Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KEPERAWATAN BENCANA

“Surveilans Bencana”

Oleh :

Kelompok 2

A11-A

A.A Istri Meidina Cindy (17.321.2657)


Kadek Aristiani Putri (17.321.2673)
Ni Komang Sri Wahyuni (17.321.2687)
Ni Luh Kade Novita Wahyuningrum (17.321.2691)
Ni Luh Putu Kusuma Sari Dewi (17.321.2693)
Ni Made Anggi Febrianti (17.321.2694)
Ni Putu Eva Pradnyayanti (17.321.2700)
Pande Eka Sukma Karisma (17.321.2706)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA BALI

DENPASAR

2020

1
KATA PENGANTAR

Om Swastyastu

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat beliau penulis dapat menyelesaikan makalah Keperawatan
Bencana dengan judul “Surveilans Bencana” sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan. Dengan disusunnya makalah ini, penulis berharap agar pembaca dapat
memahami konsep menua dalam bidang keperawatan.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah ikut


serta dalam penyusunan makalah ini. Penulis menyadari bahwa masih ada
kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Maka dari itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca agar penulis dapat
menyempurnakan makalah penulis selanjutnya.

Om Santhi, Santhi, Santhi, Om

Denpasar, 4 November 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................ii

BAB I (Pendahuluan)

1.1 Latar Belakang.............................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah........................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan..........................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan........................................................................................2

BAB II (Pembahasan)

2.1 Konsep Surveilans Bencana..........................................................................3


2.1.1 Definisi Surveilans Bencana................................................................3
2.1.2 Tujuan Surveilans Bencana..................................................................4
2.1.3 Klasifikasi Surveilans Bencana............................................................4
2.1.4 Manfaat Surveilans Bencana................................................................7
2.1.5 Peran Surveilans Bencana....................................................................7
2.1.6 Upaya Penanggulangan Bencana.........................................................8
2.1.7 Masalah Epidemiologi dalam Surveilans Bencana..............................10

BAB III (Penutup)

3.1 Simpulan..........................................................................................................13
3.2 Saran................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara rawan bencana, baik bencana alam,
bencana non alam dan bencana sosial. Hampir setiap kejadian bencana
menimbulkan permasalahan kesehatan seperti korban meninggal, menderita
sakit, luka – luka, pengungsi dan masalah gizinya, serta masalah air bersih
dan sanitasi lingkungan yang menurun ( Depkes RI, 2011). Menurut Leavel
dan Clark dalam Ali (2010), salah satu upaya pencegahan primer untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dapat dilakukan dengan
pendidikan kesehatan dengan mengolah pola pikir orang agar ia dapat
berpikir rasional, objektif, mampu secara sadar mewujudkan pengetahuan
tentang kesehatan dalam kehidupan sehari–harinya. Bahkan diharapkan
orang tersebut mampu menularkan pengetahuannya kepada orang lain.
Surveilans bencana mempunyai peran yang sangat penting sebagai
intelijen penyakitan dan tujuan menyediakan data dan informasi bencana
untuk manajemen kesehatan, mendukung pengambilan keputusan dan
penyusunan perencanaan, pemantauan dan evaluasi, serta sistem
kewaspadaan dini kejadian luar biasa (SKD-KLB). Upaya terpadu dan
menyeluruh dari semua pihak untuk upaya pencegahan KLB melalui
perencanaan yang matang melalui upaya peningkatan pengetahuan dan
keterampilan melalui program pendidikan kesehatan yang tepat,
berkesinambungan dengan menggerakkan semua sumber karena salah satu
tujuan khusus upaya kesehatan adalah menghindarkan manusia dan
lingkungannya dari dampak bencana yang terjadi baik akibat ulah manusia
maupun alam, melalui upaya-upaya surveilans epidemiologi, pencegahan
dan penanggulangan bencana yang dilakukan secara terpadu dengan peran
masyarakat secara aktif melalui penyadaran dan peningkatan kemampuan
masyarakat menghadapi ancaman bencana.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah konsep surveilans bencana?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk menyelesaikan tugas keperawatan bencana
2. Untuk memahami konsep surveilans bencana.

1.4 Manfaat Penulisan


1. Agar mahasiswa memahami konsep surveilans bencana.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Surveilans Bencana


2.1.1 Definisi Surveilans Bencana
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang
mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan
masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor alam atau faktor non
alam maupun faktor manusia, sehingga mengakibatkan timbulnya
korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda
dan dampak psikologis dan di luar kemampuan masyarakat dengan
segala sumber dayanya. Sumber lain juga mendefinisikan bencana
sebagai suatu kejadian alam, buatan manusia, atau perpaduan antara
keduanya yang terjadi secara tiba-tiba sehingga menimbulkan
dampak negatif yang dahsyat bagi kelangsungan kehidupan.
Sedangkan Surveilans menurut WHO adalah kegiatan
pemantauan secara cermat dan terus menerus terhadap berbagai
faktor yang menentukan kejadian dan penyebaran penyakit atau
gangguan kesehatan, yang meliputi pengumpulan, analisis,
interpretasi dan penyebarluasan data sebagai bahan untuk
penganggulangan dan pencegahan. Dalam definisi ini, surveilans
mempunyai arti seperti sistem informasi kesehatan rutin. Menurut
CDC (Center of Disease Control), surveilans adalah pengumpulan,
analisis dan interpretasi data kesehatan secara sistematis dan terus
menerus yang diperlukan untuk perencanaan, implementasi dan
evaluasi upaya kesehatan masyarakat.
Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa surveilans
bencana adalah pengamatan secara teratur dan terus menerus
terhadap semua aspek penyakit tertentu pada suatu bencana yang
terjadi maupun yang belum terjadi, baik keadaan maupun
penyebarannya dalam suatu masyarakat untuk kepentingan
pencegahan dan penganggulangannya.

3
2.1.2 Tujuan Surveilans Bencana
Adapun beberapa tujuan dari surveilans bencana itu sendiri, yaitu:
1. Mengurangi jumlah kesakitan, resiko kecacatan, dan
kematian saat terjadi bencana
2. Mencegah atau mengurangi resiko munculnya penyakit
menular dan penyebarannya
3. Mencegah atau mengurangi resiko dan mengatasi dampak
kesehatan lingkungan akibat bencana (misalnya perbaikan
sanitasi)
4. Memprediksi dan mendeteksi dini epidemik
5. Memonitor, pengevaluasian dan memperbaiki program
pencegahan dan pengendalian penyakit
6. Memonitoring kecenderungan penyakit endemis dan
mengestimasi dampak penyakit di masa mendatang.

2.1.3 Klasifikasi Surveilans Bencana


Surveilans bencana adalah upaya untuk mengumpulkan data
pada situasi bencana, surveilans sangat penting untuk monitoring dan
evaluasi dari sebuah proses, sehingga dapat digunakan untuk
menyusun kebijakan dan rencana program. Agar lebih terstruktur
dalam pengimplementasiannya, surveilans bencana dapat
diklasifikasikan menjadi tujuh bagian, yaitu:
1. Surveilans Penyakit-Penyakit terkait Bencana
Pada bagian ini, dijelaskan bahwa di lokasi
pengungsian korban bencana, sangat perlu dilakukan survey
penyakit-penyakit yang ada, terutama penyakit menular.
Dengan ini diharapkan nantinya ada tindakan penanganan
yang cepat agar tidak terjadi transmisi penyakit tersebut. Ada
13 besar penyakit menular dan penyakit terkait bencana,
diantaranya campak, DBD, diare berdarah, diare biasa,
hepatitis, ISPA, keracunan makanan, malaria, penyakit kulit,
pneumonia, tetanus, trauma (fisik), dan thypoid. Mudahnya

4
penyebaran penyakit pasca bencana dikarenakan oleh adanya
penyakit sebelum bencana, adanya perubahan ekologi karena
bencana, pengungsian, kepadatan penduduk di tempat
pengungsian, dan rusaknya fasilitas public. Pengungsi yang
termasuk dalam kelompok rentan atau berisiko adalah bayi,
balita, orang tua atau lansia, keluarga dengan kepala keluarga
wanita, dan ibu hamil.

2. Surveilans Data Pengungsi


Pada bagian ini, data yang dikumpulkan yaitu data
pengungsi meliputi data jumlah total pengungsi dan
kepadatan di tempat pengungsian, data pengungsi menurut
lokasi, golongan umur, dan jenis kelamin. Data dikumpulkan
setiap minggu atau bulanan.

3. Surveilans Kematian
Pada bagian ini, data yang tercantum dalam data
kematian meliputi nama, tempat atau barak, umur, jenis
kelamin, tanggal meninggal, diagnosis, gejala, identitas
pelapor.

4. Surveilans rawat jalan


Pada bagian ini, data yang dikumpulkan ialah data
jumlah orang yang telah mendapatkan pengobatan atau
penanganan dan sedang dalam proses rawat jalan, lengkap
dengan keluhan atau masalah kesehatan yang dialami.

5. Surveilans air dan sanitasi


Pada bagian ini, data yang dikumpulkan yaitu terkait
lingkungan terutama air dan sanitasi, yang diharapkan
mampu mengidentifikasi adanya masalah kesehatan atau

5
penyakit yang dapat ditimbulkan dari faktor air dan sanitasi
tersebut di lokasi terjadinya bencana.

6. Surveilans gizi dan pangan


Pada bagian ini, data yang dikumpulkan ialah terkait
gizi dan pangan. Pemenuhan gizi dan pangan bagi korban
bencana sangat diperlukan, maka dari itu persediaan gizi dan
pangan haruslah seimbang dan dapat memenuhi kebutuhan
dari korban bencana di lokasi bencana.

7. Surveilans epidemiologi pengungsi


Surveilans epidemiologi yang dikembangkan pada
pengungsi pada periode emergensi merupakan Sistem
Kewaspadaan Dini KLB penyakit dan keracunan. Sistem
yang akan dikembangkan harus selalu didahului dengan
kajian awal. Kajian awal harus dapat mengidentifikasi
prioritas-prioritas penyakit penyebab kesakitan dan kematian,
faktor-faktor yang berpengaruh, serta program intervensi
yang mungkin dapat dilakukan, terutama penyakit
potensial KLB. Prioritas-prioritas penyakit tersebut nantinya
menjadi prioritas upaya perbaikan-perbaikan kondisi rentan
pada kelompok pengungsi, agar kejadian luar biasa penyakit
dan keracunan dapat ditekan frekuensi atau beratnya
kejadian, atau bahkan dapat dihindari sama sekali. Prioritas-
priotas penyakit penyebab kesakitan kematian pada
pengungsi tersebut juga menjadi dasar perumusan
terhadap kemungkinan penyelenggaraan surveilans
kesehatan masyarakat dalam bentuk sistem kewaspdaan
dini KLB dan keracunan. Model surveilans yang akan
dikembangkan juga perlu menjadi salah satu sasaran kajian
awal. Prioritas-prioritas penyakit penyebab kesakitan dan
kematian pada pengungsi tersebut, juga menjadi dasar dari

6
prioritas kesiapsiagaan menghadapi kemungkinan terjadinya
kejadian rawan atau KLB penyakit menular dan
keracunan. Kesiapsiagaan diarahkan pada kesiapsiagaan
tenaga dan tim penanggulangan gerak cepat, sistem
konsultasi ahli, komunikasi, informasi dan transportasi, serta
kesiapsiagaan penanggulangan KLB, baik dalam teknisk
penanggulangan, tim maupun logistic.

2.1.4 Manfaat Surveilans Bencana


Surveilans bencana sangat penting untuk dilakukan guna
menanggulangi adanya masalah-masalah yang ditimbulkan di lokasi
bencana atau tempat pengungsian korban bencana. Secara garis
besar, manfaat dari surveilans bencana, diantaranya:
1. Mencari faktor resiko ditempat pengungsian seperti air,
sanitasi, kepadatan, kualitas tempat penampungan
2. Mengidentifikasi Penyebab utama kesakitan dan kematian
sehingga dapat diupayakan pencegahan
3. Mengidentifikasi pengungsi kelompok rentan seperti anak-
anak, lansia, wanita hamil, sehingga lebih memperhatikan
kesehatannya
4. Pendataan pengungsi diwilayah, jumlah, kepadatan,
golongan, umur, menurut jenis kelamin
5. Mengidentifikasi kebutuhan seperti gizi
6. Survei Epidemiologi.

2.1.5 Peran Surveilans Bencana


Surveilans bencana berperan dalam:
1. Saat Bencana: Rapid Health Assesment (RHA)
Melihat dampak-dampak apa saja yang ditimbulkan oleh
bencana, seperti berapa jumlah korban, barang- barang apa
saja yang dibutuhkan, peralatan apa yang harus disediakan,

7
berapa banyak pengungsi lansia, anak-anak, seberapa parah
tingkat kerusakan dan kondisi sanitasi lingkungan.

2. Setelah Bencana
Data-data akan diperoleh dari kejadian bencana harus dapat
dianalisis, dan dibuat kesimpulan berupa rencana kerja atau
kebijakan, misalnya apa saja yang harus dilakukan
masyarakat untuk kembali dari pengungsian, rekonstruksi
dan rehabilitasi seperti apa yang harus diberikan.

3. Menentukan arah responpenanggunglangan dan menilai


keberhasilan respon/evaluasi
Manajemen penanggulangan bencana meliputi:
 Fase I untuk tanggap darurat,
 Fase Il untuk fase akut
 Fase III untuk recovery (rehabilitasi dan rekonstruksi).
Prinsip dasar penaggunglangan bencana adalah pada
tahap Preparedness atau kesiapsiagaan sebelum terjadi
bencana.

2.1.6 Upaya Penanggulangan Bencana


Upaya penanggulan bencana meliputi:
1. Pra-bencana
 Kelembagaan/ koordinasi yg solid
 SDM/ petugas kesehatan yang terampil secara medik dan
sosial (dapat bekerjasama dengan siapapun)
 Ketersediaan logistic (bahan, alat, dan obat)
 Ketersediaan informasi tetang bencana (daerah rawan,
beresiko terkena dampak)
 Jaringan kerja lintas program sector.

8
2. Ketika bencana RHA (Rapid Health Assessment)
Dilakukan hari H hingga H+3. Rapid Health Assessment
(penilaian kesehatan secara cepat) dilakukan untuk mengatur
besarnya suatu masalah yang berkaitan dengan kesehatan
akibat bencana, yaitu dampak yang terjadi maupun yang
kemungkinan dapat terjadi terhadap kesehatan, sebarapa
besar kerusakan terhadap sarana permukiman yang
berpotensi menimbulkan masalah kesehatan dan merupakan
dasar bagi upaya kesehatan yang tepat dalam
penanggulangan selanjutnya. Assessment terhadap kondisi
darurat merupakan suatu proses yang berkelanjutan. Artinya
seiring dengan perkembangan kondisi darurat diperlukan
suatu penilaian yang lebih rinci. Tujuan dari dilakukannya
assessment awal secara cepat adalah:
a. Mendapatkan informasi yang memadai tentang
perubahan keadaan darurat
b. Menjadi dasar bagi perencanaan program
c. Mengidentifikasi dan membangun dukungan berbasis
self-help serta aktivitas-aktivitas berbasis masyarakat
d. Mengidentifikasi kesenjangan, guna:
 Menggambarkan secara tepat dan jelas jenis
bencana, keadaan, dampak, dan kemungkinan
terjadinya perubahan keadaan darurat
 Mengukur dampak kesehatan yang telah terjadi dan
akan terjadi
 Menilai kapasitas sumber daya yang ada dalam
pengelolaan tanggap darurat dan kebutuhan yang
perlu direspon secepatnya
 Merekomendasikan tindakan yang menjadi
prioritas bagi aksi tanggap darurat.

9
3. Pascabencana
Berdasarkan dari RHA untuk menentukan langkah
selanjutnya
 Pengendalian penyakit menular (ISPA, diare, DBD,
chikungunya, tifoid, dll)
 Pelayanan kesehatan dasar
 Surveilans penyakit
 Memperbaiki kesehatan lingkungan (air bersih, MCK,
pengelolaan sampah, sanitasi makanan, dll).

2.1.7 Masalah Epidemiologi dalam Surveilans Bencana


Adapun beberapa masalah epidemiologi dalam surveilans
bencana, yaitu:
1. Pertolongan terhadap kelaparan
Para ahli epidemiologi telah mengembangkan survei
baru dan metode untuk secara cepat menilai status nutrisi
penduduk yang mengungsi, dan usaha pertolongannya
sebagai prioritas utama. Selanjutnya memonitor status nutrisi
populasi sebagai respon atas kualitas dan tipe makanan yang
dibagikan. Perkiraaan epidemiologi secara cepat
membuktikan ketidak tersediaan secara optimal dari
distribusi makanan sementara kondisi kesehatan terus-
menerus berubah. Sejak itulah, pengawasan nutrisi dan
distribusi makanan menjadi bagian dari usaha pertolongan
penanggulangan kelaparan, terhadap penduduk yang
mengungsi.

2. Kontrol Epidemik ; Kantor Pengaduan


Para epidemiologis selanjutnya mesti terlibat dalam
aspek lain kondisi pasca bencana, yaitu : Antisipasi
berkembangnya desas-desus tentang penyebaran /
mewabahnya penyakit kolera ataupun typus. Untuk itulah

10
sebuah kantor pengaduan dapat memberikan fungsi yang
amat penting dalam memonitor berkembangnya issuissu
yakni dengan menyelidiki yang benar-benar bermanfaat serta
kemudian menginformasikan kepada khalayak umum akan
bahaya yang mungkin terjadi. Konsep ini amat bermanfaat
tidak hanya untuk penduduk terkena musibah dinegara-
negara berkembang tetapi juga terhadap lingkungan kota,
negara-negara industri.

3. Surveilans Pencegahan Kematian, Sakit dan Cedera


Masalah kesehatan yang berkaitan dengan bencana
besar biasanya lebih luas, tidak hanya ketakutan terhadap
penyakit-penyakit wabah yang mungkin terjadi, namun sering
diukur berapa jumlah orang yang meninggal, terluka parah
atau berapa banyak yang jatuh sakit.

4. Surveilans Kebutuhan Perawatan Kesehatan


Pada bencana yang terkait dengan jumlah korban
yang cukup banyak dengan cedera yang berat (contoh :
ledakan, tornado) ataupun penyakit yang parah (kecelakaan
nuklir, epidemi), maka kemampuan untuk mencegah
kematian dan menurunkan kesakitan yang berat akan sangat
tergantung pada perawatan medis yang tepat dan adekuat
(memadai) atau tergantung pada pengiriman korban pada
pusat-pusat layanan yang menyediakan perawatan medis
yang tepat.

5. Penelitian untuk menghindari tindakan tidak perlu


Setelah bencana banyak lembaga dan donor yang
menawarkan bantuan peralatan dan tenaga untuk usaha-usaha
pertolongan yang tidak selalu sesuai dengan kebutuhan.

11
Sebagai contoh : pengiriman obat-obatan yang tidak penting,
kadarluarsa ataupun yang tidak berlabel pada daerah-daerah
terkena bencana, seringkali justru mengganggu usaha
pertolongan sebab menyebabkan beberapa personil terpaksa
harus mengidentifikasi bantuan yang relevan dari
sekumpulan material yang tidak diperlukan.

6. Analisis Epidemiologi ; Konsekuensi Pencegahan Kesehatan


pada Bencana Yang Akan Datang
Pada beberapa bencana seperti ; gempa bumi, tornado
ataupun angin ribut jumlah kematian atau terluka parah
terutama terjadi akibat kejadian bencana itu sendiri. Pada
masing-masing pencegahan ini strategi-strategi pencegahan
sering direkomendasikan, padahal belum melalui suatu
penelitian epidemiologi yang mendalam.

7. Analisis Peringatan dari Usaha Pertolongan


Konsekuensi bencana jangka panjang tidak cukup
diperkirakan. Tidak ada evaluasi dibuat 5 atau 10 tahun
sesudah bencana untuk menentukan apakah perubahan dalam
epidemiologi atau praktik pertolongan, pengarahan ulang
dana untuk tujuan jangka panjang atau perubahan dari pola
dan kebiasaan membuat bangunan, memiliki pengaruh jangka
panjang terhadap respon masyarakat terhadap bencana.
Meskipun demikian, kebanyakan masyarakat yang
mengalami bencana, lebih peduli terhadap usaha-usaha
persiapan dimasa yang akan datang.

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Surveilans bencana mempunyai peran yang sangat penting sebagai
intelijen penyakitan dan tujuan menyediakan data dan informasi bencana
untuk manajemen kesehatan, mendukung pengambilan keputusan dan
penyusunan perencanaan, pemantauan dan evaluasi, serta sistem
kewaspadaan dini kejadian luar biasa (SKD-KLB). Dalam keadaan bencana
inisiatif rakyat untuk menolong diri dan keluarganya terutama untuk
pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit dapat dibangun dengan
upaya pendidikan kesehatan untuk sadar dan siaga bencana dengan
perilakuperilaku yang menunjang kesehatan dalam kedaaan tidak bencana/pra
bencana (Depkes RI, 2011). melalui upaya-upaya surveilans epidemiologi,
pencegahan dan penanggulangan bencana yang dilakukan secara terpadu
dengan peran masyarakat secara aktif melalui penyadaran dan peningkatan
kemampuan masyarakat menghadapi ancaman bencana.

3.2 Saran
Dengan terselesaikan makalah dengan judul konsep surveilans
bencana ini di harapkan dapat menambah wawasan dan dapat diaplikasikan
sesuai dengan yang diharapkan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Amira, Dian. 2015. Surveilans Bencana dan KLB. Tersedia pada


https://www.google.com/amp/s/dokumen.tips/amp/documents/surveilans-
bencana-dan-klb (diakses pada tanggal Rabu, 4 November 2020)
Mufifah, Mufi. 2013. Epidemiologi Bencana dan Dampak. Tersedia pada
https://www.academia.edu/19683522/Epidemoilogi_bencana_dan_damp
ak. (diakses pada tanggal 04 November 2020)
Nugrahaeni. 2011. Konsep Dasar Epidemiologi. Jakarta: EGC
Nurdrafika. 2013. Surveilans Bencana. Tersedia pada
scribd.com/doc/127759154/surveilans-bencana (diakses pada tanggal 04
november 2020)
Rahmadiana, Nurdafrika. 2013. Surveilans Bencana. Tersedia pada
https://id.scribd.com/doc/127759154/surveilans-bencana (diakses pada
tanggal 4 november 2020)
Rahmah, Ayunita. 2017. Surveilans Bencana. tersedia pada
https://www.academia.edu/38565676/Surveilans_bencana (diakses pada
tanggal 4 November 2020)
Vera. 2016. Surveilans Bencana dan KLB. Tersedia pada
https://document.tips/documents/makalah-surveilans-bencana-dan-
klb.html (diakses pada tanggal 4 november 2020)

14

Anda mungkin juga menyukai