Kelompok 4 :
PENDIDIKAN KHUSUS
2020
Nur fitriah
Rizky Agustin
2
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, senantiasa kami ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga
saat ini masih memberikan kami nikmat iman dan kesehatan, sehingga kami semua diberi
kesempatan yang luar biasa untuk menyelesaikan tugas makalah tentang “Keterampilan
proses dalam Pengajaran Sains di SLB”
Adapun penulisan makalah ini merupakan bentuk dari pemenuhan tugas mata kuliah
Pembelajaran Sains Anak Berkebutuhan Khusus. Selanjutnya, ucapan terima kasih tak lupa
kami ucapkan kepada Bapak Reza Febri Abadi,M.Pd yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan informasi mengenai pembelajaran sains anak
berkebutuhan khusus.
Tak lupa dengan seluruh kerendahan hati, kami meminta kesediaan pembaca untuk
memberikan kritik serta saran yang membangun mengenai penulisan makalah ini. Semoga
dengan tersusunnya makalah ini dapat menambah informasi untuk para pembaca.
Kelompok 4
DAFTAR ISI
1
KATA PENGANTAR.......................................................................................1
DAFTAR ISI......................................................................................................2
BAB I..................................................................................................................3
PENDAHULUAN..............................................................................................3
1.1 Latar Belakang ...............................................................................3
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................4
1.3 Tujuan..............................................................................................4
BAB II ................................................................................................................5
PEMBAHASAN.................................................................................................5
2.1 Keterampilan proses pengajaran sains di SLB.............................5
2.2 Penanaman Nilai Budi Pekerti.......................................................6
2.3 Faktor Pendukung dan Penghambat ............................................7
BAB III...............................................................................................................9
PENUTUP..........................................................................................................9
3.1 Kesimpulan......................................................................................9
3.2 Saran ................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................10
2
BAB I
PENDAHULUAN
Didasari UUD tersebut menunjukan setiap anak Indonesia mempunyai hak yang
sama dalam pendidikan dan pembelajaran baik anak yang normal maupun anak
yang berkebutuhan khusus, layanan dan pengembangan pembelajaran diberikan
pada setiap anak pada setiap jenjang pendidikan dari pendidikan anak usia dini
sampai pada pendidikan tinggi. Pengembangan pembelajaran anak usia dini
mencapai pada pengembangan atau pembelajaran sains untuk anak usia dini, karena
pengembangan sains mampu mengembangkan segala aspek perkembangan anak
usia dini. Yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran sains untuk anak
berkebutuhan khusus ialah bagaimana merancang pembelajaran yang tepat
untuknya.
3
perlakuan khusus. Tapi dalam pembelajaran tidak perlu adanya pembatasan bagi
anak yang berkebutuhan khusus. Dan yang perlu diperhatikan adalah bagaimana
menyeting kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan anak.
1.3 Tujuan
Agar pembaca dapat mengetahui keterampilan apa saja yang ada di dalam
proses pengajaran sains di sekolah khusus. Sehingga dapat menambah wawasan dan
ilmu bagi pembaca terutama bagi yang tertarik dalam bidang seperti ini.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
Keterampilan proses sains perlu dilatih agar siswa berkebutuhan khusus menjadi
terampil dalam memperoleh dan mengkaji berbagai nformasi mengenai fenomena alam
dalam kehidupan sehari- hari. Dalam hal ini, guru kelas iharapkan dapat memberikan
kesempatan yang cukup kepada siswa untuk belajar memecahkan masalah IPA.
Tujuan pembelajaran sains di jenjang sekolah adalah membekali ilmu
pengetahuan alam kepada siswa agar mereka dapat bersahabat dengan alam. Dalam hal
ini, guru harus dapat merancang pengalaman belajar yang mengarah pada
pengembangan keterampilan proses sains. Demikian halnya pembelajaran sains di
sekolah inklusif. Guru harus dapat menerapkan keterampilan proses sains sesuai dengan
kebutuhan belajar tiap siswanya. Dengan harapan mereka mampu bersahabat dengan
alam melalui pengetahuan sains yang dimiliki.
6
saat itu kurang kondusif. Keterampilan proses sains pun belum dikembangkan oleh
guru.
Kegiatan penanaman budi pekerti pada pembelajaran IPA dilakukan sesuai
dengan usia siswa dan dilaksanakan di dalam kelas atau di luar kelas dengan melibatkan
orangtua. Penilaian hasil belajar siswa berkebutuhan khusus dilakukan secara periodik
namun terkadang tidak sesuai rencana karena biasanya siswa ijin ketika proses
pembelajaran sedang berlangsung.
Tidak semua nilai budi pekerti dapat digali melalui pengembangan keterampilan
proses sains dalam pembelajaran IPA. Hal ini tergantung dari karakteristik materi
pembelajaran IPA yang diajarkan. Misalnya “misalnya pada materi perkembangan
manusia, siswa dapat menanamkan nilai gender. Ketika bergaul di kelas bersikap positif
terhadap teman perempuan. Mengingatkan siswa untuk melindungi organ reproduksi
sehingga lebih bisa menjaga diri. Nilai budi pekerti bisa digali pada semua materi IPA”.
Keterampilan proses sains memberikan sumbangan yang besar dalam
membentuk watak dan budi pekerti luhur siswa berkebutuhan khusus, seperti bersikap
jujur, mandiri, tanggungjawab, daya juang, dan menghargai alam.
7
caramembangun sikap saling percaya, saling meng-hargai, saling
pengertianantar sesama siswa
3. Suasana sekolah yang kondusif untuk penanaman nilai-nilai toleransi
4. Kegiatan-kegiatan pendukung dari pihak sekolah juga sangat berperan
penting dalam proses penanaman nilai budi pekerti, seperti:
a. Kegiatan keagamaan
b. Kegiatan Kepramukaan
c. Kegiatan sosial lainnya
Sedangkan faktor penghambat diantaranya ialah lingkungan dan pemahaman siswa.
Dengan demikian perlu dilakukan upaya dalam mengatasi faktor penghambat dalam
penanaman nilai budi pekerti melalui pengembangan keterampilan proses sains bagi
siswa berkebutuhan khusus misalnya kerjasama dengan guru dan mengulang
penyampaian materi.
Harapannya dari keluaran siswa berkebutuhan khusus bisa sukses dengan
mengembangkan bakat dan menjadi pribadi yang berkarakter dengan segala
keunikannya. Dengan demikian masyarakat tidak sekedar melihat seseorang dari
kemampuan akademiknya namun melihat pula kemampuan non akademik yang
dimiliki, seperti bermain musik, menari, dan sebagainya.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pembelajaran sains untuk Anak ABK didesain secara khusus untuk
mengembangkan potensi dan kemampuan yang dimiliki. Karakteristik dari
pembelajaran sains adanya kegiatan inkuiri dan penemuan yang dilakukan oleh siswa,
sehingga dibutuhkan media yang sesuai dengan karakteristik ABK.
3.2 Saran
Sebaiknya pendidikan sains di SLB dapat berjalan dengan semestinya apabila
faktor penghambat dalam proses pembelajaran diatasi dengan bijak.
9
DAFTAR PUSTAKA
Nur Fajrie, Siti Masfuah. 2018. Model Pembelajaran Sains untuk Anak Berkebutuhan
Khusus. Jurnal Bagimu Negeri , 2(1), 9-19.
Amri, S. & Iif, K., A. (2010). Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif dalam Kelas.
Jakarta: Prestasi Pustaka.
Shanta Rezkita, Ana Fitrotun Nisa. 2016. KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA
BERKEBUTUHAN KHUSUS. Trihayu: Jurnal Pendidikan Ke-SD-an, 3(1), 1-7.
10