Anda di halaman 1dari 33

Paliative care

Tim dosen kep. paliative


Bahan Kajian
 Komponen yang terlibat dalam aktivitas palliative care
 Definisi teamwork atau kerja tim
 Aplikasi teamwork dalam penatalaksanaan pasien
dalam setting keperawatan palliative
 Contoh hambatan hambatan dalam kerja tim pada
perawatan pasien dalam setting keperawatan palliative
 Petugas yang terkait dengan homecare di masyarakat
Palliative Care (Perawatan
palliative)
 Bertujuan meningkatkan kualitas hidup
pasien dan keluarga mereka dalam
menghadapi masalah/penyakit yang
mengancam jiwa, melalui pencegahan,
penilaian sempurna dan pengobatan
rasa sakit masalah, fisik, psikososial dan
spiritual (Kemenkes RI Nomor 812, 2007).
 Kualitashidup pasien yang dimaksud
adalah kondisi pasien yang dipersepsikan
terhadap keadaan pasien sesuai konteks
budaya dan sistem nilai yang dianutnya,
termasuk tujuan hidup, harapan, dan
niatnya.
Dimensi dari kualitas hidup
pasien

 gejala
 kemampuan fungsional (aktivitas),
 kesejahteraan keluarga,
 spiritual,
 fungsi sosial,
 kepuasan terhadap pengobatan (termasuk
masalah keuangan),
 orientasi masa depan,
 kehidupan seksual,
 termasuk gambaran terhadap diri sendiri,
 fungsi dalam bekerja.
Apa Saja Ruang Lingkup
Kegiatan Paliative Care
Jenis kegiatan perawatan palliative menurut
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
nomor 812/Menkes/sk/VII/2007 tentang kebijakan
lingkup kegiatan perawatan palliative, meliputi :
 pengelolaan keluhan nyeri,
 pengelolaan keluhan fisik lain,
 asuhan keperawatan,
 dukungan psikologis,
 dukungan sosial, kultural dan spiritual,
 dukungan persiapan dan selama masa duka cita
(bereavement).
Pendekatan perawatan
paliatif
Perawatan palliative dapat dilaksanakan melalui
pendekatan sebagai berikut, :
 Menyediakan bantuan untuk rasa sakit dan gejala
lain yang menganggu klien.
 Menegaskan hidup dan menganggap mati
sebagai proses yang normal
 Tidak bermaksud untuk mempercepat atau
menunda kematian
 Mengintegrasikan aspek-aspek psikologis dan
spiritual perawatan pasien
 Meredakan nyeri dan gejala fisik lain yang
mengganggu
Enam elemen penentu
efektivitas palliative care
 case management,
 shared care,
 specialist outreach services,
 managed clinical networks,
 integrated care,
 volunteers.
(BMC Health Services Research,2014)
Case management.
 merupakan kegiatan berulang untuk
keberhasilan upaya penilaian dan
penggalian kebutuhan masing-masing
individu dalam perawatan paliatif.
 Kebutuhan ini mencakup aktivitas sehari-hari
dan kesejahteraan sosial. Dalam case
management dilakukan koordinasi layanan
secara berkala dengan berbagai sektor
kesehatan termasuk layanan sosial dan
keagamaan.
Shared care.
 sebagai elemen efektif layanan paliatif.
Karakteristik elemen ini adalah klinisi yang
bekerja bersama profesi kesehatan dari
disiplin lain, fokus pada komunikasi dan
koordinasi, serta respon cepat sesuai
kebutuhan dan strategi navigasi.
 Model yang mulanya dikembangkan untuk
palliative care dewasa di daerah terpencil ini,
saat ini telah direkomendasikan juga untuk
perawatan anak-anak.
Specialist outreach services.
 Dalam skala internasional, specialist outreach services telah
diadopsi untuk meningkatkan outcome untuk underserved
population melalui: pemantapan klinik spesialis di praktek layanan
primer perkotaan, pemantapan klinik spesialis di rumah sakit
daerah yang tidak punya dokter spesialis, dan pemantapan klinik
sub spesialis di pusat regional.
 Dampak positif specialist outreach services telah dikaji di
Cochrane. Kesimpulannya, specialist outreach services dapat
meningkatkan outcome pasien, menjamin penyampaian layanan
kesehatan lebih efisien dan konsisten berbasis bukti ilmiah, serta
menurunkan layanan rawat inap.
 Memang specialist outreach services terkait dengan
penambahan biaya. Namun, penambahan biaya ini dianggap
seimbang dengan peningkatan outcome kesehatan yang
dihasilkan.
Managed clinical network.
 Jejaring klinis (clinical networks) telah lama
diintegrasikan dengan berbagai sistem layanan
kesehatan.
 Tujuannya, menjamin akses layanan kesehatan yang
bermutu dan clinically-effective bagi populasi
dengan akses dan outcome rendah.
 Jaringan ini memfasilitasi hubungan formal antara
kelompok profesi kesehatan dan organisasi dari
layanan primer, sekunder, dan tersier untuk bekerja
secara terkoordinir serta tanpa memandang
batasan-batasan profesi dan organisasi.
 Batasan-batasan ini biasanya terkait pendanaan
dan batasan geografis.
Integrated care.
 Beberapa penelitian telah menunjukkan peran penting pelayanan
terintegrasi (integrated care).
 Pelayanan terintegrasi merujuk kepada koordinasi beberapa pusat
pelayanan sesuai kebutuhan pasien dan keluarganya.
 Tujuannya untuk memastikan keberlanjutan layanan kesehatan.
 Pelayanan terpadu mengharuskan pasien dan keluarganya
terlibat dalam pembuatan keputusan dan menetapkan tujuan
perawatan.
 Dampak baik layanan terintegrasi telah ditunjukkan oleh penelitian
pada kasus perawatan pasien anak.
 Pada kasus ini, layanan terintegrasi bukan hanya berdampak
positif bagi pasien dan keluarganya tetapi juga berdampak pada
efisiensi organisasi dan kepuasan staf.
Volunteers
 Elemen terakhir penentu efektivitas layanan
paliatif adalah penggunaan sukarelawan
(volunteers).
 Sukarelawan memegang peran penting
dalam pemberian layanan paliatif, misalnya
dalam kondisi minimnya tenaga kesehatan.
 Model layanan paliatif menggunakan
volunteer telah jamak digunakan namun
bukti implementasi dan evaluasinya masih
terbatas.
Teamwork definisi
 timkerja adalah satu kumpulan anggota
yang tergabung menjadi satu untuk
menjalankan tujuan yang sama. Dalam
hal ini teamwork adalah satu kumpilan
ahli medis yang bekerja untuk mmberikan
perawatan paliatif pada klien yang
membutuhkan.
Manfaat kerjatim
 Pekerjaan menjadi lebih ringan karena
dilakukan bersama
 Dapat menimbulkan semangat
kebersamaan.
 Lebih efektif dan efisien dibandingkan
dikerjakan sendiri
 Kinerja organisasi lebih meningkat.
Agar dapat membangun sebuah tim yang
bagus dan baik, diperlukan lebih dari
sekadar mengumpulkan orang-orang yang
tepat. Sebab, ujian utama dari leadership
sebenarnya adalah menciptakan
lingkungan dimana setiap individu mau
bekerja secara kooperatif dan kolaboratif.
Cara kerja secara tim
FOKUS

DEFINISIKAN PERAN

TETAPKAN TUJUAN

BAGIKAN INFORMASI

KEPERCAYAAN

DENGARKAN

BERSABAR

DUKUNGAN

TUNJUKKAN ANTUSIASME

HAVE FUN

DELEGASI

BERIKAN PENGHARGAAN
Hambatan kerja tim
Macam-macam hambatan :
Hambatan yang Controlable ialah hubungan
dimana kita memiliki wewenang dan kekuasaan
untuk menghilangkannya, seperti :
 kurang cukupnya waktu yang dimiliki oleh
seorang atasan terhadap bawahannya
 kurangnya latihan-latihan yang
dilaksanakan atau yang diperoleh
bawahan
 kurangnya keinginan atau hasrat dari
bawahan untuk berpartisipasi
Hambatan-hambatan yang kita dapat
pengaruhi, untuk meniadakannya ialah :
 atasan yang tidak tahu tentang
manajemen peran serta
 iklim organisasi yang tidak tahu tentang
manajemen peran serta
 atasan yang tidak mau mencari dan
menyediakan waktu untuk mempraktekkan
manajemen peran serta
Hambatan yang kita dapat mempengaruhi
sedikit sekali atau menguasai untuk
menghilangkannya. Hambatan-hambatan
tersebut berupa :
 lingkungan eksternal organisasi
 struktur organisasi
 reputasi organisasi
Tim paliatif terdiri atas tim
terintegrasi,
 dokter,
 perawat,
 psikolog,
 ahli fisioterapi,
 pekerja sosial medis,
 ahli gizi,
 rohaniawan
 relawan.
Tim tersebut harus berpijak
pada pola dasar

 Meningkatkan kualitas hidup dan menganggap


kematian sebagai proses yang normal.
 Tidak mempercepat dan menunda kematian klien
 Menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang
mengganggu.
 Menjaga keseimbangan psikologis dan spiritual.
 Berusaha agar klien yang sakit tetap sakit sampai
akhir hayatnya.
 Berusaha mambantu mengatasi suasana duka
cita keluarga klien.
KEKHUSUSAN TIM PALLIATIF
 Profesi setiap anggota tim telah dikenal cakupan
dan lingkup kerjanya.
 Para profesional ini bergabung dalam satu kelompok
kerja.
 Secara bersama, mereka manyusun dan
merancang tujuan akhir perawatan, melakukan
langkah tujuan pendek.
 Bila perlu, kepemimpinan dapat terbagi di antara
anggota tim, bergantung pada kondisi yang paling
diperlukan oleh pasien lanjut tua.
 Tim adalah motor penggerak semua kegiatan
pasien.
 Proses interaksi adalah kunci keberhasilan.
 Tim harus mampu mengupayakan dan
menjamin agar
 pasien lanjut usia mendapat pelayanan
seutuhnya
 yang mencakup bio-psiko-sosio-kultural
dan spiritual.
 Artinya, tidak ada anggota tim yang
menjadi
 primadona.
Pemimpin tim dibantu anggotanya harus berusaha
 keras untuk mencapai tujuan perawatan.
 Kerjasama yang erat antara anggota tim
perawatan paliatif dengan keluarga pasien
dirasakan sebagai kebutuhan utama yang saling
mendukung kelancaran perawatan,
Dukungan keluarga saat masa sulit sangat penting
yaitu:
 Pada saat perawatan
 Pada saat mendekati kematian
 Pada saat kematian
 Pada saat masa duka
Hambatan pelayanan perawatan
paliatif di daerah dengan sumber daya
terbatas

 Pelayanan paliatif belum mendapat perhatian


khusus, umumnya hanya dilakukan oleh dokter
saja
 Sulit membentuk tim, karena keterbatasan SDM
 Faktor kerahasiaan membatasi upaya perawatan
paliatif di rumah oleh anggota keluarganya
 Kesulitan mendapatkan obat analgesik golongan
opioid karena masalah hukum
 Perawatan paliatif masih diberikan pada
menjelang ajal
Hambatan pelayanan
perawatan paliatif
 Program-program yang tidak
menghasilkan seperti Perawatan Paliatif
ini, tidak menarik untuk dikerjakan.
 Masih belum teratasinya penyakit-
penyakit infeksi, kematian ibu dan anak,
dan lain-lain yang masih menjadi prioritas,
sehingga Perawatan Paliatif yang mulai
dikembangkan untuk penyakit-penyakit
keganasan belum mendapat prioritas.
Hambatan
 Kebijakan dan sistem kesehatan nasional
sering tidak mencakup perawatan ini sama
sekali
 Pelatihan perawatan untuk profesional
kesehatan seringkali terbatas atau tidak ada
 Akses populasi terhadap penghilang rasa
sakit opioid tidak memadai dan gagal
memenuhi konvensi internasional mengenai
akses terhadap obat-obatan esensial.
Enabling paliative care at
home
 Home Care is a vital and integral
component of the health care system.

 System stakeholders have committed to


establishing a system of care with
improved access
 to evidence-based palliative care
that is largely offered
in the community
Home care services help people with
acute, chronic, palliative or rehabilitative
health care Needs to independently live
in their community and co-ordinate
and manage an admission
 to facility care when living in the
community is not a viable alternative.
Home care services include

 nursing,
 personal support/homemaker,
 therapy (including physiotherapy,
occupational therapy, speech
language pathology, social work,
nutrition/dietetics),
 medical supplies and equipment,
 and case management.
Any question ???

Anda mungkin juga menyukai