Komunikasi
●
Perilaku lain, Seperti Hiperkinesis,
Moetrasi Agresitivitas, menolak Beraktivitas dengan
(2000) alasan tidak jelas, Membenturkan Kepala,
Menggigit, Mencakar atau menarik rambut
JADI...
Autistik merupakan gangguan proses perkembangan
neurobiologis berat yang terjadi dalam tiga tahun
pertama kehidupan. Hal ini menyebabkan gangguan
pada bidang komunikasi, bahasa, kognitif, sosial, dan
fungsi adaptif, sehingga menyebabkan anak tersebut
seperti manusia “aneh” yang seolah-olah hidup dalam
dunianya sendiri.
Faktor Penyebab
Tidak hanya kepada anak kecil namun orang dewasa dapat
menunjukan gejala autistik, maka ia memakai istilah
Early
Infantile
Autism
Surtini (2000)
●
bahwa autistik diduga merupakan gangguan dengan penyebab multifaktorial,
meliputi penyebab genetik atau biologik dan penyebab lingkungan
●
Autisme infantil atau autisme masa kanak, dimasukkanya dalam kelompok
gangguan perkembangan pervasif dalam blok gangguan perkembangan psikologis.
Teori-Teori
Faktor Penyebab
Teori Psikososial
Teori Biologis
Teori Imunologi
Infeksi Virus
TEORI PSIKOSOSIAL
●
Disfungsi neurokemistri yang ditemukan pada anak autistik merupakan dasar dari
perilaku kognitif yang abnormal (Widyawati, 2002).
●
Diduga pada anak dengan autistik terjadinya hiperserotoninemia atau
Hipotesis Neurokemistri hiperdopaminergik. Hiperserotoninemia ditemukan pada sepertiga penyandang
autisme. Terjadinya hiperdopaminergik pada otak penyandang autisme meskipun
masih diragukan, tetapi pemberian haloperidol yang merupakan penghambat reseptor
dopamine menunjukkan hasil positif pada penyandang autisme (Sunarti, 2000)
TEORI ●
Ditemukan penurunan respon dari sitem imun
pada beberapa anak autistik meningkatkan
IMUNOLO kemungkinan adanya imunologis pada beberapa
kasus autisme (Widyawati, 2002).
GI
INFEKSI
●
Peningkatan frekuensi yang tinggi dari gangguan autistik pada anak-
anak dengan congenital rubella, herpes simplex, enchephalitis, dan
cytomegalovirus infectuin, juga pada anak-anak yang lahir selama
musim semi dengan kemungkinan ibu mereka menderita influenza
VIRUS
musim dingin saat mereka ada dalam rahim, telah membuat para
peneliti menduga infeksi virus ini merupakan salah satu penyebab
autistik.
KARAKTERISTIK PENYANDANG
AUTISTIK
Segi Interaksi Sosial
Menolak, tidak Ketidakmampuan
Lebih suka menyendiri
Gagal menunjukkan
Gerakan mata
mengangkat kedua namun akanaturan
memahami berkurang
yang
suatu objek ke orang
tangan bila hendak sejalan bertambahnya
berlaku dalam interaksi
yang
lain
dipeluk
abnormal usia
sosial
Ac Ke
uh tid
da ak
n ma
tid mp
ak ua
ber n
ea ber
eks
ksi
pre
/
si
terl
da
alu
n
me
me
lek
ma
at
ha
pa
mi
da eks
pe pre
nd si
ek wa
ata jah
n da
ort n
un vo
ya kal
Segi Komunikasi dan Pola Bermain
Gerakan-gerakan stereotipik
GANGGUAN-GANGGUAN YANG
DIALAMI
Gangguan Kognitif
Perilaku stereotipik
Gangguan pemusatan perhatian dan impulisivitas
Cara anak autistik meReaksi terhadap
Perangsangan Indera
Mono Channel
(mengandalkan
Hiperakuisisi Temper Tantrum salah satu sensor Multi Channel
dalam mengenali
stimuli)
Apa yg tjd pd Gangguan Afek dan
Gangguan Tidur dan Makan Mood serta Emosi mereka?
Pola tidur
Pickyyang
Eaters
terbalik Perubaha
n mood
yang
drastis
Rasa takut
yang
berlebihan
Cemas yang
berat dalam
perpisahan
Perilaku yang Membahayakan Diri Gangguan
Sendiri Kejang
10-25%
diantara
anak-anak autistik
Automutilasi
Temper Tantrum
Kurangnya perasaan
bahaya
Jadi, dapat dikatakan bahwa...
Anak autistik memiliki cara berpikir yang
berbeda,
Djamaluddin 4X lebih
Rapin Gerlach ASA 4 (2002), pada
(2000) dari banyak
(1990) 5- 1990 15-20
pada laki-
15 orang 1 dari 1000 per 10.000
laki
dari 500 pendud anak, pada
2000 = 1 per daripada
10.000 anak uk perempuan
150 anak.
Berdasarkan Prediksi Kemandirian Mereka
di Masa Depan, Anak Autistik Dapat
Diklasifikasikan Sebagai Berikut:
Autisme Infantil
Autisme Fiksasi
Klasifikasi Berdasarkan Intelektual
60% keterbelakangan
mental sedang dan
berat (IQ dibawah 50)
Skizofrenia
Gangguan
Kelekatan
yang Reaktif
Gangguan
Perkembangan
Gangguan Bahasa
Pendengaran
& Penglihatan
VIDEO
IDENTIFIKASI dan
ASESMEN ANAK AUTISTIK
Lewis dan Doorlag (1978) yang menyatakan bahwa
identifikasi merupakan kegiatan awal yang mendahului
asesmen.
Identifikasi Anak
Autistik
Pengertian Identifikasi
Kegiatan mengidentifikasi adalah
kegiatan untuk mengenal atau menandai
sesuatu. Identifikasi anak autistik dapat
dikatakan sebagai suatu proses usaha untuk
menandai atau menemukan anak yang
mempunyai gejala-gejala perilaku autistik.
DUA
TIGA
uk mbe
me daka
n ng
nan
dai
anak
autis
kl
atau
me
tik
den
as
ne
mu
gan
anak
ifi
kan -
anak
ka
ana
k- nor si
mal
ana
k
atau an
perb
yan edaa pe
g n
me den ny
mp gan
uny anak an
-
ai
geja
anak da
la-
yan
g ng
geja
la
men
gala
au
peri
lak
mi
gan
tis
u ggu
an
m
auti
stik. lain. e
Identifikasi Anak Autistik
Sasaran Identifikasi
3 kelompok gejala perilaku yang harus diperhatikan dalam identifikasi anak yang diduga
mengalami gangguan autisme (Widyawati, 2002):
1. Dalam interaksi sosial
2. Dalam komunikasi verbal dan non
verbal serta bermain
3. Dalam berbagai aktivitas dan minat
Anak-anak autistik kemungkinan sangat berbeda antara satu dengan yang lainnya,
tergantung kepada derajat kemampuan intelektual, kemampuan bahasa, dan tipe dari
autistiknya.Namun semuanya itu mempunyai diagnosis yang sama, yaitu autistik
Identifikasi Anak Autistik
Intrumen Identifikasi Autistik
●
Bila pada aspek I, II, dan III terdapat minimal 6 gejala maka dapat dikatakan bahwa anak tersebut
mengalami gangguan autistik.
Pertama
Childhood Autism Rating Scale (CARS)
Untuk menggunakan alat ini harus dengan ketelitian dan kehati-hatian yang
tinggi. Untuk itu pelaksanaannya perlu dibekali latigan yang memadai.
Dalam mengobservasi tingkah laku anak sebaiknya dibandingkan dengan anak normal seumurnya.
Jika tingkah laku yang diobservasi tidak normal untuk anak seumurnya maka harus dipertimbangkan
sejauh mana keanehannya, frekuensinya, intensitasnya, dan lamanya tingkah laku tersebut.
14 butir yang terdiri dari CARS
Relasi (hubungan) Respon Mendengarkan
Kriteria penafsiran
Tujuan Asesmen menentukan penempatan anak dalam suatu sistem layanan bantuan,
mengevaluasi kemajuan anak, dan memprediksi kebutuhan akademik
dan non akademik anak.
●
Sasarannya adalah kekuatan dan kelemahan anak di bidang kognitif,
Sasaran Asesmen motorik kasar, motorik halus, bahasan dan komunikasi, interaksi sosial,
kemampuan bantu diri, penglihatan, pendengaran, nutrisi, dan otot-otot
mulut.
Pelaksanaan Dilakukan oleh berbagai disiplin ilmu. Hoy & Gregg (1993) menjelaskan bahwa konsultasi kolaborasi
●
antar para ahli yang terkait dengan anak dengan kebutuhan kusus merupakan kunci untuk bisa membuat
keputusan yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan anak.
Asesemen
●
Asesmen anak autistik diperlukan keterlibatan aktif dan kerjasama anatara orangtua, guru reguler, guru,
dokter (tenaga medis), psikolog, speech patologis, terapis, pembimbing khusus, dan relawan.
Intrumen Asesmen Anak Autistik
Aspenger (dalam Sieger, 1995) anak penyandang autisme infantile pada umumnya berada
dalam kategori rentan mengalami perilaku autistik yang lebih berat dibandingakan penyandang
autism regresi.
Bentuk perilaku yang dapat diamati pada masa awal :
Masa Bayi
Usia 4 bulan menunjukkan senyum sosial apabila ada orang yang mendekatinnya serta sudah
mulai memeriksa sekeliling (lingkungan yang dapat dijangkau oleh tangannya). Namun pada
anak autistik pada umur yang sama seperti tidak menunjukkan respon walaupun dia diajak
becanda, dikelitik dan sebaginya. Kalau dia tertarik pada objek yang ada disekelilingnya
biasanya ia akan tertarik pada objek tertentu saja.
Kesulitan sejak bayi seperti bayi yang menjerit tidak tahu sebab, sering terbangun pada malam
hari dan waktu tidur tidak teratur. Bayi mungkin sulit untuk dipegang, tidak senang digending
atau dipeluk, sering merontak-rntak. Apabila usaha menanggulai masalah tersebut sering juga
bayi melakukan temper tantrum (ngambek, menyakiti diri sendir dengan membenturkan kepada
atau berguling-guling).
Gejala lain seperti berperilaku sengan tenang tidak mempunyai banyak keinginan
(hipoaktif). Bila dibaringkan di tempat tidur posisinya tidak berubah. Bayi seperti tidak
pernah merasa lapar dan haus. Tidak pernah protes dengan menangis meskipun sudah
terlambat di beri susu atau makan.
Hal yang mengkhawatirkan orang tua ialah bila anak tidak pernah mengangkat
lengannya atau menunjukkan gerakan apabila mereka akan digendong. Bila digendong sikap
tidak pernah pas dan selalu gelisah. Bayi seperti ini lebih tertarik dengan benda tertentu
dibandingkan dengan kedatangan orang yang mendekatinnya
Autisme Infantile
Usia 2-5 tahun
Autisme regresif
umumnya orang tua menyadari pada usia 1,5 – 2 tahun.
Bayi (sebelum 2 tahun) 2-3 tahun
3. Membuat videohome training agar orang tua dapat 2. Guru dan terapis memberikan latihan
mempelajari dan mempraktekkan di rumah. Latihan dasar sudah sederhana untuk dapat dipraktekkan
dapat dilakukan seperti : dirumah khususnya dalam memberikan
a. Kontak mata sudah ada stimulus pada anaknya dalam latihan
b. Sudah ada perhatian terhadap permainan panca indera.
c. Sudah dapat diatur, duduk sendiri
d. Anak dapat makan sendiri, dengan tidak berantakan
e. Dapat berpakaian sendiri, dsb
Maka anak autistik dapat melakukan sosialisasi dengan
playgroup atau TK.Lalu pihak TK akan melaporkan apakah
anak tersebut dapat bersosialisasi, berintegrasi dan
sebagainya.
4. Agar semua keluarga diberi tahu bahwa anak mengalami gangguan autistik sehingga masing-masing dapat
mengerti dan memberikan konstribusi yang diperlukan.
2. Bantuan lain yg bs diberikan bagi dalam
intervensi dini ada 3, yaitu:
Dipusat terapi atau klinik autisme yang telah menyediakan program
penanganan dini tersebut seperti Discrete Trail Training (DTT), Learning
Exoerince an Alternative Program for Preschooles and Parents (LEAP), Floor
time, treatment and education of autistic and relates, communication
handicapped children (TEACCH) (Mayrice, 1996).
Program nasional di North Carolina USA, yang melayani anak penyandang autisme dan diakui secara internasional
sebagai sistem pelayanan yang tidak terikat bebas. Program ini menyediakan pelayanan yang berkesinambungan untuk
individu, keluarga dan lembaga untuk anak penyandang autisme. Penangannya temasuk diagnosa, terapi, konsultasi,
kerjasama dengan masyarakat sekitar, tunjuangan hidup dan tenaga kerja, dan berbagai pelayanan lainnya untuk
memenuhi kebutuhan keluarga yang spesifik. Para terapis harus memiliki pengetahuan dalam berbagai bidang termasuk
speech pathology, lembaga kemasyarakatan, intervensi dini, pendidikan luar bisa dan psikologi.
Djamaluddin (2002) menjelaskan bahwa anak autistik yang tekah mendapatkan penanganan dini
D. Penanganan Lanjutan
dengan baik dan mendapatkan hasil yang menggembirakan, makan anak tersebut dapat dikatakan
"sembuh” dari gejala autistik.
Apabila anak sudah dapat mengendalikan perilaku sehingga tampak berperilaku normal,
berkomunikasi, dan berbicara normal, serta memiliki wawasan akademik yang cukup sesuai dengan
anak seusiannya. Anak sebaiknya sudah masuk dalam kelompok anak-anak normal sehingga dengan
demikian ia mempunyai figur anak normal dan meniru tingkah laku anak normal seusiannya.
3. Terapi intergasi sensoris (sensory integration 7. Terapi melalui makanan (diet therapy):
therapy) : untuk anak yang mengalami gangguan untuk anak yang alergi dengan makanan
sensorinya tertentu.
4. Terapi okupasi : untuk melatih motorik 8. Intergrasi integrasi pendengaran (auditory integration
halus anak therapy) : agar pendengaran anak lebih sempurna
1. Terapi Wicara
Ketika ortu mulai curigai kelaninan pada anak dan biasanya pertama mereka akan
menghubungi yang berada dudunia kesehatan. Salah satu kesulitan yang biasanya dialami
anak-anak penyandang autisme adalah kesulitan berkomunikasi. Evaluasi awal dilakukan
untuk mendapatkan profil anak dan melihat tahap mana kemampuan anak berada dari sisi
kemunikasi serta saran apa yang akan diberikan untuk mengatasi masalah yang terlihat dan
biasanya diikuti dengan konseling untuk orang tua dan keluarnya laporan hasil evaluasi
awal
Peranan terapis wicara dalam kelangsungan terapi untuk anak autisme :
b. Mengajarkan atau memperbaiki kemampuan anak untuk dapat berkomunikasi secara verbal yang
baik dan fungsional. (termasuk bahasa yang resertif/ekspretif-kata benda,kata kerja,dsb,
kemampuan memulai pembicaraan).
Salah satu cara yang baik dalam menangani anak autism adalah
dengan mencoba mengerti bagaimana anak melihat dunia sekitarnya
atau dari sisi pandang anak itu sendiri. Bila mendapat respon yang
“aneh” dalam berinteraksi dengan anak autisme, janganlah menimpali
dengan reaksi yang negative atau membatalkan usaha untuk
berkomunikasi dengan mereka. Teapi bertindaklah bijaksana dan
berusaha memikirkan “mengapa mereka berperilaku demikian ?”
pikirkanlah apa tujuan atau yang diinginkan dan bijaksanalah dalam
membangun jembaan interaksi dengan mereka.
2. Terapi Musik
Cara yang mudah dan sederhana asal ada kemauan yang kuat dari orang tua
maupun terapis untuk senantiasa mempraktekkannya.
Efek terapi musik pada anak autistik bisa terjadi akibat adanya stimulasi dari suara music itu sendiri atau
bisa juga dengan permainan alat music yang sederhana. Lagu yang dinyanyikan dengan benar dapat
merangsang anak untuk mau menggerakkan anggota tubuhnya.
Jadi terapi music kepada anak autistik dengan maksud agar dapat
menimbulkan rangsangan kemauan mengekspresikan dan menyalurkan
perasaan secara lebih bebas.
Mengembalikan Individu ●
● Anak
Anak luar
musik,
luar biasa
biasa sering
sering bersifat
bersifat tertutup,
tertutup, sering
sering mogok
mogok melakukan
melakukan tugas
tugas dan
dan kegiatan
kegiatan kelas.
kelas. Dengan
musik, terbuka jiwanya dan rasa individunya menuju dunia luar. Hal ini guru membentuk suatu media
terbuka jiwanya dan rasa individunya menuju dunia luar. Hal ini guru membentuk
Dengan terapi
suatu
terapi
media atau
atau
Dengan
Dengan mendengarkan
mendengarkan tepukan
tepukan irama
irama yang
yang memiliki
memiliki ritme
ritme teratur
teratur atau
atau bunyi
bunyi alat
alat musik
musik tertentu,
tertentu, anak
anak akan
Melatih Persepsi Anak
●
●
akan
terangsang
terangsang untuk memperhatikan dan menikmati dengan konsentrasi. Dengan itu, mereka akan melihat dan
untuk memperhatikan dan menikmati dengan konsentrasi. Dengan itu, mereka akan melihat dan
memperhatikan
memperhatikan cara
cara membunyikan
membunyikan alat
alat musik
musik itu
itu dengar
dengar baik.
baik.
Mengurangi Ajakan
Ajakan bernyanyi,
●
●
bernyanyi, bertepuk
menggerakkan
menggerakkan anggota
bertepuk tangan
anggota tubuh
tangan atau
tubuh yang
atau menyembunyikan
yang kaku
menyembunyikan alat
kaku dan
dan lemah.
alat musik
lemah. Melakukan
musik tertentu
Melakukan latihan
tertentu merangsang
latihan ini,
ini, akan
merangsang anak
akan membawa
anak untuk
membawa dampak
untuk
dampak yang
yang
Kekakuan Otot
positif
positif serta
serta dapat
dapat mengurangi
mengurangi atau
atau menghilangkan
menghilangkan kekakuan
kekakuan otot.
otot.
Membentuk Kembali
Hubungan interpersonal dapat dibentuk dengan kegiatan
Hubungan
●
Meningkatkan pengenalan ●
Anak autistik atau guru, mungkin akan merasa pesimis untuk mampu memainkan alat
dan pengetahuan tentang musik tertentu, sebab sadar akan kekurangan diri mereka. Untuk menghilangkan rasa itu,
maka terapi musik dimulai dengan alat musik yang sederhana yang dapat dibuat sendiri
dari kaleng botol kosong, kentongan atau apa saja yang dapat menimbulkan bunyi.
musik
Menghilangkan Kelelahan ●
Pada hakekatnya seni musik, seni tari, seni suara dan seni drama yang baik jika
dinikmati akan menjadi hiburan segar untuk menghilangkan kelelahan jasmani dan
dan Menciptakan Suasana ketegangan itu menimbulkan suasana santai pada diri seseorang termasuk
penyandang autisme.
Santai
Terapi Integrasi Sensori
Salah satu asumsi dari teori Sensory Lebih lanjut dijelaskannya, bahwa salah satu
Integration didasari oleh pengetahuan tugas penting dari struktur subcortical
adalah menerima, menyaring, dan Dalam terapi Sensory Integration,
bahwa otak adalah suatu organ yang
memperhalus input-input sensorik, sebelum usaha untuk memperbaiki efisiensi
berfungsi secara terintegrasi, tetapi melanjutkan input-input yang telah
terdiri atas struktur yang terorganisasi kinerji batang otak dan thalamus
diintegrasikan tersebut ke corteks otak. Jadi,
secara hirarkis. Tingkat yang lebih fungsi corteks otak tergantung pda fungsi
ini, dikerjakan dengan
luhur, yaitu corteks otak (bagian kulit) struktur subcortical untuk mendapatkan membimbing anak untuk
mempunyai fungsi luhur seperti input sensorik yang terorganisir, agar dapat berpartisipasi secara aktif dalam
abstraksi, logika, bahasa, dan diolah dan dianalisa untuk menyiapkan melakukan berbagai aktivitas
sebagainya. Sedangkan tingkat yang reaksi yang tepat terhadap input-input
sensorik tersebut. Aspek yang penting dari yang terutama dapat memberikan
lebih rendah (struktur subcortical)
sensory integration ini, terutama terjadi di masukan input-input vestibuler dan
mempunyai fungsi yang disfus dan
kurang spesifik tetapi mempunyai
batang otak dan thalamus. Proses somatosensori (taktil dan
pengintegrasian dari input-input vestibular, proprioseptif).
pengaruh yang bermakna terhadap taktil dan proprioseptif, terutama terjadi di
keseluruhan kinerja otak (Utama, 2002). bagian otak ini.
Masalah sensory intergration yang seringkali ditemukan
pada anak-anak penyandang autisme :
M asalahdalam
Masalah padapola
berbagai
regulasi
Pola registrasi dan
fungsi
yang pendukung
berhubungan dengan
modulasi
fungsi sensorik
prosesRAS (reticular
sensory
yang tidak
aktivating
integration konsisten
system)
Ma
sal
ah
dal
am
me
ngo
rga
nis
asi
kan
inp
ut-
inp
ut
sen
sori
k
unt
uk
me
ngh
asil
kan
res
pon
yan
g
ses
uai
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan
Terapi Mediktosa
menjelaskan atau vitamin dan
health food pada
bahwa saat ini anak-anak haruslah
pengobatan anak sangat hati-hati,
autistik lebih karena bisa
ditujukan untuk memberi efek
mencoba samping yang
membahayakan
memperbaiki
anak. Beberapa
komunikasi, vitamin yang telah
memperbaiki diujicobakan pada
respons, penyandang
terhadap autisme di beberapa
lingkungan dan negara adalah
megadosis vitamin
menghilangkan B6, magnesium,
perilaku aneh vitamin B15 dan
dan diulang- asam folat. Hasil
ulang. Karena yang cukup baik
gangguan yang diperoleh sekitar
40% dari
terjadi pada anak pemakainya,
autistik di dalam sedangkan 60%
otak, maka obat- mengeluhkan
obatan yang bermacam-macam
dipakai tentu efek samping
seperti sulit tidur,
saja obat-obatan
hiperaktivitas,
yang bekerja di marah-marah,
otak. agresi dan
mengompol.
Beberapa penelitian yang dilakukan oleh Autism research review
internatinal tentang penggunaan vitamin B6 untuk menangani kasus
autisme. Hasil penelitian tersebut menunjukkan hasil yang positif dan
tidak ditemukan efek yang merugikan. Prof. Enoch Callaway juga
mengadakan penelitian terhadap anak autistik dengan sampel diberi
vitamin B6 antara 300mg-500mg per hari. Juga diberikan beberapa
ratus magnesium dan vitamin B kompleks perhari dan menunjukkan
hasil yang luar biasa. Peneliti lain Le Lord tidak hanya meneiti
tentang perubahan tingkah laku, tetapi juga tentang aktivitas elektris
otak, ekskresi asam amino homovanilik (HVA) dan hasil metabolisme
urin lainnya. Hasilnya positif; dari 91 pasien didapati 14% mengalami
perbaikan luar biasa, 33% membaik, 42% tetap, dan 11% memburuk.
Menurut Budiman (1996), pemberian obat
pada anak autistik harus didasarkan pada
diagnosis yang tepat, indikasi yang kuat,
pemakaian obat seperlunya, pemantauan
ketat gejala-gejala efek samping, dosis obat
terus menerus disesuaikan dengan kebutuhan,
pakai obat yang sudah dikenal, dan setiap
Terapi Perilaku
Pencernaan anak autistik tidak mampu mencerna protein casein dan gluten secara
sempurna, sehingga masih ada mata rantai asam amino yag belum terputus.
Serpihan 2 atau 3 asam amino yang masih berantai berantai ini disebut peptida
(gema talitakum, edisi Juni 2002). Peptida seharusnya dikeluarkan melalui urine,
namun pada anak autistik masih ada bagian peptida yang terserap ke otak dan
kemudian diikat di otak oleh reseptor opoid. Peptida kemudian berubah berubah
di otak dan berfungsi seperti morfin. Otak dipengruhi sedemikian rupa sehingga
fungsinya kacau. Yang berpengaruh adalah perilaku, emosi, persepsi dan kognisi
sehingga membuat gejala-gejala autistik menjadi semakin parah.
Oleh karena itu, sebaiknya makanan
yang mengandung casein dan gluten
dihilangkan dari makanan anak, seperti:
Tingkat keberhasilan yang dicapai dalam melaksanakan terapi terhadap penyandang autisme sangat dipengaruhi oleh
derajat gangguan yang dialaminya. Semakin berat derajat autistik yang dialami seseorang, maka semakin sulit pula
mencapai keberhasilan yang memuaskan.
Lanjutan...
Usaha
penyembuhan
terhadap anak
yang mengalami
kelainan mental
& fisik dengan
jalan
memberikan
keaktifan kerja
sehingga
mengurangi
penderitaan
yang dialami
anak.
(Kusnanto)
OKUPAS
I
(Kesibuka
n atau
pekerjaan
tertentu)
Rasa bahagia dan mengurangi
Anak autis dapat melakukan
Harga dirinya tumbuh rasa rendah diri maupun sakit
sesuatu yang menjadi tugasnya
yang dideritanya
Terapi Okupasi merupakan beberapa disiplin ilmu,
antara lain seni dan pendidikan dapat membantu
pengobatan fisik, emosi, dan sosial anak.
TERAPI OKUPASI
SENI
●
Anak tidak merasa dipaksa dan dapat memahami kegiatan sebagai suatu kebutuhan dan akhirnya menjadi suatu
keahlian yang dapat dijadikan bekal hidup.
ILMU PENGETAHUAN
●
Sebelum memberikan kegiatan, terapis harus menguasai materi latihan, suasana, pendekatan, alat, tempat, dan
waktu yang disesuaikan dengan keadaan anak.
JIKA DISIAPKAN DENGAN BAIK, ANAK AKAN SENANG MELAKUKAN KEGIATAN DAN
TIDAK MERASA TERPAKSA ATAU TERBEBANI.
Disiplin Ilmu yang Mendukung Terapi Okupasi
Ortopedagogik
Ilmu Pendidikan
Ilmu pendidikan
Pemahaman
bagi anak luar
dan keterampilan.
biasa.
PERSIAPAN TERAPI OKUPASI
●
Materi latihan dipilih dan ditentukan dengan memperhatikan karakteristik atau ciri khas anak autis. Nama dan bahan
MATERI LATIHAN latihan bisa sama, tetapi kedalaman dan keluasan materi latihan anak autis antara satu dengan lainnya berbeda.
CARA / PENDEKATAN
●
Cara atau pendekan latihan perlu memperhatikan karakteristik anak. Lebih
baik sistem kelompok atau individual? tergantung tujuan latihan.
●
Menyangkut kapan latihan diberikan dan berapa lamanya. Latihan sebaiknya diberikan
WAKTU dalam waktu tidak terlalu lama, tetapi sering. Hentikan jika anak tampak bosan.
●
Sebaiknya, tempat yang digunakan disesuaikan dengan keadaan anak,
TEMPAT
materi latihan, dan alat yang dibutuhkan.
TUJUAN TERAPI OKUPASI
Diversional
●
TO dapat digunakan untuk mengalihkan perhatian agar tidak terjadi neurosis dan
memelihara mental.
●
TO juga digunakan untuk menyalurkan emosi atau kekesalan.
Pemulihan ●
Membuat persendian, otot, dan kondisi tubuh umumnya dapat berfungsi
sebagaimana mestinya sehingga dapat memenuhi kebutuhan hidup.
Fungsional
Latihan-Latihan ●
Memberikan anak peluang persiapan menghadapi tugas,
pekerjaan , atau profesi yang sesuai dengan kondisinya.
Prevokasional
Sasaran Terapi Okupasi
Meliputi cara anak menambah pengetahuan tentang tubuh sebagai sarana gerak,
ASPEK INTELEKTUAL kebiasaan hidup sehat, menyelesaikan masalah yang dihadapi, dan peningkatan
daya kreativitas.
ANAK AUTIS BER-INTELEGENSIA penekanan pada latihan pemulihan fungsi tubuh, penyesuaian, atau
NORMAL prevokasional. Biasanya membutuhkan waktu terapi yang tidak terlalu
lama dan materi latihan lebih tinggi dan banyak.
ANAK AUTIS BER-INTELEGENSIA DI vokasional tingkat terampil. Meskipun mereka dapat mengikuti
BAWAH NORMAL persiapan (prevokasional), tetapi tidak akan selancar anak lainnya.
Waktu terapi relatif lebih lama dan butuh penyederhanaan materi.
Sasaran Terapi Okupasi Khusus bagi Anak
Autis
Berkomunikasi
Mobilitas (gerak)
meskipun
Persepsi yang Bergaul yang
yang baik. sederhana. baik. sederhana.
Dalam menentukan bahan latihan, kita harus mengukur kemampuan anak autis berdasarkan gradasi autismenya.
Selain itu, yang diperlukan adalah usia mental.
●
Penentuan Bahan
Terapis dapat menyusun langkah-langkah sensiri yang lebih sesuai kemampuan anak dan urutan terapi bisa
ditambah atau dikurangi sesuai kemampuan anak.
●
Langkah Pelaksanaan
Penilaian
1. Kolom uraian diisi dengan tahapan-tahapan tugas uang dilakukan anak sehingga tercermin apa saja yang
dapat dilakukannya.
2. Kolom 1 s.d. 6 latihan dilakukan enam kali, berarti latihan tidak perlu dilakukan terlalu lama, tetapi
rutin.
3. Kolom tanggal untuk mengingatkan terapis mengenai waktu pelaksanaan latihan.
4. Kolom rata-rata untuk melihat kemampuan anak melakukan latihan secara kurun waktu enam kali laihan
untuk satu macam tugas.
5. Kolom jumlah berada pada bagian bawah tabel untuk mencatat jumlah skor yang dicapai anak untuk
semua tugas yang tercantum di kolom uraian.
6. Kolom skor rata-rata terdapat di bawah tabel untuk mencatat skor rata-rata kemampuan anak untuk
keselurihan item tugas yang tercantum di kolom uraian.
7. Kolom keterangan berisi tanda atau keterangan dan bobot nilai 2 jika anak dapat melakukan tugas tanpa
bantuan, nilai 1 jika anak dapat melakukan tugas dengan bantuan, dan nilai 0 jika anak tidak mampu
melakukan tugas.
Berdasarkan penilaian tersebut akhirnya dapat diperoleh kesimpulan baik berupa nilai kuantitatif maupun
kualitatif.
Ragam Latihan Terapi Okupasi
(Usia 3 tahun s.d. 6 tahun)
Latihan Mereaksi
Kebiasaan Gerak
Keselamatan Diri
Kemampuan Komunikasi
Orientasi Lingkungan
Kemampuan Sosial
Kesibukan
VIDEO
RAGAM LATIHAN TERAPI
OKUPASI
Latihan Mereaksi
●
Latihan memanggil namanya
●
Kegiatan terapis : Menatap mata orang yang berbicara dengannya.
●
Kegiatan anak Evaluasi : Menoleh jika dipanggil namanya.
●
Aspek yang dinilai : Menunjukkan reaksi jika diajak berbicara.
Kebiasaan Gerak
●
Latihan jalan pada garis lurus
●
Kegiatan Terapis : Bimbinglah anak jalan, kemudian menyuruhnya berjalan sendiri diatas garis.
●
Kegiatan Anak: Anak berjalan secara bebas terlebih dahulu, kemudian jalan diatas garis lurus.
●
Evaluasi : Berjalan dengan arah bebas , Berjalan pada garis walau hanya beberapa langkah, Berjalan pada garis lurus.
Kegiatan yang bermanfaat
●
Latihan membuat bentuk-bentuk sederhana
●
Kegiatan Terapis : Memberi contoh cara membulatkan plastisin. Memegang tangan anak dan mengajarkan cara membulatkan plastisin.
●
Kegiatan Anak : Anak memegang plastisin, ditaruhhnya ditelapak tangannya, kemudian dibentuk bulat.
●
Evaluasi : Mengambil plastisin secara bebas, menaruh plastisin ditelapak tangannya, membulatkan plastisin ditelapak tangannya.
●
Latihan 1. Berjalan bebas tanpa bantuan
●
Latihan 2. Melempar bola : menggunakan bola karet, jarak antara terapis dengan anak kira-kira 2 meter.
●
Latihan 3. Melompat dengan dua kaki
Kemampuan motorik halus
●
Menyusun kubus
●
Memungut/mengambil benda kecil
●
Merangkai benda kecil
PENGEMBANGAN FUNGSI INDERA
Mereaksi bunyi dengan ekspresi muka atau badan Menyortir bentuk
Indera Indera
pendengaran Penglihatan
Indera Peraba Indera Pengecap Indera Penciuman
Keselamatan diri
Latihan 1. Bahaya benda tajam
Latihan 2. Bahaya listrik dan pencegahannya
Latihan 3. Bahaya api
Kemampuan Komunikasi
Latihan 1. Komunikasi pasif menjalankan perintah sederhana
Latihan 2. Komunikasi aktif mengenai identitas diri
Latihan 3. Mengucapkan beberapa kata sederhana
Orientasi Lingkungan
Latihan keadaan kamar anak
Kemampuan Sosial
Latihan 1. Bersosialisasi
Latihan 2. Memelihara milik sendiri
Kesibukan
Latihan 1. Membuat bentuk dengan plastisin
Latihan 2. Melukis dengan jari
Tiga jenis terapi yang masih merupakan cakupan
terapi okupasi (OT), yaitu terapi bermain, terapi
musik, dan terapi sensori integritas.
A. Terapi Bermain
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, pengertian bermain adalah
melakukan sesuatu untuk bersenang-senang. Menurut Elizabeth
hurlock (1194), bermain adalah setiap kegiatan yang dilakukan
untuk kesengan yang ditimbulkan tanpa mempertimbangkan hasil
akhir.
●
Hal-hal yang menarik untuk pengembangan
Bermain yang fungsi mata, telinga dan latihan otot-otot.
Hal-hal dalam pengembangan kekuatan,
berkaitan dengan
●
Keadaan anak
B. Ragam Latihan Terapi Bermain
1. Sensorik motor
Digunakan untuk pengembangan otot-otot,
fungsi mata, telinga, dan pengertian.
Naik dan
Permainan
turun
mendaki
tanngga
Bermain di Bak Pasir
Memasang
dan Melukis
membongkar dengan
puzzle jari
sederhana
C. Terapi Sensori Integrasi
Input sensorik bermacam-macam, bisa dirasa dengan rabaan, didengar, dilihat dan
dicium.
LANJUTAN.....
• Jika sensoriknya tidak bekerja dengan baik maka anak autis kurang
atau tidak mampu menerima input sensorik dengan baik. Dengan
terapi sensori integrasi, anak dibimbing melakukan berbagai aktivitas
yang akan memberinya berbagai input sensorik secara aktif.
• Terapi dirancang untuk memberikan perangsangan vestibuler
(keseimbangan), proprioseptif (gerak, tekan, dan posisi sendi otot),
taktil (raba), auditori (pendengaran), dan visual (penglihatan ) .
• Biasanya, terapi sensori integrasi diberikan 1-2 kali seminggu selama
satu jam atau tergantung dari kebutuhan anak dan tersedianya sarana
terapis. Waktu terapis berkisar antara enam bulan hingga dua tahun.
Kadang ada anak yang memerlukan terapi secara periodik, misalnya 6-
9 bulan, lalu diulangi lagi beberapa waktu kemudian.
• Perlu diketahui, terapii sensori integrasi hanya sebagian dari
pendekatan terapi okupasi (OT). Jadi, anak tetap memerlukan terapi
lain untuk mendukung terapi ini.
Jika terapi sensori integrasi berhasil anak dapat memproses berbagai informasi
sensorik yang kompleks dengan lebih baik. Ini memberi pengaruh besar bagi
kemampuan anak melakukan aktivitas sehari-hari.
Snoezelen dikembangkan
Terapi snoezelen merupakan
sejak tahun 1960-an di AS,
aktivitas yang dirancang
lalu dikembangkan di
untuk mempengaruhi sistem
Belanda tahun 1975 oleh dua
saraf pusat (SSP) melalui
orang ahli, yaitu Jan
pemberian rangsangan yang
Hulsegge dan Ad Verheul.
cukup pada sistem sensori
Kata Snoezelen sendiri
primer anak, seperti
adalah bahasa Belanda,
penglihatan, pendengaran,
snuffelen (to sniff atau
peraba, perasa lidah, pembau,
mencium) dan doezelen (to
dan juga pada sistem sensoris
doze atau tidur sebentar),
internal (vestibular dan
yang bermakna nyaman dan
proprioseptif).
rileks.
Sarana
relaksasi.
Sarana
leisure
environment
Berikut ini beberapa fungsi terapi snoezelen
bagi anak autis :
Sarana
terapi
Sarana
pemberian
pengalaman
sensori
Tujuan Snoezelen
Secara umum, ada beberapa tujuan yang dapat dicapai dalam melakukan terapi ini,
seperti berikut :
●
Menyediakan lingkungan ●
Memberikan kepercayaan dan
yang aman dan tenang. perhatian pada anak.
●
Menciptakan suasana rileks
dan nyaman.
1 5
Mencapai snoezelen yang optimum
Sikap dasar
Peluangyang benar.
menikmati
Bimbingan
yang tepat
Pengulanga
n
Hal yang penting
selama terapi
snoezelen Suasana
yang cocok
Durasi
cukup
Stimuli sesuai
kondisi anak
Efek stimuli
a. Stimuli penglihatan
Stimuli penglihatan diberikan dalam bentuk warna. Warna dibagi
menjadi dua, yaitu warna hangat (merah, oranye, kuning) dan warna
lembut (hijau, biru, dan warna lainnya).
Warna Biru Warna Kuning
Untuk menurunkan denyut Memiliki efek yang sama
jantung, tekanan darah dan Warna Merah dengan merah dan oranye,
frekuensi nafas hingga dua Merah merupakan warna tetapi paling ringan. Kuning
puluh persen. Selain itu, untuk excited, berfungsi untuk merupakan warna stabil, dapat
relaksasi, mengurangi rasa meningkatkan aktivitas otak meningkatkan penampilan yang
khawatir, cemas, nafsu makan, dan tonus otot, juga baik, konsentrasi, dan
dan meditasi. memberikan rasa hangat. produktivitas.
b. Stimuli pendengaran
Musik memiliki pengaruh kuat terhadap perkembangan otak
manusia. Menurut penelitian Donald Hodges, umumnya para
musisi memiliki ukuran otak lebih besar daripada yang bukan
musisi, khususnya jika mereka belajar musik sejak usia tujuh
tahun, otak bagian platinum temporate dan corpus callosum
yang banyak berperan dalam proses verbal dan pendengaran,
pengirim pesan berita dari otak kiri ke kanan dan sebaliknya.
c. Stimuli penciuman
Pemberian rangsang pensiuman berupa aroma terapi
harus disesuaikan dengan kebutuhan anak. Untuk anak yang
sangat sensitif terhadap stimuli, gunakan aroma peppermint
untuk memudahkannya bernafas dalam, aroma mawar untuk
menekan rasa takut dan memberi pengalaman positif, aroma
patchouli (sejenis minyak tumbuh-tumbuhan) untuk
memperbaiki sikap cuek dan memudahkan anak dikontrol
dan aroma camella untuk menenangkan.
Beberapa fungsi aroma berdasarkan jenisnya
Aroma melati Mencegah perubahan dari kurang sensitif ke terlalu sensitif dan sebaliknya.
Sebenarnya, terapi ini tidak selalu harus dilakukan di Penggunakan ruang terapi ini bisa di pusat
Beberapa jenis ruang terapi ini, yaitu ruang relaksasi
ruang khusus. Aktivitas terapi ini bisa dilakukan di luar
ruangan atau rumah, juga diberikan dalam aplikasi
(ruang gelap), ruang aktivitas (ruang “petualangan”), rehabilitasi, klinik anak, sekolah, rumah
ruang putih (white room), dan alamiah (natural room). sakit, dan di rumah.
sehari-hari.
Terapi Musik
Penggunaan musik dapat
Musik adalah bagian dari menghilangkan rasa tidak percaya diri,
kehidupan dan perkembangan menghilangkan perasaan gelisah dalam
hidup manusia hidup seseorang tanpa sebab tertentu
Misalnya, seorang anak autis yang tidak mau bergerak atau tidak teratur
geraknya, melalui terapi musik dapat bergerak secara terarah sehingga dapat belajar
dengan baik (Christine Miles, 1987).
Ewalt (1957) menyebutkan terapi musik efektif dalam kegiatan
komunikasi dengan anak yang sangat pendiam, penyendiri dan
terbelakang yang merupakan karakteristik anak autis.
TUJUAN TERAPI MUSIK
mengembangkan melatih
dan memperbaiki kemampuan
kemampuan fisik persepsi
hari sebelumnya.
F. Ragam Latihan Terapi Musik
1. Latihan motorik halus
Petik jari sesuai irama
Contohkan cara memetik jari sesuai irama cepat dan lambat. Selanjutnya, anak akan mencoba
memetikkan jari. Pertama secara bebas, lalu sesuai dengan irama cepat atau lambat.
Alat : gendang
Pola irama : vvvv O O vvvv O O vvvv O O vvvv O O vvvv
Evaluasi :
Contohkan cara berjalan dan anak pun Bimbing anak bertepuk tangan biasa,
akan mengikutinya. Setelah itu, contohkan keras dan pelan. Selanjutnya, anak
cara berjalan cepat dan lambat. Anak pun akan melakukannya sendiri.
mengikutinya.
Alat : rebana
Alat : rebana Pola irama : OOOO vvvv OOOO vvvv
Pola irama : vvvv -- vvvv -- vvvv -- vvvv -- OOOO vvvv OOOO vvvv OOOO vvvv
vvvv – vvvv OOOO vvvv OOOO vvvv OOOO
Evaluasi : Evaluasi :
Berjalan biasa
Berjalan dengan irama cepat Tepuk tangan secara bebas
Berjalan dengan irama lambat Tepuk tangan sesuai ketukan keras
Berjalan bergantian dengan irama cepat dan Tepuk tangan sesuai ketukan pelan
lambat.
3. Kemampuan persepsi
Latihan mendengarkan
Bimbing anak mendengarkan rekaman kaset suara mobil atau motor, kemudian minta anak
menirukan bunyi-bunyi tersebut dan menyebut nama kendaraan sesuai bunyi yang didengarnya.
Anak akan mendengarkan bunyi kendaraan mobil atau motor. Meniru bagaimana mobil atau motor
dan menyebutkan nama kendaraan sesuai bunyi didengarnya.
Bimbing anak berjalan pada lantai sesuai dengan pola dan anak akan mengikutinya.
Selanjutnya, berjalan sesuai dengan ketukan. Anak akan memperhatikan contoh jalan pada pola
lantai, kemudian mencobanya dan akhirnya melakukannya sendiri. Setelah itu, anak berjalan pada
pola lantai sesuai dengan ketukan.
Bimbing anak untuk mendengar lagu yang dinyanyikan terapis atau dari kaset dan minta anak
untuk mengikuti. Jika anak belum mampu menyanyi maka dengan bersenandung. Mula-mula,
ajarkan menyanyi seluruh lagu dahulu. Kemudian tiap baris. Anak mencontoh terapis, lalu
menyanyi sendiri. Hal yang perlu diperhatikan adalah anak menunjukkan kegembiraan dalam
situasi ini.
Perlihatkan gambar kupu-kupu dan tanyakan bagaimana gerakan terbangnya. Anak memperhatikan
gambar, kemudian mempraktekkan bagaimana kupu-kupu terbang.
Gangguan Kekacauan di
Pendengaran otak
Terlalu sensitif
Terlalu banyak
memperhatikanterhadap
atau suara
cuek
Hilangnya sebagian
kemampuan
pendengaran
Kesulitan merangkai
kata-kata
Tidak dapat
membedakan kata-kata
dalam situasi atau
kondisi yang ramai
Kesulitan
pemahaman bahasa
Kesulitan menangkap
katakata yang
ditujukan kepadanya
Auditory integration training yang tergolong baru ditemukan
dokter asal Perancis, Dr. Guy Bernard 30 tahun lalu.
Hasil-hasil terapi :
1. Mengurangi kesensitifan anak terhadap suara.
2. Meningkatkan konsentrasi dalam menerima dan memproses
bahasa.
3. Memiliki dasar yang baik untuk memulai proses bicara.
4. Penggunaan kata-kata yang lebih baik dengan bahasa yang
lebih ekspresif.
5. Meningkatkan keseimbangan dan koordinasi gerak motorik
ringan.
6. Membuat anak lebih tenang.
7. Membuat anak dapat mengikuti perintah dengan instruksi lebih
kompleks secara bertahap.
Secara umum, AIT membantu melatih telinga dan otak bekerja
sama lebih efisien.
Hal ini membuat otak lebih efisien memproses input yang masuk
baik melalui sensor penglihatan, pendengaran juga kepekaan
terhadap sentuhan, keseimbangan dan gerakan.