A. Latar Belakang
Setiap kehidupan individu akan terjadi dan dimulai dengan adanya fase
usia kandungan sampai fase usia tua. Dalam menempuh setiap fase-fase
tersebut, terdapat tugas-Stimulasi perkembangan yang setiap individu harus
dapat menuntaskannya. Setiap fase atau tahap pada perkembangan individu
diantaranya termasuk kemampuan bertingkah laku yang seharusnya dicapai
pada periode perkembangan tertentu. Jika setiap anak yang berada dalam
periode perkembangan itu dapat memperoleh kemampuan bertingkah laku
yang sesuai dengan ciri-ciri khas kemampuan bertingkah laku pada periode
itu, maka anak tersebut memiliki perkembangan yang sempurna (Argiati,
2008).
Masa depan suatu bangsa tergantung pada keberhasilan anak dalam
mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Tahun-tahun
pertama kehidupan, terutama periode sejak janin dalam kandungan sampai
anak berusia 2 tahun merupakan periode yang sangat penting dalam
pertumbuhan dan perkembangan anak. Periode ini merupakan kesempatan
emas sekaligus masa-masa yang rentan terhadap pengaruh negatif. Nutrisi
yang baik dan cukup, status kesehatan yang baik, pengasuhan yang benar,
dan stimulasi yang tepat pada periode ini akan membantu anak untuk
tumbuh sehat dan mampu mencapai kemampuan optimalnya sehingga dapat
berkontribusi lebih baik dalam masyarakat (Hurlock, 1978).
Stimulasi yang tepat akan merangsang otak balita sehingga
perkembangan kemampuan gerak, bicara dan bahasa, sosialisasi dan
kemandirian pada balita berlangsung optimal sesuai dengan umur anak.
Deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang perlu dilakukan untuk dapat
mendeteksi secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang balita
termasuk menindaklanjuti setiap keluhan orang tua terhadap masalah
tumbuh kembang anaknya. Apabila ditemukan ada penyimpangan, maka
dilakukan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang balita sebagai
tindakan koreksi dengan memanfaatkan plastisitas otak anak agar tumbuh
kembangnya kembali normal atau penyimpangannya tidak semakin berat.
Apabila balita perlu dirujuk, maka rujukan juga harus dilakukan sedini
mungkin sesuai dengan indikasi (Seifert, 1991). Berdasarkan latar belakang
diatas, kami selaku mahasiswa ilmu keperawatan Universitas Sriwijaya
tertarik untuk memberikan penyuluhan tentang Stimulasi perkembangan
anak usia 0-12 bulan
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan, masyarakat di wilayah kerja Puskesmas 23
Ilir Kota Palembang diharapkan dapat memahami stimulasi perkembangan
anak usia 0-12 bulan.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan, pasien dan keluarga diharapkan dapat
mengetahui tentang:
a. Definisi Stimulasi perkembangan
b. Aspek-aspek perkembangan yang dipantau
c. Stimulasi perkembangan anak usia 0-3 bulan
d. Stimulasi perkembangan anak usia 3-6 bulan
e. Stimulasi perkembangan anak usia 6-9 bulan
f. Stimulasi perkembangan anak usia 9-12 bulan
C. Kegiatan Penyuluhan
D. Pengorganisasian
1. Moderator :Rama Ariwijaya
Tugas :
a. Memperkenalkan anggota kelompok dan pembimbing
b. Membuka acara penyuluhan
c. Mengatur jalannya penyuluhan
d. Memfasilitasi tanya jawab
e. Menutup acara penyuluhan
2. Penyaji :Niko Payoka dan Dodi Prayogo
Tugas :
a. Menyajikan materi penyuluhan
3. Observer :Aaulia Safitri
Tugas :
a. Mengevaluasi jalannya penyuluhan
b. Mengobservasi ketepatan waktu penyuluhan
4. Notulen :Nida
Tugas :
a. Mencatat semua peserta yang hadir
b. Mencatat semua pertanyaan peserta
c. Menyimpulkan penjelasan dan jawaban hasil penyuluhan
5. Fasilitator :Dea Sucita Levia
Tugas
a. Bersama moderator menjalin kerja sama dalam menyajikan materi
penyuluhan.
b. Memotivasi peserta kegiatan dalam bertanya.
c. Menjadi contoh dalam kegiatan.
E. Kriteria Evaluasi
1. Kriteria Evaluasi Struktur
a. Penyuluh mencari literatur mengenai Stimulasi perkembangan anak
usia 0-12 bulan
b. Penyuluh membuat SAP mengenai Stimulasi perkembangan anak usia
0-12 bulan
c. Penyuluh diharapkan telah mempersiapkan terkait materi, media, alat
bantu, serta sarana prasarana yang digunakan untuk penyuluhan
kesehatan dengan matang
d. Penyuluhan dilakukan dengan sesuai pengorganisasian
2. Kriteria Evaluasi Proses
a. Penyuluhan berjalan sesuai rencana
b. Suasana penyuluhan konduksif dan tidak ada peserta yang
meninggalkan ruangan saat dilakukan penyuluhan
c. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
d. Peserta memberikan respon atau umpan balik berupa pertanyaan-
pertanyaan
3. Kriteria Evaluasi Hasil
Sebelum melakukan penyuluhan, pemateri memberikan pertanyaan dasar
mengenai Stimulasi perkembangan anak usia 0-12 bulan, kemudian setelah
penyuluhan diberikan pertanyaan yang sama dengan pertanyaan yang
diberikan sebelum dilakukan penyuluhan.
Lampiran
A. Definisi
Stimulasi perkembangan merupakan suatu tugas yang muncul pada
periode tertentu dalam rentang kehidupan individu, berkaitan dengan
kematangan fungsi tubuh, kemampuan berpikir dan bersikap. yang apabila
tugas itu dapat berhasil dituntaskan akan membawa kebahagiaan dan
kesuksesan dalam menuntaskan tugas berikutnya, sementara apabila gagal
maka akan menyebabkan kesulitan dalam menuntaskan tugas berikutnya
(Havighurst, 1991 dalam Yusuf, 2008).
Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang
lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan
bahasa serta sosialisasi dan kemandirian. Pertumbuhan terjadi secara simultan
dengan perkembangan. Berbeda dengan pertumbuhan, perkembangan
merupakan hasil interaksi kematangan susunan saraf pusat dengan organ yang
dipengaruhinya, misalnya perkembangan sistem neuromuskuler, kemampuan
bicara, emosi dan sosialisasi. Kesemua fungsi tersebut berperan penting
dalam kehidupan manusia yang utuh (Kemenkes RI, 2016).
b. Keluarga.
c. Umur.
Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada masa prenatal, tahun
pertama kehidupan dan masa remaja.
d. Jenis kelamin.
e. Genetik.
b. Mekanis
c. Toksin/zat kimia
d. Endokrin
e. Radiasi
Paparan radium dan sinar Rontgen dapat mengakibatkan kelainan
pada janin seperti mikrosefali, spina bifida, retardasi mental dan
deformitas anggota gerak, kelainan kongential mata, kelainan
jantung.
f. lnfeksi
g. Kelainan imunologi
h. Anoksia embrio
i. Psikologi ibu
B. Faktor Persalinan
d. Psikologis
Hubungan anak dengan orang sekitarnya. Seorang anak yang tidak
dikehendaki oleh orang tuanya atau anak yang selalu merasa
tertekan, akan mengalami hambatan di dalam pertumbuhan dan
perkembangannya.
e. Endokrin
Gangguan hormon, misalnya pada penyakit hipotiroid akan
menyebabkan anak mengalami
hambatan pertumbuhan.
f. Sosio-ekonomi
Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan, kesehatan
lingkungan yang jelek danketidaktahuan, akan menghambat
pertumbuhan anak.
g. Lingkungan pengasuhan
Pada lingkungan pengasuhan, interaksi ibu-anak sangat
mempengaruhi tumbuh kembang anak.
h. Stimulasi
Perkembangan memerlukan rangsangan/stimulasi khususnya dalam
keluarga, misalnya penyediaan alat mainan, sosialisasi anak,
keterlibatan ibu dan anggota keluarga lain terhadap kegiatan anak.
i. Obat-obatan
Pemakaian kortikosteroid jangka lama akan menghambat
pertumbuhan, demikian halnya dengan pemakaian obat perangsang
terhadap susunan saraf yang menyebabkan terhambatnya produksi
hormon pertumbuhan.
Argiati, Siti Hafsah Budi, Perilaku Agresif Ditinjau dari Persepsi Pola Asuh
Authoritarian, Asertivitas dan Tahap Perkembangan Remaja Pada Anak
Binaan Lembaga Pemasyarakata Anak Kutoarjo, Jawa Tengah, Tesis, tidak
diterbitkan, Yogyakarta: Sekolah Pascasarjana UGM, 2008
Hurlock, E. (1978). Perkembangan anak jilid I & II. Penterjemahn: dr. Med.
Meitasari Tjandrasa dan Dra Muslichah Zarkasih. Jakarta Erlangga.
Seifert, Kelvin L., and Hoffnung, Robert J. (1991). Child and Adolescent.