Anda di halaman 1dari 14

BAB VI

MODEL PEMBELAJARAN IPS

A. Pendekatan Pembelajaran IPS


Sebelum model pembelajaran digunakan, maka perlu diperhatikan pendekatan
yang akan dipilihnya. Pendekatan itu menentukan model pembelajaran yang akan
digunakan. Pendekatan yang digunakan boleh jadi sama tetapi model
pembelajarannya berbeda. Pendekatan itu adalah cara guru mendekati atau
memandang pembelajaran yang akan dilaksanakan. Beberapa pendekatan yang dapat
digunakan adalah sebagai berikut.

1. Pendekatan Inquiry

Pendekatan inquir yaitu suatu pendekatan yang digunakan guru dalam


pembelajaran IPS dengan mengutakan penemuan. Proses penemuan yang dilakukan
anak dirancang lebih dulu oleh guru. Beberapa yang perlu dipersiapkan guru adalah
objek yang akan dipelajari, aspek yang akan dicarai anak, instrumen yang digunakan,
langkah penemuan secara sistematis yang akan ditempuh anak.

2. Pendekatan Discovery

Pendekatan discovery mirip inquiry, hanya bedanya adalah inquiry


merupakan penemuan yang direncanakan sedangkan discovery adalah penemuan anak
yang tidak didesain lebih dulu tetapi ditemukan sensiri oleh anak melalui penjelajahan
dalam mempelajari objek tertentu. Discovery memberikan keleluasaan pada siswa
untuk menemukan sesuatu melalui penjelajahan di dalam lingkungannya. Kegiatan ini
tidak direncanakan terlebih dulu, anak bebas mengeskploitasi lingkungan sekitar

3. Pendekatan Meluas

Untuk memudahkan pemahaman siswa tentang materi IPS yang telah


dipelajari digunakan pendekatan meluas. Artinya, materi yang diajarkan tersebut
berangkat dari kehidupan siswa sendiri, kemudian semakin luas di lingkungan
keluarga, teman, sekolah, negara, antar negara dan dunia.Pendekeatan meluas dapat
juga diartikan sebagai pendekatan yang mengutamakan pembelajaran dimulai dari
yang paling sederhana ke materi yang sangat kompleks, dari materi yang konkrit ke
materi yang abstrak, dari materi yang mudah ke materi paling sulit.
4. Pendekatan deduktif dan induktif

Pendekatan deduktif semula digunakan di dalam logika, yaitu pemikiran


yang yang dimulai dari konsep umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. Misal,
setiap manusia membutuhkan oksigen, Siswa kelas V SD itu manusia, maka dapat
diambil kesimpulan siswa kelas V SD itu tentu membutuhkan oksigen. Demikian pula
dalam pembelajaran IPS, dapat juga digunakan pendekatan deduktif, yaitu suatu
pembelajaran yang lebih mengutamakan konsep umum dalam IPS untuk ditarik
kesimpulan khusus. Misalnya, konsep uang, transaksi, pasar, ruang, waktu dan lain
sebagainya. Berangkat dari konsep itu guru memberikan penjelasan dan memberikan
contoh dari konsep tersebut. Misal, jual beli menggunakan alat tukar menukar yaitu
uang. Bagaimana jika jual beli melalui online, gunakan pulsa, gopay, saham, kredit,
dan masih banyak lagi.

Kebalikan dari pendekatan deuktif adalah pendekatan induktif. Suatu


pembelajaran dikatakan menggunakan induktif manakala pembelajaran itu bermulai
dari kasus, peritiwa, masalah konkrit untuk ditarik kesimpulan umum. Misal, Kuartal
1 pertumuhan ekonomi minus, demikian pula kuartal 2 juga tetap minus. Jika laju
pertumbuhan ekonomi itu minus selama dua kuartal berturut-turut, maka akan terjadi
resesi ekonomi.

B. Model Pembelajaran

1. Model Problem Base Learning.

Penggunaan model PBL disesuaikan dengan karakteristik anak. Tingkat


kesulitan problematik disesuaikan dengan kemampuan anak. Problem itu dapat dicari
dan ditemukan dalam kehidupan sehari-hari anak. Beberapa pertimbangan
problematik dapat dikemukakan berdasarkan fase kegiatan sebagai berikut.

a. Fase Kegiatan

No Fase Kegiatan

1 Orientasi peserta didik Faktor apa saja yang mempengaruhi pengeringan


baju basah jika tidak ada sinar matahari?
Jika hari hujan, bagaimana kalian mengeringkan
baju basah?
2 Mengorganisasikan Membantu siswa mendefinisikan pengertian baju
peserta didik kering
Faktor apa yang mempengaruhi cepat/lambatnya
baju menjadi kering antara lain :
 Kelembaban
 Suhu ruang
 Kecepatan angin
 Luas permukaan
 Ketebalan kain
 Jenis bahan
3 Membimbing Melakukan eksperimen mengeringkan baju:
penyelidikan individu  di belakang kulkas
dan kelompok - direntangkan
- tidak direntangkan
 di depan kipas angin
- direntangkan
- tidak direntangkan
4 Mengembangkan dan Membimbing siswa membuat laporan pengamatan
menyajikan hasil karya (sesuai tabel pengamatan yang telah disediakan)
5 Menganalisis dan Baju basah menjadi kering karena kadar air
mengevaluasi proses berkurang.
pemecahan masalah Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan
pengeringan baju:
 Kelembaban
 Suhu ruang
 Kecepatan angin
 Gaya gravitasi
 Luas permukaan
 Ketebalan kain
 Jenis bahan

b. Langkah-Langkah Pembelajaran

Tahapan Pokok Kegiatan Pembelajaran


Orientasi  Siswa menyimak masalah yang disampaikan guru tentang
siswa menjemur paka ian pada saat tidak ada sinar matahari
pada  Siswa diminta memberikan tanggapan dan pendapat tetntang
masalah pengeringan baju
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan menjelaskan cara
pembelajaran yang akan dilaksanakan
Mengorganisasi  Siswa membentuk kelompok belajar sesuai arahan guru dengan
siswa dalam belajar mempertimbangkan kemampuan akademik, gender, dan ras
 Siswa menerima LKS (tentang 80% Pengeringan baju)
Membimbing  Siswa melakukan penyelidikan sesuai LKS dan berdiskusi dalam
penyelidikan siswa kelompok mencari solusi terkait dengan masalah yang telah
secara mandiri diidentifikasi.
maupun kelompok  Guru memfasilitasi dan membimbing kelompok belajar
berdiskusi untuk menjawab permasalahan aktual yang ada di
keluarga.
Mengembangkan  Siswa menjawab pertanyaan pada LKS dan menyajikan dalam
dan menyajikan laporan tertulis.
hasil karya  Siswa menyajikan laporan pembahasan hasil temuan, penarikan
kesimpulan di depan kelas (diskusi kelas).
Menganalisis dan  Siswa dibimbing guru melakukan analisis terhadap pemecahan-
mengevaluasi pemecahan masalah yang telah ditemukan siswa.
proses pemecahan  Kelompok siswa yang berhasil memecahkan permasalahan diberi
masalah pengahargaan
 Guru melakukan evaluasi hasil belajar mengenai materi yang telah
dipelajari siswa (dapat menggunakan paper and pencil test atau
authentic assessment)

2. Model Berpikir Kreatif

Pertanyaan-pertanyaan yang perlu dijawab sebagai berikut.

1. Jenis kegiatan ekspresif Apa yang mungkin digunakan untuk mengembangkan


pemikiran kreatif dalam ilmu-ilmu sosial?
2. Bagaimana peran menulis kreatif, permaianan drama, dan simulasi digunakan
dalam digunakan dalam satuan instruksi?
3. Bagaimana peran musik, seni kerajinan, pembangunan objek, dan pengolahan
bahan digunakan dalam unit pendidikan IPS?

Ada 6 hal yang menarik agar anak dapat belajar mandiri yaitu: menulis kreatif,
permainan drama, musik, seni dan kerajinan, konstruksi, dan pengolahan bahan.
Berpikir kreatif kegiatan Ekspresif alam dalam berbagai cara. Adapaun semua
pembelajaran harus menyinggung masalah kognitif, afektif, dan psikomotor.
Kegiatan Ekspresif meningkatkan pemikiran kreatif dengan individualistis dan
personalisasi pembelajaran. Contohnya siswa menuliskan puisi, membuat kerajianan
tangan, dan mencoba hal-hal yang baru secara mandiri.
Pengalaman ekspresif merupakan studi sosial yang menyangkut du hal, yaitu:
orang yang bekerja sebagai seni musik, dia akan dikenal di seluruh dunia karena
karyanya yang fenomenal. Selain itu juga berupa ukiran, patung, drama. Secara tidak
langsung pengalaman-pengalaman ekspresif tersebut sebagai sarana untuk ajang
pertukaran budaya.
1. Creative writing

Setelah latar belakang pemahaman telah dibangun di unit instruksi, guru harus
mendorong anak-anak untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan dalam bentuk
tulisan mereka. Pada kelas awal, guru dapat membelajarkan dengan cara mendekte
atau menuliskan contoh kalimat di papan tulis. Untuk tema sebaiknya dibebaskan
gunanya untuk mengembangkan pola pikir mereka.
Kegiatan seni musik dapat terkait dengan menulis kreatif, hal ini dimasudkan
agar siswa dapat mengungkapkan apa yang sedang dia pikirkan dan
mengekspresikannya dalam sebuah alusan musik. Karena tidak jarang syair-syair lagu
dituliskan berdasarkan cerita baik pengalaman atau kegiatan sehari-hari

Gagasan-gagasan untuk menulis Finding expressive terms


kreatif

1. Cerita dan puisi topik, 1. Periksa/mencermati kosakata


peristiwa, wisata, orang, 2. Gunakan kamus bergambar
aktivitas. 3. Mementukan sebuah topic
2. Deskripsi orang, tempat, hal 4. Kesesuaian literatur
acara dan kegiatan. 5. Gunakan kamus bahasa
3. Naskah drama dan cara 6. Dapatkan ide dari gambar
memerankannya 7. Dapatkan ide dari film
4. Buklet, buku memo, pamflet, 8. pemikiran tentang paparan
grafik fakta serta fakta-fakta
5. program Quiz
6. Radio dan televisi program
7. kotak film

2. Role Taking Through Dramatic Representation (Drama)


Kegiatan bermain peran sangatlah menarik dan efektif untuk mengetahui
karakter siswa, dimana proses pengambilan peran sedikit banyak akan mencerminkan
tingkat kesiapan dan kebenarian siswa dalam mencoba hal-hal yang baru. Seperti
bermain peran dengan tema “profesi”. Disini anak akan mengemabngkan
imajinasinya dan mempunyai gambaran cita-cita di masa mendatang.
Mereka akan dilatih untuk mengahayati drama dan bersosialisasi dengan
teman sekelasnya. Kegiatan bermain peran sangat mengedepankan daya imajinasi dan
pengolahan pola pikir anak dalam menggambarkan situasi dan kondisi untuk
memainkan sebuah peran tersebut agar terlihat hidup. Secara tidak langsung
pengemabngan keterampilan, sikap, dan apresiasi terwadahi dengan baik.
Guru berhak melakukan evaluasi terhadap penampilan siswa menegnai konsep
permainan drama, tema, penghayatan, pemahaman terhadap teks, sikap, kosa kata
dalam pengucapan, dan yang paling penting dapat mengidentifikasi siswa
kemampuian serta bakat siswa. Dengan bekal ini guru dapat mengembangkan
program dan merencanakan bimbingan untuk studi selanjtnya.
1. Forms Of Dramatic Representation Dramatic Representation Takes A Variety
Of Forms In The Social Studies. Among The Most Valuable Are These:
Representasi drama dalam bentuk pembelajran sosial, meliputi:
a. Permainan drama pada kelas awal, biasanya menggambarkan tentang
kegiatan di rumah, sekolah, lingkungan, dan masyarakat.
b. Mereka memainkan apa yang sedang dirasakan, dilakukan, dipahami yang
menjadikan sebuah kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari.
c. Permainan drama dapat menggunakan kostum-kostum yang kreatif
disesuaikan dengan pemilihan tema yang sesuai, kekreatifan dalam
melakukan setting tempat, dan penghayatan.
d. Guru dapat melakukan pemanduan terhadap pembentukan karakter,
pengarahan setting/latar, membangun komunikasi antar pemain,
merencanakan evaluasi, serta pencapaian siswa dalam sebuah tujuan
pembelajaran.
2. Example Of Dramatic Activities
a. Kegiatan rumah: mempersihkan kebuh, mencuci danmenyetrika baju,
merawat adik, merawat hewan peliharaan, membantu memasak, dan
belajar bersama.
b. Kegiatan di supermaket: menjadi kasir, penjual, menyapu dan menyusun
rak dagangan.
c. Kegiatan profesi: menjadi guru, menjadi dokter, pekerja kantor pos, pilot,
dll.
3. Dramatic Rhytthm
Anak-anak dibelajarkan cara memberikan respon, tanggapan, pendapat, dan
cara bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Menanamkan pemahaman
mengenai pola hidup dalam lingkungan sosial dan cara bekerjasama dalam
suatu kegiatan. Menjelaskan mengenai posisi kita dimasyarakat dan rasa saling
menghargai serta menghormati anatar yang tua dan yang muda. Semua
kegiatan itu mengarah pada adanya peraturan yang telah ditetapkan pada
setiap lapisan masyarakat. Salah satunya ada dalam keluarga, sekolah, dan
masyarakat. Semua peraturan tersebut menuai hukuman pada setiap pelanggar
dari aturan tersebut. Hukuman tersebuttelah ditetapkan dan disepakati bersama
termasuk anak-anak sekalipun telah dilatih untuk mematuhinya dengan
rasionalisasi yang masuk akal sesuai dengan tingkatan usia mereka.
4. Mock Trial
Mock trials membantu siswa untuk membangun konsep hukum, belajar
tentang kunci aspek prosedur ruang sidang, menganalisis isu, menafsirkan
sebuah fakta, dan mengevaluasi keputusan. Untuk melaksanakan Mock Trials
siswa harus belajar tentang peraturan dalam mengambil keputusan, memahami
tenatng kedudukan hakim, pengacara, dan saksi. Mereka juga harus
mengetahui tentang prosedur dan aturan pembuktian. Berikut adalah
sistematika dalam latihan/belajar diruang persidangan:

Small Claims Court Civil Court


1. Penggugat dan tergugat muncul 1. Pengadilan dibuka dan juri
sebelum dalam persidangan disumpah.
2. Penggugat menyatakan 2. Pengacara penggugat dan
kasusnya. tergugat membuat
3. Terdakwa menyatakan pernyataan pembuka.
kasusnya. 3. Pengacara memeriksa dan
4. Hakim mengajukan pertanyaan memeriksa silang
untuk mengklarifikasi fakta 4. Pengacara laporan
dalam kasus tersebut. penutupan ini.
5. Hakim membuat dan 5. Juri menerima instruksi,
menjelaskan keputusan. dibahas dan memberikan
vonis
5. Simulation Games
Simulation Check List
Preplanning
a. Apa sudah masalah atau situasi kehidupan dapat diangkat sebagai sebuah
topik?
b. Adakah keterkaitan dengan hal yang akan diteliti?
c. Adakah landasan berupa konsep atau prinsip dalam masalah tersebut?
d. Apakah siswa telah mendapat pengarahan/penjelasan?
e. Apasaj ayang dibutuhkan untuk pelatihan drama ini?
f. Berapa banyak siswa akan terlibat, dan apa yang akan peran mereka itu?
Group Planning
a. Apakah tujuan pembelajaran telah disampaian kepada siswa?
b. Apakah peserta memahami peran mereka?
c. Apakah peraturan dalam permaianan drama ini telah disampaikan kepada
siswa?
d. Apakah pertanyaan-pertanyaan siswa mengenai kegiatan ini sudah
terjawab?
During The Simulation
a. Apakah peran yang dilakukan sesuai dengan aturan?
b. Apakah solusi bil akonsep dan tujuan tidak tercapai/terpenuhi?
c. Apa saran spesifik mungkin dilakukan untuk meningkatkan aktivitas?
d. Apasaja yang harus dilakukan selama simulasi?
Group Evaluation and Debrieng
a. Apakah strategi yang digunakan bermanfaat bagi siswa?
b. Aspe-aspek apasaja yang ingin dicapai dalam pembelajaran ini?
c. Bagaimana cara mengatasi kesulitan dan masalah yang timbul?
d. Perbaikan apa yang mungkin dilakukan dalam arah, aturan, dan peran?
e. Bagaimana cara melakukan modifikasi pada simulasi yang tidak sesuai?
Berikut adalah pedoman untuk memberikan rangsangan/stimulus pada
siswa
a. Perhatikan konsep dan prinsip-prinsip dari ekonomi, geografi, atau bidang
lainnya yang akan ditekankan.
b. Pembuatan model disederhanakan asalkan siwa paham dengan apa yang
dirancang?
c. Daftar informasi dan bahan peserta harus melakukan rangsangan.
d. Bentuklah sebuah kelompok, dimana didalamnya setiap siswa mengerti
tentang tujuan tersebut
e. Tulis petunjuk untuk strating, melaksanakan, dan menyimpulkan stimulasi,
memberikan perhatian terhadap aturan, penggunaan bahan, batas waktu,
dan penggunaan ruang.
f. Coba stimulasi dengan sebuah kelompok kecil dan membuat revesions
yang diperlukan untuk memperjelas tujuan, peran, dan aturan....
3. Music Activities
Aktivitas bernyanyi selalu digunakan sebagai apersepsi dalam setiap
pembelajaran, kaiatannya aktivitas bernyanyi danbermusik dengan
pembelajaran IPS terletak pada syair lagu yang dinyanyikan. Syair lagu
menggambarkan tentang makna isi yang mendalam dari lagu yang dibawakan.
Berikut adalah contoh lagu-lagu yang cocok untuk anak-anak: lagu
kebangsaan, lagu nasional, lagu tenatnag berkebun, lagu tentang gotong
royong, dll.
Kriteria-kriteria lagu/musik yang cocok untuk dinyanyikan oleh anak-anak:
a. Topik/tema dapat dipahami oleh siswa dan bersifat mendidik
b. Apa yang dapat dipelajari dan dipahami dari lagu tersebut
c. Dapat membangkitkan emosi siswa
d. Guru menganalisis apakah lagu tersebut masuk dalam kategori lagu
bermain, petualangan alam, fantasi, ataukah patriotisme
e. Dimana lagu tersebut dapat dinyanyikan/penyesuaian tempat

Dalam musical activities ada beberapa hal yang harus diperhatikan, sbb:
1. Listening Activities
Kegiatan mendengarkan baik berupa musik, ataupun lagu yang berasal dari
berbagai daerah dan kebudayaan. Adapun pernyataan-pernyataan yang
dapat digunakan untuk memandu pembelajaran IPS dalam kegiatan
bermusik dan bernyanyi, sbb
Listening to Music from Other Lands (Mendengarkan Musik dari
Negara lain)
a. Apakah yang kamu rasakan ketika mendnegarkannya?
b. Apakah setelah mendengar lagu tersebut ada emosi yang muncul pada
siswa?
c. Apakah kamu mengetahui jenis instrumen/alat musik yang digunakan?
d. Adakah hubungannya dengan diri kamu atau tradisi kamu?
Rythmic Activities
Ada empat jenis irama yang dapat diberikan dalam pelayanan sosial, sbb:
a. Informal rhythms, cara mengekspresikan irama dengan bantuan dari
guru.
b. Formal rhythms, guru memberikan arahan tentang irama (melalui
ketukan, petikan jari) selama musik dimainkan.
c. Kreatif rhythms, mendorong untuk mengekspresikan respon asli mereka
d. Dramatis rhythms, cara anak untuk bersosialisasi dengan orang lain
berdasarkan ekspresi mereka.
Instrumenal Activities, untuk mengetahui pola harmonik dan karateristik
bunyi dari alat-alat musik yang dimainkan.
2. Creative Expression
Melatih anak untuk menciptakan jenis bunyi-bunyian yang berasal dari ke-
kreatifan masing-masing anak. Seperti membuat instrument dari batang
bambu, botol, tutup kaleng, dll. Proses kreatif bermain setiap anak berdeda-
beda, dengan demikian anak akan berfikir secara bertingkat selain mambuat
juga menentukan irama, serta menggabungkan bunyi dengan alat yang
lainnya.
3. Research Activities
Penelitian ini ditujukan kepada siswa dengan mengajaknya berkarya
wisata melihat-lihat museum instrumen musik yang berasal dari berbagai
daerah dab cara memainkannya.
Dengan kegiatan rangsangan tersebut, maka akan timbul macam-macam
pernyataan, sbb:
a. Adakah jenis tarian tradisional yang dimainkan dengan alat musik
tersebut?
b. Adakah pakaian daerah yang digunakan pada pagelaran musik di derah
tertentu?
c. Musik apa yang dimainkan pada acara tersebut?
d. Instrumen-instrumen apa saja yang dimiliki oleh masing-masing
daerah?
4. Arranging A Classroom Music Center
Penataan ruang musik (music center) sebaiknya dilengkapi dengan televisi,
radio sebagai media mendengarkan dan melihat macam-macam musik.
Selain itu pengadaan alat-alat musik juga diperhatikan baik dari segi biaya,
tempat, dan minat siswa. Serta bila menyediakan alat musik sebaiknya
beragam ada jenis alat musik tradisional dan jenis alat musik modern. Dan
adanya poster-poster mengenai gambar macam-macam alat musik, asal,
jenis, dan cara memainkannya. Beserta contoh-contoh partitur/naskah lagu.

4. Arts Dan Craft


Dalam ilmu pengetahuan sosial didefinisikan sebagai penggunaan alat dan
bahan untuk membuat benda-benda otentik yang dibutuhkan untuk mendorong
pertumbuhan konsep sosial serta pemahaman tujuan perencaan kelompok dalam
pemilihan bahan yang terkait dengan kegiatan sosial. Contoh: membuat jenis alat
musik sederhana, kain tenun, model pesawat, dll.
Perencanaan pembuatan sangat berkaiatan dengan kebutuhan, objek, model,
alat peraga, dan manfaat bagi kehidupan. Presisi dan keaslian dalam konstruksi yang
dibuat oleh anak sebagai bentuk dari perkembangan pola berfikir dan mencerminkan
kedewasaan masing-masing anak. Jika menginginkan nilai-nilai pendidikan dapat
tercapai dalam pembelajaran arts dan crafts, maka perlu memperhatikan beberapa hal,
sbb:
a. Apakah kegaiatan ini dapat membantu mencapai tujuan yang telah
dibuat/diterapkan?
b. Apakah alat bahan serta waktu telah tersedia secara cukup untuk melakukan
kegiatan ini?
c. Pakah kegiatan ini lebih efektif dibanding dengan memberikan ceramah di
dalam kelas?
d. Apakah kegiatan ini dapat mengemabangkan konsep secara tepat, cepat, dan
akurat?
e. Apakah kegiatan ini berhubungan langsung dengan pembelajaran inkuiri?
f. Apakah anak memiliki latar belakang konstruksi?

5. Industrial Or Practical Arts


Siswa dilatih untuk membuat produk sebuah alat yang dapat digunakan dalam
kehidupan sehari-hari atau yang mendukung proses pembelajaran. Disini ada beberap
ahal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan produk tersebut, seperti:
1. Ketrampilan siswa atau kemampuan konstruksi siswa
2. Cara pemilihan bahanyang disesuaikan dengan oproduk yang akan dibuat
3. Manfaatnya bagi dirinya sendiri
4. Proses pembuiatan lama waktu, tempat, dan biaya
5. Penyaluran dari hasil produk tersebut
Jelaskan contoh-contoh produk industri atau praktis dalam sehidupan sehari-hari dan
bagaimana cara membuat/mengerjakannya.

6. Model PBL

No Fase Kegiatan

1 Orientasi peserta didik Faktor apa saja yang mempengaruhi pengeringan


baju basah jika tidak ada sinar matahari?
Jika hari hujan, bagaimana kalian mengeringkan
baju basah?
2 Mengorganisasikan Membantu siswa mendefinisikan pengertian baju
peserta didik kering
Faktor apa yang mempengaruhi cepat/lambatnya
baju menjadi kering antara lain :
 Kelembaban
 Suhu ruang
 Kecepatan angin
 Luas permukaan
 Ketebalan kain
 Jenis bahan
3 Membimbing Melakukan eksperimen mengeringkan baju:
penyelidikan individu  di belakang kulkas
dan kelompok - direntangkan
- tidak direntangkan
 di depan kipas angin
- direntangkan
- tidak direntangkan
4 Mengembangkan dan Membimbing siswa membuat laporan pengamatan
menyajikan hasil karya (sesuai tabel pengamatan yang telah disediakan)
5 Menganalisis dan Baju basah menjadi kering karena kadar air
mengevaluasi proses berkurang.
pemecahan masalah Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan
pengeringan baju:
 Kelembaban
 Suhu ruang
 Kecepatan angin
 Gaya gravitasi
 Luas permukaan
 Ketebalan kain
 Jenis bahan

Langkah-Langkah Pembelajaran
Tahapan Pokok Kegiatan Pembelajaran
Orientasi  Siswa menyimak masalah yang disampaikan guru tentang menjemur paka ian
siswa pada saat tidak ada sinar matahari
pada  Siswa diminta memberikan tanggapan dan pendapat tetntang pengeringan
masalah baju
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan menjelaskan cara
pembelajaran yang akan dilaksanakan
Mengorganisasi siswa  Siswa membentuk kelompok belajar sesuai arahan guru dengan
dalam belajar mempertimbangkan kemampuan akademik, gender, dan ras
 Siswa menerima LKS (tentang 80% Pengeringan baju)
Membimbing  Siswa melakukan penyelidikan sesuai LKS dan berdiskusi dalam kelompok
penyelidikan siswa mencari solusi terkait dengan masalah yang telah diidentifikasi.
secara mandiri  Guru memfasilitasi dan membimbing kelompok belajar berdiskusi untuk
maupun kelompok menjawab permasalahan aktual yang ada di keluarga.
Mengembangkan dan  Siswa menjawab pertanyaan pada LKS dan menyajikan dalam laporan tertulis.
menyajikan hasil karya  Siswa menyajikan laporan pembahasan hasil temuan, penarikan kesimpulan
di depan kelas (diskusi kelas).
Menganalisis dan  Siswa dibimbing guru melakukan analisis terhadap pemecahan-pemecahan
mengevaluasi proses masalah yang telah ditemukan siswa.
pemecahan masalah  Kelompok siswa yang berhasil memecahkan permasalahan diberi
pengahargaan
 Guru melakukan evaluasi hasil belajar mengenai materi yang telah dipelajari
siswa (dapat menggunakan paper and pencil test atau authentic assessment)

Model pembelajaran lain yang biasa digunakan para guru, sekarang ini
perlu disesuaikan dengan perkembangan teknologi abad 21. Integrasi teknologi ke
dalam pembelajaran ini sering disebut Technology Pedagogy, Active, Creative,
Knowledge (TPACK) sehingga pembelajaran lebih mendorong anak berpikir tingkat
tinggi (HOTS) sesuai dengan perkembangan dan karakteristik ABK. Prinsip TPACK
dan HOTs ini diperlukan agar pembelajaran menjadi aktif dan kreatif. Untuk itu
diperlukan pemikiran kreatif dan inovatif para guru. Beberapa model pemebelajaran
yang dapat mengaktifkan anak (DBE2, 2009)dapat dikemukakan sebagai berikut.

1. Model curah pendapat

2. Model demonstrasi

3. Model inquiry

4. Model discovery

5. Model jigsaw

6. Model diskusi kelompok

7. Model tulis berantai

8. Model debat

9. Model bermain peran

10. Model simulasi

11. Model proyek

12. Model penilaian sejawat (tutor sebaya)

13. Bola salju (snowball)

14. Kunjung karya

Anda mungkin juga menyukai