DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 20
1. DIANA RINDRIANI (170103021)
2. NUR AFIFATUN AINY (170103064)
1
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan Puji Syukur atas kehadirat Allah Yang Maha Kuasa karena atas
Rahmat-Nya dan Hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)” dengan tujuan untuk memenuhi tugas
mata kuliah Keperawatan Anak II ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini jauh dari kategori sempurna, oleh
karena itu dengan hati dan tangan terbuka mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan tugas makalah yang akan datang.
Selanjutnya dalam kesempatan ini, tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik materi maupun pikirannya. Harapan kami semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca.
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………………………… 1
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………. 2
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………… 3
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………………. 4
A. Latar Belakang Makalah……………………………………………………………….. 4
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………………... 4
C. Tujuan Penulisan Makalah…………………………………………………………….. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………………………………... 5
A. Definisi Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)…………………………… 5
B. Etiologi Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)…………………………… 5
C. Tanda dan Gejala Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)……………….. 6
D. Manifestasi Klinis Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)………………... 7
E. Dampak Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)…………………………... 8
F. Diagnosis Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)………………………… 9
G. Konsep Patofisiologi Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)…………….. 10
H. Diagnose Keperawatan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)................12
I. Rencana Asuhan Keperawatan pada Attention Deficit Hyperactivity Disorder
(ADHD)……………………………………………………………………………………. 12
BAB III PENUTUP………………………………………………………………………………… 14
A. Saran……………………………………………………………………………………… 14
B. Simpulan …………………………………………………………………………………. 14
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………… 15
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
Adanya ketidakseimbangan senyawa kimia di otak. Banyak penelitian yang
mengarah kepada polimorfisme dari Dopamine Tranporter Gene (DAT-1),
ditemukan bahwa pada anak ADHD, Dopamine Tranporter Gene (DAT-1)
mengalami gangguan menjadi lebih aktif. Dopamine Tranporter Gene (DAT-1)
berfungsi untuk menyerap kembali neurotransmitter dopamine dari celah sinaps
kembali ke neurontransmitter pra-sinaps, akibatnya kekurangan dopamine membuat
fungsi otak pada anak ADHD terganggu. Anak menjadi perhatiannya mudah
teralihkan dan menunjukkan perilaku impulsive.
3. Faktor persalinan
Anak yang lahir dari masalah pada saat ibunya hamil misalkan merokok saat
persalinan berisiko 3-4 kali untuk anak mengalami ADHD dibandingkan dengan ibu
yang tidak merokok, ada juga masalah dari persalinannya seperti persalinan yang
sulit, adanya lilitan tali pusar, atau sungsang. Akibat dari risiko-risiko tersebut
adalah perkembangan otak anak ADHD mengalami gangguan, sehingga
kemampuan dari otak bagian depan (dorsolateral prefrontal cortex) mengalami
masalah sehingga kemampuan anak mengontrol diri terganggu.
4. Faktor lingkungan
Lingkungan yang dimaksud adalah liingkungan secara luas, termasuk lingkungan
psikologis (relasi dengan orang lain), lingkungan fisik (makanan, obat-obatan),
lingkungan biologias (cedera otak, radang ota, komplikasi saat melahirkan).
Anak laki-laki memiliki insiden yang lebih tinggi dibandingkan anak perempuan
dalam ADHD dengan perbandingan 3:1. ADHD tidak dapat dicegah atau diobati.
Namun, mengenali lebih awal, ditambah memiliki perawatan dan pendidikan rencana
yang baik, dapat membantu anak dalam mengelola gejalanya.
6
impulsif atau gejala gangguan perhatian tersebut telah terjadi sebelum berusia 7
tahun
3. Tipe Kombinasi (Combined type)
Merupakan kombinasi dari dua jenis ADHD diatas. Tipe ADHD-Combined
adalah paling umum terjadi. Tidak seperti anak hiperaktif, pada tipe ini anak dapat
menahan diri dari gangguan orang lain ataupun berbicara lebih tenang. Namun
sebenarnya mereka tidak memproses informasi yang diperoleh seperti halnya anak
normal. Terlihat pada 6 bulan terakhir.
7
i. Sering kali menyela atau menganggu teman yang lain
8
a. Usia prasekolah (<6 tahun) : menimbulkan gangguan perilaku yang akan
mengganggu ketenangan keluarga.
b. Usia sekolah (6-12 tahun) : menimbulkan gangguan perilaku, prestasi sekolah
menurun, kesulitan interaksi sosial sehingga dapat menimbulkan kurang percaya diri
pada anak.
c. Masa remaja (12-18 tahun) : menimbulkan kesulitan dalam interaksi sosial, problem
akademik, tindakan criminal, gangguan penggunaan zat dan mudah
terjadikecelakaan.
9
G. Konsep Patofisiologi Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)
Mekanisme yang berperan penting dalam patofisiologi ADHD berkaitan dengan
korteks serebri pada lobus temporal dan parietal dan prefrontal cortex (PFC)
berhubungan langsung dalam mediasi aspek atensi. Lobus parietalis berhubungan
penting dalam mengenali dan memperhatikan segala sesuatu berkaitan dengan ruang
dan waktu, sedangkan lobus temporalis berhubungan dengan analisis visual untuk
mengidentifikasi objek atau tempat. Sedangkan PFC penting dalam mengendalikan
tingkah laku yang pantas sehingga PFC berperan untuk meregulasi perilaku khususnya
dalam mencegah emosi, kebiasaan dan impuls (kontrol perilaku) yang kurang pantas.
Selain itu PFC juga berfungsi untuk mengalokasikan dan merencanakan sesuatu dan
mengorganisir perilaku dan pikiran.
Pada pasien dengan ADHD pada sebuah penelitian mengindikasikan kurang
aktifnya bagian ini dengan melemahkan hubungan dengan bagian otak yang lain.
Seperti pasien ADHD, pasien yang memiliki lesi pada bagian PFC sering kali merasa
kebingungan, kesulitan berkonsentrasi dan mengorganisir. Anak menjadi lebih aktif dan
bertingkah laku berlebihan. PFC dihubungkan dengan sel piramid, yang juga
diperantarai oleh noradrenalin katekolamin (NA) atau dopamin (DA). NA dan DA
dikeluarkan bergantung dengan arahan dari PFC; terlalu rendah (dalam keadaan lelah
atau bosan) atau terlalu banyak (dalam keadaan stres) terkait dengan fungsi PFC.
Dengan kadar yang optimal apabila dalam keadaan penuh perhatian atau berjaga-jaga.
Efek NA timbul karena adanya alpha (2A)-receptors pada dendritik dalam sel piramida
PFC. Pada pasien dengan ADHD, terdapat kelainan genetik yang menyebabkan
perubahan pada sintesis NA (DA beta-hydroxylase) yang dikaitkan dengan penurunan
kemampuan PFC.
10
Pathway ADHD
ADHD atau attention deficit hyperactivity disorder adalah
gangguan pamusatan dan hiperaktif
Disfungsi otak
Genetik
Kekurangan
dopamin
ADHD
Sulit berkonsentrasi
Resiko keterlambatan
perkembangan 00112
11
H. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada anak dengan ADHD adalah :
1. Ketidakefektifan perfoma peran
2. Resiko keterlambatan perkembangan
12
Keterangan :
1= tidak pernah menunjukkan
2= jarang menunjukkan
3= kadang-kadang menunjukkan
4= sering menunjukkan
5= secara konsisten menunjukkan
Risiko Setelah dilakukan tindakan Peningkatan koping 5230
keterlambatan keperawatan selama 3x24 jam 1. Dukung pasien untuk
perkembangan diharapkan masalah akan teratasi mengidentifikasi deskripsi
00112 dengan kriteria hasil : yang realistic terhadap
Koping 1302 adanya perubahan dalam
Indikator awal akhir peran
Mengidentifikasi 2 4 2. Gunakan pendekatan yang
pola koping yang tenang
efektif 3. Berikan suasana
Mengidentifikasi 2 4 penerimaan
pola koping yang 4. Bantu pasien untuk
tdk efektif mngidentifikasi informasi
Modifikasi gaya 2 4 yang dia paling tertarik untu
hidup untu dapatkan
mengurangi 5. Dukung kesabaran dalam
stress mengembangkan suatu
Menyatakan 2 4 hubungan
butuh bantuan 6. Dukung aktivitas-aktivitas
Melaporkan 2 4 sosial dan komunitas
3= kadang-kadang menunjukkan
4= sering menunjukkan
5= secara konsisten menunjukkan
13
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) adalah kondisi gangguan pada
neurobiology berupa perilakuyang ditandai dengan ketidakmampuan memusatkan
perhatian, perhatian mudah teralihkan (inatensi), selalu bertindak tanpa berpikir dahulu
(impulsive) dan aktif berlebihan atau susah diam (hiperaktivitas) yang dapat dideteksi
pada usia dini. Penyebab pasti dari ADHD belum diketahui. Namun ada faktor-faktor
yang diduga bisa mengalami ADHD yaitu faktor genetic, faktor disfungsi otak, faktor
persalinan dan fator lingkungan.
Ada tiga tipe dari ADHD yaitu pertama predominan inatentif (Inattentiveness type)
yaitu anak-anak yang masalah utamanya adalah rendahnya konsentrasi, perhatian
mereka lebih mudah terganggu dan teralihkan, kedua Tipe predominan Hiperaktivitas
dan impulsifitas (hyperactivity-impulsivity type) yaitu anak-anak menunjukkan kedua
perilaku hiperaktif dan impulsive, tetapi untuk sebagian besar menera mampu
memusatkan perhatian, dan ketiga adalah tipe kombinasi.
Dampak dari anak yang ADHD antara lain anak mengalami kesulitan untuk
menjalin hubungan interpersonal, kesulitan untuk mematuhi instruksi orang lain,
ketidakmampuan anak untuk mengendalikan diri dengan baik pada situasi yang
dihadapinya, anak dijauhi dan diasingkan oleh teman-temannya.
B. Saran
Saran dari kelompok kami mengenai makalah ini bagi pembaca adalah :
1. Untuk memperoleh gambaran dan informasi seputar kelainan pada anak dengan
ADHD (attention deficit hyperactivity disorder) yang lebih lengkap, pembaca tidak
hanya berfokus pada makalah kami. Bacalah dari banyak referensi untuk lebih
paham dan memperoleh gambaran yang lebih jelas lagi.
2. Semoga ilmu dalam makalah ini bisa berguna bagi pembaca dan sedikit membantu
sebagai acuan teori dalam aplikasi di lapangan.
14
DAFTAR PUSTAKA
David Pentecost. 2013. Menjadi Orang Tua Anak ADD/ADHD. Jakarta: Dian Rakyat
Zen Santosa. 2019. Menangani ADHD Pada Anak. Yogyakarta: Alaf Media
Julia Maria van Tiel. 2018. Anakku ADHD, AUTISME, atau Gifted. Jakarta: Prenadamedia
Group.
Agung Budi Setyawan. 2016. Aspek Neurologis Attention Deficit Hyperactivity Disorder
(ADHD). Artikel Penelitian Fakultas Kedokteran: Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.
Suci Widya Primadhani. 2015. Attention Deficit Hyperactivity Disorder: Diagnosis dan
Pendekatan Holistik. Artikel Penelitian Fakultas Kedokteran: Universitas Lampung.
15