Persiapan peralatan
Di dalam melakukan pembinaan bicara untuk anak-anak yang mengalami kelainan
bicara, terdapat empat alat yang sangat menonjol pemakaiannya diantaranya adalah: speech
trainer, spalel, cermin dan kertas tipis.
1) Speech trainer
Speech trainer atau alat untuk melatih bicara ini terdiri ataspengeras suara (amplifier),
microphone dan kap telepbone. Cara penggunaannya: pertama, pelatih bicara mengeluarkan
suara atau bisa juga menggunakan suara anak itu sendiri, kemudian suara itu akan ditangkap
oleh microphone, selanjutnya volumenya dikeraskan seperlunya dan diteruskan ke kap
telephone, dengan demikian terdengarlah suara itu di telinga anak. Kadang-kadang speech
trainer juga dilengkapi dengan vibrator (alat penggetar) untuk merasakan getaran waktu kita
berbicara.
2) Spatel
Alat ini digunakan untuk memanipulasi organ bicara di dalam memperbaiki konsonan, cara
penggunaan spatel ini yaitu dengan melihat lebih dulu bagaimana letak organ bicara, kalau
terjadi kesalahan maka digunakanlah spatel dengan cara memasukkan kemulut untuk
memperbaiki letak organ bicara.
3) Cermin
Kaca atau cermin ini biasanya digunakan untuk mengetahui kebenaran ucapan anak dengan
jalan menirukan atau membaca gerak bibir guru. Cara penggunaannya: pertama, cermin
diletakkan pada dinding pada posisi tepat di depan pembimbing dan anak yang dilatih bicara.
Pembina/pembimbing ketika mengucapkan huruf atau kata menghadap ke cermin dan anak
memperhatikannya melalui cermin itu, untuk selajutnya harus ditirukan oleh anak.
4) Kertas tipis
Penggunaan kertas tipis dalam latihan bicara dimaksudkan untuk mengetahui tekanan arus
udara yang keluar melalui mulut sesuai dengan jenis konsonan yang diucapkan. Caranya
pada waktu kita mengucapkan konsonan yang dimaksud kertas tersebut diletakkan dibagian
muka bibir.
5) Sarana alat elektronik, atau hardware dibagi menjadi tiga macam yaitu:
-Speech traineryaitu alat untuk melatih pendengaran anak yang kurang peka, untuk
mengontrol apakan yang ucapanya salah atau benar.
-Tape recorder untuk merekam hasil bina bicara anak.
-Audiometer, adalah anak untuk mengukur ketajaman pendengaran anak sehingga guru
memiliki data berapa derajat anak kehilangan daya dengar.
Pemeriksaan keadaan lidah dengan pergerakannya untuk keperluan bicara. Kelainan yang
terdapat pada lidah akan menganggu dalam bicara.
Pemeriksaan terhadap keadaan langit-langit keras atau palate, apakah keadaan demikian
lama akan mempengaruhi kerja alat bicaranya.
Pemeriksaan velum untuk melihat apakah keadaan otot-otot velum atau langit-langit
lunak berfungsi dengan baik.
Penyaringan daya pendengaran diperlukan untuk menentukan kehilangan daya dengar
Penyaringan daya penglihatan untuk menunjang kekurangan-kekurangan yang
diakibatkan gangguan dalam pendengarannya.
Latihan Pendahuluan
Pemberian latihan pendahuluan sebelum memasuki latihan inti ini dimaksudkan agar anak
memiliki kesiapan secara fisik, khususnya pada bagian-bagian organ yang dapat mendukung
dalam mekanisme bicara anak. Untuk itu latihan pendahuluan yang diperlukan meliputi latihan
meniup, latihan bibir, dan latihan lidah latihan rahang. Jenis-jenis latihan yang diberikan pada
latihan meniup ini misalnya: main sepak bola dengan bola pingpong yang ditiup, meniup
sepasang kertas hingga bergerak-gerak, meniup lilin hingga padam, meniup sepotong kapas yang
terbang setinggi mungkin, meniup pipa plastik yang ujungnya dimasukkan air, meniup air sabun
yang dapat membuat gelembung dan seterusnya.
Pada latihan bibir, jenis latihan-latihan yang perlu diberikan diantaranya: membulatkan
dan melebarkan bibir, membuka dan menutup bibir, (dapat pula memberi stimulasi
benda/permen diantara kedua bibir) kemudian latihan dapat dilanjutkan dengan mempercepat
membuka dan menutup bibir hingga menyerupai konsonan p-p-p-p-p-p-peh atau b- b-b-b-b-b-
beh dan seterusnya. Untuk latihan lidah, jenis latihan-latihan yang diberikan meliputi:
mejulurkan dan memasukkan lidah, menyapu permukaan bibir atas dan bawah, menjilat permen
yang dipegang di depan mulut, menggetarkan ujung lidah dengan menyentuhkan lengkung gigi
atas sehingga menyerupai ucapan la - la-la-Ia-la dan sebagainya. Sedangkan jenis-jenis latihan
yang diberikan pada lapisan gerak rahang ini misalnya: mengunyah permen karet atau yang
sejenisnya, menggerakkan rahang kekanan dan kekiri atau seperti mengunyah sesuatu dengan
kondisi mulut terbuka dengan pelan-pelan dan sebagainya.
Di luar jenis-jenis latihan pendahuluan di atas, sebenarnya masih ada latihan-latihan lain
yang dapat mendukung baik secara langsung maupun tidak langsung pada latihan inti bicara,
diantaranya adalah latihan pernafasan, latihan mendengar, latihan membaca ujaran/bibir.
Keberadaan latihan tersebut dalam prakteknya dapat diintegrasikan langsung maupun terpusat
pada latihan pendahuluan dan latihan inti bicara (khususnya latihan ini ditujukan terhadap anak-
anak yang mengalami kelainan bicara dengan problem pendengaran).
Yang perlu diperhatikan pada penggunaan kosa kata seperti disusun di atas maupun dalam
variasi pengembangannya, hendaknya tetap memperhatikan prinsip:
a. Sedapat mungkin kata-kata yang disajikan berkisar pada hal-hal yang
sudah dikenal atau dirasakan oleh anak (diasosiasikan bendanya).
b. Sedapat mungkin kata-kata yang disajikan mempunyai makna yangjelas dan mudah dipahami
sejalan dengan tingkat perkembangankognitif anak.
c. Urutan penyajian sebaiknya dimulai dari kata-kata yang mudahdiucapkan anak berturut-turut
hingga pada kata-kata yang sulitdiucapkan.