Anda di halaman 1dari 12

UJIAN AKHIR SEMESTER

Nama : Farida Farhah


NIM : 2287190048
Kelas/Jurusan : B/PKH
Mata Kuliah : Pendidikan anak GPPH
Dosen Pengampu : Reza Febri Abadi, M.Pd.

Jawaban :
1. Pengertian Anak dengan Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktif menurut para
ahli :
1. Pengertian anak dengan hambatan Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hyperaktif
(GPPH) menurut para ahli :
- Santrock (2002) : Menyatakan bahwa GPPH sebagai suatu kelainan berupa
rentang perhatian yang pendek, perhatian mudah beralih dan tingkat kegiatan fisik
yang tinggi.
- Eric Taylor (19920 : Menyatakan GPPH sebagai pola perilaku seseorang yang
menunjukkan sikap tidak mau diam, tidak menaruh perhatian dan impulsif.
- Frances dan Harold (dalam DSM IV) : membatasi GPPH “……. Is a persistent
pattern of intention and/or hyperactivity-impulsivity that is more frequent and
severe than is typically observedin individuals at a comparable level of
development”. Artinya : GPPH merupakan pola perilaku seseorang yang
ditunjukkan dengan ketidakmampuan memperhatikan, impulsive hiperaktif yang
lebih banyak frekuensinya dibangdingkan dengan teman sebayanya.
Menurut pengertian dari 3 ahli diatas dapat disimpulkan, menurut saya GPPH/
anak dengan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas adalah kelainan
yang mengakibatkan pola perilaku seseorang tidak mampu untuk memusatkan
perhatian disertai dengan impulsivitas dan hiperakivitas dan kegiatan yang
berlebihan.

Referensi : Marlina.2008.Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas


pada Anak.Padang : Press.

2. perbedaan anak dengan hambatan Gangguan Pemusatan Perhatian dan


Hyperaktif (GPPH) dengan Anak dengan hambatan lainya : seperti dalam
makalah yang saya baca Ada tiga kriteria diagnosis yang sering muncul pada anak

1
GPPH yang membedakan dengan anak lainnya yaitu : tidak perhatian, inpulsif, dan
hyperaktivitas Adapun penjelasannya ialah :
1. Tidak perhatian
Saat menghadapi anak-anak yang menunjukkan gejala ADHD,
sangat jelas terlihat bahwa anak-anak tersebut umumnya memiliiki
kesulitan berkonsentrasi pada tugas-tugas sekolah dan cendrung
berpindah pada satu tugas ketugas yang lain serta cepat kehilangan
motivasi jika tugas tersebut membosankan.
2. Impulsif
Berdasarkan diagnosis, anak-anak ADHD sering dianggap
nakal, karena merek bertingkah tanpa membayangkan atau memikirkan
akibatnya.
3. Hyperaktif
Anak-anak ADHD sering menunjukkan tanda-tanda
hiperaktivitas, termasuk tingkah laku sepertu mengetuk-ngetuk
tangan/kaki bicara berlebihan dan sulit duduk diam lebih dari beberapa
detik.
Referensi : Tryastanti, Yulia.dkk.2020. GANGGUAN PEMUSATAN
PERHATIAN DAN HIPERAKTIF (KONSEP GPH DAN TANDA
SERTA GEJALA ANAK DENGAN GPH (ADHD)/ GANGGUAN
PERHATIAN (ADD).Makalah. FKIP : Pendidikan Khusus, UNTIRTA.

3. Pengaruh ADHD Pada Aspek Sosial


1) Mementingkan diri sendiri
Anak Gpph sering kali mementingkan dirinya sendiri tidak memperdulikan
orang lain. Misalnya ketika ada seorang anak sedang memainkan sesuatu anak
GPPH merebut mainan tersebut dan tidak memperdulikan walaupun
temannya itu menangis.
2) Cemas, kasar tidak peka

2
Anak GPPH sering cemas, kasar dan tidak peka dimana anak GPPH ini ketika
diberi perinta dia tidak peka sama sekali. Sering cemas dan sering bersifat
kasar ke teman-temannya seperti memukul, melemparkan mainan ke temanya.
3) Tidak dewasa, tertekan
Anak GPPH sering juga bersikap tidak dewasa dan tertekan. Anak terlihat
memiliki tekanan. Tidak dewasa dalam menghadapi suatu masalah, inginnnya
menang sendiri.
4) Harga diri rendah
Anak GPPH sering merasa bahwa harga dirinya rendah, anak sering memiliki
perasaan tidak berharga, dan tidak berarti. Sikap ini juga berhubungan dengan
terjadinya kecemasan dimana anak sering merasa tidak percaya diri.
5) Membuat ramai
Anak GPPH juga sering membuat keramaian, contohnya ketika anak-anak
lain sedang duduk tenang dalam suatu kegiatan belajar mengajar maka anak
GPPH ini mala menimbulkan kegaduhan miusalnya dengan cara lari-larian
tidak bisa duduk diam dikursinya, memukul-mukul meja, mengganggu teman-
temannya.
6) Tidak berpikir panjang
Anak GPPH juga suka tidak berpikir panjang atau biasa disebut impulsif, dia
melakukan sesuatu tanpa berpikir terlebih dahulu, tidak memikirkan
akibatnya. Contohnya anak melakukan hal-hal yang konyol atu tidk pantas
untuk mendapat perhatian, sering nyeletuk ketika guru sedang menjelaskan
sesuatu saat kegiatan belajar mengajar,
7) Sering berperilaku tanpa perasaan
Anak GPPH juga sering berperilaku tanpa perasaan. Sering mengganggu
teman-temannya samapi menangis, dengan memukul, menendang, maupun
berkata yang menyakiti perasaan temannya.
8) Tidak mau menunggu giliran
Anak GPPH juga sering tidak mau menunggu giliran, dimana ketika
seharusnya mengatre anak GPPH tidak sabar dan ingin mendahului temannya.

3
Referensi : Nugraha, Estu Dharma. Dkk.2020. DAMPAK GPPH
TERHADAP AKADEMIK, INTERAKSI SOSIAL, DAN PERILAKU
ADAPTIF. Makalah. FKIP : Pendidikan khusus, UNTIRTA.

4. Pengertian Layanan Pendidikan :


Pengertian layanan :
- Menurut Suparno (2008 : 2-3) bahwa, Istilah layanan dalam terminologi dapat
diartikan sebagai: cara melayani, usaha melayani kebutuhan orang lain dengan
memperoleh imbalan (uang), dan kemudahan yang diberikan sehubungan
dengan jual beli jasa atau barang.
- Moenir (2008) : pelayanan adalah serangkaian kegiatan yang berlangsung
secara rutin berkesinambungan meliputi seluruh kehidupan orang dalam
masyarakat.
- Menurut Sinambela (2008) : pelayanan adalah setiap kegiatan yang
menguntungkan dalam suatu kumpulan atau kesatuan, dan menawarkan
kepuasan meskipun hasilnya tidak terikat pada suatu produk secara fisik. Hal
ini berkaitan dengan kepuasaan batin dari penerima layanan.
Pengertian Pendidikan :
- UU No.20 tahun 2003 : Pendidikan adalah usaha dasar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan, yang diperlukan dirinya, masyarakat, dan Negara. –
- Menrut Prof. H. Mahmud Yunus dan Martinus Jan Langeveld mengatakan
pendidikan adalah suatu usaha yang dengan sengaja dipilih untuk
mempengaruhi dan membantu anak yang bertujuan meningkatkan ilmu
pengetahuan, jasmani dan akhlak sehingga secara perlahan bisa mengantarkan
anak kepada tujuan dan cita-citanya yang paling tinggi.
- Menurut H. Horne, pendidikan adalah proses yang terus menerus (abadi) dari
penyesuaian yang lebih tinggi bagi makhluk manusia yang telah berkembang
secara fisik dan mental, yang bebas dan sadar kepada tuhan, seperti
termanifestasi (terwujud) dalam alam sekitar intelektual, emosional dan
kemanusiaan dari manusia.
4
Pengertian Layanan Pendidikan :
Dari pengertian para ahli diatas mengenai layanan dan Pendidikan maka dapat
disimpulkan menurut saya layanan Pendidikan adalah Serangkaian kegiatan yang
dilakukan dengan usaha melayani peserta didik dalam kegiatan belajar belajar
agar dapat mengembangkan potensi dirinya secara maksimal, meningkatkan
pengetahuan, jasmani dan akhlak sehingga anak dapat dapat mencapai cita-cinta
dan dapat berguna bagi dirinya, masyarakat dan negara.

Layanan Pendidikan yang baik untuk anak GPPH :


Hendaknya layanan yang diberikan kepada anak GPPH adalah layanan yang
sesuai dengan kebutuhan anak masing-masing.
Mohamad Sugiarmin (2007:14) menyebutkan dua kebutuhan siswa hiperaktif
yaitu: kebutuhan pengendalian diri dan kebutuhan belajar.

1. Kebutuhan pengendalian diri

a) rutinitas, struktur, dan konsistensi, b) fokus pada hal-hal positif, c) penjelasan


sederhana dan singkat, d) hindarkan argumentasi, dan e) abaikan hal-hal yang
tidak penting.

2. Kebutuhan belajar

a) lingkungan kerja, tugas, dan bahan-bahan yang terstruktur, b) dukungan


eksternal yang membantu pemusatan perhatian, c) kesempatan merespon yang
tinggi, d) bantuan di bidang keterampilan belajar dan belajar aktif, e) pengajaran
yang multisensory, f) menyesuaikan dengan gaya belajar anak dan modifikasi
tulisan, g) jadwal dan rutinitas yang mampu diprediksi, h) waktu yang ekstra
untuk memproses informasi, i) modifikasi kurikulum yang kreatif, j) bantuan jika
siswa frustasi, k) modeling dan pengajaran yang terpusat pada guru, l)
pengalaman belajar yang bermakna, dan m. strategi pengajaran yang membangun
kekuatan dengan memperhatikan kelemahan siswa.

Tin Suharmini (2005: 218) menjelaskan beberapa usaha yang dapat dilakukan
oleh guru dalam menangani siswa hiperaktif adalah sebagai berikut:

5
1. Siswa dipilihkan tempat duduk yang sulit untuk keluar masuk. Ruangan
pembelajaran harus tenang dan tidak bising.
2. Rangsangan yang berpengaruh meningkatkan perilaku hiperaktif siswa
dikurangi atau dihilangkan, sebaliknya rangsangan yang dapat mengurangi
perilaku hiperaktif ditingkatkan.
3. Ruangan tidak menggunakan warna yang menyolok, seperti merah, kuning,
dan pink. Warna yang tidak menyolok akan meningkatkan kesejukan,
sehingga dapat membantu usaha untuk mengurangi perilaku hiperaktif.
4. Menciptakan lingkungan yang terstruktur, yaitu dengan membuat aturan
dengan hukuman. Jika siswa melakukan pelanggaran aturan, maka akandiberi
hukuman, dan jika siswa melakukan perilaku sesuai aturan maka guru akan
memberikan hadiah.
5. Bekerja sama dengan orang tua dan keluarga siswa. Guru perlu melakukan
home visit dan menjalin persahabatan dengan keluarga siswa hiperaktif.
6. Memberitahu masalah siswa hiperaktif di sekolah kepada orang tua, baik
secara lisan maupun tertulis. Selain itu, guru hendaknya meminta orang tua
untuk bersikap tegas dan disiplin dengan petunjuk guru.
7. Mengajak siswa hiperaktif untuk bersikap disiplin. Berdoa sebelum dan
sesudah pelajaran.
8. Bersikap tegas dan mengawasi dengan ketat saat melaksanakan perbaikan
perilaku siswa hiperaktif.
9. Memberikan reinforcement (penguat) baik positif maupun negatif atau
diberikan reward (hadiah) dan punishment (hukuman) pada setiap langkah
perbaikan perilaku hiperaktif. Hukuman yang diberikan hendaknya bersifat
edukatif.

Sedangkan menurut A. Dayu P.(2013:105) memberikan adanya tiga hal yang


dapat dilakukan oleh guru dalam memberikan bantuan pada siswa hiperaktif
yaitu:

1. Akomodasi

6
Akomodasi berkaitan dengan berbagai hal yang mempermudah siswa
hiperaktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Guru dapat mengubah
kondisi atau memodifikasi kelas sesuai dengan kebutuhan untuk membantu
siswa hiperaktif dalam belajar. Beberapa akomodasi tersebut adalah:

2. Instruksi

Metode atau teknik yang digunakan oleh guru dalam mengajar siswa
hiperaktif di dalam kelas itu yang disebut dengan Instruksi atau petunjuk.
Beberapa teknik yang dapat membantu siswa hiperaktif untuk fokus dan
meningkatkan konsentrasi saat pembelajaran digolongkan pada saat: memulai
pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan mengakhiri pembelajaran (A. Dayu
P., 2013:107).

3. Intervensi

a. Latihan keterampilan sosial

b. Latihan memperhatikan

c. Rancangan intervensi untuk meningkatkan prestasi akademik

Referensi :
1. https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://eprints.mercubuanayogya.ac.id/1011/4/B
AB_II.pdf&ved=2ahUKEwjBirH0mePtAhXGfH0KHRYDV8QFjACegQIEx
AF&usg=AOvVaw2hXdoAhKgLh3d7XnHR9JOX&cshid=1608696011627

2. https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://eprints.umm.ac.id/41375/3/BAB
%2520II.pdf&ved=2ahUKEwj7lJCEnePtAhXS63MBHfHMDZ0QFjAAegQI
ARAB&usg=AOvVaw1mV9YchtSA1IMzjwjYY_RR

7
3. Referensi : Fajaroh, Nur Fitriah.dkk.2020. Layanan Pendidikan untuk Anak
Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas. Makalah.FKIP :
Pendidikan Khusus, UNTIRTA

5. a. Prevalensi anak GPPH secara Internasional :


PREVALENSI
PREVALENSI ANAK
ANAK GPPH
GPPH
SECARA INTERNASIONAL
SECARA INTERNASIONAL

AMERICAN
AMERICAN OSYCHIATRIC
OSYCHIATRIC WANG
WANG et
et al.
al. 1992
1992
ASSOCIATION
ASSOCIATION

PINEDA
PINEDA D.,
D., et
et al.
al. 1999
1999 SAPUTRO
SAPUTRO D.,
D., 2014
2014

1994
1994 2000
2000 1%-29,2%
1%-29,2%

PADA
PADA UMUMNYA
UMUMNYA ANAK
ANAK JAKARTA
JAKARTA :: ANAK
ANAK SD
SD
SEKOLAH (3%-10%)
SEKOLAH (3%-10%) (26,2%). PROPORSI
(26,2%). PROPORSI
TERBESAR
TERBESAR TIDAK
TIDAK
MAMPU
MAMPU MEMUSATKAN
MEMUSATKAN
PERHATIAN
PERHATIAN (15,9%)
(15,9%)

AMERIKA
AMERIKA :: AMERIKA
AMERIKA :: 33 –– 77 dari
dari 100
100 anak
anak
ANAK
ANAK 3%-
3%- sekolah,
sekolah, menderita
menderita GPPH.
GPPH. IniIni
5%
5% berarti
berarti bahwa
bahwa pada
pada 40
40 murid
murid
dalam
dalam satu kelas, minimal satu
satu kelas, minimal satu
orang
orang mengalami
mengalami GPPH.
GPPH.

b. Prevalensi GPPH di Indonesia dapat dijelaskan dalam mind mapping di bawah ini :

8
PREVALENSI GPPH SECARA
PREVALENSI GPPH SECARA
NASIONAL
NASIONAL

YOGYAKARTA PADANG
YOGYAKARTA PADANG

SURABAYA MANADO JAKARTA


SURABAYA MANADO JAKARTA
MULYONO,R : 2013

NIVIANA et al.1

LALUSU et al.9

SISWA TK :
SISWA TK : SAPUTRO : 2014 8%
0,4% 8%
0,4% (DSM_IV)

UNIT PSIKIATRI ANAK USIA 6 TAHUN : WIGUNA et al.


USIA 6 TAHUN :
(DAY CARE) RSUD DR. 27,1%
27,1%
SOETOME SURABAYA LAKI-LAKI : 18,1%
2000-2001 LAKI-LAKI : 18,1%
( LAKI-LAKI >
( LAKI-LAKI >
PEREMPUAN )
PEREMPUAN )
RASIO 4,2%
RASIO 4,2%
PERBANDINGAN :
PERBANDINGAN :
3 -4 : 1,5
3 -4 : 1,5

43,33% (DARI 60 MENJADI 86 ANAK)


43,33% (DARI 60 MENJADI 86 ANAK)
30 ANAK GPPHDISERTAI GANGGUAN LAIN 2,2% HIPERAKTIF & IMPULSIF
30 ANAK GPPHDISERTAI GANGGUAN LAIN 2,2% HIPERAKTIF & IMPULSIF
(32.29%), 15 ANAK GPPH DAN ANGGUAN
(32.29%), 15 ANAK GPPH DAN ANGGUAN 5,3% CAMPURAN
TINGKAH LAKU (16,48%), 8 ANAK GPPH DAN 5,3% CAMPURAN
TINGKAH LAKU (16,48%), 8 ANAK GPPH DAN (HIPERAKTIF,IMPULSIF,INATENSI
BERSPEKRUM AUTIS (8,79%), 12 ANAK GPPH (HIPERAKTIF,IMPULSIF,INATENSI
BERSPEKRUM AUTIS (8,79%), 12 ANAK GPPH )
DAN EPILEPSI (13,19%), 13 ANAK GPP H DAN )
DAN EPILEPSI (13,19%), 13 ANAK GPP H DAN
GANGGUAN BERBAHASA (14,28%), 6 ANAK 15,3% GPPH INATENSI
GANGGUAN BERBAHASA (14,28%), 6 ANAK 15,3% GPPH INATENSI
GPPH DAN KECERDASAN BATAS AMBANG
GPPH DAN KECERDASAN BATAS AMBANG
(6,39%), 2 ANAK GPPH DAN ANTI SOSIAL
(6,39%), 2 ANAK GPPH DAN ANTI SOSIAL
(2,20%). DARI 30 ANAK TERDAPAT 21 ANAK
(2,20%). DARI 30 ANAK TERDAPAT 21 ANAK Referensi : Sari,
LAKI-LAKI (70%) DAN 9 ANAK PEREMPUAN
LAKI-LAKI (70%) DAN 9 ANAK PEREMPUAN
(30%).
(30%). Karrtika.dkk.2020.

9
PREVALENSI ANAK DENGAN GPPH BAIK SECARA NASIONAL
MAUPUN INTERNASIONAL.

6. Masalah dalam bidang sosial, karena anak GPPH suka impulsive terkadang
anak GPPH itu tidak bisa memberikan respons yang sesuai terhadap
rangsangan, Beberapa Anak GPPH juga bisa menjadi seorang anak yang
pemalu dan tidak percaya diri merasa rendah diri. Anak GPPH juga terkadang
melakukan hal yanv tidak dapat di diga, merka melakukan suatu kegiatan
sesuai keinginan mereka sendiri tanpa memperdulikan lingkungan sekitarnya,
Anak dengan GPPH seringkali mengalami kesulitan berhubungan dengan
teman sebaya. Karena anak suka usil dan menganggu seringkali anak dijauhi
teman-temannya. Tetapi ada juga anak GPPH yang suka menyendiri. Anak
dengan GPPH juga seringkali tidak mengindahkan norma sosial yang berlak di
masyarakat.
b. Masalah emosional Anak dengan GPPH seringkali merasa frustrasi dan
terlihat tidak bahagia. Anak GPPH yang tidak ditangani dengan baik seringkali
memiliki kepercayaan diri yang rendah. Anak mudah menyerah, dan tidak mau
mencoba lagi, merasa dirinya bodoh Mereka sering mengalami kegagalan, oleh
karena itu mereka merasa tak adekuat, nakal dan malas. Anak sering mencari
perhatian / sensasi , menekan anak-anak lain, memeancing anak lain untuk
berkelahi dengannya.
c. Masalah Konflik dalam keluarga, Orang tua dapat menjadi frustasi dalam
usahanya untuk memahami atau menolong anaknya. Orang tua seringkali tidak
biusa menerima kedaan anaknya sehingaa saling menyalahkan anata suami dan
istri. Orang tua akan merasa malu terhadap keadaan anaknya, Sulit bagi
orangtua untuk menerima kenyataan bahwa mereka memiliki anak dengan
GPPH. Orang tua akan meraasa frustasi dan menyalahkan diri sendiri atas
tingkah anaknya yang tidak dapat dikendalikan. sikap anaknya. Butuh waktu
untuk menerima dan belajar untuk mengatasi perasaan ini.

10
Perbedaan pendapat dalam membesarkan anak GPPH juga sering terjadi
kepada orang tua anak dengan GPPH. Misalnya suami mengatakan harus
dilakukan dengan tegas tetapi sang istri berbeda pendapat mengatakan bahwa
harus dengan sikap pengertian dan permisif.. Adik dan kakak akan mengalami
kesulitan dalam berhubungan dengan saudara mereka yang menderita GPPH,
khususnya jika mereka tidak memahami mengapa saudaranya berlaku seperti
itu. Mereka mungkin saja marah terhadap orangtua tentang standar ganda:
”Kenapa kalau dia melakukannya tidak terkena hukuman, sedangkan ketika
saya melakukannya, saya dihukum?” Anak yang lain mungkin akan merasa
bersalah. Mereka selalu diperintah agar lebih pengertian dan menerima,
sementara itu mereka merasa marah dengan kelakuan saudara mereka serta
perhatian dari orangtua yang berlebihan.

Referensi : Referensi :

1. Marlina.2008.Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas pada


Anak.Padang : Press.

2. Wahyuini, Dahlia Rizki.dkk.2020. PERMASALAHAN-PERMASALAHAN


YANG MUNCUL DARI DAMPAK GANGGUAN PEMUSATAN
PERHATIAN DAN HIPERAKTIF. Makalah. FKIP : Pendidikan khusus,
UNTIRTA.

7. Sebagai seorang guru dan dihapakna dengan anak dengan gangguan pemusatan
perhatian dan hiperaktivitas yang akan saya berikan terhadap kebutuhan belajar
anak GPPH yaitu yang pertama saya akan mengassement dulu anak dengan
GPPH ini untuk mengethaui kebutuhan apa yang dibutuhkan bisa dengan
mewawancarai orang tuanya dan Langkah-langkah assesmen pada umumnya,
setelah mengetahui apa kebutuhan anak saya akan menentukan metode dan
layanan apa saja yang dibutuhkan anak, suasanan belajar seperti apa yang
cocok untuk anak GPPH, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan
kebutuhan belajar anak deengan GPPH saya akan usahakan memberikan
pelayanan yang terbaik untun anak.

11
12

Anda mungkin juga menyukai