Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KONSEP RECOVERY

DOSEN PEMBIMBING :

Ns. NOFRIDA SASWATI, M.Kep

DISUSUN OLEH :

MELDA KARTIKA SARI

(1714201018)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

YAYASAN HARAPAN IBU JAMBI

TAHUN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala kemampuan rahmat dan
hidayah nya sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas Makalah yang berjudul “KONSEP
RECOVERY”, Pada mata kuliah Keperawatan Jiwa II.

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-
Nya, serta tak lupa sholawat dan salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW atas
petunjuk dan risalah-Nya, dan atas doa restu dan dorongan dari berbagai pihak-pihak yang
telah membantu kami memberikan referensi dalam pembuatan makalah ini. Kami dapat
menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, oleh karena itu
kami sangat menghargai akan saran dan kritik untuk membangun makalah ini lebih baik lagi.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga melalui makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi kita semua.

Jambi, 22 Maret 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................................... i

KATA PENGANTAR......................................................................................................... ii

DAFTAR ISI....................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1............................................................................................................................
Latar Belakang................................................................................................... 1
1.2............................................................................................................................
Rumusan Masalah.............................................................................................. 2
1.3............................................................................................................................
Tujuan................................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Definisi Recovery............................................................................................. 3

2.2. Perbedaan Recovery dan Rehabilitasi............................................................... 3

2.3. Perkembangan Konsep Recovery..................................................................... 5

2.4. Tahap Recovery................................................................................................ 6

2.5 In Recovery Concept......................................................................................... 8

2.6 Those Who Recover Through the Process of Recovery.................................... 9

2.7 Komponen Recovery......................................................................................... 10

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan........................................................................................................ 12

3.2 Saran.................................................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan jiwa sebagai bagian integral dari kesehatan merupakan perasaan sehat
dan bahagia serta mampu mengatasi tantangan hidup, dapat menerima orang lain
sebagaimana adanya serta mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain.
Berbagai transformasi dan transisi berbagai bidang kehidupan mengakibatkan perubahan
gaya hidup, pola perilaku, dan tata nilai kehidupan.
Penyebab gangguan jiwa biasanya bukan karena faktor tunggal tetapi bisa dari
badan (somatogenik), lingkungan sosial (sosiogenik), dari psike (psikogenik), maupun
kultural. Gejala gangguan jiwa meliputi gangguan penampilan dan perilaku, gangguan
bicara dan bahasa, gangguan proses berpikir, sensorium dan fungsi kognitif, gangguan
emosi/perasaan, gangguan persepsi, gangguan psikomotor, gangguan kemauan, gangguan
kepribadian, dan gangguan pola hidup.
Orang dengan gangguan jiwa berat yang mendapatkan dukungan tepat dan secara
individual, dapat pulih dari penyakitnya dan memiliki kehidupan yang memuaskan serta
produktif. Recovery merupakan proses dimana seseorang mampu untuk hidup, bekerja,
belajar dan berpartisipasi secara penuh dalam komunitasnya. Recovery berimplikasi
terhadap penurunan atau pengurangan gejala secara keseluruhan.
Keperawatan termasuk dalam posisi yang ideal dalam memberikan perawatan
dengan menggabungkan banyak terapi komplementer untuk mengatasi gejala yang
dialami oleh klien dengan gangguan jiwa. Di samping itu terapi komplementer yang
diberikan dapat memberdayakan klien dalam memperkuat hubungan antar perawat dan
klien dalam meningkatkan proses pemulihan.
Tindakan pada keluarga merupakan terapi yang ditujukan untuk melibatkan
keluarga dan mendorong mereka untuk menjadi peserta aktif dalam ritmen dan
pemulihan, sehingga meningkatkan keterampilan koping pada klien dan keluarga mereka.
Peran Perawat dalam terapi keluarga yaitu untuk mendorong hubungan keluarga yang
sehat melalui psikoedukasi, penguatan kekuatan, konseling sportif, dan rujukan untuk
terapi dan dukungan.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari recovery?
2. Apa saja perbedaan recovery dan rehabilitasi?
3. Bagaimana perkembangan konsep recovery?
4. Apa saja tahap-tahap recovery?
5. Bagaimana konsep dari recovery?
6. Apa yang dimaksud dengan Those Who Recover Through the process of Recovery?
7. Apa saja komponen dari recovery?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari recovery.
2. Untuk mengetahui perbedaan recovery dan rehabilitasi.
3. Untuk mengetahui perkembangan konsep recovery.
4. Untuk mengetahui tahap-tahap recovery.
5. Untuk mengetahui konsep dari recovery.
6. Untuk mengetahui Those Who Recover Through the process of Recovery.
7. Untuk mengetahui komponen dari recovery.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Recovery

Recovery merupakan suatu proses perjalanan mencapai kesembuhan dan


transformasi yang memampukan seseorang dengan gangguan jiwa untuk hidup bermakna
di komunitas yang dipilihnya untuk mencapai potensi yang dimilikinya (USDHHS, 2006
dalam Stuart ,2013).

Recovery merupakan proses dimana seseorang mampu untuk hidup, bekerja,


belajar, dan berpartisipasi secara penuh dalam komunitasnya. Recovery berimplikasi
terhadap penurunan atau pengurangan gejala secara keseluruhan. ( Ware et al, 2008
dalam Stuart 2013)

Menurut National Consensus Statement on Mental Health Recovery – SAMHSA


2006, mental health recovery adalah suatu perjalanan atau transformasi penyembuhan
dari seorang yang mengalami problem jiwa, menuju kekehidupan yang bermakna
didalam komunitas sesuai pilihannya dengan cara mengupayakannya untuk mencapai
seluruh potensinya (SAMHSA, 2008). Kriteria obyektif rekoveri terutama “dapat hidup
mandiri” menjadi hampir tidak mungkin dicapai jika perumahan (housing) yang layak
tidak tersedia. Housing tidak hanya menjadi kebutuhan dasar dan fondasi dari stabilitas
dalam pencapaian tujuan recovery akan tetapi juga memungkinkan individu untuk
berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat. (O’Hara, 2007; Liberman, 2008).

2.2 Perbedaan Recovery dan Rehabilitasi

Recovery aatu pemulihan adalah suatu proses atau perjalanan panjang, bukan
suatu tujuan tapi suatu proses yang selalu bergerak dan dinamis. Pemulihan adalah suatu
proses perubahan dari kurang sehat dan tersandera oleh gejala gangguan jiwa, menuju
suatu keadaan yang lebih sehat dan sejahtera. Pulih bukan berarti sembuh, karena
seseorang yang sudah pulih bisa kembali jatuh sakit. Pulihnya penderita gangguan jiwa
adalah seperti pulihnya seserang yang menderita diabetes. Mereka sewaktu-waktu bisa
kambuh, gula darahnya bisa kembali meningkat. Penderita tekanan darah tinggi yang
sudah terkontrol, juga bisa kambuh dan tekanan darahnya kembali menjadi tinggi dan

3
tidak terkontrol. Kesehatan jiwa seseorang perlu terus dijaga dan ditingkatkan menuju
kekeadaan yang lebih baik.

Sedangkan rehabilitasi adalah cabang ilmu yang bertujuan untuk memberikan


segala macam cara diperlukan untuk menolong pasien yang mengalami gangguan
mental. Rehabilitasi memerlukan terapan dari berbagai macam disiplin ilmu agar dapat
berhasil, ada beberapa hal daalam rehabilitasi yaitu:

1. Penyembuhan
Salah satu tahap pertama dari rehabilitasi adalah untuk memastika kesembuhan
pasien. Meskipun sebagian dari mereka tidak akan sembuh sepenuhnya. Rehabilitasi
diharapkan dapat menolong para pasien untuk mengatasi gejala dari yang mereka
alami dengan lebih efisien.
2. Menguasai diri
Setelah pasien kembali hidup dalam masyarakat, mereka akan berhadapan
dengan standar dan ekspetasi orang lain. Bagi kebanyakan pasien, menghadapi hal
tersebut dapat menyulitkan, apalagi jika orang lain mengetahui latar belakang dan
masalah pasien tersebut. Namun, jika pasien dapat menguasai diri mereka sendiri dan
tetap termotivasi, mereka akan cenderung dapat bertahan dan bahkan dapat memenuhi
ekspetasi tersebut.
3. Kolaborasi
Banyak ahli dari berbagai bidang yang terlibat dalam program rehabilitasi,
menolong pasien agar sembuh, serta membantu mereka untuk melewati gangguan
yang mereka alami bahkan, kebanyakan pihak yang menawarkan program rehabilitasi
adalah organisasi dengan tim yang terdiri dari kumpulan psikiater, pekerja sosial, dan
pekerja yang berada suatu komunitas, dan lainnya.
4. Perawatan khusus
Program rehabilitasi yang diberikan pada pasien dibuat berdasarkan
serangkaian standar, acuan, dan juga metode yang telah ada yang dapat dimodifikasi
tergantung dari keperluan, keahlian, kepribadian, dan pandangan pasien. Rehabilitasi
tidak dapat berhasil tanpa ketertarikan dan partisipasi aktif dari pasien. Rehabilitasi
dibuat dan difokuskan dalam membangun dan memperkuat kekuatan dalam diri
pasien.
Pada akhirnya, tujuan dari rehabilitasi psikiatri adalah untuk memberikan
harapan, motivasi, rasa hormat untuk pasien, serta keahlian sosial, ekonomi, dan

4
kehalian lainnya yang mereka perlukan, agar pasien dapat kembali melanjutkan hidup
dimasyarakat dengan lebih efisien dan efektif.

2.3 Perkembangan Recovery Concept

Selama ini kita mengetahui bahwa recovery sama halnya dengan kembali sehat
atau sembuh terhadap suatu penyakit, tetapi dalam kesehatan jiwa kita sepakati bahwa
recovery memiliki arti yang berbeda. Recover Model pada kesehatan jiwa tidak berfokus
pada pengobatan, tetapi sebagai gantinya lebih menekankan dapat hidup beradaptasi
dengan sakit jiwa yang sifatnya kronis. Pada model ini lebih menekankan kepada
hubungan sosial, pemberdayaan, strategi koping, dan makna hidup.

Pentingnya hubungan interpersonal terapeutik, model recovery berubah dari


hubungan nurse-patient menjadi nurse-partner. Berdasarkan penelitian Hanrahan et al
(2011 dalam Varcarolis 2013) menyatakan pentingnya meningkatkan peran individu dan
keluarga dalam proses recovery. Perawat jiwa harus mengajarkan tenaga kesehatan lain
tentang konsep recovery dan menyarankan cara memberdayakan pasien dan memajukan
proses recovery.

Models, Theories, and Therapies in Current Practice

No Theorist Model/Theory Focus of Nursing

1 Dorothy Johnson Behavioral system Membantu pasien kembali


pada keadaan seimbang ketika
mengalami stess melalui
pengurangan atau
menghilangkan sumber stress
dan mendukung proses adaptif
(Johnson, 1980)

2 Imogene King Goal attainment Membangun hubungan


interpersonal dan membantu
pasien untuk mencapai tujuan
nya berdasakan peran nya
dalam konteks sosial (King,
1981)

4 Betty Neuman System Model Membangun hubungan

5
perawat-pasien untuk
membantu menghadapi respon
stres (1982)

5 Dorothes Orem Self-Care Deficit Mengatasi defisit perawatan


diri dan mendorong pasien
untuk terlibat secara aktif pada
perawatan diri mereka (Orem,
2001)

6 Hildegard Peplau Interpersonal Menggunakan hubungan


Relations interpersonal sebagai alat
terapeutik untuk
menyembuhkan dan
mengurangi kecemasan
(Peplau, 1992)

7 Jean Watson Transpersonal Caring Caring merupakan prosedur


dan tugas penting; membangun
hubungan perawat-pasien
sehingga menghasilkan
Therapeutic Outcome
(Watson, 2007)

2.4 Tahap Recovery

Dari sisi kedokteran, ada beberapa jenis gangguan jiwa berat, seperti
schizophrenia, bipolar disorder, dan depresi. Obat untuk masing masing gangguan jiwa
tersebut berbeda-beda. Penanganan gangguan jiwa secara medis bagi penderita gangguan
jiwa yang menjadi peserta program Tirto Jiwo diserahkan sepenuhnya kepada dokter ahli
jiwa yang selama ini merawatnya. Tirto Jiwo hanya menangani aspek pemulihan
psikososialnya. Ada 5 tahapan dalam recovery (Pemulihan), yaitu:

a. Tahap 1: Moratorium atau penundaan. Adalah saat dimana penderita “menarik diri”
dan merasa semuanya telah hilang dan tidak mempunyai harapan.

6
b. Tahap 2: Awareness (kesadaran).  Penderita mulai sadar bahwa tidak semuanya telah
hilang dan masih ada masa depan bagi dirinya meskipun menderita gangguan jiwa.
c. Tahap 3: Preparation (persiapan). Pada tahap ini penderita mulai bersiap-siap untuk
memulihkan kesehatan jiwanya.
d. Tahap 4: Rebuilding (pembanguan kembali). Penderita mulai secara aktif membangun
identititasnya yang baru, menetapkan tujuan agar hidupnya bisa lebih berarti dan lebih
bertanggung jawab atas kehidupannya.
e. Tahap 5: Growth (pertumbuhan).  Mengisi kehidupannya dengan kegiatan yang penuh
arti, mengontrol dan mengelola penyakitnya secara bertanggung jawab,
menumbuhkan daya tahan dan harga diri.

Penderita gangguan jiwa bisa pulih, dalam arti bisa hidup dan bekerja
sebagaimana anggota masyarakat lainnya. Beberapa prinsip dasar proses pemulihan
adalah sebagai berikut:

a. Pemulihan adalah suatu proses membangun suatu kehidupan yang berarti dan
memuaskan sebagaimana didefinisikan oleh penderita sendiri, meskipun kadang ada
kondisi kambuh.
b. Pemulihan adalah gerakan menjauh dari gangguan, penyakit dan gejala menuju
kearah sehat, kuat dan sejahtera
c. Harapan adalah titik pusat dari proses pemulihan. Harapan timbul antara lain karena
adanya “contoh” atau role model dari mereka yang pulih.
d. Dalam membantu proses pemulihan, yang penting bukan kualifikasi pendidikan dari
para staf pengelola pelayanan pemulihan, tetapi yang diperlukan adalah staf yang
mempunyai kemampuan memberi semangat dan memperkuat harapan, penuh
perhatian, kreatif, dan tidak mudah patah semangat.
e. Keluarga dan teman teman penderita berperanan penting dalam proses pemulihan.
mereka perlu dilibatkan dalam proses pemulihan.

2.5 Konsep Recovery

7
Orang dengan gangguan jiwa berat yang mendapatkan
dukungan tepat dan secara individual, dapat pulih dari penyakitnya
dan memiliki kehidupan yang memuaskan serta produktif. Recovery
merupakan suatu proses perjalanan mencapai kesembuhan dan
transformasi yang memampukan seseorang dengan gangguan jiwa
untuk hidup bermakna di komunitas yang dipilihnya untuk mencapai
potensi yang dimilikinya (Stuart, 2013). Recovery merupakan proses
dimana seseorang mampu untuk hidup, bekerja, belajar dan
berpartisipasi secara penuh dalam komunitasnya. Recovery
berimplikasi terhadap penurunan atau pengurangan gejala secara
keseluruhan (Stuart 2013).

Kekuatan diri merupakan pondasi dari dukungan dan sistem


recovery yang berpusat pada diri sendiri dan motivasi diri. Aspek
terpenting dari recovery didefinisikan oleh setiap individu dengan
pertolongan dari pemberi layanan kesehatan jiwa dan orang-orang
yang sangat penting dalam kehidupannya (Stuart, 2013). Individu
menerima dukungan pemulihan melalui aktivitas yang didefinisikan
sebagai rehabilitasi, yang merupakan proses menolong seseorang
kembali kepada level fungsi tertinggi yang dapat dicapai. Recovery
gangguan jiwa merupakan gabungan pelayanan sosial, edukasi,
okupasi, perilaku dan kognitif yang bertujuan pada pemulihan jangka
panjang dan memaksimalkan kecukupan diri (Stuart, 2013).

Sejumlah praktik berbasis bukti mendukung dan meningkatkan


pemulihan meliputi : tritmen asertif komunitas komunitas, dukungan
bekerja, manajemen dan pemulihan penyakit, tritmen terintegrasi
untuk mendampingi kejadian berulang gangguan jiwa dan
penyalahgunaan zat, psikoedukasi keluarga, manajemen pengobatan.
Dukungan pemulihan dalam asuhan keperawatan jiwa meliputi bekerja
dengan tim tritmen multidisiplin yang meliputi psikiater, psikolog,
pekerja sosial, konselor, terapis okupasi, pakar konsumen dan teman
sejawat,manajer kasus, pengacara keluarga, pakar pengambil
kebijakan. Dukungan ini juga membutuhkan perawat untuk berfokus

8
pda tiga elemen yaitu : individu, keluarga dan komunitas (Stuart,
2013).

2.6 Those Who Recover Through the process of Recovery

Masing-masing korban membutuhkan waktu berbeda untuk pulih; ada yang


membutuhkan waktu yang lebih panjang daripada yang lainnya. Sementara itu,
pendamping dihadapkan dengan keterbatasan sumber daya manusia. Jumlah pendamping
dan waktu yang dimiliki pendamping biasanya tidak sebanding dengan jumlah korban
yang perlu didampingi. Bila pendamping memfokuskan diri pada sejumlah korban saja,
maka ada banyak korban lain yang terabaikan atau tidak tertangani dengan baik.

a. Pemulihan adalah sebuah proses yang berkesinambungan dan bersifat personal


 Berkesinambungan Proses menjadi pulih tidak terhenti di satu titik. Proses ini juga
tidak selalu menuju arah maju, melainkan bisa maju-mundur, naik-turun, atau juga
ada masa stagnan/macet.
 Personal Setiap korban membutuhkan waktu dan acara yang berbeda untuk merasa
pulih. Ukuran pulih bersifat subjektif, yaitu tergantung pada penilaian korban.
 Dinamis Proses pemulihan akan terus tumbuh dan berkembang sejalan dengan
perubahan kebutuhan korban. Alur dan metode pemulihan dapat berubah sesuai
dengan kebutuhan dan keputusan korban.
b. Pemulihan membutuhkan hubungan yang saling menguatkan dan setara antara
korban, pendamping dan komunitas
1. Hubungan antara korban dan pendamping yang setara:
Pendampingan membantu atau memfasilitasi korban untuk mampu
menemukan kembali sumber-sumber kekuatannya sehingga korban mampu
mengambil keputusan yang terbaik bagi dirinya. Fasilitasi mencakup pembahasan
pilihan-pilihan yang ada dan konsekuensi-konsekuensi dari pilihan-pilihan itu,
dan bukan dengan memberikan perintah atau nasehat.
 Penguatan korban oleh komunitas

9
 Korban membutuhkan dukungan komunitas untuk pulih. Karena itu,
menggalang dukungan komunitas merupakan bagian integral dari proses
pemulihan korban.
2. Dukungan komunitas ditunjukan dengan menyokong pilihan atau keputusan
korban, atau sikap bersahabat dengan tidak memberikan stigma atau pengucilan.
3. Komunitas mendukung kerja pendampingan dengan (i) tidak mengganggu atau
menghambat proses pendampingan, dan (ii) ikut memainkan peran dalam
menyediakan perlindungan dan kesempatan bagi proses pemulihan bagi korban.

2.7 Komponen Recovery

Ada 4 komponen dari proses pemulihan, yaitu:

1. Menemukan dan memupuk “harapan”. Timbulnya harapan merupakan pusat dari


proses pemulihan. Tanpa timbulnya harapan, tidak akan ada proses pemulihan.
2. Membentuk kembali “identitas positif”. Dalam proses pemulihan, juga diperlukan
adanya identitas yang lain selain identitas sebagai penderita gangguan jiwa. Penderita
tetap mempunyai gejala gangguan jiwa, namun mereka juga mempunyai identitas
positif lainnya, seperti: pelajar, mahasiswa, pegawai, pengusaha, ayah/ibu, dll.
3. Membangun kehidupan yang berarti. Mempunyai pekerjaan dan penghasilan,
utamanya bagi laki laki, merupakan salah satu komponen penting dari proses
pemulihan. Kehidupan yang berarti bisa dicapai dengan membangun hidup yang
bermanfaat bagi sekitar.
4. Mengambil tanggung jawab dan kendali. Dalam proses pemulihan, penderita
gangguan jiwa tidak hanya menggantungkan diri pada dokter dan orang lain, tapi
secara aktif dan bertanggung jawab mengusahakan pemulihan dirinya.

SAMHSA (Substance Abuse and Mental Health Servises Administration) suatu


divisi US Department of Health and Human Services (Kemenkes Amerika) telah
merumuskan definisi pemulihan/Recovery pada tahun 2004 sebagai berikut; Pemulihan
Gangguan Mental merupakan perjalanan panjang penyembuhan dan transformasi yang
memampukan pasien dengan masalah kesehatan mental untuk hidup bermakna dalam
masyarakat  yang dipilihnya sambil berusaha untuk mencapai puncak potensi yang
dimilikinya. Ada 10 Komponen dasar pemulihan/Recovery sebagai hasil konsensus ini;

1. Keinginan sendiri/Self-directed
10
2. Bersifat individual dan unik
3. Pemberdayaan/empowerment
4. Holistik
5. Nonlinear
6. Berbasis kekuatan/Strength based
7. Peer support/Dukungan sesama
8. Respect/Penghargaan
9. Responsibility
10. Harapan/Hope

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Recovery merupakan proses dimana seseorang mampu untuk hidup, bekerja,


belajar, dan berpartisipasi secara penuh dalam komunitasnya. Recovery berimplikasi
terhadap penurunan atau pengurangan gejala secara keseluruhan. (Stuart 2013)

Recovery merupakan suatu proses perjalanan mencapai kesembuhan dan


transformasi yang memampukan seseorang dengan gangguan jiwa untuk hidup bermakna
di komunitas yang dipilihnya untuk mencapai potensi yang dimilikinya. Aspek
terpenting dari recovery didefinisikan oleh setiap individu dengan pertolongan dari
pemberi layanan kesehatan jiwa dan orangorang yang sangat penting dalam
kehidupannya. Recovery gangguan jiwa merupakan gabungan pelayanan sosial, edukasi,
okupasi, perilaku dan kognitif yang bertujuan pada pemulihan jangka panjang dan
memaksimalkan kecukupan diri. Sejumlah praktik berbasis bukti mendukung dan
meningkatkan pemulihan meliputi : tritmen asertif komunitas komunitas, dukungan
bekerja, manajemen dan pemulihan penyakit, tritmen terintegrasi untuk mendampingi
kejadian berulang gangguan jiwa dan penyalahgunaan zat, psikoedukasi keluarga,
manajemen pengobatan. Keperawatan termasuk dalam posisi yang ideal dalam
memberikan perawatan dengan menggabungkan banyak terapi CAM untuk mengatasi
gejala yang dialami oleh klien dengan gangguan jiwa. Disamping itu terapi CAM yang
memberdayakan klien dapat memperkuat hubungan antar perawat dan klien dalam
meningkatkan proses pemulihan.

3.2 Saran

Semoga makalah mengenai Konsep Recovery dapat bermanfaat untuk kita


semua. Besar harapan saya agar makalah ini dapat menambah wawasan dan ilmu

12
pengetahuan kita semua terutama dalam keperawatan jiwa serta menjadi tambahan
referensi dalam penyelesaian tugas dan tinjauan literature.
Diharapkan perawat lebih mempelajari mengenai fungsi dan perannya dalam
penanganan masalah kesehatan jiwa dengan memahami masalah kesehatan jiwa yang ada
serta upaya penanganannya dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Stuart, W. Gail. (2013). Principles of Psychiatric Nursing, 10 Edition.


ELSEVIER

Varcarolis, M. Elizabeth. (2013). Essentials of Psychiatric Mental Health


Nursing; A Communication Approach to Evidence-Based Care
Second Edition. ELSEVIER

Caldwell, Barbara A., dkk. (2010). Psychiatric nursing practice & the
recovery model of care. Journal of Psychosocial Nursing & Mental
Health Services, 48(7), 42-48.

13

Anda mungkin juga menyukai