“Surveilans Bencana”
Oleh :
Kelompok 2
A11-A
DENPASAR
2020
1
KATA PENGANTAR
Om Swastyastu
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat beliau penulis dapat menyelesaikan makalah Keperawatan
Bencana dengan judul “Surveilans Bencana” sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan. Dengan disusunnya makalah ini, penulis berharap agar pembaca dapat
memahami konsep menua dalam bidang keperawatan.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................ii
BAB I (Pendahuluan)
BAB II (Pembahasan)
3.1 Simpulan..........................................................................................................13
3.2 Saran................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah konsep surveilans bencana?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.1.2 Tujuan Surveilans Bencana
Adapun beberapa tujuan dari surveilans bencana itu sendiri, yaitu:
1. Mengurangi jumlah kesakitan, resiko kecacatan, dan
kematian saat terjadi bencana
2. Mencegah atau mengurangi resiko munculnya penyakit
menular dan penyebarannya
3. Mencegah atau mengurangi resiko dan mengatasi dampak
kesehatan lingkungan akibat bencana (misalnya perbaikan
sanitasi)
4. Memprediksi dan mendeteksi dini epidemik
5. Memonitor, pengevaluasian dan memperbaiki program
pencegahan dan pengendalian penyakit
6. Memonitoring kecenderungan penyakit endemis dan
mengestimasi dampak penyakit di masa mendatang.
4
penyebaran penyakit pasca bencana dikarenakan oleh adanya
penyakit sebelum bencana, adanya perubahan ekologi karena
bencana, pengungsian, kepadatan penduduk di tempat
pengungsian, dan rusaknya fasilitas public. Pengungsi yang
termasuk dalam kelompok rentan atau berisiko adalah bayi,
balita, orang tua atau lansia, keluarga dengan kepala keluarga
wanita, dan ibu hamil.
3. Surveilans Kematian
Pada bagian ini, data yang tercantum dalam data
kematian meliputi nama, tempat atau barak, umur, jenis
kelamin, tanggal meninggal, diagnosis, gejala, identitas
pelapor.
5
penyakit yang dapat ditimbulkan dari faktor air dan sanitasi
tersebut di lokasi terjadinya bencana.
6
prioritas kesiapsiagaan menghadapi kemungkinan terjadinya
kejadian rawan atau KLB penyakit menular dan
keracunan. Kesiapsiagaan diarahkan pada kesiapsiagaan
tenaga dan tim penanggulangan gerak cepat, sistem
konsultasi ahli, komunikasi, informasi dan transportasi, serta
kesiapsiagaan penanggulangan KLB, baik dalam teknisk
penanggulangan, tim maupun logistic.
7
berapa banyak pengungsi lansia, anak-anak, seberapa parah
tingkat kerusakan dan kondisi sanitasi lingkungan.
2. Setelah Bencana
Data-data akan diperoleh dari kejadian bencana harus dapat
dianalisis, dan dibuat kesimpulan berupa rencana kerja atau
kebijakan, misalnya apa saja yang harus dilakukan
masyarakat untuk kembali dari pengungsian, rekonstruksi
dan rehabilitasi seperti apa yang harus diberikan.
8
2. Ketika bencana RHA (Rapid Health Assessment)
Dilakukan hari H hingga H+3. Rapid Health Assessment
(penilaian kesehatan secara cepat) dilakukan untuk mengatur
besarnya suatu masalah yang berkaitan dengan kesehatan
akibat bencana, yaitu dampak yang terjadi maupun yang
kemungkinan dapat terjadi terhadap kesehatan, sebarapa
besar kerusakan terhadap sarana permukiman yang
berpotensi menimbulkan masalah kesehatan dan merupakan
dasar bagi upaya kesehatan yang tepat dalam
penanggulangan selanjutnya. Assessment terhadap kondisi
darurat merupakan suatu proses yang berkelanjutan. Artinya
seiring dengan perkembangan kondisi darurat diperlukan
suatu penilaian yang lebih rinci. Tujuan dari dilakukannya
assessment awal secara cepat adalah:
a. Mendapatkan informasi yang memadai tentang
perubahan keadaan darurat
b. Menjadi dasar bagi perencanaan program
c. Mengidentifikasi dan membangun dukungan berbasis
self-help serta aktivitas-aktivitas berbasis masyarakat
d. Mengidentifikasi kesenjangan, guna:
Menggambarkan secara tepat dan jelas jenis
bencana, keadaan, dampak, dan kemungkinan
terjadinya perubahan keadaan darurat
Mengukur dampak kesehatan yang telah terjadi dan
akan terjadi
Menilai kapasitas sumber daya yang ada dalam
pengelolaan tanggap darurat dan kebutuhan yang
perlu direspon secepatnya
Merekomendasikan tindakan yang menjadi
prioritas bagi aksi tanggap darurat.
9
3. Pascabencana
Berdasarkan dari RHA untuk menentukan langkah
selanjutnya
Pengendalian penyakit menular (ISPA, diare, DBD,
chikungunya, tifoid, dll)
Pelayanan kesehatan dasar
Surveilans penyakit
Memperbaiki kesehatan lingkungan (air bersih, MCK,
pengelolaan sampah, sanitasi makanan, dll).
10
sebuah kantor pengaduan dapat memberikan fungsi yang
amat penting dalam memonitor berkembangnya issuissu
yakni dengan menyelidiki yang benar-benar bermanfaat serta
kemudian menginformasikan kepada khalayak umum akan
bahaya yang mungkin terjadi. Konsep ini amat bermanfaat
tidak hanya untuk penduduk terkena musibah dinegara-
negara berkembang tetapi juga terhadap lingkungan kota,
negara-negara industri.
11
Sebagai contoh : pengiriman obat-obatan yang tidak penting,
kadarluarsa ataupun yang tidak berlabel pada daerah-daerah
terkena bencana, seringkali justru mengganggu usaha
pertolongan sebab menyebabkan beberapa personil terpaksa
harus mengidentifikasi bantuan yang relevan dari
sekumpulan material yang tidak diperlukan.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Surveilans bencana mempunyai peran yang sangat penting sebagai
intelijen penyakitan dan tujuan menyediakan data dan informasi bencana
untuk manajemen kesehatan, mendukung pengambilan keputusan dan
penyusunan perencanaan, pemantauan dan evaluasi, serta sistem
kewaspadaan dini kejadian luar biasa (SKD-KLB). Dalam keadaan bencana
inisiatif rakyat untuk menolong diri dan keluarganya terutama untuk
pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit dapat dibangun dengan
upaya pendidikan kesehatan untuk sadar dan siaga bencana dengan
perilakuperilaku yang menunjang kesehatan dalam kedaaan tidak bencana/pra
bencana (Depkes RI, 2011). melalui upaya-upaya surveilans epidemiologi,
pencegahan dan penanggulangan bencana yang dilakukan secara terpadu
dengan peran masyarakat secara aktif melalui penyadaran dan peningkatan
kemampuan masyarakat menghadapi ancaman bencana.
3.2 Saran
Dengan terselesaikan makalah dengan judul konsep surveilans
bencana ini di harapkan dapat menambah wawasan dan dapat diaplikasikan
sesuai dengan yang diharapkan.
13
DAFTAR PUSTAKA
14