Oleh
Kelompok 1
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Laporan Praktek
Kerja Lapangan Di Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar ini dengan tepat waktu.
Adapun judul dari laporan ini adalah “Laporan Praktek Kerja Lapangan Di Dinas
Kesehatan Pematangsiantar, Lokasi : Jl. Sutomo No. 246, Telp. (0622)26014
Pematangsiantar”. Dalam penyusunan laporan ini penulis banyak mendapatkan bantuan
dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini dengan ketulusan
hati maka penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Erba Kalto Manik, SKM. M.Sc selaku Ketua Jurusan Sanitasi Lingkungan
Kabanjahe. Sekaligus sebagai Dosen Pembimbing kami, yang telah memberikan
bimbingan , nasehat , arahan , serta motivasi dalam penulisan laporan ini.
2. Ibu dr. Yuliana Sarah Erika Kurniawati selaku Kepala Dinas Kesehatan Kota
Pematangsiantar
3. Ibu Anna Rosita Saragi, M.Kes selaku Sekretaris Dinas Kesehatan Kota
Pematangsiantar
4. Ibu dr. Fitri Sari Saragih , M.Kes selaku Kabid Kesehatan Masyarakat
5. Ibu Hanna H. Girsang, SKM selaku Pembimbing di seksi Kesehatan Lingkungan
yang telah memberikan bimbingan, nasehat, arahan serta motivasi dalam
pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan di Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar
6. Ibu R.M. Dinar Simamora, SKM selaku Pembimbing di seksi Kesehatan
Lingkungan yang telah memberikan bimbingan, nasehat, arahan serta motivasi
dalam pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan di Dinas Kesehatan Kota
Pematangsiantar
Penuli
i
LEMBAR PENGESAHAN
Tim Penyusun
Laporan ini telah di seminarkan dihadapan Dosen Pembimbing dan Pembimbing Lapangan pada
tanggal 16 Maret Tahun 2023.
NIP: 197109022000122001
Mengetahui,
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Praktek Kerja Lapangan di Dinas Kesehatan ini dilaksanakan agar mahasiswa memperoleh
pengalaman langsung di lapangan dan dapat memahami serta membandingkan kategori yang diperoleh di
kampus dan saat di lapangan. Agar mahasiswa dapat praktek dengan benar dan terarah, mereka dibina
oleh dosen pembimbing institusi dan pihak Dinas Kesehatan sehingga mahasiswa mampu menganalisa
permasalahan yang ditemui serta dapat memberikan alternatif pemecahan masalah dengan baik.
Praktek Kerja Lapangan merupakan bagian yang termuat diantara perkuliahan semester VIII dengan
beban studi 3 (tiga) SKS, Mata kuliah ini merupakan “Aplied Science” dari ilmu sanitasi dasar seperti
menganalisis situasi dan mengedintifikasi masalah kesehatan, menetapkan prioritas masalah kesehatan
dan alternatif pemecahannya, dan mengembangkan program intervensi untuk memecahkan masalah
kesehatan
Target dari Indonesia Sehat tahun 2025 adalah adanya peningkatan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat seluruh masyarakat. Dalam menunjang peningkatan kesehatan masyarakat maka
diadakan program STBM bagi masyarakat, dimana STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) adalah
pendekatan untuk mengubah perilaku higienis dan saniter melalui pemberdayaan masyarakat dengan cara
pemicuan.
Pemicuan sendiri adalah cara untuk mendorong perubahan perilaku higiene dan sanitasi individu
atau masyarakat atas kesadaran sendiri dengan menyentuh perasaan, pola pikir, perilaku, dan kebiasaan
individu atau masyarakat. 5 pilar STBM mencakup yang pertama stop buang air besar sembarangan
dimana kondisi ini terjadi ketika setiap individu dalam suatu komunitas tidak lagi melakukan perilaku
buang air besar sembarangan yang berpotensi menyebarkan penyakit, kedua cuci tangan pakai sabun
adalah perilaku cuci tangan dengan menggunakan air bersih yang mengalir dan sabun, ketiga
pengelolaan air minum dan makanan rumah tangga adalah melakukan kegiatan mengelola air minum dan
makanan di rumah tangga untuk memperbaiki dan menjaga kualitas air dari sumber air yang akan
digunakan untuk air minum, serta untuk menerapkan prinsip higiene sanitasi pangan dalam proses
pengelolaan makanan di rumah tangga, keempat pengamanan sampah rumah tangga adalah melakukan
kegiatan pengolahan sampah di rumah tangga dengan mengedepankan prinsip mengurangi, memakai
ulang, dan mendaur ulang dan kelima pengamanan limbah cair rumah tangga adalah melakukan kegiatan
pengolahan limbah cair di rumah tangga yang berasal dari sisa kegiatan mencuci, kamar mandi dan dapur
yang memenuhi standar baku mutu kesehatan lingkungan dan persyaratan kesehatan yang mampu memutus
mata rantai penularan penyakit.
Pemerintah dan masyarakat bertanggung jawab atas penyelenggaraan kesehatan yang perlu diadakan
serasi dan terpadu. Pemerintah berperan sebagai pengatur dan pengarah, yang dalam pelaksanaannya
lebih menitikberatkan padaupaya peningkatan usaha promotif dan pencegahan. Sedangkan
masyarakatdiharapkan akan dapat berperan aktif mengambil prakarsa untuk mengembangkan potensi
yang dimiliki sesuai dengan arahan dan ketentuan yang berlaku.
3
Tujuan yang ingin dicapai adalah terwujudnya lingkungan pemukiman, industri dan perdagangan
yang sehat, terciptanya sarana pendidikan, pariwisata, dan sarana umum yang sehat. Terwujudnya
masyarakat yang mampu melakukan upaya kesehatan yang paripurna, meningkatkan kualitas dan
kuantitas sumber daya manusia di bidang kesehatan, tersedianya sarana dan prasarana pelayanan
kesehatan yang mudah diakses masyarakat serta terpenuhinya pembiayaan operasional Dinas Kesehatan.
Mahasiswa sebagai peserta didik dalam kegiatannya perlu mengimplementasikan teori-teori yang
telah didapatkan selama proses belajar di perkuliahan. Perguruan Tinggi memiliki tanggung jawab untuk
mempersiapkan mahasiswa sebagai sumber daya yang ahli dan terampil. Dalam program praktek kerja
lapangan ini diharapkan dapat menjadi salah satu alat sebagai panduan antara teori dan praktik yang akan
memberikan kemampuan mahasiswa untuk memahami dan menganalisis fenomena-fenomena dan
perkembangan terbaru dalam dunia kerja yang berkaitan dengan kesehatan lingkungan. Kemampuan ini
diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang siap pakai dibidang Kesehatan Lingkungan.
Oleh karena itu program PKL ini harus dilakukan bagi mahasiswa/i Poltekkes Kemenkes Medan
Jurusan Sanitasi Lingkungan.
B. Tujuan Umum
Untuk dapat mengenal dan memiliki pengalaman belajar di masyarakat, memotret kondisi kesehatan
masyarakat dan mengidentifikasi masalah-masalah kesehatan masyarakat dari aspek lingkungan,
perilaku, pelayanan kesehatan, dan kependudukan maupun hal-hal yang berkaitan dengan manajemen
organisasi pada unit pelayanan kesehatan masyarakat yaitu Dinas Kesehatan.
Mengidentifikasi berbagai masalah kesehatan yang ada dan merumuskan beberapa masalah
kesehatan utama melalui tahapan penentuan prioritas masalah di wilayah masing- masing. Mahasiswa
mampu merumuskan penyebab utama dari prioritas masalah kesehatan dan menentukan alternatif-
alternatif pemecahan masalah. Mahasiswa mampu menetapkan dan melaksanakan alternatif pemecahan
masalah kesehatan yang dipilih melalui intervensi langsung.
Untuk dapat menjelaskan struktur organisasi, tatalaksana, tugas pokok dan fungsi Dinas Kesehatan
sebagai tempat pelayanan kesehatan masyarakat.
b. Untuk dapat menganalisis situasi masalah masalah kesehatan masyarakat dari aspek lingkungan ,
perlaku ,pelayanan kesehatan , dan kependudukan.
c. Untuk dapat mengindentifikasi masalah masalah kesehatan yang ditemukan dalam bentuk rumusan
masalah- masalah kesehatan yang perlu mendapatkan pemecahan masalah lebih lanjut.
e. Untuk memampukan mahasiswa untuk dapat menganalisis faktor – faktor penyebab dari prioritas
masalah yang ditemukan.
f. Untuk dapat memampukan mahasiswa untuk merumuskan penyebab utama dari prioritas masalah
kesehatan di wilayah tersebut.
i. Untuk dapat melaksanakan intervensi atau kegiatan untuk memecahkan masalh kesehatan.
Sesuai dengan tujuan PKL tentang pelaksanaan program Kesehatan Lingkungan di Dinas Kesehatan
Kota Pematangsiantar,memiliki ruang lingkup menyusun program seksi kesehatan lingkungan ,
pengawasan serta penyuluhan keamanan pangan dan kebersihan sanitasi terhadap pengusaha industri
rumah tangga pangan, pengawasan serta penyuluhan hygiene sanitasi terhadap pengusaha tempat tempat
umum, menyusun SOP bidaang kesehatan lingkungan, menyusun activity protection kesehatan kerja di
perusahaan.
5
BAB II
LANDASAN TEORI
1.Gambaran Umum Kota Pematangsiantar
Kota Pematangsiantar terletak pada garis 2° 53’ 20” 3° 01’ 00” Lintang Utara dan 99° 1’ 00” 99° 6’
35” Bujur Timur dengan luas wilayah 79,971 km² atau sekitar 0,11% dari luas wilayah Provinsi
Sumatera Utara. Kota Pematangsiantar terletak pada ketinggian 400-500 meter diatas permukaan laut,
beriklim sedang dengan suhu maksimum rata-rata 30°C dan suhu minimum 21°C, curah hujan rata-rata
257 mm, dan kelembaban udara rata-rata 84%, dengan kecepatan angin 0,05 meter/detik dan penguapan
3,18 mm (BPS Kota Pematangsiantar Tahun 2020).
Kota Pematangsiantar merupakan salah satu kota di Provinsi Sumatera Utara dan kota terbesar
kedua setelah Medan dengan jarak 125 km ke Ibu Kota Provinsi (Medan). Kota Pematangsiantar terbagi
dalam 8 wilayah Kecamatan dengan 53 Kelurahan. Kecamatan yang paling luas wilayahnya adalah
Kecamatan Siantar Sitalasari (22,723 km²) yang terdiri dari 5 Kelurahan. Sedangkan Kecamatan yang
paling sempit wilayahnya adalah Kecamatan Siantar Selatan (2,020 km²) terdiri dari 6 kelurahan.
Demografi
Pada Tahun 2020 jumlah penduduk Kota Pematangsiantar adalah sebanyak 268.254 jiwa.
Kecamatan yang paling banyak jumlah penduduknya adalah Kecamatan Siantar Utara (49.886 jiwa),
sedangkan Kecamatan yang paling sedikit jumlah penduduknya adalah Kecamatan Siantar Marimbun
sebanyak 16.198 jiwa (BPS, 2020). Persentase jumlah kenaikan penduduk Kota Pematangsiantar Tahun
2020 adalah sebesar 0,72%.
Pada Tahun 2020 kelompok umur terbesar di Kota Pematangsiantar adalah usia produktif (15- 19 tahun)
sebanyak 12.469 laki-laki dan 11.421 perempuan. Disusul umur (5-9 tahun) sebanyak 11.102 laki-laki dan 10.855
perempuan, sedangkan kelompok umur paling sedikit adalah umur 75+ tahun sebanyak 2.004 laki-laki dan 3.925
perempuan.Jumlah kepala keluarga di Kota Pematangsiantar pada Tahun 2020 sebanyak 59.267 KK dengan rata-
rata jiwa/KK adalah 4,3 jiwa. Kecamatan yang paling banyak adalah Siantar Utara (11.515 KK), sedangkan
Kecamatan yang paling sedikit jumlah KK nya adalah Siantar Marimbun (3.739 KK).
Rasio jenis kelamin (perbandingan antara penduduk laki-laki dan perempuan) penduduk kota
Pematangsiantar pada Tahun 2020 sebanyak 97,8%. Ini menggambarkan bahwa jumlah penduduk
perempuan di Kota Pematangsiantar lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk laki-laki. Tingkat
kepadatan penduduk Kota Pematangsiantar Tahun 2020 sebesar 3,2 jiwa/km²), sedangkan Kecamatan
yang tingkat kepadatan penduduknya paling rendah adalah Siantar Marimbun (0,9 jiwa/km²).
Menurut Permenkes No. 75 tahun 2014, Dinas Kesehatan adalah satuan kerja Pemerintahan
Daerah Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam bidang
kesehatan di Kabupaten/Kota.
Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar terletak di Jalan Sutomo No. 246 Kota Pematangsiantar.
Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar ini membawahi 19 Puskesmas Induk, 7 Puskesmas Pembantu,
dan 6 Rumah Sakit yang terletak di 8 Kecamatan se-Kota Pematangsiantar.
8 Puskesmas Singosari
10 Puskesmas martimbang
11 Puskesmas karo
12 Puskesmas Rami
13 Puskesmas Gurila
14 Puskesmas Parsoburan
15 Puskesmas Pardamean
16 Puskesmas BP Nauli
18 Puskesmas Simarimbun
Misi
Mewujudkan Kota Pematangsiantar Sehat, Sejahtera, Dan Berkualitas
7
1.2 Program Kerja/ Tugas Pokok Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar
Bidang Kesehatan Masyarakat Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga
Kegiatan yang dilakukan di seksi kesehatan lingkungan antara lain melakukan kegiatan STBM,
mulai dari penyuluhan dan pemicuan, inspeksi sanitasi di rumah makan/restoran, catering, Jasa Boga,
Depot Air Minum (DAMIU), industri makanan dan minuman, kantin sekolah dan rumah tangga.
Melakukan inspeksi kesehatan lingkungan rumah sakit dan tempat-tempat umum seperti : hotel, terminal,
pasar, tempat rekreasi, dll.
1. Menyiapkan perumusan dan melaksanakan kebijakan operasional bimbingan teknis dan supervisi serta
pemantauan evaluasi serta pelaporan di bidang kesehatan lingkungan, kesehatan kerja, dan olahraga;
2.Menyusun rencana program kegiatan seksi kesehatan lingkungan Kesehatan Kerja dan Olahraga
3.Mengumpulkan dan mengkaji bahan-bahan perumusan kebijakan teknis seksi kesehatan lingkungan
Kesehatan Kerja dan Olahraga
5. Mengumpulkan , mengolah dan menganalisa data kesehatan lingkungan Kesehatan Kerja dan
Olahraga
6. Melaksanakan koordinasi lintas sektoral dan lintas program serta mengatur alokasi sumber daya dalam
rangka pelaksanaan program kesehatan lingkungan Kesehatan Kerja dan Olahraga
7. Mengolah, menganalisa, menyajikan data Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
11. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang sesuai dengan bidang tugas dan
fungsinya
8
1.3 Pembinaan Kesehatan Lingkungan dan Sanitasi Dasar
Undang – undang Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan bahwa upaya kesehatan lingkungan
dditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi maupun sosial
yang memungkinkan setiap orang mencapai derajat kesehatan yang setinggi – tinggi nya. Untuk
mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, peranan lingkungan sangat penting disamping
faktor lain seperti kualitaas pelayanan kesehatan dan perilaku masyarakat.
Oleh karena banyaknya masalah kesehatan, terutama penyakit yang timbul disebabkan oleh
lingkungan yang buruk / tidak sehat, diantaranya penyakit pada saluran cerna, saluran nafas, kulit, mata
dan penyakit lainnya. Sebaliknya, bila lingkungan terpelihara dengan baik ( sehat ), penyakit ini dapat
dicegah atau dikurangi.
Rumah pada dasarnya merupakan tempat hunian yang sangat penting bagi kehidupan setiap
orang. Rumah tidak sekedar sebagai tempat untuk melepas lelah setelah bekerja seharian, namun
didalamnya terkandung arti yang penting sebagai tempat untuk membangun kehidupan keluarga sehat
dan sejahtera. Rumah yang sehat dan layak huni tidak harus berwujud rumah mewah dan besar namun
rumah yang sederhana dapat juga menjadi rumah yang sehat dan layak dihuni. Rumah sehat dalah
kondisi fisik, kimia, biologi didalam rumah dan perumahan sehingga memungkinkan penghuni atau
masyarakat memperoleh derajat kesehatan yang optimal. Untuk menciptakan rumah sehat maka
diperlukan perhatian terhadap beberapa aspek yang sangat berpengaruh, antara lain :
4. Pembuangan air limbah di atur dengan baik agar tidak menimbulkan pencemaran.
Bagian – Bagian ruang seperti lantai dan dinding tidak lembab serta tidak terpengaruh
pencemaran seperti bau, rembesan air kotor maupun udara kotor. Keputusan Menteri Kesehatan RI
Nomor : 829/Menkes/SK/VII/1999 Tentang persyaratan kesehatan rumah tinggal.
Sarana air minum yang memenuhi syarat pada Tahun 2020 di Kota Pematang Siantar dari 207
jumlah sarana air minum hanya 58 yang memenuhi syarat. Adapun pada Tahun 2020 sarana air minum
yang diperiksa masih terbatas jumlahnya hanya 58 sarana air minum, kesadaran masyarakat akan yang
sehat dikarenakan masih kurangnya tenaga kesehatan lingkungan dipuskesmas.
Tempat – tempat umum ( TTU ) adalah tempat yang diadakan untuk dimanfaatkan oleh
masyarakat pada umumnya, untuk melakukan kegiatan yang sementara maupun terus menerus. Yang
termasuk TTU antara lain meliputi sarana pendidikan, sarana keehatan, sarana ibadah, perkantoran, dan
pasar. Tempat pengelolaan makanan ( TPM ) merupakan tempat yang digunakan untuk mengolah
makanan dan dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Yang termasuk TPM antara lain rumah makan,
warung nasi, toko penjual makanan, dan lokasi jajanan makanan.
Pada Tahun 2020 di kota Pematangsiantar ditemukan 555 (58,5%) TTU memenuhi syarat
kesehatan dan 217 (50,5%) TPM yang memenuhi syarat kesehatan dari 466 TPM yang ada
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3 Tahun 2014 tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
( STBM ). Adapun penyelenggaraan STBM bertujuan untuk mewujudkan perilaku yang higienis dan saniter secara
mandiri dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat setinggi – tingginya. Desa yang telah
melaksanakan STBM adalah desa yang telah memenuhui kriteria :
9
1. Telah dilakukan pemicuan STBM
Tahun 2020 seluruh kelurahan (53) di wilayah kota Pematangsiantar sudah melaksanakan STBM,
dari 53 Kelurahan yang telah melaksanakan STBM di Kota Pematangsiantar pada tahun 2020 hanya 2 (
dua) kelurahan yanng melaksanakan desa Stop BABS (SBS). Pada tahun 2021 kelurahan yang
melaksanakan desa Stop BABS bertambah menjadi 6 kelurahan.
Pengawasan kualitas air bersih untuk memantau akses masyarakat terhadap air bersih dari segi
kuantitas dan kualitas air yang akan dikonsumsi oleh masyarakat.
Pengawasan kualitas air bersih adalah proses dalam menetapkan ukuran kinerja organisasi yakni
Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar dalam melakukan pengawasan terhadap kualitas air yang di
distribusikan PDAM Kota Pematangsiantar untuk dikonsumsi masyarakat umum. Pengambilan tindakan
yang dapat mendukung pencapaian hasil yang diharapkan sesuai dengan Permenkes No.
492/Menkes/Per/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.
1. Untuk mengetahui kualitas air minum, mengatur, membina dan mengawasi pelaksanaan
penggunaan air dalam rangka memeliharan dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
d. Kota Sehat
Menurut Peraturan bersama Menteri Dalam Negeri dan Meneteri Kesehatan Nomor : 34 Tahun
2005 dan Nomor : 1138/Menkes/PB/VIII/2005 tentang Penyelenggaraan Kabupaten/kota sehat.
Penyelenggaraan kota sehat dilakukan melalui berbagai kegiatan dengan memberdayakan masyarakat
melalui forum yang difasilitasi oleh Pemerintah Kota untuk mewujudkan Kota Sehat.
Adapun tujuan penyelenggaraan Kota Sehat adalah tercapainya kondisi Kota untuk hidup dengan
bersih, nyaman, aman dan sehat untuk dihuni dan sebagai tempat bekerja bagi warganya dengan cara
terlaksananya berbagai program – program kesehatan dan sektor lain, sehingga dapat meningkatkan
sarana dan produktifitas dan perekonomian masyarakat. Tatanan Kabupaten/kota sehat dikelompokkan
berdasarkan kawasan dan permasalahan khusus, terdiri dari :
1. Kawasan Permukiman, Sarana Dan Prasarana Umum
2. Kawasan Sarana Lalu Lintas Tertib Dan Pelayanan Transport.
3. Kawasan Pertambangan Sehat
4. Kawasan Hutan Sehat
10
5. Kawasan Industri Dan Perkantoran Sehat
6. Kawasan Pariwisata Sehat
.
7. Ketahanan Pangan Dan Gizi
Tatanan dan permasalahan khusus tersebut dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan dan dan
kondisis spesifik daerah. Setiap dua Tatanan dan permasalahan khusus tersebut dapat berkembang sesuai
dengan kebutuhan tahun sekali Kabupaten/Kota sehat yang memnuhi kriteria yang ditetapkan diberi
penghargaan Swasti Saba. Penghargaan tersebut dapat diklasifikasikan atas 3 kategori yaitu :
Penghargaan Wiwerda : diberikan kepada Kabupaten/ Kota Sehat pada taraf pembinaan.
Penghargaan Wistara : diberikan kepada kabupaten/ Kota Sehat pada taraf pengembangan.
Pelaksanaan kegiatan Kota Sehat Kota Pematangsiantar didukung dengan Perwa No. 15 Tahun
2020 tentang Kota Sehat. Pada Tahun 2020 Kota Pematangsiantar telah mendapatkan Penghargaan
Padapa artinya Kota Pematangsiantar mendapatkan penghargaan dalam menyelenggarakan Kota Sehat
Tahun 2020 untuk klasifikasi taraf pemantapan sebagai persiapan untuk Kota Sehat tahapan selanjutnya
pada Tahun 2021.
Penyakit menular yang dapat disajikan antara lain penyakit TBC Paru, Demam Berdarah Dengue
(DBD), Diare, dan Pneumonia.
1. Penyakit TB Paru
1. Komitmen politis
2. Pemeriksaan dahak mikroskopis yang terjamin mutu nya
3. Pengobatan jangka pendek
Penemuan penderita kasus TB Paru dikota Pematangsiantar tahun 2020 sebesar 773 kasus. Dinas
Kesehatan Kota Pematangsiantar terhadap penemuan penderita kasus TB Paru adalah lebih
menekankan pada upaya promotif (informasi) untuk menerapkan pola hidup sehat dan rajin
membersihkan lingkungan sekitar serta mengajak semua pihak untuk terlibat aktif dalam pencegahan
dan pengendalian tuberculosis.
2. Demam Berdarah Dengue (DBD)
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit endemis di provinsi Indonesia.
Pada tahun 2020 mengalami peningkatan menjadi 242 kasus DBD. Jumlah kasus DBD terbesar dalam
5 tahun terakhir ditemukan pada tahun 2016 sebanyak 302 kasus dan jumlah kasus DBD terendah
11
ditemukan pada tahun 2015 sebanyak 168 kasus.
Seluruh kasus DBD pada tahun 2020 telah ditangani sesuai standart atau SOP yaitu penderita yang
didiagnosis diobati atau dirawat sesuai standart dan ditindaklanjuti dengan penanggulangan fokus. Pada
tahun 2020 ditemukan kematian akibat DBD sebanyak 4 kematian, jumlah ini mengalami penurunan bila
dibandingkan tahun 2019 (6 kematian). Hal ini perlu peningkatan pengetahuan masyarakat tentang
pengenalan dan penanganan penyakit DBD serta pencegahan penyakitnya
3. Diare
Diare adalah penyakit yang terjadi ketika terjadi perubahan konsistensi feses selain dari frekuensi
buang air besar. Dikatakan menderita diare bila feses lebih berair dari biasanya, atau bila buang air besar
4 kali atau lebih, atau buang air besar yang berair tapi tidak berdarah dalam waktu 24 jam. Semua
penderita diare yang ditemukan dikota Pematangsiantar tahun 2020 diberikan penanganan.
Dari 6.942 target penemuan kasus diare semua umur hanya 850 (12,4 %) yang dilayani namun
mendapat oralit hanya 411 (51,3 %) dan dari 843 target penemuan diare balita hanya 843 (12,4 %) yang
dilayani namun mendapat oralit hanya 177 (73,8 %) dan diberi zink hanya 165 (68,8 %) di kota
Pematangsiantar pada tahun 2020.
4.Pneumoni
Pneumonia adalah infeksi akut yang mengenai jaringan paru (alveoli), infeksi dapat disebabkan
oleh bakteri,virus, maupun jamur. Pneumonia juga dapat terjadi akibat kecelakaan karena menghirup
cairan atau bahan kimia. Populasi yang rentan terserang Pneumonia adalah anak-anak usia kurang dari 2
tahun, usia lanjut lebih dari 65 tahun, atau orang yang memiliki masalah kesehatan (malnutrisi, gangguan
imunologi).
Jumlah penderita Pneumonia pada balita tahun 2020 sebanyak 27 kasus. Pada tahun 2019
mengalami penurunan menjadi 50 kasus dibandingkan tahun 2018 sebesar 104 kasus. Jumlah penderita
Pneumonia pada balita tertinggi ditemukan pada tahun 2017 sebesar 283. Jumlah penderita Pneumonia
pada balita terendah ditemukan pada tahun 2015 hanya 54 kasus.
Sebagian besar jumlah penderita Pneumonia pada balita lebih banyak ditemukan di rumah sakit.
Diharapkan lebih meningkatkan pengetahuan petugas kesehatan terutama tenaga medis dalam hal
penemuan dan tata laksana penderita Pneumonia pada balita diwilayah kerja masing-masing.
1. Pengendalian TB Paru
70 % kasus TB Paru BTA+ terdeteksi dan diobati melalui program DOTS ( Directly Observed
Treatment Shortcource Chemotherapy) atau pengobatan TB Paru dengan pengawasan langsung
oleh Pengawas Menelan Obat (PMO
12
Departemen Kesehatan telah menetapkan kebijakan dengan lima kegiatan pokok yaitu
DOTS adalah strategi penyembuhan TB Paru dengan pengawasan secara langsung sehingga
diharapkan proses penyembuhan TB Paru dapat berlangsung secara cepat. DOTS menekankan
pentingnya pengawasan terhadap penderita TB Paru agar menelan obat nya secara teratur sesuai
ketentuan sampai dinyatakan sembuh. Strategi DOTS memberikan angka kesembuhan yang tinggi,
dapat mencapai angka 95%. Strategi DOTS direkomendasikan oleh WHO secara global untuk
menanggulangi TB Paru.
Komponen Strategi dan implementasi Stop TB (WHO, 2006) terdiri dari 6 strategi. Strategi
pertama, mencapai,mengoptimalkan dan mempertahankan kualitas DOTS. Strategi kedua, merespon
masalah TB-HIV,MDR-TB dan tantangan lainnya. Strategi ketiga, berkontribusi dalam penguatan
sistem kesehatan. Strategi keempat, melibatkan semua pemberi pelayanan baik pemerintah maupun
swasta. Strategi kelima, memberdayakan pasien dan masyarakat. Strategi keenam, melaksanakan dan
mengembangkan riset.
Keberhasilan program pengendalian TB Paru dapat dilihat dari beberapa indikator, diantaranya
adalah penurunan kasus (CDR/Case Detection Rate) dan angka kesembuhan TB Paru. Jumlah
penderita TBC Paru yang terdaftar dan diobati di Kota Pematangsiantar tahun 2020 yang
terkonfirmasi bakteriologis yang terdaftar dan diobati sebesar 277 dan jumlah semua kasus
tuberkulosis terdaftar dan diobati sebesar 774.
Kasus DBD pada tahun 2020 sebanyak 242 kasus mengalami peningkatan di Kota Pematangsiantar
bila dibandingkan pada tahun 2019 sebanyak 223 kasus bila dibandingkan tahun 2018 sebesar 188 kasus.
Pada tahun 2020 70 kasus DBD tertinggi terdapat di Kecamatan Siantar Martoba sebesar 15 kasus
disusul Kecamatan Siantar Timur dan Siantar Marihat sebesar 8 kasus dan kasus DBD terendah terdapat
di Kecamatan Sitalasari, Selatan, Simarimbun sebesar 6 kasus.
Berbagai upaya telah dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar dalam pengendalian
penyakit DBD antara lain:
Pada tahun 2018 Kota Pematangsiantar ditemukan 1 kasus kematian yang terdapat di Kecamatan
Siantar Timur (Puskesmas Kesatria) dan ditindak lanjut dengan melakukan fogging yang dilakukan oleh
dinas kesehatan dan Puskesmas Kesatria.
13
BAB III
METODE PELAKSANAAN
Praktek Kerja Lapangan di laksanakan pada 01 Maret – 16 Maret 2023 si Dinas Kesehatan Kota
Pematangsiantar, lokasi : Jl. Sutomo No. 246 Telp. ( 0622 ) 26014 kota Pematangsiantar .
B. Metode Pelaksanaan
Metode yang digunakan dalam pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan adalah dengan cara
wawancara langsung kepada Pembimbing Lapangan (CI) dari Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar
dan kegiatan observasi lapangan yang dilakukan di Puskesmas Kartini , pengamatan ke Tempat
Pengolahan Makanan Industri Rumah Tangga Mie Kriting Udin , kunjungan ke Pabrik Roti Garden,
dan Pabrik Es Siantar.
Wawancara
Dalam pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan ini mahasiswa melakukan wawancara secara
langsung dengan pihak Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar.
Observasi Lapangan
Melakukan kunjungan ke Puskesmas Kartini dan Puskesmas Rami yang terbagi 2 kelompok.
Kelompok Puskesmas Rami melakukan pengamatan STTU dan kelompok Puskesmas Kartini
melakukan pengamatan ke Kelurahan Simarito lingkungan 2 dan 3 untuk melihat IPAL Komunal . Pada
hari selanjutnya seluruh Mahasiswa Praktek Kerja Lapangan melakukan kunjungan ke Tempat
Pengolahan Makanan Industri Rumah Tangga Mie Kriting Udin , Pabrik Roti Garden, dan Pabrik Es
Siantar.
14
BAB IV
HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Kegiatan di Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar
Sekretariat umum
Kepegawaian
Bidang P2P
Bidang Yankes
Bidang Kesmas
1. Puskesmas
Kartini
2. Puskesmas Rami
Melakukan
kunjungan ke IPAL Dilaksanakan di kelurahan marito
Komunal di linkungan 2
kelurahan marito
lingkungan 2
wilayah kerja
puskesmas Kartini
15
lingkungan 3
16
4.2 Hasil Kegiatan di Lapangan
1. Data Geografi
1. Lokasi
Puskesmas Kartini terletak di JL. RA Kartini, Timbang Galung, Kec. Siantar Barat, Kota
Pematang Siantar, Sumatera Utara 21112, Indonesia. Dengan luas wilayah kerja.
Sesuai dengan peraturan daerah kota pematangsiantar No. 08 Tahun 2007 Tentang Pemekaran
Daerah, maka Puskesmas Kartini mempunyai 2 kelurahan di wilayah kerjanya yaitu Sipingol – pinggol
dan Simarito. Tempat umum di wilayah kerja Puskesmas Kartini yaitu kantor lurah 2, Kantor Camat 1,
Puskeskel 2, Greja 1, Masjid 10, SD 4, Paud 3, dan Depot air minum 6. Dan jumlah penduduk wilayah
kerja Puskesmas Kartini ada 5.089 jiwa , 2647 KK .
Sanitasi di Puskesmas Kartini meliputi limbah padat berupa sampah non medis dan sampah
medis. Sampah non medis di angkut setiap hari oleh petugas kebersihan kota pematang siatar. Dan
sampah medis dan Limbah B3 di olah oleh pihak ke 3 yaitu PT. Tenang Jaya, diangkut sebulan sekali.
Dan limbah B3 yang dihasilkan Puskesmas Kartini sebanyak 3,5kg/bln
2.Memproleh informasi yang lengkap dan benar dari pasien atau keluarganya
4.Menolak keinginan pasien atau pihak lain yang bertentangan denga standart profesi , kode etik
standart pelayanan dan standart prosedur oprasional
5. Mendapatkan rewards
3. Memperoleh persetujuan dari pasien atau keluarganya atas tindakan yang akan diberikan
5. Membuat dan menyimpan catatan dan dokument tentang pemeriksaan asuhan dan tindakan
yang dilakukan
17
6. Merujuk pasien ketenaga kesehatan lain atau fasilitas kesehatan lanjutan yang
mempunyai kopentensi dan kewenangan yang sesuai
Hak Pasien
5. Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang di derita , yang termasuk data- data
medisnya
7. Menentukan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan di lakukan oleh tenaga
kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya
Kewajiban Pasien
4. Harus ikut menjaga kesehatan dirinya dan membayar administrasi bagi pasien yang tidak
memiliki jaminan kesehatan.
Menurut pengamatan yang kami lakukan setelah melakukan kunjungan kelapangan , bahwa
keluruhan marito lingkungan 2 dan 3 terdapat 30 KK warga kelurahan Lingkungan 2 dan 50 KK
Lingkungan 3 menggunakan IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) . Namun , saat ini IPAL tersebut
tidak berfungsi lagi dikarenakan adanya kebocoran pada pipa sehingga aroma air limbah tercium .
selain kebocoran pada pipa di pengaruhi juga oleh struktur lokasi tanah yang tinggi pada pembangunan
IPAL. Sehingga IPAL tidak lagi difungsikan oleh warga.
Dikerenakan IPAL Komunal tersebut tidak berfungsi , sehingga hasil buangan kamar mandi dan
kakus di alirkan ke sungai di belakang rumah warga . selain merusak ke estetikaan juga dapat menjadi
pemicu terjadi nya beberapa penyakit seperti diare dan juga penyakit kullit .
18
4.4 Hasil Pengamatan di Pabrik Makanan Dan Minuman
Manager : Agus
Di dirikan pada :
Alamat Perusahaan : Jl. Simalungun, Kec. Siantar Selatan , Kota Pematang Siantar ,
Sumatera Utara 21145
3 Penata Ruangan
3.1 Penyimpanan Bahan Tidak tersusun rapi Tidak ada tempat penyimpanan
Baku bahan baku
4 Sarana Sanitasi
5 Karyawan
19
5.1 jumlah karywan
5.3 Alat Pelindung Diri Tidak Baik Dari hasil pengamatan karyawan di
industri Mie Kriting Udin tidak
baik para karyawan tidak
menggunakan APD seperti masker,
sarung tangan, pelindung kepala,
dengan alasan panas
20
2. Hasil Pengamatan di Pabrik Badak Es Siantar
Hasil Keterangan
No Komponen
Pemeriksaan
3. Penataan Ruangan
3.1 Penyimpanan Bahan Baku Sangat baik Tersusun rapi dan teratur
5. Sarana Sanitasi
21
5.2 Saluran pembuangan air
Terbuka
Limbah
5.3 Tempat sampah 4 ( hanya terletak di luar )
6. Karyawan
7. Bahan Produk
Air
22
Gula Murni
36
3. Hasil Pengamatan Pabrik Roti Garden
Hasil pemeriksaan/ kunjungan di Pabrik Roti Garden mualai dari tempat penyimpanan
bahan baku, pembuatan, dan penjualan
Hasil Keterangan
No Komponen
Pemeriksaan
3 Penataan Ruangan
4 Sarana Sanitasi
37
4.2 Jumlah Kamar mandi 3
5 Karyawan
25 perempuan
5.1 Jumlah Karyawan 40 orang 15 laki-laki
38
39
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
3. Pada Seksi Kesehatan Lingkungan yang dipimpin oleh Bapak Pondang RJ.Irwanto,
SKM, memiliki 5 orang staff. Kegiatan yang dilakukan di seksi kesehatan
lingkungan antara lain melakukan kegiatan STBM, mulai dari penyuluhan dan
pemicuan, inspeksi sanitasi di rumah makan/restoran, catering, Jasa Boga, Depot Air
Minum (DAM) kantin sekolah dan rumah tangga. Melakukan inspeksi kesehatan
lingkungan rumah sakit dan tempat-tempat umum seperti : hotel, terminal, pasar,
tempat rekreasi, dll
4. Puskesmas Kartini. Pada puskesmas Kartini, selama melakukan kunjungan lapangan
mahasiswa mengunjngi pemukiman yang menjadi wilayah kerja puskesmas Kartini, yaitu
pada kelurahan simarito di 2 lingkungan, yaitu lingkungan 2 dan 3. Disana ditemukan 2
masalah yaitu mengenai ipal komunal yang sudah tidak aktif sehingga ada beberapa
40
warga yang membuang limbah nya ke sungai serta pembuangan sampah yang masih
sembarangan.
SARAN
4. Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar khususnya Seksi Kesehatan Lingkungan
diharapkan mampu melakukan tindak tegas, melakukan peninjauan kembali secara
langsung bagi pemilik usaha seperti Makanan dan jajanan, Depot Air Minum serta
pihak pengelola terkait apabila melanggar ketentuan dan agar peraturan yang ada
tetap dijalankan oleh pemilik usaha yang telah mendapatkan surat keterangan laik
sehat. Dinas kesehatan memberikan teguran dan saran agar pihak pengelola dapat
memperbaiki kekurangan, serta memberikan apresiasi positif kepada pemilik usaha
yang telah memenuhi syarat sehingga dapat memberikan motivasi untuk lebih baik
kedepannya.
5. Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar Khususnya Seksi Kesehatan Lingkungan
diharapkan dapat melakukan peninjauan kembali secara langsung mengenai
program STBM yang disetujui oleh masyarakat yang telah dipicu, untuk dilihat
apakah program sudah terlaksana dan masyarakat sudah menerapkan 5 pilar yang
telah dijelaskan kepada masyarakat.
6. Untuk Puskesmas Kartini pada seksi kesehatan lingkungan diharapkan dapat
melakukan tinjauan terhadap pemukiman penduduk yang menjadi wilayah kerja
puskesmas Kartini, terutama pada kelurahan simarito di 2 lingkungan yaitu
lingkungan 2 dan 3 dalam permasalahan ipal komunal yang sudah tidak aktif
sehingga beberapa warga masih membuang limbah ke sungai serta dalam
penanganan sampah yang masih sembarangan, maka petugas memberikan
penyuluhan, agar warga paham akan pentingnya menjaga lingkungan untuk
mencegah penyakit.
B.
41