MODIFIKASI PERILAKU II
KELOMPOK 2:
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS WISNUWARDHANA
MALANG
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan
pada kami untuk menyelesaikan makalah modifikasi perilaku ini. Atas rahmat dan hidayah-
Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul modifikasi perilaki II (shaping,
punishment, escape and avoidance) dengan tepat waktu.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas dari mata kuliah modifikasi perilaku ppadabidang
mata kuliah psikologi di universitas wisnuwardhana Malang. Selain itu, penulis juga berharap
agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang shaping, punishment,
escape dan avoidance.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah pengampu sehingga
tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang
yang ditekuni. kami juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu
proses penyusunan makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.
2
DAFTAR ISI
COVER .............................................................................................................................. 1
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... 2
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... 3
BAB 13 PUNISHMENT
A. PRINSIP HUKUMAN ........................................................................................... 9
B. JENIS-JENIS HUKUMAN ................................................................................... 9
C. FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ................................................ 10
D. EFEK YANG BERPOTENSI ................................................................................ 12
E. HARUSKAH HUKUMAN DI LAKUKAN ......................................................... 13
F. JURANG-JURANG HUKUMAN ......................................................................... 14
3
BAB 7
PEMBENTUKAN SHAPING
A. PEMBENTUKAN SHAPING
Pembentukan shaping dapat di definisikan sebagai pengembangan sebuah perilaku
operan baru lewat penguatan aproksimasi suksesif perilaku tersebut, dan pemunahan
aproksimasi sebelumnya terhadap perilaku tersebut sampai perilaku target final yang baru
muncul. Ada lima aspek atau dimensi perilaku yang dapat di bentuk yaitu topografi,
frekuensi, durasi, latensi, dan intensitasnya atau kekuatan. Berikut penjelasannya;
1. Topografi pembentukan
Aspek topografi pembentukan berbicara tentang konfigurasi sepasial atau
bentuk respon tertentu (seperti gerakan spesifik yang terlihat). Stokes, lui-selli dan
reed (2010) mengunakan ppembentukan topografi untuk meningkatkan keterampilan
tackling pada 2 pemain rugby di sebuah team di sekolah.
3. Latensi pembentukan
Latensi adalah waktu antara munculnya stimuli dan respon yang di bangkitkan
stimulus tersebut. Istilah umum bagi latensi adalah waktu reaksi. Latensi
pembentukan dimaksudkan untuk memampukan pelari bereaksi lebih cepat atau
konsisten menekan tombol lebih cepat.
4
Table 7.1 dimensi dimensi perilaku yang dapat dibentuk
Durasi jumlah waktu bagi sebuah perilaku untuk Lamanya waktu yang di butuh kan untuk air menetes dari
bertahan sebuah tabung percobaan
Latensi Waktu antara pengendalian stimulus dan Waktu anatara pertanyaan „‟ jam berapa sekarang ?‟‟ dan
munculnya perilaku respon melihat jam tangan
Intensitas (kekuatan) Jumlah energy yang di keluarkan bagi Kekuatan pukulan saat memukul samsak tinju
sebuah perilaku
5
B. FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFEKTIFITAS PEMBENTUKAN
Berikut ini ada empat faktor yang dapat mempengaruhi program pembentukan anda
berjalan efektif atau tidak. Pastikan bahwa faktor faktor ini sudah masuk ke dalam
pertimbangkan anda saat pemunahan akan di lakukan.
6
4. Kemantapan prilaku di tiap tahap pembentukan
Beberapa banyak semestinya setiap perilaku di tahap-tahap pembentukan
diperkuat sebelum bergerak menuju tahap berikutnya? Sekali lagi tidak ada panduan
spesifik untuk menjawab pertanyaan ini. Namun ada beberapa aturan penting yang
perlu diikuti didalam penguatan aproksimasi suksesif menuju respon target final:
a. Menguatkan setiap perilaku ditahap manapun beberapa kali sebelum
melangkah maju ke tahap berikutnya.
b. Hindari penguatan terlalu banyak/ sering ditahap pembentukan manapun.
Point a menjelaskan bahwa anda tidak perlu terlalu cepat untuk melangkah
ketahap berikutnya.
c. Jika anda kehilangan sebuah perilaku karena bergerak terlalu cepat, atayu
menentukan sebuah tahap perilaku kelewat besar untuk bisa dikuasai,
kembalilah ketahap sebelumnya dimana anda bisa mengendalikan lagi
perilaku yang sudah dikuasai.
C. JURANG-JURANG PEMBENTUKAN
Didalam pembentukan, ada tiga jurang yang perlu dihindari agar program bisa
berhasil. Memahami tiga jurang ini akan membuat anda tahu kenapa sebuah pembentukan
gagal meraih perilaku perilaku target final.
7
2. Jurang kegagalan mengaplikasikan
Jurang adalah kegagalan mengaplikasikan pembentukan demi
mengembangkan perilaku yang diinginkan.
8
BAB 13
PUNISHMENT/HUKUMAN
A. PRINSIP HUKUMAN
Makna teknis kata hukuman bagi pemodifikasi perilaku cukup spesifik dan berbeda
dalam tiga cara dari makna umum kata ini bagi kebanyakan orang.
B. JENIS-JENIS HUKUMAN
2. TEGURAN
Teguran (reprimand) adalah stimulus verbal negative kuat yang kontigen
langsung kepada perilaku. Teguran yang sering meliputi tatapan tajam atau
genggaman tangan yang kuat. Menyinggung sedikit bahwa stimulus yang menjadi
sebuah penghukum karena dipasangkan dengan penghukum lain disebut penghukum
terkondisikan.
3. PENJEDAAN
Penjedaan (time out) adalah periode waktu yan g langsung mengikuti perilaku
tertentu dimana individu kehilangan kesempatan untuk mendapat penguatan ada dua
jenis penjedaan yang mengucilkan dan tidak.
c. Ongkos respon
Ongkos-respon (reponse cost) meliputi penghilangan sejumlah penguatan
setelah sebuah perilaku muncul.ongkos-respon berbeda dari penjedaan yaitu
ketika ongkos-respon diberlakukan, uindividu tidak kehilangan untuk sementara
waktu kesempatan memperoleh penguatan ongkos-respons juga tidak boleh
dicampuradukkan dengan pemunahan. diprosedur pemunahan , sebuah penguat
ditahan mengikuti respon yang diperkuat sebelumnya, sedangkan diongkos respon
penguatan diambil mengikuti kemunculan respon tak diiginkan
Ada lima faktor yang perlu dicermati karena sangat memengaruhi efektifitas
hukuman.
10
1. Kondisi – kondisi bagi respons alternative yang diinginkan
Untuk menurunkan respons yang tidak diinginkan umunya dianggap maksimal
efektif jika disertai dengan meningkatkan sejumlah respons alternatif diinginkan yang
akan menandingi perilaku tak diinginkan yang dihilangkan.
3. Stimulus penghukum
Jika penghukuman digunakan, penting untuk memastikan bahwa
penghukuman efektif. Secara umu, semakin sering atau kuat stimulus
penghukumannya, semakin efektif ia menurunkan perilaku yang tidak diinginkan.
Yang diperlukan agar intensitas penghukum efektif bergantung pada keberhasilan
meminimkan sebab-sebab perilaku tak diinginkan sembari memaksimalkan kondisi-
konsidi bagi perilaku alternatif yang diinginkan. Bahkan hukuman ringan seperti
teguran, dapat efektif jika penguatan bagi perilaku tak diinginkan ditahan sebentar
setelah perilaku muncul, dan jika perilaku alternatif yang diinginkan diperkuat dengan
sebuah penguatan yang sangat kuat.
5. Memberikan hukuman
Untuk meningkatkan efektifitas hukuman saat diberikan , beberapa panduan
berikut mestinya diikuti:
1. Perilaku Agresif.
Hukuman, khususnya hukuman fisikm cenderung memunculkan perilaku
agresif. Eksperimen-eksperimen pada hewan memperlihatkan stimulus yang
menyakitkan telah menyebabkan mereka menyerang hewan lain.
12
2. Perilaku Emosional
Hukuman, khususnya hukuman fisik dapaat menghasilkan efek samping emosi
yang tidak diinginkan seperti berteriak-teriak, menangis, dan rasa takut
5. Pemodelan hukuman
Anak-anak sering kali meniru perilaku orang dewasa. Jika orang dewasa
mengaplikasikan hukuman kepada anak, mereka akan cenderung berperilaku sama
terhadap teman sebaya dan adik-adiknya.
13
F. JURANG-JURANG PENGHUKUMAN
Ada dua jurang utama yang perlu diwaspadai jikaa anda ingin melakukan prosedur
hukuman.
14
BAB 14
MEMBENTUK PERILAKU MELALUI PELOLOSAN
DAN PENGONDISIAN PENGHINDARAN
15
Table 14.1 contoh-contoh pengondisian pelolosan
Situasi/ stimulus Respons pelolosan oleh Penghilangan situasi / Efek jangka panjang dimasa depan
Pembalik individu stimulus pembalik
Seseorang anak melihat Untuk menghilangkan Anak berhenti merengek Orangtua akan memberikab permen untuk
kedua orangtuanya pulang rengekan, orangtua meloloskan diri dari rengekan anak (
membawa sebungkus besar memberikan satu permen pengondisikan pelolosan)
permen. Anak merengek- kepada anaknya Anak akan merengek untuk mendapatkan
rengek “aku minta permen, permen (penguatan positif)
aku minta permen, aku
minta permen”
Seorang guru menyajikan Anak mulai berperilaku Guru memperhentikan Anak akan berperilaku tantrum saat disajikan
dorongan setiap 30 detik tantrum anak dari program dorongan –dorongan lagi dari gurunya
kepada seorang anak pelatihan
dengan disabilitas
perkembangan
Anak yang masih belum Anak menagis sambil Orang tua melepas Anak akan lebih cepat menagis dan menunjuk
bisa bicara dipakaikan menunjukkan jari-jari sepatun dan jari-jari kakinya saat mengenakan kembali sepatu
sepatu yang terlalu sempit kakinya memasangakan sepatu yang sempit
sehingga membuat jarinya lainnya yang lebi
terjepit longgar atau
mengenakan sandal
16
Penjoging pemula Penjoging memberikan Rasa sakit di punggung, Penjoging memberikan balsam kebagian tubuh
merasakan seluruh balsam pereda nyeri pada pinggang dan kaki yang sakit untuk meredakan nyeri.
punggung, pinggang dan bagian-bagian tubuh yang menghilang
kakinya sakit sakit
Penjaga malam kebun Penjaga malam kebun Bau kotoran sudah tidak Enjaga malam kebun binatang segera pergi dari
binatang menemukan binatang segera pergi dari lagi tercium kandang monyet saat mencium bau tidak sedap
tumpukkan kotoran yang kandang itu tanpa di tumpukkan kotoran.
bau dikandang monyet membersihkannya
17
2. Pengondisian penghindaran
Pengondisian pelolosan memiliki kerugian bahwa stimulus aversif harus
disajikan agar respons yang diinginkan muncul. Didalam prosedur pelolosan yang
digunakan terhadap Joane, bunyi keras disajikan sebelum postur yang baik muncul.
18
dari tempat berlatih beramain meminta menghadapi menghindari
kerjanya drum di rumah anaknya berhenti suara pukulan suara keras
main drum drum berhenti permainan
drum saat
pulang dari
tempat kerja ke
rumah
19
penghindatran, respon menurun sangat lambat. Ketika stimulus aversif
pendukung tidak kunjung datang.
f. Sama seperti semua prosedur lain yang dijelaskan dibuku ini , individu harus
diberitahukan sesuai tingkat pemahamannya prosedur yang akan diterimanya
dan apa konsekuensinya. Sekali lagi , sama seperti semua prosedur dibuku ini,
intruksi-intruksi yang jelas diberikan dengan klien atau perwaliannya agar
mereka bisa mendapat manfaat maksimal dari program modifikasi perilaku.
20