Anda di halaman 1dari 7

NAMA :ALI KASAN

NIM : 7321039

1.PROSES MANAJEMEN JIWA ADA 4 PILAR

Pilar I : Manajemen Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas

Pendekatan manajemen yang digunakan adalah empat fungsi manajemen,


yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian.

 Perencanaan : Perencanaan sebagai keseluruhan proses pemikiran


dan penentuan secara matang halhal yang akan dikerjakan di masa
mendatang dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan
(Siagian, 1990 dalam Keliat, 2011). Berdasarkan hierarki
perencanaan menurut Marquis dan Houston (1998 dalam Keliat &
Akemat, 2011), kegiatan perencanaan yang akan ditetapkan di
layanan keperawatan kesehatan jiwa komunitas meliputi perumusan
visi, misi, filosofi, kebijakan dan perencanaan.
 Pengorganisasian : Pengorganisasian adalah pengelompokkan
aktifitas untuk mencapai suatu tujuan, penugasan suatu kelompok
tenaga keperawatan untuk proses koordinasi aktifitas yang tepat,
baik vertikal maupun horizontal, yang bertanggung jawab untuk
mencapai tujuan Desa Siaga Sehat Jiwa (DSSJ) (Keliat & Akemat,
2011). Pengorganisasian di Desa Siaga Sehat Jiwa terdiri dari
struktur organisasi petugas layanan keperawatan kesehatan jiwa
komunitas dan pengelompokkan keluarga pada Desa Siaga Sehat
Jiwa. Struktur organisasi petugas layanan keperawatan kesehatan
jiwa komunitas di DSSJ dipimpin oleh perawat CMHN puskesmas
(Keliat & Akemat, 2011).
 Pengarahan : Pengarahan sebagai langkah pengejawantahan rencana
kegiatan dalam bentuk tindakan guna mencapai tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya (Keliat & Akemat, 2011). Kegiatan pengarahan
yang dilaksanakan pada layanan keperawatan kesehatan jiwa
komunitas yaitu menciptakan budaya motivasi, menerapkan
manajemen waktu, melaksanakan pendelegasian, melaksanakan
supervisi dan komunikasi yang efektif, melakukan manajemen konflik
dan melakukan advokasi serta negosiasi. Perawat CHMN melakukan
kegiatan komunikasi, supervisi dan pendelegasian untuk membantu
pasien gangguan jiwa. Komunikasi dilakukan kepada kader untuk
menjalin dan membina hubungan saling percaya dalam rangka
penanganan pasien gangguan jiwa yaitu mengidentifikasi jumlah
kunjungan pasien ke puskesmas dan memastikan bahwa KKJ
melakukan kegiatan sesuai dengan tujuan organisasi. Pendelegasian
dilakukan oleh perawat CMHN kepada KKJ untuk menindaklanjuti
perawatan di komunitas bagi pasien gangguan jiwa yang sudah
berkunjung ke puskesmas (Keliat, Akemat, Helena & Nurhaeni, 2011).
Supervisi dilakukan oleh kader kepada pasien gangguan jiwa yang
sudah mandiri, dan keluarga dengan anggota keluarga mengalami
gangguan jiwa yang sudah mampu secara mandiri merawat pasien
gangguan jiwa. Pendelegasian dilakukan kader untuk merujuk kasus
pasien gangguan jiwa ke puskesmas kepada perawat CMHN.
 Pengendalian : Pengendalian atau pengontrolan sebagai metode
pemeriksaan untuk mengetahui apakah segala sesuatu berjalan
menurut rencana yang telah disepakati, instruksi yang dikeluarkan,
serta prinsip-prinsip yang ditentukan, yang bertujuan untuk
menemukan kekurangan dan kesalahan sehingga dapat diperbaiki
dan tidak terjadi lagi (Fayol, 1984 dalam Keliat, 2011). Kegiatan yang
dilakukan oleh perawat CMHN dalam hal pengontrolan adalah
monitor dan evaluasi. Perawat CMHN memonitor kader dalam
melaksanakan program CMHN di wilayahnya. Evaluasi kinerja kader
dilakukan berdasarkan delapan kemampuan kader (Keliat, Akemat,
Helena & Nurhaeni, 2011). Perawat CMHN juga melakukan monitor
dan evaluasi terhadap peningkatan kemampuan pasien gangguan
jiwa dalam meningkatkan kemampuan positif, berkurangnya tanda
dan gejala yang dialami oleh pasien gangguan jiwa . Kader melakukan
monitor dan evaluasi terhadap rencana kerja yang telah disusun
terhadap pasien dan keluarga untuk mengatasi masalah . Monitor
dan evaluasi kepada pasien mengenai peningkatan kemampuan
positif pasien dalam kegiatan sehari-hari dan berkurangnya tanda
dan gejala yang dialami pasien . Monitor dan evaluasi kepada
keluarga mengenai peningkatan kemampuan keluarga dalam hal
merawat pasien gangguan jiwa.

Pilar II : Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan masyarakat merupakan proses pengembangan potensi


pengetahuan maupun ketrampilan masyarakat agar mereka mampu
mengontrol diri dan terlibat dalam pemenuhan kebutuhan mereka
sendiri (Helvi, 1998 dalam Keliat, 2011). Manajemen pemberdayaan
masyarakat dalam hal ini adalah Kader Kesehatan Jiwa (KKJ) di Desa
Siaga Sehat Jiwa (DSSJ) berfokus pada proses rekruitmen, seleksi,
orientasi, penilaian kinerja dan pengembangan kader (Keliat, Akemat,
Helena & Nurhaeni, 2011). Pemberdayaan masyarakat dalam hal ini
KKJ dilakukan oleh perawat CMHN. Perawat CMHN sebelum
memberdayakan KKJ harus memiliki kemampuan sebagai perawat
CMHN. Kemampuan tersebut didapatkan melalui pelatihan sebagi
perawat CMHN. Jadi perawat CMHN yang akan memberdayakan KKJ
harus mengikuti pelatihan sebagai perawat CMHN terlebih dahulu.
Kegiatan yang dilakukan oleh perawat CMHN di Pilar II ini adalah
rekruitmen, seleksi, orientasi dan penilaian kinerja KKJ (Keliat,
Akemat, Helena & Nurhaeni, 2011). Perawat CMHN berkoordinasi
dengan kepala desa, kepala dusun, tokoh agama dan tokoh
masyarakat untuk mendapatkan nama calon KKJ, pogram CMHN,
menyelenggarakan pelatihan KKJ dan melakukan penilaian kinerja
KKJ. KKJ terpilih dan terlatih akan bersama dengan perawat CMHN
memberikan asuhan keperawatan pada pasien gangguan jiwa.
Kegiatan yang dilakukan KKJ adalah mengikuti proses rekruitmen,
seleksi dan orientasi. KKJ menjalani proses rekruitmen karena
ketertarikannya untuk memberikan asuhan keperawatan kepada
pasien gangguan jiwa. KKJ mengikuti penjelasan dan sosialisasi
tentang persyaratan KKJ dari perawat CMHN kemudian memberikan
persetujuan dengan menandatangani surat persetujuan menjadi KKJ
(Keliat, Akemat, Helena & Nurhaeni, 2011). KKJ mengikuti proses
sosialisasi program CMHN yang disampaikan oleh perawat CMHN dan
mengikuti pelatihan KKJ untuk mendapatkan ketrampilan.

Pilar III : Kemitraan Lintas Sektoral & Lintas Program

Kemitraan adalah upaya membangun dan mempertahankan hubungan


dengan berbagai profesi dan sektor terkait di masyarakat dengan
tujuan menyelesaikan masalah, merancang program baru dan
mempertahankan dukungan guna meningkatkan kesehatan
masyarakat (Helvie, 1998 dalam Keliat, 2011). Kemitraan dalam
layanan kesehatan di komunitas merupakan bentuk strategi kemitraan
lintas program dan lintas sektor yang terintegrasi berdasarkan prinsip
kesetaraan, keterpaduan, kesepakatan dan keterbukaan (Depkes RI,
2000 dalam Keliat, 2011). Perawat CMHN melakukan kegiatan
kemitraan lintas program dan lintas sektor, untuk menangani pasien
gangguan jiwa. Kemitraan lintas program yang dilakukan adalah
menggalang kerjasama layanan CMHN dengan puskesmas untuk
mengidentifikasi masyarakat yang mengalami gangguan jiwa,
melakukan koordinasi dengan dokter di puskesmas untuk pemberian
terapi pasien , konsultasi pasien dan perujukan kasus, melakukan
koordinasi dengan KKJ mengenai pasien yang tidak berkunjung ke
puskesmas. Kemitraan lintas sektor yang dilakukan adalah kerjasama
dengan dinas kesehatan kota, kecamatan dan kelurahan. KKJ
melakukan kegiatan kemitraan lintas program dan lintas sector (Keliat,
Helena & Farida, 2011). Kegiatan kemitraan lintas program yaitu
melakukan rujukan kasus pasien gangguan jiwa ke puskesmas dan
melaporkan kepada perawat CMHN mengenai kondisi pasien gangguan
jiwa. Kegiatan kemitraan lintas sektor yang dilakukan KKJ adalah
bekerja sama dengan perangkat RT, RW dan organisasi PKK, Karang
Taruna, kelompok pengajian, untuk mendukung pelaksanaan kegiatan
pemberian asuhan keperawatan kepada pasien gangguan jiwa.

Pilar IV : Manajemen Kasus Kesehatan Jiwa Komunitas


Keperawatan kesehatan jiwa komunitas yang professional mempunyai
ciri praktik yang didasari oleh ketrampilan intelektual, teknis dan
interpersonal. Pendekatan yang digunakan adalah proses keperawatan
yang meliputi pengkajian, penetapan diagnose keperawatan,
perencanaan tindakan, implementasi dan evaluasi. Perawat CMHN
memberikan asuhan keperawatan dibantu oleh kader kesehatan jiwa.
Perawat CMHN bertanggung jawab memberikan asuhan keperawatan
jiwa komunitas kepada kelompok pasien gangguan jiwa dan keluarga
yang anggotanya mengalami gangguan jiwa (Keliat, Akemat, Helena &
Nurhaeni, 2011). Perawat memberikan asuhan pada pasien dengan
perawatan total (total care) dan perawatan parsial (partial care).
Perawat CMHN diharapkan memiliki kemampuan di bawah ini :

 Melaksanakan asuhan keperawatan pada kelompok pasien yang


mengalami gangguan jiwa.
 Memberikan pendidikan kesehatan pada kelompok pasien yang
mengalami gangguan jiwa.
 Melaksanakan terapi aktifitas kelompk (TAK) pada kelompok
pasien gangguan jiwa.
 Melakukan rehabilitasi pada pasien gangguan jiwa

2.PILAR KE 4

CLMHN Adalah Merupakan Pemberian pelayanan kesehatan mental pada


seting non spesialis (rumah sakit umum dan komunitas). Fokus utama dari
CLMHN ini adalah untuk Meningkatkan kesehatan mental (Sehat
mental ,Masalah psikososial)

Alasan Utama Diperlukan CLMHN

 Pelayanan Liaison berkontribusi sebagai upaya preventif masalah


gangguan jiwa

 Individu yang mengalami masalah kesehatan fisik akan


mempengaruhi kesehatan mental
o Faktanya: kebutuhan mental kurang menjadi perhatian bagi perawat
di unit pelayanan umum, dimana hal terbsebut dapat mempengaruhi
Tingkat kepuasan klien dan keluarga

Fungsi CLMHN

 Memberikan konsultasi terkait kesehatan mental

 Memberikan asuhan keperawatan terkait masalah fisik

Contohnya

1.Edukasi
 Psikososial aspek
o Managemen masalah
o Program training tenaga keperawatan secara regular
o Pendidikan tentang
 Anxietas
 Depresi

2.Riset
Hasil asuhan keperawatan yang dilakukan
 Direct : terapi
 Indirect : consultasi, edukasi dan supervisi

3.Consultasi

A. Pembagian
1. Clinical consultation
 Fokus pada kesehatan mental klien
 Asuhan keperawatan yang diberikan pada klien
2. Organisational consultation
 Isue profesional
 Faktor sistemik: lingkungan
 Keluarga, kelompok, masyarakat
B. Komponen:
 Pengkajian kesehatan mental
 Treatment psikologis
 Pemberian Umpan balik

Anda mungkin juga menyukai