Anda di halaman 1dari 16

SATUAN ACARA PENYULUHAN GIZI SEIMBANG PADA

ANAK DI RW 08 KELURAHAN PERHENTIAN


MARPOYAN

KELOMPOK 04
Ardiansyah, S. Kep
Fauzan Risyadi, S. Kep
Yola Afrida, S. Kep
Lilik Tri Rahayu, S. Kep
Apriliana Afghani, S. Kep
Restika Zulina, S. Kep
Desi Apriani, S. Kep
Cindi Febriani, S. Kep
Reza Rezky M, S. Kep
Nindy Indah P, S. Kep
Fenty Fajri, S. Kep
Eny Purwa Ningsih, S. Kep
Nia Maryuni, S. Kep

PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN KOMUNITAS


PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
STIKes HANG TUAH PEKANBARU
PEKANBARU 2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Gizi Seimbang


Sub Pokok Bahasan : Gizi Seimbang untuk Anak
Sasaran : orang tua anak rw 08
Waktu : 30 menit
Hari/Tanggal : Selasa, 17 MEI 2022
Tempat : pondok posyandu
Penyuluh : Kelompok 04 NERS Universitas Hang Tuah Pekanbaru

A. Latar Belakang
Konsumsi gizi yang baik dan cukup seringkali tidak bisa dipenuhi oleh seorang
anak karena faktor eksternal maupun internal. Faktor eksternal menyangkut keterbatasan
ekonomi keluarga sehingga uang yang tersedia tidak cukup untuk membeli makanan.
Sedangkan faktor internal adalah faktor yang terdapat di dalam anak yang secara
psikologis muncul sebagai problema makan pada anak.
Anak-anak memang sudah bisa makan apa saja seperti halnya orang dewasa. Tetapi
merekapun bisa menolak bila makanan yang disajikan tidak memenuhi selera mereka.
Oleh karena itu sebagai orang tua kita juga harus berlaku demokratis untuk sekali-kali
menghidangkan makanan yang memang menjadi kegemaran si anak.
Intake gizi yang berperan penting di dalam mencapai pertumbuhan badan yang
optimal. Pertumbuhan badan yang optimal ini mencakup pula pertumbuhan otak yang
sangat menentukan kecerdasan seseorang. Faktor lain yang terlihat pada lingkungan
masyarakat adalah kurangnya pengetahuan ibu mengenai gizi yang harus dipenuhi anak
pada masa pertumbuhan. Ibu biasanya justru membelikan makanan yang enak kepada
anaknya tanpa tahu apakah makanan tersebut mengandung zat gizi yang cukup atau
tidak, dan tidak mengimbanginya dengan makanan sehat yang mengandung banyak gizi.

B. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan selama 30 menit tentang gizi seimbang pada
anak, keluarga anak dapat mengerti, memahami, dan melaksanakan pemenuhan gizi
anak secara adekuat.
C. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, sasaran diharapkan mampu:
1. Memahami pengertian gizi seimbang
2. Memahami gizi seimbang untuk anak
a. Gizi seimbang untuk anak usia 6 bulan – 2 tahun
b. Gizi seimbang untuk anak usia 3 – 5 tahun
c. Gizi seimbang untuk anak usia 6 – 9 tahun

D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab

E. Media
1. Leaflet/Poster

F. Prosedur Kegiatan
No Waktu Rencana Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1. 5 menit Pembukaan:
a. Memberikan salam a. Menjawab salam
b. Perkenalan b. Mendengarkan dan
c. Menjelaskan tujuan memperhatikan
d. Menyampaikan kontrak waktu c. Menjawab pertanyaan
e. Menyebutkan materi yang akan penyuluh
diberikan
f. Apersepsi dengan menanyakan
kepada pasien atau keluarga
pasien apakah ada yang sudah
pernah atau mengetahui tentang
gizi secara umum
2. 15 menit Pelaksanaan:
a. Pengertian gizi seimbang a. Mendengarkan dan
b. Memahami gizi seimbang untuk memperhatikan
anak b. Bertanya
1) Gizi seimbang untuk anak
usia 6 bulan – 2 tahun
2) Gizi seimbang untuk anak
usia 3 – 5 tahun
3) Gizi seimbang untuk anak
usia 6 – 9 tahun
3. 10 menit Penutup:
a. Evaluasi a. Menyebutkan dan
1) Mengevaluasi penerimaan menjelaskan
informasi (pre-test dan b. Memperhatikan
post-test) c. Menjawab salam
2) Memberikan pertanyaan
lisan
b. Menyimpulkan hasil
penyuluhan
c. Mengucapkan salam penutup

Setting tempat

2 3

4 4

5 6
Keterangan:
1. Media
2. Moderator
3. Penyaji
4. Peserta
5. Observer
6. Fasilitator

G. Pengorganisasian
Moderator : Apriliana Afghani
Penyaji :
Observer :
Fasilitator :
Pembawa Media :

H. Rencana Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Persiapan materi
Materi disiapkan dalam bentuk makalah dan dibuat dalam bentuk media poster dan
leaflet dengan ringkas, menarik, lengkap, mudah dimengerti oleh peserta penyuluhan.
b. Persiapan media
Media yang digunakan dalam penyuluhan semua lengkap dan dapat digunakan
dalam penyuluhan, yaitu:
1) Poster
2) Leaflet
c. Persiapan tempat
Tempat yang digunakan dalam penyuluhan adalah Ruang penunggu pasien di poli
anak.
d. Persiapan alat
Alat yang perlu dipersiapkan dalam pemberian penyuluhan antara lain, tempat
duduk, media penyuluhan, konsumsi peserta, serta alat tulis bagi penyuluh.
e. Persiapan peserta
Peserta penyuluhan terdiri dari beberapa orang pasien yang berada di Ruang poli
anak
2. Evaluasi proses
Audiens mengikuti jalannya penyuluhan dengan baik dan penuh antusias. Selama
proses penyuluhan berlangsung, pasien dan keluarga menjawab pertanyaan dan
mahasiswa melakukan komunikasi dua arah untuk saling mengenal dan menjelaskan
tujuan penyuluhan yang diberikan sehingga peserta dapat mengikuti penyuluhan dengan
penuh perhatian.
3. Evaluasi hasil
Peserta penyuluhan mengerti apa yang telah disampaikan dengan kriteria mampu
menjawab pertanyaan dalam bentuk pre-test dan post-test serta pertanyaan dalam bentuk
lisan yang akan diberikan oleh penyuluh dan peserta mampu:

a. Memahami pengertian gizi seimbang


b. Memahami gizi seimbang untuk anak
1) Gizi seimbang untuk anak usia 6 bulan – 2 tahun
2) Gizi seimbang untuk anak usia 3 – 5 tahun
3) Gizi seimbang untuk anak usia 6 – 9 tahun
Lampiran 1.

MATERI GIZI SEIMBANG UNTUK ANAK

A. Pengertian Gizi Seimbang

Gizi Seimbang adalah susunan pangan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam
jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan prinsip
keanekaragaman pangan, aktivitas fisik, perilaku hidup bersih dan mempertahankan
berat badan normal untuk mencegah masalah gizi.
Berbagai definisi atau pengertian mengenai Gizi Seimbang (Balanced Diet) telah
dinyatakan oleh berbagai institusi atau kelompok ahli, tetapi pada intinya definisi Gizi
Seimbang mengandung komponen-komponen yang lebih kurang sama, yaitu: cukup
secara kuantitas, cukup secara kualitas, mengandung berbagai zat gizi (energi, protein,
vitamin dan mineral) yang diperlukan tubuh untuk tumbuh (pada anak-anak), untuk
menjaga kesehatan dan untuk melakukan aktivitas dan fungsi kehidupan sehari-hari
(bagi semua kelompok umur dan fisiologis), serta menyimpan zat gizi untuk mencukupi
kebutuhan tubuh saat konsumsi makanan tidak mengandung zat gizi yang dibutuhkan.
B. Gizi Seimbang untuk Anak
1. Gizi seimbang untuk anak usia 0-2 tahun
a. Variasi makanan
1) Makanan bayi 0-6 bulan: ASI eksklusif
ASI adalah makanan (sekaligus minuman) satu-satunya sumber zat gizi yang paling
sempurna bagi bayi usia 0-6 bulan. ASI memiliki jumlah lemak, gula, protein, air, dan
zat-zat gizi lain untuk memenuhi pertumbuhan, perkembangan, dan kebutuhan energi
bayi. ASI dapat menyediakan zat-zat gizi yang cukup untuk mendukung tumbuh
kembang optimal bayi selama 6 bulan pertama kehidupannya.
ASI juga mempunyai keunggulan yang tidak dimiliki susu formula. ASI
mengandung zat kekebalan tubuh yang dapat melindungi bayi dari alergi dan penyakit-
penyakit, seperti diare, infeksi usus, penyakit pernapasan. ASI mengandung paling
sedikit seratus zat yang tidak terdapat dalam susu formula bayi.
Oleh karena itu, pemberian ASI dianjurkan dilakukan secara eksklusif – tanpa
tambahan cairan dan /atau makanan apapun – selama 6 bulan pertama kehidupan bayi.
Pemberian dilakukan sejak sejam setelah bayi dilahirkan atau Inisiasi Menyusui Dini
(IMD). Berikan kolostrum dan hindari susu formula.
2) Makanan anak usia 6 bulan – 2 tahun: ASI dan MP-ASI
Setelah mencapai usia 6 bulan, bayi tetap memperoleh ASI. Akan tetapi, seiring
dengan pertumbuhan bayi yang cepat dan ukuran bayi menjadi besar, ASI saja tidak lagi
mencukupi zat gizi yang dibutuhkan, oleh karena itu perlu ditambah makanan
pendamping ASI (MP-ASI). Sistem pencernaan bayi setelah berusia 6 bulan juga sudah
lebih siap untuk menerima makanan selain ASI. Bayi pun sudah mempunyai refleks
mengunyah, disamping pemberian MP-ASI juga merupakan persiapan atau masa
peralihan menuju makanan keluarga setelah anak berusia 1 tahun.
MP –ASI adalah makanan dan minuman yang diberikan secara beragam kepada
bayi selain ASI. Ada 2 jenis MP-ASI, yaitu MP-ASI yang dibuat sendiri di rumah (MP-
ASI keluarga) dan MP-ASI siap saji (pabrikan). Pemberian MP-ASI dilakukan secara
bertahap, dari makanan bertekstur lunak (bubur susu, lalu bubur saring), lembek (bubur
biasa, lalu nasi tim), hingga padat (nasi biasa/makanan keluarga), sesuai dengan tingkat
usia bayi. Berikut tahapan pemberiannya:
 Bayi 6-7 bulan: bentuk lembut/lumat
Untuk buah dapat diberikan pisang, jeruk, labu, dan pepaya. Diamping buah dapat
diberikan bubur susu dan biskuit yang dicairkan dengan ASI. Buah diberikan sebanyak
2 sendok makan sekali makan dan 2 kali sehari. Setiap jenis buah diberikan 2-3 hari
berturut-turut agar anak dapat mengenal rasanya. Setelah itu baru mengenalkan buah
lain. Setelah bayi mengenal rasa-rasa buah. Baru dapat ditambahkan bubur susu.
Di usia 7 bulan, selain bubur susu dan buah, mulailah memberikan bubur saring
yang dibuat dari bahan makanan sumber karbohidrat, seperti beras, makaroni, kentang,
kacang hijau, atau roti, dilengkapi dengan protein hewani dan nabati, serta sayur. Untuk
protein hewani, mulailah dari kuning telur karena mudah didapat dan tidak
menimbulkan alergi. Campur bahan-bahan tersebut, kemudian haluskan dengan cara
diblender atau diulek di atas saringan. Sebagai perkenalan, berikan 2 sendok makan
sekali makan untuk 2-3 kali sehari. Selanjutnya tingkatkan jumlahnya hingga akhirnya
mencapai paling sedikit 7 sendok makan.
 Bayi 8-9 bulan
Dapat diberikan bubur biasa dengan jumlah pemberian minimal 8 sendok makan
untuk sekali makan. Kandungan gizi bubur ini sedikit demi sedikit ditambah dengan zat
lemak, seperti santan dan minyak. Perkenalkan juga dengan makanan selingan seperti
bubur kacang hijau, puding dari susu dan buah atau biskuit.
 Bayi 10-12 bulan
Di usia ini bayi sudah diperkenalkan pada makanan keluarga, sehingga di usia 12
bulan sudah dapat makan bersama keluarga. Mulanya si kecil dapat mengonsumsi nasi
lembek, lalu perlahan-lahan diitingkatkan hingga akhirnya mendekati kepadatan
makanan keluarga. Makanan selingan yang bergizi diberikan seperti bubur kacang hijau,
biskuit, papaya, atau jeruk, dan pisang.
 Anak 1-2 tahun
Setelah usia setahun, anak harus diperkenalkan dengan makanan keluarga. Untuk
mengenalkan makanan keluarga, bukan hanya perprinsip gizi seimbang, melainkan juga
dengan membiasakan pola makan keluarga sehari-hari seperti sarapan, makan siang dan
malam, yang diselengi camilan diantara dua waktu makanan utama. Porsi makanan nak
usia ini kira-kira separuh dari porsi orang dewasa.
b. Pola hidup bersih
Sejak bayi, pola hidup bersih dan sehat harus sudah ditanamkan, antara lain:
1) Kebersihan dalam pengolahan dan penyajian makanan
2) Kebersihan tubuh
3) Kebersihan gigi dan mulut
4) Cukup tidur
5) Pemberian imunisasi
c. Aktivitas fisik
1) Aktivitas bayi 0-6 bulan
Aktivitas fisik yang dimaksud adalah stimulasi yang diberikan berkaitan dengan
perkembangan panca indra dan kemampuan motorik. Aktivitas itu antara lain
mengangkat kepala dalam posisi ditengkurapkan, menggapai dengan satu tangan dalam
posisi tengkurap, mengangkat dua tangan, berguling ke samping, mengangkat badan
dengan tangan lurus (pusp-up).
2) Aktivitas anak 6 bulan – 2 tahun
Seiring bertambahnya usia, kemampuan si kecil pun semakin berkembang.
Beberapa permainan/aktivitas fisik yang dapat dilakukan anak usia 6 bulan – 2 tahun
antara lain permainan cilukba, permainan dorong-dorongan, permainan panjat bantal,
permainan menggulirkan bola, permainan menjatuhkan mainan ke wadah.
d. Pemantauan berat badan ideal
Anak sehat, tambah umur, tambah berat badan dan panjang/tinggi badan. Apabila
dari penimbangan BB dua bulan berturut-turut tidak terjadi tambahan BB, berarti
pertumbuhan anak terganggu, yang merupakan tanda awal kekurangan gizi. Untuk
mencegah hal tersebut, BB anak harus ditimbang setiap bulan dan PB/TB diukur setiap
3 bulan secara teratur di Posyandu atau tempat lain yang dapat melakukan penimbangan
BB dan pengukuran PB/TB.
Anak usia 1-3 tahun merupakan konsumen pasif, artinya anak menerima makanan
dari apa yang disediakan ibunya. Dengan kondisi demikian, sebaiknya anak balita
diperkenalkan dengan berbagai bahan makanan. Laju pertumbuhan masa batita lebih
besar dari masa usia prasekolah sehingga diperlukan jumlah makanan yang relatif lebih
besar. Namun, perut yang masih lebih kecil menyebabkan jumlah makanan yang mampu
diterimanya dalam sekali makan lebih kecil daripada anak yang usianya lebih besar.
Oleh karena itu, pola makan yang diberikan adalah porsi kecil dengan frekuensi sering.
2. Gizi seimbang untuk anak usia 3-5 tahun
a. Variasi makanan
Keragaman makanan anak setiap hari harus memenuhi kebutuhan akan makanan
pokok, lauk pauk, sayur, dan buah. Pada prinsipnya, setiap makanan yang dihidangkan
dari makanan pagi, siang, dan malam, serta makanan selingan harus terdiri dari makanan
pokok, lauk pauk, sayur, dan buah, sehingga seluruh makanan akan memenuhi prinsip
Gizi Seimbang.
Contoh set hidangan balita:
Bahan Energi
Waktu Menu Berat
Makanan (kkal)
Siang Nasi Nasi 125
Ayam Goreng Ayam 25
Kremes Tepung beras 2,5
Tepung sagu 2,5
Minyak 2,5
Perkedel Tahu Tahu 50
Kukus Telur 10
Minyak 1,25
Sayur Sup Kacang merah 12,5
Kacang Merah Wortel 15
Kol 10
Buah Semangka 75
470
Selingan Sore Puding Susu Tepung agar 2
Buah Susu sapi 100
Gula 10
Pepaya 10
Melon 10
Jeruk 20
135
b. Pola hidup bersih
Kebiasaan pola hidup bersih pada anak usia ini antara lain mencuci tangan hingga
bersih dengan menggunakan sabun dan mebilasnya di pancuran atau air mengalir. Cuci
tangan harus dilakukan sebelum dan setelah makan, setelah bermain, dan setelah buang
air kecil atau besar, lalu keringkan dengan tisu/lap bersih. biasakan menggunakan tutup
saji, tidak memegang makanan langsung dengan tangan, tetapi dengan menggunakan
sendok. Menjaga kebersihan gigi dan mulut serta kebersihan badan, serta melakukan
imunisasi.
c. Aktivitas fisik
Aktivitas fisik yang dianjurkan untuk anak balita adalah aktivitas fisik yang banyak
mengeluarkan tenaga, seperti kejar-kejaran, lempar bola, loncat bantal, main sepeda,
berenang, bola kaki, jalan/lari pagi.
d. Pemantauan berat badan ideal
Untuk mengetahui ada tidaknya penuruan atau kenaikan berat badan dapat dilihat
pada Kartu Menuju Sehat (KMS). Prinsipnya adalah anak yang sehat, bertambah umur,
bertambah berat badan.
3. Gizi seimbang untuk anak usia 6-9 tahun
a. Variasi makanan
Gizi seimbang bagi anak usia ini dipenuhi setiap hari dengan makanan yang
beraneka ragam, baik pada saat makan pagi (sarapan), makan siang, dan makan malam.
Biasakan makan pagi yang menyumbang seperempat kebutuhan gizi, terutama energi.
Jenis bisa beranekaragam, antara lain nasi dan lauk-pauk atau bahan makanan pengganti
lainnya dengan kandungan zat gizi yang baik.
Biasakan anak membawa bekal makanan dan minuman agar tidak jajan di sekolah.
Berikan anak air minum minimal 2 liter. Sampaikan pula pada anak manfaat air minum.
Untuk mendidik agar anak menyukai sayur, maka makanan bekal dapat berupa buah
atau makanan mengandung sayur, misal, puding buah, pastel, lumpia, arem-arem isi
sayuran dan daging.
Bahan Energi
Waktu Hidangkan Berat (g)
makanan (kkal)
Malam Nasi Nasi 100
Goreng Telur 25
Teri Teri medan 7,5
Wortel 25
Buncis 25
Minyak 7,5
Oseng Tahu 50
Tahu Minyak 1,25
Jus Jambu Jambu 50
Biji Gula pasir 6,5
Nilai gizi 436

b. Pola hidup bersih


Meski sejak dini anak sudah dibiasakan menjalankan pola hidup bersih, tetapi di
usia ini anak masih tetap membutuhkan bimbingan dan pendampingan dari oleh orang
tua. Oleh karena itu, ingatkan anak untuk menjaga kebersihan tubuh dan lingkungan,
seperti menggosok gigi, mandi, mencuci tangan dengan sabun, dan membuang sampah
pada tempatnya agar terhindar dari serangan berbagai penyakit infeksi.
c. Aktivitas fisik
Aktivitas fisik mampu merangsang perkembangan otot-otot sehingga berpengaruh
terhadap pertumbuhan yang optimal. Gerak motorik kasar yang dilakukan pada usia
pertumbuhan ini sangat banyak manfaatkan, diantaranya membuat tubuh lebih lentur,
otot dan tulang semakin kuat, serta menjaga kebugaran. Penting diperhatikan, pola
makan ber-Gizi Seimbang bagi anak yang aktif karena aktivitas fisik yang tinggi banyak
menguras energi dan zat gizi. Apalagi di usia sekolah, umumnya anak sedang senang-
senangnya melakukan aktivitas luar ruang. Sangat banyak aktivitas fisik, baik bermain
maupun olahraga, yang menyehatkan bagi anak usia ini, seperti bola kaki, bola basket,
bola voli, bulutangkis, bersepeda, jogging, skipping. Selain itu, perlu juga dihidupkan
kembali olahraga tradisional seperti eklek, galasin, petak umpet, loncat tali. Bagi anak
yang sangat aktif perlu diimbangi dengan istirhat yang cukup. Sebaliknya, anak usia
sekolah harus mengurangi santai (Leisure), seperti main games, nonton TV, dan selalu
berkendaraan bermotor. Bila aktivitas santai ini terlalu banyak diikuti dengan makanan
yang berlebihan akan menyebabkan kegemukan.
d. Pemantauan berat badan ideal
Penilaian status gizi secara sederhana diketahui dari ukuran BB dan TB. Bila tidak
ada timbangan badan atau alat ukur tinggi badan, bisa dilakukan di UKS (Unit Kegiatan
Sekolah). BB dihitung dalam kilogram dan TB dalam meter IMT = kg/m 2. Bila BB
berlebih (gemuk), kurangi makan makanan sumber lemak atau yang manis-manis. Bila
BB naik, tingkatkan konsumsi makanan. Bila tak kunjung naik, konsultasi ke dokter
atau ahli gizi terdekat.

Ada beberapa hal yang sering merupakan penyebab terjadinya gangguan gizi, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Sebagai penyebab langsung gangguan gizi,
khususnya gangguan gizi pada bayi dan anak usia dibawah lima tahun (balita) adalah
tidak sesuainya jumlah gizi yang mereka peroleh dari makanan dengan kebutuhan tubuh
mereka.
4. Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Gangguan Gizi
Berbagai faktor yang secara tidak langsung mendorong terjadinya
gangguan gizi terutama pada anak Balita antara lain sebagai berikut:
a. Ketidaktahuan akan hubungan makanan dan kesehatan Dalam kehidupan
masyarakat sehari-hari sering terlihat keluarga yang sungguhpun berpenghasilan
cukup akan tetapi makanan yang dihidangkan seadanya saja. Dengan demikian,
kejadian gangguan gizi tidak hanya ditemukan pada keluarga yang
berpenghasilan kurang akan tetapi juga pada keluarga yang berpenghasilan
relatif baik (cukup). Keadaan ini menunjukkan bahwa ketidaktahuan akan faedah
makanan bagi kesehatan tubuh mempunyai sebab buruknya mutu gizi makanan
keluarga, khususnya makanan anak balita.
b. Prasangka buruk terhadap bahan makanan tertentu
Banyak bahan makanan yang sesungguhnya bernilai gizi tinggi tetapi tidak
digunakan atau hanya digunakan secara terbatas akibat adanya prasangka yang
tidak baik terhadap bahan makanan itu. Penggunaan bahan makanan itu
dianggap dapae menurunkan harkat keluarga. Jenis sayuran seperti genjer,
daun turi, bahkan daun ubi kayu yang kaya akan zat besi, vitamin A dan
protein dibeberapa daerah masih dianggap sebagai makanan yang dapat
menurunkan harkat keluarga.
c. Kesukaan yang berlebihan terhadap jenis makanan tertentu
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan tertentu atau disebut
sebagai faddisme makanan akan mengakibatkan tubuh tidak memperoleh
semua zat gizi yang diperlukan.
d. Jarak kelahiran yang terlalu rapat
Banyak hasil penelitian yang membuktikan bahwa banyak anak yang menderita
gangguan gizi oleh karena ibunya sedang hamil lagi atau adiknya yang baru
telah lahir, sehingga ibunya tidak dapat merawatnya secara baik.
e. Penyakit infeksi
Infeksi dapat menyebabkan anak tidak merasa lapar dan tidak mau makan.
Penyakit ini juga menghabiskan sejumlah protein dan kalori yang seharusnya
dipakai untuk pertumbuhan. Diare dan muntah dapat menghalangi penyerapan
makanan.Penyakit-penyakit umum yang memperburuk keadaan gizi adalah:
infeksi saluran pernapasan atas, tb, campak, batuk, malaria kronis, cacingan.

Anda mungkin juga menyukai