Anda di halaman 1dari 4

4 PILAR

2.3.1 Pilar I : Manajemen Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas

Pendekatan manajemen yang digunakan adalah empat fungsi manajemen, yaitu


perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian.

 Perencanaan : Perencanaan sebagai keseluruhan proses pemikiran dan penentuan


secara matang halhal yang akan dikerjakan di masa mendatang dalam rangka
mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Siagian, 1990 dalam Keliat, 2011).
Berdasarkan hierarki perencanaan menurut Marquis dan Houston (1998 dalam Keliat
& Akemat, 2011), kegiatan perencanaan yang akan ditetapkan di layanan
keperawatan kesehatan jiwa komunitas meliputi perumusan visi, misi, filosofi,
kebijakan dan perencanaan.
 Pengorganisasian : Pengorganisasian adalah pengelompokkan aktifitas untuk
mencapai suatu tujuan, penugasan suatu kelompok tenaga keperawatan untuk
proses koordinasi aktifitas yang tepat, baik vertikal maupun horizontal, yang
bertanggung jawab untuk mencapai tujuan Desa Siaga Sehat Jiwa (DSSJ) (Keliat &
Akemat, 2011). Pengorganisasian di Desa Siaga Sehat Jiwa terdiri dari struktur
organisasi petugas layanan keperawatan kesehatan jiwa komunitas dan
pengelompokkan keluarga pada Desa Siaga Sehat Jiwa. Struktur organisasi petugas
layanan keperawatan kesehatan jiwa komunitas di DSSJ dipimpin oleh perawat
CMHN puskesmas (Keliat & Akemat, 2011).
 Pengarahan : Pengarahan sebagai langkah pengejawantahan rencana kegiatan
dalam bentuk tindakan guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya
(Keliat & Akemat, 2011). Kegiatan pengarahan yang dilaksanakan pada layanan
keperawatan kesehatan jiwa komunitas yaitu menciptakan budaya motivasi,
menerapkan manajemen waktu, melaksanakan pendelegasian, melaksanakan
supervisi dan komunikasi yang efektif, melakukan manajemen konflik dan melakukan
advokasi serta negosiasi. Perawat CHMN melakukan kegiatan komunikasi, supervisi
dan pendelegasian untuk membantu pasien gangguan jiwa. Komunikasi dilakukan
kepada kader untuk menjalin dan membina hubungan saling percaya dalam rangka
penanganan pasien gangguan jiwa yaitu mengidentifikasi jumlah kunjungan pasien
ke puskesmas dan memastikan bahwa KKJ melakukan kegiatan sesuai dengan
tujuan organisasi. Pendelegasian dilakukan oleh perawat CMHN kepada KKJ untuk
menindaklanjuti perawatan di komunitas bagi pasien gangguan jiwa yang sudah
berkunjung ke puskesmas (Keliat, Akemat, Helena & Nurhaeni, 2011). Supervisi
dilakukan oleh kader kepada pasien gangguan jiwa yang sudah mandiri, dan
keluarga dengan anggota keluarga mengalami gangguan jiwa yang sudah mampu
secara mandiri merawat pasien gangguan jiwa. Pendelegasian dilakukan kader
untuk merujuk kasus pasien gangguan jiwa ke puskesmas kepada perawat CMHN.
 Pengendalian : Pengendalian atau pengontrolan sebagai metode pemeriksaan untuk
mengetahui apakah segala sesuatu berjalan menurut rencana yang telah disepakati,
instruksi yang dikeluarkan, serta prinsip-prinsip yang ditentukan, yang bertujuan
untuk menemukan kekurangan dan kesalahan sehingga dapat diperbaiki dan tidak
terjadi lagi (Fayol, 1984 dalam Keliat, 2011). Kegiatan yang dilakukan oleh perawat
CMHN dalam hal pengontrolan adalah monitor dan evaluasi. Perawat CMHN
memonitor kader dalam melaksanakan program CMHN di wilayahnya. Evaluasi
kinerja kader dilakukan berdasarkan delapan kemampuan kader (Keliat, Akemat,
Helena & Nurhaeni, 2011). Perawat CMHN juga melakukan monitor dan evaluasi
terhadap peningkatan kemampuan pasien gangguan jiwa dalam meningkatkan
kemampuan positif, berkurangnya tanda dan gejala yang dialami oleh pasien
gangguan jiwa . Kader melakukan monitor dan evaluasi terhadap rencana kerja yang
telah disusun terhadap pasien dan keluarga untuk mengatasi masalah . Monitor dan
evaluasi kepada pasien mengenai peningkatan kemampuan positif pasien dalam
kegiatan sehari-hari dan berkurangnya tanda dan gejala yang dialami pasien .
Monitor dan evaluasi kepada keluarga mengenai peningkatan kemampuan keluarga
dalam hal merawat pasien gangguan jiwa.

2.3.2 Pilar II : Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan masyarakat merupakan proses pengembangan potensi pengetahuan


maupun ketrampilan masyarakat agar mereka mampu mengontrol diri dan terlibat
dalam pemenuhan kebutuhan mereka sendiri (Helvi, 1998 dalam Keliat, 2011).
Manajemen pemberdayaan masyarakat dalam hal ini adalah Kader Kesehatan Jiwa
(KKJ) di Desa Siaga Sehat Jiwa (DSSJ) berfokus pada proses rekruitmen, seleksi,
orientasi, penilaian kinerja dan pengembangan kader (Keliat, Akemat, Helena &
Nurhaeni, 2011). Pemberdayaan masyarakat dalam hal ini KKJ dilakukan oleh
perawat CMHN. Perawat CMHN sebelum memberdayakan KKJ harus memiliki
kemampuan sebagai perawat CMHN. Kemampuan tersebut didapatkan melalui
pelatihan sebagi perawat CMHN. Jadi perawat CMHN yang akan memberdayakan
KKJ harus mengikuti pelatihan sebagai perawat CMHN terlebih dahulu. Kegiatan yang
dilakukan oleh perawat CMHN di Pilar II ini adalah rekruitmen, seleksi, orientasi dan
penilaian kinerja KKJ (Keliat, Akemat, Helena & Nurhaeni, 2011). Perawat CMHN
berkoordinasi dengan kepala desa, kepala dusun, tokoh agama dan tokoh masyarakat
untuk mendapatkan nama calon KKJ, pogram CMHN, menyelenggarakan pelatihan
KKJ dan melakukan penilaian kinerja KKJ. KKJ terpilih dan terlatih akan bersama
dengan perawat CMHN memberikan asuhan keperawatan pada pasien gangguan jiwa.
Kegiatan yang dilakukan KKJ adalah mengikuti proses rekruitmen, seleksi dan
orientasi. KKJ menjalani proses rekruitmen karena ketertarikannya untuk memberikan
asuhan keperawatan kepada pasien gangguan jiwa. KKJ mengikuti penjelasan dan
sosialisasi tentang persyaratan KKJ dari perawat CMHN kemudian memberikan
persetujuan dengan menandatangani surat persetujuan menjadi KKJ (Keliat, Akemat,
Helena & Nurhaeni, 2011). KKJ mengikuti proses sosialisasi program CMHN yang
disampaikan oleh perawat CMHN dan mengikuti pelatihan KKJ untuk mendapatkan
ketrampilan.

2.3.3 Pilar III : Kemitraan Lintas Sektoral & Lintas Program

Kemitraan adalah upaya membangun dan mempertahankan hubungan dengan


berbagai profesi dan sektor terkait di masyarakat dengan tujuan menyelesaikan
masalah, merancang program baru dan mempertahankan dukungan guna
meningkatkan kesehatan masyarakat (Helvie, 1998 dalam Keliat, 2011). Kemitraan
dalam layanan kesehatan di komunitas merupakan bentuk strategi kemitraan lintas
program dan lintas sektor yang terintegrasi berdasarkan prinsip kesetaraan,
keterpaduan, kesepakatan dan keterbukaan (Depkes RI, 2000 dalam Keliat, 2011).
Perawat CMHN melakukan kegiatan kemitraan lintas program dan lintas sektor, untuk
menangani pasien gangguan jiwa. Kemitraan lintas program yang dilakukan adalah
menggalang kerjasama layanan CMHN dengan puskesmas untuk mengidentifikasi
masyarakat yang mengalami gangguan jiwa, melakukan koordinasi dengan dokter di
puskesmas untuk pemberian terapi pasien , konsultasi pasien dan perujukan kasus,
melakukan koordinasi dengan KKJ mengenai pasien yang tidak berkunjung ke
puskesmas. Kemitraan lintas sektor yang dilakukan adalah kerjasama dengan dinas
kesehatan kota, kecamatan dan kelurahan. KKJ melakukan kegiatan kemitraan lintas
program dan lintas sector (Keliat, Helena & Farida, 2011). Kegiatan kemitraan lintas
program yaitu melakukan rujukan kasus pasien gangguan jiwa ke puskesmas dan
melaporkan kepada perawat CMHN mengenai kondisi pasien gangguan jiwa. Kegiatan
kemitraan lintas sektor yang dilakukan KKJ adalah bekerja sama dengan perangkat
RT, RW dan organisasi PKK, Karang Taruna, kelompok pengajian, untuk mendukung
pelaksanaan kegiatan pemberian asuhan keperawatan kepada pasien gangguan jiwa.

2.3.4 Pilar IV : Manajemen Kasus Kesehatan Jiwa Komunitas

Keperawatan kesehatan jiwa komunitas yang professional mempunyai ciri praktik yang
didasari oleh ketrampilan intelektual, teknis dan interpersonal. Pendekatan yang
digunakan adalah proses keperawatan yang meliputi pengkajian, penetapan diagnose
keperawatan, perencanaan tindakan, implementasi dan evaluasi. Perawat CMHN
memberikan asuhan keperawatan dibantu oleh kader kesehatan jiwa. Perawat CMHN
bertanggung jawab memberikan asuhan keperawatan jiwa komunitas kepada
kelompok pasien gangguan jiwa dan keluarga yang anggotanya mengalami gangguan
jiwa (Keliat, Akemat, Helena & Nurhaeni, 2011). Perawat memberikan asuhan pada
pasien dengan perawatan total (total care) dan perawatan parsial (partial care).
Perawat CMHN diharapkan memiliki kemampuan di bawah ini :

 Melaksanakan asuhan keperawatan pada kelompok pasien yang mengalami


gangguan jiwa.
 Memberikan pendidikan kesehatan pada kelompok pasien yang mengalami
gangguan jiwa.
 Melaksanakan terapi aktifitas kelompk (TAK) pada kelompok pasien
gangguan jiwa.
 Melakukan rehabilitasi pada pasien gangguan jiwa

Anda mungkin juga menyukai