Anda di halaman 1dari 13

Pembelajaran Anak Berkesulitan Belajar

Tentang

Program Dan Intervensi Anak Dengan Berkesulitan Belajar

Dosen Pembimbing:

Dr. Hj. Irdamurni, M. Pd.

Oleh:

Erix Alpaisal (17003087)

Kasih Indah Lestari (17003092)

Rizka Fadhillah Effendi (17003101)

Suci Aulia Annisa (17003105)

PENDIDIKAN LUAR BIASA

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT. yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, penulis ucapkan puja dan puji syukur atas kehadiratnya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayahnya sehingga dapat meyelesaikan
makalah pembelajaran anak berkesulitan belajar tentang program dan intervensi
bagi anak berkesulitan belajar.

Terima kasih kepada dosen mata kuliah “Pembelajaran Anak Berkesulitan


Belajar” yang telah memberikan berbagai masukkan dan bimbingan selama
mengikuti kegiatan pembelajaran guna membantu dan memahami pelajaran dan
pembuatan makalah ini. Selanjutnya terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan
makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi. Untuk itu kritik dan saran dari pihak yang
membaca sangat penulis harapkan, untuk penyempurnaan makalah ini.

Padang, September 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 1

C. Tujuan Penulisan 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Program Anak Dengan Kesulitan Belajar

B. Langkah-langkah Intervensi dan Metode

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR RUJUKAN
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesulitan belajar adalah suatu gangguan dalam satu atau lebih dari proses
psikologis dasar yang mencakup pemahaman dan penggunaan bahasa ujaran
atau tulisan, gangguan tersebut dapat mempengaruhi anak dalam bentuk
kesulitan mendengarkan, berfikir, berbicara, membaca, menulis, mengeja atau
berhitung. Akibatnya dari keadaan ini individu yang mengalami kesulitan
belajar dapat mengalami kesulitan dalam mengoperasikan pikiran karena
kondisi yang berkaitan dengan kesulitan belajar mempengaruhi operasi fungsi
intelektual secara umum, sehingga anak berkesulitan belajar harus
mendapatkan program sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara menyusun program anak dengan berkesulitan belajar?
2. Apa saja langkah-langkah dalam melakukan intervensi dan metode yang
digunakan?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa itu program anak dengan berkesulitan belajar dan
cara menyusun program.
2. Untuk mengetahui langkah-langkah dalam melakukan intervensi dan
metode yang digunakan.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Program Anak Dengan Kesulitan Belajar


Anak kesulitan belajar adalah anak yang secara nyata mengalami
kesulitan dalam tugas-tugas akademik, baik disebabkan oleh adanya
disfungsi neurologis, proses psikologis dasar maupun sebab-sebab lain
sehingga prestasi belajarnya rendah dan anak tersebut beresiko tinggi
tinggal kelas.
Salah satu bentuk pelayanan pendidikan khusus bagi anak
berkesulitan belajar adalah program pendidikan yang diindividualkan
(Individualized Education Program) atau program pendidikan individu
(PPI). Kegunaan PPI ini adalah untuk menjamin bahwa tiap anak
berkesulitan belajar memiliki suatu program yang diindividualkan untuk
mempertemukan kebutuhan-kebutuhan khas yang dimiliki mereka, dan
mengkomunikasikan program tersebut kepada orang yang berkepentingan
dalam bentuk suatu program secara tertulis.
Dalam PPI hendaknya memuat lima pernyataan yaitu pernyataan tentang:
1. Taraf kemampuan anak saat ini.
2. Tujuan pembelajaran umum dan penjabaran kedalam tujuan
pembelajaran khusus.
3. Pelayanan khusus yang tersedia bagi anak untuk mengikuti
program regular.
4. Proyeksi tentang kapan dimulainya kegiatan dan waktu yang
digunakan untuk memberikan pelayanan.
5. Prosedur evaluasi dan kriteria keberhasilan program (Mulyono
Abdurrahman,2012)

Ada lima langkah utama dalam menyusun suatu PPI yaitu:

1. Membentuk tim PPI/TP3I.


2. Menilai kekuatan, kelemahan dan minat anak.
3. Mengembangkan tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek,
4. Merancang metode dan prosedur pencapaian tujuan.
5. Mementukan metode evaluasi untuk menentukan kemajuan anak
(Marlina,2015)

Contoh PPI:

B. Langkah-langkah Intervensi dan Metode


Intervensi adalah usaha yang bertujuan untuk menghapuskan, atau
sedikitnya mengurangi, rintangan, atau hambatan yang terdapat pada
individu berkebutuhan khusus. Ada tiga dasar usaha intervensi yaitu
pencegahan (pemeliharaan kemungkinan penyebab permasalahan yang
akan menjadikan rintangan atau hambatan yang serius), perbaikan
(menanggulangi hambatan melalui pelatihan atau pendidikan), dan
kompensasi (memberikan jalan keluar kepada individu berkebutuhan
khusus yang mengalami hambatan) (Ganda Sumekar,2012).
Pelaksanaan intervensi terhadap gangguan belajar didasarkan kepada
kebutuhan peserta didik. Kegiatannya mencakup intervensi langsung,
intervensi melalui media pembelajaran, intervensi melalui metode
pembelajaran, intervensi melalui pelibatan orang tua, remidial, dan
pengayaan. (Ika Maryani,2018)
1. Intervensi Langsung
a. Bimbingan individual
Bimbingan perorangan, yaitu bimbingan yang memungkinkan
peserta didik mendapatkan pelayanan langsung tatap muka (secara
perorangan) dengan guru pembimbing dalam rangka pembahasan
dan pengentasan permasalahan kesulitan belajar yang dideritanya.
Fungsi utama bimbingan individu ialah fungsi pengentasan.
Langkah-langkah Bimbingan, yaitu:
1) Langkah Analisis Adalah langkah memahami permasalahan
belajar peserta didik, yaitu dengan menghimpun data dari
berbagai sumber. Dengan arti lain, analisis merupakan kegiatan
penghimpunan data tentang peserta didik yang berkenaan dengan
lokasi kesulitan belajar, faktor penyebab kesulitan belajar, serta
disposisi personal peserta didik dalam hal ini adalah gaya belajar
agar guru dapat meramalkaan strategi penanganannya.
2) Langkah Sintesis. Sintesis adalah langkah yang
menghubungkan dan merangkum data. Ini berarti bahwa dalam
langkah sintesis, guru mengorganisasikan dan merangkum data
sehingga tampak dengan jelas gejala-gejala atau keluhan-keluhan
peserta didik. Rangkuman ini haruslah dibuat berdasarkan data
yang diperoleh dalam langkah analisis.
3) Langkah Diagnosis Diagnosis adalah langkah menemukan atau
mengidentifikasi masalah. Langkah ini mencakup proses
interpretasi data dalam kaitannya dengan gejala-gejala masalah,
kekuatan dan kelemahan peserta didik. Dalam proses penafsiran
data dalam hubungannya dengan perkiraan penyebab masalah,
guru haruslah menentukan penyebab masalah yang paling
mendekati kebenaran atau menghubungkan sebab akibat yang
paling logis dan rasional.
4) Langkah Pragnosis Langkah prognosis, yaitu langkah
meramalkan akibat yang mungkin timbul dari masalah itu dan
menunjukkan perbuatan-perbuatan yang dapat dipilih. Atau
dengan kata lain prognosis adalah suatu langkah mengenai
alternatif bantuan yang dapat atau mungkin diberikan kepada
peserta didik sesuai dengan masalah yang dihadapi sebagaimana
ditemukan dalam langkah diagnosis.
5) Langkah Bimbingan Langkah bimbingan ini adalah
pemeliharaan yang berupa inti dari pelaksanaan bimbingan yang
meliputi berbagai bentuk usaha, diantaranya menciptakan
hubungan baik/kedekatan (rapport) antara guru dengan peserta
didik, menafsirkan data, memberikan berbagai informasi, serta
merencanakan berbagai bentuk kegiatan bersama peserta didik..
Pemberian bantuan melalui bimbingan ini dapat dilakukan
dengan mengubah teknik-teknik bimbingan seperti:
(a) menciptakan hubungan baik/ kedekatan (rapport),
(b) membantu peserta didik meningkatkan pemahaman diri,
(c) memberikan nasihat,
(d) membantu peserta didik dalam melaksanakan keputusan
atau rencana kegiatan yang dipilih,
(e) merujuk ke pihak lain.
6) Tindak Lanjut Langkah tindak lanjut adalah merupakan suatu
langkah penentuan efektif tidaknya program bimbingan yang
telah dilaksanakan. Langkah ini merupakan langkah membantu
peserta didik melakukan program kegiatan yang dikehendaki atau
membantu peserta didik kembali memecahkan masalah-masalah
baru yang berkaitan dengan masalahanya semula.
b. Bimbingan kelompok
Pelayanan bimbingan kelompok, yaitu layanan bimbingan
yang memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama-sama
melalui dinamika kelompok memperoleh berbagai bahan dari
narasumber tertentu (terutama dari guru pembimbing) dan/ atau
membahas secara bersamasama pokok bahasan (topik) tertentu
yang berguna untuk menunjang pemahaman dan kehidupannya
sehari-hari dan/ atau untuk perkembangan dirinya baik sebagai
individu maupun sebagai pelajar, dan untuk pertimbangan dalam
pengambilan keputusan dan/ atau tindakan tertentu. Pelayanan
bimbingan kelompok dimaksudkan untuk memungkinkan peserta
didik secara bersama-sama menyelesaikan permasalahan seperti
halnya masalah kesulitan belajar. Bimbingan kelompok
merupakan pemberian bantuan yang dilakukan kepada peserta
didik secara berkelompok. Bimbingan kelompok terdiri paling
efektif antara 5-15 orang . Bimbingan kelompok dilaksanakan
untuk mencegah timbulnya permasalahan dan mengembangkan
potensi peserta didik dalam belajar. Pelaksanannya menjadi bagian
yang tidak terpisahkan dari kegiatan belajar mengajar setiap mata
pelajaran itu sendiri dalam rangka pembentukan sikap pribadi,
sosial, dan dalam belajar.
c. Bimbingan Klasikal
Menurut prinsip-prinsipnya KBM yang bernuansa bimbingan
harus memperhatikan:
1) Menciptakan iklim kelas yang bebas dari ketegangan dan
menempatkan peserta didik sebagai subjek pengajaran.
2) Menerima dan memperlakukan individu peserta didik
sebagai individu yang memiliki harga diri dan memahami
kekurangan, kelebihan serta permasalahnnya.
3) Mempersiapkan dan menyelenggarakan KBM sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuian peserta didik.
4) Membina hubungan yang dekat dengan seluruh peserta
didik.
5) Memahami setiap permasalahan danhambatan peserta didik
dalam memperlajari materi tiap-tiap bidang studi.
6) Memberikan bantuan dengan segera pada peserta didik yang
mengalami hambatan belajar.
7) Membimbing peserta didik agar mengembangkan kebiasaan
belajar yang baik.
8) Memberikan umpan balik atas hasil evaluasi.
9) Melibatkan berbagai pihal (wali kelas, guru mapel, kepala
sekolah, orangtua) dalam proses pendidikan dan pembelajaran
secara utuh.

2. Intervensi Melalui Penggunaan Media


Pemanfaatan media dalam pembelajaran dapat membangkitkan
keinginan dan minat baru, meningkatkan motivasi dan rangsangan
kegiatan belajar, dan bahkan berpengaruh secara psikologis kepada
peserta didik. Maka manfaat media pembelajaran dapat diuraikan
sebagai berikut:
a. Menyamakan Persepsi Peserta didik . Dengan melihat objek
yang sama dan konsisten maka peserta didik akan memiliki
persepsi yang sama.
b. Mengkonkritkan konsep-konsep yang abstrak. Misalnya
untuk menjelaskan tentang sistem pemerintahan,
perekonomian, berhembusnya angin, dan sebagainya. bisa
menggunakan media gambar, grafik atau bagan sederhana.
c. Menghadirkan objek-objek yang terlalu berbahaya atau sukar
didapat ke dalam lingkungan belajar. Misalnya guru
menjelaskan dengan menggunakan gambar atau film tentang
binatang-binatang buas, gunung meletus, lautan, dll.

3. Intervensi Melalui Penggunaan Strategi Pembelajaran


Perbedaan gaya belajar peserta didik dapat diakomodasi
dengan penggunaan strategi pembelajaran yang disesuaikan dengan
gaya belajar. Adapun intervensi melalui penggunaan strategi
pembelajaran, yaitu:
a. Strategi Belajar Peserta didik Media Visual yang
merupakan bentuk media yang memiliki bentuk fisik nyata
yang dapat dilihat, dibaca, dan diraba. Contohnya. Anak
melihat kata yang tertulis dan menyebutkan dengan keras
kata tesebut, lalu menyuruh anak tersebut menutup mata
dan membayangkan tulisan yang dilihat sebelumnya
b. Strategi Belajar Peserta didik Auditori, ada beberapa
strategi yang dirancang untuk mengembangkan strategi
auditoris anak berkesulitan belajar, mencakup sensitivitas
auditoris terhadap bunyi, mengikuti pola bunyi,
diskriminasi bunyi dan kesadaran fonem atau bunyi huruf.
c. Strategi belajar peserta didik taktil dan kinestetik
Strategi belajar menggunakan taktil dan kinestetik
dapat membantu pembelajaran dengan menggunakan gerak,
dengan cara mengasosiasikan gerakan dengan setiap fakta.
Contohnya guru dapat menuliskan kata diudara dan
menyebutkan hurufnya satu persatu.

4. Intervensi Melalui Pelibatan Orang Tua


Orang tua merupakan bagian yang paling mengambil peranan
besar dalam perkembangan anak khususnya peserta didik sekolah
dasar. Interaksi terbesar seorang anak adalah dengan orang tuanya,
sehingga pelibatan orang tua dalam mengatasi segala hambatan
pembelajaran menjadi langkah strategis yang dapat dilakukan.
Oleh karena itu pada bagian ini, penulis akan menguraikan
langkah-langkah kegiatan pelibatan orang tua dalam proses
belajar peserta didik baik di sekolah maupun di rumah.

5. Remedial
Pembelajaran remidial adalah proses memberikan bantuan
pada peserta didik berupa perbaikan strategi belajar, perbaikan
strategi mengajar, penyesuaian materi pelajaran dengan
karakteristik peserta didik, dan mengatasi hambatan-hambatan
peserta didik dalam belajar melalui pendekatan-pendekatan yang
lebih individual. Salah satunya dengan mengembangkan program
pembelajaran untuk memahami kebutuhan siswa berkesulitan
belajar sesuai dengan spesifikasi masalah kesulitan belajar yang
dialami siswa. Program pengajaran remedial perlu dimulai dari
kemampuan aktual yang dimiliki individu yang berkesulitan
belajar. Pelaksanaan remedial ini perlu mempertimbangkan
pemanfaatan pendekatan yang bersifat multisensory yang artinya
proses pengajaran hendaknya memanfaatkan seluruh alat indra.
(Martini Jamaris,2014)
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Anak kesulitan belajar adalah anak yang secara nyata mengalami


kesulitan dalam tugas-tugas akademik, baik disebabkan oleh adanya
disfungsi neurologis, proses psikologis dasar maupun sebab-sebab lain
sehingga prestasi belajarnya rendah dan anak tersebut beresiko tinggi
tinggal kelas. Sehingga dalam pelayanan pendidikannya anak berkesulitan
belajar perlu mendapatkan program dan intervensi dalam pendidikan.

Keberhasilan penyelenggaraan intervensi kesulitan belajar di sekolah


bukan terletak pada kesempurnaan pedoman dan panduan operasionalnya,
tetapi bergantung pada banyak faktor yang satu sama lain saling berkaitan,
pembelajaran dan potensi peserta didik. Dukungan berbagai pihak dalam
penyelenggaraan pendidikan sangat diperlukan untuk mencapai tujuan
pendidikan secara optimal, yaitu antara guru, pimpinan sekolah, wali
kelas, guru mata pelajaran, orang tua peserta didik dan pihak-pihak
profesional lain.

B. Saran

Penulis berharap makalah ini dapat memberi manfaat bagi


pembaca serta penulis merasa terdapat banyak kekurangan pada makalah
ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
pada pembaca agar penulis dapat membuat makalah yang lebih baik lagi.

DAFTAR RUJUKAN

Ganda Sumekar. 2012. Ortopedagogik;HandOut. Padang : UNP Press

Mulyono Abdurrahman.2012. Anak Berkesulitan Belajar:Teori, Diagnosis, dan


Remediasinya. Jakarta :Rineka Cipta

Martini Jamaris.2014. Kesulitan Belajar: Perspektif, Asesmen, dan


Penanggulangannya Bagi Anak Usia Dini dan Usia Sekolah. Bogor :
Ghalia Indonesia

Marlina.2015. Asesmen Anak Berkebutuhan Khusus: Pendekatan Psikoedukasi.


Padang :UNP Press

Ika Maryani.2018.Model Intervensi;Gangguan Kesulitan Belajar.Yogyakarta:K-


Media

Anda mungkin juga menyukai