Anda di halaman 1dari 10

Makalah Orientasi dan Mobilitas

tentang
Simulasi Independent Travel (Bepergian Sendiri)

Dosen Pengampu:
Drs. Asep Ahmad Sopandi, M.Pd

Disusun Oleh:
Kelompok 10
Vera Zulsianti (17003106)
Wenni Wiliati (17003108)

Pendidikan Luar Biasa


Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Padang
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadiran Allah SWT. yang telah


melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah mata kuliah Orientasi dan Mobilitas yang
berjudul Simulasi Independent Travel (Bepergian Sendiri). Shalawat
berserta salam kita sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW. yang telah
menunjukan kita ke dunia yang penuh dengan ilmu pengetahuan.

Terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah Orientasi dan


Mobilitas yang telah memberikan berbagai saran dan bimbingan selama
mengikuti kegiatan pembelajaran guna membantu dalam memahami
pembelajaran dan penyusunan makalah ini. Selanjutnya, terimakasih
kepada segala pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah
ini.

Demikian makalah ini kami susun agar dapat berguna bagi kita
semua. Kami menyadari bahwa kesempurnaan hanya milik Allah SWT.
Oleh karena itu, kami perlu saran dan kritik serta tambahan dari berbagai
pihak yang membangun.

Padang, 29 September 2019

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................

DAFTAR ISI ..............................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .......................................................................


B. Rumusan Masalah ..................................................................
C. Tujuan ....................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Trailing (Merambat / menelusuri) ........................................


B. Transfering Open Doorway (Melalui pintu terbuka) .........
C. Direction Taking (Menggunakan garis pengarah) ..............
D. Search Patterns (Pengenalan ruangan) ................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................................

DAFTAR RUJUKAN ...............................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana simulasi independent travel dengan cara trailing?
2. Bagaimana simulasi independent travel dengan cara
transferring open doorway?
3. Bagaimana simulasi independent travel dengan cara direction
taking?
4. Bagaimana simulasi independent travel dengan cara search
patterns?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana simulasi
independent travel dengan cara trailing.
2. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana simulasi
independent travel dengan cara transferring open doorway.
3. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana simulasi
independent travel dengan cara direction taking.
4. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana simulasi
independent travel dengan cara search patterns.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Trailing (Merambat / menelusuri)


Teknik ini dipergunakan untuk menentukan posisi dan arah
seseorang ketika berjalan. Hal itu dilakukan dengan menempatkan
tangannya untuk menelusuri dinding, pegangan tangga, furnitur, dan
sebagainya. Teknik ini dipergunakan juga di ruangan yang tidak
dikenal untuk menentukan dengan aman ukuran, bentuk, dan
susunan furniture.

Tujuan:
1. Agar siswa tetap menjaga garis perjalanan lurus dengan arah
yang diinginkan.
2. Agar siswa mampu menemukan benda tertentu.
3. Agar siswa mampu menjaga posisinya di dalam ruangan dengan
tetap menjaga kontak dengan lingkungannya.

Prosedur:

1. Menghadap ke arah garis lewat yang diinginkan, siswa posisinya


sejajar dan dekat dengan benda yang akan ditelusurinya.
2. Lengan yang dekat dengan benda diluruskan ke bawah depan
membentuk sudut kurang lebih 45 derajat.
3. Telapak tangan sedikit mengepal dan menghadap ke bawah, jari-
jari tidak kaku, rapat, dan rileks.
4. Kontak dengan benda dilakukan dengan mempergunakan jari
manis dan kelingking.
5. Ketika siswa berjalan menuju benda yang diinginkan, kedua jari
manis dan kelingking tetap menempel di dinding atau benda
yang ditelusuri.
Catatan:

1. Trailing sering digunakan dengan tangan yang berlawanan


menggunakan teknik menyilang tubuh.
2. Untuk memperoleh informasi dari ruangan yang belum
dikenalnya, trailing dan teknik menyilang tubuh digunakan
secara bersamaan.
3. Sebagai aturan umum , seseorang mulai berjalan dari titik awal
dia masuk (pintu) ruangan dan berjalan disekitarnya dengan
mulai menelusuri dinding pada satu arah serta bendaa-benda
yang ada sepanjang dinding tersebut.

B. Transfering Open Doorway (Melalui pintu terbuka)


Teknik berjalan melalui pintu terbuka, agar berjalan tetap pada
arah yang benar dan kepala terlindung dari kemungkinan terbentur
pada daun pintu. Cara pelaksanaan teknik transfering open doorway
yaitu salah satu tangan tetap melakukan cara berjalan dengan
trailing, sedangkan tangan yang lainnya melakukan cara upper hand
dan fore arm.
Dapat disimpulkan bahwa cara melakukan teknik transferring
open doorway yaitu salah satu tangan melakukan teknik upper hand
dan fore arm dengan cara tangan diangkat menyilang badan sejajar
dengan bahu atau kepala sambil bergerak secara vertical ke atas dan
ke bawah untuk melindungi anggota tubuh bagian atas, sedangkan
tangan yang lain melakukan teknik trailing dengan meraba benda
yang akan digunakan sebagai pedoman agar bisa berjalan lurus tanpa
merasa khawatir bila nanti kepala atau bahunya akan terbentur oleh
benda yang menghalangi. Teknik semacam ini dapat digunakan oleh
seorang tunanetra untuk memperoleh informasi tentang keadaan
sekaliguss merasa aman (Rini, 2011:23-24).
C. Direction Taking (Menggunakan garis pengarah)
Teknik ini digunakan untuk menuju suatu sasaran dengan
memanfaatkan atau menggunakan garis pengarah yang ada,
misalnya sisi pinggir meja, sisi pinggir tempat tidur dan sebagainya.
Agar sampai di tempat tujuan dengan tepat, sedangkan cara yang
digunaka disesuaikan dengan keadaan, bisa dengan trailing, upper
hand/lower hand dan fore arm, atau bahkan dengan cara
mengkombinasikan cara-cara tersebut.
Cara melakukan direction taking adalah dengan berdiri sejajar
dengan garis pengarah yang menuju ke tempat yang akan kita tuju,
kemudian dengan trailing dan upper hand/lower hand berjalan
sepanjang garis pengarah yang menuju tempat yang dimaksud. Cara
yang hampir sama yaitu anak tunanetra merapat ke dinding,
sehingga kaki dan lengannya menyentuh dinding. Untuk mengetahui
posisinya, tangan yang dekat ke dinding dapat diayun ke depan dan
ke belakang. Kemudian anak tunanetra tersebut dapat menjauh dari
dinding dan terus berjalan menuju ke tempat tujuan sepanjang garis
pengarah (Rini, 2011: 25).

D. Search Patterns (Pengenalan ruang)


1. Parimeter method (mengelilingi ruangan)
Untuk mengetahui berapa kira-kira luas sebuah ruangan, caranya
adalah pertama kita tentukan dulu titik tolak, misalnya: pintu
sehingga setiap gerakan bertitik tolak pada pintu. Selanjutnya
dengan trailing kita mengelilingi ruangan mengikuti arah jarum
jam sampai kembali lagi ke titik tolak.
2. Grid system (menjelajahi ruangan)
Tujuan dari grid system adalah agar dapat mengetahui keadaan
ruangan tersebut secara menyeluruh.
Caranya :
a. Anak tunanetra berjalan dari sudut menyilang ke sudut yang
lain.
b. Berjalan menyebrang dari dinding yang satu ke dinding yang
lain, sehingga seluruh ruangan bisa di jelajahi. Teknik
berjalan bisa menggunakan upper hand/lower hand atau
dengan mengkombinasikan keduanya.
c. Bila ruangan yang dijelajahi itu luas, maka bisa dilakukan
sebagian-sebagian (Rini, 2011:26-27).
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
DAFTAR RUJUKAN

Rahardja, Djadja. Handout Perkuliahan: Orientasi dan Mobilitas.


Rini, Ika Restiana Setyo. 2011. Penggunaan Teknik Upper Hand Lower
Hand dan Trailing untuk Meningkatkan Kemandirian Anak Tunanetra
Kelas I dalam Belajar Mengenal Lingkungan Sekolah di SLB N
Cangakan Karanyar Tahun Ajaran 2010/2011 (Doctoral dissertation,
Universitas Sebelas Maret).

Anda mungkin juga menyukai