode emas.
69
Widyakarya Nasional Pangan Dan Gizi XI
POSTER NO 27
PENINGKATAN KAPASITAS KADER GIZI MELALUI SOCIAL MEDIA BASED
LEARNING ACTIVITY: PILOT PROJECT KOALISI DONOR LOKAL PEMERIN-
TAH DAERAH DAN UNIVERSITAS
*Korespondensi: zahraanggita@mail.ugm.ac.ic
Abstrak
practices, dan pemberian paket bahan makanan. Hasil: Pendekatan lo- cally
produced material untuk pembelajaran kader sangat tepat kare- na dengan
demikian menambah keyakinan dalam kemandirian belajar. Cara ini
memberikan kesempatan untuk semua kader berpartisipasi dan
menunjukkan kontribusi mereka dalam community learning. Sosial media
WhatsApp mendorong interaksi dinamis antar pihak universitas, kader, dan
ibu. Ibu secara aktif mengirimkan foto makanan olahan mereka. Sim- pulan:
Kader dan ibu mendapatkan pembelajaran berkelanjutan melalui grup
WhatsApp. Program seperti ini merupakan bentuk keberlanjutan proses
pembelajaran kader dan ibu dalam mengolah makanan sehat da- lam upaya
pencegahan stunting dengan melibatkan kerja sama pemerin- tah daerah dan
universitas.
Kata kunci: kader gizi; keberlanjutan proses belajar; university-community partner- ship;
social media based community health learning
72
Buku Panduan WNPG XI 2018
POSTER NO 28
PENGETAHUAN DAN SIKAP TOKOH AGAMA TENTANG 1000 HARI
PERTAMA KEHIDUPAN DALAM MENCEGAH STUNTING
Tetty Herta Doloksaribu *1 , Fanny Sri Ulina Sitorus 1 , dan Bibi Ahmad
Chahyanto 2
1 Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan, Lubuk Pakam, 20514 2
Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan Kota Sibolga, Sibolga, 22521
Abstrak
POSTER NO 29
FAKTOR REGULASI DAN RENDAHNYA PENGIMPLEMENTASIAN
KEBIJAKAN PEMERINTAH MERUPAKAN PEMICU TINGGINYA ANGKA
STUNTING DI BULUKUMBA, SULAWESI SELATAN
Abstrak
Kata kunci : Inisiasi Perda Stunting, Penurunan Angka Stunting. SUSUNAN KEPANI-
TIAAN
Widyakarya Nasional Pangan Dan Gizi XI
SUSUNAN KEPANITIAAN
SK Kepala LIPI Nomor 13/A/2018 Tanggal 2 Januari 2018
C. Tim Perumus
Bidang 1 : Prof. Dr. Ir. H. Hardinsyah, M.S. (PERGIZI PANGAN)
Bidang 2 : Prof. Dr. Ir. Sri Raharjo, M.Sc. (UGM)
79
Widyakarya Nasional Pangan Dan Gizi XI
Persidangan
Koordinator : Srining Widati, SH, MH (BKHH - LIPI)
Anggota : Yusuar, SH (BKHH - LIPI)
Opan Supandi, S.Kom., M.T.I (BPK - LIPI)
Veny Luvita M.T. (Puslit Metrologi - LIPI)
Dr. Rullyana Susanti, M.Si (Puslit Biologi - LIPI)
M. Yunus Zulkifli, S.S., M.A. (BKHH – LIPI)
Kehumasan
Koordinator : Dwie Irmawaty Gultom, Ph.D. (BKHH – LIPI)
Anggota : Purwadi, S.Sos. (BKHH – LIPI)
Lyra Verbita, S.I.Kom. (BKHH – LIPI)
Sri Nuryanti, SIP, M.A. (Puslit Politik – LIPI)
Akomodasi
Koordinator : Iwan, S.AP (BKHH – LIPI)
Anggota Kusharjati Ningrum (Biro Umum – LIPI)
Melinda Sinaga, S.Sos (Biro Umum – LIPI)
Listianingsih, S.Kom. (BKHH – LIPI)
Kesekretariatan
Koordinator : Agung Nugroho S. IP. (BKHH – LIPI)
Anggota : Agisa Kuntias, S. IA . (BKHH – LIPI)
Restu Riandini (Biro Umum – LIPI)
Renatha Rosdiana, S.IP. (BKHH – LIPI)
Ika Smaradhani, S.T. (BKHH – LIPI)
Iwan Ridwan Stiaji, MAP. (BKHH – LIPI)
Dyah Arum Kusumastuti, Sn (BKHH – LIPI)
81
Widyakarya Nasional Pangan Dan Gizi XI
Perlengkapan
Koordinator : Drs. Dedi Supratman (Biro Umum – LIPI)
Anggota : 1. Indra Mulia (BKHH – LIPI)
2. Reyder, S.Sos (BKHH – LIPI)
3.Eka Yudiarto, LLM (BKHH – LIPI)
4.Adib Hasan, SH (BKHH – LIPI)
Konsumsi
Koordinator : Dra. Retno Darwanti (BKHH – LIPI)
Anggota : Eka Zulfiany, S.Sos
Kesi Purnani (Biro Umum – LIPI)
Tim IT
Koordinator : Rachmat Hidayat, S.Kom (BKHH – LIPI)
Anggota : Nugraha Ramadhany, S.Kom (BKHH – LIPI)
Farham Harvianto , S.Kom BPK - LIPI
82
Buku Panduan WNPG XI 2018
Dokumentasi
Koordinator : Tommy Hendrix, S.T., M.Sc. BIT - LIPI
Fitria Laksmi Pratiwi, SE BIT - LIPI
Penny Sylvania Putri, M.Sn BIT - LIPI
Rusli Fazi, S.Sn. BMR (LIPI Press)
LOKASI KEGIATAN
A. Denah Sidang Pleno (Ruang Birawa)
84
Buku Panduan WNPG XI 2018