Anda di halaman 1dari 17

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Upaya Peningkatan Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian


Makanan Tambahan (PMT) Pada Bayi Dan Balita Di RW 07
Kelurahan Kuranji Kecamatan Kuranji Kota Padang

Disusun oleh:

Widya Lestari S.Sit.,M.Keb 1007098301 Ka prodi DIII KEBIDANAN


Ety Aprianti SKM,M.Kes 1028047501 Dosen Pembimbing
Eka Putri Primasari SKM,M.Kes Dosen Pembimbing
Nila Eza Fitria,S.ST.M.Kes 1026068502 Dosen Pembimbing
Anita Al Mukhairah 17211889 Anggota
Dian Rahmi Ersyam 17211892 Anggota
Elin Regina Putri 17211932 Anggota
Forty Mulyana 17211924 Anggota
Geni Muspida 17211896 Anggota
Mella Elviana 17211901 Anggota
Novrita 17211907 Anggota
Siti Rohani 17211913 Anggota
Sri Wahyuni 17211915 Anggota

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN


STIKES MERCUBAKTIJAYA PADANG
TAHUN 2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan : Kebutuhan PMT pada Bayi Dan Balita


Hari / Tanggal : Minggu, 22 desember 2019
Waktu : 09.00 wib - Selesai
Sasaran : Ibu Ibu Yang Memiliki Bayi Dan Balita
1. Latar Belakang

Pemberian makanan tambahan pada bayi merupakan salah satu upaya


pemenuhan kebutuhan gizi bayi sehingga bayi dapat mencapai tumbuh kembang yang
optimal (Sulastri, 2004 dalam Pardosi, 2009). Pemberian makanan tambahan pada
bayi adalah pemberian makanan atau minuman yang mengandung zat gizi pada bayi
atau anak usia 6-12 bulan untuk memenuhi kebutuhan gizi setelah pemberian ASI
eksklusif (Masyarakat 2017)
Pemberian makanan tambahan pada bayi harus dilakukan secara bertahap
untuk mengembangkan kemampuan bayi mengunyah, menelan, dan mampu
menerima bermacam-macam bentuk makanan yaitu dan cair kebentuk bubur kental,
sari buah, buah segar, makanan lumat, makanan lembek, dan akhirnya makanan
padat (Sugianti 2017)
Fenomena yang terjadi di masyarakat bahwa ibu yang tidak memberikan ASI
eksklusif lebih memilih memberikan susu formula atau makanan tambahan pada
bayi usia kurang dari enam bulan. Sebagian ibu menganggap bahwa dengan
memberikan makanan tambahan pada bayi usia kurang dari enam bulan akan dapat
memenuhi kebutuhan nutrisi bayi dan bayi tidak akan merasa kelaparan lagi. Di
samping itu, masih banyak ibu yang belum mengetahui manfaat pemberian ASI
eksklusif. Hal ini berbahaya dilihat dari sistem pencernaan bayi belum sanggup
mencerna atau menghancurkan makanan secara sempurna (Boedihardjo, 1994
dalam pardosi, 2009).
Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional menyatakan bahwa persentase ibu yang
memberi makanan tambahan terlalu dini kepada bayi usia 2-3 bulan sebanyak (32%)
dan bayi usia 4-5 bulan sebanyak (69%) di Indonesia (Susenas, 2002 dalam
Pardosi, 2009). World Health Organitation (WHO) 2008 mencatat jumlah ibu yang
memberi makanan tambahan pada bayi di bawah usia 2 bulan mencakup 64% total
bayi yang ada, 46% pada bayi usia 2-3 bulan dan 14% pada bayi usia 46 bulan
(Roesli, 2000 dalam Pardosi, 2009).
Berdasarkan Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2002
menunjukan bahwa bayi (33,11%) sudah mendapatkan makanan tambahan
sebelum usia 4 bulan, bayi (78,23%) sudah mendapat makanan tambahan saat bayi
usia 4 bulan atau lebih (Depkes RI, 2002 dalam Pardosi, 2009).
Pemberian makanan tambahan pada usia dini terutama makanan padat
justru menyebabkan banyak infeksi, kenaikan berat badan, alergi terhadap salah
satu zat gizi yang terdapat dalam makanan (Bruno 2019). Sedangkan pemberian
cairan tambahan meningkatkan risiko terkena penyakit. Karena pemberian cairan
dan makanan padat menjadi sarana masuknya bakteri patogen. Bayi usia dini sangat
rentan terhadap bakteri penyebab diare, terutama dilingkungan yang kurang
hygienis dan sanitasilingkungan.
Banyak sekali alasan kenapa orang tua memberikan makanan tambahan
6–12 bulan. Umumnya banyak ibu yang beranggapan kalau bayinya kelaparan dan
akan tidur nyenyak jika diberi makan. Kadang anak yang menangis terus di anggap
sebagai anak yang tidak kenyang padahal menangis bukan semata-mata tanda bayi
lapar. Belum lagi masalah banyak anggapan di masyarakat kita seperti oarang tua
terdahulu. Alasan lainya juga bisa dari tekanan lingkungan (WHO, 2001 dalam
Wardani, 2012).
2. Tujuan
1) Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah mengikuti penyuluhan selama 45 menit di harapkan Ibu - ibu yang
mempunyai balita usia 0-6 tahun di RW 07 mampu memahami/ mengetahui/
mengerti tentang gizi pada bayi dan balita
2) Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

Setelah mengikuti penyuluhan selama 45 menit di harapkan Ibu - ibu yang


mempunyai bayi dan balita usia 0 - 6 tahun di mampu memahami tentang:

a) Menjelaskan tentang pengertian PMT


b) Mengulang kandungan gizi yg di perlukan oleh bayi dan balita
c) Mengulang makanan yang tepat untuk bayi dan balita
d) Menjelaskan menu sehari untuk bayi dan balita
e) Mengulang anjuran untuk orang tua
f) mendemonstrasikan pembuatan PMT untuk bayi dan balita

3. Garis garis besar materi

a) Menjelaskan tentang pengertian gizi


b) Mengulang kandungan gizi yg di perlukan oleh bayi dan balita
c) Mengulang makanan yang tepat untuk bayi dan balita
d) Menjelaskan menu sehari untuk bayi dan balita
e) Mengulang anjuran untuk orang tua
f) Mendemonstrasikan pembuatan PMT untuk bayi dan balita

4. Metode
a) Ceramah
b) Tanya jawab
c) Demonstrasi

5. Media dan alat peraga


a) Power point
b) Leaflet
c) SAP

6. Waktu dan Tempat


a) Hari/Tanggal : Minggu, 22 desember 2019
b) Pukul : 09.00 WIB – selesai
c) Tempat : Mushola Baiturrahim

7. Setting tempat

Keterangan :
: Penyuluh :Peserta

:Moderator : Fasilitator

: Observer : Dokumentasi

: Media

8. Pengorganisasian

Moderator : Siti Rohani

Penyuluh : Novrita

Fasilitator : Sri Wahyuni

Geni Muspida

Mela Elviana

Dian Rahmi Ersyam

Anita Al Mukhairah

Elin Regina Putri

Observer : Forty Mulyana

9. Tugas

1. Moderator

a. Membuka acara penyuluhan

b. Memperkenalkan diri, penyuluh, dan fasilitator


c. Mengatur jalannya penyuluhan

d. Membuka sesi tanya jawab

e. Menutup acara penyuluhan

2. Penyuluh

a. Memberikan materi penyuluhan

b. Menjawab pertanyan dari audien Proses Kegiatan Penyuluhan

10. Kriteria Evaluasi


1. Evaluasi Struktur
a) Peserta hadir ditempat penyuluhan
b) Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Di MUSHOLA
BAITURRAHIM
c) Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya.

2. Evaluasi Proses

a) Peserta antusias terhadap materi penyuluhan

b)Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar

3. Evaluasi Hasil

Setelah penyuluhan diharapkan sekitar 80% peserta penyuluhan mampu


mengerti dan memahami penyuluhan yang diberikan sesuai dengan tujuan khusus

11. Proses Kegiatan Penyuluhan

N Urutan Kegiatan
Waktu
o kegiatan Penyuluh Peserta
1 Pembukaan a) Memberi salam a) Membalas 2
pembuka dan salam menit
perkenalan diri b) Mendengarkan
b) Menjelaskan tujuan Memberi
Kontrak waktu respon
2 Penyajian Mendengarkan 33
(inti a) Pengertian pmt dengan penuh menit
penjelasan) b) Kandungan gizi yg di perhatian
perlukan oleh bayi dan
balita
c) Makanan yang tepat
untuk bayi dan balita
d) Menu sehari untuk bayi
dan balita
e) Anjuran untuk orang tua
f) Mendemonstrasikan
pembuatan PMT untuk
bayi dan balita

3 Penutup a) Tanya jawab a) Menanyakan 10


b) Menyimpulkan hasil hal yang belum menit
penyuluhan jelas
c) Memberikan salam b) Aktif bersama
penutup menyimpulkan
Membalas
salam
MATERI :

KEBUTUHAN PMT PADA BAYI DAN BALITA

1.1. Pengertian PMT

Makanan tambahan adalah makanan bergizi yang merupakan tambahan dalam


pemenuhan asupan zat gizi. Setelah bayi berusia lebih dari 6 bulan, kebutuhan gizinya
semakin meningkat. Konsumsi ASI saja tidak cukup untuk menunjang pertumbuhan
bayi karena semakin lama produksi ASI oleh ibu bayi makin sedikit sedangkan zat zat
gizi justru makin meningkat. Lepas dari periode ASI esklusif sebaiknya anak mulai
dikenalkan dengan makanan tambahan.

1.2. Kandungan Zat Gizi yang Diperlukan Bagi Bayi dan Balita :

1. Protein
Dua jenis protein yaitu: protein hewani, yang didapati dari daging hewan
(telur,susu,daging) dan protein nabati (tempe,tahu) yang didapat dari tumbuh-tumbuhan.
Nilai gizi protein hewani lebih besar dari protein nabati dan lebih mudah diserap oleh
tubuh. Walaupun demikian, kombinasi penggunaan protein nabati dan hewani sangat
dianjurkan.

Fungsi Protein:
a) .Penunjang pertumbuhan
Protein merupakan bahan padat utama dari otot organ dan glandula endoterm.
Merupakan unsure utama dari matriks tulang dan gigi,kulit,kuku,rambut,sel darah
dan serum.

b) Pengaturan proses tubuh


Mengatur keseimbangan air dan elektrolit dalam tubuh. Protein juga
mempertahankan ketahanan terhadap mikroorganisme yang mengadakan invasi
karena antibody bersifat protein.

2. Energi
Protein merupakan sumber energi potensial, setiap gram menghasilkan sekitar 4 kkal.
Jika protein digunakan untuk energi maka tidak akan dipakai untuk kebutuhan sintesis.
Sumber Protein : ASI, susu formula, sereal/gandum, telur, tahu, tempe, ikan, daging.
3. Karbohidrat
Karbohidrat adalah sumber tenaga bagi anak, Bayi yang baru mendapat asupan
makanan dari ASI. Pada anak yang lebih besar yang sudah mendapat makanan tambahan
pendamping ASI, karbohidrat dapat diperoleh dari makanan yang mengandung
tepung.seperti: bubur susu, sereal,roti,nasi tim atau nasi. Apabila tidak mendapatkan
asupan karbohidrat yang memadai untuk menghasilkan energi, tubuh akan memecah
protein dan lemak cadangan dalam tubuh

4. Lemak
Pada dasarnya lemak tidak banyak dibutuhkan dalam jumlah besar kecuali lemak
esensial, yaitu asam linoleat dan asam arakidonat. Pada anak usia bayi sampai kurang
lebih tiga bulan, lemak merupakan sumber gliserida dan kolesterol yang tidak dapat
dibuat dari karbohidrat. Lemak berfungsi untuk mempermudah absorbsi vitamin yang
larut dalam lemak yaitu vitamin A, D, E dan K.
Jumlah dan jenis lemak yang dikonsumsi sehari-hari berpengaruh bagi perkembangan
dan pertumbuhan anak. Pengaruh tersebut terjadi melalui kandungan kalori atau energi
yang dimiliki dan peranan asam-asam lemak tertentu yang terdapat di dalamnya. Bagi
bayi, sumber lemak yang ideal dalam air susu ibu (ASI). Sekitar 50 – 60 Persen energi
yang yang terkandung dalam ASI berasal dari lemak susu. Selama masa penyapihan ,
konsumsi lemak harus dijaga jangn sampai terlalu rendah dari jumlah yang dibutuhkan.
Penggunaan lemak, terutama minyak nabati dalam makanan sapihan atau makanan
tambahan bagi bayi dn balita adalah cara efektif untuk memenuhi kebutuhan energy.
Bagi bayi dan balita, rekomendasi yang diberikan adalah sebagai berikut (1) sedapat
mungkin bayi diberikan ASI, (2) komposisi asam lemak dalam formula makanan bayi
harus disesuaikan dengan jumlah dan proporsi asam lemak yang terkandung dalam ASI,
dan (3) selama masa sapihan atau paling sampai bayi umur 2 tahun, kebutuhan energi
yang berasal dari lemak harus sebanyak 30-40 persen dari total energi yang dibutukan
per hari, dengan komposisi asam lemak yang semirip mungkin dengan ASI mereka.

5. Vitamin
Vitamin adalah sejumlah zat yang terdapat dalam makanan, yang berfungsi untuk
mempertahankan fungsi tubuh Kekurangan vitamin akan menyebabkan tubuh cepat
merasa lelah, kurang nafsu makan, kerusakan pembuluh darah dan sel saraf serta dapat
mengurangi ketajaman penglihatan. Vitamin C penting untuk tubuh untuk pembentukan
substansi antar sel, meningkatkan daya tahan tubuh dan meningkatkan absorbsi zat besi
dalam usus.Vitamin D penting untuk penyerapan dan metabolisme kalsium dan posfor,
pembentukan tulang dan gigi.
Sumber-sumber vitamin :
 Vit A : tomat, wortel, sayur-sayuran hijau
 Vit B : beras merah
 Vit C : jeruk, jambu biji
 Vit D : buah dan sayur
 Vit K : jambu biji

6. Mineral
 Mengaktifkan metabolisme tubuh
 ASI, susu formula, garam dapur, hati

1.3. Makanan Yang Tepat Untuk Bayi

 Usia 0-6 Bulan

1. Makanan yang diberikan hanya berupa ASI


2. Tanpa ada pemberian makanan atau minuman lain selain ASI (ASI eksklusif)
3. ASI diberikan setiap kali bayi menginginkan
4. Sedikitnya 8 kali sehari, pagi siang, sore maupun malam.

 Usia 6-9 Bulan

1. Memperkenalkan makanan pendamping ASI dalam bentuk makanan lumat (tekstur


makanan cair dan lembut)
2. Contoh : bubur buah, bubur susu atau bubur sayuran yang dihaluskan, bubur
sumsum, nasi tim saring
3. ASI tetap diberikan dimana ASI diberikan terlebih dahulu kemudian makanan
pendamping ASI.
4. Frekuensi pemberian : 2-3 kali sehari makanan lumat
5. ASI sesering mungkin. Jumlah setiap kali makan : 2-3 sendok makan penuh setiap
kali makan, secara bertahap ditingkatkan sampai 1/2 mangkuk berukuran 250 ml
setiap kali makan

 Usia 9-12 Bulan

1. Memberikan makanan pendamping ASI dalam bentuk makanan lunak atau


lembik(dimasak dengan banyak air dan tampak berair ) atau dicincang yang mudah
ditelan anak
2. Contoh : bubur nasi, bubur ayam, nasi tim, kentang puri
3. Untuk makanan selingan yang dapat dipegang anak diberikan di antara waktu
makan lengkap
4. ASI masih tetap diberikan.
5. Frekuensi pemberian : 3-4 kali sehari makanan lembek + 1-2 kali sehari makanan
selingan atau bergantung pada nafsu makan bayi + Pemberian ASI. Jumlah setiap
kali makan : ½ sampai dengan ¾ mangkuk berukuran 250 ml

 Usia 12-24 Bulan


1. Mulai memperkenalkan makanan yang berbentuk padat atau biasa disebut dengan
makanan keluarga, tetapi tetap mempertahankan rasa
2. Menghindari memberikan makanan yang dapat mengganggu organ pencernaan,
seperti makanan terlalu berbumbu tajam, pedas, terlalu asam atau berlemak.
3. Finger snack atau makanan yang bisa dipegang seperti cookies, nugget atau
potongan sayuran rebus atau buah baik diberikan untuk melatih keterampilan
dalam memegang makanan dan merangsang pertumbuhan giginya
4. Pemberian ASI masih tetap diteruskan sampai anak berumur dua tahun.
5. Frekuensi pemberian : 3-4 kali sehari makanan keluarga + 1-2 kali sehari makanan
selingan atau bergantung pada nafsu makan bayi + Pemberian ASI. Jumlah setiap
kali makan : semangkuk penuh berukuran 250 ml

1.4. Menu Makanan Sehari Untuk Bayi

Waktu Usia Usia Usia Usia Usia Usia Usia

0-6 Bulan 6-7 Bulan 7-8 Bulan 8-9 Bulan 9-10 Bulan 11-12 Bulan 1-2 Tahun
Makan
06,00 ASI ASI ASI ASI ASI ASI ASI
Sekehendak Sekehendak
Sekehendak
08.00 Bubur Susu Nasi Tim Menu
Keluarga
09,00 Buah/Sari Buah/Sari Buah/Sari
Buah Buah Buah
10.00 Buah/Puding Buah/Puding
Buah/Puding
12.00 ASI Bubur Susu BuburSusu
13.00 Tim Saring Nasi Tim Menu

Keluarga
15.00 Buah/Sari Bubursaring Biskuit Biskuit Biskuit Biskuit
Buah
18.00 ASI ASI Tim Tim Saring Nasi Tim Menu
Saring Keluarga
21.00 ASI ASI ASI ASI ASI ASI

1.5. Makanan pada balita

1. Makanan pokok

Anda bisa memberikan anak nasi dalam sehari sebanyak 300 gram atau sekitar 3-4
centong nasi (berarti satu centong setiap kali makan berat). Tidak hanya dengan nasi,
Anda juga bisa mengganti nasi dengan sumber karbohidrat yang lain. Nasi 3-4 centong
mengandung 525 kalori – setara dengan 210 gram roti atau 630 gram kentang.

Dari total makanan pokok dalam sehari ini, Anda bisa membagi-bagi jumlah ini di
saat makanan utama maupun selingan.

Misalnya, makan nasi di waktu makan pagi 80 gram, siang 100 gram, dan malam
100 gram. Camilan sorenya bisa dengan selembar roti tawar lembar dengan margarin dan
meises secukupnya.

2. Lauk hewani
Lauk hewani yang dianjurkan khususnya bagi anak yang sudah 3 tahun ke atas
sebanyak 125 gram dalam sehari dan 200 mililiter susu dalam sehari. Lauk hewani ini bisa
didapatkan dari ikan, daging sapi, daging ayam, telur, udang, dan lain-lain.

Contohnya saat makan pagi anak makan sebutir telur. Sekitar 2 jam kemudian minum
secangkir susu, dilanjutkan makan siang dengan sepotong daging ukuran sedang, makan
malam dengan sepotong ayam (sekitar 40 gram), dan sebelum tidur minum secangkir susu.

3. Lauk nabati

Lauk nabati yang dibutuhkan sekitar 100 gram dalam sehari. Lauk nabati bisa
didapatkan dari tempe, tahu, kacang hijau, dan kacang-kacangan lainnya.

Contohnya makan siang lauk hewani ditambah sepotong tempe, camilan sore dengan
bubur kacang hijau sekitar 1,5 sendok makan (15 gram), dan makan malam ditambah
dengan sepotong tahu ukuran besar.

4. Sayur dan buah


Anak balita membutuhkan sebanyak 100 gram sayur dan 400 gram buah dalam
sehari.Sayur bisa Anda berikan pada setiap makan berat, dari pagi, siang, hingga malam.
Seratus gram sayur ini setara dengan semangkuk penuh sayuran yang biasa dimakan orang
dewasa. Dari semangkuk penuh sayuran itu bisa Anda bagi 3 waktu makan untuk balita.

Misalnya ¼ mangkuk sayur bayam untuk pagi hari, ½ mangkuk sayur brokoli saat
makan siang, dan ¼ mangkuk sayur buncis di malam hari.

Untuk buah, dibutuhkan sekitar 400 gram buah pepaya (2 potong besar) dalam sehari.
Selain dengan pepaya, Anda bisa menggantinya dengan yang setara seperti 2 potong besar
buah melon, atau 2 buah pisang ambon, atau 1,5 buah mangga dalam sehari. Buah ini bisa
Anda berikan sebagai camilan atau setelah makan berat.

 Contoh menu sehari untuk Balita

Waktu Makanan Menu


Pagi 1gelas susu
Pancake isi nasi goring
Selingan Bubur kacang hijau
Makan siang Nasi tim,ikan panggang kecap,tempe
goring,sayur bayam dan papaya
Selingan Pizza ikan
Makan malam Nasi tim,ayam goring,bakso tahu bihun
kuah,tumis kacang panjang,jeruk
Sebelum tidur 1 gelas susu
1.6. ANJURAN BUAT ORANG TUA :

* Berikan ASI selama 2 tahun


* Berikan ASI ekslusif selama 6 bulan
* Berikan makanan tambahan sesuai umur bayi/ balita anda
* Berikan makanan dengan gizi yang seimbang
* Timbang berat badan anak anda secara teratur
Daftar pustaka
Suhardjo (1992). Pemberian makanan pada bayi dan anak. Jakarta : Kanisius

Supartini.Y. (2002). Buku Ajar : Konsep dasar keperawatan anak. Jakarta : EGC

Soekirman. (2000). Ilmu gizi dan aplikasinya untuk keluarga dan masyarakat. Jakarta :
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Bruno, Latour. 2019. “済無No Title No Title.” Journal of Chemical Information and

Modeling 53(9):1689–99.
Masyarakat, Jurnal Kesehatan. 2017. “PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN
TAMBAHAN PEMULIHAN ( PMT-P ) TERHADAP PERUBAHAN STATUS GIZI
BALITA GIZI BURUK TAHUN 2017 ( Studi Di Rumah Gizi Kota Semarang )
Sugianti. 2017. “Evaluation of Feeding â€TM S Programme To the Malnutrition.” Jurnal
Cakrawala 11(2):217–24.

Anda mungkin juga menyukai