Anda di halaman 1dari 5

PERKEMBANGAN ANAK TUNARUNGU (HEARING IMPAIRED)

NO Jenis Aspek Perkembangan

Sosial Emosi Kognitif Kepribadian/moral Fisik

1 Tunarungu  Kurang mampu  Merasa  Adanya hambatan  Mempunyai lebih  Mengalami


bersosialisasi1 sedih/murung2 perkembangan banyak masalah kerusakan pada
 Penurunan  Selalu diliputi bahasa2 penyesuaian indera pendengaran
kemampuan perasaan malu dan  Tidak mampu daripada anak sehingga
berkomunikasi1 perasaan rendah merumuskan tujuan normal1 menyebabkan tidak
 Menarik diri dari diri5 karir apa yang akan  Merasa bahwa tidak bisa menangkap
lingkungan  Mengalamai tekanan ada pada masa ada seorangpun berbagai rangsang
sosialnya2 emosional5 depan3 yang memahami suara, atau rangsang
 Tidak mampu  Kurang percaya diri7  Belum mampu kebutuhan atau lain melalui
menyesuaikan diri  Ketakutan atau merumuskan minat mereka3 pendengaran2
dengan kondisi kekhawatiran pada rencana  Belum mampu  Kerusakan sebagian
lingkungan sekitar3 lingkungan sekitar7 tindakan/agenda memahami dirinya3 atau seluruh alat
 Memiliki  Cepat marah dan yang akan  Ada beberapa pendengaran2
permasalahan dalam mudah tersinggung7 dilakukan3 remaja tunarungu  Adanya kerusakan
pergaulan sosialnya5  Rentan mengalami  Memiliki yang memiliki dalam penyusaian
 Menggunakan stres7 permasalahan pada konsep diri yang volume suara3
isyarat/bahasa verbal  Mudah frustasi8 perencanaan karir positif sehingga  Kualitas suara yang
untuk  Kurang tepat dalam yang matang3 berhasl mengatasi kurang
berkomunikasi5 menyalurkan emosi8  Terhambatnya permasalahan menyenangkan3
 Memiliki  Mudah marah dan perkembangan sosialnya6  Artikulasi bicara
keterampilan sosial lekass tersinggung8 perbendaharaan  Perkembangan yang miskin3
yang rendah6  Tidak mampu kata4 kepribadian  Miskin dalam
 Kurang peka  Perbendaharaan kata terhambat7 kalimat3
terhadap rangsangan mengekspresikan anak tunarungu  Kecenderungan  Kelainan pada ritme
sosial dalam perasaan10 dapat ditingkatkan untuk menyendiri7 berbicara3
berinteraksi di  Minder10 melalui media kata  Memiliki sifat  lebih mengandalkan
lingkungan sosial7  Tidak berdaya10 bergambar4 egosentris melebihi indera
 Sulit melakukan  Merasa tidak  Proses belajar individu normal penglihatannya
adaptasi sosial di nyaman, kesal, dan mengenai mengenal yang ditunjukkan dalam menangkap
masyarakat7 bingung sehingga kata sangat sulit dengan sulit informasi4
 Ketergantungan merasa tidak dilakukan4 menempatkan diri  Terbagi menjadi 2,
pada orang lain7 berdaya10  Secara visual pada situasi berpikir yaitu tunarungu
 Lebih banyak diam  Menurunnya mampu menangkap dan perasaan orang yang dialami sejak
dilingkungan dan semangat belajar10 materi yang lain, sulit kelahiran, da nada
lebih memilih dalam  Mengalami dua kali diajarkan namun menyesuaikan diri, yang dialami setelah
berteman8 lebih banyak stres11 kurang mampu serta tindakannya usia dewasa5
 Dianggap kurang  Self-Attachment dalam memahami lebih terpusat pada  Mencakup tuli
mampu bergaul8 dengan orang konsep yang “aku” atau ego”7 (deaf) dimana
 Merasa minder terdekat yang terkandung dalam  Sulit mengalihkan individu menglami
dalam pertemanan8 kurang misalnya materi4 perhatian apabila kerusakan
 Rendah diri dan ibu11  Sulit sudah menyenangi pendengaran berat
menjadi tertutup8 menginterpretasikan sesuatu7 dan pendengarannya
 Sering menarik diri gerak lawan biacra9  Menjadi seorang tidak berfungsi; dan
dari lingkungan8  Kemampuan bahasa yang egosentris8 kurang dengar (hard
 Anak tidak mampu ekspresif yang tidak  Sulit untuk dialhikan of hearing). Dimana
berkomunikasi memadai10 perhatiannya8 individu mengalami
dengan guru dan  Kemampuan bahasa  Mempunyai sifat kerusakan
teman sebayanya10 pasif yang lebih polos dan pendengaran tetapi
 Merasa terbatasi berkembang10 sederhana8 masih mempunyai
dalam berhubungan  sulit berkonsentrasi  Pengabaian terhadap sisa pendengaran
saat belajar10 yang cukup untuk
dengan orang lain10  Keputusan sosial diri sendiri10 memproses
 Merasa terisolasi yang buruk12  Rentan terhadap informasi bahasa
dan terasingkan10 keputusasaan10 dengan bantuan alat
 Sering diremehkan8  Merasa tidak dengar.7
 Memiliki tingkat berdaya10  Ketidak-mampuan
partisipasi sosial  Agresif10 individu mendengar
yang lebih rendah  Memiliki kualitas menyebabkan ia
daripada orang hidup yang lebih tidak mampu
normal10 rendah dibandingkan berbicara dengan
 Tidak dipahami dengan individu orang lain.7
dengan baik oleh normal11  Berjalan dengan
orang lain12  kaku dan agak
membungkuk (jika
terdapat organ
keseimbangan pada
telinga bagian dalam
yang terganggu)7
 Gerak matanya lebih
cepat7
 Gerak tangannya
cepat atau lincah7
 Pernafasan pendek7
 Aspek kesehatan
pada umumnya
sama dengan
individu normal7
 Memiliki kondisi
fisik yang seperti
anak normal8
 Pasif menggunakan
organ bicara10
 Terganggun secara
lisan dan tertulis
dalam kata reseptif
dan ekspresif11

Referensi:

1. Mardhotillah, Anna, Dessiningrum, Dinie Ratri. (2018). Hubungan Antara Parenting Self-Efficacy Dengan Persesi Terhadap Kompetensi
Sosial Anak Tunarungu. Jurnal Empati, 7(1), 227-237.
2. Widadi, Sri Yekti, Januarity, Rakhmi Anggita. (2017). Pengalaman Merawat Anak dengan Tunarungu Usia Sekolah. Jurnal
Keperawatan ‘Aisyiyah, 4(1), 81-87.
3. Iswari, M., Afdal, Afdal, Ilyas, A., Trizeta, Leviana, Syahputra, Yuda, Astuti, Anisa Dwi, Fikri, Miftahul. (2018). Gambaran
Perencanaan Karir Siswa Tunarungu SMA Sumatera Barat. Doi: 10.31227/osf.io/rnkv5
4. Alfitri, Riski, Iswari, Mega, Kasiyati. (2018). Meningkatkan Perbendaharaan Kata Melalui Media Kata Bergambar Bagi Anak Tuna
Rungu. Jurnal Pendidikan Kebutuhan Khusus, 11(1), 40-45.
5. Mustika, Argiasri, Pertiwi, Dwi Endah. (2018). Model Pembelajaran Bina Persepsi Bunyi, Komunikasi, dan Irama Bagi Anak Tunarungu
pada Usia Dini di Sekolah Prima Bhakti Mulya. Inclusive: Journal of special Education, IV(1), 1-6.
6. S., Lana Pratiwi Rukmana, Wiwin, Hendriani. (2018). Peran Dukungan Keluarga dan Konsep Diri Terhadap Peningkatan Keterampilan
Sosial Anak Tunarungu di Sekolah Inklusif. Philanthrophy Journal of Psychology, 2(1), 37-54.
7. Hayati, Fithri, Elfida, Diana. (2018). Efikasi Diri dan Strategi Koping pada Penyandang Tunarungu. Jurnal Psikologi, 7(1), 71-90.
8. Wasito, D. R., & Sulistiani, W. (2012). Penyesuaian Sosial Remaja Tuna Rungu yang Bersekolah di Sekolah Umum. Jurnal Insan Media
Psikologi, 12(3).
9. Rachmawati, E. (2018). Pengaruh Program Bimbingan Orang Tua Terhadap Keterampilan Berbicara Anak Tunarungu Kelas Tinggi Pada
Tingkat Sekolah Dasar Luar Biasa. Jurnal Pemikiran dan Pengembangan Sekolah Dasar (JP2SD), 6(1), 57-64.
10. Nurfadilah, Nurhastuti (2018). Media Pembelajaran Video Komunikasi Total Untuk Mengingkatkan Penguasaan Kosakata Anak
Tunarungu. Jurnal Penelitian Pendidikan Kebutuhan Khusus, 6(1), 230-237.
11. Lorna F. Halliday, Outi Tuomainen,a and Stuart Rosena. (2016). Language Development and Impairment in Children With Mild to
Moderate Sensorineural Hearing Loss, 16, 0267.
12. Kathryn L. Humphreys, Email Chardeé, A. GalánNim Tottenham, and Steve S. Lee. (2016). Impaired Social Decision-Making Mediates
the Association Between ADHD and Social Problems, 44, Issue 5, pp 1023–1032.

Anda mungkin juga menyukai