Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN HASIL PSIKOLOGI KLINIS

“ANAK ADHD”

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah Psikologi Klinis


Semester VI (Enam)

Oleh:
Muhammad Syaufi
NIM : 520319004

Dosen Pembimbing :
Rinjani, M. Psi., Psikolog

JURUSAN SYARIAH DAN DAKWAH


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SORONG
PAPUA BARAT
2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anak hiperaktif termasuk gangguan perilaku disebut dengan Gangguan Pemusatan


Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH) atau Attention Deficit Hyperactive Disorder(ADHD).
Anak dengan gangguan ADHD adalah anak yang sulit melakukan seleksi terhadap stimulus
yang ada disekitarnya, yang berakibat sulit dalam memusatkan perhatiannya dan menjadi
hiperaktif, tampak dalam perilaku yang selalu bergerak, impulsif/ bertindak tanpa berfikir,
tidak dapat menahan marah, kekecewaan dan suka mengganggu. Papalia Olds menuliskan
bahwa dari keseluruhan populasi anak terdapat sekitar 3% anak dengan ADHD anak laki-laki
memiliki kemungkinan enam sampai sembilan kali lipat untuk mengalami ADHD
dibandingkan anak perempuan. Selanjutnya dikatakan bahwa tanda-tanda ADHD telah
muncul pada usia empat tahun atau dibawah 10 tahun, namun biasanya orangtua baru
menyadari anaknya cenderung ADHD setelah anak masuk sekolah1.

Anak ADHD merupakan anak yang daya konsentrasinya rendah dan sulit diajak
berfikir terlalu berat dengan itu gunakan pembelajaran atau permainan yang tidak
menekankan pada kognitif, akan tetapi lebih menggunakan pembelajaran yang bersifat
kesenangan dan melatih fisik motorik. Peran orang tua dan pendidik sangat penting dalam
memiliki penanganan yang tepat untuk mendidik anak ADHD di rumah maupun di sekolah,
sehingga anak ADHD dapat mengontrol emosinya mulai sejak dini hingga beranjak dewasa
nanti dan kita juga dapat mencari apa saja yang menjadi faktor pada anak ADHD.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan diulas adalah:

1. Apa faktor-faktor penyebab anak ADHD?


2. Apakah ciri - ciri perilaku anak ADHD?
3. Bagaimana cara penanganan bagi anak ADHD?

BAB II
DASAR TEORI

1
Yuliani Nurani Sujiono, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini ( Jakarta: Indeks, 2013), hal. 168.
A. Definisi ADHD (Attention Deficit and Hyperactivity Disorder)
Linda C dan Copel mengemukakan bahwa ADHD atau Attention Deficit Hyperactive
Disorder merupakan gangguan perkembangan dalam meningkatnya aktivitas motorik sampai
menjadi gangguan yang tidak wajar. Gangguan ADHD ditandai dengan adanya keluhan rasa
gelisah, tidak bisa tenang, tidak bisa diam, dan sering kali berusaha ingin berdiri, perasaan
emosional yang meletup-letup, aktivitas yang berlebihan dan suka membuat keributan.
Gangguan ADHD dapat diketahui sebelum usia empat tahun, tetapi pada sebagian besar
kasusnya mulai diketahui saat memasuki usia sekolah. Sedangkan menurut Mark Durand dan
David H. Barlow mengatakan bahwa ADHD merupakan gangguan perkembangan yang
memiliki pola inattention pada tingkat maladaptif, aktivitas yang berlebihan dan impulsif2.

Menurut Sugiamin, Gangguan ADHD umum terjadi pada anak usia dini dan usia
sekolah. Gejala ADHD dapat diketahui sebelum usia 7 tahun dan dapat terjadi dalam
berbagai macam suituasi seperti rumah, sekolah, tempat bermain atau situasi sosial lainnya. 3
Menurut Asosiasi Psikiater Amerika telah berhasil mengidentifikasi tiga jenis ADHD, dan
kategorisasi ketiganya digunakan secara meluas di banyak Negara. Ketiga jenis ADHD
tersebut adalah ADHD dengan ketiga ciri yaitu inatentif, impulsif, dan hiperaktif. ADHD
dengan ciri-ciri yang paling dominan adalah inatentif. dan ADHD dengan ciri-ciri yang
paling dominan adalah impulsif dan hiperaktif 4. Menurut Diagnostik dan Statistik Manual
Gangguan Mental Edisi 5 (DSM 5), menjadi diagnosis dengan ADHD anak memiliki gejala
minimal enam, sebelum diagnosis dan gejala tersebut telah hadir sebelum 12 tahun 5.
Disebutkan kriteria ADHD gangguan perhatian sebagai berikut

a. Lupa memusatkan perhatian terhadap hal-hal detail atau sering kali berbuat ceroboh di
sekolah dan di rumah.
b. Sulit untuk mempertahankan perhatian saat melakukan pekerjaan yang diberikan.
c. Sulit mengikuti perintah yang diberikan dan gagal dalam menyelesaikan tugas.

2
Herri Zan Pieter, dkk., Pengantar Psikopatologi untuk Keperawatan, ( Jakarta: Kencana, 2011), h.
147
3
Atika Dhiah A, dkk., Effectiveness of brain gym and writing therapy in behavioralhyperactivity on
pre school-age children with ADHD, Jurnal Ilmiah Bidang Ilmu Keperawatan Anak. Vol I, No 2 November
2018, h. 1
4
James Ie Fanu, Atasi dan Deteksi Ragam Masalah Kejiwaan Anak Sejak Dini, (Jogjakarta: Diva Press
Group, 2010), h. 205.
5
Rizki Amalia, Intervensi terhadap Anak Usia Dini yang Mengalami Gangguan ADHD melalui
Pendekatan Kognitif Perilaku dan Alderian Play Therapy, Jurnal Obsesi : Pendidikan Anak Usia Dini, Vol 2,
No 1. H. 29.
d. Sering menghilangkan barang yang penting
e. Sering perhatiannya gampang teralihkan
f. Sering lupa atas aktivitas hariannya.

Dari beberapa pendapat diatas bahwa anak yang mengalami gangguanADHD atau
Attention Deficit Hyperactivity Disorder memiliki daya konsentrasi rendah, peningkatan
aktivitas yang berlebihan, kurangnya pengaturan dalam diri, sulitnya beradaptasi terhadap
lingkungan sosial dan sulit menyesuaikan perilaku terhadap lingkungan sekitar sehingga
membutuhkan perhatian khusus dari lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat
sekitar untuk membantu dalam mengatasi perilaku anak yang mengalami gangguan ADHD.

B. Faktor-Faktor Penyebab Anak ADHD


Faktor penyebab ADHD ialah neurokimiawi berupa gangguan dalam fungsi
neurotransmiter dopamin di susunan saraf pusat. Faktor neurologic berupa pertumbuhan pesat
otak pada anak yang mengalami keterlambatan pematangan otak sehingga menunjukkan
gejala ADHD6. Menurut Cahya menyebutkan bahwa penyebab ADHD disebabkan oleh faktor
genetik atau keturunan yang merupakan penyebab terbanyak dalam kasus ADHD.

1) Konsumsi Alkohol Selama Masa Kehamilan


Kebiasaan ibu mengkonsumsi minuman beralkohol kemungkinan besar dapat
mengakibatkan anak kelak menjadi penderita ADHD
2) Faktor Lingkungan/ Paparan zat-zat beracun.
Polusi udara yang dapat mempengaruhi perkembangan otak yang menyebabkan
hiperaktivitas, cat yang berbau menyengat dan saluran pipa yang berkarat merupakan
benda yang mengandung toksik berbahaya yang menjadi penyebab timbulnya anak
menjadi ADHD.
3) Kekurangan Gizi
Dari hasil penelitian di Inggris dan di Amerika Serikat ditemukan beberapa anak yang
mengalami ADHD juga menderita kekurangan asam lemak esensial. Gejalanya adalah rasa
haus yang berlebihan, sering buang air kecil, kulit dan rambut kering, dan ada riwayat
alergi seperti asma
4) Asap Rokok

6
Niluh D. Ratnasari, dkk., ‘Komorbiditas pada anak gangguan pemusatan perhatian dan
hIEPraktivitas (GPPH) pada 20 Sekolah Dasar di Kota Manado’, Jurnal e-Clinic (eCl), Vol. 4, No. 1, Januari-
Juni 2016.
Nikotin di dalam rokok yang dikonsumsi oleh ibu hamil diduga dapat menyebabkan janin
mengalami kekurangan suplai oksigen ke otak sehingga menimbulkan kerusakan pada
otak dan menyebabkan timbulnya ADHD7.
5) Makanan.
Makanan yang mengandung pewarna, gula, cokelat, makanan dari susu, gandum, tomat,
nitrat, jeruk, telur, dan makanan lainnya sebagai penyebab hiperaktif 8. Pada tahun 1974
Dr. Benjamin Feingold, seorang dokter alergi anak-anak, mengatakan bahwa separuh lebih
dari semua hiperaktivitas selama beberapa lama ini berbarengan dengan peningkatan
pemakain pewarna, zat perasa, dan pengawet buatan. Hal ini dicurigai bahwa pewarna dan
pengawet buatan dapat menimbulkan alergi, karena mengandung kesamaan zat kimia
dengan zat-zat tertentu.
6) Cedera otak.
Sebuah penelitian dilakukan di New York City‟s Harlem Hospital terhadap 1.900 bayi
yang dilahirkan dengan kandungan kokain di dalam sistem mereka. Lebih dari sepertiga
yang dialaminya prematur, 15% mengalami kecacatan seumur hidupnya, seperti
keterbelakangan mental, kelumpuhan akibat luka berat otak, atau kebutaan akibat stroke di
dalam rahim. Hampir semua bayi yang mengalaminya selebihnya mengalami penderitaan
yang tidak begitu serius seperti hiperaktivitas, lemahnya keterampilan motorik, serta
keterlambatan dalam penggunaan berbahasa9.
Dari berbagai penyebab ADHD diatas bahwasannya ada beberapa faktor yang
menyebabkan anak memiliki ADHD meskipun masih banyak yang belum terbukti
penyebab pastinya, seperti keturunan yang berpengaruh anak menjadi ADHD, kesehatan
ibu yang dilihat dari
faktor riwayat alergi, kekurangan asam lemak esensial, kekurangan zat gizi, dan makanan
yang mengandung gula dan lainnya. Sehingga para guru serta orang tua harus lebih
memperhatikan setiap perkembangan yang dialami anak, agar anak tetap sehat dan terjaga
dari hal yang tidak diinginkan.

C. Ciri - Ciri Perilaku Anak ADHD

7
Nugrahini Indra Umratun Wakhaj, Nurul Hidayah Rofiah ‘Perilaku Attention Deficit Hiperactivity
Disorder (ADHD) Dalam Proses Pembelajaran (studi Kasus Peserta Didik) Di kelas IV SD Negeri Gejayan,
Jurnal Fundamental Pendidikan Dasar, Vol. 1 No. 1 Maret 2018. h. 68.
8
June Thompson, Tooddlercare Pedoman Merawat Balita, (Jakarta; Erlangga, 2003), h. 89.
9
Grant Martin, Terapi untuk Anak ADHD, (Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer, 2008), h. 267.
ADHD biasanya akan terlihat jelas ketika sudah duduk di bangku sekolah. Anak yang
mengalami ADHD di sekolah akan merasa tidak tenang di tempat duduknya sehingga
membuat ia berpindah-pindah tempat, banyak berjalan, tidak dapat berkonsentrasi dengan
baik, sering meninggalkan tugas yang belum terselesaikan. Adapun ciri-ciri ADHD yang bisa
kita lihat dari usianya :

1. Ciri-ciri Perilaku umum ADHD pada masa bayi


a) Sangat sensitif pada suara-suara dan cahaya
b) Sering menangis dan sulit didiamkan,
c) Sering terbangun dan sulit untuk tidur,
d) Sulit makan minum susu ibu maupun susu botol,
e) Sulit ditenangkan dan tidak mau digendong,
f) Menolak untuk disayangi dan air liurnya berlebihan sehingga sering kehausan10.

2. Ciri-ciri Perilaku ADHD pada usia 2-4 tahun


a) Impulsif ( berbuat kehendak sesuka hatinya)
b) Anak tampak ceroboh dan canggung
c) Sering mengalami kecelakaan dan jatuh
d) Sering menggerak-gerakan kaki dan tangan ketika duduk
e) Sering meninggalkan tempat duduknya
f) Sering menyakiti diri sendiri
g) Suka menentang

3. Ciri-ciri Perilaku ADHD pada usia 4-7 tahun


a) Sering berlari-lari serta memanjat secara berlebihan pada keadaan yang tidak
seharusnya.
b) Sering tidak mampu melakukan atau mengikuti kegiatan dengan tenang
c) Selalu bergerak seakan-akan tubuhnya didorong oleh mesin.
d) Sering terlalu banyak bicara.
e) Sering sulit menunggu giliran.
f) Sering memotong dan menyela pembicaraan.
g) Tidak dapat memperhatikan lawan bicaranya.

10
Herri Zan Pieter, dkk., Pengantar Psikopatologi untuk Keperawatan, ( Jakarta: Kencana, 2011), h.
148
h) Impulsif.
i) Sulit berkonsentrasi.
j) Sulit memfokuskan perhatian11.

D. Penanganan Bagi Anak ADHD

Penanganan bagi anak ADHD sebenarnya tidak dapat disembuhkan, melainkan dapat
dikurangi gejala yang menyebabkannya. Ada beberapa cara lain yang dapat membantu anak
ADHD di antaranya yaitu :

a. Lingkungan
Ketika lingkungan tidak diawasi dengan baik, dikhawatirkan anak dapat melakukan suatu
hal yang tidak diinginkan, maka beberapa lingkungan yang perlu diperhatikan.
1. Rumah
Hal yang perlu diperhatikan di rumah adalah pengaturan waktu, ruangan untuk
melakukan aktivitas, dan tempat. Diantaranya dapat membiasakan pola makan yang
sehat dan bergizi, memastikan anak cukup untuk tidur dan istirahat, membatasi waktu
anak dalam menonton televisi dan menggunakan gadget, mengajak anak untuk
melakukan aktivitas fisik dan berharap agar dapat mengarahkan aktivitas anak sesuai
dengan kemampuannya.
2. Sekolah
Ada hal yang semestinya kita perhatikan diantaranya ruang kelas dan kerjasama antara
guru dan orang tua serta perhatian khusus bagi anak yang memiliki ADHD. Contohnya
memberikan kartu yang dibacakan guru, berisi kegiatan dalam satu hari beserta dengan
keterangan apakah ia sudah melakukannya atau belum.
3. Teman
Mengawasi ketika anak sedang bermain dengan temannya, mengetahui apa yang
sedang ia mainkan, diusahakan temannya memiliki sifat yang mau berteman sehingga
memudahkan anak ADHD untuk bersosialisasi.

BAB III
PEMBAHASAN

11
Yayuk Ylana, „Teknik guru dalam penanganan anak hiperaktif (studi kasus di kelas v madrasah
ibtidaiyah islamiyah Sukopuro Jabung Malang)‟, Skripsi S.1 UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Malang
2017, h. 19-20, dipublikasikan
I. Data Klien
Identitas tentang Klien
1. Nama Lengkap : Raihan Abrysam
2. Jenis Kelamin : Laki-laki
3. Tempat/Tanggal Lahir : Sorong, 12 Mei 2014
4. Umur : 8 Tahun
5. Agama : Islam
6. Cita-Cita : Tentara
7. Hoby : Bermain
8. Pendidikan : Sekolah Dasar (SD)
9. Alamat Rumah : Jl. Alteri, Sorong Utara, Kota Sorong, Papua Barat
12. Nama Ayah : Akbar
13. Nama Ibu : Ulfa Anggraini Putri Amelia

II. Permasalahan / Keluhan


a. Keluhan Klien :
- Tidak dapat berkonsentrasi dengan baik
- Sulit memfokuskan perhatian
- Kurangnya perhatian dari kedua orangtua
b. Keluhan Orang Tua
- Sering bermain tanpa kenal waktu pulang kerumah
- Suka lupa membawa peralatan sekolah
- Suka bermain hp tanpa sepengetahuan orang tua
c. Keluhan Guru
- Selalu lupa membawa tugas (PR) sekolah
- Selalu menjahili teman-teman dikelas
- Susah dibilangi dan di atur
- Suka bermain di dalam kelas
- Dan suka nangis ketika di jahili temanya

III. Riwayat Hidup:


1. Nama Lengkap : Raihan Abrysam
2. Tempat/Tanggal Lahir : Sorong, 12 Mei 2014
3. Umur : 8 Tahun
4. Anak : Pertama dari Lima Bersaudara :
5. Jenis Kelamin : Laki-laki
6. Agama : Islam
7. Cita-Cita : Tentara
8. Suku : Bugis
9. Hoby : Bermain
10. Status Dalam Keluarga : Anak Kandung
11. Lahir : Di Rumah Sakit
12. Persalinan : Normal
13. Pada Saat Dikandung : Sehat-Sehat
14. Tinggi/Berat Badan : 120cm/25 kg
15. Pendidikan Sebelumnya Taman Kanak-kanak (TK) Yayasan Istianah Terpadu
16. Pendidikan Sekarang : Sekolah Dasar (SD)
17. Alamat Rumah : Jl. Alteri, Sorong Utara, Kota Sorong, Papua Barat
18. Keterangan Keluarga
Nama Ayah : Akbar
Tempat / Tanggal Lahir : Makassar , 8 Juli 1987
Agama : Islam
Umur : 35 Tahun
Pendidikan Terakhir : Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Pekerjaan : Supir
Alamat : Jl. Alteri, Sorong Utara, Kota Sorong, Papua Barat

Nama Ibu : Ulfa Anggraini Putri Amelia


Tempat / Tanggal Lahir : Makassar, 8 Maret 1992
Agama : Islam
Umur : 30 Tahun
Pendidikan Terakhir : Sekolah Menengah Atas (SMA)
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jl. Alteri, Sorong Utara, Kota Sorong, Papua Barat
19. Keterangan Kesehatan jasmani anak
Keadaan mata : Sehat
Keadaan pendengaran : Sehat
Keadaan perawakan : Sehat
Potensi jasmani : Kuat
Penyakit Diderita : ADHD

IV. Hasil Observasi

a. Klien:

Ketika memulai untuk mengamati Raihan yang ada berada di dalam kelas, terlihat jelas
Raihan yang sedang berlari-lari dan keluar masuk kelas tidak seperti anak normal
lainnya dan sering menggoyang-goyangkan kaki di bangku, memukul-mukul meja,
mengganggu teman di sekitarnya. Hal ini membuat guru untuk selalu mengunci kelas
dan agar tidak terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan. Selain itu juga guru memberikan
penanganan lebih untuk Raihan, karena memiliki aktivitas yang berlebihan dan daya
konsentrasi yang rendah pada saat belajar dikelas. Tetapi komunikasi Raihan sama
teman-temannya sangat baik walaupun sering menjahili teman-temanyan, dan sering
mengadu kepada guru ketika dia di gangu temanya dan terkadang juga menangis.

Pengamatan Ketika di luar kelas Raihan lebih aktif berlari-lari dan menganggu teman-
teman perempuanya bermain seperti tidak terkontrol sehingga gurunya mengawasinya
selalu, Ketika ada makan ditanganya dia duduk dan menghabiskanya terlebih dahulu
ketika habis dia langsung bermain Kembali

Pada saat di dalam kelas dan ibu guru menulis di depan dia bermain di mejanya dan
menjahili teman-temanya, selesai guru menulis di depan kelas dan menyuruh menulis di
buku antusianya sangat besar untuk menulis dan terlihat dia maju kedepan untuk
bertanya dan dia juga meminta untuk menulis di sebelah gurunya agar teman-temanya
tidak menganggunya dan dia bisa fokus mengerjakan apa yang di suruh oleh gurunya.

b. Orang Tua
Pada saat mengamati orang tuanya ketika saat bersama anaknya, bahwa Raihan diperlakukan
seperti anak pada umunya diberikan perhatian dan kasih sayang, walaupun orang tuanya tidak
mengetahui apa yang di alami pada anaknya, orang tua Raihan mempunyai anak 5 sehingga
orangtuanya kurang memperhatikan anaknya dikarenakan ibunya harus memperhatikan adik-
adiknya yang lain, sedangkan ayahnya sibuk bekerja sebagai supir dan orangtuanya juga
mempunyai usaha tempat pengisian air ulang (galon) sehingga perhatian orangtuanya kepada
Raihan kurang baik, dan mengakibatkan Raihan sering bermain hingga lupa waktu.

a. Guru
Pada saat melakukan pengamatan terhadap guru pada saat memulai pembelajaran didalam kelas,
sebelum memulai pembelajaran dilaksanakan terlebih dahulu berdo’a, anak dibiasakan untuk
berdoa sebelum belajar, setelah itu bernyanyi, dan bertepuk tangan dengan harapan agar
membangkitkan semangat anak dalam belajar.
Cara guru dalam menyampaikan pembelajaran dengan cara memberi kesempatan anak untuk
maju ke depan kelas satu persatu, bernyanyi dengan menggerakan anggota tubuh, dan senam
otak, anak-anak diminta untuk bernyanyi sambil berdiri, namun ada satu anak yang memilih
untuk berlari-lari dan teriak-teriak memanggil temannya yaitu Raihan, dengan semangatnya dia
berlari sehingga menabrak temannya hingga terjatuh dan menangis, bu Khalifah Sumarni
Laelaem sebagai guru utama atau wali kelasnya langsung menghampiri Raihan dan
mendekapnya, meminta bantuan kepada murid-murid yang lain untuk mengangkat temanya
yang terjatuh. Memang terliat Raihan pada saat di kelas sangat aktif sekali dan sangat susah di
atur.

V. Hasil Wawancara
a. Klien
Hasil wawancara yang saya dapatkan kepada Raihan yang di anggap anak yang sangat aktif
bagi orang tuanya, dan gurunya dan suka menjahili teman-temanya, Raihan mengatakan kalo
orangtuanya jarang memperhatikanya ketika dia selalu berbuat salah orang tuanya hanya diam
dan tersenyum dan tidak suka memukulnya, tetapi kalo ayahnya suka memarahinya dan
kadang memukulnya sehingga dia sangat takut kepada ayahnya, dan ibunya tidak pernah
memukulnya karena ibu sangat sayang kepadanya
Ketika ditanya kenapa sering menjahili teman-temanya dia mengatakan di suka aja dan tidak
bisa mengontrol dirinya ketika melakukan hal itu kepada teman-temanya, dan ketika dia di
Jahili teman-temanya pasti dia mengadu kepada gurunya seakan dia tidak melakukan apa-apa
agar dia merasa di lindungi oleh gurunya.
Dia juga mengatakan cita-citanya ingin menjadi tentara, dan dia juga sangat menyukai
pelajaran matematika dan sangat tidak suka sama pelajaran Bahasa Indonesia, dan pada saat
di rumah jarang belajar dan lebih sering bermain sama adik-adiknya dan juga terkadang
menonton TV bersama adik-adiknya.

b. Orang Tua
Pada saat melakukan wawancara kepada orang tua Raihan mengatakan sebenarnya tidak
mengetahui bahwa anaknya itu ada kelainan (ADHD) yang dia tau anaknya hanya aktif sekali
dan beda dari anak yang lainnya. Mengenai tingkah laku Raihan sendiri ketika dikelas sering
disampaikan oleh teman-temanya bahkan guru-gurunya kalo dia nakal karena sering
menjahili dan membuat ulah, dan kalau main tidak mau pulang pasti harus dijemput. Kalau di
rumah sering sekali Raihan memainkan mainannya tetapi dia tidak mau membereskannya
kembali, dan suka mengambil hp ibunya secara diam-diam dan lalu dia main permainan tanpa
sepengetahuan ibunya, padahal saya sudah sering kasih tau, terkadang saya juga marah
kepadanya, dan terkadang saya sadar sendiri atas apa yang saya lakukan kepadanya dan pada
saat itu saya menasehatinya dengan lembut tetapi dia melakukannya kembali.
Kalau di sekolah saya sering dipanggil oleh gurunya, padahal saya sedang hamil besar. Guru
kelasnya sangat baik dan sabar, memberikan arahan, memberikan pengawasan yang lebih
kepada Raihan, sering ditempatkan di depan kelas bahkan di sebelah bangku gurunya agar
tidak mengganggu teman-temannya. Terkadang ibu guru masih saja kesulitan untuk
memberikan penanganan bagi anak saya ketika pembelajaran di kelas sedang berlangsung,
alasan yang jelas karena guru kadang kurang pengalaman menghadapi anak yang seperti itu,
hal ini menjadikan guru kebingungan apa yang harus di lakukan terkadang juga gurunya
marah atas perilaku yang di lakukan oleh anak saya.
Adapun penanganan yang saya berikan di rumah kepada Raihan dengan memberikan
hukuman agar tidak bermain dalam beberapa jam, jika dia tidak menuruti perintah dari saya
dan ayahnya kadang ayahnya marah dan memuluknya. Dan juga selalu memberikan informasi
kepada guru tentang kegiatan apa saja yang dilakukan Raihan ketika di rumah, dan gurunya
juga sering memberikan dia ancaman ketika dia tidak mau belajar dan tidak mau mengerjakan
PR ibu guru selalu sampaikan kalo Raihan tidak mau mendegarkan gurunya maka dia tidak
naik kelas. Ibunya juga mengatakan pada saat mengandung Raihan baik-baik saja dan ibunya
sehat selalu walupun kadang sakit juga sakit gak sampai di bawa kerumah sakit dan ibunya
juga mengatakan kalau pada saat mengandung Raihan, sering minum kopi setiap malam
karena kalau tidak minum kopi dia merasakan hal yang aneh di dalam dirinya mungkin
karena bawaan dari kandungan yang ada di dalam perutnya., sehingga harus minum setiap
malam.

C. Guru
Hasil Wawancara kepada Ibu Gurunya yakni ibu Khalifah Sumarni Laelaem selaku guru wali
kelasnya mengatakan Raihan adalah anak yang sangat hiperaktif yang memiliki ciri-ciri lebih
banyak aktivitas dari pada anak normal lainnya, sering keluar masuk kelas, mengganggu
teman-temannya, naik ke atas meja dan sulit untuk diajak belajar, tidak menempatkan barang-
barangnya pada tempatnya, sering meninggalkan pensil dan buku di sekolah karena lupa, dan
juga selalu lupa membawa pekerjaan rumahnya dan ketika ditanya tentang tugasnya selalu dia
kerjakan tetapi lupa dan dia mencoba menyampaikan kegurunya untuk mengambilnya di
rumah tetapi ibu gurunya gak mau menyuruhnya ambil karena takut dianya gak kembali lagi
kesekolah.
Sebelumnya ibu gurunya tidak mengetahui kalau Raihan mengidap penyakit Hiperaktif dan
susah fokus (ADHD), dia hanya tau kalau Raihan sangat aktif tidak seperti anak pada
umumnya, ketika mengetahui kalau Raihan mengidap penyakit seperti ibu gurunya langsung
kaget dan kedepanya akan memperlakukan Raihan lebih baik dan lebih fokus agar Raihan
bisa menjadi yang lebih baik dari sebelumnya.

VI. Proses Konseling


a. Psikoedukasi Klien :
Pertama saya membangun hubungan dengan klien agar kalien lebih terbuka untuk
menyampaikan apa yang menjadi permasalahan yang dia hadapi, paling utama yang saya jalin
yakni pendekatan kepada Raihan secara intens dan terus menjalin komunikasi dengan baik
kepada klien, agar klien merasa nyaman sehingga dia lebih terbuka dan tidak takut untuk
menyampaikan sesuatu. Karena sebelumnya saya dan Raihan merupakan guru dan murid jadi
pendekatan saya kepada Raihan sudah terjalin sebelumya sehingga saya tidak terlalu sulit untuk
mendekatinya,dan saya mengarahkan kepada agar dia lebih baik lain dan menasehatinya agar
jangan berbuat kesalahan yang tidak disukai oleh teman-temanya, saya menjelaskan pada Raihan
kalau jangan suka menjahili teman-temanya karena kalua suka menjahili teman-teman nanti
teman-teman Raihan tidak suka bermain sama Raihan dan bisa aja Raihan juga nanti dijahili oleh
teman-teman Raihan apakah Raihan mau di Jahili oleh teman-teman Raihan? Kan tidak jadi
Raihan jangan menjahili teman-temanya ya, jangan suka bersikap nakal karena perbuatan yang
tidak baik maka Raihan akan perlakukan seperti itu juga. Jangan pernah berbuat kelasahan yang
tidak diinginkan orang lain, dan ibu selalu nurut sama orang tua dan ibu guru juga agar Raihan
nantinya menjadi anak yang pintar dan di sayangi oleh orang tua, ibu guru dan teman-teman dan
agar cita-cita Raihan bisa terwujudkan.

b. Psikoedukasi Orang tua:


Pertama saya melakukan pendekatan kepada kedua orang tuanya, ketika sudah terjalin pedekatan
yang baik baru saya menjelaskan sedikit tentang Anak hiperaktif termasuk gangguan perilaku
disebut dengan Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH) atau
Attention Deficit Hyperactive Disorder(ADHD). Anak dengan gangguan ADHD adalah
anak yang sulit melakukan seleksi terhadap stimulus yang ada disekitarnya, yang
berakibat sulit dalam memusatkan perhatiannya dan menjadi hiperaktif, tampak dalam
perilaku yang selalu bergerak, impulsif/ bertindak tanpa berfikir, tidak dapat menahan
marah, kekecewaan dan suka mengganggu. Peran orang tua sangatlah penting untuk menjaga
dan memperhatikan perkambangan anak, anak hanya diingin di perhatikan dan disanyangi bukan
harus di marahi ketika dia melakukan kesalahan, tetapi kita menjelaskan tentang apa yang di
lakukanya itu salah, jangan pernah memukulnya dan mengucapkan kata-kata kasar kepadanya,
karena hatinya sangat rapuh sekali. Berharap kepada ibudan bapak agar dapat memberikan
stimulasi yang baik, permainan-permainan yang dapat melatih fisik motorik, dan orang tua dapat
mendidik anaknya dengan penuh kesabaran. Kepada orang tua dapat memberikan pemeriksaan
rutin kepada psikolog anak, agar orang tua dapat mengetahui setiap perkembangan yang dialami
anaknya, saya juga memberi arahan kepada orang tuanya agar orang tua dapat mengetahui
langkah apa selanjutnya yang akan dia lakukan ketika anak melakukan kesalahan, saya membuat
komitmen dengan orang tua untuk bersama-sama mencari penyelesaian masalah ketika anaknya
membuat kesalahan baik di sekolah maupun di lingkungan rumahnya, agar orang tuanya tidak
menyelesaikan masalah dengan memukul anak, tetapi menegur anaknya dengan baik dan selalu
berbicara dengan anak dengan cara yang lembut dan penuh kasih sayang karena anak hanya
butuh kasih sayang dari kedua orang tuanya, anak paling tidak suka di marahi ketika anak di
marahi maka dia akan merasa orang tuanya tidak sayang kepadanya.

c. Psikoedukasi Guru
Psiloedukasi yang pertama kali saya lakukan kepada gurunya yakni melakukan pendekatan
terlebih dahulu ketika sudah terjalin dengan baik dengan gurunya, langkah selanjutnya yaitu
memberikan masukan kepada guru bahwa memberikan motivasi kepada Raihan agar semangat
dalam belajar, menyampaikan pengetahuan sesuai dengan gaya anak belajar dan memberikan
penanganan khusus bagi anak ADHD. Agar sesuai dengan menjalankan perannya guru dengan
baik. Melakukan pembenahan proses belajar mengajar jika selama ini ada yang salah,
memberikan perhatian khusus bagi anak Rihan serta menyarankan kepada orang tua Raihan agar
melakukan pemeriksaan rutin kepada psikolog bagi anaknya. Guru sebagai sumber belajar, guru
sebagai fasilitator, guru sebagai pengelola, guru sebagai demonstrator, guru sebagai pembimbing,
guru sebagai motivator, guru sebagai evaluator, Jadi peran guru sangatlah besar untuk
perkembangan Raihan dan menjadi pendamping bagi pertumbuhanya. karena sangat besar sekali
dampak yang di berikan oleh guru kepada pengaruh bagi Raihan. Serta masih butuh pengawasan
dan perlindungan agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Guru harus memilih cara yang
paling tepat bagi Raihan lalu latihan secara berulang-ulang. Teknik yang digunakan yang
pertama yaitu menghilangkan atau mengurangi tingkah laku yang tidak diinginkan. Teknik yang
kedua yaitu mengembangkan tingkah laku yang diinginkan dengan cara memberikan ulangan
penguatan (reinforcement). Dan Adapun beberapa menghilangkan atau mengurangi tingkah laku
yang tidak diinginkan diantaranya : Menurut Dannison brain gym adalah serangkaian gerak
sederhana yang menyenangkan dan dapat digunakan dalam meningkatkan kemampuan belajar
anak dengan menggunakan kemampuan konsentrasi otaknya dan memberikan kegiatan yang
menarik minat anak dan menggunakan peraturan-peraturan yang jelas agar anak dapat
mentaatinya. Umpan balik yang kita berikan menggunakan dorongan, semangat, dan
penghargaan, dengan tujuan agar anak mampu melakukan sesuatu sesuai dengan
peraturan.Contohnya jika anak telah mengerjakan tugas dengan baik hingga selesai, maka guru
memberikan stiker dan membolehkan untuk bermain sesuai yang ia inginkan. Terapi ini
memberikan peraturan kepada anak yang bertujuan untuk meningkatkan perilaku disiplin bagi
anak. Dan yang paling penting ibu guru harus menjalin komunikasi secara baik kepada orang tua
sehingga memperkuat untuk menjalin terapi back in control ini dan dengan harapan apa yang
diiginkan kepada Raihan bisa tercapai dan Raihan menjadi anak yang lebih baik dan jangan
pernah mengatakan kepada Raihan kalo dia anak yang nakal.

VII. Target Konseling


a. Klein
- Targetnya yang ingin saya capai kepada Raihan yakni agar Raihan bisa lebih fokus dan tidak
menjahili teman-temanya, dan berharap Raihan bisa menjadi anak normal pada umumnya
walaupun itu sangat sulit saya akan terus berusaha memberikan yang terbaik, dan
mengharapkan kepada orangtuanya agar bisa memahami apa yang di alami oleh anaknya ini
adalah suatu cobaan bagi orangtua, dan orangtuanya agar lebih sabar dalam menghadapi
Raihan.

b. Orang Tua
- Target yang ingin saya capai kepada orangtuanya yakni orangtua harus lebih memperhatikan
Raihan mengingat Raihan mempunyai kekurangan tetapi orang tua harus tetap semangat, agar
Raihan dapat di sayangi seperti anak-anak lainya, dan mengharapkan orangtuanya lebih aktif
dalam pengasuhnya jangan pernah megabaikanya karena kekuranganya tetapi malah lebih
memperhatikanya agar dia merasa orangtuanya sangat menyayaginya.

c. Guru
- Target konseling terhadap guru agar lebih sabar dalam menghadapi perilaku anak muridnya
yang mengidap penyakit kelainan yang mana lebih aktif di dalam kelas dan sangat susah untuk
di atur, guru perlu meningkatkan ilmu pengetahuannya mengenai teknik/ cara dan
kualitas pembuatan media yang lebih kreatif, agar dapat meningkatkan motivasi belajar
anak sesuai dengan gaya belajar anak masing-masing.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perilaku anak ADHD dalam belajar diantaranya adalah sering keluar masuk kelas,
mengganggu teman-temannya, dan sulit untuk diajak belajar, tidak menempatkan barang-
barangnya pada tempatnya, sering meninggalkan pensil dan buku di sekolah karena lupa, sulit
berkonsentrasi, berlebihnya aktivitas, menaik di atas meja, mengganggu teman-temannya
yang sedang belajar.

Faktor-faktor yang menyebabkan anak ADHD adalah konsumsi alkohol pada masa
kehamilan, faktor lingkungan, kekurangan gizi, asap rokok, makanan yang mengandung gula,
dan cedera otak dan lainnya. Sehingga peran orang tua harus lebih memperhatikan setiap
perkembangan yang dialami anak, agar anak tetap sehat dan terjaga dari hal yang tidak
diinginkan.

Peran orang tua sangat diperlukan sekali terhadap anak yang mengidap penyakit
seperti ini (ADHD) dan guru juga pada saat di dalam kelas harus tau apa yang harus
dilakukan agar tidak salah dalam menangani anak seperti dan tidak mengatakan bahwa anak
seperti itu nakal dan sebagainya.

B. Saran
Saran saya kepada Orang tua harus lebih sabar dalam mendidik anak ADHD,
memiliki banyak pengetahuan dalam mendidik anak ADHD, memberikan perhatian
khusus mulai dari lingkungan dan pola makan anak agar anak tetap dalam pengawasan
orang tua. Dan kepada Guru teknik atau cara dalam pembelajaran yang diterapkan oleh
guru sangat berpengaruh bagi anak yang mengalami ADHD. Sehingga guru perlu
meningkatkan ilmu pengetahuannya mengenai teknik/ cara dan kualitas pembuatan media
yang lebih kreatif, agar dapat meningkatkan motivasi belajar anak sesuai dengan gaya
belajar anak masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA

Atika Dhiah A, dkk. 2018, Effectiveness of brain gym and writing therapy in
behavioralhyperactivity on pre school-age children with ADHD, Jurnal Ilmiah
Bidang Ilmu Keperawatan Anak. Vol I, No 2 November.

Grant Martin, 2008, Terapi untuk Anak ADHD, Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer.

Herri Zan Pieter, dkk. 2011, Pengantar Psikopatologi untuk Keperawatan, Jakarta: Kencana.

James Ie Fanu, 2010. Atasi dan Deteksi Ragam Masalah Kejiwaan Anak Sejak Dini,
Jogjakarta: Diva Press Group.

Maret June Thompson, 2003. Tooddlercare Pedoman Merawat Balita, Jakarta; Erlangga.

Nugrahini Indra Umratun Wakhaj, Nurul Hidayah Rofiah, 2018. ‘Perilaku Attention Deficit
Hiperactivity Disorder (ADHD) Dalam Proses Pembelajaran (studi Kasus
Peserta Didik) Di kelas IV SD Negeri Gejayan, Jurnal Fundamental Pendidikan
Dasar, Vol. 1 No. 1

Niluh D. Ratnasari, dkk. 2016, ‘Komorbiditas pada anak gangguan pemusatan perhatian
dan hIEPraktivitas (GPPH) pada 20 Sekolah Dasar di Kota Manado’, Jurnal e-
Clinic (eCl), Vol. 4, No. 1, Januari-Juni

Rizki Amalia, Intervensi terhadap Anak Usia Dini yang Mengalami Gangguan ADHD
melalui Pendekatan Kognitif Perilaku dan Alderian Play Therapy, Jurnal Obsesi
: Pendidikan Anak Usia Dini, Vol 2, No 1.

Yayuk Ylana, 2017, “Teknik guru dalam penanganan anak hiperaktif (studi kasus di kelas v
madrasah ibtidaiyah islamiyah Sukopuro Jabung Malang)‟, Skripsi S.1 UIN
Maulana Malik Ibrahim Malang, Malang.

Yuliani Nurani Sujiono, 2013, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta: Indeks.

Anda mungkin juga menyukai