KELOMPOK 1
ADHD adalah singkatan dari Attention Deficit Hyperactivity Disorder atau dalam
Bahasa Indonesia disebut Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas
(GPPH).
GPPH tidak dapat dicegah akan tetapi dapat dilakukan deteksi dini untuk menekan GPPH.
Untuk mendeteksi GPPH, diperlukan informasi tentang riwayat perkembangan serta observasi
perilakunya. Diperlukan informasi adanya gejala-gejala GPPH yang teramati sehari-hari di
rumah, di sekolah, maupun di berbagai tempat.
Kuesioner yang berupa skala penilaian perilaku (rating scale) untuk penapisan GPPH yang
disusun sesuai dengan kriteria diagnosis, dapat dijadikan bahan untuk diisi atau dijawab orang
tua atau guru. Skala ini menggambarkan keadaan anak sehari-hari. Ada dua skala penilaian yang
dapat digunakan untuk keperluan skrining GPPH, yaitu:
Skala Penilaian Perilaku Anak Hiperaktif Indonesia (SPPAHI)
Abbreviated Conner's Teacher Rating Scale (ACTRS), telah divalidasi ke bahasa Indonesia
(Susanti & Yunias, 2014).
Upaya Yang Dilakukan
• Mengatasi Anak Hiperaktif Dengan Membiasakan anak berbuat baik
• Mengatasi Anak Hiperaktif Dengan Memuji dan Menghargai Prestasinya
• Mengatasi Anak Hiperaktif dengan Mendekatkan Tempat Duduknya
• Mengatasi Anak Hiperaktif Dengan Menyentuh Mereka
• Mengatasi Anak Hiperaktif Dengan Melihat kepada Diri Kita
• Mengatasi Anak Hiperaktif Dengan Mendoakan Mereka
• Sumber : https://www.abanaonline.com/2016/10/mengatasi-anak-hiperaktif-menurut-islam.html
Komplikasi Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH) menurut umur anak dapat di lihat sebagai
berikut :
c. Usia Sekolah
a. Masa Bayi
1) Sulit berkonsentrasi
1) Sulit tenang
2) Sulit memfokuskan perhatian
2) Sulit tidur
3) Pencapaian akademik kurang
3) Tidak ada nafsu makan
4) Sulit membaca dan mengerjakan aritmatika
b. Masa Prasekolah
5) Impulsif
1) Terlalu aktif
6) Hubungan dengan teman sebaya buruk (sering kali akibat perilaku
2) Keras kepala 3.
agresif dan kata-kata kasar dan menusuk yang diungkapkan).
3) Tidak pernah merasa puas
d. Adolescent atau Masa Remaja
4) Suka menjengkelkan
1) Tidak dapat tenang
5) Tidak bisa diam
2) Sulit untuk berkonsentrasi dan mengingat
6) Sulit beradaptasi dengan lingkungan
3) Tidak konsisten dalam sikap dan penampilan (Tristanti at all, 2020)
SUMBER PUSTAKA
Adiputra, I. M. S., Sutarga, I. M., & Pinatih, G. N. I. 2015. Faktor RisikoAttention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) pada Anak di Denpasar. Jurnal
Public Health and Preventive Medicine Archive Vol. 3, No. 1, 2015. Diunduh dari https://ojs.unud.ac.id/index.php/phmpa/article/view/16671
American Psychiatric Association (2013). Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (5th ed.). Arlington, VA: American Psychiatric Publishing.
https://doi.org/10.1176/appi.books.9780890425596
Maulana, Zidny (2019). Gangguang Pemusatan Perhatian Hiperaktivitas Dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani Pada Anak Sekolah Dasar. Universitas
Negri Semarang.
http://lib.unnes.ac.id/33511/1/1401415220_Optimized.pdf
Tristanti, I., Indanah, I., & Prasetyo, T. I. (2020). Kejadian Gangguan Pemusatan Perhatian Dan Hiperaktivitas (Gpph) Pada Anak Pra Sekolah Di Rsud
Dr Loekmonohadi Kudus. Indonesia Jurnal Kebidanan, 4(1), 23. https://doi.org/10.26751/ijb.v4i1.1001.
https://ejr.stikesmuhkudus.ac.id/index.php/ijb/article/download/1001/634
Ulfah, W, V. 2019. Perilaku Hiperaktif Dan Faktor Penyebabnya. Skripsi : Universitas Negri Semarang.
Ika, dkk. 2021. Hubungan Tingkat Pengetahuan Keluarga Dengan Tingkat GPPH Di TK Muslimat Nurul Anwar Desa Talangagung Kecamatan
Kepanjen. Jurnal Keperawatan Terapan. Vol. 06; No. 01.
Susanti & Yunias. 2014. Pedoman Deteksi Dini Gangguan Pemusatan Perhatian/Hiperaktivitas Untuk Petugas Kesehatan. CV Dwiputra Pustaka Jaya: Surabaya