Anda di halaman 1dari 96

INSTRUMEN IDENTIFIKASI ANAKBERKESULITAN

BELAJAR ASPEK AKADEMIK

TUGAS

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Anak
Berkesulitan Belajar yang diampu oleh Dr. Endang Rusyani, M.Pd.

Disusun Oleh :

Bilqis Nafa Lathifah F. 1600540


Dena Tresna Aripiani 1600646
Dhia Akhsya Revananto 1603717
Fadilah Halfa Amatulah 1607423
Mega Desianti 1607825
Pepi Nurinsi Alawiyah 1603721

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KHUSUS


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2018
KAJIAN TEORI

A. Kesulitan Belajar Membaca


Disleksia merupakan kelainan dengan dasar gejala neurobiologist. Disleksia
ditandai dengan kesulitan dalam mengenali kata secara tepat dan akurat, mengeja,
serta mengode symbol. World Federation of Neurology mendefinisikan disleksia
sebagai gangguan yang dimanifestasikan dengan kesulitan belajar membaca
meskipun memiliki instruksi konvensional, kecerdasan, serta kesempatan sosial
budaya yang memadai. Sejumlah ahli juga mendefinisikan disleksia sebagai suatu
kondisi pemrosesan input atau informasi yang berbeda dari anak normal. Kondisi
tersebut sering ditandai dengan kesulitan dalam membaca yang dapat
memengaruhi area kognisi, seperti daya ingat, kecepatan memproses input,
kemampuan mengatur waktu, aspek koordinasi, serta pengendalian gerak.
Disleksia juga dapat ditandai kesulitan visual dan fonologis di mana biasanya
terdapat perbedaan kemampuan di berbagai aspek perkembangan. Secara lebih
khusus, anak yang mengalami disleksia biasanya mengalami lima masalah.
Pertama, masalah fonologi. Maksud dari fonologi adalah hubungan
sistematik antara huruf dan bunyi. Misalnya, seorang anak mengalami kesulitan
membedakan kata paku dengan "palu"; atau keliru memahami kata-kata yang
mempunyai bunyi cukup mirip, misalnya "lima puluh dengan "lima belas"
Kesulitan ini bukan disebabkan masalah pendengaran, melainkan terkait proses
pengolahan input di dalam otak.
Kedua, masalah mengingat perkataan. Kebanyakan anak disleksia
mempunyai level inteligensi normal atau bahkan di atas rata-rata. Akan tetapi,
mereka mempunyai kesulitan dalam hal mengingat perkataan. Seorang anak yang
mengidap disleksia mungkin sulit menyebutkan nama teman-temannya sehingga
memilih untuk memanggilnya dengan sebutan "temanku di sekolah" atau
"temanku laki-laki yang itu". Boleh jadi, ia dapat menjelaskan suatu cerita, tetapi
tidak dapat mengingat jawaban untuk suatu pertanyaan sederhana.
Ketiga, masalah penyusunan yang sistematis/berurutan. Anak disleksia
mengalami kesulitan menyusun sesuatu secara berurutan, misalnya susunan bulan
dalam setahun, hari dalam seminggu, atau urutan huruf dan angka. Penderita
disleksia sering lupa terhadap susunan aktivitas yang sudah direncanakan
sebelumnya, sebagai contoh, seorang anak lupa setelah pulang sekolah langsung
pulang ke rumah atau pergi ke tempat latihan sepak bola. Padahal, orang tua sudah
mengingatkannya, bahkan boleh jadi sudah ditulis di dalam agenda kegiatannya.
Anak disleksia juga mengalami kesulitan yang berhubungan dengan perkiraan
terhadap waktu. Misalnya, seorang anak kesulitan memahami instruksi berikut.
“Waktu untuk mengerjakan soal ujian 45 menit. Sekarang tepat pukul 08.00.
Nanti 15 menit sebelum waktu berakhir, Ibu Guru akan mengetuk meja satu kali".
Selain contoh tersebut, anak disleksia juga dibuat bingung dengan perhitungan
uang sederhana. Misalnya, ia merasa ragu uangnya cukup untuk membeli
sepotong kue atau tidak.
Keempat, masalah ingatan jangka pendek. Anak disleksia mengalami
kesulitan memahami instruksi panjang dalam waktu pendek. Sebagai contoh, ibu
menyuruh anak dengan kalimat berikut. "Simpan tas di kamarmu di lantai atas!
Setelah itu, segera ganti pakaian, cuci kaki dan tangan, lalu turun ke bawah lagi
untuk makan siang bersama lbu, tetapi jangan lupa bawa buku PR
matematikanya." Kemungkinan besar, anak disleksia tidak mampu melakukan
seluruh instruksi tersebut secara sempurna. Sebab, ia tidak mengingat seluruh
perkataan ibunya.
Kelima, masalah pemahaman sintaksis. Anak disleksia sering mengalami
kebingungan dalam memahami tata bahasa terutama jika dalam waktu bersamaan
mereka menggunakan dua atau lebih bahasa yang mempunyai struktur dan kaidah
berbeda. Anak disleksia mengalami masalah dengan bahasa kedua apabila
pengaturan tata bahasanya berbeda daripada bahasa pertama. Sebagai contoh,
dalam bahasa Indonesia dikenal susunan diterangkan-menerangkan (contohnya tas
merah, buku biru, dan sebagainya). Namun, dalam bahasa Inggris, pola yang
digunakan adalah menerangkan-diterangkan (red bag, blue book, dan sebagainya).
Masalah-masalah tersebut semakin jelas karena penelitian terkini
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan anatomi antara otak anak disleksia
dengan anak normal. Perbedaan tersebut terletak di bagian temporal-parietal
oksipitalnya (otak bagian samping dan belakang). Pemeriksaan functional
magnetic resonance imaging untuk memeriksa otak saat dilakukan akti-vitas
membaca ternyata menunjukkan bahwa aktivitas otak individu disleksia jauh
berbeda dengan manusia normal. Dalam hal ini, perbedaan yang paling utama
terletak pada pemrosesan input huruf ataupun kata yang dibaca, lalu
diterjemahkan menjadi suatu makna. Tanda-tanda anak mengalami diseleksia:
a) Kesulitan mengenali ataupun mengeja huruf
b) Kesulitan membuat pekerjaan tertulis secara terstruktur misalnya esai.
c) Sering tertukar dalam menuliskan huruf, misalnya "b" tertuka tertukar
dengan "d", "p" tertukar dengan "q”, “m” dengan "w", serta "s" tertukar
dengan "z”
d) Daya ingat jangka pendek buruk
e) Kesulitan memahami kalimat yang dibaca atau didengar
f) Bentuk tulisan tangan buruk.
g) Mengalami kesulitan mempelajari tulisan sambung.
h) Ketika mendengarkan sesuatu, rentang perhatiannya pendek.
i) Kesulitan mengingat kata-kata.
j) Kesulitan dalam diskriminasi visual
k) Kesulitan dalam persepsi spasial.
l) Kesulitan mengingat nama-nama.
m) Mengalami kesulitan atau lambat dalam mengerjakan pekerjaan rumah.
n) Kesulitan memahami konsep waktu.
o) Sulit membedakan huruf vokal dengan konsonan.
p) Kebingungan atas konsep alfabet dan simbol.
q) Kesulitan mengingat rutinitas aktivitas sehari-hari.
r) Kesulitan membedakan kanan kiri.
s) Membaca lambat, terputus-putus, serta tidak tepat.
Perhatikan beberapa contoh berikut ini,
(1) Menghilangkan atau salah membaca kata penghubung, seperti"di", "ke",
pada", dan sebagainya.
(2) Mengabaikan kata awalan pada waktu membaca misalnya "menulis" hanya
dibaca "tulis".
(3) Tidak dapat membaca atau membunyikan perkataan yang tidak pernah
dijumpai.
(4) Kata saling tertukar, misalnya "dia" dengan ada". "sama" dengan "masa",
"lagu" dengan "gula", "batu" dengan "buta”, tanam dengan “taman", "dapat"
dengan “padat”. “mana" dengan "nama", dan sebagainya.

Kesulitan belajar membaca sering disebut disleksia. Kesulitan belajar


membaca yang berat dinamakan aleksia. Disleksia atau kesulitan membaca adalah
kesulitan untuk memaknai simbol, huruf, dan angka melalui persepsi visual dan
auditoris. Hal ini akan berdampak pada
kemampuan membaca pemahaman. Adapun bentuk-bentuk kesulitan membaca di
antaranya berupa:
a) Penambahan (Addition)
Menambahkan huruf pada suku kata.
Contoh: suruh  disuruh; gula  gulka; buku  bukuku
b) Penghilangan (Omission)
Menghilangkan huruf pada suku kata.
Contoh: kelapa  lapa; kompor  kopor; kelas  kela
c) Pembalikan kiri-kanan (Inversion)
Membalikkan bentuk huruf, kata, ataupun angka dengan arah
terbalik kirikanan.
Contoh: buku  duku; palu  lupa; 3  µ; 4  ¼
d) Pembalikan atas-bawah (ReversalI)
Membalikkan bentuk huruf, kata, ataupun angka dengan arah terbalik atas-
bawah.
Contoh: m  w; u  n; nana  uaua; mama  wawa; 2  5; 6  9
e) Penggantian (Substitusi)
Mengganti huruf atau angka.
Contoh: mega  meja; nanas  mamas; 3  8

B. Kesulitan Belajar Menulis


Pelajaran menulis mencakup menulis dengan tangan atau menulis permulaan,
mengeja dan menulis ekspresif.
1. Menulis dengan Tangan atau Menulis Permulaan
Sejak awal masuk sekolah anak harus belajar menulis tangan, karena kemampuan
ini merupakan prasyarat bagi upaya belajar berbagai bidang studi yang lain.
Kesulitan menulis dengan tangan tidak hanya menimbulkan masalah bagi anak
tetapi juga guru. Tulisan yang tidak jelas menimbulkan masalah bagi anak tetapi
juga guru. Tulisan yang tidak jelas misalnya, baik anak maupun guru tidak dapat
membaca tulisan tersebut.
Menurut Sunardi (dalam Tjutju Soendari, 2010, hlm 99) mengemukakan bahwa
keterampilan pramenulis mencakup: (a) meraih, meraba, memegang, dan melepas
benda, (b) mencari perbedaan dan persamaan dalam benda, bentuk, warna, bangun
dan posisi, (c) menentukan arah kiri, kanan, atas, bawah, depan, dan belakang.
Sedangkan keterampilan keterampilan menulis dengan tangan (permulaan)
melupiti (a) memegang alat tulis, (b) menggerakan alat tulis (atas, bawah, kiri,
kanan, melingkar) (c) menyalin huruf, kata, kalimat dengan balok, (d) menulis
namanya dengan huruf balok, (e) menyalin huruf balok dari jarak jauh, (f)
menyalin huruf, kata, kalimat dengan tulisan sambung, dan (g) menyalin tulisan
bersambung dari jarak jauh.
Beberapa faktor lain yang mempengaruhi kemampuan anak untuk menulis yaitu
menurut Lerner (dalam Abdurrahman, 2003, hlm. 227) sebagai berikut. 1.
Motorik, 2. Perilaku, 3. Persepsi, 4. Motorik, 5. Kemampuan melaksanakan cross
modal, 6. Penggunaan tangan yang dominan, dan 7. Kemampuan memahami
instruksi.
Anak yang perkembangan motoriknya belum matang, atau mengalami gangguan,
akan mengalami kesulitan dalam menulis, tulisannya tidak jelas, terputus-putus,
atau tidak mengikuti garis. Anak yang hiperaktif atau yang perhatiannya mudah
teralihkan, dapat menyebabkan pekerjaanya terhambat, termasuk pekerjaan
menulis. Anak yang terganggu persepsinya, dapat menimbulkan kesulitan dalam
menulis. Jika persepsi visualnya yang terganggu, anak mungkin akan sulit
membedakan bentuk-bentuk huruf yang hampir sama seperti d dengan b, p dengan
q, h dengan n, atau m dengan w. jika persepsi auditorisnya yang terganggu,
mungkin anak akan mengalamin kesulitan untuk menulis, kata-kata yang
diucapkan oleh guru. Gangguan memori juga dapat menjadi penyebab terjadinya
kesulitan belajar menulis karena anak tidak mampu mengingat apa yang akan
ditulsi. Jika gangguan menyangkut ingatan visual, maka anak akan sulit untuk
mengingat huruf atau kata, dan jika gangguan tersebut menyangkut memori
auditori, anak akan mengalami kesulitan menulis kata-kata yang baru saja
diucapkan oleh guru. Kemampuan melaksanakan cross modal menyangkut
kemampuan mentransfer dan mengorganisasikan fungsi visual ke motorik.
Ketidakmampuan dibidang ini dapat menyebabkan anak mengalami gangguan
koordinasi mata-tangan, sehingga tulisan menjadi tidak jelas, terputus-putus, atau
tidak mengikuti garis lurus. Anak yang tangan kirinya lebih dominan atau kidal
tulisannya juga sering terbalik-balik dan kotor. Ketidakmampuan memahami
instruksi dapat menyebabkan anak sering keliru menulis kata-kata sesuai dengan
perintah guru.
Kesulitan belajar menulis sering disebut juga disgrafia (dysgraphia) (Jordon
seperti dikutip oleh Hallahan, Kauffman, & Lloyd, 1985, hlm 237). Kesulitan
belajar menulis yang berat disebut juga agrafia. Disgrafia menunjuk pada adanya
ketidakmampuan mengingat cara membuat huruf atau symbol-simbol matematika.
Disgrafia sering dikaitkan dengan kesulitan belajar membaca atau disleksia
(dyslexia) karena kedua jenis kesulitan tersebut sesungguhnya saling terkait.
Kesulitan belajar menulis sering terkait dengan cara anak memegang pensil. Ada
empat macam cara anak memegang pensil yang dapat dijadikan sebagai petunjuk
bahwa anak berkesulitan belajar menulis, yaitu (1) sudut pensil terlalu besar, (2)
sudut pensil terlalu kecil, (3) menggenggam pensil (seperti mau meninju), dan (4)
menyangkutkan pensil ditangan atau menyeret (Hornsby, 1984 : 66). Jenis
memegang pensil yang terakhir, menyeret pensil, adalah khas bagi anak kidal.
Hingga saat ini ada dua pendapat tentang bentuk tulisan yang harus dipelajari
pada awal anak belajar menulis. Ada yang berpendapat bahwa anak harus belajar
huruf cetak dahulu sebelum anak belajar huruf sambung. Sebelum tahun 1974,
yaitu saat pertama kali metode membaca dan menulis permulaan yang dikenal
dengan metode SAS, para guru di Indonesia umumnya mengajarkan huruf cetak
lebih dulu kepada anak, baru kemudian belajar huruf sambung. Sejar
diperkenalkannya metode SAS, para guru umumnya beralih mengajarkan
langsung huruf samung, sedangkan huruf cetak tidak secara langsung diajarkan
kepada anak. Menurut Hagin (dalam Abdurrahman, 2003, hlm. 228), ada lima
alasan perlunya anak diajar menulis huruf cetak lebih dulu pada awal belajar
menulis :
(1) Huruf cetak lebih mudah dipelajari karena bentuknya sederhana
(2) Buku-buku menggunakan huruf cetak sehingga anak tidak perlu
mengakomodasikan dua bentuk tulisan
(3) Tulisan dengan huruf cetak lebih mudah dibaca
(4) Hurufcetak digunakan untuk kehidupan sehari hari seperti mengisi
formulir atau berbagai macam dokumen
(5) Kata kata yang ditulis dengan huruf cerak lebih mudah dieja karena
hurufnya berdiri sendiri.
Pengalaman menunjukan bahwa untuk menentukan jenis tulisan yang harus
diajarkan pada saat anak belajar menulis permulaan bukan pekerjaan yang
sederhana. Guru harus melakukan observasi cukup lama lebih dulu untuk
menunjukan jenis tulisan pertama yang harus diajarkan. Jika hasil observasi
menunjukan bahwa anak telah memiliki kematangan motoric, memiliki koordinasi
mata-tangan yang baik, memiliki kemampuan untuk melihat keseluruhan (gestalt)
dengan baik, dan memiliki kemampuan analisis yang baik pula, maka guru dapat
langsung mengajarkan huruf sambung kepada anak. Tetapi jika persyaratan-
persyaratan seperti yang telah disebutkan belum terpenuhi, sebaiknya guru
mengajarkan huruf cetak lebih dulu kepada anak.
b. Mengeja
Menurut Mann, Suiter, dan McClung (dalam Abdurrahman, 2003, hlm. 230),
mengeja kata-kata terpisah (isolated words) tanpa makna dapat memberikan
pemahaman kepada anak struktur bahasa. Menurut Lerner (dalam Abdurrahman,
2003, hlm. 230) ada dua acara untuk mengajarkan mengeja, (1) mengeja melalui
pendekatan linguistic dan (2) megeja melalui pendekatan kata-kata. Pendekatan
linguistic menekankan pada aturan-aturan dalam bahasa sehingga harus
memperhatikan fonologi, morfologi, dan sintaksis atau pola-pola kata. Untuk
mengajarkan “au” misalnya, guru dapat memberikan kata-kata seperti “surai”,
“kerbau”, “pisau”. Mengeja melalui pendekatan kata-kata yang dilakukan karena
huruf-huruf yang sama pada berbagai kata dapat berubah bunyi. Pendekatan ini
sesuai untuk bahasa Inggris sedangkan untuk bahasa Indonesia kuran diperlukan.
Dalam bahasa Indonesia bunyi huruf relative tetap dan karena itu pengajaran
mengeja melalui pendekatan linguistik dirasakan lebih tepat. Kesulitan mengeja
dapat terjadi jika anak tidak memiliki memori yang baik tentang huruf-huruf.
Memori dapat berkaitan dengan memori visual untuk mengenal bunyi-bunyi
huruf. Gangguan persepsi visual dapat menyebabkan anak sukar membedakan
huruf-huruf yang bentuknya hampir sama, dan akibat dari kesukaran tersebut anak
juga sukar untuk membedakan nama-nama huruf. Dalam kehidupan sehari-hari
sering dijumpai anak yang mempu mengeja huruf dari suatu kata tetapi tidak
mampu membaca rangkaian huruf yang membentuk kata. Hal semacam ini tentu
saja bukan tergolong kesulitan mengeja tetapi sudah merupakan kesulitan
membaca.
c. Menulis Ekspresif
yang dimaksud dengan menulis ekspresif adalah mengungkapkan pikiran dan atau
perasaan ke dalam suatu bentuk tulisan, sehingga dapat dipahami oleh orang lain
yang sebahasa. Menulis ekspresif disebut juga mengarang atau komposisi
(Hallahan, Kauffman, Lloyd, (dalam Abdurrahman, 2003, hlm. 231).
Kesulitan menulis ekspresif mungkin yang paling banyak dialami baik oleh
seorang anak maupun orang dewasa. Agar dapat menulis ekspresif seseorang
harus lebih dulu memiliki kemampuan berbahasa ujaran, membaca, mengeja,
menulis dengan jelas dan memahami berbagai aturan yang berlaku bagi suatu
jenis penulisan. Menurut Roit dan McKenzie seperti dikutip oleh Lovitt (dalam
Abdurrahman, 2003, hlm. 231) ada tiga alsan yang menyebabkan kesulitan
menulis ekspresif.
Pertama, meskipun pendekatan analisis tugas mungkin sesuai untuk pengajaran
matematika dan mungkin untuk membaca, pendekatan ini tidak sesuai untuk
mengembangkan kemampuan menulis. Kedua, meskipun anak memperoleh
banyak latihan tentang elemen-elemen menulis, mereka tidak memperoleh
kesempatan yang cukup untuk menulis ekspresif. Ketiga, karena anak berkesulitan
belajar kurang memiliki keterampilan metakognitif bila dibandingkan dengan
anak yang tidak berkesulitan belajar.
Kendell dan Stefanyshyn (dalam Artikel Suhartono, 2016, hlm. 113),
membedakan jenis-jenis disgrafia menjadi 5, yaitu:
1. Disleksia Dysgraphia – adalah bentuk disgrafia yang ditandai dengan
tulisan tangan anak tak terbaca, huruf, dan tanda baca yang dibuat anak
salah..
2. Motor dysgraphia – karena kekurangan keterampilan motorik halus,
tidak tangkas, otot kaku, sehingga gerakan tangannya tampak “kikuk”.
Jika diminta untuk menulis memerlukan tenaga ekstra, bentuk tulisan
sering miring karena memegang objek penulisan salah, tetapi
pemahamannya tentang ejaan tidak terganggu .
3. Dysgraphia spasial – Anak mengalami gangguan dalam pemahaman
ruang . tulisan anak terbaca, anak bisa menyalin, pemahaman ejaan
normal, tetapi tulisannya sering berada di atas garis atau di bawah
garis, jarak antarkata juga tidak konsisten.
4. Fonologi dysgraphia – anak mengalami gangguan fonologi, jenis ini
umumnya di derita pada anak yang berbahasa asing seperti bahasa
Inggris dan bahasa barat lainnya yang di dalamnya terdapat perbedaan
antara ejaan dan bunyi.
5. Leksikal dysgraphia – sama dengan disgraphia fonologi, tetapi lebih
terjadi pada kata-kata yang tidak sama antara ejaan dan lafalnya,
seperti pada bahasa Inggris dan Perancis.

C. Kesulitan Belajar Matematika


Kesulitan belajar matematika disebut juga dengan diskalkulia (dyscalculis)
(Lerner, 1988:430). Istilah diskalkulia memiliki konotasi medis, yang memandang
adanya keterkaitan dengan gangguan sistem saraf pusat. Kesulitan belajar
matematika yang berat disebut akalkulia (acalculia) (Kirk, 1962:10).
Menurut Lerner (1981:357) ada beberapa karakteristik anak berkesulitan
belajar matematika, yaitu:
1. Gangguan hubungan keruangan
Konsephubungan keruangan mencakup konsep atas-bawah, puncak-dasar,
tinggi-rendah, depan-belakang, dan awal-akhir. Anak memeroleh
pemahaman tentang berbagai konsep hubungan keruangan tersebut
melalui pengalaman mereka dalamberkomunikasi dengan lingkungan
sosial mereka. Yang mana anak berkesulitan belajar kesulitan untuk
berkomunikasi dengan lingkungan sosialya. Adanya kondisi intrinsik
yang diduga karena disfungsi otak dan kondisi ekstrinsik berupa
lingkungan sosial yang tidak menunjang terselenggaranya komunikasi
menyebabkan terhambatnya memahami konsep hubungan keruangan
tersebut. Adanya gangguan dalam memahamikonsep hubungan keruangan
akan berdampak pada pemahaman anak terhadap sistem bilangan
keseluruhan. Ada empat konsep dasar yang harus dikuasai oleh anak pada
saat masuk SD menurut Boehm (1971):
a. Konsep keruangan
b. Konsep waktu
c. Konsep kuantitas, dan
d. Konsep serbaneka (micellaneous)
2. Abnormalitas persepsi visual
Anak berkesulitan belajar matematika sering mengalami kesulitan
untukmelihat berbagai objek dalam hubungannya dengan kelompok atau
set. Kesulitan tersebut merupakan salah satu gejala adanya abnormalitas
persepsi visual. Kemampuan melihat berbagai objek dalam suatu
kelompok ini merupakan kemampuan dasar untuk mengidentifikasi
jumlah objek dalam suatu kelompok tanpa menghitungnya terlebih
dahulu. Anak yang mengalami abnormalitas visual juga sering tidak
mampu membedakan bentuk-bentuk geometri. Adanya abnormalitas
persepsi visual tentu menimbulkan kesulitan belajar matematika terutama
dalam memahami berbagai simbol.
3. Asosiasi visual-motor
Anak berkesulitan belajar matematika sering tidak dapat menghitung
benda-benda secara berurutan sambil menyebutkan bilangannya. Misal
mengitung 5 buah apel secara berurutan sambil menyebutkan
bilangannya. Anak berkesulitan belajar mungkin akan menyebut apel
ketiga dengan sebutan 5 dan begitu pula seballiknya, tidak memegang
satu apel untuk satu bilangan. Anak dengan masalah ini memberi kesan
mereka hanya menghafal bilangan tanpa memahami maknanya
4. Perseverasi
Perseverasi adalah gangguan perhatian yaitu dimana anak memusatkan
perhatiannya pada suatu objek dalam jangkawaktu yang lama. Anak pada
awalnya dapat mengerjakan tugas dengan baik, tapi lama-kelamaan
perhatiannya hanya melekat pada suatu objek tertentu.contohnya:
4+3=7
5+3=8
5+4=9
4+4=9
3+4=9
Dari contoh diatas diperlihatkan anak melakukan tugasnya dengan baik di
awal, namun di akhir perhatiannya melekat pada angka 9 sehingga angka
tersebut diulang di soal selanjutnya tanpa memerhatikan operasi
matematika di soal berikutnya tersebut.
5. Kesulitan mengenal dan memahami simbol
Anak berkesulitan belajar matematika sering mengalami kesulitan dalam
mengenal dan mengguakan simbol-simbol matematika seperti +, -, =, <,>
dan sebagainya. Kesulitan ini disebabkan oleh adanya gangguan memori
tetapi juga dapat disebabkan oleh adanya gangguan persepsi visual.
6. Gangguan penghayatan tubuh
Anak berkesulitan belajar matematika sering memperlihatkan adanya
gangguan penghayatan tubuh (body image). Anak merasa sulit untuk
memahami hubungan bagian-bagian dari tubuhnya sendiri.
7. Kesulitan dalam bahasa dan membaca
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, matematika itu sendiri pada
hakikatnya adalah simbolis. Oleh karena itu, kemampuan bahasa akan
berpengaruh pada kemampuan anak di bidang matematika. Soal
matematika yang berbentuk cerita menuntut kemampuan membaca,
menganalisis, dan menginterpretasikan soal yang bebentuk bahasa ke
dalam operasi matematika untuk memecahkannya.
8. Performance IQ lebih rendah dari Verbal IQ
Dalam hasil tes intelegensi menggunakan WISC (Weschler Intellegence
Scale for Children) ada dua sub tes yaitu tes verbal dan tes kinerja
(performance) sub tes verbal mencakup informasi, persamaan, aritmetika,
pembendaharaan kata, dan pemahaman. Sedangkan tes kinerja mencakup
melengkapi gambar, menyusun balok, menyusun objek, dan coding
(Anastasi, 1982:252). Pada anak berkesulitanbelajat matematika, skor tes
kinerja nya lebih rendah dari skor tes verbal nya. Hal ini terkait dengan
kesulitan memahami konsep keruangan, gangguan persepsi visual dan
adanya gangguan asosiasi visual-motor.

Masalah yang Dihadapi AnakBerkesulitan Belajar Matematika


Beberapa kekeliruan yang umum dilakukan anak berkesulitan belajar matematika
menurut Lerner (1981:367) diantaranya:
1. Kekurangan pemahaman tentang simbol
Anak padaumumnya tidak terlalukesulitan ketika diberi soal 4 + 5=... atau
8 - 5=..., mereka lebih kesulitan dihadapkan pada soal 4 +... = 9, 8 = 4 + ...
hal ini disebabkan anakbelum memahami makna dari setiap simbol +, -, =
dan sebagainya.
2. Nilai tempat
ada anak yang mengalami kesulitan dan belum memahami nilai tempat
seperti satuan,puluhan, ratusan dan seterusnya. Ketidakpahaman ini akan
membuat anak kesulitan memecahkan soalmatematika yang bukan di basis
10.
3. Perhitungan
Ada anak yang karena belum memahami konsep perkalian, dan mencoba
untuk menghafal perkalian tersebut. Hal ini akan menimbulkan kekeliruan
jika hafalannya salah.
4. Penggunaan proses yang keliru
Kekeliruan dalam penggunaan proses perhitungan mencakup :
a. Menukar simbol-simbol
b. Jumlah satuan dan puluhan ditulis tanpa memerhatikan nilai tempat
c. Semua digit ditambahkan bersama (algoritma yang keliru dan tidak
memerhatikan nilai tempat)
d. Digit ditambahkan ke kiri dan ke kanan (pada operasi hitung kebawah)
tanpa memerhatikan nilai tempat
e. Menjumlahkan puluhan digabungkan dengan satuan
f. Bilangan yang besar dikurangi bilangan kecil tanpa memerhatikan nilai
tempat
g. Bilangan yang telah dipinjam nilainya tetap

5. Tulisan yang tidak terbaca


Ada anak yang tidak dapat membaca tulisannya sendiri sehingga mengalami
kekeliruan ketika mengerjakan tugas karena tidak pahamatau menghasilkan
interpretasi yang berbeda akibat tidakdapat membaca apa yang ditulisnya sendiri.
Kisi – Kisi Instrumen Identifikasi Berkesulitan Belajar Akademik
Aspek Sub Aspek Ruang Lingkup Indikator Teknik
Membaca Membaca Membaca Huruf  Membaca huruf vocal Tes dan
Permulaan  Membaca huruf konsonan Observasi
 Membaca huruf vocal rangkap
 Membaca huruf konsonan rangkap
Membaca suku kata  Membaca suku kata berpola KV(konsonan- Tes dan
vokal) Observasi
 Membaca suku kata berpola VK (vocal-
konsonan)
Membaca kata  Membaca kata benda,sifat,dan kerja Tes dan
Observasi
Membaca kalimat  Membaca kalimat berpola SPOK (Subjek- Tes dan
Predikat-Objek-Keterangan) Observasi
Membaca Lanjutan Memahami isi  Menceritakan Kembali isi paragraf yang Tes dan
bacaan dibaca Observasi
 Menjawab pertanyaan yang berhubungan
dengan paragraf yang dibaca
Menulis Menulis Permulaan Kemampuan  Menarik garis lurus secara horizontal,vertical Tes dan
membuat garis dan dan kurva Observasi
meniru bentuk huruf  Menulis dengan menjiplak simbol / huruf
(kata / kalimat) cetak dan kapital/ angka.
 Meniru simbol / huruf (kata / kalimat) cetak
dan kapital / angka.
Menulis Lanjutan Mengeja/dikte  Menulis simbol / huruf (kata / kalimat) / Tes dan
angka dengan cara dikte. Observasi
Menulis Ekspresif  Menulis frase, kalimat, atau paragraf Tes dan
karangan bebas yang mengekspresikan apa Observasi
yang dilakukan anak
Contoh “ tadi pagi saya minum susu dan
makan roti untuk sarapan”
Berhitung Pemahaman  Membedakan mana yang lebih besar dan Tes dan
hubungan keruangan lebih kecil, tinggi-rendah, jauh-dekat Observasi
Pemahaman  Menyebutkan bentuk angka yang ditunjuk Tes dan
Simbolik  Mengurutkan angka Observasi
 Menyebutkan dan membedakan simbol
matematika
 Menempatkan simbol sesuai fungsinya dalam
operasi hitung
Nilai Tempat  Menentukan nilai tempat suatu angka pada Tes dan
suatu bilangan Observasi
Proses Operasi  Mengerjakan proses perhitungan sederhana Tes dan
Hitung (penjumlahan, pengurangan, perkalian dan Observasi
pembagian)
 Mengerjakan operasi matematika bersusun
kebawah
Geometri  Menyebutkan bentuk bangun geometri Tes dan
 Membedakan bentuk bangun geometri Observasi
INSTRUMEN AKADEMIK ASPEK MEMBACA
Ruang Tidak
Sub Aspek Indikator Butir Instrumen Mampu Keterangan
Lingkup Mampu
Membaca Membaca  Membaca huruf a, i, u, e, o
Permulaan Huruf vocal
 Membaca huruf b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t,
konsonan u, v, w, x, y, z
 Membaca huruf ai, au, ae, ao, ia, iu, ie, io, ua, ui, ue,
vocal rangkap uo, ea, ei, eu, eo, oa, oi, ou, oe
 Membaca huruf Ng, ny, kh, ry
konsonan rangkap
Membaca suku  Membaca suku kata ba, bi, bu, be, bo, ca, ci, cu, ce, co, da,
kata berpola di, du, de, do, fa, fi , fu , fe, fo, ga, gi,
KV(konsonan- gu, ge, go, ha, hi, hu, he, ho, ja, ji, ju,
vokal) je, jo, ka, ki, ku, ke, ko, la, li, lu,le, lo,
ma, mi, mu, me, mo, na, ni, nu, ne,
no, pa, pi, pu, pe, po, qa, qi, qu, qe,
qo, ra, ri, ru, re, ro, sa, si, su, se, so,
ta, ti, tu, te, to, va, vi, vu, ve, vo, wa,
wi, wu, we, wo, xa, xi, xu, xe, xo, ya,
yi,yu, ye, yo, za, zi, zu, ze, zo
 Membaca suku kata An, al, ir, os, em, ah
berpola VK (vocal-
konsonan)
 Membaca kata Kata benda : meja, kursi, buku
benda,sifat,dan Kata sifat : marah, senang, cantik,
kerja tampan
Kata kerja : makan, tidur, belajar
Membaca  Membaca kalimat Ibu memasak ikan di dapur
kalimat berpola SPOK
(Subjek-Predikat-
Objek-Keterangan)
Membaca Memahami isi  Menceritakan
Lanjutan bacaan Seekor beruang menjelajahi hutan
Kembali isi
paragraf yang untuk mencari buah-buahan,
dibaca menemukan pohon tumbang di mana
pada pohon tersebut terdapat sarang
 Menjawab tempat lebah menyimpan madu.
pertanyaan yang Beruang itu mulai mengendus-endus
berhubungan dengan hati-hati di sekitar pohon
dengan paragraf tumbang tersebut untuk mencari tahu
yang dibaca apakah lebah-lebah sedang berada
dalam sarang tersebut. Tepat pada
saat itu, sekumpulan kecil lebah
terbang pulang dengan membawa
banyak madu. Lebah-lebah yang
pulang tersebut, tahu akan maksud
sang Beruang dan mulai terbang
mendekati sang Beruang,
menyengatnya dengan tajam lalu lari
bersembunyi ke dalam lubang batang
pohon.
a. Siapa tokoh yang ada dalam
cerita di atas?
b. Apa yang sedang di cari
beruang?
c. Siapa yang bersembunyi ke
dalam lubang pohon?
INSTRUMEN AKADEMIK ASPEK MENULIS
Sub Ruang Indikator Soal Mampu Tidak Keterangan
Aspek Lingkup Mampu
Menulis Kemampuan Menarik garis lurus 1. Hubungkan kedua titik di bawah ini dengan garis lurus!
Permulaa membuat secara
n garis dan horizontal,vertical dan a• •a
meniru kurva
bentuk c• •c
huruf
e• •e

2. Hubungkan kedua titik dibawah ini dengan garis lurus!

a• •c •d

a• •c •d

3. Hubungkan pola titik dibawah ini

1• 6•

2• 5•

3•
4•
2• 4•
3•
1• 5•
Menulis dengan 4. Jiplaklah simbol / huruf (kata / kalimat) / angka cetak kecil
menjiplak simbol / dibawah ini!
huruf (kata / kalimat)
cetak dan kapital/ Aa Ii Uu Ee Oo
angka.
Bb Cc Dd Ff Gg
H Jj Kk Ll Mm
h
N Pp Qq Rr Ss
n
Tt Vv Ww X Yy
x
Zz 1 2 3 4
5 6 7 8 9
Menulis Buku
Saya Lahir Tahun 2018
Meniru simbol / huruf 5. Tirulah simbol / huruf (kata / kalimat) / angka cetak kapital
(kata / kalimat) cetak dibawah ini!
dan kapital / angka.
Aa Ii Uu Ee Oo

Bb Cc Dd Ff Gg

Hh Jj Kk Ll Mm

Nn Pp Qq Rr Ss

Tt Vv Ww Xx Yy
Zz 1 2 3 4

5 6 7 8 9

Anak Serigala

Saya makan pukul 9 pagi

Menulis Menulis Menulis simbol / huruf 6. Cobalah tulis kalimat yang saya ucapkan!
Lanjutan Dikte (kata / kalimat) / angka
1. Kakak mengambil uang di Bank
(mengeja) dengan cara dikte.
2. Paman sudah pergi ke kebun pukul 7 pagi tadi
3. Ular hinggap di kepala kerbau
4. Jari-jari tangan nenek sudah keriput
5. Laba-laba itu sangat besar
Menulis Menulis frase, kalimat, 7. Tulislah apa yang kalian lakukan dari bangun tidur hingga
Ekspresif atau paragraf karangan
ketika hendak pergi sekolah!
bebas yang
mengekspresikan apa
yang dilakukan anak

Contoh “ tadi pagi saya


minum susu dan
makan roti untuk
sarapan”
INSTRUMEN ASESMEN AKADEMIK ASPEK BERHITUNG
Mampu Tidak
Sub Aspek Indikator Butir Instrumen Keterangan
(Skor) Mampu
Pemahaman  Membedakan mana yang a. Manakah yang lebih besar?
hubungan lebih besar dan lebih kecil,
keruangan tinggi-rendah, jauh-dekat

b. Manakah yang lebih besar? Mobil truk


atau sepeda motor?

c. Manakah yang lebih panjang?

d. Manakah yang lebih tinggi? Tiang


listrik atau gedung?

Pemahaman  Menyebutkan bentuk angka Tunjuk dan sebutkan nama simbol angka di
Simbolik yang ditunjuk bawah ini

1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
10 11 12 13 14 15 20 26 27 28 29

30 60 80 40 50 70 90 100

Jodohkan!
2
6

7
9
4

 Mengurutkan angka a. Urutkanlah deretan angka di bawah ini


dari yang terbesar ke yang terkecil
1 4 7 9 2 6 3 8 0 5

b. Urutkanlah deretan angka di bawah ini


dari yang terkecil ke yang terbesar
9 3 5 4 8 6 2 7 0 1
 Menyebutkan dan Sebutkan nama-nama simbol di bawah ini
membedakan simbol
matematika + - × ÷ ≤ ≥ < > =

Yang manakah simbol untuk penjumlahan?


÷ + = ≤

Yang manakah simbol untuk pengurangan?

≥ ≤ - =
 Menempatkan simbol Berikan simbol yang tepat untuk melengkapi
sesuai fungsinya dalam operasi di bawah ini!
operasi hitung
1 .... 2 = 3 9 ... 3 = 6
4 .... 2 = 2 3 ... 3 = 9
5 + 5 ... 10 3 ... 4
4 × 2 ... 8 9 ... 1
6 ... 3 = 2 8 ... 8
Nilai Tempat  Menentukan nilai tempat a. Coba klasifikasikan mana yang
suatu angka pada suatu memiliki nilai puluhan dari angka-angka
bilangan di bawah ini!

54 98 145 2367
67 49 598 9070

b. Coba klasifikasikan mana yang


memiliki nilai ratusan dari angka-angka
di bawah ini!

123 345 2378


478 905 4567

c. Isilah titik-titik di bawah ini


1) 9 puluhan + 0 satuan = …
2) 5 puluhan + 8 satuan = …
3) 1 ratusan + 0 puluhan + 3 satuan =

4) 3 ratusan + 5 puluhan + 0 satuan =

5) 9 ribuan + 8 ratusan + 4 puluhan + 2
satuan = …

Proses  Mengerjakan proses 1. 1 + 1 =... 1. 9 – 3 =


operasi perhitungan sederhana 2. 6 + 9 =... 2. 1 4 – 5 =
hitung (penjumlahan, 3. 74 + 6 = … 3. 46 – 29 =
pengurangan, dan
perkalian) 1. 1 x 10 = … 15 + 23 + 24 + 14 +
2. 8 x 7 = … 23 =....

35 – 17 – 18 + 29 –
27 =....
 Mengerjakan operasi 1. 35  1. 15 
    24  +      4  x
matematika bersusun
    .... .    .....
kebawah
2. 28  2. 28
    41  +        15  x
    ....     ......

3. 73 3. 127
    16  -      362  +
    ....     ......
4. 46 4. 233
    33  -     136  -
    ....     ......

    ......
Geometri  Menyebutkan bentuk Tunjuk dan Sebutkan nama-nama bangun di
bangun geometri bawah ini!

 Membedakan bentuk Yang manakah bentuk bujur sangkar?


bangun geometri
Yang manakah bentuk segitiga?

INSTRUMEN INFORMAL

Observasi Deskripsi
1. Posisi duduk
2. Posisi kepala
3. Konsentrasi
4. Gerakan tangan
5. Cara memegang Pensil
6. Kesalahan membaca
7. Posisi buku
8. Intonasi
9. Ekspresi
10.Nada suara (tegang/tidak)
DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. (2010). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar.


Jakarta. Rineka Cipta.
KISI-KISI INSTRUMEN IDENTIFIKASI
ANAK BERKESULITAN BELAJAR SPESIFIK
ASPEK PERSEPSI VISUAL
No Aspek Sub Aspek Indikator Teknik
Pengumpulan Data
1 Persepsi visual 1.1.1 Menunjukan dan menyebutkan Tes
1.1 Hubungan keruangan posisi objek dalam sekumpulan
gambar
1.2.1 Identifikasi objek berdasarkan Tes
bentuk
1.2.2 Identifikasi objek berdasarkan
warna
1.2 Diskriminasi visual
1.2.3 Identifikasi objek berdasarkan
ukuran
1.2.4 Identifikasi objek berdasarkan
arah
1.3 Diskriminasi Bentuk 1.3.1 Menentukan suatu objek dalam Tes
dan Latar latar yang menyertainya
1.4.1 Identifikasi objek (gambar)yang Tes
tidak lengkap.
1.4.2 Identifikasi huruf yang tidak
lengkap
1.4 Visual Closure
1.4.3 Identifikasi angka yang tidak
lengkap
1.4.4 Melengkapi objek (gambar)
yang tidak sempurna
1.5.1 Menyebutkan nama objek yang Tes
diberikan
1.5.2 Mengingat bentuk objek yang
1.5 Mengenal Objek
diberikan
1.5.3 Menujukkan kembali objek-
objek yang sudah diberikan
BUTIR INSTRUMEN IDENTIFIKASI
PERSEPSI VISUAL
Hasil
Sub Aspek Indikator Butir Instrumen Keterangan
pengamatan
Tdk
Dapat
Dapat
1. Hubungan 1.1 Menunjukan dan menyebutkan a. Anak mampu Dikatakan berhasil
Keruangan posisi objek dalam sekumpulan menunjukan dimana jika anak mampu
gambar posisi buku diantara menyelesaikan setiap
beberapa gambar. butir instrumen
b. Anak mampu dengan tepat dalam
menunjukan dimana waktu 30 detik
posisi pensil diantara sebanyak 1 soal
beberapa gambar
c. Anak mampu
menunjukan dimana
posisi spidol diantara
beberapa gambar
d. Anak mampu
menunjukan dimana
posisi bangunan
lingkaran yang
terdapat pada
beberapa gambar.
e. Anak mampu
menunjukan dimana
posisi bangunan
persegi panjang yang
terdapat pada
beberapa gambar.
f. Anak mampu
menunjukan dimana
posisi bangunan
segitiga yang terdapat
pada beberapa
gambar.
2. Diskriminasi 2.1 Identifikasi objek berdasarkan a. Anak mampu Dikatakan berhasil
Visual bentuk menunjukan gambar jika anak mampu
yang berbentuk menyelesaikan setiap
segitiga butir instrumen
b. Anak mampu dengan tepat dalam
menunjukan gambar waktu 30 detik
yang berbentuk sebanyak 1 soal
segiempat
c. Anak mampu
menunjukan gambar
yang berbentuk
lingkaran
d. Anak mampu
menunjukan huruf (a)
dan (e)
e. Anak mampu
menunjukan (g) dan
(y)
2.2 Identifikasi objek berdasarkan a. Anak mampu Dikatakan berhasil
warna menunjukan objek jika anak mampu
yang ditampilkan menyelesaikan setiap
yang berwarna butir instrumen
kuning, hijau dan dengan tepat dalam
merah waktu 30 detik
b. Anak mampu sebanyak 1 soal
menunjukan objek
yang ditampilkan
asesor yang memiliki
warna biru, coklat
dan hitam
c. Anak mampu
menunjukan objek
yang berwarna
orange, putih dan
pink
2.3 Identifikasi objek berdasarkan a. Anak mampu Dikatakan berhasil
ukuran menunjukan gambar jika anak mampu
yang ukurannya lebih menyelesaikan setiap
panjang butir instrumen
b. Anak mampu dengan tepat dalam
menunjukan gambar waktu 30 detik
yang ukurannya lebih sebanyak 1 soal
pendek
c. Anak mampu
membedakan huruf
(h) dan (n)
d. Anak mampu
membedakan huruf
(a) dan (d)
e. Anak mampu
membedakan huruf
(a) dan (g)
f. Anak mampu
membedakan huruf
(u) dan (y)
4. Diskriminasi 4.1 Menentukan suatu objek dalam a. Anak diberikan
Bentuk dan Latar latar yang menyertainya gambar lingkaran Dikatakan berhasil
yang dikelilingi jika anak mampu
gambar segiempat, menyelesaikan setiap
kemudian anak butir instrumen
ditanya dan diminta dengan tepat dalam
untuk menunjukkan waktu 30 detik
gambar lingkaran sebanyak 1 soal
pada gambar tersebut

b. Anak diberikan
gambar anggota
keluarga, kemudian
menanyakan dan
meminta anak untuk
menunjukan gambar
seorang ayah pada
gambar tersebut
5. Visual Closure 5.1 Identifikasi objek (gambar)yang a. Anak mampu Dikatakan berhasil
tidak lengkap menyebutkan jika anak mampu
gambar-gambar menyelesaikan butir-
hewan yang tidak butir instrumen
sempura dengan tepat selama
b. Anak mampu 30 detik sebanyak 1
menyebutkan soal
gambar-gambar
benda yang tidak
sempurna
c. Anak mampu
menyebutkan gambar
buah-buahan yang
tidak sempurna
d. Anak mampu
menyebutkan
gambar-gambar
bagian tubuh yang
tidak sempurna
e. Anak mampu
menyebutkan gambar
bagian tubuh yang
hilang
f. Anak mampu
menyebutkan gambar
bagian tubuh hewan
yang hilang
4.2 Identifikasi huruf yang tidak a. Anak mampu Dikatakan berhasil
lengkap menyebutkan huruf- jika anak mampu
huruf yang tidak menyelesaikan butir-
sempurna butir instrumen
dengan tepat selama
30 detik sebanyak 1
soal
4.3 Identifikasi angka yang tidak a. Anak mampu Dikatakan berhasil
lengkap menyebutkan angka- jika anak mampu
angka yang tidak menyelesaikan butir-
lengkap butir instrumen
dengan tepat selama
30 detik sebanyak 1
soal
4.4 Melengkapi objek (gambar) a. Anak mampu Dikatakan berhasil
yang tidak sempurna melengkapi bagian- jika anak mampu
bagian puzzle yang menyelesaikan butir-
hilang butir instrumen
dengan tepat selama
30 detik sebanyak 1
soal
5. Mengenal Obyek 5.1 Menyebutkan nama objek yang a. Anak dapat Dikatakan berhasil
diberikan menyebutkan jika anak mampu
kembali gambar yang menyelesaikan setiap
sudah dilihat dan butir instrumen
diamatinya dengan tepat dalam
waktu 30 detik
sebanyak 1 soal
5.2 Mengingat bentuk objek yang a. Anak dapat Dikatakan berhasil
diberikan menunjukan gambar jika anak mampu
yang bentuknya menyelesaikan setiap
pernah ia lihat butir instrumen
sebelumnya dengan tepat dalam
waktu 30 detik
sebanyak 1 soal
5.3 Menunjukkan kembali objek- a. Anak dapat Dikatakan berhasil
objek yang sudah diberikan menunjukkan jika anak mampu
kembali gambar yang menyelesaikan setiap
sudah diperlihatkan butir instrumen
sebelumnya dengan tepat dalam
waktu 30 detik
sebanyak 1 soal

LEMBAR KERJA SISWA


Hasil Keterangan
Pengamatan
Indikator Butir Instrumen
Dapat Tdk
dapat
1. Menunjukan suatu a. Tunjukan dimana posisi buku diantara beberapa
objek dalam suatu gambar.
ruangan dengan
objek lain.

b. Tunjukan dimana posisi pensil dan pulpen diantara


beberapa gambar.

c. Tunjukan dimana posisi spidol diantara beberapa


gambar.

d. Tunjukan dimana posisi bangunan lingkaran yang


terdapat pada beberapa gambar.
e. Tunjukan dimana posisi bangunan persegi panjang
yang terdapat pada beberapa gambar.

f. Tunjukan dimana posisi bangunan segitiga yang


terdapat pada beberapa gambar.

2. Identifikasi objek a. Tunjukan gambar yang berbentuk segitiga pada


berdasarkan bentuk gambar dibawah ini
b. Tunjukan gambar gambar yang berbentuk segiempat
pada gambar dibawah ini

c. Tunjukan gambar gambar yang berbentuk segiempat


pada gambar dibawah ini

d. Tunjukan huruf (a) dan (e) pada tabel dibawah ini


a e e
a a e
e a a
e. Tunjukan huruf (g) dan (y) pada tabel dibawah ini
g y g
y g g
g g y
7. Identifikasi objek a. Anak mampu menunjukan objek yang ditampilkan
berdasarkan warna yang berwarna kuning, hijau dan merah
b. Anak mampu menunjukan objek yang ditampilkan
asesor yang memiliki warna biru, coklat dan hitam

c. Anak mampu menunjukan objek yang berwarna


orange, putih dan pink

4. Identifikasi objek a. Tuntukan gambar yang ukurannya lebih panjang dari


berdasarkan gambar berikut
ukuran

b. Tunjukan gamabr yang ukurannya lebih pendek

c. Tunjukan huruf (h) dan (n) pada tabel berikut


n h h
h n h
n h n
d. Tunjukan huruf (a) dan (d) dalam tabel berikut
a d d
a a d
d a a
e. Tunjukan huruf (a) dan (g) dalam tabel tersebut
g a a
a g g
g a a
f. Tunjukan huruf (u) dan (y) dalam tabel tersebut
y y u
u u u
u y y
10. Identifikasi a. Tunjukan anak panah menunjukan arah kiri
objek berdasarkan
arah
b. Tunjukan anak panah yang menunjukan arah kanan

c. Tunjukan huruf (b) dan (d) dalam tabel berikut


b d b
d b d
d b b
d. Tunjukan huruf (u) dan (n) dalam tabel berikut
n u n
u n u
u u n
e. Tunjukan huruf (w) dan (m) dalam tabel berikut
m w m
m m w
w m w
f. Tunjukan huruf (s) dan (z) dalam tabel berikut
s z s
z s z
s z s
g. Tunjukan angka (6) dan (9) dalam tabel berikut
6 9 6
9 6 9
6 9 9
7. Menentukan suatu a. Tunjukan gambar lingkaran pada gambar dibawah ini
objek dalam latar
yang menyertainya

b. Tunjukan gambar ayah pada gambar dibawah ini

8. Identifikasi objek a. Sebutkan gambar-gambar hewan yang tidak


(gambar)yang sempurna
tidak lengkap
b. Sebutkan gambar-gambar benda yang tidak
sempurna

c. Sebutkan gambar buah-buahan yang tidak sempurna


d. Sebutkan gambar-gambar anggota tubuh yang tidak
sempura

e. Sebutkan gambar bagian tubuh yang hilang


f. Sebutkan bagian tubuh hewan yang tidak hilang
9. Identifikasi huruf a. Sebutkan huruf-huruf yang tidak sempurna
yang tidak lengkap
10. Identifikasi a. Sebutkan angka-angka yang tidak sempurna
angka yang tidak
lengkap

11. Melengkapi a. Lengkapi bagian-bagian puzzle yang hilang


objek (gambar)
yang tidak
sempurna
12. Menyebutkan a. Lihat dan amati gambar berikut(diberikan waktu 2
nama objek yang menit). kemudian sebutkan gambar apa saja yang
diberikan kamu lihat.

13. Mengingat a. Tentukan gambar dibawah ini yang bentuknya


bentuk objek yang pernah kamu lihat sebelumnya.
diberikan
14. Menunjukkan a. Tunjukkan kembali gambar yang pernah kamu lihat
kembali objek- sebelumnya.
objek yang sudah
diberikan
Kisi-Kisi Instrumen Asesmen Persepsi Auditoris

Teknik yang
Aspek Sub Aspek Indikator
digunakan
1. Perkembangan 1.1 Kesadaran Fonologis 1.1.1 Identifikasi bunyi vokal diakhir
Persepsi Auditoris 1.1.2 Identifikasi bunyi vokal diawal
1.1.3 Identifikasi bunyi konsonan-vokal Tes dan observasi
diakhir
1.1.4 Identifikasi bunyi konsonan-vokal
diawal
2.1 Diskriminasi auditoris 2.1.1 Membedakan bunyi keras, lemah, Tes dan observasi
jauh-dekat, tinggi-rendah, cepat-
lambat, foreground-kegaduhan.
2.1.2 Membedakan bunyi benda
2.1.3 Identifikasi bunyi akhir yang sama
2.1.4 Identifikasi bunyi akhir yang
hampir sama
2.1.5 Identifikasi bunyi akhir yang
berbeda
3.1 Ingatan auditori 3.1.1 Mengingat suara binatang
3.1.2 Mengingat suara teman sekelas
3.1.3 Mengingat suara guru Tes dan observasi
3.1.4 Mengingat suara alat-alat musik
3.1.5 Mengingat suara transportasi
4.1 Urutan auditif 4.1.1 Melakukan dua perintah lisan
secara berurutan
4.1.2 Melakukan tiga perintah lisan
Tes dan observasi
secara berurutan
4.1.3 Melakukan empat perintah lisan
secara berurutan
5.1 Perpaduan auditif: 5.1.1 Menyebutkan kembali bunyi fonem Tes dan observasi
Kemampuan memadukan tunggal
elemen-elemen fonem 5.1.2 Menyebutkan kembali bunyi
tunggal atau berbagai berbagai fonem
fonem menjadi suatu kata 5.1.3 Memadukan kembali bunyi fonem
yang utuh tunggal atau berbagai fonem menjadi
kata yang utuh
Instrumen Asesmen Persepsi Auditoris

Tidak
Aspek Sub Aspek Indikator Butir Instrumen Mampu K
mampu
1. Perkemb 1.1 kesadaran 1.1.1 Dapat 1.1.1.1 Pilihlah gambar yang bunyi akhirnya terdengar
angan fonologis membedakan (a)
Persepsi bunyi vokal
Auditoris (a,i,u,e,o)
diakhir kata

1.1.1.2 Pilihlah gambar yang bunyi akhirnya terdengar


(i)

1.1.1.3 Pilihlah gambar yang bunyi akhirnya terdengar


(u)

1.1.1.4 Pilihlah gambar yang bunyi akhirnya terdengar


(e)
1.1.1.5 Pilihlah gambar yang bunyi akhirnya terdengar
(o)

1.1.2 Dapat 1.1.2.1 Pilihlah gambar yang bunyi awalya terdengar (a)
membedakan
bunyi vokal
(a,i,u,e,o)
diawal kata

1.1.2.2 Pilihlah gambar yang bunyi awalnya terdengar


(i)

1.1.2.3 Pilihlah gambar yang bunyi awalnya terdengar


(u)
1.1.2.4 Pilihlah gambar yang bunyi awalnya terdengar
(e)

1.1.2.5 Pilihlah gambar yang bunyi awalnya terdengar


(o)

1.1.3 Dapat 1.1.3.1 Pilihlah gambar yang bunyi akhirnya terdengar


membedakan (am) ayam
bunyi konsonan-
vokal diakhir

1.1.3.2 Pilihlah gambar yang bunyi akhirnya terdengar


(ci) kunci
1.1.3.3 Pilihlah gambar yang bunyi akhirnya terdengar
(ku) buku

1.1.3.4 Pilihlah gambar yang bunyi akhirnya terdengar


(le) lele

1.1.3.5 Pilihlah gambar yang bunyi akhirnya terdengar


(ko) teko

1.1.1 Dapat 1.1.1.1 Pilihlah gambar yang bunyi awalnya terdengar


(ga) garpu
membedakan
bunyi konsonan-
vokal diawal
1.1.4.2 Pilihlah gambar yang bunyi awalnya terdengar
(pi) pintu

1.1.4.3 Pilihlah gambar yang bunyi awalnya terdengar


(bu) buku

1.1.4.4 Pilihlah gambar yang bunyi awalnya terdengar


(le) lemari

1.1 Pilihlah gambar yang bunyi awalnya terdengar


(bo) botol
2.1 Diskrimin 2.1.1 Membedakan 2.1.1.1 Anak diperdengarkan bunyi dengan volume yang
asi bunyi keras- keras dan lemah secara bersamaan dan ditanya
auditoris lemah, jauh- mengenai perbedaannya
dekat, tinggi- 2.1.1.2 Anak diperdengarkan bunyi dengan jarak yang
rendah, cepat- berbeda secara bersamaan dan ditanya mengenai
lambat, jarak bunyi tersebut
foreground- 2.1.1.3 Anak di perdengarkan bunyi atau suara dengan
kegaduhan. intensitas yang berbeda yaitu tinggi dan rendah
secara bersamaan, dan ditanyai mengenai
perbedaannya
2.1.1.4 Anak diperdengarkan bunyi atau suara dengan
ritme yang berbeda (cepat dan lambat) dan
ditanyai mengenai perbedaan suara tersebut
2.1.1.5 Anak diperdengarkan suara gaduh dan ditanyai
mengenai dominasi suara tersebut
2.1.2 Membedakan 2.1.2.1 Anak diperdengarkan bunyi atau suara lonceng,
bunyi benda sirine, dan klakson, dan ditanyai perbedaannya
2.1.3 Identifikasi 2.1.3.1 Anak diperdengarkan bunyi kata yang bersajak
bunyi akhir akhir beda: pas-bas-mas-nas-gas-das-kas, pis-bis-
yang sama dis-gis-mis-kis-nis, pus-bus-dus-gus-mus-kus-
nus, pes-bes-des-ges-mes-kes-nes, pos-bos-dos-
gos-mos-kos-nos
Dan ditanyai apakah ada persamaan dari kata
yang diucapkan.
2.1.4 Identifikasi 2.1.4.1 Anak diperdengarkan bunyi kata yang bersajak
bunyi akhir akhir hampir sama: (bas-das, kas-gas, mas-nas,
yang hampir pas-bas), (bus-dus, kus-gus, mus-nus, pus-bus),
sama (bek-dek, kek-gek, mek-nek, pek-bek)
Dan ditanyai apakah ada perbedaan dari kata
yang diucapkan.
2.1.5 Identifikasi 2.1.5.1 Anak diperdengarkan bunyi kata yang bersajak
bunyi akhir akhir hampir sama: (huruf konsonan yang sama
yang berbeda dengan huruf vokal yang berbeda a-i-u-e-o)
Dan ditanyai apakah ada perbedaan dari kata
yang diucapkan.
7.1 Ingatan 3.1.1 Mengingat 3.1.5.1 Anak diminta untuk mengingat, membedakan dan
auditori suara binatang menyebutkan suara binatang:
a. Kuda
b. Keledai
c. Babi
d. Kambing
e. Sapi

3.1.2 Mengingat 3.1.2.1 Anak diminta untuk mengingat, membedakan dan


suara teman menyebutkan temannya yang bernama:
sekelas a. …..
b. …..
c. …..

3.1.3 Mengingat 3.1.3.1 Anak diminta untuk mengingat, membedakan dan


suara guru menyebutkan gurunya yang bernama:
a. …..
b. …..
c. …..
3.1.4 Mengin 3.1.4.1 Anak diminta untuk mengingat, membedakan dan
gat suara alat- menyebutkan suara alat musik:
alat music a. drum
b. gitar/ukulele
c. piano
d. harmonica
e. kicrik-kicrik

3.1.5 Mengingat 3.1.5.1 Anak diminta untuk mengingat,


suara membedakan dan menyebutkan suara transportasi:
teransportasi a. mobil
b. motor
c. sepeda
d. pesawat
e. kereta
12.1 Urutan 4.1.1 Melakukan Anak diminta mengikuti instruksi berikut.
auditif dua perintah 4.1.1.1. Buka buku halaman
lisan secara
berurutan
4.1.2 Melakukan Anak diminta mengikuti instruksi berikut.
tiga perintah 4.1.2.1. Cari potongan kertas warna hijau
lisan secara
berurutan
4.1.3 Melakukan Anak diminta mengikuti instruksi berikut.
empat perintah 4.1.3.1. Copot potongan kertas warna hijau tersebut
lisan secara 4.1.3.2. Lipatlah potongan kertas tersebut menjadi
berurutan dua bagian
15.1 Perpad 5.1.1 Memadukan 5.1.1.1 Coba tuliskan bunyi huruf berikut ini: p, b, m, n, c,
uan kembali bunyi d, g, e
auditif: fonem tunggal
Kemampu 5.1.2 Memadukan 5.1.2.1 Coba tuliskan bunyi suku kata berikut ini: bu, ku,
an kembali gu, ru, me, ja
memaaduk bunyi
an berbagai
elemen- fonem
elemen 5.1.3 Memadukan 5.1.3.1 Coba tuliskan bunyi huruf berikut ini sehingga

fonem kembeli menjadi kata yang utuh

tunggal bunyi fonem b-u-k-u,

atau tunggal atau m-a-i-n,

berbagai berbagai s-e-k-o-l-a-h,

fonem fonem b-e-l-a-j-a-r,

menjadi menjadi kata g-u-r-u

suatu kata yang utuh.

yang utuh

Penilaian:
Mampu = 2

Tidak mampu = 1
INSTRUMEN ATENSI DAN KONSENTRASI
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Pendidikan Anak Berkesulitan Belajar
yang di ampu oleh :
Dr. Endang Rusyani,M.Pd

Oleh

Ayu Kurniasari Isro’i 1608090


Diva Noer Apriliani 1603462
Ega Yuristia Wahyuni 1601799
Inge Rifa. Risanti 1603590
Maryanti Eka Susanti 1201889

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KHUSUS


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2018

 Teori dalam buku Psikologi Kognitif Robert J. Stenberg


Habituasi adalah kondisi yang kita menjadi terbiasa dengan sebuah stimulus sehingga
secara bertahap kita makin kurang memberikan perhatian padanya. Habituasi ternyata
mendukung system atensi kita. Namun system atensi mengemban lebih banyak fungsi daripada
sekedar menyetel stimuli dan menyesuaikan diri dengan stimuli-stimuli baru. Sekurang-
kurangnya ada empat fungsi utama atensi alam sadar :
1. Atensi-terbagi (divided attention) : Terlibat di dalam lebih dari satu tugas pada waktu
yang bersamaan
2. Kewaspadaan dan pendeteksian sinyal (vigilance and signal detection) : Dalam
banyak kejadian, dengan penuh kewaspadaan kita berusaha mendeteksi apakah kita
melihat sinyal atau tidak, sebuah target khusus dari stimulus yang menarik perhatian.
3. Penelusuran (search) : Kita sering terlibat di dalam penelusuran aktif terhadap stimuli
tertentu
4. Atensi-selektif (selective attention) : Mengabaikan atau minimal mengurangi
penitikberatan sejumlah stimuli

 Kisi- Kisi Instrumen

Jumlah
No Aspek Sub Aspek Indikator
Soal
1 Atensi 1.1 Atensi Alam 1.1.1 Atensi-terbagi (divided
3
Sadar attention
1.1.2 Kewaspadaan dan
pendeteksian sinyal (vigilance 2
and signal detection)

1.1.3 Penelusuran (search) 3

1.1.4 Atensi-selektif (selective


2
attention
 Instrumen Atensi

Penilaian

No Aspek Sub Aspek Indikator Butir instrumen Mampu Mampu Tidak Keterangan
dengan Mampu
Hambatan
1 Atensi 1.1 Atensi Alam 1.1.1 Atensi-terbagi 1. Anak diperintah untuk
Sadar (divided mendengarkan musik sambil
attention menggambar
2. Anak diperintah untuk
melakukan sebuah permainan
tradisional “Gunung Meletus”
3. Anak diperintah untuk
menulis suatu kalimat “
Kancil sedang menipu buaya
untuk menyebrangi sungai”
sambil diperintah untuk
bernyanyi lagu satu-satu.
1.1.2 Kewaspadaan 1. Apakah anak waspada dengan
dan bau bau yang memang
pendeteksian tergolong berbahaya, misalkan
sinyal apakah anak tanggap dengan
(vigilance and bau sesuatu yang telah
signal dibakar. Mampukah anak
detection) mencari bau tersebut dan
menemukannya
2. Pada saat jam jam menuju
istirahat, apakah anak tanggap
dengan bunyi bel istirahat.
Segera meninggalkan ruang
kelas
1.1.3 Penelusuran 1. Temukan huruf B diantara
(search) huruf di bawah ini

2. Temukan lingkaran hitam


penuh
3. Temukan gambar yang
berbeda dari setiap
susunannya

1.1.4 Atensi-selektif 1. Anak diperintah untuk


(selective attention mendengar dan menulis sebuah
cerita “Suatu hari ketika kancil
sedang dikejar oleh anjing, dia
bermaksud untuk menyebrangi
sebuah sungai, namun didalam
sungai terdapat banyak buaya.
Tak kehilangan akal si kancil pun
menipu para buaya agar bisa
menyebrangi sungai tersebut”
dengan suasana kelas yang sedikit
ramai, dan adanya video yang
sedang diputar.
2. Anak diperintah untuk
menyebutkan warnanya bukan
tulisannya

No Aspek Sub-Aspek Indikator Butir Instrumen Penilaian Keterangan


Mampu Mampu Tidak
dengan mampu
hambatan
1 Konsentras 1.1Pemusatan 1.1.1.Terganggu 1. Asesor melihat konsentrasi
i Belajar Pikiran oleh keadaan anak dengan keadaan kelas yang
lingkungan di seting berisik
2. Anak disuruh mengerjakan soal
di lingkungan yang berisik

1.1.2.Fokus 1. Anak memusatkan pandangan


pandangan kepada asesor ketika diajak
berbicara

1.1.3.Waktu Belajar 1. Anak bisa focus belajar lebih


dari 15 menit

1.2 Motivasi 1.2.1Kurang 1. Anak mau belajar ketika ada


berminat terhadap mata pelajaran yang tidak disukai
mata pelajaran yang
dipelajari 2. Anak mau mengerjakan tugas
pada pelajaran yang dia tidak
suka

1.3 Kesiapan 1.3.1 Tidak 1. Anak fokus terhadap pelajaran


Belajar terpusatnya pikiran yang sedang berlangsung (tidak
karena memikirkan bisa diam)
hal lain 2. Anak menyelesaikan tugas
yang di berikan
1.4 Perasaan 1.4.1 Bosan 1. Anak mau mengikuti
Tertekan terhadap proses pembelajaran sampai akhir
pembelajaran yang 2. Anak bisa diam selama proses
dilalui pembelajaran berlangsung (lari2,
mengganggu teman nya)

Masiri : Bagaiamana menyetting agar kelas berisik


Indri ;pelaksanaan nya klasikal atau individual?
Dede siti : observsi atau tes?
A. KISI- KISI INSTRUMEN

Perkembangan motorik menurut Gallahue, Johnson dan Werner, dan sumber dari buku profil perkembangan anak dari
K.Eileen Allen dan Lynn R Marotz
Aspek Jumlah
No Sub Aspek Tujuan Indikator
motorik Soal
1 Motorik 1. Keterampilan 1.Untuk 1. Anak mampu
Kasar Lokomotor mengukur berjalan dari satu
kemampuan tempat ke tempat lain
motorik 2. Anak mampu
(bergerak) berlari dari satu
anak tempat ke tempat lain

3. Anak mampu
meloncat dari satu
tempat ke tempat lain

2. Keterampilan 1.Untuk 1. Anak mampu


Non-Lokomotor mengukur mengayunkan salah
gerakan anggota satu anggota tubuh
tubuh yang tidak 2. Anak mampu
menyebakan mempertahankan
seluruh tubuh keseimbangan
berpindah tempat tubuhnya

3. Keterampilan 1.Untuk 1. Anak mampu


Manipulatif mengukur melempar bola
bentuk gerakan 2. Anak mampu
dari anggota menangkap bola
tubuh secara
lebih terampil

2. Motorik 1.Grasping 1.Untuk 1. Anak mampu


halus (menggenggam) menguasai atau menggenggam benda
mengontrol 2. Anak mampu
objek dengan memegang benda
jari-jari maupun dengan dua jari
tangan
2. Manipulation 1. Untuk anak 1. Anak mampu
(manipulasi) dapat melakukan kegiatan
menggunakan yang menekankan
konsep dan pada perkembangan
melakukan kemampuan

1
kegiatan mengikuti
pengarahan
3.two-hand 1. Untuk anak 2. Anak mampu
coordination melaksanakan mengkoordinasikan
(kordinasi tindakan dengan antara tangan kanan
ketangkasan kedua tangan dan tangan kirinya
menggubakan yang
kedua tangan terkoordinasi
4.eye-hand 1.Untuk 1. Anak mampu
coordination melaksanakan mengkoordinasikan
(kordinasi maata tindakan dengan tangan dengan tepat
tangan dipandu melalui panduan
ketepatan mata penglihatan (mata)
dalam
penempatan
5.dexterity and 1.Untuk 1. Anak mampu
strenght melaksanakan mengatur
(ketangkasan dan tindakan dari ketangkasan dan
kekuatan) ketangkasan dan kekuatan otot-otot
kekuatan otot- tangan dan jari-
otot tangan dan jarinya
jari-jari

2
B. INSTRUMEN ASPEK MOTORIK

Penilaian
Aspek
No Kemampuan Gambaran Butir-Butir Instrumen Keterangan
Motorik
3 2 1

1 Motorik 1. Keterampilan 1. Berjalan dari satu 1. Anak diminta berjalan ke


Kasar Lokomotor tempat ke tempat depan
lain 2. Anak diminta berjalan
(Menurut, mundur
Gallahue) 3. Anak diminta berjalan lurus
pada garis pada ubin yang
disediakan

2. Berlari dari satu 1. Anak diminta untuk berlari


tempat ke tempat
lain

3. Meloncat dari satu 1. Anak diperitah untuk


tempat ke tempat melompat sejauh 50 cm
yang lain 2. Anak di perintah untuk
melompati rintangan
dengan jarak 1 m

1. Keterampila 1. Mengayunkan 1. Anak diperintah untuk


n Non- salah satu anggota mengyunkan kedua
Lokomotif tubuh tangannya
2. Anak diperintah untuk
mengayun tungkai kaki

3
kedepan
3. Anak diperintah untuk
mengayun tungkai kaki
kebelakang

2. Mempertahankan 1. Anak diperintah untuk


keseimbangan berdiri dengan satu kaki
tubuhnya kanan selama 30 detik
2. Anak diperintah untuk
berdiri dengan satu kaki
kiri selama 30 detik

1. Keterampilan 1. Melempar bola 1. Anak mampu melempar


Manipulatif bola ke arah depan sejauh 80
cm
2.Anak diperintah untuk
melemparkan bole ke bawah
sehingga memantul

2. Menangkap bola 1. Anak diperintah untuk


menangkap bola dari arah
atas

2. Anak diperintah untuk


menangkap bola dari arah
depan

4
2. Motorik 1. Grassping 1. Menggenggam
Halus (menggengga benda 1. Anak mampu
m) menggenggam kelereng
Menurut 2. Anak mampu
( Jonshon menggenggam beras
dan Warner,
197:139) 2. Memegang benda 1. Anak diminta memegang
dengan dua jari pulpen dengan jari telunjuk
dan jempol

2. Manipulasi 1. Melakukan 1. Anak diminta menjiplak


(Manipulatio kegiatan yang bentuk segitiga dan persegi
n) menekankan pada panjang.
perkembangan 2. Anak diminta
kemampuan memanipulasi plastisin
mengikuti menjadi bentuk lain sesuai
pengarahan apa yang dicontohkan
(bentuk ular)
3. Anak mampu menggambar
orang secara lengkap
3. Two-hand 1. Mengkoordinasik 1. Anak mampu membuka
coordination an antara tangan bungkus permen
(koordinasi kanan dan kirinya 2. Anak mampu menggunting
ketangkasan kertas seuai dengan pola
menggunaka (pola segilima)
n kedua 3. Anak mampu
tangan) mengancingkan bajunya
sendiri
4. Eye-hand 1. Mengkoordinasik 1. Anak diminta
coordination an tangan dengan menyelesaikan puzzle

5
(koordinasi tepat melalui sederhana
mata tangan) panduan
penglihatan
(mata)
5. Dexteriry 1. mengatur 1. Anak mampu memasukan
and strenght ketangkasan dan surat kedalam amplop
(ketangkasan kekuatan otot-
dan otot tangan dan
kekuatan) jari-jarinya

6
KRITERIA PENILAIAN
Aspek Motorik

Aspek
No Kemampuan Gambaran Butir-butir Instrumen Kriteria Penilaian
Motorik

1. Mampu : Anak dapat berjalan kedepan di atas sebuah


1. Berjalan dari garis sejauh 1 m, dengan waktu 10 detik
satu tempat ke 2. Mampu dengan hambatan : Anak dapat berjalan
Motorik
tempat lain 1. Anak diperintah kedepan cepat di atas sebuah garis sejauh 1 m, dengan
Kasar 1. Keterampila
1. untuk berjalan kedepan waktu lebih dari 20 detik, dengan posisi tubuh tidak
(Menurut, n
sejauh 1 m tegap dan tetap
Gallahue) Lokomotor
3. Tidak mampu: Anak tidak dapat sama sekali berjalan
cepat di atas sebuah garis/ Anak tidak mampu
menyelesaikannya

1. Mampu : Anak dapat berjalan mundur sejauh 1 m


dengan waktu 7 detik
2. Mampu dengan hambatan : Anak dapat berjalan mundur
2. Anak diminta untuk
sejauh 1 m, dengan waktu lebih dari 14 detik, dengan
mundur sejauh 1 m
posisi tubuh tidak tegap dan tetap
3. Tidak mampu: Anak tidak dapat sama sekali berjalan
mundur / Anak tidak mampu menyelesaikannya

2.Berlari dari satu 1. Mampu : Anak dapat berlari sejauh 3 m dengan waktu 8
tempat ke tempat detik dengan posisi tegak
lain 1. Anak diperintah untuk 2. Mampu dengan hambatan : Anak dapat berlari sejauh 3
berlari sejauh kurang m, dengan waktu lebih dari 16 detik.
lebih 3 m 3. Tidak mampu: Anak tidak dapat sama sekali berlari /
Anak tidak mampu menyelesaikannya

3.Melompat dari 1. Anak diperitah untuk 1. Mampu : Anak dapat melompat sejauh 50 cm, dengan

7
satu tempat ke posisi badan tetap tegap, juga tanpa adanya hilang
tempat lain. keseimbangan.
2. Mampu dengan hambatan : Anak dapat melompat
melompat sejauh 50 cm sejauh 50 cm, namun dengan posisi badan yang tidak
tegap, juga sedikit hilang keseimbangan.
3. Tidak mampu: Anak tidak dapat sama sekali melompat
sejauh 50 cm / Anak tidak mampu menyelesaikannya
1. Mampu : Anak dapat melompati rintangan sejauh 1m,
dengan posisi badan tetap tegap, juga tanpa adanya
hilang keseimbangan, dalam waktu 5 detik.
2. Anak di perintah untuk 2. Mampu dengan hambatan : Anak dapat melompati
melompati rintangan rintangan sejauh 1m, dengan posisi badan yang tidak
dengan jarak 1 m tegap, juga sedikit hilang keseimbangan, dalam waktu
lebih dari 10 detik
3. Tidak mampu: Anak tidak dapat sama sekali melompati
rintangan sejauh 1 m / Anak tidak mampu
menyelesaikannya
1.Mengayunkan 1. Mampu : Anak dapat mengayunkan kedua tangannya,
salah satu anggota dengan posisi badan tetap tegap, juga tanpa adanya hilang
tubuh keseimbangan,
2. Keterampila 1. Anak diperintah untuk 2. Mampu dengan hambatan : Anak dapat mengayunkan
n Non- mengayunkan kedua kakinya kedua tangannya, dengan posisi badan yang tidak
Lokomotif tangannya tegap, juga sedikit hilang keseimbangan.
3. Tidak mampu: Anak tidak dapat sama sekali tidak
mampu mengayunkan kedua tangannya / Anak tidak
mampu menyelesaikannya
2.Anak diperintah untuk 1. Mampu : Anak dapat mengayunkan kakinya ke depan,
mengayunkan kaki ke dengan posisi badan tetap tegap, juga tanpa adanya hilang
belakang keseimbangan,
2. Mampu dengan hambatan : Anak dapat mengayunkan
kakinya ke depan, dengan posisi badan yang tidak tegap,
juga sedikit hilang keseimbangan.
3. Tidak mampu: Anak tidak dapat sama sekali tidak

8
mampu mengayunkan kakinya ke depan / Anak tidak
mampu menyelesaikannya
1. Mampu : Anak dapat mengayunkan tungkai kakinya ke
belakang, dengan posisi badan tetap tegap, juga tanpa
adanya hilang keseimbangan,
3. Anak di perintah untuk 2. Mampu dengan hambatan : Anak dapat mengayunkan
mengayunkan tungkai kaki tungkai kakinya ke belakang, dengan posisi badan yang
ke depan tidak tegap, juga sedikit hilang keseimbangan.
3. Tidak mampu: Anak tidak dapat sama sekali tidak
mampu mengayunkan tungkai kakinya ke belakang / Anak
tidak mampu menyelesaikannya
2.Mempertahankan 1. Mampu : Anak dapat berdiri dengan satu kaki kanan
keseimbangan selama 30 detik, dengan posisi badan tetap tegap, juga
tubuhnya tanpa adanya hilang keseimbangan,
1. Anak diperintah untuk 2. Mampu dengan hambatan : Anak dapat berdiri dengan
berdiri dengan satu kaki satu kaki kanan selama 30 detik dengan posisi badan yang
kanan selama 30 detik tidak tegap, juga sedikit hilang keseimbangan.
3. Tidak mampu: Anak tidak dapat sama sekali berdiri
dengan satu kaki kanan selama 30 detik / Anak tidak
mampu menyelesaikannya
1. Mampu : Anak dapat berdiri dengan satu kaki kiri
selama 30 detik, dengan posisi badan tetap tegap, juga
tanpa adanya hilang keseimbangan,
2. Anak diperintah untuk 2. Mampu dengan hambatan : Anak dapat berdiri dengan
berdiri dengan satu kaki kiri satu kaki kiri selama 30 detik dengan posisi badan yang
selama 30 detik tidak tegap, juga sedikit hilang keseimbangan.
3. Tidak mampu: Anak tidak dapat sama sekali berdiri
dengan satu kaki kiri selama 30 detik / Anak tidak mampu
menyelesaikannya
3.Keterampilan 1.Melempar bola 1. Anak mampu melempar 1. Mampu : Anak dapat melempar bola sejauh 80 cm,
Manipulatif bola ke arah depan sejauh dengan tepat, tanpa kesulitan sedikitipun
80 cm 2. Mampu dengan hambatan : Anak dapat melempar bola
sejauh 80 cm, dengan ada kesulitan, seperti kehilangan

9
keseimbangan tubuh, selain itu dapat melempar bola
namun hanya sejauh 50 cm.
3. Tidak mampu: Anak tidak dapat melempar bola kurang
dari 50 cm. Atau Anak tidak mampu sama sekali melempar
bola.
1. Mampu : Anak dapat melempar bole ke bawah sehingga
memantul, dengan tepat, tanpa kesulitan sedikitipun
2. Mampu dengan hambatan : Anak dapat melempar bole
2.Anak diperintah untuk
ke bawah sehingga memantul, dengan ada kesulitan, seperti
melemparkan bole ke bawah
kehilangan keseimbangan tubuh, selain itu dapat melempar
sehingga memantul
bola namun pantulan dari bola tidak terlalu tinggi
3. Tidak mampu: Anak tidak dapat melempar bole ke
bawah sehingga memantul.
2.Menangkap Bola 1. Mampu : Anak dapat menangkap bola dari arah atas,
dengan tepat, tanggap, tanpa kesulitan sedikitipun
2. Mampu dengan hambatan : Anak dapat menangkap bola
1. Anak diperintah untuk
dari arah atas, dengan ada kesulitan, seperti kehilangan
menangkap bola dari
keseimbangan tubuh, selain itu dapat menangkap bola, lalu
arah atas
setelah itu terjatuh, dan bolanya terlepas
3. Tidak mampu: Anak tidak dapat menangkap bola setelah
beberapa kali percobaan.
1. Mampu : Anak dapat menangkap bola dari arah depan,
dengan tepat, tanggap, tanpa kesulitan sedikitipun
2. Anak diperintah untuk 2. Mampu dengan hambatan : Anak dapat menangkap bola
menangkap bola dari dari arah depan, dengan ada kesulitan, seperti kehilangan
arah depan keseimbangan tubuh, selain itu dapat menangkap bola, lalu
setelah itu terjatuh, dan bolanya terlepas
3. Tidak mampu: Anak tidak dapat menangkap bola setelah
beberapa kali percobaan.
1. Motorik 6. Grassping 1.Menggenggam 1. Anak mampu 1. Mampu : Anak dapat menggenggam dengan penuh
Halus (menggenggam) benda menggenggam kelereng kelereng, Kelereng yang digenggam tidak terjatuh.
Menurut 2. Mampu dengan hambatan : Anak dapat menggenggam
( Jonshon kelereng, dengan tidak penuh (kelereng tidak tergenggam

10
dan Warner, semuanya), namun kelereng tetap tidak terjatuh.
197:139) 3. Tidak mampu: Anak tidak dapat menggenggam
kelereng,
1. Mampu : Anak dapat menggenggam dengan penuh
beras, beras yang digenggam tidak terjatuh.
2. Anak mampu 2. Mampu dengan hambatan : Anak dapat menggenggam
menggenggam beras beras, dengan tidak penuh (beras tidak tergenggam
semuanya), dan beberapa beras terjatuh
3. Tidak mampu: Anak tidak dapat menggenggam beras
3. Manipulasi 1.Melakukan 1. Mampu : Anak dapat menjiplak bentuk segitiga dan
(Manipulation) kegiatan yang persegi panjang dengan baik, dan rapi
menekankan pada 2. Mampu dengan hambatan : Anak dapat menjiplak
perkembangan 1. Anak mampu menjiplak bentuk segitiga dan persegi panjang namun tidak terlalu
kemampuan bentuk segitiga dan bagus, seperti jiplakannya tidak lurus, atau bergerigi. Atau
mengikuti persegi panjang disini anak mampu menyelesaikannya dengan waktu yang
pengarahan lebih lama dibanding dengan teman temannya
3. Tidak mampu: Anak tidak dapat menjiplak bentuk
segitiga dan persegi panjang sama sekali
1. Mampu : Anak dapat memanipulasi plastisin menjadi
bentuk lain sesuai apa yang dicontohkan dengan baik
2. Anak mampu 2. Mampu dengan hambatan : Anak dapat memanipulasi
memanipulasi plastisin plastisin menjadi bentuk lain namun agak tidak sesuai
menjadi bentuk lain dengan apa yang dicontohkan, atau pada saat pembuatan
sesuai apa yang plastisin ini, terdapat beberapa hambatan seperti
dicontohkan (bentuk membutuhkan waktu yang lama untuk menyelesaikan hal
ular) tersebut
3. Tidak mampu: Anak tidak dapat memanipulasi plastisin
menjadi bentuk lain sesuai apa yang dicontohkan sama
sekali
3. Anak mampu 1. Mampu : Anak dapat menggambar orang secara lengkap
menggambar orang 2. Mampu dengan hambatan : Anak dapat m menggambar
secara lengkap orang namun ada beberapa bagian yang hilang
3. Tidak mampu: Anak tidak dapat menggambar orang

11
secara lengkap, anak menggambar orang hanya dengan
tidak lebih dari 5 bagian tubuh.

3. Two-hand 1.Mengkoordinasik 1. Mampu : Anak dapat membuka bungkus permen


coordination an antara tangan dengan mudah dan cepat
(koordinasi kanan dan kirinya 2. Mampu dengan hambatan : Anak dapat membuka
ketangkasan 1. Anak mampu membuka bungkus permen, namun dengan adanya kesulitan dan
menggunakan bungkus permen membutuhkan waktu yang cenderung lebih lama
kedua tangan) 3. Tidak mampu: Anak tidak dapat membuka bungkus
permen

1. Mampu : Anak dapat menggunting kertas seuai dengan


pola sangat rapih.
2. Mampu dengan hambatan : Anak dapat menggunting
2. Anak mampu
kertas seuai dengan pola, meski tidak rapih dan keluar dari
menggunting kertas seuai
pola, selain itu mampu menggunting sesuai pola dengan
dengan pola (pola segilima)
waktu yang relatif lebih lama
3. Tidak mampu: Anak tidak dapat menggunting kertas
seuai dengan pola

1. Mampu : Anak dapat mengancingkan bajunya sendiri


3. Anak mampu dengan waktu yang tidak lama
mengancingkan bajunya 2. Mampu dengan hambatan : Anak dapat mengancingkan
sendiri bajunya sendiri dengan waktu yang relatif lebih lama
3. Tidak mampu: Anak tidak dapat mengancingkan
bajunya sendiri setelah beberapa kali percobaan
4.Eye-hand 1.Mengkoordinasik 1. Mampu : Anak dapat menyelesaikan puzzle sederhana
coordination an tangan dengan dengan waktu yang tidak terlalu lama dan puzzle tersusun
1. Anak mampu
(koordinasi mata tepat melalui lengkap
menyelesaikan puzzle
tangan) panduan 2. Mampu dengan hambatan : Anak dapat menyelesaikan
sederhana
penglihatan (mata) puzzle sederhana dengan waktu yang relatif lebih lama,
3. Tidak mampu: Anak tidak dapat menyelesaikan puzzle
sederhana sama sekali, dalam kurun waktu yang lama

12
5. Dexteriry and 1.Mengatur 1. Mampu : Anak dapat memasukan surat kedalam amplop
strenght ketangkasan dan dengan waktu yang tidak lama
1. Anak mampu
(ketangkasan dan kekuatan otot-otot 2. Mampu dengan hambatan : Anak dapat memasukan
memasukan surat
kekuatan) tangan dan jari- surat kedalam amplop dengan waktu yang relatif lebih
kedalam amplop
jarinya lama,
3. Tidak mampu: Anak tidak dapat memasukan surat
kedalam amplop sama sekali dalam kurun waktu yang lama

13
1. Kajian Teori
Haptics adalah studi tentang bagaimana kita menggunakan sentuhan untuk
berkomunikasi (Herlina, TT, hlm. 2). Sentuhan adalah perilaku non verbal yang multi
makna atau memiliki banyak makna, yang dapat menggantikan seribu kata. Sentuhan ini
dapat berupa tamparan, pukulan, cubitan, senggolan, tepukan, belaian, pelukan,
pegangan (jabatan tangan), rabaan, hingga sentuhan lembut sekilas.
Menurut Heslin (dalam Riyadi, dkk, 2014, hlm. 2), terdapat lima kategori sentuhan,
dari yang sangat impersonal hingga sangat personal. Kategori-kategori tersebut adalah
sebagai berikut:
 Fungsional-profesional. Di sini sentuhan bersifat “dingin” dan berorientasi-
bisnis, misalnya pelayan toko membantu pelanggan memilih pakaian.
 Sosial-sopan. Perilaku dalam situasi ini membangun dan memperteguh
pengharapan, aturan, dan praktik sosial yang berlaku, misalnya berjabat
tangan.
 Persahabatan-kehangatan. Kategori ini meliputi setiap sentuhan yang
menandakan afeksi atau hubungan yang akrab, misalnya dua orang yang saling
merangkul setelah mereka lama berpisah.
 Cinta-keintiman. Kategori ini merujuk pada sentuhan yang menyatakan
keterikatan emosional atau ketertarikan, misalnya mencium pipi orang tua
dengan lembut; orang yang sepenuhnya memeluk orang lain; dua orang yng
“bermain kaki” di bawah meja; orang Eskimo yang saling menggosokkan
hidung.
 Rangsangan seksual. Kategori ini berkaitan erat dengan kategori sebelumnya,
hanya saja motifnya bersifat seksual. Rangsangan seksual tidak otomatis
bermakna cinta atau keintiman.
Kemampuan menyentuh orang lain, erat laitannya dengan self-esteem yang tinggi
dan sosial. Sentuhan biasanya dilakukan dalam situasi tertentu, yaitu ketika (Herlina, TT,
hlm.2):
 Memberikan informasi dan saran daripada saat menerimanya
 Memberi perintah daripada menerima perintah
 Meminta bantuan daripada menerima bantuan
 Mencoba mempengaruhi daripada saat dipengaruhi
 Berada di tempat pesta daripada di tempat kerja
 Mengeskpresikan kegembiraan daripada saat mendengarkan cerita gembira
orang lain
 Mendengarkan kekhawatiran daripada saat menyampaikan rasa khawatir
kepada mereka.
Sentuhan memiliki makna yang harus dikaitkan dengan budaya dan konteks
dimana sentuhan tersebut dilakukan. Sentuhan yang dilakukan, kita tidak dapat membuat
generalisasi tentang kata-kata, gerakan tubuh atau pesan nonverbal lainnya untuk semua
situasi. Sentuhan dapat dilakukan dengan beragam cara. Michael Argyle (dalam Herlina,

14
TT, hlm. 3) menyebutkan bahwa ada beberapa jenis sentuhan yang banyak dilakukan
dalam dunia barat, diantaranya sebagai berikut:
Jenis Sentuhan Bagian Tubuh yang Terlibat
Menepuk Kepala, punggung
Menampar Wajah, tangan, pantat
Meninju Wajah, dada
Mencubit Pipi
Mengelus Wajah, rambut
Menjabat Tangan
Mencium Mulut, pipi, tangan
Menjilat Wajah
Memegang Tangan, lengan
Membimbing Tangan, lengan
Memeluk Bahu, badan
Merangkul Lengan
Menggenggam Tangan
Menendang Pantat
Membelai Rambut, wajah
Menggelitik Di mana saja
Untuk mengetahui maksud atau tujuan dari setiap sentuhan, sehingga dapat kita
respon dengan tepat, dapat mempertimbangkan beberapa faktor, diantaranya (Herlina,
TT, hlm. 4):
 Bagian mana dari tubuh yang digunakan untuk menyentuh orang lain
 Bagian mana dari tubuh yang disentuh
 Berapa lama sentuhan tersebut
 Seberapa besar tekanan yang digunakan
 Apakah ada gerakan yang dilakukan selain sentuhan
 Apakah ada orang lain
 Jika ada, mengapa mereka ada di situ
 Bagaimana situasi dan suasana saar sentuhan tersebut terjadi
 Bagaimana hubungan antara orang-orang yang terlibat.
Haptik memiliki manfaat untuk perkembangan emosional, sosial, intelektual, dan
fisik pada anak (dalam Atmadjaja, 2017, hlm. 13).

15
2. Kisi-Kisi Intrumen
Kisi-Kisi Instrumen Identifikasi
Aspek Sub Aspek Indikator Teknik Tes yang
Digunakan
a. Anak menepuk pundak teman ketika merasa Observasi
bangga kepada temannya
Menepuk
b. Anak menepuk pundak teman ketika ingin Observasi
memanggil
a. Anak mencubit pipi ketika merasa gemas Observasi
Mencubit
b. Anak mencubit lengan ketika merasa kesal Observasi
a. Anak mengelus kepala sebagai tanda kasih Observasi
Mengelus sayang
b. Anak mengelus pundak ketika merasa simpati Observasi
a. Anak menjabat tangan ketika berkenalan Observasi
Menjabat b. Anak menjabat tangan ketika merasa Observasi
ketakutan
Mencium a. Anak mencium sebagai tanda kasih sayang Observasi
a. Anak memegang tangan orang lain ketika Observasi
Haptik merasa tidak aman
Memegang
b. Anak memegang tangan sebagai tanda kasih Observasi
sayang
a. Anak memeluk orang lain ketika merasa tidak Observasi
aman
Memeluk b. Anak memeluk sebagai tanda kasih sayang Observasi
c. Anak memeluk orang lain ketika merasa Observasi
nyaman
a. Anak merangkul sebagai tanda kasih sayang Observasi
b. Anak merangkul sebagai rasa kebanggaan Observasi
Merangkul terhadap orang tersebut
c. Anak merangkul ketika berhasil meraih suatu Observasi
hal yang diinginkan
a. Anak menggenggam tangan sebagai tanda Observasi
Menggenggam
kasih sayang

16
3. Instrumen Identifikasi
Instrumen Identifikasi
Aspek Sub Aspek Indikator Ya Tida Keterangan
k
c. Anak menepuk pundak teman
ketika merasa bangga kepada
Menepuk temannya
d. Anak menepuk pundak teman
ketika ingin memanggil
c. Anak mencubit pipi ketika merasa
gemas
Mencubit
d. Anak mencubit lengan ketika
merasa kesal
c. Anak mengelus kepala sebagai
tanda kasih sayang
Mengelus
d. Anak mengelus pundak ketika
merasa simpati
c. Anak menjabat tangan ketika
berkenalan
Menjabat
d. Anak menjabat tangan ketika
merasa ketakutan
b. Anak mencium sebagai tanda kasih
Mencium
sayang
Haptik
c. Anak memegang tangan orang lain
ketika merasa tidak aman
Memegang
d. Anak memegang tangan sebagai
tanda kasih sayang
d. Anak memeluk orang lain ketika
merasa tidak aman
e. Anak memeluk sebagai tanda kasih
Memeluk
sayang
f. Anak memeluk orang lain ketika
merasa nyaman
d. Anak merangkul sebagai tanda
kasih sayang
e. Anak merangkul sebagai rasa
Merangkul kebanggaan terhadap orang
tersebut
f. Anak merangkul ketika berhasil
meraih suatu hal yang diinginkan
b. Anak menggenggam tangan
Menggenggam
sebagai tanda kasih sayang

17
aspek Sub aspek indikator
Memori sensori penglihatan 1. Anak diberikan gambar lalu anak diperintah
untuk mendeskripsikan kembali
2. Anak diperlihatkan warna lalu diperintah
menyebutkan warna tersebut
3. Anak

Pendengaran 1. Anak diberikan suara lalu diperintah


untukmengikuti suara tersebut
2. Anak diberikan lagu lalu diperintah
menyanyikan kembali
3. Anak
Perabaan 1. Anak diberikan benda bertekstur kasar dan
dapat menyebutkan apa yang dirasakan
2. Anak diberikan benda bertekstur halus lalu
dan dapat menyebutkan apa yang dirasakan
3. Anak diberikan air hangat dan dingin lalu
menyebutkan apa yang dirasakan
Penciuman 1. Anak dapat menyebutkan kembali benda yang
diberikan secara berurutan contohnya: kopi,
teh, parfum dan anak diharapkan untuk
menyebutkan kembali benda tersebut
Memori jangka Mengulang angka 1. Anak dapat mengulangi angka yang
pendek disebutkan oleh asesor
2. Anakmenyebutkan secara terbalik angka yang
disebutkan asesor
Memori jangka Menghitung 1. Anak dapat menghitung penjumlahan tanpa
panjang ditulis kembali
2. Anak dapat menghitung perkalian tanpa ditulis
kembali
3. Anak dapat membagi kembali tanpa menulis
kembali
Kisi-kisi Instrumen Memori

18
19
INSTRUMEN MEMORI
Penilaian
Aspek Sub Aspek Indikator Butir Instrumen Ya Tida Keterangan
k
Memori penglihatan 1. Anak diberikan gambar lalu
sensori anak diperintah untuk
mendeskripsikan kembali
2. Anak diperlihatkan warna lalu
diperintah menyebutkan warna
tersebut

Pendengaran 1. Anak diberikan suara lalu


diperintah untukmengikuti
suara tersebut
2. Anak diberikan lagu lalu
diperintah menyanyikan
kembali

Perabaan 1. Anak diberikan benda


bertekstur kasar dan dapat
menyebutkan apa yang
dirasakan
2. Anak diberikan benda
bertekstur halus lalu dan dapat
menyebutkan apa yang
dirasakan
3. Anak diberikan air hangat dan
dingin lalu menyebutkan apa
yang dirasakan

20
Penciuman 1. Anak dapat menyebutkan
kembali benda yang diberikan
secara berurutan contohnya:
kopi, teh, parfum dan anak
diharapkan untuk
menyebutkan kembali benda
tersebut

Memori Mengulang 1. Anak dapat mengulangi angka 1. 1-5


jangka angka yang disebutkan oleh asesor 2-5-6
pendek 2. Anakmenyebutkan secara 6-7-4-9
terbalik angka yang disebutkan 3-4-5-8-9
asesor 1-9-9-7-2-1
3-4-6-7-3-4-7
1-5-7-9-2-4-6-8
1-4-6-2-5-7-9-3-2
2. 1-2
1-3-4
1-5-7-9
2-3-5-6-7
2-3-4-6-7-9
1-0-4-6-8-3-2
2-5-6-7-8-9-1-2
Memori Menghitung 1. Anak dapat menghitung 1. 4+7=
jangka penjumlahan tanpa ditulis 5+8+8=
panjang kembali 4+7+2+11=
2. Anak dapat menghitung 2. 7x9=
perkalian tanpa ditulis kembali 11x17=
3. Anak dapat membagi kembali 21x42=

21
tanpa menulis kembali 3. 40:5=
72:9=
187:11=

22

Anda mungkin juga menyukai