Anda di halaman 1dari 17

SATUAN ACARA PENYULUHAN

MP-ASI

OLEH :
LUH WY. RICKA PUTRI ARTAJAYA
NIM. P07131013027

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN GIZI
2016
SATUAN ACARA PENYULUHAN

1. Topik : MP-ASI
2. Sub Topik : Pemberian MP-ASI
3. Sasaran : Ibu Menyusui
4. Tempat : Poliklinik
5. Waktu : 40 menit
6. Hari/ tanggal pelaksanaan :

A. Latar Belakang
Gizi memegang peranan penting dalam siklus hidup manusia. Kekurangan gizi
pada ibu hamil dapat menyebabkan BBLR dan dapat pula menyebabkan penurunan
tingkat kecerdasan. Pada bayi dan anak, kekurangan gizi akan menyebabkan gangguan
pertumbuhan pada anak dan apabila tidak diatasi akan mengganggu pertumbuhan anak
hingga dewasa.
Usia 0-24 bulan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat,
sehingga sering diistilahkan sebagai periode emas sekaligus periode kritis. Apabila bayi
dan anak pada masa ini tidak memperoleh makanan sesuai kebutuhan gizinya, maka
periode emas akan berubahan menjadi periode kritis yang akan mengganggu tumbuh
kembang bayi dan anak, baik pada saat ini maupun masa selanjtnya (Departemen
Kesehatan RI, 2006).
Rekomendasi WHO/UNICEF yang sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka
Panjang dan Menengah Nasional (RPJPMN) bidang Kesehatan, antara lain dengan
memberikan prioritas kepada perbaikan kesehatan dan gizi bayi dan anak. Sebagai tindak
lanjut RPJPMN, Rencana Aksi Nasional (RAN) Pencegahan dan Penanggulangan Gizi
Buruk Tahun 2005 – 2009 telah menyusun sejumlah kegiatan yang segera dilaksanakan.
Seluruh perbaikan gizi yang dilakukan diharapkan dapat menurunkan masalah gizi
kurang dari 27,3 % tahun 2003 menjadi 20 % pada tahun 2009, dan masalah gizi buruk
dari 8,0 % tahun 2003 menjadi 5 % pada tahun 2009 (Departemen kesehatan RI, 2006).
Untuk mencapai taget di atas, dilakukan sejumlah kegiatan yang bertumpu kepada
perubahan perilaku dengan cara mewujudkan Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi). Melalui
penerapan perilaku Keluarga Sadar Gizi, keluarga didorong untuk memberikan ASI
eksklusif pada bayi sejak lahir sampai berusia 6 bulan dan memberikan MP-ASI yang
cukup dan bermutu kepada bayi dan anak usia 6-24 bulan. Bagi keluarga mampu,
pemberian MP-ASI yang cukup dan bermutu relatif tidak bermasalah.Pada keluarga
miskin, pendapatan yang rendah menimbulkan keterbatasan pangan di rumah tangga
yang berlanjut kepada rendahnya jumlah dan mutu MP-ASI yang diberikan kepada bayi
dan anak. Program perbaikan gizi yang bertujuan meningkatkan jumlah dan mutu MP-
ASI, selama ini telah dilakukan, diantaranya pemberian MP-ASI kepada bayi dan anak
usia 6 – 24 bulan dari keluarga miskin.
Pada saat seorang bayi tumbuh dan menjadi lebih aktif, akan dicapai pada usia
tertentu ASI saja tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi anak. Dengan demikian,
makanan tambahan diberikan untuk mengisi kesenjangan antara kebutuhan nutrisi total
pada anak dengan jumlah yang didapatkan dari ASI.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
a. Meningkatkan pengetahuan ibu mengenai pemberian MP-ASI
2. Tujuan Khusus
a. Ibu dapat mengetahui pengertian MP-ASI
b. Ibu dapat mengetahui manfaat pemberian MP-ASI
c. Ibu dapat mengetahui tujuan pemberian MP-ASI
d. Ibu dapat mengetahui syarat MP-ASI
e. Ibu dapat mengetahui bentuk MP-ASI
f. Ibu dapat mengetahui cara pemberian MP-ASI
g. Ibu dapat mengetahui dampak pemberian MP-ASI yang kurang tepat
h. Ibu dapat mengetahui tabel pengaturan makanan bayi
i. Ibu dapat mengetahui contoh resep untuk membuat MP-ASI
j. Ibu dapat mengetahui bahan makanan yang dianjurkan
k. Ibu dapat mengetahui bahan makanan yang tidak dianjurkan
C. Metode
Penyuluhan diberikan dengan metode ceramah.

D. Media
Media yang digunakan yaitu leaflet dan power point.

E. Rencana Pembelajaran
Kegiatan Alokasi
No Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta Media
Penyuluhan waktu
1 Kegiatan Memberi salam Menjawab salam - -
awal Memperkenalkan diri Menyimak dan 2 menit -
mendengarkan
Melakukan apersepsi Memperhatikan 3 menit -
dan menjawab
pertanyaan
Menjelaskan tujuan dan Menyimak dan 3 menit -
pokok bahasan memperhatikan
Melakukan pretest Menjawab 5 menit Kuesioner
pertanyaan
2 Kegiatan Menjelaskan materi Menyimak dan 10 menit Power point,
Inti penyuluhan mendengarkan Leaflet
Memberikan Bertanya 5 menit -
kesempatan kepada
peserta untuk bertanya
Menyampaikan Menyimak dan 5 menit -
simpulan penyuluhan mendengarkan
3 Penutup Melakukan evaluasi Menjawab 5 menit Kuesioner
atau post test pertanyaan
Mengucapkan salam Menjawab salam 2 menit -
penutup dan
membagikan leaflet
F. Pengorganisasian
Penyuluh : memberikan informasi/materi dan evaluasi kepada audience
Moderator : membuka acara, membantu komunikasi antara penyuluh dan audience
Fasilitator : memberi fasilitas agar acara dapat terlaksana dengan baik dan
mengawasi audience agar acara berlangsung dengan kondusif

G. Setting Tempat

PENYULUH

PEMBIMBING

PESERTA 1 PESERTA 2 PESERTA 3

H. Rencana Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Satuan acara penyuluhan sudah siap sesuai dengan masalah
b. Kontrak waktu sudah tepat dengan kelompok sasaran
c. Media sudah disiapkan : leaflet
2. Evaluasi Proses
a. Sasaran yang hadir pada saat penyuluhan
b. Media yang digunakan tepat dan baik
c. Penyuluhan dilakukan sesuai dengan waktu
d. Peserta yang hadir
e. Peserta yang mengikuti sampai selesai
3. Evaluasi Akhir
a. Evaluasi dilakukan secara langsung dengan tanya jawab
b. Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan peserta dapat mengerti dan
mengetahui pengertian, manfaat, tujuan, syarat pemberian MP-ASI
Lampiran 1. Materi

1. Pengertian MP ASI
MP-ASI adalah makanan atau minuman yang mengandung zat gizi, diberikan
kepada bayi atau anak usia 6-24 bulan guna memenuhi kebutuhan gizi selain dari ASI
(Depkes, 2007). MP-ASI merupakan makanan peralihan dari ASI ke makanan keluarga.
Pengenalan dan pemberian MP-ASI harus dilakukan secara bertahap baik bentuk maupun
jumlah. Hal ini dimaksudkan untuk menyesuaikan kemampuan alat pencernaan bayi
dalam menerima MP-ASI. MP-ASI merupakan peralihan asupam yang semata berbasis
susu ke makanan yang semi padat. Untuk proses ini juga dibutuhkan ketrampilan motorik
oral. Keterampilan motorik oral berkembang dari refleks menghisap menjadi menelan
makanan yang berbentuk bukan cairan dengan memindahkan makanan dari lidah bagian
depan ke lidah bagian belakang (Depkes, 2007).

2. Manfaat MP- ASI


ASI hanya mampu mencukupi kebutuhan bayi sampai usia 6 bulan, setelah itu,
produksi ASI semakin berkurang, sedangkan kebutuhan gizi bayi semakin meningkat
seiring dengan bertambahnya umur dan berat badan. Tujuan pemberian makanan
pemdamping ASI adalah untuk menambah energi dan zat-zat yang diperlukan bayi
karena ASI tidak dapat memenuhi kebutuhan bayi secara terus menerus. Pertumbuhan
dan perkembangan anak yang normal dapat diketahui dengan cara melihat kondisi
pertambahan berat badan anak. Apabila setelah usia 4-6 bulan, berat badan anak tidak
mengalami peningkatan, menunjukan bahwa kebutuhan energi dan zat-zat gizi bayi tidak
terpenuhi. Hal ini dapat disebabkan asupan makanan bayi hanya mengandalkan ASI saja
atau pemberian makanan tambahan kurang memenuhi syarat. Di samping itu, faktor
terjadinya infeksi pada saluran pencernaan memberikan pengaruh yang cukup besar.
(krisnatuti, Yenrina, 2002).
Selain sebagai pelengkap ASI, pemberian makanan tambahan sangat membantu
bayi dalam proses belajar makan dan kesempatan untuk menanamkan kebiasaan makan
yang baik. Dalam hal ini, para orang tua dianjurkan untuk memperkenalkan bermacam-
macam bahan makanan yang sesuai dengan kebutuhan fisiologis bayi serta aneka ragam
makanan dari daerah setempat. Pemberian makanan dari daerah setempat sejak dini akan
memungkinkan anak yang bersangkutan menyukai makanan tersebut sampai anak
beranjak dewasa (Husaini dan Anwar, 1984).

3. Tujuan Pemberian MP-ASI


Tujuan pemberian makanan tambahan adalah untuk mencapai pertumbuhan dan
perkembangan yang optimal, menghindari terjadinya kekurangan gizi, mencegah risiko
malnutrisi, defisiensi mikronutrien, Anak mendapat makanan ekstra yang dibutuhkan
untuk mengisi kesenjangan energi dengan zat gizi, memelihara kesehatan, mencegah
penyakit, memulihkan bila sakit, membantu perkembangan jasmani, rohani, psikomotor,
mendidik kebiasaan yang baik tentang makanan dan memperkenalkan bermacam-macam
bahan makanan yang sesuai dengan keadaan fisiologis bayi (Husaini, 2001).
Indikator bahwa bayi siap untuk menerima makanan padat adalah kemampuan
bayi untuk mempertahankan kepalanya untuk tegak tanpa disangga, menghilangnya
refleks menjulurkan lidah, bayi mampu menunjukkan keinginannya pada makanan
dengan cara membuka mulut, lain memajukan anggota tubuhnya ke depan untuk
menunjukkan rasa lapar, dan menarik tubuh ke belakang atau membuang muka untuk
menunjukkan ketertarikan pada makanan (Ariani, 2008).

4. Syarat MP ASI
Persyaratan makanan tambahan untuk bayi antara lain mengandung nilai energi
dan protein yang tinggi, memiliki suplementasi yang baik, yaitu mengandung vitamin dan
mineral dalam jumlah yang cukup, dapat diterima dengan baik oleh masyarakat, harganya
relatif murah, sebaiknya dapat diproduksi dan bahan-bahan yang tersedia secara lokal,
dan jenis MP-ASI disesuaikan dengan jenis sasaran (Depkes RI, 2006). Pemberian
Makanan Tambahan ASI (MPASI) akan berkontribusi pada perkembangan optimal
seorang anak bila dilakukan secara tepat. Sebagai panduan pemberian MP ASI Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) mensyaratkan empat hal berikut ini:
a. Saat Tepat Pemberian Makanan
Saat yang tepat pemberian makanan pada bayi merupakan upaya pengenalan
bertahap, mulai dan makanan murni cair (ASI), makanan lunak (bubur susu),
kemudian makanan lembek (tim saring), agak kasar, hingga makanan padat
(makanan orang dewasa) pada usia di atas 12 bulan. Pemberian yang terlalu dini
mengganggu penyerapan zat gizi. Sebaliknya, pengenalan yang terlambat akan
meningkatkan risiko kesulitan makan pada anak di fase berikutnya. Informasi
mengenai waktu pengenalan makanan yang dianjurkan bisa diperoleh tidak hanya
dan tenaga kesehatan, tapi juga dan internet, majalah dan buku mengenai
pemberian makan pada anak, serta informasi yang tercantum pada KMS.
b. Adekuat (mencukupi)
Makanan yang diberikan sebaiknya mengandung kalori, protein, dan mikronutrien
(zat besi, vitamin A, dan lain-lain) yang cukup karena dibutuhkan untuk
pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal. Secara sederhana, ini
berarti memberikan makanan yang tidak hanya sekedar mengenyangkan anak,
tetapi secara seimbang juga memberikan kecukupan zat gizi lain untuk
pertumbuhan dan perkembangannya.
c. Bersih dan Aman
Pemilihan bahan makanan maupun cara pengolahannya penting untuk menjamin
nutrisi yang baik bagi anak. Pemilihan bahan makanan maupun cara pengolahan
yang bersih dan aman harus diperhatikan. Syarat MP-ASI yang bersih yaitu
mencuci tangan untuk melindungi kebersihan tangan, cuci piring untuk
melindungi kebersihan piring, membuang bagian makanan yang rusak untuk
melindungi keutuhan makanan secara keseluruhan, membersihkan bahan
makanan sebelum diolah dan kebersihan saat pengolahan juga diperhatiakan.
Syarat MP-ASI yang aman yaitu bebas dari pencemaran di setiap tahap produksi
dan penanganan selanjutnya. Terhindar dari terjadinya kontaminasi silang dan
dari bahan-bahan seperti rambut, kerikil, plastik, dan lain-lain.
d. Suasana Psikososial yang Menyenangkan.
Pemberian makan pada anak bukan hanya untuk memberikan asupan nutrisi,
tetapi juga merupakan bentuk kasih sayang.Di samping itu pengenalan beragam
jenis makanan baik bentuk, tekstur, bau, dan rasa adalah bagian dari upaya
membandingkan stimulasi/rangsangan pada anak. Lebih jauh lagi, kemampuan
makan adalah bagian dan tahapan perkembangan seorang anak, sehingga dapat
dikatakan bahwa pengenalan dan pola pemberian makan adalah suatu proses
pembelajaran, anak belajar mengunyah serta mengulum, juga mengenal aroma
dan rasa. Oleh karena fungsi makan tidak sesederhana memberikan asupan nutrisi
saja, dan kegagalan pemberian makanan bisa berdampak buruk di kemudian hari,
maka suasana psikososial yang menyenangkan mutlak diperlukan oleh seorang
anak pada waktu makan.

5. Bentuk MP-ASI
Cara memberikan makanan tambahan (MP-ASI) bagi bayi adalah dari makanan
berbentuk cair ke kental lalu bertahap menjadi keras seiring dengan proses dan umur juga
perkembangan bayi, sehingga usus bayi pun terlatih dengan sendininya terhadap
makanan yang diterimanya. Adapun bentuk-bentuk makanan tambahan (Sutomo, 2010)
a. Makanan lunak/lumat
Makanan lunak yaitu semua makanan yang disajikan dalam bentuk halus yang
diberikan pada bayi pada usia 6-9 bulan, makanan lunak di buat dengan cara
memasak semua bahan makanan yang akan diolah kemudian di saring atau
dihaluskan menggunakan blender, misalnya bubur susu dan tim saring brokoli.
b. Makanan lembek
Makanan lembek yaitu makanan peralihan dari makanan lunak ke makanan biasa
yang di berikan pada usia 9-12 bulan, pengolahan makanan lembek cukup
dicincang halus sehingga mudah di telan oleh bayi atau di tim seperti nasi tim dan
tim ubi ungu.
c. Makanan biasa
Makanan biasa yaitu termasuk makanan orang dewasa yang disajikan seperti nasi.
Makanan padat pertama yang diberikan kepada anak harus mudah dicerna dan
bukan makanan yang mempunyai risiko alergi yang tinggi. Makanan yang
diberikan kepada bayi sebaiknya tidak diberikan tambahan apapun seperti garam
dan gula karena garam dapat merusak ginjal bayi,sedangkan gula dapat membuat
bayi menyukai makanan manis yang dapat merusak gigi (Riksani, 2012).
6. Cara Pemberian MP- ASI
Menurut Melina (2013) ada beberapa cara memberikan makanan tambahan
kepada bayi, antara lain sebagai berikut:
a. Makanan bayi diberikan sedikit demi sedikit secara perlahan dan bentuk encer ke
bentuk yang lebih kental secara bertahap.
b. Makanan diperkenalkan satu persatu sampai bayi dapat menerimanya.
c. Makanan yang dapat menimbulkan alergi diberikan paling terakhir dan harus
dicoba terlebih dahulu, misalnya telur berikan kuningnya terlebih dahulu setelah
tidak ada reaksi alergi, maka han berikutnya boleh dibenikan putihnya.
d. Makanan pada bayi diberikan hanya ketika bayi merasa lapar.

7. Dampak Pemberian MP-ASI yang kurang tepat


Pemberian MP-ASI merupakan tahap peralihann menuju makanan keluarga.
Pemberian MP-ASI dimulai sejak anak berusia 6 bulan. Hal ini disebabkan zat gizi yang
terkandung dalam ASI sudah tidak dapat mencukupi kebutuhan anak (UNICEF, 2010).
Pemberian MP-ASI pada usia 6 bulan dapat menstimulasi perkembangan kemampuan
oral motor pada anak. Pemberian MP-ASI dilakukan secara bertahap mulai dari makanan
yang bertekstur lunak,lembek,hingga padat (Damayanti, 2010).
Penolakan terhadap MP-ASI merupakan hal yang wajar pada pemberian MP-ASI
pertama kalinya. Pengenalan MP-ASI hendaknya dilakukan secara berulang-ulang untuk
tiap makanan yang akan dikenalkan anak akan belajar menyukai rasa makanan yang
diberikan secara berulang. Pemberian makanan secara berulang sebanyak 8-10 kali perlu
dilakukan saat anak mulai dikenalkan dengan MP-ASI. Penelitian Suhardjo (2010)
menunjukan bahwa pemberian makanan secara berulang-ulang meningkatkan
penerimaan anak terhadap makanan tersebut dikemudian hari (Suhardjo, 2010).
Pemberian MP-ASI terlalu dini menimbulkan dampak buruk bagi sistem
pencernaaan pada usia itu sistem pencernaan anak belum sempurna dan tidak siap
menerima makanan apapun selain ASI. Selain itu pemberian MP-ASI sebelum 6 bulan
akan mempengaruhi fungsi mengunyah, menelan, dan artikulasi saat berbicara (Khomsan
dkk, 2009).
Keterlambatan pemberian MP-ASI menyebabkan zat gizi yang dibutuhkan anak
tidak mencukupi. Akibat lain adalah rahang tidak terlatih untuk mengunyah makanan
sehingga sistem pencernaan tidak siap untuk menerima makanan padat.

8. Tabel Pengaturan Makanan Bayi


Kebutuhan
Umur Pemberian Makanan
Energi (AKG)
0-6 bulan 550 ASI eksklusif (diberikan sampai umur 6 bulan)
6-7 bulan 725  ASI diteruskan
 Awal perkenalan makanan diberikan bubur
susu agak encer 1 kali/hari sampai dapat
menerima bentuk bubur susu biasa.
 Setelah diterima dengan baik bubur susu
dapat diberikan sampai 2 kali/hari.
 Bubur susu dapat diganti dengan bubur
yang lain dan sejenis.
8-10 bulan 725  ASI diteruskan
 Bubur susu/penukar daat diberikan 2
kali/hari dan diperkenalkan bubur tim
campur/penukar 1 kali/hari mulai dari
bentuk saring dan setelah umur 9 bulan
diperkenalkan bubur tim campur kasar
(cincang).
 Sari buah/jus buah dapat diberikan terisah
atau dicampur dengan makanan.
11-12 bulan 725  ASI diteruskan
 Pada usia ini bayi diberikan bubur tim
campur 3 kali/hari.
 Mendekati usia 1 tahun bubur tim campur
diberikan 2 kali dan 1 kali diperkenalkan
makanan biasa (tidak pedas).
 Sari buah/jus buah

9. Contoh Resep untuk Membuat MP-ASI


a. Bubur Susu (umur 6 bulan)
Nilai Gizi:
 Energy : 127,0 kkal
 Protein : 5,1 gram
 Lemak : 5,4 gram
 Karbohidrat : 14,4 gram
Bahan:
 1 sdm (10 gram) tepung beras
 200 ml air
 Susu formula SGM1 4 sd takar (17,8 gram)
Cara Membuat:
 Larutkan tepung beras dengan 200 ml air.
 Susu formula dilarutkan dengan sedikit air.
 Masak tepung beras sampai agak matang kemudian tambahkan susu yang
dicairkan dan diaduk-aduk sampai matang. Sajikan.
b. Tim Saring Brokoli (umur 9 bulan)
Nilai Gizi:
 Energy : 178,4 kkal
 Protein : 6,4 gram
 Lemak : 9,0 gram
 Karbohidrat : 17,6 gram
Bahan:
 2 sdm beras putih
 1 genggam (10 gram) brokoli
 20 gram labu kuning
 1 sdt minyak sayur
 25 gram daging ayam cincang tanpa lemak
 250 ml air
Cara Membuat:
 Rendam beras dengan 200 ml air hingga kurang lebih 1 jam.
 Didihkan sisa air, masukkan beras yang telah direndam beserta airnya dan
ayam cincang. Masak hingga menjadi bubur, masukkan labu kuning dan
brokoli, aduk- aduk terus. Bila labu brokoli sudah lunak, masukkan minyak
sayur, aduk- aduk. Angkat.
 Saring menggunakan saringan atau haluskan dengan blender.
c. Havermout Ayam Sayuran (umur 12 bulan)
 Energy : 227,8 kkal
 Protein : 12,0 gram
 Lemak : 9,8 gram
 Karbohidrat : 24,5 gram
Bahan:
 3 sdm havermout
 25 gram daging ayam cincang tanpa lemak
 10 gram jamur merang, diiris halus, tumis dengan sedikit mentega
 25 gram kembang kol, ambil kuntumnya saja, iris kecil- kecil
 25 gram wortel, iris dadu kecil- kecil
 150 cc air kaldu
 25 gr tahu, potong dadu kecil- kecil
Cara membuat:
 Rebus ayam, bunga kol, wortel, jamur merang, dan tahu dengan air kaldu
sampai setengah matang.
 Masukkan havermut, aduk rata. Masak hingga matang.
10. Bahan Makanan yang Dianjurkan
a. Sumber karbohidrat: mulai dari tepung beras, tepung maizena, kentang, tepung
hunkwe, tepung beras, menjelang 1 tahun dapat diberikan macaroni, spagheti,
jagung manis.
b. Sumber protein: keju, kuning telur, daging ayam, daging sapi, hati ayam, ikan
yang mengandung omega 3 (salmon, tuna, kembung, dan lain-lain), tempe, tahu,
kacang hijau.
c. Sayuran: wortel, bayam, kangkung, labu kuning, brokoli, tomat, kembang kol,
buncis, dan lain-lain.
d. Buah: pisang, pepaya, semangka, melon, alpukat, dan lain-lain.
e. Yogurt tawar
f. Minyak (minyak kelapa, mentega tawar)

11. Bahan Makanan yang Tidak Dianjurkan


Menggunakan garam, gula, cabe, merica, vitsin, kaldu instan, kecap, saos, dan
bahan yang diawetkan.
Lampiran 2. Soal Pre-Test dan Post-Test
1. Makanan yang diberikan untuk usia 0-6 bulan adalah…..
a. ASI eksklusif
b. MP-ASI
c. Makanan biasa
2. Makanan pendamping ASI (MP-ASI) adalah…..
a. Makanan yang mengandung zat gizi dan diberikan kepada bayi atau anak usia 6-24
bulan.
b. Minuman yang mengandung zat gizi dan diberikan kepada bayi atau anak usia 6-24
bulan.
c. Makanan dan minuman yang mengandung zat gizi dan diberikan kepada bayi
atau anak usia 6-24 bulan
3. Tujuan dari pemberian MP-ASI adalah…..
a. Memberikan zat gizi yang cukup bagi kebutuhan bayi atau balita
b. Membantu bayi dalam proses belajar makan
c. A dan B benar
4. Syarat-syarat MP-ASI yang baik adalah…..
a. Mengandung energi dan protein yang tinggi
b. Berasal dari bahan makanan tinggi glukosa
c. Harganya relatif mahal
5. Bentuk-bentuk MP-ASI adalah, kecuali…..
a. Makanan cair
b. Makanan lunak/lumat
c. Makanan lembek
6. Cara pemberian MP-ASI yang baik adalah…..
a. Makanan bayi diberikan sedikit demi sedikit secara perlahan
b. Makanan pada bayi diberikan ketika bayi tidak lapar
c. Memberikan makanan ketika bayi sedang menangis
7. Resiko pemberian MP-ASI terlalu dini adalah…..
a. Anak tumbuh sehat
b. Mengurangi keinginan bayi untuk menyusui
c. Berat badan anak mencapai normal
8. Contoh MP-ASI yang diberikan untuk usia 6-9 bulan (makanan lumat/lunak) adalah…..
a. Bubur susu
b. Nasi tim
c. Nasi campur
9. Contoh MP-ASI yang diberikan untuk usia 9-12 bulan (makanan lembek) adalah…..
a. Bubur susu
b. Nasi tim
c. Nasi campur
10. Contoh MP-ASI yang diberikan untuk usia1-2 tahun (makanan biasa) adalah…..
a. Bubur susu
b. Nasi tim
c. Nasi campur
Daftar Pustaka

Depkes RI. 2006. Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI).Tersedia pada:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25863/3/Chapter%20II.pdf. Diakses
pada: 25 Januari 2016.
Khairuniyah.2004. ASI Eksklusif. Tersedia pada:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25863/3/Chapter%20II.pdf. Diakses
pada: 25 Januari 2016.
Krisnatuti, Diah, Rina Yenrina. 2002. Menyiapkan Makanan Pendamping ASI. Jakarta: Puspa
Swara.
Mufida, Lailina, Tri Dewanti Widyaningsih, Jaya Mahar Maligan, 2015.
Prinsip Dasar MPASI Untuk Bayi Usia 6-24 Bulan. Tersedia pada:
http://jpa.ub.ac.id/index.php/jpa/article/viewFile/290/300. Diakses pada: 25 Januari 2016.
Sutomo, Budi dan Dwi Yanti Anggreni.2010. Makanan Pendamping ASI.
Jakarta: Demedia Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai