Anda di halaman 1dari 97

EFEKTIVITAS VIDEO TUTORIAL UNTUK

MENINGKATKAN KETERAMPILAN
VOKASIONAL MEMBUAT
PINYARAM PANDAN
BAGI ANAK TUNARUNGU
(QUASI EKSPERIMEN DI SLB PERWARI PADANG)

SKRIPSI

untuk memenuhi sebagian


persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :
LAILATUL JANNAH
NIM/BP : 17003128/2017

PENDIDIKAN LUAR BIASA


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Penyayang,

yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan proposal ini yang berjudul “Menigkatkan Keterampilan

Vokasional Membuat Pinyaram Pandan Melalui Video Tutorial Bagi Anak

Tunarungu Kelas XI di SLB Perwari Padang”.

Proposal ini dipaparkan kedalam beberapa BAB, yaitu BAB I berupa

pendahuluan yang berisi Latar Belakang, Rumusan dan Pemecahan Masalah,

Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian. BAB II terdapat Kajian Teori, yakni

mengenai Hakekat Anak Tunarungu, Keterampilan Vokasional Membuat

Pinyaram Pandan, Hakikat Media Video Tutorial, Hakikat Tunarungu, Video

Tutorial, Langkah-Langkah Membuat Pinyaram Pandan Menggunakan Media

Video Tutorial Bagi Anak Tmunarungu, Penelitian Relevan, Kerangka

Konseptual, Hipotesis. BAB III berisi Jenis Penelitian, Variable Penelitian,

Defenisi Operasional Variable, Populasi dan Sampel, Tempat dan Setting

Penelitian, Tahap Eksperimen, Teknik dan Alat Pengumpulan Data, Teknik

Analisis Data.

Penulis menyadari bahwa penulisan proposal ini masih jauh dari

kesempurnaan, oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun agar penulis dapat menyajikan karya-karya yang lebih baik di waktu

yang akan datang.

Padang, Februari 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Masalah 1


B. Idetifikasi Masalah 4
C. Batasan Masalah 6
D. Rumusan Masalah 6
E. Tujuan Penelitian 6
F. Kegunaan Penelitian 7
BAB II KAJIAN TEORI 8
A. Hakekat Anak Tunarungu 8
1. Pengertian Anak Tunarungu 8
2. Karakteristik Anak Tunarungu 9
3. Klasifikasi Anak Tunarungu 12
4. Prinsip-prinsip pembelajaran keterampilan vokasional
bagi anak tunarungu 13
B. Keterampilan Vokasional Membuat Pinyaram Pandan 15
1. Pengertian Keterampilan Vokasional 15
2. Pinyaram Pandan 17
3. Alat Dan Bahan Membuat Pinyaram Pandan 17
4. Langkah-Langkah Membuat Pinyaram Pandan 18
C. Video Tutorial 19
1. Pengertian Video Tutorial 19
2. Kelebihan Video Tutorial 20
3. Kelemahan Video Tutorial 21
4. Penggunaan Video Tutorial Dalam Proses Pembelajaran 22
D. Langkah-Langkah Membuat Pinyaram Pandan Menggunakan
Video Tutorial Bagi Anak Tunarungu 25

ii
E. Penelitian Relevan 28
F. Kerangka Konseptual 29
G. Hipoteis 30
BAB III METODE PENELITIAN 31
A. Jenis Penelitian 31
B. Variabel Penelitian 32
C. Definisi Operasional Variabel 32
D. Populasi dan Sampel 33
E. Tempat dan Setting Penelitian 34
F. Tahap Eksperimen 34
G. Teknik dan Alat Pengumpulan Data 35
H. Teknik Analisi Data 37
DAFTAR RUJUKAN 39
LAMPIRAN 42

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah kebutuhan pokok setiap individu dimana

terjadinya suatu kegiatan proses pembelajaran dalam mengembangkan

bakat atau potensi diri untuk kehidupannya sendiri dan juga bagi

masyarakat sekitar. Setiap manusia memiliki hak memperoleh

pendidikan, sehingga mereka yang memiliki pendidikan menjadi orang

yang berakhlak mulia, berkepribadian luhur, beriman dan bertaqwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pendidikan bersifat universal, artinya

tidak mengenal usia, agama, dan fisik. Anak berkebutuhan khusus (ABK)

khususnya anak tunarunggu yang memiliki keterbatasan fisik juga berhak

dalam mendapatkan pendidikan.

Anak berkebutuhan khusus disebut anak yang memiliki kekurangan

atau kelainan. Kata ketunaan sudah mulai berubah seiring

perkembangannya, orang yang mengalami ketunaan disebut orang yang

memiliki kelainan atau luar biasa. Sesuai dengan pendapat Abdullah

(2013) anak berkebutuhan khusus merupakan “Mereka yang mengalami

kekurangan pada fisik, mental ataupun jenis perilaku sosial. Anak tersebut

akan memiliki masalah sesuai dengan kekhususannya. Maka dari itu anak

berkebutuhan khusus perlu diberikan layanan yang khusus.” Salah satu

anak berkebutuhan khusus adalah anak tunarungu.

1
2

Anak tunarungu merupakan suatu keadaan seseoang mengalami

kehilangan pendengarannya yang diakibatkan oleh kerusakan pada organ

pendengaran. Kehilangan pendengaran pada anak tunarungu

menyebabkan mereka kesulitan dalam menerima informasi yang ada.

Sejalan dengan pendapat Mega Silvia Dewi et al., (2012) kata lain anak

tunarungu adalah “Ketunarunguan bicara, anak yang mengalami

ketulian.” Anak tunarungu yang memiliki hambatan terhadap kemampuan

pendengarannya membutuhkan pelayanan pendidikan luar biasa. Tidak

berfungsinya alat pendengaran anak tunarungu menyebabkan mereka

mengalami kehilangan dalam kemampuan mendengar baik sebagian atau

keseluruhan. Anak tunarungu memiliki kesulitan dalam memahami

bahasa sehingga menghambatnya dalam aktivitas sehari-hari.

Intelegensi anak tunarungu sama dengan anak normal lainnya,

memiliki intelegensi normal dan rata-rata. Keterbatasan mereka terhadap

mendengar menyebabkan anak tunarungu mengutamakan visual atau

penglihatannya dalam menyerap informasi. Dalam hal ini anak tunarungu

mampu diberikan keterampilan yang dapat mengasah akal, fikiran, ide

serta kreativitas anak dalam melakukan atau mengerjakan sesuatu

sehingga menghasilkan sebuah nilai dari hasil pekerjaan tersebut. Salah

satu keterampilan untuk anak tunarungu yaitu keterampilan vokasional.

Keterampilan vokasional adalah suatu proses untuk melakukan ide atau

kreativitas dimana teori dan praktik dilaksanakan secara seimbang dan

bersamaan.
3

Pentingnya keterampilan vokasional diajarkan untuk anak

tunarungu salah satunya adalah anak dapat mengahasilkan suatu produk

yang akan menjadi sumber penghasilan dalam mencukupi kebutuhan

hidup ataupun dalam penghasilan setelah tamat nanti, serta anak bisa

mandiri dan mempunyai kecakapan hidup.

Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan pada bulan

November 2020 di SLB Perwari Padang di Kelas XI penulis mendapatkan

lima orang anak dimana ada tiga orang anak laki-laki dan dua orang

perempuan, peserta didik tersebut sudah memiliki kemampuan dalam

memasak mereka sudah paham dengan dasar- dasar dalam membuat,

seperti telah menganal alat- alat dalam memasak. Hal tersebut dikarenakan

keterampilan vokasional yang aktif khususnya di bidang memasak pada

sekolah tersebut.

Keterampilan membuat yang sudah di terapkan di SLB Perwari

Padang adalah membuat jajanan pasar seperti gorengan bakwan, kue

kering untuk lebaran, dan salad buah. Pada saat pembelajaran berlangsung

anak mengalami hambatan dalam belajar, anak sering bosan serta tidak

merasa senang dalam belajar, sehingga membuat anak tidak fokus dalam

menerima materi. Hal tersebut disebabkan karena proses pembelajaran

hanya dilakukan degan metode demonstrasi dan langsung dalam

pelaksanaan pembelajaran. Oleh sebab itu, penulis bermaksud ingin

meningkatkan pembelajraran dalam keterampilan ini dapat merangsang

kembali anak tunarungu dalam semangat belajarnya.


4

Keterampilan vokasional yang akan diberikan kepada anak

tunarungu yang dilaksanakan di SLB Perwari Padang yaitu sesuai dengan

kurikulum yang terdapat di SLB yaitu Perdirjen Nomor: 10/D/KR/2017

tentang keterampilan vokasional membuat kue bahas dengan salah satu

indikator yaitu membuat pinyaram pandan pada jenjang pendidikan

SMALB.

Pinyaram adalah makanan tradisional yang menjadi khas pada

masyarakat minang. Maka dari itu penulis ingin melestarikan makanan

khas minang ini dengan cara menguji coba pinyaram dengan inovasi baru

dalam bentuk pinyaram dengan rasa pandan. Melihat masyarakat

Indonesia menyukai makanan yang manis serta gurih membuat penulis

semakin yakin dalam memberikan keterampilan ini untuk pembelajaran

bagi anak tunarungu yang berguna bagi anak untuk menjadi lebih mandiri

serta memiliki keterampilan yang dapat menunjang perekonomian anak

tunarungu kelak. Ketersediaan bahan pada pinyaram mudah didapat dan

memiliki harga yang terjangkau dimasyarakat.

Pinyaram pandan memiliki rasa yang manis dan gurih sehingga

membuat semua kalangan baik anak muda maupun orang dewasa

menyukai makanan manis. Pinyaram pandan merupakan camilan yang

bisa dimakan kapan saja seperti saat lagi belajar dirumah bersama teman

maupun saat lagi menonton tv. Pembelajaan membuat pinyaram pandan

ini bermaksud agar makanan khas daerah minang ini tidak mudah punah
5

dan dapat dilestarikan dengan inovasi baru yang diminati banyak

kalangan.

Merujuk dari permasalah diatas penulis memberikan keterampilan

kepada anak tunarungu di SLB Perwari Padang agar mereka dapat

membuka lapangan pekerjaannya sendiri serta membuat anak lebih

mandiri. Sebagaimana telah kita ketahui masyarakat sekarang sedang

dilanda pandemi covid 19 yang mengakibatkan penurunan pada

perekonomian masyarakat. Maka dari itu penulis memberikan

keterampilan ini yang mana memiliki bahan - bahan yang mudah didapat

serta modal yang kecil dengan pendapatan yang besar.

Salah satu yang digunakan dalam penunjang proses keterampilan

membuat pinyaram pandan ini adalah dengan cara video tutorial. Video

tutorial adalah sebuah teknik pengajaran memperagakan dan

memperlihatkan suatu proses yang berupa media gambar gerak dan

disertai suara. Video tutorial ini sangat efektif dan efisien dalam proses

pembelajaran karena lebih mengedepankan praktek, yang membuat anak

aktif dan dapat mengasah kreativitasnya.

Dari penggunaan video tutorial tersebut anak tunarungu lebih

mudah menyerap pembelajaran yang diberikan oleh guru, karena mereka

hanya menggunakan indera penglihatannya sehingga dapat membangun

kembali hasil belajar yang optimal dan yang ingin dicapai.


6

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka identifikasi masalahnya

sebagai berikut:

1. Metode pembelajaran yang masih menggunakan cara lama, yaitu

metode demonstrasi.

2. Pelaksanaan pembelajaran keterampilan memasak menggunakan

media video tutorial belum pernah dilakukan di SLB Perwari

Padang.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka penulis membatasi

masalah pada kemampuan membuat pinyaram pandan melalui video

tutorial bagi anak tunarungu di SLB Perwari Padang.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah di atas, rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah media video tutorial dapat

meningkatkan keterampilan vokasional dalam membuat pinyaram pandan

bagi anak tunarungu di SLB Perwari Padang?”

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian berdasarkan masalah diatas adalah untuk

mengetahui keefektivan video tutorial dalam meningkatkan keterampilan

vokasional membuat pinyaram pandan di SLB Perwari Padang.

F. Kegunaan Penelitian

1. Teoritis
7

Dapat menjadi referensi atau masukan untuk pengembangan

penelitian pendidikan khusus, terutama dalam bidang keterampilan

hidup atau vokasional.

2. Praktis

a. Bagi siswa

Hasil penelitian ini dapat membantu anak dalam menambah

wawasannya dalam keterampilan. Anak dapat memanfaatkan

ilmu keterampilan ini untuk kecakapan hidupnya yang dilakukan

melaui proses pembelajaran memasak pinyaram pandan.

b. Bagi guru

Hasil penelitian ini sebagai pemanfaatan dalam mendapatkan

pengetahuan pada proses pemberian pembelajaran keterampilan

vokasional bagi anak tunarungu.

c. Bagi sekolah

Sebagai bahan pembelajaran dalam melaksanakan keterampilan

vokasional

dan peningkatan kemampuan kecakapan hidup bagi anak

tunarungu.

d. Bagi peneliti

Peneliti dapat mengembangkan wawasan dalam keterampilan

vokasional membuat pinyaram pandan bagi anak tunarungu

dengan menggunakan media video tutorial.


BAB II

KAJIAN TEORI

A. Hakekat Anak Tunarungu

1. Pengertian Anak Tunarungu

Tunarungu merupakan kondisi dimana seseorang

mengalami kehilangan pendengaran yang disebabkan tidak

berfungsinya alat pendengaran baik sebagian atau seluruhnya.

Beberapa pendapat tentang definisi anak tunarungu, sesuai dengan

pandangan dan kepentingan masing-masing. Sejalan dengan pendapat

(Hasan & Handayani, 2014) penyebab seseorang kehilangan

pendengarannya di sebabkan oleh terjadinya kecacatan di sistem

pendengaran pada seseorang.

Seseorang dikatakan kehilangan pendengaran yaitu ditandai

dengan rusaknya organ pendengaran mencapai taraf 70 dB atau lebih

yang menyebabkan mereka sulit dalam mendengar bunyi-bunyian

sehingga mereka membutuhkan pelayanan yang khusus. (Irdamurni,

2018)

Menurut (Haenudin, 2013) tunarungu merupakan “Anak

kehilangan pendengarannya baik sebagian maupun seluruhnya yang

menyebabkan mereka kesulitan dalam aktivitas sehari-hari. Anak

tunarungu membutuhkan bantuan khusus untuk berinteraksi dengan

orang sekitarnya.” Sehubung dengan itu (Kokasih E, 2012)

8
9

mengemukakan bahwa “Tidak berfungsinya organ-organ

pendengaran menyebabkan mereka mengalami kesulitan dalam

mendengar bunyi-bunyi sekitarnya serta kesulitan dalam menyerap

informasi. Anak tunarungu memiliki intelegensi yang sama dengan

anak-anak biasanya, memiliki intelegensi normal dan rata-rata.”

Menurut (Setywan et al., 2017) anak tunarungu adalah

“Seseorang yang memanfaatkan interaksi dengan menggunakan

gerak tubuh dan gerak bibirnya yang disebut dengan bahasa isyarat.

Salah satu ciri-ciri tunarungu yaitu terjadinya kehilangan

pendengaran atau kerusakan terhadap satu atau lebih organ

pendengaran. Kehilangan atau kerusakan yang disebabkan oleh organ

pendengaran tersebut mengakibatkan sulitnya menerima rangsangan

bunyi serta tidak dapat dipersepsikan dengan baik pada pusat

pendengaran.” Sedangkan menurut (Gunawan, 2016) menyatakan

anak tunarungu yaitu “Seseorang yang mengalami kerusakan pada

pendengarannya baik sebagian maupun seluruhnya yang

mengakibtkan kesulitan dalam menggunakan komunikasi dengan

cara lisan.”

2. Karakteristik Anak Tunarungu

Anak tunarungu memiliki fisik yang sama dengan anak

normal lainnya. Karakteristik anak tunarungu sebagai berikut: anak

mengalami kesulitan dalam mendengar, sulit berkomunikasi,

memerlukan bahasa isyarat untuk berinteraksi, sulit memahami lawan


10

bicara, suara stidak jelas, berbicara sering monoton, selalu

mencondongkan kepala untuk mendengarkan lawan bicara, lebih

memperhatikan suara yang bergetar, telinga bernanah, memiliki sifat

pemarah.

Tunarungu di kelompokkan dua golongan, yaitu tuli (tuna

rungu) atau kurang dengar (hard of hearing) (Setywan et al., 2017).

Berikut karakteristik dari anak tunarungu menurut (Murtini, 2010),

antara lain:

a. Sulit menyerap pembelajaran yang diberikan guru.

b. Sering mencondongkan kepala untuk mendengarkan lawan


bicara.

c. Memiliki hambatan perintah secara lisan.

d. Anak tunarungu sulit memahami perintah pada proses


pembelajaran.

e. Memiliki kekurangan saat berkomunikasi.

f. Pertumbumbuhan belajar anak bermasalah.

g. Memiliki hambatan terhada perkembangan pengetahuannya,


terutama dalam membaca.

Menurut (Putranto, 2015) karakteristik anak tunarungu

ditandai dengan beberapa hal sebagai berikut:

a. Anak tunarungu mengalami kesulitan dalam berkomunikasi

secara lisan
11

b. Anak tunarungu memiliki kecerdasan yang sama dengan anak

normal lainnya.

c. Kemampuan mengingat pada anak tunarungu lemah.

d. Anak tunarungu memiliki prestasi belajar yang rendah.

3. Klasifikasi Anak Tunarungu

Kerusakan yang diakibatkan oleh organ-organ pedengaran

baik sebagian maupun seluruhnya mengakibatkan anak kesulitan

dalam menyerap informasi, anak tunarungu membutuhkan layanan

khusus sesuai dengan klasifikasi yang diderita anak tunarungu. Oleh

karna itu, berikut klasifikasi anak tunarungu berdasarkan letak

kecacatannya menurut (Widuri, 2010), antara lain:

a. Tuli sentral, adalah kesulitan menerima maksud dari bunyi

bunyian yang ada.

b. Tuli perifer, penyebababnya adalah kerusakan di organ telinga

bagian luar, organ telinga bagian tengah, dan dalam.

Kelompok anak tunarungu berdasarkan tingkat pendengaran

nya menurut (Gumulya & Ho, 2019), antara lain :

a. Tunarungu sangat ringan (27-40 dB), yaitu ketidakmampuan saat

mendengar suara yang jauh.

b. Tunarungu ringan (41-55 dB), yaitu memahami bahasa yang

digunakan sehari- hari. Saaat berinteraksi anak tunarungu tidak

melawan arah lawan bicaranya.


12

c. Tunarungu agak berat (56-70 dB), yaitu anak tidak bisa

mendengar bunyi yang jauh, tetapi hanya dengan jarak yang

dekat. Mempunyai sedikit pendengaran dalam proses

pembelajaran, dimana anak membutuhkan alat bantu khusus

pendengaran saat belajar.

d. Tunarungu berat (71-90 dB), yaitu anak ini tidak bisa mendengar

baik sebagian maupun seluruhnya yang biasa disebut dengan tuli.

Mereka membutuhkan cara-cara tertentu atau kebutuhan khusus

dalam belajar bahasa.

e. Tunarungu sangat berat (>90 dB), yaitu anak yang mengalami

kerusakan yang sangat parah pada pendengarannya

Dari klasifikasi diatas dapat disimpulkan bahwa anak

tunarungu yang mampu diberikan sebuah keterampilan vokasional

yaitu tunarungu ringan, tunarungu sangat ringan dan agak berat. Hal

ini dikarenakan mereka hanya kehilangan pendengaran berkisaran

antara 35-69 dB, dimana anak tersebut mengalami kesulitan dalam

menyerap informai tetapi tidak terhalang karena mereka masih bisa

menggunakan alat bantu dengar.

4. Prinsip – Prinsip Pembelajaran Vokasional Pada Anak

Tunarungu

Dalam proses mengajar guru harus paham dan mengerti akan

prinsip-prinsip dalam memberikan pembelajaran bagi anak


13

berkebutuhan khusus, hal ini disebabkan karena mereka memiliki

masalah atau gangguan sesuai dengan kekhususannya. Salah satu dari

anak berkebutuhan khusus ini adalah anak tnarungu. Berikut prinsip-

prinsip dalam pembelajaran vokasional bagi anak tunarungu menurut

(Sucjihati, 2006) yaitu:

a. Prinsip Keterarahan Wajah

Pada prinsip ini guru perlu melihat atau mengahadap ke

arah anak dengan memastikan anak dapat melihat bentuk gerak

bibir guru. Hal ini sangat diwajibkan untuk anak yang

bermasalah dalam pendengarannya, anak tersebut harus

menghadap ke wajah guru agar mereka paham akan yang di

sampaikan guru dari gerak bibirnya.

b. Prinsip Keterarahan Suara

Pada prinsip ini guru harus berbicara dengan lafal atau

ejaan yang jelas sehingga anak tidak kesulitan akan arah suara

yang diterima dalam memahami apa yang disampaikan oleh

guru.

c. Prinsip Keperagaan

Pada prinsip ini guru dituntut untuk menyediakan sebuah

alat peraga bagi anak tunarungu, karena mereka hanya

mengutamakan indera penglihatannya untuk menyerap

informasi. Maka dari itu guru harus menyediakan alat peraga


14

agar anak dapat melihat dan menggunakan alat peraga untuk

merangsang perhatiannya dalam pembelajaran.

B. Keterampilan Vokasional Membuat Pinyaram Pandan

1. Pengertian Keterampilan Vokasional

Keterampilan adalah bentuk tingkatan kemampuan seseorang

dalam melakukan suatu kegiatan dengan baik. Orang dikatakan

memiliki keterampilan ditandai dengan seseorang mampu

mengerjakan tugas dengan baik dan mengerjakan tugas secara

mandiri. Salah satu keterampilan untuk anak tunarungu yaitu

keterampilan vokasional, sehingga anak bisa mandiri dan mempunyai

kecakapan hidup (Heri, 2012)

Keterampilan voksional adalah sutu bakat ataupun potensi

yang dimiliki seseorang untuk kecakapan hidupnya dalam lingkungan

serta bermasyarakat. Suatu keterampilan hidup yang dimiliki

seseorang yang berguna untuk kehidupannya kelak sehingga

seseorang tersebut tidak hanya mengaharapkan atau bergantung pada

orang lain hal ini disebut dengan keterampilan vokasional. (Maiti &

Bidinger, 1981)

Keterampilan vokasional bagi anak tunarungu merupakan

keterampilan yang diberikan kepada anak berkebutuhan khusus salah

satunya anak tunarungu dimana keterampilan yang diberikan dapat

mengasah bakat dari anak tersebut yang berguna dalam kecakapan


15

hidup anak setelah tamat nanti sehingga mereka dapat hidup mandiri.

(Salma & Fatmawati, 2019)

Menurut (Meteorologi & Dan, 2017) keterampilan vokasional

terdiri dari beberapa jenis yaitu “Keterampilan tata busana, tata rias,

tata boga, pertanian, kriya, jasa, olahraga, komputer, seni dan

fotografi.” Salah satu keterampilan yang digunakan untuk anak

tunarungu yaitu tata boga dimana anak diberikan keterampilan dalam

membuat pinyaram pandan agar anak bisa mandiri dan mempunyai

kecakapan hidup.

Tiga aspek keterampilan vokasional menurut (Yoyon, 2012),

sebagai berikut:

a. Aspek persiapan usaha atau produksi (pra-produksi), yaitu: aspek

keterampilan yang menunjukkan suatu kesempatan untuk

menghasilkan keuntungan, menentukan dan merancang suatu

barang, menyediakan sarana dan prasarana dalam menunjang

keterampilan, kemahiran dalam memperkirakan biaya produksi,

kemahiran dalam memastikan waktu dan tempat melakukan

usaha.

b. Aspek melaksanakan usaha atau berproduksi (produksi), yaitu:

kemahiran dalam mengerjakan suatu barang, kemahiran dalam

memakai alat usaha, kemahiran dalam menjaga alat usaha,

kemahiran dalam menumbuhkan dan memajukan potensi diri.


16

c. Aspek mempromosikan hasil usaha atau produksi (pasca

produksi),yaitu: kemahiran dalam memilih hasil produksi,

kemahiran dalam menjaga hasil usaha, kemahiran dalam

menentukan tempat (pembeli) untuk mempromosikan suatu

barang, kemahiran dalam membimbing pemasaran barang,

kemahiran menanggapi dan menjaga pembeli.

2. Pinyaram Pandan

Pinyaram adalah makanan khas daerah minang yang diolah

dengan cara digoreng menggunakan minyak goreng, makanan ini

dijadikan makanan ringan yang dimakan ketika lagi santai. Pinyaram

merupakan makanan camilan yang bertekstur lembut serta ada kesan

krispinya yang dapat kita rasakan pada saat mengunyah pinyaram

pada bagian ujungnya. Sejalan dengan pendapat (Rusdi, 2016)

pinyaram merupakan “Makanan yang serupa dengan kue cucur dan

memilki bentuk yang unik dimana bertekstur krispi dibagian luarnya

dan bagian dalam nya yang lembut”.

3. Bahan dan Alat Untuk Membuat Pinyaram Pandan

Adapun bahan dan alat untuk membuat pinyaram pandan

sebagai berikut:

a. Bahan Untuk Membuat Pinyaram Pandan

1) Air kelapa ½ gelas

2) 2 sendok nasi tepung beras

3) 3 sendok makan tepung terigu


17

4) 5 sendok makan gula pasir

5) Ujung sendok makan garam

6) ½ sendok makan fermipan

7) 3 tetes pewarna makanan rasa pandan.

b. Alat Untuk Membuat Pinyaram Pandan

1) Kompor untuk memasak pinyaram pandan

2) Kuali untuk menggoreng pinyaram pandan

3) Baskom untuk tempat memadukan baha-bahan membuat

pinyaram pandan

4) Sendok nasi untuk mengaduk bahan-bahanpinyaram pandan

5) Sendok masak besi

6) Panci

4. langkah – Langkah Membuat Pinyaram Pandan

Adapun langkah – langkah dalam membuat pinyaram pandan

sebagai berikut:

a. Masukkan tepung kedalam baskom

b. Lalu masukkan garam kedalam adonan yang berisi tepung

c. Masukkan gula kedalam adonan

d. Setelah itu hangatkan air kelapa dan masukkan fermipan

e. Campurkan air kelapa dan fermipan yang hangat tersebut

kedalam campuran adonan yang ada di dalam baskom

f. Setelah tercampur masukkan tetesan pewarna makanan kedalam

adonn
18

g. Lalu aduk adonan sampai merata

h. Setelah merata, tutup adonan dengan kain atau penutup adonan

dan diamkan adonan selama 1 jam

i. Selanjutnya panaskan minyak, tunggu minyak panas

j. Adonan digoreng kedalam minyak penggoreng

k. Terakhir sajikan pinyaram pandan yang telah masak kedalam

piring.

C. Video Tutorial

1. Pengertian Video Tutorial

Video merupakan teknologi canggih yang terdapat

didalamnya gambar-gambar hidup dan suara yang digunakan untuk

mendapatkankan informasi maupun memproses informasi. Menurut

(Stjipto, 2013) video yaitu “Suatu teknologi yang menyediakan

informasi,memproses, menguraikan materi yang sulit dan dapat

mengajarkan keterampilan melalui video.” Kemudian pengertian

tutorial, antara lain: orang yang memberi pelajaran atau membimbing

yang dilakukan oleh seorang ahli kepada sekelompok orang.

Video tutorial merupakan media pembelajaran yang

memperagakan dan memperlihatkan suatu proses berupa media

gambar gerak dan disertai suara. Sejalan dengan pendapat (Munir,

2010) yang menyatakan bahwa “Video tutorial merupakan sarana

dalam belajar yang dilengkapi dengan rangkaian gambar nyata yang


19

digunakan oleh guru untuk menunjang proses belajar anak lebih

optimal.

Maka kesimpulan dari pengertian diatas menurut (Utomo &

Ratnawati, 2018) video tutorial merupakan “Suatu teknologi yang

dapat menyediakan infomasi yang dimbimbing oleh pengajar atau

tutor untuk sekelompok orang, dimana mereka dapat menerima

informasi dan mendapatkan pengetahuan dari video yang

diperlihatkan.”

Selanjutnya pengertian media video menurut (Lis Parida,

Bambang Sahono, 2019) merupakan “Teknologi yang dapat

menyajikan infomasi dalam bentuk gambar atau visual sehingga

dapat mendorong siswa untuk melihatnya. Pembelajaran video

tutorial dapat mendorong siswa untuk mengekspresikan pendapatnya

dan berdiskusi dengan siswa yang lain melalui video yang mereka

amati. Sehubung dengan itu (Arsyad, 2011) mengemukakan bahwa

“Pembelajaran video tutorial bermanfaat untuk proses pembelajaran,

diamana peserta didik dapat meningkatkan motivasi belajarnya,

memberikan dampak yang baik untuk psikologis peserta didik.”

2. Kelebihan Video Tutorial

Video tutorial dapat menyajikan infomasi dalam bentuk

gambar atau visual sehingga siwa termotivasi untuk mengikuti proses

pembelajaran. Berikut kelebihan video tutorial pada suatu proses

pembelajaran menurut (Aqib, 2011), antara lain:


20

a. Pada saat belajar anak dapat memahami materi yang di berikan

dengan baik dan meningkatkan minat belajar anak.

b. Mendorong anak untuk berdiskusi dengan temannya pada saat

pembelajaran dilakukan.

c. Waktu dan jarak yang baik membuat kegiatan belajar anak lebih

optimal.

d. Pembelajaran yang diberikan kepada anak akan memberikan

kemajuan yang baik bagi pengetauan anak.

e. Melangsungkan proses pembelajaran bisa dimana saja dan kapan

saja.

f. Mendorong sikap yang baik pada proses pembelajaran.

g. Pada saat mengajar guru akan mendapatkan kegiatan

pembelajaran yang optimal.

3. Kelemahan Video Tutorial

Video tutorial mempunyai kelemahan pada saat

menggunakannya sebagai media pembelajaran untuk kegiatan belajar.

Berikut kelemahan video tutorial menurut (Arsyad, 2011), antara

lain:

a. Anggaran yang digunakan untuk penggunaan media sangat

banyak dan tidak murah.

b. Dalam mengaplikasikan media kita membutuhkan bahan atau

alat lainnya untuk menunjang penggunaannya.


21

4. Penggunaan Video Tutorial dalam Proses Pembelajaran

a. Pengembangan Media

1) Media berbasis visual.

Keberhasilan dalam penerapan media berbasis visual

disebabkan oleh keunggulan dan keefektifan dari alat-alat

visual dan grafik. Hal tersebut bisa di gapai dengan menata

sebuah ide, merancang dengan tepat dan benar dan

mengembangkan teknik-teknik dasar visualisasi objek,

konsep, informasi, atau situasi. Pada saat penataan, media

visual harus diperhatikan pokok rancangannya. Dimana

pokok rancangan tersebut yaitu: meminimalisasi, terpadu,

penekanan, dan kesepadanan. Unsur yang harus ada pada

rancangan tersebut yaitu bentuk, garis, ruang, tekstuk dan

warna (Arsyad, 2013)

2) Media berbasis komputer

Penerapan media berbasis komputer berguna untuk

menyediakan meteri pembelajaran, Computer Assisted

Instruction dapat berbentuk bimbingan, drill, dan kapasitas,

simulasi dan permainan. Penerapan media berbasis

komputer disebut pembelajaran dengan bantuan komputer

(Computer Assisted Instruction CAI atau Computer Assisted

Learning CAL) (Arsyad, 2013).


22

3) Multimedia berbasis komputer dan interaktif video

Multimedia merupakan penggunaan komputer untuk

menyajikan dan menggabungkan teks, suara, gambar,

animasi, audio, dan video dengan alat bantu (tool) dan tautan

(link) sehingga pengguna dapat melakukan navigasi,

berinteraksi, berkarya, dan berkomunikasi (Arsyad, 2013)

4) Media Microsoft Power Point

Microsoft Powerpoint merupakan sebuah program komputer

yang berguna pada saat presentasi dalam proses

penyampaian materi atau berguna dalam proses

pembelajaran (Arsyad, 2013).

5) Media berbasis audio visual

Media berbasiss audio visual merupakan media perantara

atau penggunaan materi dan penyerapannya melalui

pandangan dan pendengaran sehingga membangun kondisi

yang dapat membuat siswa mampu memperoleh

pengetahuan, keterampilan, atau sikap.

b. Implementasi Video Dalam Membuat Pinyaram Pandan

Penggunaan media video pada pelaksanaan belajar

mengajar sangat baik dalam meningkatkan aktivitas, motivasi

serta daya tarik belajar peserta didik dalam meningkatkan hasil

belajarnya. Dengan demikian, guru dapat menggunakan media

video ini untuk proses mengajar agar nilai pengetahuan peserta


23

didik meningkat serta dalam menyampaikan materi guru akan

lebih mudah dan optimal. Dampak positifnya proses

pembelajaran dapat berjalan dengan baik, efektif, dan efisien.

Media video tutorial merupakan ke suatu media audio visual

yang dipergunakan pada pembelajaran menyimak, menirukan,

dan memperagakan.

1) Proses menyimak

Menyimak merupakan suatu kegiatan dimana

seseorang menangkap informasi dengan penuh perhatian

serta paham akan infomasi yang disapaikan seseorang

(Savitri, 2015).

2) Proses menirukan

Menirukan merupakan suatu keadaan dimana

seseorang mengerjakan aktivitas yang diterapkan oleh orang

lain yang dilakukan dengan cara mencontoh dari apa yang

dilihat.

3) Proses memperagakan

Memperagakan merupakan suatu keadaan dimana

seseorang mempraktekkan sesuatu yang di contohkan oleh

orang lain. Pada proses ini anak sudah mampu melewati

tahap menyimak dan menirukan di video yang diberikan

maka anak dapat memperagakan atau mempratikkan dalam

proses pembuatan pinyaram pandan secara nyata dengan


24

lebih baik dan dengan dorongan atau bantuan guru yang

mengajar.

D. Langkah-Langkah Membuat Pinyaram Pandan Menggunakan Video

Tutorial Bagi Anak Tunarungu

Anak tunarungu memiliki gangguan pada pendengarannya,

tetapi hal tersebut tidak menghalang mereka untuk melakukan sebuah

keterampilan. Anak tunarungu memiliki kecerdasan yang sama dengan

anak normal lainnya, dengan begitu peneliti melakukan sebuah

pembelajaran untuk anak tunarungu melalui keterampilan membuat

pinyaram pandan menggunakan video tutorial. Berikut langkah-langkah

membuat pinyaram pandan menggunakan video tutorial bagi anak

tunarungu:

1. Tahap 1: Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini guru memberikan informasi tentang

maksud dari pembelajaran.

a. Guru memastikan anak sudah siap untuk mengikuti pembelajaran

membuat pinyaram pandan.

b. Guru memberikan informasi tentang maksud dari pembelajaran

membuat pinyaram pandan.

c. Guru menjelaskan informasi tentang alat bantu dalam membuat

pinyaram pandan yaitu menggunakan video tutorial.

d. Guru menyampaikan pengetahuan kepada anak agar menambah

wawasan dalam membuat pinyaram pandan melalui video


25

tutorial. Dengan memberikan ilmu tersebut bermaksud agar anak

dapat memanfaatkannya di kemudian hari.

2. Tahap 2 : Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan ini guru menjelaskan materi atau

mempertunjukkan materi pembelajaran keterampilan vokasional

membuat pinyaram pandan melalui video tutorial secara bertahap.

a. Guru menerangkan bahan ajar tentang keterampilan membuat

pinyaram pandan.

b. Guru memperlihatkan video tutorial keterampilan dalam

membuat pinyaram pandan.

c. Guru menjelaskan kepada anak tentang alat dan bahan yang akan

digunakan pada saat memasak pinyaram pandan melalui video

tutorial.

d. Guru menjelaskan langkah-langkah pelaksanaan membuat

pinyaram pandan melalui video tutorial yaitu sebagai berikut:

1) Alat dan bahan di persiapkan sebelum membuat pinyaram

pandan: tepung beras, tepung terigu, garam, air kelapa,

fermipan, pewarna makanan pandan, gula pasri, sendok nasi,

sendok manan, baskom, piring, kompor, sendok masak besi,

panci, dan kuali.

2) Langkah langkah memasak pinyaram pandan sebegai

berikut:

a) Semua tepung di masukan kedalam baskom


26

b) Masukan garam kedalam adonan

c) Masukan gula kedalam adonan

d) Hangatkan air kelapa beserta fermipan.

e) Masukan anir kelapa dan fermipan kedalam adonan.

f) Aduk adonan sampai merata

g) Masukan pewarna makanan ke dalam adonan dan aduk

adonanan hingga kalis

h) Setelah itu diamkan adonan hingga 1 jam

i) Selanjutnya panaskan minyak, tunggu minyak panas

j) Setelah minyaknya panas goreng adonan kedalam

penggorengan.

k) Setelah matang, angkat pinyaram dan disajikan pada

piring.

3. Tahap 3: Evalusi

Guru memberikan penilaian untuk mengetahui kemampuan anak

dalam proses belajar keterampilan membuat pinyaram pandan.

Pemberian penilaian tersebut dilakukan dengan cara sebagai berkut:

a. Guru menyampaikan petunjuk untuk anak tunarungu agar

mereka bisa menyampaikan kembali alat dan bahan dalam

membuat pinyaram pandan.

b. Guru menyampaikan petunjuk untuk anak tunarungu agar

mereka bisa menyampaikan kembali langkah-langkah dalam

membuat pinyaram pandan


27

c. Terakhir guru memberikan penilaian kembali untuk mengetahui

kemampuan anak dalam proses belajar keterampilan memasak

pinyaram pandan secara bertahap.

E. Penelitian Relevan
Penelitian relevan dari penelitian ini adalah:

a. Irma Lusiyanti (2020). “Meningkatkan Keterampilan Vokasional

Membuat Vas Bunga Semen Dari Kain Bekas Melalui Video Tutorial

Bagi Anak Tunarungu” penelelitian ini relevan dengan variabel bebas

yaitu sama- sama menggunakan video tutorial.

b. Ariska Putri Limbong (2018) “Meningkatkan Keterampilan Membuat

Bantal Hias Melalui Media Video bagi Anak Tunagrahita Ringan

SLB YPPLB Padang” Penelitian ini relevan dengan variabel bebas

yaitu sama - sama mengunakan video tutorial dalam membuat

Keterampilan vokasional..

c. Nilam Permai Sari (2015). “Meningkatkan keterampilan vokasional

menjahit risleting melalui media video tutorial bagi anak tunarungu”.

Penelitian ini relevan dengan variabel yaitu sama - sama

mengunakan media video tutorial dalam membuat Keterampilan

vokasional.

F. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah suatu hubungan atau kaitan antara

konsep satu terhadap konsep lainnya dari masalah yang diteliti. Kerangka
28

konsep ini bertujuan untuk menghubungkan atau menjelaskan secara

panjang lebar tentang suatu topik yang akan dibahas. Seperti yang telah

dipaparkan pada latar belakang yaitu keterampilan vokasional membuat

pinyaram pandan bagi anak tunarungu. Dengan demikian peneliti

melakukan wawancara kepada pihak sekolah dan dari hasil wawancara

tersebut peneliti ingin mengetahui lebih jauh lagi terkait kemampuan

keterampilan yang dimiliki anak tunarungu. Berikut kerangka konseptual

dengan tujuan memperjelas penelitian ini.

Kemampuan awal tunarungu dalam


pembuatan pinyaram pandan

Pengajaran
pembuatan
pinyaram pandan
menggunakan Post Test
Pre Test
media video
tutorial

Hasil Hasil
Uji Wilcoxon

Kemampuan anak tunarungu dalam


membuat pinyaram pandan

Gambar 2.1. Kerangka Berfikir


29

G. Hipotesis

Hipotesis merupakan praduga sementara dari masalah yang

diteliti dimana harus di laukukan pengujian untuk mengetahui kebenaran

data yang didapat melalui penelitian. Hipotesis adalah dugaan sementara

yang ditujukan pada masalah yang di teliti dan di lakukan pengujian

melalui data yang efektif untuk mengetahui kebenarannya (Arikunto,

2014).

Rumusan hipotesis yang digunakan penelitian ini adalah “Media

Video Tutorial Dapat Meningkatkan Keterampilan Vokasional Dalam

Membuat Pinyaram Pandan Bagi Anak Tunarungu Di SLB Perwari

Padang”. Hipotesis diterima jika hasil analisis data sebelum dan sesudah

diberikan intervensi dapat meningkatkan keterampilan vokasional

membuat pinyaram pandan melalui video tutorial pada anak tunarungu.

Pada kondisi lain hipotesis ditolak.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian dari permasalah yang berjudul “Efektivitas Video

Tutorial Untuk Meningkatkan Keterampilan Vokasional Membuat

Pinyaram Pandan Bagi Anak Tunarungu” yaitu menerapkan metode

eksperimen. Metode eksperimen ini merupakan metode yang

dimanfaatkan untuk mengetahui keefektifan media video tutorial dalam

meningkatkan keterampilan vokasional membuat pinyaram pandan bagi

anak tunarungu di SLB Perwari Padang.

Penelitian eksperimen yang dapat digunakan yaitu Pre-

experimental Design, Factorial Design, dan Quasi Experimental Design

(Sugiyono, 2016) . Pada penelitian ini jenis penelitian yang dilakukan

adalah penelitian Quasi Experimental Design. Desain penelitian yang

digunakan adalah desain one group pretest-posttest yang menggunakan

satu kelompok sebagai subjek penelitiannya, yang bertujuan melihat

perbandingan antara hasil dari kondisi sebelum dan sesudah diberikan

treatment.

Menurut (Arikunto, 2014) di dalam desain ini dilaksanakan

obeservasi dalam dua kali dimana sebelum dan sesudah eksperimen.

Penelitian tersebut dilaksanakan sebelum diberikan perlakuan (01) disebut

pre-tes, dan penelitian sesudah diberikan perlakuan (02) disebut post-test.

30
31

01 X 02

Pre-test Perlakuan Post-test

Bagan 3.1 Pelaksanaan Eksperimen

Keterangan :

01 : Observasi 1 (Pre-test)I

X : Perlekuan (Treatment)

02 : Observasi 2 (Post-Test)

B. Variabel Penelitian

Dalam Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu:(1)

keterampilan vokasional membuat pinyaram pandan sebagai variabel

terikat, dan (2) video tutorial sebagai variabel bebas.

C. Defenisi Operasional Variabel

Defenisi operasional variable pada penelitian ini antara lain:

1. Keterampilan Membuat Pinyaram Pandan (Variabel Terikat)

Keterampilan bagi anak tunarungu merupakan bentuk usaha dalam

pertolongan yang diberikan kepada anak agar mendapatkan keahlian

atau kecakapan hidup kelak serta dapat membuat anak lebih mandiri.

Anak diberikan pertolongan berupa treatment, anak dapat

melakukannya sendiri setara dapat belajar secara mandiri tentang

bagaimana cara membuat pinyaram pandan dengan baik dan benar.


32

2. Video Tutorial (Variabel Bebas)

Video Tutorial dalam penunjang pembelajaran keterampilan

membuat pinyaram pandan dapat meningkatkan semangat belajar

anak serta memberi pembelajaran yang optimal karena anak tidak

mudah bosan dimana didukung dengan adanya gambar nyata serta

suara di dalam video tersbut. Pada penelitian ini anak melakukan

langkah- langkah membuat pinyaram pandan secara bertahap sampai

anak bisa melakukannya sendiri dengan baik dan benar.

D. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi adalah kelengkapan dari subjek penelitian

(Arikunto, 2014). Populasi pada penelitian ini yaitu anak tunarungu

Kelas XI SLB Perwari Padang.

2. Sampel

Sampel adalah sebuah observasi yang di laksanakan pada

separuh populasi. Sampel merupakan separuh dari populasi yang

diamati (Arikunto, 2014). Sampel pada penelitian ini yaitu seluruh

anak tunarungu Kelas XI SLB Perwari Padang.

3. Teknik Sampling

Teknik sampling adalah proses pengumpulan sampling yang

dilakukan dengan cara sesuai pada penelitian yang dilaksanakan.

Peneleliti menggunakan teknik sampling jenuh, karena semua

populasi bisa masuk kedalam sampel dimana jumlah populai yang

sedikit kurang dari 30 orang yaitu lima orang anak tunarungu di SLB
33

Perwari Padang. penggunaan sampel jenuh ini disebabkan oleh

seluruh anak tunarungu Kelas XI mampu mengikuti banyak jenis

pembelajaran keterampilan yang disesuaikan dengan kemampuannya

masing-masing.

No Kode nama Kelas Jenis kelamin

1 WP XI L

2 SR XI L

3 MH XI L

4 RN XI P

5 NT XI P

Jumlah 5 orang

Tabel 3.1 Sampel Penelitian

E. Tempat dan Setting Penelitian

1. Tempat Pendidikan

Penelitan ini dilaksanakan di SLB Perwari Padang. SLB Perwari

Padang yang beralamat di Jalan S. Parman No. 236 Ulak Karang,

Sumatera Barat, Indonesia.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini direncanakan selama 1 bulan yaitu dimulai dari bulan

Maret sampai bulan April 2021.

F. Tahap Eksperimen

Terdapat beberapa tahap eksperimen yang di terapkan kepada anak antara

lain:
34

1. Pre-test

Tahap ini peneliti menggunakan test yang diberikan kepada

anak dan tidak memberikan tindakatan, dimana peneliti hanya

melihat penguasaan anak di awal saja. Tahapanya eksperimen

tersebut antara lain:

a. Peniliti memastikan siswa sudah siap mengikuti pembelajaran.

b. Peniliti mengajak siwa untuk memulai pembelajaran dengan

diawali doa.

c. Peneliti memberikan tes berupa alat dan bahan.

d. Peneliti memberikan tes berupa langkah-langkah dalam

membuat pinyaram pandan sesuai dengan kemampuan anak.

2. Intervensi

Media video tutorial digunakan untuk memberikan intervensi

pada anak, yaitu sebagai berikut:

a. Pertama melakukan persiapan kepada anak serta mengantarkan

tujuan pembelajaran yang akan di laksanakan.

b. Peneliti menggunakan video tutorial dalam proses pengajaran

kepada anak. Pembelajaran menggunakan video tutorial berupa

alat dan bahan serta cara membuat pinyaram pandan.

c. Lalu peneliti memberikan materi dari keterampilan yang akan

dilaksanakan.

d. Peneliti melakukan pengarahan kepada anak pada proses belajar

dilakukan.
35

e. Peneliti memantau anak sudah bisa mencapai pembelajaran atau

tidak.

f. Peneliti melakukan penilakan kepada anak.

g. Peneliti memberikan peluang anak untuk belajar lagi sampai bisa

melakukan dengan baik.

3. Posttest

Posttest digunakan dalam mendapatkan bagaimana kondisi

anak serta hasil keterampilan anak yang sudah diberikan tindakan

menggunakan media video tutorial. Posttest yang diterapkan antara

lain:

a. Peneiti memastikan anak sudah siap dalam membuat pinyaram

pandan.

b. Peniliti menagajak siwa untuk memulai pembelajaran dengan

diawali doa.

c. Peneliti memberikan tes berupa langkah-langkah dalam membuat

pinyaram pandan sesuai dengan kemampuan anak.

G. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian yaitu observasi.

Observasi merupakan cara pengumpulan data dimana melakukan

pengamatan atau peninjauan dengan teliti dan tepat pada tempat

observasi untuk mendemonstrasikan kenyataan di sebuah rancangan

yang sedang dilaksanakan.


36

Peneliti menggunakan teknik perbuatan dalam observasi

yang dilaksanakan. Keterampilan membuat pinyaram pandan diteliti

sebelum dan sesudah anak diberikan pembelajaran dengan

menggunakan video tutorial.

2. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah

instrumen penelitian. Instrumen pengumpulan data adalah alat yang

digunakan untuk membantu penulis dalam pelaksanaan penelitian

yang dilakukan.

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang peneliti gunakan yaitu statistik non

parametrik, dimana subjek penelitianya kecil dan tidak memerlukan uji

normalitas. Statistik non parametris merupak statistik yang menguji

distribusi dan tidak menguji parameter populasi (Sugiyono, 2016). Uji

statistik yang penulis gunakan adalah uji Wilcoxon Sign Rank Test. Uji

Wilcoxon ini digunakan untuk menyelediki hasil pengamatan dari dua data

yang berpasangan, apakah sama atau berbeda.

Langkah-langkah analisis tes ranking bertanda (wilcoxon Sign Rank

Test) antara lain:

1. Merumuskan hipotesis

a. Ha = Thitung ≤ Ttabel
37

Jika Ha diterima dan H0 ditolak maka, media Video Tutorial efektif

untuk meningkatkan keterampilan vokasional membuat pinyaram

pandan bagi anak tunarungu.

b. H0 = Thitung > Ttabel

Jika H0 diterima dan Ha ditolak maka, media Video Tutorial tidak

efektif untuk meningkatkan keterampilan vokasional membuat

pinyaram pandan bagi anak tunarungu.

Taraf signifikan, yang digunakan adalah α = 0,05

1. Penentuan pengolahan uji, menggunakan pengolahan uji manual.

2. Keputusan uji

a) Ha = Thitung ≤ Ttabel

b) H0 = Thitung > Ttabel


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian yang telah dilaksanakan di SLB Perwari Padang dengan

berjumlahkan subjek sebanyak lima orang siswa tunarungu. Penelitian

dilaksanakan pada saat waktu istirahat . Jenis penelitian yang digunakan

adalah Quasi eksperimen dengan desain penelitian one group pretest-posttest.

Tahapan dari penelitian ini dimulai dari pretest yang bertujuan melihat

kemampuan peserta didik, treatment yang merupakan pemberian suatu

tindakan atau perlakuan yang diberikan, posttest yang bertujuan melihat

kemampuan peserta didik setelah diberikan tindakan atau perlakuan. Data

yang penulis peroleh kemudian diolah menggunakan rumus uji statistik

Wilcoxon Sign Rank Test.

Berikut adalah hasil dari pengumpulan data efektivitas video tutorial

untuk meningkatkan keterampilan vokasional membuat pinyaram pandan bagi

anak tunarungu.

Tabel 5. Hasil Penelitian


NO Inisial Nilai pretest (O1) Nilai posttest (O2)
1. Sel 57 85
2. Tas 60 89
3. Ris 57 87
4. Aldi 57 85
5. Ham 53 83
JUMLAH 284 429

38
39

Tabel di atas menunjukkan persentase pretest atau kemampuan awal

dan posttest Atau kemampuan akhir setelah diberi treatmen.

1. Data nilai Pretest

Deskripsi statistik dari nilai pretest:

Tabel 6. Hasil Pretest


N Minimum Maksimum SUM Mean/rata-
rata
Pretest 5 53 60 113 22,6

Tabel diatas menunjukkan nilai tertinggi saat pretest adalah 60,

nilai terendah 53, jumlah keseluruhan 113, dan rata-rata nilai saat

pretest 22,6.

2. Data nilai Posttest

Deskripsi statistik dari nilai posttest:

Tabel 7. Hasil Posttest


N Minimum Maksimum SUM Mean/rata-
rata
Pretest 5 83 89 172 34,4

Tabel diatas menunjukkan nilai tertinggi saat posttest

adalah89, nilai terendah 83, jumlah keseluruhan 172, dan rata-rata

nilai saat pretest 34,4.

B. Pengolahan Data

Setelah mendapatkan nilai pretest dan posttest kemudian dilanjutkan

dengan penentuan Rank dari setiap subjek saat sebelum diberikan perlakuan

(pretest/O1) dan saat setelah diberikan perlakuan (posttest/O2) yang nantinya


40

akan dianalisis menggunakan rumus uji statistik Wilcoxon Sign Rank Test,

berikut tabel hasil hitungan:

Tabel 8. Hasil Uji Wilcoxon


Subjek Pretest Posttest Beda Jenjang

Rank + -

Sel 57 85 +28 1,5 1,5 0

Tas 60 89 +29 3 3 0

Ris 57 87 +30 4,5 4,5 0

Aldi 57 85 +28 1,5 1,5 0

Ham 53 83 +30 4,5 4,5 0

Jumlah T 15 0

Setelah didapatkan nilai t akhir yang dilihat dari nilai t terkecil maka

didapat hasil thitung adalah 0. Dengan perbandingan thitung ≤ ttabel yakni 0 ≤ 0,

Berdasarkan tabel tersebut maka dapat disimpulkan bahwa melalui uji

statistik Wilcoxon Sign Rank Test dengan α = 0,05 dan n = 5, maka ttabel = 0

dan tthitung = 0, maka HA diterima dan H0 ditolak. Dapat di interpretasikan

bahwa ada pengaruh media Video Tutorial dalam keefektifan untuk

meningkatkan keterampilan vokasional membuat pinyaram pandan bagi

anak tunarungu.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian ini membahas efektivitas media video tutorial untuk

meningkatkan keterampilan vokasional membuat pinyaram pandan bagi

anak tunarungu. Keterampilan vokasional bagi anak tunarungu merupakan


41

keterampilan yang diberikan kepada anak berkebutuhan khusus salah

satunya anak tunarungu dimana keterampilan yang diberikan dapat

mengasah bakat dari anak tersebut yang berguna dalam kecakapan hidup

anak setelah tamat nanti sehingga mereka dapat hidup mandiri. (Salma &

Fatmawati, 2019)

Pada penelitian ini terjadi peningkatan kemampuan anak dalam

meningkatkan keterampilan vokasional membuat pinyaram pandan sesudah

diberikan perlakuan/treatment dengan menggunakan video tutorial. Ini

terlihat pada perbandingan hasil pretest yang dilakukan satu kali pertemuan

dan posttest yang sudah dilakukan lima kali pertemuan dalam menyelesaikan

tahapan membuatpinyaram pandan. Setelah mengetahui hasil pada saat

dilakukannya pretest peneliti memberikan perlakuan atau treatment

menggunakan video tutorial sebanyak lima kali pertemuan. Dalam

mengetahui hasil akhir maka peneliti melakukan posttest untuk mengetahui

kemampuan akhir anak dalam membuat pinyaram pandan yang dilakukan

sebanyak satu kali pertemuan.

Dari dilakukannya pretest dan posttest terdapatlah perbandingan yang

meningkat pada kemampuan membuat pinyaram pandan bagi anak tunarungu

di kelas IX B di SLB Perwari Padang setelah diberikan perlakuan dengan

menggunakan media video tutorial. Peneliti menggunakan media video

tutorial ini bertujuan untuk mengetahui media video tutorial efektif untuk

meningkatkan keterampilan vokasional membuat pinyaram pandan. Dari data

diatas bahwasannya media video tutorial efektif digunakan untuk


42

meningkatkan keterampilan vokasional membuat pinyaram pandan bagi anak

tunarungu di SLB Perwari Padang.

D. Keterbatasan Penelitian

Peneliti telah melakukan penelitian dengan sebaik-baiknya yang

penuh perjuangan semaksimal mungkin untuk menyelesaikannya. Dalam

melakukan penelitian namun peneliti masih merasa belum sempurna di SLB

Perwari Padang karena keterbatasan penelitian pada saat pembelajaran yang

kurang kondusif disebabkan karena tempat yang kurang efektif, peserta didik

lain yang mengganggu dari luar kelas yang membuat subjek penelitian kurang

fokus untuk melaksanakan pembelajaran.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini dilaksanakan di SLB Perwari Padang yang bertujuan

untuk mengajarkan keterampilan membuat pinyaram pandan pada anak

tunarungu kelas IX menggunakan Video tutorial. Berdasarkan uraian

penjelasan pada Bab IV bahwa ada pengaruh media Video Tutorial dalam

keefektifan untuk meningkatkan keterampilan vokasional membuat

pinyaram pandan bagi anak tunarungu, yang terbukti dengan hasil

pengelohan data yang menggunakan uji statistik Wilcoxon Sign Rank Test,

dengan perbandingan thitung ≤ ttabel yakni 0 ≤ 0 dengan hipotesis penelitian Ha

diterima dan H0 ditolak. Dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh media

Video Tutorial dalam keefektifan untuk meningkatkan keterampilan

vokasional membuat pinyaram pandan bagi anak tunarungu kelas IX SLB

Perwari Padang.

A. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti memberikan saran agar

pemberian keterampilan kepada anak tunarungu serta hendaknya guru

memperhatikan hal-hal yang dapat menunjang keberhasilan siswa sehingga

anak mempunyai bekal keterampilan dimasa yang akan datang. Selanjutnya

diharapkan kepada peneliti berikutnya yang ingin meneliti tentang membuat

pinyaram pandan agar sekiranya dapat mengembangkan lebih baik lagi dari

penelitian ini.

43
DAFTAR RUJUKAN

Abdullah, N. (2013). Mengenal anak berkebutuhan khusus. 86, 1–10.

Aqib, Z. (2011). Model-Model, Media Dan Strategi Pembelajaran Kontekstual

(Inovatif. YramaWidya.

Arikunto, S. (2014). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka

Cipta.

Arsyad, Azhar. (2013). Media Pembelajaran. Rajawali Pers.

Arsyad, & Azhar. (2011). Media Pembelajaran. PT. Raja Grafindo Persada.

Gumulya, D., & Ho, F. (2019). Penelitian perancangan sarana bantu belajar

bahasa untuk anak tunarungu dengan pendekatan participatory design.

Productum: Jurnal Desain Produk (Pengetahuan Dan Perancangan

Produk), 3(6), 197–206. https://doi.org/10.24821/productum.v3i6.2265

Gunawan, D. (2016). Modul Guru Pembelajar SLB Tunarungu Kelompok

Kompetensi A. PPPPTK DAN PLB.

Haenudin. (2013). Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Tunarungu. Luxima

Metro Media.

Hasan, S. A., & Handayani, M. M. (2014). Hubungan antara Dukungan Sosial

Teman Sebaya dengan Penyesuaian Diri Siswa Tunarungu di Sekolah

Inklusi. Psikologi Perkembangan Dan Pendidikan, 3(2), 128–135.

Heri, Rahyubi. (2012). Teori-Teori dan Aplikasi Pembelajaran Motorik. Nusa

Media.

Kokasih E. (2012). Cara Bijak Memahami Anak Berkebutuhan Khusus.

YramaWidya.

44
45

Lis Parida, Bambang Sahono, J. S. (2019). Pengaruh Pembelajaran Video

Tutorial terhadap Prestasi Belajar. Jurnal Pendidikan, Teknologi, 8(1),

12–21.

(Maiti & Bidinger, 1981) Maiti, & Bidinger. (1981). Peningkatan Keterampilan

Vokasional Melalui Pelatihan Cetak Sablon Kaos Bagi Anak

Tunarungu Kelas Xiidi Slb Bakti Putra Ngawis. Journal of Chemical

Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.

Mega Silvia Dewi Aplikasi, P., Photoshop, A., Keterampilan, M., Foto, E., &

Tunarungu, B. A. (2012). PENGGUNAAN APLIKASI ADOBE

PHOTOSHOP DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN

EDITING FOTO. 1, 260–270.

Meteorologi, B., & Dan, K. (2017). Volume 18, Nomor 1 - 2017. 18(1), 77–83.

Munir. (2010). Gerbang TIK Universitas Indonesia. UPI Pers.

Murni, I. (2018). Memahami Anak Berkebutuhan Khusus. Goresan Pena.

Murtini. (2010). Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika dengan

Menggunakan Media VCD bagi Anak Tunarungu Kelas D2 Di Slb-B

Gemolong. Skripsi. FKIP. Universitas Sebelas Maret.

Putranto, B. (2015). Tips Menangani Siswa Yang Menbutuhkan Perhatian

Khusus. DIVA Pers.

Rusdi Chaprian. (2016). Pinyaram Makanan Tradisional Minang. Pelangi

holiday.com.

Salma, Y., & Fatmawati, F. (2019). Metode Drill dalam Meningkatkan

Keterampilan Membuat Tas Makrame untuk Anak Tunarungu di SLB


46

Bina Bangsa. Golden Age: Jurnal Ilmiah Tumbuh Kembang Anak Usia

Dini, 4(3), 27–34. https://doi.org/10.14421/jga.2019.43-04

Savitri, Vina. (2015). Tipe Kesalahan Penulisan Dan Pengucapan Bahasa

Indonesia Siswa Tunarungu Dalam Pembelajaran Menyimak Di

SMPLB Bina Wiyata Putra Situbondo. Universitas Jember.

Setywan, D. I., Tolle, H., & Kharisma, A. P. (2017). Perancangan Aplikasi

Communication Board Berbasis Android Tablet Sebagai Media

Pembelajaran dan Komunikasi Bagi Anak Tuna Rungu. Jurnal

Pengembangan Teknologi Informasi Dan Ilmu Komputer, 2(8), 2933–

2943.

Stjipto, cecep kustandi dan bambang. (2013). media pembelajaran manual &

digital edisi kedua. ghalia indonesia.

Sucjihati, S. (2006). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: Refika Aditama.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Alfabeta.

Utomo, A. Y., & Ratnawati, D. (2018). Pengembangan Video Tutorial Dalam

Pembelajaran Sistem Pengapian Di Smk. Taman Vokasi, 6(1), 68.

https://doi.org/10.30738/jtvok.v6i1.2839

Widuri, Arti. (2010). Kemampuan Membaca pada Anak Tuna Rungu di SLB-B

KarnnamanoharaYogyakarta. Mutiara Medika, 10 No. 1:2.

Yoyon, Bachtiar. (2012). Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi Dalam

KonteksProgramPendidikanLifeSkills.Direktori/FIP/JUR._Administrasi

_Pendidikan/196210011991021yoyon_Bahtiar_Iriant
47

Lampiran 1

KISI-KISI PENELITIAN
Efektivitas Video Tutorial Untuk Meningkatkan Keterampilan Vokasional
Membuat Pinyaram Pandan Bagi Anak Tunarungu
Nama Siswa :
Kelas :
Sekolah :
Variabel Aspek Indikator Tes
Perbuatan
Membuat Menyiapkan alat Alat:
pinyaram dan bahan yang 1. Menyiapkan kompor untuk
pandan digunakan mem memasak adonan
mengguna buat pinyaram 2. Menyiapkan kuali untuk
kan video pandan. menggoreng adonan
tutorial 3. Menyiapkan baskom untuk
memadukan adonan
4. Menyiapan sendok makan
untuk mengetahui takaran
adonan
5. Meyiapkan sendok nasi untuk
mengetahui takaran adonan
6. Menyiapkan sendok besi untuk
mengaduk adonan yang
dimasak
7. Menyiapakan panci untuk
memanaskan air kelapa.
8. Menyiapkan mangkok.

Bahan:
1. Menyiapkan 3 sendok makan
tepung terigu
48

2. Menyiapkan 2 sendok nasi


tepung beras
3. Menyiapkan 5 sendok makan
gula pasir
4. Menyiapkan ujung sendok ma
kan garam
5. Menyiapkan 3 tetes perwar
na makanan rasa pandan
6. Menyiapkan ½ gelas air kelapa
7. Menyiapkan ½ sendok makan
fermipan
Proses pembuatan 1. Semua tepung di masukan
pinyaram pandan kedalam baskom
2. Masukan garam kedalam
adonan
3. Masukan gula kedalam
adonan
4. Hangatkan air kelapa
dan masukkan fermipan.
5. Masukan air kelapa dan
fermipan ke adonan.
6. Aduk adonan sampai
merata
7. Masukan pewarna makanan ke
dalam adonan dan aduk
adonanan hingga kalis
8. Setelah itu diamkan adonan
hingga 1 jam
9. Selanjutnya panaskan mi
nyak goreng
10. Setelah minyaknya panas
49

goreng adonan kedalam


penggorengan.
11. Setelah matang, angkat
pinyaram dan disajikan pada
piring.
50

Lampiran 2
Intrumen Penelitian
Efektivitas Video Tutorial Untuk Meningkatkan Keterampilan Vokasional
Membuat Pinyaram Pandan Bagi Anak Tunarungu

Kelas : XI B

Sekolah : SLB Perwari Padang

Nama Siswa

Indikator deskriptor Sel Tasya Riska Aldi Hamdi

2 1 0 2 1 0 2 1 0 2 1 0 2 1 0

Mempersiapkan 1. Kompor

Perlengkapan 2. Kuali

alat 3. Baskom

4. Sendok nasi

5. Sendok makan

6. Sendok masak

7. Panci

8. Mangkok

Mempersiapkan 1. Tepung terigu

Perlengkapan 2. Tepung beras

bahan 3. Gula pasir

4. Garam

5. Pewarna
makanan pandan
6. Air kelapa
51

Nama Siswa

Indikator deskriptor Sel Tasya Riska Aldi Hamdi

2 1 0 2 1 0 2 1 0 2 1 0 2 1 0

7. Pengembang kue

1. Masukkan 3
sendok makan
tepung terigu
kedalam baskom
2. Masukkan 2
sendok nasi
tepung beras
kedalam baskom
3. Masukan ujung
sendok garam
kedalam adonan
Proses
4. Masukan 5
pembuatan sendok makan
gula
kedalam adonan
5. Hangatkan satu
gelas air kelapa
selama 1 menit
6. Masukkan ½
sendok makan
pengembang
kue kedalam air
kelapa dan
diaduk.
52

Nama Siswa

Indikator deskriptor Sel Tasya Riska Aldi Hamdi

2 1 0 2 1 0 2 1 0 2 1 0 2 1 0

7. Masukan air
kelapa yang
tercampur
pengembang
kue ke adonan.
8. Aduk adonan
sampai merata
9. Masukan 3
tetes pewarna
makanan ke
dalam adonan
dan aduk
adonanan
hingga kalis
10. Setelah itu
diamkan adonan
hingga 1 jam
11. Selanjutnya
panaskan
minyak goreng
12. Setelah
minyaknya
panas goreng
adonan kedalam
penggorengan.
13. Setelah matang,
53

Nama Siswa

Indikator deskriptor Sel Tasya Riska Aldi Hamdi

2 1 0 2 1 0 2 1 0 2 1 0 2 1 0

angkat pinyaram
dan disajikan
pada piring.
Jumlah : 28

Keterangan :
Nilai 2 jika anak bisa melakukan dengan benar
Nilai 1 jika anak bisa dengan bantuan
Nilai 0 jika anak tidak bisa melakukan sama sekali

Hasil
54

Lampiran 3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SLB Perwari Padang
Kelas / Semester : XI B (Tunarungu) / II
AlokasiWaktu : 1 X Pertemuan
Mata Pelajaran : Tata Boga
Fokus Pembelajaran : Memasak Pinyarm Pandan

A. TujuanPembelajaran:
1. Melalui tanya jawab siswa menyebutkan pengertian pinyaram pandan
2. Melalui tayangan video tutorial, siswa mengetahui alat-alat dan bahan pembuatan
pinyaram pandan
3. Melalui penugasan, siswa menunjukkan alat-alat dan bahan pembuatan pinyaram
pandan
4. Melalui penayangan video tutorial, siswa mengetahui langkah-langkah pembuatan
pinyaram pandan
5. Melalui penugasan, siswa membuat pinyaram pandan
B. Proses Pembelajaran
Kegiatan Awal
Siswa dengan bimbingan guru mengkondisikan peserta didik dalam situasi belajar yang
bernuansa percakapan dengan meminta peserta didik duduk rapi, memperhatikan guru
dan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Dan membaca doa sebelum belajar.
KegiatanInti
1. Siswa mengamati guru dalam menjelaskan pengertian pinyaram pandan.
2. Siswa menonton video tutorial pembuatan pinyaram pandan
3. Siswa menunjukkan alat-alat dan bahan pembuatan pinyaram pandan
4. Siswa menyebutkan langkah-langkah pembuatan pinyaram pandan
5. Setelah mengetahui langkah-langkah pembutan pinyaram pandan, siswa melakukan
percobaan membuat pinyaram pandan
6. Guru mengadakan tanya jawab tentang pembuatan pinyaram pandan yang telah
dipelajari
7. Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya.
KegiatanPenutup
Guru menyimpukan pembelajaran hari ini dan membaca doa setelah belajar dengan
bimbingan guru.
C. Penilaian
1. Penilaian Pengetahuan
Instrumen :Test lisan
2. Penilaian Keterampilan
Instrumen :Test perbuatan

D. Remedial
1. Siswa menyiapkan alat-alat dan bahan pembuatan pinyaram pandan
2. Siswa menyebutkan langkah-langkah pembuatan pinyaram pandan
3. Siswa melakukan percobaan membuat pinyaram pandan
55

E. Pengayaan
1. Siswa menyiapkan alat-alat dan bahan pembuatan pinyaram pandan
2. Siswa menyebutkan langkah-langkah pembuatan pinyaram pandan
3. Siswa melakukan percobaan membuat pinyaram pandan

Padang , 2021
Peneliti

Lailatul Jannah
(17003128)
56

Rekapitulasi Hasil Pre test

INSTRUMEN PENELITIAN

Efektivitas Video Tutorial Untuk Meningkatkan Keterampilan Vokasional


Membuat Pinyaram Pandan Bagi Anak Tunarungu
(Quasi Eksperimen Di Slb Perwari Padang)
Kelas : XI B

Sekolah : SLB Perwari Padang

Nama Siswa

Indikator deskriptor Sel Tasya Riska Aldi Hamdi

2 1 0 2 1 0 2 1 0 2 1 0 2 1 0

Mempersiapkan 1. Kompor √ √ √ √ √

Perlengkapan 2. Kuali √ √ √ √ √

alat 3. Baskom √ √ √ √ √

4. Sendok nasi √ √ √ √ √

5. Sendok makan √ √ √ √ √

6. Sendok masak √ √ √ √ √

7. Panci √ √ √ √ √

8. Mangkok √ √ √ √ √

Mempersiapkan 1. Tepung terigu √ √ √ √ √

Perlengkapan 2. Tepung beras √ √ √ √ √

bahan 3. Gula pasir √ √ √ √ √

4. Garam √ √ √ √ √

5. Pewarna √ √ √ √ √
makanan pandan
57

Nama Siswa

Indikator deskriptor Sel Tasya Riska Aldi Hamdi

2 1 0 2 1 0 2 1 0 2 1 0 2 1 0

6. Air kelapa √ √ √ √ √

7. Pengembang kue √ √ √ √ √

1. Masukkan 3 √ √ √ √ √
sendok makan
tepung terigu
kedalam baskom
2. Masukkan 2 √ √ √ √ √
sendok nasi
tepung beras
kedalam baskom
3. Masukan ujung √ √ √ √ √
sendok garam
kedalam adonan
Proses

pembuatan 4. Masukan 5 √ √ √ √ √
sendok makan
gula
kedalam adonan
5. Hangatkan satu √ √ √ √ √
gelas air kelapa
selama 1 menit
6. Masukkan ½ √ √ √ √ √
sendok makan
pengembang
kue kedalam air
kelapa dan
58

Nama Siswa

Indikator deskriptor Sel Tasya Riska Aldi Hamdi

2 1 0 2 1 0 2 1 0 2 1 0 2 1 0

diaduk.
7. Masukan air √ √ √ √ √
kelapa yang
tercampur
pengembang
kue ke adonan.
8. Aduk adonan √ √ √ √ √
sampai merata
9. Masukan 3 √ ` √ √ √ √
tetes pewarna
makanan ke
dalam adonan
dan aduk
adonanan
hingga kalis
10. Setelah itu √ √ √ √ √
diamkan adonan
hingga 1 jam
11. Selanjutnya √ √ √ √ √
panaskan
minyak goreng
12. Setelah √ √ √ √ √
minyaknya
panas goreng
adonan kedalam
penggorengan.
59

Nama Siswa

Indikator deskriptor Sel Tasya Riska Aldi Hamdi

2 1 0 2 1 0 2 1 0 2 1 0 2 1 0

13. Setelah matang, √ √ √ √ √


angkat pinyaram
dan disajikan
pada piring.
Jumlah : 28 1 1 0 2 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0

8 4 0 4 8 4 6 6 6 4

Sumber (Arikunto, 2014)


Keterangan :Nilai 2 jika anak sangat mampu
Nilai 1 jika anak cukup mampu
Nilai 0 jika anak tidak mampu

Hasil

Nilai :

Sel 57

Tasya

Ris 57

Al

Ham

Peneliti

Lailatul Jannah
17003128/2017
60

Rekapitulasi Hasil Treatment 1

INSTRUMEN PENELITIAN

Efektivitas Video Tutorial Untuk Meningkatkan Keterampilan Vokasional


Membuat Pinyaram Pandan Bagi Anak Tunarungu
(Quasi Eksperimen Di Slb Perwari Padang)
Kelas : XI B

Sekolah : SLB Perwari Padang

Nama Siswa

Indikator deskriptor Sel Tasya Riska Aldi Hamdi

2 1 0 2 1 0 2 1 0 2 1 0 2 1 0

Mempersiapkan 1. Kompor √ √ √ √ √

Perlengkapan 2. Kuali √ √ √ √ √

alat 3. Baskom √ √ √ √ √

4. Sendok nasi √ √ √ √ √

5. Sendok makan √ √ √ √ √

6. Sendok masak √ √ √ √ √

7. Panci √ √ √ √ √

8. Mangkok √ √ √ √ √

Mempersiapkan 1. Tepung terigu √ √ √ √ √

Perlengkapan 2. Tepung beras √ √ √ √ √

bahan 3. Gula pasir √ √ √ √ √

4. Garam √ √ √ √ √

5. Pewarna √ √ √ √ √
makanan pandan
61

Nama Siswa

Indikator deskriptor Sel Tasya Riska Aldi Hamdi

2 1 0 2 1 0 2 1 0 2 1 0 2 1 0

6. Air kelapa √ √ √ √ √

7. Pengembang kue √ √ √ √ √

1. Masukkan 3 √ √ √ √ √
sendok makan
tepung terigu
kedalam baskom
2. Masukkan 2 √ √ √ √ √
sendok nasi
tepung beras
kedalam baskom
3. Masukan ujung √ √ √ √ √
sendok garam
kedalam adonan
Proses

pembuatan 4. Masukan 5 √ √ √ √ √
sendok makan
gula
kedalam adonan
5. Hangatkan satu √ √ √ √ √
gelas air kelapa
selama 1 menit
6. Masukkan ½ √ √ √ √ √
sendok makan
pengembang
kue kedalam air
kelapa dan
62

Nama Siswa

Indikator deskriptor Sel Tasya Riska Aldi Hamdi

2 1 0 2 1 0 2 1 0 2 1 0 2 1 0

diaduk.
7. Masukan air √ √ √ √ √
kelapa yang
tercampur
pengembang
kue ke adonan.
8. Aduk adonan √ √ √ √ √
sampai merata
9. Masukan 3 √ √ √ √ √
tetes pewarna
`
makanan ke
dalam adonan
dan aduk
adonanan
hingga kalis
10. Setelah itu √ √ √ √ √
diamkan adonan
hingga 1 jam
11. Selanjutnya √ √ √ √ √
panaskan
minyak goreng
12. Setelah √ √ √ √ √
minyaknya
panas goreng
adonan kedalam
penggorengan.
63

Nama Siswa

Indikator deskriptor Sel Tasya Riska Aldi Hamdi

2 1 0 2 1 0 2 1 0 2 1 0 2 1 0

13. Setelah matang, √ √ √ √ √


angkat pinyaram
dan disajikan
pada piring.
Jumlah : 28 2 1 0 3 8 0 2 1 0 1 1 0 1 1 0

4 1 2 4 0 8 5 6 5

Sumber (Arikunto, 2014)


Keterangan :Nilai 2 jika anak sangat mampu
Nilai 1 jika anak cukup mampu
Nilai 0 jika anak tidak mampu

Hasil

Nilai :

Sel 62

Tasya

Ris 60

Al

Ham

Peneliti

Lailatul Jannah
17003128/2017
64

Rekapitulasi Hasil Treatment 2

INSTRUMEN PENELITIAN

Efektivitas Video Tutorial Untuk Meningkatkan Keterampilan Vokasional


Membuat Pinyaram Pandan Bagi Anak Tunarungu
(Quasi Eksperimen Di Slb Perwari Padang)
Kelas : XI B

Sekolah : SLB Perwari Padang

Nama Siswa

Indikator deskriptor Sel Tasya Riska Aldi Hamdi

2 1 0 2 1 0 2 1 0 2 1 0 2 1 0

Mempersiapkan 1. Kompor √ √ √ √ √

Perlengkapan 2. Kuali √ √ √ √ √

alat 3. Baskom √ √ √ √ √

4. Sendok nasi √ √ √ √ √

5. Sendok makan √ √ √ √ √

6. Sendok masak √ √ √ √ √

7. Panci √ √ √ √ √

8. Mangkok √ √ √ √ √

Mempersiapkan 1. Tepung terigu √ √ √ √ √

Perlengkapan 2. Tepung beras √ √ √ √ √

bahan 3. Gula pasir √ √ √ √ √

4. Garam √ √ √ √ √

5. Pewarna √ √ √ √ √
makanan pandan
65

Nama Siswa

Indikator deskriptor Sel Tasya Riska Aldi Hamdi

2 1 0 2 1 0 2 1 0 2 1 0 2 1 0

6. Air kelapa √ √ √ √ √

7. Pengembang kue √ √ √ √ √

1. Masukkan 3 √ √ √ √ √
sendok makan
tepung terigu
kedalam baskom
2. Masukkan 2 √ √ √ √ √
sendok nasi
tepung beras
kedalam baskom
3. Masukan ujung √ √ √ √ √
sendok garam
kedalam adonan
Proses

pembuatan 4. Masukan 5 √ √ √ √ √
sendok makan
gula
kedalam adonan
5. Hangatkan satu √ √ √ √ √
gelas air kelapa
selama 1 menit
6. Masukkan ½ √ √ √ √ √
sendok makan
pengembang
kue kedalam air
kelapa dan
66

Nama Siswa

Indikator deskriptor Sel Tasya Riska Aldi Hamdi

2 1 0 2 1 0 2 1 0 2 1 0 2 1 0

diaduk.
7. Masukan air √ √ √ √ √
kelapa yang
tercampur
pengembang
kue ke adonan.
8. Aduk adonan √ √ √ √ √
sampai merata
9. Masukan 3 √ √ √ √ √
tetes pewarna
`
makanan ke
dalam adonan
dan aduk
adonanan
hingga kalis
10. Setelah itu √ √ √ √ √
diamkan adonan
hingga 1 jam
11. Selanjutnya √ √ √ √ √
panaskan
minyak goreng
12. Setelah √ √ √ √ √
minyaknya
panas goreng
adonan kedalam
penggorengan.
67

Nama Siswa

Indikator deskriptor Sel Tasya Riska Aldi Hamdi

2 1 0 2 1 0 2 1 0 2 1 0 2 1 0

13. Setelah matang, √ √ √ √ √


angkat pinyaram
dan disajikan
pada piring.
Jumlah : 28 2 1 0 3 8 0 3 8 0 2 1 0 2 1 0

8 1 4 2 2 3 0 3

Sumber (Arikunto, 2014)


Keterangan :Nilai 2 jika anak sangat mampu
Nilai 1 jika anak cukup mampu
Nilai 0 jika anak tidak mampu

Hasil

Nilai :

Sel 69

Tasya

Ris 71

Al

Ham

Peneliti

Lailatul Jannah
17003128/2017
68

Rekapitulasi Hasil Treatment 3

INSTRUMEN PENELITIAN

Efektivitas Video Tutorial Untuk Meningkatkan Keterampilan Vokasional


Membuat Pinyaram Pandan Bagi Anak Tunarungu
(Quasi Eksperimen Di Slb Perwari Padang)
Kelas : XI B

Sekolah : SLB Perwari Padang

Nama Siswa

Indikator deskriptor Sel Tasya Riska Aldi Hamdi

2 1 0 2 1 0 2 1 0 2 1 0 2 1 0

Mempersiapkan 1. Kompor √ √ √ √ √

Perlengkapan 2. Kuali √ √ √ √ √

alat 3. Baskom √ √ √ √ √

4. Sendok nasi √ √ √ √ √

5. Sendok makan √ √ √ √ √

6. Sendok masak √ √ √ √ √

7. Panci √ √ √ √ √

8. Mangkok √ √ √ √ √

Mempersiapkan 1. Tepung terigu √ √ √ √ √

Perlengkapan 2. Tepung beras √ √ √ √ √

bahan 3. Gula pasir √ √ √ √ √

4. Garam √ √ √ √ √

5. Pewarna √ √ √ √ √
makanan pandan
69

Nama Siswa

Indikator deskriptor Sel Tasya Riska Aldi Hamdi

2 1 0 2 1 0 2 1 0 2 1 0 2 1 0

6. Air kelapa √ √ √ √ √

7. Pengembang kue √ √ √ √ √

1. Masukkan 3 √ √ √ √ √
sendok makan
tepung terigu
kedalam baskom
2. Masukkan 2 √ √ √ √ √
sendok nasi
tepung beras
kedalam baskom
3. Masukan ujung √ √ √ √ √
sendok garam
kedalam adonan
Proses

pembuatan 4. Masukan 5 √ √ √ √ √
sendok makan
gula
kedalam adonan
5. Hangatkan satu √ √ √ √ √
gelas air kelapa
selama 1 menit
6. Masukkan ½ √ √ √ √ √
sendok makan
pengembang
kue kedalam air
kelapa dan
70

Nama Siswa

Indikator deskriptor Sel Tasya Riska Aldi Hamdi

2 1 0 2 1 0 2 1 0 2 1 0 2 1 0

diaduk.
7. Masukan air √ √ √ √ √
kelapa yang
tercampur
pengembang
kue ke adonan.
8. Aduk adonan √ √ √ √ √
sampai merata
9. Masukan 3 √ √ √ √ √
tetes pewarna
`
makanan ke
dalam adonan
dan aduk
adonanan
hingga kalis
10. Setelah itu √ √ √ √ √
diamkan adonan
hingga 1 jam
11. Selanjutnya √ √ √ √ √
panaskan
minyak goreng
12. Setelah √ √ √ √ √
minyaknya
panas goreng
adonan kedalam
penggorengan.
71

Nama Siswa

Indikator deskriptor Sel Tasya Riska Aldi Hamdi

2 1 0 2 1 0 2 1 0 2 1 0 2 1 0

13. Setelah matang, √ √ √ √ √


angkat pinyaram
dan disajikan
pada piring.
Jumlah : 28 3 1 0 3 1 0 3 1 0 3 1 0 2 1 0

2 2 4 1 2 2 0 3 6 5

Sumber (Arikunto, 2014)


Keterangan :Nilai 2 jika anak sangat mampu
Nilai 1 jika anak cukup mampu
Nilai 0 jika anak tidak mampu

Hasil

Nilai :

Sel 78

Tasya

Ris 78

Al

Ham

Peneliti

Lailatul Jannah
17003128/2017
72

Rekapitulasi Hasil Treatment 4

INSTRUMEN PENELITIAN

Efektivitas Video Tutorial Untuk Meningkatkan Keterampilan Vokasional


Membuat Pinyaram Pandan Bagi Anak Tunarungu
(Quasi Eksperimen Di Slb Perwari Padang)
Kelas : XI B

Sekolah : SLB Perwari Padang

Nama Siswa

Indikator deskriptor Sel Tasya Riska Aldi Hamdi

2 1 0 2 1 0 2 1 0 2 1 0 2 1 0

Mempersiapkan 1. Kompor √ √ √ √ √

Perlengkapan 2. Kuali √ √ √ √ √

alat 3. Baskom √ √ √ √ √

4. Sendok nasi √ √ √ √ √

5. Sendok makan √ √ √ √ √

6. Sendok masak √ √ √ √ √

7. Panci √ √ √ √ √

8. Mangkok √ √ √ √ √

Mempersiapkan 1. Tepung terigu √ √ √ √ √

Perlengkapan 2. Tepung beras √ √ √ √ √

bahan 3. Gula pasir √ √ √ √ √

4. Garam √ √ √ √ √

5. Pewarna √ √ √ √ √
makanan pandan
73

Nama Siswa

Indikator deskriptor Sel Tasya Riska Aldi Hamdi

2 1 0 2 1 0 2 1 0 2 1 0 2 1 0

6. Air kelapa √ √ √ √ √

7. Pengembang kue √ √ √ √ √

1. Masukkan 3 √ √ √ √ √
sendok makan
tepung terigu
kedalam baskom
2. Masukkan 2 √ √ √ √ √
sendok nasi
tepung beras
kedalam baskom
3. Masukan ujung √ √ √ √ √
sendok garam
kedalam adonan
Proses

pembuatan 4. Masukan 5 √ √ √ √ √
sendok makan
gula
kedalam adonan
5. Hangatkan satu √ √ √ √ √
gelas air kelapa
selama 1 menit
6. Masukkan ½ √ √ √ √ √
sendok makan
pengembang
kue kedalam air
kelapa dan
74

Nama Siswa

Indikator deskriptor Sel Tasya Riska Aldi Hamdi

2 1 0 2 1 0 2 1 0 2 1 0 2 1 0

diaduk.
7. Masukan air √ √ √ √ √
kelapa yang
tercampur
pengembang
kue ke adonan.
8. Aduk adonan √ √ √ √ √
sampai merata
9. Masukan 3 √ √ √ √ √
tetes pewarna
`
makanan ke
dalam adonan
dan aduk
adonanan
hingga kalis
10. Setelah itu √ √ √ √ √
diamkan adonan
hingga 1 jam
11. Selanjutnya √ √ √ √ √
panaskan
minyak goreng
12. Setelah √ √ √ √ √
minyaknya
panas goreng
adonan kedalam
penggorengan.
75

Nama Siswa

Indikator deskriptor Sel Tasya Riska Aldi Hamdi

2 1 0 2 1 0 2 1 0 2 1 0 2 1 0

13. Setelah matang, √ √ √ √ √


angkat pinyaram
dan disajikan
pada piring.
Jumlah : 28 3 1 0 4 7 0 3 1 0 3 1 0 2 1 0

6 0 2 6 0 2 2 8 4

Sumber (Arikunto, 2014)


Keterangan :Nilai 2 jika anak sangat mampu
Nilai 1 jika anak cukup mampu
Nilai 0 jika anak tidak mampu

Hasil

Nilai :

Sel 82

Tasya

Ris 82

Al

Ham

Peneliti

Lailatul Jannah
17003128/2017
76

Rekapitulasi Hasil Treatment 5

INSTRUMEN PENELITIAN

Efektivitas Video Tutorial Untuk Meningkatkan Keterampilan Vokasional


Membuat Pinyaram Pandan Bagi Anak Tunarungu
(Quasi Eksperimen Di Slb Perwari Padang)
Kelas : XI B

Sekolah : SLB Perwari Padang

Nama Siswa

Indikator deskriptor Sel Tasya Riska Aldi Hamdi

2 1 0 2 1 0 2 1 0 2 1 0 2 1 0

Mempersiapkan 1. Kompor √ √ √ √ √

Perlengkapan 2. Kuali √ √ √ √ √

alat 3. Baskom √ √ √ √ √

4. Sendok nasi √ √ √ √ √

5. Sendok makan √ √ √ √ √

6. Sendok masak √ √ √ √ √

7. Panci √ √ √ √ √

8. Mangkok √ √ √ √ √

Mempersiapkan 1. Tepung terigu √ √ √ √ √

Perlengkapan 2. Tepung beras √ √ √ √ √

bahan 3. Gula pasir √ √ √ √ √

4. Garam √ √ √ √ √

5. Pewarna √ √ √ √ √
makanan pandan
77

Nama Siswa

Indikator deskriptor Sel Tasya Riska Aldi Hamdi

2 1 0 2 1 0 2 1 0 2 1 0 2 1 0

6. Air kelapa √ √ √ √ √

7. Pengembang kue √ √ √ √ √

1. Masukkan 3 √ √ √ √ √
sendok makan
tepung terigu
kedalam baskom
2. Masukkan 2 √ √ √ √ √
sendok nasi
tepung beras
kedalam baskom
3. Masukan ujung √ √ √ √ √
sendok garam
kedalam adonan
Proses

pembuatan 4. Masukan 5 √ √ √ √ √
sendok makan
gula
kedalam adonan
5. Hangatkan satu √ √ √ √ √
gelas air kelapa
selama 1 menit
6. Masukkan ½ √ √ √ √ √
sendok makan
pengembang
kue kedalam air
kelapa dan
78

Nama Siswa

Indikator deskriptor Sel Tasya Riska Aldi Hamdi

2 1 0 2 1 0 2 1 0 2 1 0 2 1 0

diaduk.
7. Masukan air √ √ √ √ √
kelapa yang
tercampur
pengembang
kue ke adonan.
8. Aduk adonan √ √ √ √ √
sampai merata
9. Masukan 3 √ √ √ √ √
tetes pewarna
`
makanan ke
dalam adonan
dan aduk
adonanan
hingga kalis
10. Setelah itu √ √ √ √ √
diamkan adonan
hingga 1 jam
11. Selanjutnya √ √ √ √ √
panaskan
minyak goreng
12. Setelah √ √ √ √ √
minyaknya
panas goreng
adonan kedalam
penggorengan.
79

Nama Siswa

Indikator deskriptor Sel Tasya Riska Aldi Hamdi

2 1 0 2 1 0 2 1 0 2 1 0 2 1 0

13. Setelah matang, √ √ √ √ √


angkat pinyaram
dan disajikan
pada piring.
Jumlah : 28 3 9 0 4 7 0 3 9 0 3 1 0 3 1 0

8 2 8 4 1 2 2

Sumber (Arikunto, 2014)


Keterangan :Nilai 2 jika anak sangat mampu
Nilai 1 jika anak cukup mampu
Nilai 0 jika anak tidak mampu

Hasil

Nilai :

Sel 83

Tasya

Ris 83

Al

Ham

Peneliti

Lailatul Jannah
17003128/2017
80

Rekapitulasi Hasil Postest

INSTRUMEN PENELITIAN

Efektivitas Video Tutorial Untuk Meningkatkan Keterampilan Vokasional


Membuat Pinyaram Pandan Bagi Anak Tunarungu
(Quasi Eksperimen Di Slb Perwari Padang)
Kelas : XI B

Sekolah : SLB Perwari Padang

Nama Siswa

Indikator deskriptor Sel Tasya Riska Aldi Hamdi

2 1 0 2 1 0 2 1 0 2 1 0 2 1 0

Mempersiapkan 1. Kompor √ √ √ √ √

Perlengkapan 2. Kuali √ √ √ √ √

alat 3. Baskom √ √ √ √ √

4. Sendok nasi √ √ √ √ √

5. Sendok makan √ √ √ √ √

6. Sendok masak √ √ √ √ √

7. Panci √ √ √ √ √

8. Mangkok √ √ √ √ √

Mempersiapkan 1. Tepung terigu √ √ √ √ √

Perlengkapan 2. Tepung beras √ √ √ √ √

bahan 3. Gula pasir √ √ √ √ √

4. Garam √ √ √ √ √

5. Pewarna √ √ √ √ √
makanan pandan
81

Nama Siswa

Indikator deskriptor Sel Tasya Riska Aldi Hamdi

2 1 0 2 1 0 2 1 0 2 1 0 2 1 0

6. Air kelapa √ √ √ √ √

7. Pengembang kue √ √ √ √ √

1. Masukkan 3 √ √ √ √ √
sendok makan
tepung terigu
kedalam baskom
2. Masukkan 2 √ √ √ √ √
sendok nasi
tepung beras
kedalam baskom
3. Masukan ujung √ √ √ √ √
sendok garam
kedalam adonan
Proses

pembuatan 4. Masukan 5 √ √ √ √ √
sendok makan
gula
kedalam adonan
5. Hangatkan satu √ √ √ √ √
gelas air kelapa
selama 1 menit
6. Masukkan ½ √ √ √ √ √
sendok makan
pengembang
kue kedalam air
kelapa dan
82

Nama Siswa

Indikator deskriptor Sel Tasya Riska Aldi Hamdi

2 1 0 2 1 0 2 1 0 2 1 0 2 1 0

diaduk.
7. Masukan air √ √ √ √ √
kelapa yang
tercampur
pengembang
kue ke adonan.
8. Aduk adonan √ √ √ √ √
sampai merata
9. Masukan 3 √ √ √ √ √
tetes pewarna
`
makanan ke
dalam adonan
dan aduk
adonanan
hingga kalis
10. Setelah itu √ √ √ √ √
diamkan adonan
hingga 1 jam
11. Selanjutnya √ √ √ √ √
panaskan
minyak goreng
12. Setelah √ √ √ √ √
minyaknya
panas goreng
adonan kedalam
penggorengan.
83

Nama Siswa

Indikator deskriptor Sel Tasya Riska Aldi Hamdi

2 1 0 2 1 0 2 1 0 2 1 0 2 1 0

13. Setelah matang, √ √ √ √ √


angkat pinyaram
dan disajikan
pada piring.
Jumlah : 28 4 6 0 4 6 0 4 7 0 4 8 0 3 9 0

2 4 2 0 8

Sumber (Arikunto, 2014)


Keterangan :Nilai 2 jika anak sangat mampu
Nilai 1 jika anak cukup mampu
Nilai 0 jika anak tidak mampu

Hasil

Nilai :

Sel 85

Tasya

Ris 87

Al

Ham

Peneliti

Lailatul Jannah
17003128/2017
84

Lampiran 4

Bahan Dan Alat Membuat Pinyaram Pandan

a. Bahan Untuk Membuat Pinyaram Pandan

1) Air kelapa ½ gelas

2) 2 sendok nasi tepung beras

3) 3 sendok makan tepung terigu


85

4) 5 sendok makan gula pasir

5) Ujung sendok makan garam

6) ½ sendok makan fermipan

7) 3 tetes pewarna makanan rasa pandan


86

b. Alat Untuk Membuat Pinyaram Pandan

1) Kompor untuk memasak pinyaram pandan

2) Kuali untuk menggoreng pinyaram pandan

3) Baskom untuk tempat memadukan bahan-bahan membuat pinyaram

pandan

4) Sendok nasi untuk mengaduk bahan-bahan pinyaram pandan


87

5) Sendok masak besi

6) Panci

5. Langkah- Langkah Membuat Pinyaram Pandan

a. Masukanan tepung kedalam baskom


88

b. Lalu masukan garam kedalam adonan yang berisi tepung

c. Masukan gula kedalam adonan

d. Setelah itu hangatkan air kelapa dan masukkan fermipan

e. Campurkan air kelapa dan fermipan yang hangat tersebut

kedalam campuran adonan yang ada di dalam baskom


89

f. Setelah tercampur masukan tetesan pewarna makanan kedalam

adonan

g. Lalu aduk adonan sampai merata

h. Setelah merata, tutup adonan dengan kain atau penutup adonan

dan diamkan adonan selama 1 jam.


90

i. Selanjutnya panaskan minyak, tunggu minyak panas.

j. Adonan digoreng ke dalam minyak penggorengan

k. Terakhir sajikan pinyaram pandan yang telah masak kedalam

piring
91

Dokumentasi

Pretest
92

Intervensi

Posttest
93

Anda mungkin juga menyukai