Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KEPERAWATAN ANAK II

ATTENTION DEFICIT HYPERACTIVITY DISORDER (ADHD)

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 20
1. DIANA RINDRIANI (170103021)
2. NUR AFIFATUN AINY (170103064)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA
2019

1
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan Puji Syukur atas kehadirat Allah Yang Maha Kuasa karena atas
Rahmat-Nya dan Hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)” dengan tujuan untuk memenuhi tugas
mata kuliah Keperawatan Anak II ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini jauh dari kategori sempurna, oleh
karena itu dengan hati dan tangan terbuka mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan tugas makalah yang akan datang.
Selanjutnya dalam kesempatan ini, tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik materi maupun pikirannya. Harapan kami semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca.

Purwokerto, 30 Oktober 2019


Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………………………………… 1
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………. 2
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………… 3
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………………. 4
A. Latar Belakang Makalah……………………………………………………………….. 4
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………………... 4
C. Tujuan Penulisan Makalah…………………………………………………………….. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………………………………... 5
A. Definisi Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)…………………………… 5
B. Etiologi Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)…………………………… 5
C. Tanda dan Gejala Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)……………….. 6
D. Manifestasi Klinis Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)………………... 7
E. Dampak Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)…………………………... 8
F. Diagnosis Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)………………………… 9
G. Konsep Patofisiologi Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)…………….. 10
H. Diagnose Keperawatan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)................12
I. Rencana Asuhan Keperawatan pada Attention Deficit Hyperactivity Disorder
(ADHD)……………………………………………………………………………………. 12
BAB III PENUTUP………………………………………………………………………………… 14
A. Saran……………………………………………………………………………………… 14
B. Simpulan …………………………………………………………………………………. 14
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………… 15

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Makalah


Anak merupakan anugrah Tuhan yang harus dijaga dengan baik agar mampu
melewati setiap fase tumbuh kembang dalam hidupnya. Periode emas atau golden age
(0-3 tahun) merupakan masa anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan secara
cepat. Hal ini mengisyaratkan bahwa apabila anak diberikan banyak stimulasi dan
latihan untuk mengembangkan dirinya secara menyeluruh, maka perkembangan pada
aspek kognitif, motorik, serta afektif dapat dicapai secara optimal yang akan
mendukung perkembangan anak selanjutnya.
Salah satu gangguan yang dapat menghambat proses perkembangan anak adalah
gangguan perilaku. Gangguan perilaku yang umumnya terjadi pada anak usia dini dan
usia sekolah adalah attention deficit hyperactivity disorder (ADHD), yaitu adanya pola
yang menetap dari inattention yang disertai dengan hiperaktivitas dan impulsivitas pada
seseorang. Diagnosis and statistic Manual (DSM IV) menyebutkan prevalensi kejadian
ADHD pada anak usia sekolah berkisar 3-5%. Di Amerika Serikat sekitar 3-7%,
sedangkan di Jerman, Kanada dan Selandia Baru sekitar 5-10%. Prevalensi ADHD di
Indonesia belum diketahui secara pasti. Namun penelitian yang pernah dilakukan di
Jakarta pada tahun 2009 dilaporkan prevalensi ADHD sebesar 4,2% paling banyak
ditemukan pada anak usia sekolah dan pada anak laki-laki.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan ADHD?
2. Apa yang menyebabkan anak mengalami ADHD?
3. Apa saja tanda dan gejala dari ADHD?
4. Apa saja jenis-jenis dari ADHD?
5. Terapi apa yang bisa digunakan untuk menangani anak dengan ADHD?
6. Bagaimana konsep patofisiologi dan Asuhan keperawatan pada anak dengan
ADHD?
C. Tujuan Pembuatan Makalah
Tujuan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan
Anak II pada semester ini dan untuk mengetahui, memahami, dan menambah ilmu
mengenai materi attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) serta mengaplikasikan
asuhan keperawatan jika ditemui klien dengan attention deficit hyperactivity disorder
(ADHD).

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)


Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) atau gangguan pemusatan
perhatian dan atau hiperaktifias, merupakan suatu kelainan tingkah laku, dan bersifat
heterogen yang ditandai dengan gambaran tidak dapat memusatkan perhatian
(inatensi), aktif berlebihan (hiperaktif), dan bertindak tanpa berpikir dahulu (impulsive)
sehingga menimbulkan gangguan baik secara akademis maupun interaksi sosial..
ADHD adalah suatu gangguan neurobiology, dan bukan penyakit yang mempunyai
penyebab yang spesifik. .
Menurut Barkley (2011), ADHD adalah hambatan untuk mengatur dan
mempertahankan perilaku sesuai peraturan dan akibat dari perilaku itu sendiri.
gangguan tersebut berdampak pada munculnya masalah untuk menghambat,
mengawali, maupun mempertahankan respon pada suatu situasi. ADHD merupakan
suatu gangguan kronis (menahun) yang dapat dimulai pada masa bayi dan dapat
berlanjut sampai dewasa. Gangguan anak ADHD dapat berpengaruh negative terhadap
kehidupan anak di sekolah, di rumah, di dalam komunitasnya. ADHD digambarkan
sebagai ketidakmampuan untuk menghambat, bukan ketidakmampuan memperhatikan
dalam diri mereka dan dapat dideteksi sebelum anak usia 7 tahun namun dalam
prakteknya banyak orangtua yang tidak mendiagnosis hal ini.
Jadi dapat disimpulkan bahwa ADHD adalah kondisi gangguan pada neurobiology
berupa perilakuyang ditandai dengan ketidakmampuan memusatkan perhatian,
perhatian mudah teralihkan (inatensi), selalu bertindak tanpa berpikir dahulu (impulsive)
dan aktif berlebihan atau susah diam (hiperaktivitas) yang dapat dideteksi pada usia
dini.

B. Faktor Etiologi Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)


Penyebab pasti dari ADHD belum diketahui. Namun diduga ada faktor-faktor yang
dapat menyebabkan anak mengalami ADHD, seperti :
1. Faktor genetic (keturunan)
Dari penelitian faktor eturunan pada anak kembar dan anak adopsi, tampak bahwa
faktor keturunan membawa peran sekitar 80%. Anak dengan orang tua yang
menyandang ADHD mempunyai delapan kali kemungkinan mempunyai resiko
mendapatkan anak ADHD.
2. Faktor disfungsi otak

5
Adanya ketidakseimbangan senyawa kimia di otak. Banyak penelitian yang
mengarah kepada polimorfisme dari Dopamine Tranporter Gene (DAT-1),
ditemukan bahwa pada anak ADHD, Dopamine Tranporter Gene (DAT-1)
mengalami gangguan menjadi lebih aktif. Dopamine Tranporter Gene (DAT-1)
berfungsi untuk menyerap kembali neurotransmitter dopamine dari celah sinaps
kembali ke neurontransmitter pra-sinaps, akibatnya kekurangan dopamine membuat
fungsi otak pada anak ADHD terganggu. Anak menjadi perhatiannya mudah
teralihkan dan menunjukkan perilaku impulsive.
3. Faktor persalinan
Anak yang lahir dari masalah pada saat ibunya hamil misalkan merokok saat
persalinan berisiko 3-4 kali untuk anak mengalami ADHD dibandingkan dengan ibu
yang tidak merokok, ada juga masalah dari persalinannya seperti persalinan yang
sulit, adanya lilitan tali pusar, atau sungsang. Akibat dari risiko-risiko tersebut
adalah perkembangan otak anak ADHD mengalami gangguan, sehingga
kemampuan dari otak bagian depan (dorsolateral prefrontal cortex) mengalami
masalah sehingga kemampuan anak mengontrol diri terganggu.
4. Faktor lingkungan
Lingkungan yang dimaksud adalah liingkungan secara luas, termasuk lingkungan
psikologis (relasi dengan orang lain), lingkungan fisik (makanan, obat-obatan),
lingkungan biologias (cedera otak, radang ota, komplikasi saat melahirkan).

Anak laki-laki memiliki insiden yang lebih tinggi dibandingkan anak perempuan
dalam ADHD dengan perbandingan 3:1. ADHD tidak dapat dicegah atau diobati.
Namun, mengenali lebih awal, ditambah memiliki perawatan dan pendidikan rencana
yang baik, dapat membantu anak dalam mengelola gejalanya.

C. Jenis-jenis Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)


Ada tiga subkategori dari Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), yaitu :
1. Tipe predominan inatentif (Inattentiveness type)
Yaitu anak-anak yang masalah utamanya adalah rendahnya konsentrasi,
perhatian mereka lebih mudah terganggu dan teralihkan. Penderita mengalami
paling sedikit enam atau lebih dari gejala dan berlangsung paling sedikit 6 bulan
sampai pada tingkat maladaptive dan tidak konsisten dengan tingkat
perkembangan.
2. Tipe predominan Hiperaktivitas dan impulsifitas (hyperactivity-impulsivity type)
Yaitu anak-anak menunjukkan kedua perilaku hiperaktif dan impulsive, tetapi
untuk sebagian besar menera mampu memusatkan perhatian. Gejala hiperaktif-

6
impulsif atau gejala gangguan perhatian tersebut telah terjadi sebelum berusia 7
tahun
3. Tipe Kombinasi (Combined type)
Merupakan kombinasi dari dua jenis ADHD diatas. Tipe ADHD-Combined
adalah paling umum terjadi. Tidak seperti anak hiperaktif, pada tipe ini anak dapat
menahan diri dari gangguan orang lain ataupun berbicara lebih tenang. Namun
sebenarnya mereka tidak memproses informasi yang diperoleh seperti halnya anak
normal. Terlihat pada 6 bulan terakhir.

D. Manifestasi Klinis Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)


1. Inattensive
a. Membuat kesalahan ceroboh dan tidak teliti ketika sedang bekerja, bersekolah,
atau melakukan aktivitas lain.
b. Mengalami kesulitan untuk bisa memusatkan perhatian ketika sedang bekerja
atau bermain.
c. Terlihat tidak memperhatikan lawan bicara ketika orang tersebut berbicara
langsung dengannya.
d. Tidak selesai membersihkan rumah, mengerjakan pekerjaan rumah, dan mudah
teralih perhatiannya.
e. Memiliki masalah dalam kerapihan
f. Menghindari pekerjaan yang membutuhkan perhatian berkelanjutan seperti
pekerjaan sekolah
g. Mengalami kesulitan dalam mengingat tempat barang atau sering kali
kehilangan barang-barangnya.
h. Pikirannya mudah teralih
i. Pelupa
2. Hiperaktivitas-Impulsif
Sebanyak 6 atau lebih gejala hiperaktif-impulsif tersebut berlangsung sekurang-
kurangnya 6 bulan. Tanda gejalanya antara lain :
a. Seringkali tampak memainkan tangan dan kaki saat duduk.
b. Seringkali meninggalkan sebelum waktu bubaran.
c. Seringkali berlarian atau memanjat berlebihan pada situasi yang tidak sesuai
d. Seringkali berbuat suara gaduh saat bermain.
e. Sering tampak seolah – olah mengendarai motor.
f. Seringkali berbicara banyak.
g. Seringkali menjawab sebelum pertanyaan ter-sebut selesai diajukan.
h. Seringkali tampak gelisah saat menunggu giliran.

7
i. Sering kali menyela atau menganggu teman yang lain

E. Dampak Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)


Perilaku anak dengan hiperaktivitas yang cenderung semaunya sendiri, seringkali
menyebabkan anak mengalami kesulitan untuk menjalin hubungan interpersonal
dengan orang lain, baik orang tua, temam sebaya atau lingkungan sekitar. Lingkungan
sekitarnya memberi cap anak nakal karena anak dengan hiperatifitas seringkali
kesulitan untuk mematuhi instruksi orang lain. Kesulitan ini merupakah salah satu akibat
dari ketidakmampuan anak untuk mengendalikan diri dengan baik pada situasi yang
dihadapinya. Seringkali lingkungan tidak mau melihat secara keseluruhan perilaku yang
ditunjukkan oleh anak dengan hiperaktivitas. Orang tua memarahi karena anak sangat
nakal dan sikap guru yang memberi cap bodoh, malas dan suka berbuat onar pada
anak dengan hiperaktivitas.
Selain dampak dilingkungan sekitar, anak dengan hiperaktivitas juga mengalami
permasalahan dalam hal belajar. Kegagalan dalam belajar lebih disebabkan karena
anak megalami kesulitan mengendalikan diri. Dorongan-dorongan emosional yang
muncul seperti tidak dapat duduk tenang, dimana anak berlari atau memanjat secara
berlebihan, atau sering pula berbicara terus menerus dan tidak dapat berhenti. Anak
juga seringkali mengganggu teman-temannya di kelas dengan mendatangi bangku
temannya saat pelajaran berlangsung, atau merampas alat tulis temannya. Keadaan ini
sering mengganggu lingkungan belajar dikelas, sehingga anak dijauhi da diasingkan
oleh teman-temannya.
Gangguan hiperaktivitas biasanya dibarengi dengan impulsivitas. Gangguan ini
ditandai dengan perilaku yang tidak sabar sehingga sering tampak tidak dapat bersabar
menunggu giliran,menginterupsi atau memotong pembicaraan orang lain dan sering
memberikan jawaban sebelum pertanyaan selesai diberikan. Anak dengan gangguan
hiperativitas-impulsivitas tidak memiliki control diri yang baik, sehingga anak kurang
dapat mengendalikan diri sendiri. emosi anak dengan hiperaktif-impulsif berubah-ubah.
Anak yang tidak dapat tenang berakibat anak sering mendapat teguran dan dimarahi
atau dihukum.
Akibat gejala ADHD terhadap keluarga yaitu :
a. Menimbulkan stress dan depresi pada keluarga
b. Keharmonisan keluarga terganggu
c. Perubahan status pekerjaan misalnya jam bekerja menurun 44%, berhenti bekerja
10%, pindah pekerjaan 4%, perubahan jadwal bekerja 21%, lain-lain 11%.
Akibat ADHD terhadap perkembangan anak :

8
a. Usia prasekolah (<6 tahun) : menimbulkan gangguan perilaku yang akan
mengganggu ketenangan keluarga.
b. Usia sekolah (6-12 tahun) : menimbulkan gangguan perilaku, prestasi sekolah
menurun, kesulitan interaksi sosial sehingga dapat menimbulkan kurang percaya diri
pada anak.
c. Masa remaja (12-18 tahun) : menimbulkan kesulitan dalam interaksi sosial, problem
akademik, tindakan criminal, gangguan penggunaan zat dan mudah
terjadikecelakaan.

F. Diagnosis Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)


Diagnosis ADHD didasarkan pada riwayat klinis yang didapat dari wawancara
dengan pasien dan orangtua serta informasi dari guru. Sesuai dengan yang
didefinisikan oleh DSM IV (The American Psychiatric Association’s Diagnostic and
Statistical Manual IV), berdasarkan tiga gejala utama dari ADHD yakni inatensi,
hiperaktivitas dan impulsivitas, ADHD dibagi dalam tiga kelompok tipe yakni tipe
“Inattentiveness”, tipe “hyperactivity-impulsivity”, dan tipe “combined” (campuran).
Diagnosis ADHD tipe inatensi (menurut DSM IV) ditegakkan bila minimal ada 6
(enam) gejala inatensi untuk waktu minimal selama 6 bulan dan didapat kurang dari 6
gejala hiperaktivitas serta dimulai sebelum usia 7 (tujuh) tahun. Gejala-gejala ini tetap
ada pada saatdi sekolah dan di rumah bersifat maladaptif dan tak sesuai dengan tahap
perkembangan anak.
Diagnosis ADHD tipe hiperaktivitas dan impulsivitas (menurut DSM IV) juga
ditegakkan bila minimal ada 6 (enam) gejala hiperaktivitas dan impulsivitas, bersifat
maladaptif dan tak sesuai dengan tahap perkembangan anak serta didapat kurang dari
6 (enam) gejala inatensi. Gejala-gejala ini ada minimal selama 6 bulan dan dimulai
sebelum usia 7 tahun serta gejala-gejala ini tetap ada pada saat di sekolah dan di
rumah.
Diagnosis ADHD tipe campuran (combined type) (menurut DSM IV) ditegakkan bila
didapatkan 6 (enam) atau lebih gejala inatensi dan 6 (enam) atau lebih gejala
hiperaktivitas-impulsivitas yang tetap ada selama paling sedikit selama 6 (enam) bulan,
dimulai sebelum usia 7 tahun serta gejala-gejala ini tetap ada saat di sekolah dan di
rumah.

9
G. Konsep Patofisiologi Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)
Mekanisme yang berperan penting dalam patofisiologi ADHD berkaitan dengan
korteks serebri pada lobus temporal dan parietal dan prefrontal cortex (PFC)
berhubungan langsung dalam mediasi aspek atensi. Lobus parietalis berhubungan
penting dalam mengenali dan memperhatikan segala sesuatu berkaitan dengan ruang
dan waktu, sedangkan lobus temporalis berhubungan dengan analisis visual untuk
mengidentifikasi objek atau tempat. Sedangkan PFC penting dalam mengendalikan
tingkah laku yang pantas sehingga PFC berperan untuk meregulasi perilaku khususnya
dalam mencegah emosi, kebiasaan dan impuls (kontrol perilaku) yang kurang pantas.
Selain itu PFC juga berfungsi untuk mengalokasikan dan merencanakan sesuatu dan
mengorganisir perilaku dan pikiran.
Pada pasien dengan ADHD pada sebuah penelitian mengindikasikan kurang
aktifnya bagian ini dengan melemahkan hubungan dengan bagian otak yang lain.
Seperti pasien ADHD, pasien yang memiliki lesi pada bagian PFC sering kali merasa
kebingungan, kesulitan berkonsentrasi dan mengorganisir. Anak menjadi lebih aktif dan
bertingkah laku berlebihan. PFC dihubungkan dengan sel piramid, yang juga
diperantarai oleh noradrenalin katekolamin (NA) atau dopamin (DA). NA dan DA
dikeluarkan bergantung dengan arahan dari PFC; terlalu rendah (dalam keadaan lelah
atau bosan) atau terlalu banyak (dalam keadaan stres) terkait dengan fungsi PFC.
Dengan kadar yang optimal apabila dalam keadaan penuh perhatian atau berjaga-jaga.
Efek NA timbul karena adanya alpha (2A)-receptors pada dendritik dalam sel piramida
PFC. Pada pasien dengan ADHD, terdapat kelainan genetik yang menyebabkan
perubahan pada sintesis NA (DA beta-hydroxylase) yang dikaitkan dengan penurunan
kemampuan PFC.

10
Pathway ADHD
ADHD atau attention deficit hyperactivity disorder adalah
gangguan pamusatan dan hiperaktif

Disfungsi otak
Genetik

Dopamine Tranporter Gene (DAT-1)


menyerap kembali neurotransmitter Penurunan
dopamine kemampuan PFC
(prefrontal cortex)

Kekurangan
dopamin

Disfungsi korteks serebri

Defek fungsi kognitif

Tertundanya respon perilaku

Gejala utama : INATTENTIVENESS

ADHD

Terlalu aktif dlm dunianya Tidak mampu keinginan utk


sndiri mlkkn sesuatu yg ia
kehendaki
Mengabaikan/acuh dgn
keluarganya Kemampuan verbal dan
perfoma menurun
Ketidakefektifan perfoma
peran (00055) Gg perilaku

Sulit berkonsentrasi

Resiko keterlambatan
perkembangan 00112

11
H. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada anak dengan ADHD adalah :
1. Ketidakefektifan perfoma peran
2. Resiko keterlambatan perkembangan

I. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


Diagnosa NOC NIC
keperawata
Ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan Peningkatan peran 5370
perfoma peran keperawatan selama 3x24 jam 1. Bantu pasien untuk
(00055) diharapkan masalah akan teratasi mengidentifikasi bermacam
Domain 7 : dengan kriteria hasil : peran dalam siklus
Hubungan Peran Kinerja pengasuhan: usia pra kehidupan
Kelas 3 : Perfoma sekolah 2906 2. Bantu pasien untuk
peran Indikator awal akhir mengidentifikasi peran yang
Menunjukkan 2 4 biasanya dalam keluarga
hub. Saling 3. Dukung pasien untuk
percaya mengidentifikasi gambaran
Membrikan aktivts 2 4 realistic dari adanya
perkembangan yg perubahan peran
aman dan sesuai 4. Berikan model peran
usia terhadap perilaku-perilaku
Berinteraksi 2 4 baru, dengan cara tepat
dengan anak 5. Ajarkan perilaku-perilaku
untuk baru yang diperlukan oleh
meningkatkan pasien/orang tua untuk
rasa percaya dapat memenuhi perannya
Memelihara 2 4 6. Fasilitasi untuk dapat
komunikasi merujuk paa interaksi
terbuka pada kelompok
anak
Mendukung 2 4
interaksi dengan
anak lain
Monitor 2 4
lingkungan belajar

12
Keterangan :
1= tidak pernah menunjukkan
2= jarang menunjukkan
3= kadang-kadang menunjukkan
4= sering menunjukkan
5= secara konsisten menunjukkan
Risiko Setelah dilakukan tindakan Peningkatan koping 5230
keterlambatan keperawatan selama 3x24 jam 1. Dukung pasien untuk
perkembangan diharapkan masalah akan teratasi mengidentifikasi deskripsi
00112 dengan kriteria hasil : yang realistic terhadap
Koping 1302 adanya perubahan dalam
Indikator awal akhir peran
Mengidentifikasi 2 4 2. Gunakan pendekatan yang
pola koping yang tenang
efektif 3. Berikan suasana
Mengidentifikasi 2 4 penerimaan
pola koping yang 4. Bantu pasien untuk
tdk efektif mngidentifikasi informasi
Modifikasi gaya 2 4 yang dia paling tertarik untu
hidup untu dapatkan
mengurangi 5. Dukung kesabaran dalam
stress mengembangkan suatu
Menyatakan 2 4 hubungan
butuh bantuan 6. Dukung aktivitas-aktivitas
Melaporkan 2 4 sosial dan komunitas

peningkatan 7. Dukung verbalisasi


kenyamanan perasaan, persepsi dan
psikologis rasa takut.

Keterangan : 8. Dukung pasien untuk

1= tidak pernah menunjukkan mengidentifikasi kekuatan

2= jarang menunjukkan dan kemampuan diri.

3= kadang-kadang menunjukkan
4= sering menunjukkan
5= secara konsisten menunjukkan

13
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) adalah kondisi gangguan pada
neurobiology berupa perilakuyang ditandai dengan ketidakmampuan memusatkan
perhatian, perhatian mudah teralihkan (inatensi), selalu bertindak tanpa berpikir dahulu
(impulsive) dan aktif berlebihan atau susah diam (hiperaktivitas) yang dapat dideteksi
pada usia dini. Penyebab pasti dari ADHD belum diketahui. Namun ada faktor-faktor
yang diduga bisa mengalami ADHD yaitu faktor genetic, faktor disfungsi otak, faktor
persalinan dan fator lingkungan.
Ada tiga tipe dari ADHD yaitu pertama predominan inatentif (Inattentiveness type)
yaitu anak-anak yang masalah utamanya adalah rendahnya konsentrasi, perhatian
mereka lebih mudah terganggu dan teralihkan, kedua Tipe predominan Hiperaktivitas
dan impulsifitas (hyperactivity-impulsivity type) yaitu anak-anak menunjukkan kedua
perilaku hiperaktif dan impulsive, tetapi untuk sebagian besar menera mampu
memusatkan perhatian, dan ketiga adalah tipe kombinasi.
Dampak dari anak yang ADHD antara lain anak mengalami kesulitan untuk
menjalin hubungan interpersonal, kesulitan untuk mematuhi instruksi orang lain,
ketidakmampuan anak untuk mengendalikan diri dengan baik pada situasi yang
dihadapinya, anak dijauhi dan diasingkan oleh teman-temannya.

B. Saran
Saran dari kelompok kami mengenai makalah ini bagi pembaca adalah :
1. Untuk memperoleh gambaran dan informasi seputar kelainan pada anak dengan
ADHD (attention deficit hyperactivity disorder) yang lebih lengkap, pembaca tidak
hanya berfokus pada makalah kami. Bacalah dari banyak referensi untuk lebih
paham dan memperoleh gambaran yang lebih jelas lagi.
2. Semoga ilmu dalam makalah ini bisa berguna bagi pembaca dan sedikit membantu
sebagai acuan teori dalam aplikasi di lapangan.

14
DAFTAR PUSTAKA

David Pentecost. 2013. Menjadi Orang Tua Anak ADD/ADHD. Jakarta: Dian Rakyat

Zen Santosa. 2019. Menangani ADHD Pada Anak. Yogyakarta: Alaf Media

Julia Maria van Tiel. 2018. Anakku ADHD, AUTISME, atau Gifted. Jakarta: Prenadamedia
Group.

Yanofiandi., Iskandar Syarif. 2009. Perubahan Neuroanatomi Sebagai Penyebab ADHD.


Artikel Penelitian Fakultas Kedokteran: Universitas Andalas.

Agung Budi Setyawan. 2016. Aspek Neurologis Attention Deficit Hyperactivity Disorder
(ADHD). Artikel Penelitian Fakultas Kedokteran: Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.

Suci Widya Primadhani. 2015. Attention Deficit Hyperactivity Disorder: Diagnosis dan
Pendekatan Holistik. Artikel Penelitian Fakultas Kedokteran: Universitas Lampung.

15

Anda mungkin juga menyukai