MP-ASI
OLEH :
LUH WY. RICKA PUTRI ARTAJAYA
NIM. P07131013027
1. Topik : MP-ASI
2. Sub Topik : Pemberian MP-ASI
3. Sasaran : Ibu Menyusui
4. Tempat : Poliklinik
5. Waktu : 40 menit
6. Hari/ tanggal pelaksanaan :
A. Latar Belakang
Gizi memegang peranan penting dalam siklus hidup manusia. Kekurangan gizi
pada ibu hamil dapat menyebabkan BBLR dan dapat pula menyebabkan penurunan
tingkat kecerdasan. Pada bayi dan anak, kekurangan gizi akan menyebabkan gangguan
pertumbuhan pada anak dan apabila tidak diatasi akan mengganggu pertumbuhan anak
hingga dewasa.
Usia 0-24 bulan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat,
sehingga sering diistilahkan sebagai periode emas sekaligus periode kritis. Apabila bayi
dan anak pada masa ini tidak memperoleh makanan sesuai kebutuhan gizinya, maka
periode emas akan berubahan menjadi periode kritis yang akan mengganggu tumbuh
kembang bayi dan anak, baik pada saat ini maupun masa selanjtnya (Departemen
Kesehatan RI, 2006).
Rekomendasi WHO/UNICEF yang sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka
Panjang dan Menengah Nasional (RPJPMN) bidang Kesehatan, antara lain dengan
memberikan prioritas kepada perbaikan kesehatan dan gizi bayi dan anak. Sebagai tindak
lanjut RPJPMN, Rencana Aksi Nasional (RAN) Pencegahan dan Penanggulangan Gizi
Buruk Tahun 2005 – 2009 telah menyusun sejumlah kegiatan yang segera dilaksanakan.
Seluruh perbaikan gizi yang dilakukan diharapkan dapat menurunkan masalah gizi
kurang dari 27,3 % tahun 2003 menjadi 20 % pada tahun 2009, dan masalah gizi buruk
dari 8,0 % tahun 2003 menjadi 5 % pada tahun 2009 (Departemen kesehatan RI, 2006).
Untuk mencapai taget di atas, dilakukan sejumlah kegiatan yang bertumpu kepada
perubahan perilaku dengan cara mewujudkan Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi). Melalui
penerapan perilaku Keluarga Sadar Gizi, keluarga didorong untuk memberikan ASI
eksklusif pada bayi sejak lahir sampai berusia 6 bulan dan memberikan MP-ASI yang
cukup dan bermutu kepada bayi dan anak usia 6-24 bulan. Bagi keluarga mampu,
pemberian MP-ASI yang cukup dan bermutu relatif tidak bermasalah.Pada keluarga
miskin, pendapatan yang rendah menimbulkan keterbatasan pangan di rumah tangga
yang berlanjut kepada rendahnya jumlah dan mutu MP-ASI yang diberikan kepada bayi
dan anak. Program perbaikan gizi yang bertujuan meningkatkan jumlah dan mutu MP-
ASI, selama ini telah dilakukan, diantaranya pemberian MP-ASI kepada bayi dan anak
usia 6 – 24 bulan dari keluarga miskin.
Pada saat seorang bayi tumbuh dan menjadi lebih aktif, akan dicapai pada usia
tertentu ASI saja tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi anak. Dengan demikian,
makanan tambahan diberikan untuk mengisi kesenjangan antara kebutuhan nutrisi total
pada anak dengan jumlah yang didapatkan dari ASI.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
a. Meningkatkan pengetahuan ibu mengenai pemberian MP-ASI
2. Tujuan Khusus
a. Ibu dapat mengetahui pengertian MP-ASI
b. Ibu dapat mengetahui manfaat pemberian MP-ASI
c. Ibu dapat mengetahui tujuan pemberian MP-ASI
d. Ibu dapat mengetahui syarat MP-ASI
e. Ibu dapat mengetahui bentuk MP-ASI
f. Ibu dapat mengetahui cara pemberian MP-ASI
g. Ibu dapat mengetahui dampak pemberian MP-ASI yang kurang tepat
h. Ibu dapat mengetahui tabel pengaturan makanan bayi
i. Ibu dapat mengetahui contoh resep untuk membuat MP-ASI
j. Ibu dapat mengetahui bahan makanan yang dianjurkan
k. Ibu dapat mengetahui bahan makanan yang tidak dianjurkan
C. Metode
Penyuluhan diberikan dengan metode ceramah.
D. Media
Media yang digunakan yaitu leaflet dan power point.
E. Rencana Pembelajaran
Kegiatan Alokasi
No Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta Media
Penyuluhan waktu
1 Kegiatan Memberi salam Menjawab salam - -
awal Memperkenalkan diri Menyimak dan 2 menit -
mendengarkan
Melakukan apersepsi Memperhatikan 3 menit -
dan menjawab
pertanyaan
Menjelaskan tujuan dan Menyimak dan 3 menit -
pokok bahasan memperhatikan
Melakukan pretest Menjawab 5 menit Kuesioner
pertanyaan
2 Kegiatan Menjelaskan materi Menyimak dan 10 menit Power point,
Inti penyuluhan mendengarkan Leaflet
Memberikan Bertanya 5 menit -
kesempatan kepada
peserta untuk bertanya
Menyampaikan Menyimak dan 5 menit -
simpulan penyuluhan mendengarkan
3 Penutup Melakukan evaluasi Menjawab 5 menit Kuesioner
atau post test pertanyaan
Mengucapkan salam Menjawab salam 2 menit -
penutup dan
membagikan leaflet
F. Pengorganisasian
Penyuluh : memberikan informasi/materi dan evaluasi kepada audience
Moderator : membuka acara, membantu komunikasi antara penyuluh dan audience
Fasilitator : memberi fasilitas agar acara dapat terlaksana dengan baik dan
mengawasi audience agar acara berlangsung dengan kondusif
G. Setting Tempat
PENYULUH
PEMBIMBING
H. Rencana Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Satuan acara penyuluhan sudah siap sesuai dengan masalah
b. Kontrak waktu sudah tepat dengan kelompok sasaran
c. Media sudah disiapkan : leaflet
2. Evaluasi Proses
a. Sasaran yang hadir pada saat penyuluhan
b. Media yang digunakan tepat dan baik
c. Penyuluhan dilakukan sesuai dengan waktu
d. Peserta yang hadir
e. Peserta yang mengikuti sampai selesai
3. Evaluasi Akhir
a. Evaluasi dilakukan secara langsung dengan tanya jawab
b. Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan peserta dapat mengerti dan
mengetahui pengertian, manfaat, tujuan, syarat pemberian MP-ASI
Lampiran 1. Materi
1. Pengertian MP ASI
MP-ASI adalah makanan atau minuman yang mengandung zat gizi, diberikan
kepada bayi atau anak usia 6-24 bulan guna memenuhi kebutuhan gizi selain dari ASI
(Depkes, 2007). MP-ASI merupakan makanan peralihan dari ASI ke makanan keluarga.
Pengenalan dan pemberian MP-ASI harus dilakukan secara bertahap baik bentuk maupun
jumlah. Hal ini dimaksudkan untuk menyesuaikan kemampuan alat pencernaan bayi
dalam menerima MP-ASI. MP-ASI merupakan peralihan asupam yang semata berbasis
susu ke makanan yang semi padat. Untuk proses ini juga dibutuhkan ketrampilan motorik
oral. Keterampilan motorik oral berkembang dari refleks menghisap menjadi menelan
makanan yang berbentuk bukan cairan dengan memindahkan makanan dari lidah bagian
depan ke lidah bagian belakang (Depkes, 2007).
4. Syarat MP ASI
Persyaratan makanan tambahan untuk bayi antara lain mengandung nilai energi
dan protein yang tinggi, memiliki suplementasi yang baik, yaitu mengandung vitamin dan
mineral dalam jumlah yang cukup, dapat diterima dengan baik oleh masyarakat, harganya
relatif murah, sebaiknya dapat diproduksi dan bahan-bahan yang tersedia secara lokal,
dan jenis MP-ASI disesuaikan dengan jenis sasaran (Depkes RI, 2006). Pemberian
Makanan Tambahan ASI (MPASI) akan berkontribusi pada perkembangan optimal
seorang anak bila dilakukan secara tepat. Sebagai panduan pemberian MP ASI Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) mensyaratkan empat hal berikut ini:
a. Saat Tepat Pemberian Makanan
Saat yang tepat pemberian makanan pada bayi merupakan upaya pengenalan
bertahap, mulai dan makanan murni cair (ASI), makanan lunak (bubur susu),
kemudian makanan lembek (tim saring), agak kasar, hingga makanan padat
(makanan orang dewasa) pada usia di atas 12 bulan. Pemberian yang terlalu dini
mengganggu penyerapan zat gizi. Sebaliknya, pengenalan yang terlambat akan
meningkatkan risiko kesulitan makan pada anak di fase berikutnya. Informasi
mengenai waktu pengenalan makanan yang dianjurkan bisa diperoleh tidak hanya
dan tenaga kesehatan, tapi juga dan internet, majalah dan buku mengenai
pemberian makan pada anak, serta informasi yang tercantum pada KMS.
b. Adekuat (mencukupi)
Makanan yang diberikan sebaiknya mengandung kalori, protein, dan mikronutrien
(zat besi, vitamin A, dan lain-lain) yang cukup karena dibutuhkan untuk
pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal. Secara sederhana, ini
berarti memberikan makanan yang tidak hanya sekedar mengenyangkan anak,
tetapi secara seimbang juga memberikan kecukupan zat gizi lain untuk
pertumbuhan dan perkembangannya.
c. Bersih dan Aman
Pemilihan bahan makanan maupun cara pengolahannya penting untuk menjamin
nutrisi yang baik bagi anak. Pemilihan bahan makanan maupun cara pengolahan
yang bersih dan aman harus diperhatikan. Syarat MP-ASI yang bersih yaitu
mencuci tangan untuk melindungi kebersihan tangan, cuci piring untuk
melindungi kebersihan piring, membuang bagian makanan yang rusak untuk
melindungi keutuhan makanan secara keseluruhan, membersihkan bahan
makanan sebelum diolah dan kebersihan saat pengolahan juga diperhatiakan.
Syarat MP-ASI yang aman yaitu bebas dari pencemaran di setiap tahap produksi
dan penanganan selanjutnya. Terhindar dari terjadinya kontaminasi silang dan
dari bahan-bahan seperti rambut, kerikil, plastik, dan lain-lain.
d. Suasana Psikososial yang Menyenangkan.
Pemberian makan pada anak bukan hanya untuk memberikan asupan nutrisi,
tetapi juga merupakan bentuk kasih sayang.Di samping itu pengenalan beragam
jenis makanan baik bentuk, tekstur, bau, dan rasa adalah bagian dari upaya
membandingkan stimulasi/rangsangan pada anak. Lebih jauh lagi, kemampuan
makan adalah bagian dan tahapan perkembangan seorang anak, sehingga dapat
dikatakan bahwa pengenalan dan pola pemberian makan adalah suatu proses
pembelajaran, anak belajar mengunyah serta mengulum, juga mengenal aroma
dan rasa. Oleh karena fungsi makan tidak sesederhana memberikan asupan nutrisi
saja, dan kegagalan pemberian makanan bisa berdampak buruk di kemudian hari,
maka suasana psikososial yang menyenangkan mutlak diperlukan oleh seorang
anak pada waktu makan.
5. Bentuk MP-ASI
Cara memberikan makanan tambahan (MP-ASI) bagi bayi adalah dari makanan
berbentuk cair ke kental lalu bertahap menjadi keras seiring dengan proses dan umur juga
perkembangan bayi, sehingga usus bayi pun terlatih dengan sendininya terhadap
makanan yang diterimanya. Adapun bentuk-bentuk makanan tambahan (Sutomo, 2010)
a. Makanan lunak/lumat
Makanan lunak yaitu semua makanan yang disajikan dalam bentuk halus yang
diberikan pada bayi pada usia 6-9 bulan, makanan lunak di buat dengan cara
memasak semua bahan makanan yang akan diolah kemudian di saring atau
dihaluskan menggunakan blender, misalnya bubur susu dan tim saring brokoli.
b. Makanan lembek
Makanan lembek yaitu makanan peralihan dari makanan lunak ke makanan biasa
yang di berikan pada usia 9-12 bulan, pengolahan makanan lembek cukup
dicincang halus sehingga mudah di telan oleh bayi atau di tim seperti nasi tim dan
tim ubi ungu.
c. Makanan biasa
Makanan biasa yaitu termasuk makanan orang dewasa yang disajikan seperti nasi.
Makanan padat pertama yang diberikan kepada anak harus mudah dicerna dan
bukan makanan yang mempunyai risiko alergi yang tinggi. Makanan yang
diberikan kepada bayi sebaiknya tidak diberikan tambahan apapun seperti garam
dan gula karena garam dapat merusak ginjal bayi,sedangkan gula dapat membuat
bayi menyukai makanan manis yang dapat merusak gigi (Riksani, 2012).
6. Cara Pemberian MP- ASI
Menurut Melina (2013) ada beberapa cara memberikan makanan tambahan
kepada bayi, antara lain sebagai berikut:
a. Makanan bayi diberikan sedikit demi sedikit secara perlahan dan bentuk encer ke
bentuk yang lebih kental secara bertahap.
b. Makanan diperkenalkan satu persatu sampai bayi dapat menerimanya.
c. Makanan yang dapat menimbulkan alergi diberikan paling terakhir dan harus
dicoba terlebih dahulu, misalnya telur berikan kuningnya terlebih dahulu setelah
tidak ada reaksi alergi, maka han berikutnya boleh dibenikan putihnya.
d. Makanan pada bayi diberikan hanya ketika bayi merasa lapar.
Depkes RI. 2006. Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI).Tersedia pada:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25863/3/Chapter%20II.pdf. Diakses
pada: 25 Januari 2016.
Khairuniyah.2004. ASI Eksklusif. Tersedia pada:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25863/3/Chapter%20II.pdf. Diakses
pada: 25 Januari 2016.
Krisnatuti, Diah, Rina Yenrina. 2002. Menyiapkan Makanan Pendamping ASI. Jakarta: Puspa
Swara.
Mufida, Lailina, Tri Dewanti Widyaningsih, Jaya Mahar Maligan, 2015.
Prinsip Dasar MPASI Untuk Bayi Usia 6-24 Bulan. Tersedia pada:
http://jpa.ub.ac.id/index.php/jpa/article/viewFile/290/300. Diakses pada: 25 Januari 2016.
Sutomo, Budi dan Dwi Yanti Anggreni.2010. Makanan Pendamping ASI.
Jakarta: Demedia Pustaka.