Anda di halaman 1dari 4

Kegiatan Belajar 10:

PELAKSANAAN PEMBINAAN BICARA

Persiapan pelaksanaan bina wicara


Yang dimaksud dengan langkah persiapan disini yakni segala sesuatu yang perlu dilakukan
sebelum menginjak pada latihan inti. Adapun persiapan yang perlu dilakukan dalam hal ini
meliputi:

Persiapan peralatan
Di dalam melakukan pembinaan bicara untuk anak-anak yang mengalami kelainan
bicara, terdapat empat alat yang sangat menonjol pemakaiannya diantaranya adalah: speech
trainer, spalel, cermin dan kertas tipis.
1) Speech trainer
Speech trainer atau alat untuk melatih bicara ini terdiri ataspengeras suara (amplifier),
microphone dan kap telepbone. Cara penggunaannya: pertama, pelatih bicara mengeluarkan
suara atau bisa juga menggunakan suara anak itu sendiri, kemudian suara itu akan ditangkap
oleh microphone, selanjutnya volumenya dikeraskan seperlunya dan diteruskan ke kap
telephone, dengan demikian terdengarlah suara itu di telinga anak. Kadang-kadang speech
trainer juga dilengkapi dengan vibrator (alat penggetar) untuk merasakan getaran waktu kita
berbicara.
2) Spatel
Alat ini digunakan untuk memanipulasi organ bicara di dalam memperbaiki konsonan, cara
penggunaan spatel ini yaitu dengan melihat lebih dulu bagaimana letak organ bicara, kalau
terjadi kesalahan maka digunakanlah spatel dengan cara memasukkan kemulut untuk
memperbaiki letak organ bicara.
3) Cermin
Kaca atau cermin ini biasanya digunakan untuk mengetahui kebenaran ucapan anak dengan
jalan menirukan atau membaca gerak bibir guru. Cara penggunaannya: pertama, cermin
diletakkan pada dinding pada posisi tepat di depan pembimbing dan anak yang dilatih bicara.
Pembina/pembimbing ketika mengucapkan huruf atau kata menghadap ke cermin dan anak
memperhatikannya melalui cermin itu, untuk selajutnya harus ditirukan oleh anak.
4) Kertas tipis
Penggunaan kertas tipis dalam latihan bicara dimaksudkan untuk mengetahui tekanan arus
udara yang keluar melalui mulut sesuai dengan jenis konsonan yang diucapkan. Caranya
pada waktu kita mengucapkan konsonan yang dimaksud kertas tersebut diletakkan dibagian
muka bibir.

5) Sarana alat elektronik, atau hardware dibagi menjadi tiga macam yaitu:
-Speech traineryaitu alat untuk melatih pendengaran anak yang kurang peka, untuk
mengontrol apakan yang ucapanya salah atau benar.
-Tape recorder untuk merekam hasil bina bicara anak.
-Audiometer, adalah anak untuk mengukur ketajaman pendengaran anak sehingga guru
memiliki data berapa derajat anak kehilangan daya dengar.
Pemeriksaan keadaan lidah dengan pergerakannya untuk keperluan bicara. Kelainan yang
terdapat pada lidah akan menganggu dalam bicara.
Pemeriksaan terhadap keadaan langit-langit keras atau palate, apakah keadaan demikian
lama akan mempengaruhi kerja alat bicaranya.
Pemeriksaan velum untuk melihat apakah keadaan otot-otot velum atau langit-langit
lunak berfungsi dengan baik.
Penyaringan daya pendengaran diperlukan untuk menentukan kehilangan daya dengar
Penyaringan daya penglihatan untuk menunjang kekurangan-kekurangan yang
diakibatkan gangguan dalam pendengarannya.

Latihan Pendahuluan
Pemberian latihan pendahuluan sebelum memasuki latihan inti ini dimaksudkan agar anak
memiliki kesiapan secara fisik, khususnya pada bagian-bagian organ yang dapat mendukung
dalam mekanisme bicara anak. Untuk itu latihan pendahuluan yang diperlukan meliputi latihan
meniup, latihan bibir, dan latihan lidah latihan rahang. Jenis-jenis latihan yang diberikan pada
latihan meniup ini misalnya: main sepak bola dengan bola pingpong yang ditiup, meniup
sepasang kertas hingga bergerak-gerak, meniup lilin hingga padam, meniup sepotong kapas yang
terbang setinggi mungkin, meniup pipa plastik yang ujungnya dimasukkan air, meniup air sabun
yang dapat membuat gelembung dan seterusnya.
Pada latihan bibir, jenis latihan-latihan yang perlu diberikan diantaranya: membulatkan
dan melebarkan bibir, membuka dan menutup bibir, (dapat pula memberi stimulasi
benda/permen diantara kedua bibir) kemudian latihan dapat dilanjutkan dengan mempercepat
membuka dan menutup bibir hingga menyerupai konsonan p-p-p-p-p-p-peh atau b- b-b-b-b-b-
beh dan seterusnya. Untuk latihan lidah, jenis latihan-latihan yang diberikan meliputi:
mejulurkan dan memasukkan lidah, menyapu permukaan bibir atas dan bawah, menjilat permen
yang dipegang di depan mulut, menggetarkan ujung lidah dengan menyentuhkan lengkung gigi
atas sehingga menyerupai ucapan la - la-la-Ia-la dan sebagainya. Sedangkan jenis-jenis latihan
yang diberikan pada lapisan gerak rahang ini misalnya: mengunyah permen karet atau yang
sejenisnya, menggerakkan rahang kekanan dan kekiri atau seperti mengunyah sesuatu dengan
kondisi mulut terbuka dengan pelan-pelan dan sebagainya.
Di luar jenis-jenis latihan pendahuluan di atas, sebenarnya masih ada latihan-latihan lain
yang dapat mendukung baik secara langsung maupun tidak langsung pada latihan inti bicara,
diantaranya adalah latihan pernafasan, latihan mendengar, latihan membaca ujaran/bibir.
Keberadaan latihan tersebut dalam prakteknya dapat diintegrasikan langsung maupun terpusat
pada latihan pendahuluan dan latihan inti bicara (khususnya latihan ini ditujukan terhadap anak-
anak yang mengalami kelainan bicara dengan problem pendengaran).

Latihan Bina Bicara


Pengajaran bina bicara menyangkut penyiapan program materi yang akan diajarkan. Materi
yang diajarkan, merupakan penambahan materi sebagai perluasan pengetahuan serta
keterampilan pengucapan vokal dan konsonan yang dirangkaikan menjadi kata-kata untuk
diucapkan. Penekanan bina bicara sebenarnya erletak pada pengucapannya. Dalam memperkaya
atau membentuk ucapan/bicara disertai upaya-upaya pembetulan ucapan yang belum betul
(koreksi) Selain bahan yang telah dimiliki juga diberikan bahan baru yang belum mereka kenal
baik lambang tulisannya, lambang ucapannya maupun teknik/cara pengucapannya Mated
pengajaran bina bicara disiapkan bagi anak tunarungu mulai kelas persiapan, anak kelas dasar I,
anak kelas dasar II (yang berlangsung selama ini), sebagai pnontas pelayanan. Hal ini
diprogramkan secara rutin, sedangkan anak kelas di atasnya dilayam melalui program
pelayanan membetulkan ujaran/ucapan, baik dilaksanakan d, kelas oleh .uru kelas maupun
dmiangan khusus. Selain bimbingan dan pembetulan ucapan juga diben/ diperkaya dengan kata-
kata yang baru dengan cara ucapannya.
Di dalam membina bicara anak hams mail dibina dengan kesadaran dan rasa senang
sehingga anak mengerti bahwa bicara penting untuk kehidupannya. Diungkapkan oleh Vreee
Varekamp bahwa belajar/bicara harus senang "speech is fun", guru harus mampu enciptakan
rasa senang. Terdapatnya interaksi positif kedua belah pihak yaitu antara guru bina bicara
dengan anak.

1. Latihan untuk otot-otot velum


Dari latihan di bawah ini dipilih ' beberapa' latihan sesuai dengan umur dan kelainan
anak.
a) Meniup
Dahulu hidung ditutup dengan jari, pada anak kecil dijelaskan bahwa "pintu depan"
ditutup, anak mensf menutup "pintu belakang". Dengan cermin kecd di bawah nidung
dapat d.penksa apab.la mas.h ada nafas keluar melalui h.dung, berart. penutupan
belum baik.
b) Bersiul
c) harmonika mulut
d) Permainan mengisap (.msalnya dengan sedotan, anak mengisap air dan dalam
gelas
e) Bersenandung
Bersenandung hanya dapat dengan velum diturunkan. Anak berlatih berganti-ganti
bersenandung dengan mengucapkan A
f) Menguap
Menarik nafas dengan menguap, menghembus nafas tanpa bunyi.
Menank nafas dengan menguap, menghembuskan nafas dengan bunyi vokal.
g) Gerakan dari velum. Anak harus mengucapkan –ng-ah-ng-ah
h) Menahan nafas di mulut. Anak menggembugkan pipinya, kemudian nafas keluar
melalui bibir.

2. Latihan Inti Bina Wicara


Setelah melalui serangkaian latihan-latihan pendahuluan sebagai persiapan untuk
memasuki lanjutan pada latihan inti bicara.
Pada latihan inti bicara ini anak disuruh mengucapkan kata-kata dengan meniru gerakan
mulut guru (pembina wicara) secara baik dan benar, yakni dengan jalan mencocokkan gerak
bibir, lidah anak dansebagainya dengan gerak bibir, lidah guru.
Untuk latihan bicara ini memang ditekankan langsung pada bagian-bagian yang
mendapatkan koreksi, sudah tentu dengan memperhatikan latar belakang penyebab kelainan dan
karakteristik kelainan bicaranya (khususnya hal ini ditujukan pada anak berkelainan bicara bukan
problem pedengaran) sehingga akurasi diagnosis sangat membantu sekali dalam layanan
pembinaan bicara ini, sebab pada kasus-kasus tertentu seperti: penderita stutterning (gagap) atau
cluttering (kekacauan arus) maka program bantuan pemberian bicara yang diberikan selain
bertumpu pada aspek pengucapannya, perlu memperhatikan pula aspek-aspek lain yang melatar
belakanginya (terutama jika penyebabnya bersifat fungsional).
Alternatif lainnya, dapat pula menggunakan pola yang sudah dipersiapkan (terutama bagi
anak yang berkelainan bicara karena problem pendegaran dan tidak menutup kemungkinan
karena problem yang lain) melalui bahan pengajaran yang berupa kumpulan kosa kata dengan
berbagai kombinasi konsonan. Adapun penempatan konsonan yang dirangkai dalam kata
tersebut dapat ditempatkan pada bagian depan tengah maupun belakang kata, seperti pada contoh
berikut:

Konsonan Penempatan Keterangan


Depan Tengah Belakang

P pipa api map Dapat


B bibi abu bab dikembangkan
M ma raa oma bom dengan
D dada dadu babad variasi kata
T topi pita bubut yang lain
N nama tani badan
K kuda toko kakak
R renta merah obor

Yang perlu diperhatikan pada penggunaan kosa kata seperti disusun di atas maupun dalam
variasi pengembangannya, hendaknya tetap memperhatikan prinsip:
a. Sedapat mungkin kata-kata yang disajikan berkisar pada hal-hal yang
sudah dikenal atau dirasakan oleh anak (diasosiasikan bendanya).
b. Sedapat mungkin kata-kata yang disajikan mempunyai makna yangjelas dan mudah dipahami
sejalan dengan tingkat perkembangankognitif anak.
c. Urutan penyajian sebaiknya dimulai dari kata-kata yang mudahdiucapkan anak berturut-turut
hingga pada kata-kata yang sulitdiucapkan.

Anda mungkin juga menyukai