Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN MAGANG

UPT.PUSKESMAS SAMARINDA KOTA


TAHUN 2017/2018

DI SUSUN OLEH:

NAMA : METRAWATI

NPM : 14.111007.13201.0080

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS WIDYAGAMA MAHAKAM

SAMARINDA
2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam era gloalisasi sekarang ini, tugas dan kewajiban setiap warga negara

Indonesia adalah memberikan dukungan yang positif terhadap berbagai kegiatan

pembangunan. Pembangunan bersifat integral dan merupakan salah satu bagian terpenting

dalam pembangunan nasional. Tujuan diselenggarakannya pembangunan nasional adalah

kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat

kesehatan msyarakat yang optimal.

Pengertian Kesehatan menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 1948

adalah sebagai “suatu keadaan fisik, mental, dan sosial kesejahteraan dan bukan hanya

ketiadaan penyakit atau kelemahan”. Sedangkan dalam Piagam Ottawa dikatakan bahwa

kesehatan merupakan sumber daya bagi kehidupan sehari-hari, bukan tujuan hidup.

Kesehatan ialah konsep positif yang menekankan pada sumber daya pribadi,sosial dan

kemampuan fisik.

Menurut Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2009, Kesehatan adalah keadaan

sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap

orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

Keberhasilan pembangunan kesehatan ditentukan oleh beberapa faktor yang saling

berkaitan. Faktor - faktor tersebut meliputi program kerja yang berkualitas, kerjasama

dengan lintas program maupun lintas sektoral dan sumber daya manusia untuk menjalankan

program - program tersebut.


Sumber daya kesehatan memiliki kualitas yang baik serta menjawab tantangan di

era globalisasi ini dan salah satu upaya tersebut adalah dengan melakukan magang di

instansi - instansi kesehatan yang bertujuan untuk menunjang teori - teori yang telah

diperoleh di bangku kuliah, serta mahasiswa dapat memperoleh pengalaman dari praktek

kerja nyata di lapangan.

Berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No.045/V/2002 tentang

Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi, kompetensi hasil program studi diharapkan mahasiswa

menguasai ilmu dan keterampilan, berkarya, sikap dan prilaku dalam berkarya dan

pemahaman kaidah-kaidah kehidupan masyarakat sesuai dengan keahlian dalam berkarya

salah satu untuk meningkatkan kompetensi tersebut adalah magang.

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 52

Tahun 2015, Magang adalah kegiatan yang diselenggarakan secara terpadu dengan bekerja

sama dengan lembaga yang menyelenggarakan pengembangan sumber daya manusia

kebudayaan, baik dalam maupun luar negeri dibawah bimbingan dan pengawasan instruktur

atau pekerja yang lebih berpengalaman.

Magang ini merupakan kegiatan mandiri mahasiswa yang dilaksanakan di luar

lingkungan kampus untuk mendapatkan pengalaman kerja praktis yang sesuai dengan

keilmuan masyarakat. Kegiatan magang dilaksanakan sesuai dengan formasi struktural dan

fungsional pada instansi tempat magang baik pada Lembaga Pemerintahan, Lembaga

Swadaya Masyarakat (LSM) Perusahaan Swasta atau lembaga lain yang relevan. Melalui

pelaksanaan magang diharapkan para Mahasiswa Kesehatan Masyarakat lulusan Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Widya Gama Mahakam Samarinda Samarinda (FKM

UWGM Samarinda), memiliki bekal pengalaman dan keterampilan yang bersifat akademik
dan professional sehingga lebih kompetensi atau mampu bersaing dalam pasar kerja yang

ada (FKM, 2015).

Salah satu instansi kesehatan yang dapat menunjang pengalaman mahasiswa untuk

magang adalah Unit Pelaksana Tugas Daerah Puskesmas Samarinda kota. UPTD

Puskesmas Samarinda Kota adalah Lembaga Pemerintahan Non Departemen Indonesia yang

bertugas melaksankan tugas pemerintahan di bidang Kesehatan.

UPTD Puskesmas Samarinda Kota merupakan salah satu Puskesmas milik

Pemerintah Kota Samarinda dibawah pengawasan Dinas Kesehatan Kota Samarinda yang

terletak di jalan Bhayangkara Kelurahan Bugis, Kecamatan Samarinda Kota. Wilayah kerja

Puskesmas Samarinda Kota meliputi 5 Kelurahan yaitu Kelurahan Pelabuhan, Kelurahan

Karang mumus,Kelurahan Pasar Pagi,Kelurahan Sungai Pinang Luar dan Kelurahan Bugis

dengan jumlah penduduk 42.188 jiwa.

Pada wilayah Kelurahan Pelabuhan,Karang Mumus terdapat aliran sungai yang

menjadi batas wilayah Kelurahan Pelabuhan dengan Kelurahan Pasar pagi, dimana

sepanjang aliran sungai terdapat pemukiman penduduk. Letak wilayah Kelurahan Sei,Pinang

Luar yang lebih rendah menyebabkan daerah ini sering terjadi banjir, sedangkan pada

wilayah Kelurahan Bugis banyak terdapat perkantoran, mall dan sarana tempat umum

lainnya

Berdasarkan letak geografi, meningkatnya jumlah penduduk, pemukiman yang

padat dan sering terjadinya banjir serta adanya kawasan industri dapat membawa dampak

negatif terhadap kualitas lingkungan atau ekosistem yang akan berpengaruh terhadap risiko

kejadian dan penularan penyakit menular seperti Demam Berdarah Dengue (DBD). Dengan

laju pembangunan, pertumbuhan penduduk dan perubahan ekosistem yang cepat, masalah
kesehatan menjadi lebih kompleks. Masalah kesehatan seperti masalah penyediaan air

bersih, penanganan sampah, pembuangan limbah cair/padat, masalah pemukiman, vektor

pengganggu, penyakit menular dan tidak menular akan timbul jika tidak dilakukan

penanganan yang baik.

Derajat kesehatan merupakan salah satu unsur penting dalam upaya peningkatan

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) bangsa Indonesia. Sementara itu, derajat kesehatan

tidak hanya ditentukan oleh pelayanan kesehatan, tetapi yang lebih dominan justru adalah

kondisi lingkungan dan perilaku masyarakat.

Upaya untuk mengubah perilaku masyarakat agar mendukung peningkatan derajat

kesehatan dilakukan melalui program pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Program ini telah dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan (dahulu : Departemen

Kesehatan) sejak tahun 1996.

Walaupun program pembinaan PHBS ini sudah berjalan sekitar 15 tahun, tetapi

keberhasilannya masih jauh dari harapan. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2007

mengungkap bahwa rumah tangga di Indonesia yang mempraktekkan PHBS baru mencapai

38,7%. Padahal Rencana Strategis (Restra) Kementerian Kesehatan menetapkan target pada

tahun 2014 rumah tangga yang mempraktekkan PHBS adalah 70%. Hal ini jelas menuntut

peningkatan kinerja yang luar biasa dalam pembinaan PHBS.

Oleh karena itu berdasarkan uraian diatas penulis melakukan kegiatan magang di

UPTD Puskesmas Pasundan.

B. Rumusan Masalah

Bertitik tolak pada uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang diatas, maka

perumusan masalah magang adalah :


1. Rumusan masalah KL-KK

“Bagaimana program kesehatan lingkungan di UPTD Puskesmas Samarinda

Kota Tahun 2018 ?”

C. Tujuan Magang

1. Tujuan Magang KL-KK

a. Tujuan Umum

Adapun tujuan dari magang ini adalah untuk mengetahui program kesehatan

lingkungan di UPTD Puskesmas Samarinda Kota.

b. Tujuan Khusus

1) Untuk mengetahui program – program kesehatan lingkungan di UPTD Puskesmas

Samarinda Kota

2) Untuk melakukan pengawasan, pembinaan dan penyuluhan terhadap Tempat

Pengolahan Makanan (TPM) dan Tempat-Tempat Umum (TTU).

3) Untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi pada program kesehatan lingkungan

di UPTD Puskesmas Samarinda Kota

4) Untuk mengetahui metode alternatif pemecahan masalah kesehatan lingkungan di

UPTD Puskesmas Pasundan.

5) Untuk mengetahui proses monitoring dan evaluasi program kesehatan lingkungan

di UPTD Puskesmas Samarinda Kota

D. Manfaat Magang

1. Bagi institusi tempat magang

a. Mendapatkan masukan baru dari pengembangan keilmuan dari perguruan tinggi.


b. Memanfaatkan tenaga terdidik dalam membantu penyelesaian tugas-tugas institusi

untuk kebutuhan di unit kerjanya.

c. Menciptakan kerjasama yang saling menguntungkan dan bermanfaat antara instutusi

tempat magang dengan institusi perguruan tinggi.

2. Manfaat Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat

a. Membina dan meningkatkan kerja sama antara Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Widya Gama Mahakam Samarinda dengan institusi / instansi / unit kerja

pemerintah maupun swasta tempat mahasiswa melaksanakan magang.

b. Memperkenalkan program kepada instansi yang bergerak di bidang kesehatan.

c. Sebagai kegiatan evaluasi penyelenggaran program pendidikan Ilmu Kesehatan

Masyarakat.

d. Mewujudkan Program perguruan tinggi dalam rangka pengabdian kepada masyarakat.

3. Bagi mahasiswa

a. Mendapatkan pengalaman nyata yang terkait dengan aplikasi ilmu kesehatan

masyarakat di dunia kerja.

b. Mendapatkan kesempatan mengaplikasikan teori yang diperoleh pada proses

perkuliahan ke dalam dunia kerja.

c. Mendapat pengalaman menggunakan metode analisis masalah yang tepat terhadap

pemecahan permasalahan kesehatan masyarakat.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Puskesmas

4. Defenisi Puskesmas

Puskesmas merupakan kesatuan organisasi fungsional yang menyelenggarakan

upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata dapat diterima dan terjangkau

oleh masyarakat dengan peran serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil

pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat

dipikul oleh pemerintah dan masyarakat luas guna mencapai derajat kesehatan yang

optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan (Depkes, 2009).

Pelayanan kesehatan yang diberikan puskesmas merupakan pelayanan yang

menyeluruh yang meliputi pelayanan kuratif (pengobatan), preventif (pencegahan),

promotif (peningkatan kesehatan) dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan). Pelayanan

tersebut ditujukan kepada semua penduduk dengan tidak membedakan jenis kelamin dan

golongan umur, sejak dari pembuahan dalam kandungan sampai tutup usia (Effendi,

2009).

5. Wilayah Kerja Puskesmas

Secara Nasional, standar wilayah kerja Puskesmas adalah satu kecamatan,

tetapi apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari dari satu Puskesmas, maka tanggung

jawab wilayah kerja dibagi antar Puskesmas, dengan memperhatikan keutuhan konsep

wilayah (desa/kelurahan atau RW). Masing-masing Puskesmas tersebut secara

operasional bertanggungjawab langsung kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

(Depkes RI, 2004).


6. Visi dan Misi Puskesmas

a. Visi

Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah

tercapainya Kecamatan Sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat. Kecamatan Sehat

adalah gambaran masyarakat kecamatan masa depan yang ingin dicapai melalui

pembangunan kesehatan, yakni masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan

berperilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan

yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-

tingginya (Depkes RI, 2004).

Indikator Kecamatan Sehat yang ingin dicapai mencakup 4 indikator utama

yakni: (1) Lingkungan Sehat, (2) Perilaku Sehat, (3) Cakupan Pelayanan

Kesehatan yang Bermutu, (4) Derajat Kesehatan Penduduk Kecamatan (Depkes RI,

2004).

Rumusan visi untuk masing-masing Puskesmas harus mengacu pada visi

pembangunan kesehatan Puskesmas di atas yakni terwujudnya Kecamatan Sehat,

yang harus sesuai dengan situasi dan kondisi masyarakat serta wilayah kecamatan

setempat (Depkes RI, 2004).

b. Misi

Misi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah

mendukung tercapainya misi pembangunan kesehatan Nasional. Misi tersebut adalah:


1) Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya.

Puskesmas akan selalu menggerakkan pembangunan sektor lain yang

diselenggarakan di wilayah kerjanya, agar memperhatikan aspek kesehatan, yakni

pembangunan yang tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan,

setidak-tidaknya terhadap lingkungan dan perilaku masyarakat.

2) Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di

wilayah kerjanya. Puskesmas akan selalu berupaya agar setiap keluarga dan

masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya makin berdaya di bidang

kesehatan, melalui peningkatan pengetahuan dan kemampuan menuju

kemandirian untuk hidup sehat.

3) Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan

kesehatan yang diselenggarakan. Puskesmas akan selalu berupaya

menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standar dan

memuaskan masyarakat, mengupayakan pemerataan pelayanan kesehatan

serta meningkatkan efisiensi pengelolaan dana sehingga dapat dijangkau oleh

seluruh anggota masyarakat.

4) Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan

masyarakat berserta lingkungannya. Puskesmas akan selalu berupaya

memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan

penyakit, serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat

yang berkunjung dan yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya, tanpa

diskriminasi dan dengan menerapkan kemajuan ilmu dan teknologi kesehatan

yang sesuai. Upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan yang dilakukan


puskesmas mencakup pula aspek lingkungan dari yang bersangkutan (Depkes RI,

2004).

7. Fungsi Puskesmas

Puskesmas memiliki wilayah kerja yang meliputi satu kecamatan atau sebagian

dari kecamatan. Faktor kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografi dan keadaan

infrastruktur lainnya merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja

puskesmas. Untuk perluasan jangkauan pelayanan kesehatan maka Puskesmas perlu

ditunjang dengan unit pelayanan kesehatan yang lebih sederhana yang disebut Puskesmas

Pembantu dan Puskesmas Keliling.

Khusus untuk kota besar dengan jumlah penduduk satu juta jiwa atau lebih,

wilayah kerja Puskesmas dapat meliputi satu kelurahan. Puskesmas di ibukota kecamatan

dengan jumlah penduduk 150.000 jiwa atau lebih, merupakan Puskesmas Pembina yang

berfungsi sebagai pusat rujukan bagi Puskesmas kelurahan dan juga mempunyai fungsi

koordinasi (Effendi, 2009).

Menurut Trihono (2005) ada 3 (tiga) fungsi Puskesmas yaitu: pusat penggerak

pembangunan berwawasan kesehatan yang berarti puskesmas selalu berupaya

menggerakkan dan memantau penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh

masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta menduku ng

pembangunan kesehatan. Disamping itu puskesmas aktif memantau dan melaporkan

dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan diwilayah

kerjanya. Khusus untuk pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan puskesmas

adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa

mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.


Pusat pemberdayaan masyarakat berarti Puskesmas selalu berupaya agar

perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha

memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat

untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan

termasuk sumber pembiayaannya, serta ikut menetapkan, menyelenggarakan dan

memantau pelaksanaan program kesehatan. Pemberdayaan perorangan, keluarga dan

masyarakat ini diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya

sosial budaya masyarakat setempat.

Pusat pelayanan kesehatan strata pertama berarti Puskesmas bertanggung jawab

menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan

berkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggungjawab

puskesmas meliputi :

Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat pribadi (privat

goods) dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan

perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharan kesehatan dan pencegahan penyakit.

Pelayanan perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk puskesmas tertentu ditambah

dengan rawat inap.

Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat publik (public

goods) dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah

penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Pelayanan

kesehatan masyarakat disebut antara lain adalah promosi kesehatan, pemberantasan

penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga,


keluarga berencana, kesehatan jiwa masyarakat serta berbagai program kesehatan

masyarakat lainnya.

Menurut Effendi (2009) ada beberapa proses dalam melaksanakan fungsi

tersebut yaitu merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan

dalam rangka menolong dirinya sendiri, memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang

bagaimana menggali dan menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien,

memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medis maupun

rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan bantuan tersebut tidak

menimbulkan ketergantungan memberikan pelayanan kesehatan langsung kepada

masyarakat, bekerja sama dengan sektorsektor yang bersangkutan dalam melaksanakan

program puskesmas.

8. Peran Puskesmas

Puskesmas mempunyai peran yang sangat vital sebagai institusi pelaksana

teknis, dituntut memiliki kemampuan manajerial dan wawasan jauh ke depan untuk

meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Peran tersebut ditunjukkan dalam bentuk

keikutsertaan dalam menentukan kebijakan daerah melalui sistem perencanaan yang

matang dan realistis, tata laksana kegiatan yang tersusun rapi, serta sistem evaluasi dan

pemantauan yang akurat. Pada masa mendatang, puskesmas juga dituntut berperan dalam

pemanfaatan teknologi informasi terkait upaya peningkatan pelayanan kesehatan secara

komprehensif dan terpadu (Effendi, 2009).

9. Struktur Organisasi Puskesmas

Susunan organisasi UPTD Puskesmas terdiri dari :

a. Kepala
b. Sub Bagian Tata Usaha

c. Kelompok Jabatan Fungsional Tertentu

d. Jabatan Fungsional Umum.

Tiap – tiap UPTD Puskesmas tentunya diwajibkan untuk membuat Struktur

Organisasi sesuai dengan format dari Dinas Kesehatan, namun Puskesmas diperbolehkan

untuk menyesuaikan keadaan bila format dari Dinas Kesehatan tidak bisa dilakukan.

Tetapi yang disesuaikan dan diubah – ubah hanya bagian unit – unit didalamnya

sedangkan aturan formatnya tetap.

Berikut adalah penjelasan Struktur Organisasi UPTD Puskesmas, yaitu :

a. Kepala UPTD Puskesmas, mempunyai tugas untuk memimpin, mengawasi dan

mengkoordinasi kegiatan Puskesmas yang dapat dilakukan dalam jabatan struktural

dan jabatan fungsional.

b. Tata Usaha, bertugas dibidang kepegawaian, keuangan, perlengkapan dan surat

menyurat serta pencatatan pelaporan.

c. Jabatan Fungsional, Tertentu adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung

jawab, wewenang dan hak seorang Pegawai Negeri Sipil Daerah dalam suatu satuan

organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian dan/atau

ketrampilan tertentu serta bersifat mandiri dan untuk kenaikan pangkatnya disyaratkan

dengan angka kredit.

d. Unit I, bertugas melaksanakan kegiatan kesejahteraan ibu dan anak, keluarga

berencana dan perbaikan gizi.

e. Unit II, bertugas melaksanakan kegiatan pencegahan dan pemberantasan penyakit

khususnya imunisasi, kesehatan lingkungan dan laboratorium sederhana.


f. Unit III, bertugas melaksanakan kegiatan kesehatan gigi dan mulut, kesehatan tenaga

kerja dan usia lanjut.

g. Unit IV, bertugas melaksanakan kegiatan perawatan kesehatan mayarakat, kesehatan

sekolah dan olah raga, kesehatan jiwa, kesehatan mata dan kesehatan khusus lainnya.

h. Unit V, bertugas melaksanakan kegiatan pembinaan dan pengembangan upaya

kesehatan masyarakat dan penyuluhan kesehatan masyarakat.

i. Unit VI, bertugas melaksanakan kegiatan pengobatan rawat jalan dan rawat inap.

j. Unit VII, bertugas melaksanakan kefarmasian.

10. Upaya Penyelenggaraan

Untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan melalui puskesmas yakni

terwujudnya Kecamatan Sehat menuju Indonesia Sehat, Puskesmas bertanggung jawab

menyelenggarakan Upaya Kesehatan Perorangan dan Upaya Kesehatan Masyarakat, yang

keduanya jika ditinjau dari Kesehatan Nasional merupakan pelayanan kesehatan tingkat

pertama. Upaya kesehatan tersebut dikelompokkan menjadi dua yakni Upaya Kesehatan

Wajib dan Upaya Kesehatan Pengembang (Trihono, 2005).

Upaya Kesehatan Wajib Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan

komitmen Nasional, Regional dan Global serta yang mempunyai daya ungkit tinggi untuk

peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini harus

diselenggarakan oleh setiap Puskesmas yang ada di Wilayah Indonesia. Upaya Kesehatan

Wajib tersebut adalah upaya promosi kesehatan, upaya kesehatan lingkungan, upaya

kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana, upaya perbaikan gizi masyarakat, upaya

pencegahan dan pemberantasan penyakit menular serta upaya pengobatan (Trihono,

2005) .
Sedangkan Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas adalah upaya yang

ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta

disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas. Upaya Kesehatan Pengembangan dipilih

dari daftar upaya kesehatan pokok Puskesmas yang telah ada yaitu upaya kesehatan

sekolah, upaya kesehatran oleh raga, upaya perawatan kesehatan masyarakat, upaya

kesehatan kerja, upaya kesehatan gigi dan mulut, upaya kesehatan jiwa, upaya kesehatan

mata, upaya kesehatan usia lanjut dan upaya pembinaan pengobatan tradisional (Trihono,

2005).

Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas dapat pula bersifat upaya inovasi

yakni upaya diluar upaya Puskesmas tersebut di atas yang sesuai dengan kebutuhan.

Pengembangan dan pelaksanaan upaya inovasi ini adalah dalam rangka mempercepat

tercapainya Visi Puskesmas (Trihono, 2005).

Apabila puskesmas belum mampu menyelenggarakan upaya kesehatan

pengembangan padahal telah menjadi kebutuhan masyarakat, maka Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota bertanggung jawab dan wajib menyelenggarakannya. Untuk itu, Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota perlu dilengkapi dengan berbagai unit fungsional lainnya

(Trihono, 2005).

11. Azas Penyelenggaraan

Penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan

harus menerapkan azas penyelenggaraan puskesmas secara terpadu. Azas

penyelenggaraan puskesmas secara terpadu. Azas penyelenggaraan Puskesmas tersebut

dikembangkan dari ketiga fungsi puskesmas. Dasar pemikirannya adalah pentingnya

menerapkan prinsip dasar dari setiap fungsi Puskesmas dalam menyelenggarakan setiap
upaya Puskesmas, baik upaya kesehatan wajib maupun upaya kesehatan pengembangan.

Azas penyelenggaraan puskesmas yang dimaksud adalah azas pertanggung jawaban

wilayah, azas pemberdayaan masyarakat, azas keterpaduan dan azas rujukan (Trihono,

2005).

Azas Pertanggungjawaban Wilayah berarti Puskesmas bertanggung jawab

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya.

Untuk ini Puskesmas harus melaksanakan berbagai kegiatan seperti menggerakkan

pembangunan berbagai sektor tingkat kecamatan sehingga berwawasan kesehatan,

memantau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap kesehatan masyarakat di

wilayah kerjanya, membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang diselenggarakan

oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya dan menyelenggarakan upaya

kesehatan strata pertama (primer) secara merata dan terjangkau di wilayah kerjanya

(Trihono, 2005).

Azas Pemberdayaan Masyarakat berarti Puskesmas wajib memberdayakan

perorangan, keluarga dan masyarakat, agar berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap

upaya Puskesmas. Untuk itu, berbagai potensi masyarakat perlu dihimpun melalui

pembentukan Badan Penyantun Puskesmas (BPP). Beberapa kegiatan yang harus

dilaksanakan oleh Puskesmas dalam rangka pemberdayaan masyarakat antara lain adalah

upaya kesehatan ibu dan anak (posyandu, polindes dan bina keluarga balita), upaya

pengobatan (posyandu, pos obat desa ), upaya perbaikan gizi (posyandu, panti pemulihan

gizi, keluarga sadar gizi), upaya kesehatan sekolah (dokter kecil, penyertaan guru dan

orang tua/wali murid, saka bakti husada dan pos kesehatan pesantren), upaya kesehatan

lingkungan (kelompok pemakai air bersih, dan desa percontohan kesehatan lingkungan),
upaya kesehatan usia lanjut ( posyandu usila dan panti werda), upaya kesehatan kerja (pos

upaya kesehatan kerja), upaya kesehatan jiwa (posyandu, tim pelaksana kesehatan jiwa

masyarakat), upaya pembinaan pengobatan tradisional (taman obat keluarga dan

pembinaan pengobatan tradisional) serta upaya pembinaan dan jaminan kesehatan (dana

sehat, tabungan ibu bersalin, mobilisasi dana keagamaan) (Trihono, 2005).

Keterpaduan lintas program adalah upaya memadukan penyelenggaraan

berbagai upaya kesehatan yang menjadi tanggung jawab puskesmas sedangkan untuk

keterpaduan lintas sektor merupakan upaya memadukan penyelenggaraan upaya

Puskesmas (wajib, pengembangan dan inovasi) dengan berbagai program dari sektor

terkait tingkat kecamatan termasuk organisasi kemasyarakatan dan dunia usaha (Trihono,

2005).

Azas rujukan digunakan sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama,

kemampuan yang dimiliki oleh Puskesmas terbatas. Padahal Puskesmas berhadapan

langsung dengan masyarakat dengan berbagai permasalahan kesehatannya. Untuk

membantu Puskesmas menyelesaikan berbagai masalah kesehatan tersebut dan juga

untuk meningkatkan efisiensi, maka penyelenggaraan setiap upaya Puskesmas (wajib,

pengembangan dan inovasi) harus ditopang oleh azas rujukan (Trihono, 2005).

Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas kasus atau

masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal balik, baik secara vertikal dalam

arti dari satu strata sarana pelayanan kesehatan ke strata sarana pelayanan kesehatan

lainnya, maupun secara horizontal dalam arti antar sarana pelayanan kesehatan yang sama

(Trihono, 2005).

B. Kesehatan
1. Definisi Kesehatan

Kesehatan menurut WHO adalah suatu keadaan fisik ,mental dan sosial

kesejahteraan dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelamahan. Sedangkan kesehatan

menurut undang-undang adalah keadaan sejahtera dari badan ,jiwa dan sosial yang

memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial ekonomis. Upaya kesehatan

adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan

oleh pemerintah dan atau masyarakat.

2. Aspek-aspek Kesehatan

a. Kesehatan fisik terwujud apabila seseorang tidak merasa dan mengeluh sakit.

b. Tidak adanya keluhan dan memang secara objektif tidak tampak sakit.

c. Semua organ tubuh berfungsi normal atau tidak mengalami gangguan.

C.Kesehatan Lingkungan

1. Definisi Kesehatan Lingkungan

Menurut World Health Organisation (WHO) pengertian Kesehatan Lingkungan

: Those aspects of human health and disease that are determined by factors in the

environment. It also refers to the theory and practice of assessing and controlling factors

in the environment that can potentially affect health.

Menurut Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI), suatu

kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara

manusia dan lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang

sehat dan bahagia.

2. Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan


Kontribusi lingkungan dalam mewujudkan derajat kesehatan merupakan hal

yang essensial di samping masalah perilaku masyarakat, pelayanan kesehatan dan faktor

keturunan. Lingkungan memberikan kontribusi terbesar terhadap timbulnya masalah

kesehatan masyarakat.

Ruang lingkup Kesehatan lingkungan adalah :

a. Menurut WHO

1) Penyediaan Air Minum

2) Pengelolaan air Buangan dan pengendalian pencemaran

3) Pembuangan Sampah Padat

4) Pengendalian Vektor

5) Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia

6) Higiene makanan, termasuk higiene susu

7) Pengendalian pencemaran udara

8) Pengendalian radiasi

9) Kesehatan kerja

10) Pengendalian kebisingan

11) Perumahan dan pemukiman

12) Aspek kesling dan transportasi udara

13) Perencanaan daerah dan perkotaan

14) Pencegahan kecelakaan

15) Rekreasi umum dan pariwisata

16) Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan epidemi/wabah,

bencana alam dan perpindahan penduduk.


17) Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan.

b. Menurut Undang – Undang No 23 tahun 1992 Tentang Kesehatan (Pasal 22 ayat 3), :

1) Penyehatan Air dan Udara

2) Pengamanan Limbah padat/sampah

3) Pengamanan Limbah cair

4) Pengamanan limbah gas

5) Pengamanan radiasi

6) Pengamanan kebisingan

7) Pengamanan vektor penyakit

8) Penyehatan dan pengamanan lainnya : Misal Pasca bencana.

3. Tujuan Upaya Kesehatan Lingkungan

Menurut Undang – Undang Nomor 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan. Upaya

kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik

fisik, kimia, biologi, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang mencapai derajat

kesehatan yang setinggi – tingginya. Lingkungan sehat tersebut antara lain mencakup

lingkungan pemukiman, tempat kerja, tempat rekreasi, serta tempat dan fasilitas umum.

4. Pelayanan Kesehatan Lingkungan

Menurut Permenkes RI Nomor 13 tahun 2015 tentang Penyelenggaraan

Pelayanan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas, pengertian Pelayanan kesehatan

lingkungan adalah kegiatan atau serangkaian kegiatan yang ditujukan untuk mewujudkan

kualitas lingkungan yang sehat baik dari aspek fisik, kimia, biologi maupun sosial guna
mencegah penyakit dan/atau gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor resiko

lingkungan.

Faktor resiko lingkungan adalah hal, keadaan, atau peristiwa yang berkaitan

dengan kualitas media lingkungan yang mempengaruhi atau berkonstribusi terhadap

terjadinya penyakit dan/atau gangguan kesehatan.

5. Kegiatan Pelayanan Kesehatan Lingkungan

Kegiatan pelayanan kesehatan lingkungan dilakukan dalam bentuk :

a. Konseling

Konseling adalah hubungan komunikasi antara tenaga kesehatan lingkungan

dengan pasien yang bertujuan untuk mengenali dan memecahkan masalah kesehatan

lingkungan.

Konseling dapat menggunakan alat peraga, percontohan dan media informasi

cetak atau elektronik.

b. Inspeksi kesehatan lingkungan

Inspeksi kesehatan lingkungan adalah kegiatan pemeriksaan dan pengamatan

secara langsung terhadap media lingkungan dalam rangka pengawasan berdasarkan

standar, norma dan baku mutu yang berlaku untuk meningkatkan kualitas lingkungan

yang sehat.

Inspeksi kesehatan lingkungan dapat dilakukan dengan cara :

1) Pengamatan fisik media lingkungan

2) Pengukuran media lingkungan di tempat

3) Uji laboratorium

4) Analisis resiko kesehatan lingkungan


c. Intervensi kesehatan lingkungan

Intervensi kesehatan lingkungan adalah tindakan penyehatan, pengamanan

dan pengendalian untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik dari aspek

fisik, kimia, biologi maupun sosial.

Kegiatan intervensi kesehatan lingkungan dapat berupa :

1) Komunikasi, informasi dan edukasi serta penggerakan / pemberdayaan

masyarakat,

2) Perbaikan dan pembangunan sarana,

3) Pengembangan teknologi tepat guna,

4) Rekayasa lingkungan.
BAB III
METODE DAN PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Rencana Kegiatan

Adapun rencana kegiatan yang akan dilakukan selama magang adalah sebagai

berikut:

1. Rencana Kegiatan KLKK

a. Mempelajari program kesehatan lingkungan.

b. Melakukan pengawasan, pembinaan dan penyuluhan terhadap Tempat Pengolahan

Makanan (TPM) seperti : restoran/rumah makan, jasa boga, kantin sekolah, makanan

jajanan/pkl, P-IRT dan Depo Air Minum (DAM)

c. Melakukan pengawasan, pembinaan dan penyuluhan terhadap Tempat – Tempat

Umum (TTU) seperti : Hotel, Pusat Perbelanjaan, Sarana Kesehatan dan sarana

pendidikan.

d. Melakukan pengawasan, pembinaan dan penyuluhan di lingkungan pemukiman

mengenai rumah sehat, jamban sehat, sarana air bersih, sarana pembuangan air limbah,

penanganan sampah dan tempat perindukan vektor pengganggu (nyamuk, lalat, kecoa

dan tikus).

e. Melakukan pengambilan sampel air dan sampel makanan

f. Melaksanakan kegiatan klinik sanitasi.

g. Melakukan survei dan kampanye PHBS di rumah tangga, di sarana pendidikan, sarana

kesehatan dan tempat umum lainnya.


h. Mengumpulkan, mengolah data dan informasi, menginventariskan permasalahan serta

melaksanakan pemecahan permasalahan yang berhubungan dengan tugas-tugas yang

berkaitan dengan kesehatan lingkungan.

B. Lokasi Kegiatan

UPTD Puskesmas Samarinda Kota yang beralamat di Jalan Bhayangkara

Kelurahan Bugis Kecamatan Kota Samarinda.

Tempat atau Ruangan magang adalah bagian Klinik Sanitasi (Epidemiologi dan

KLKK) dan Bagian AKK.

C. Waktu Kegiatan

Kegiatan magang ini dilakukan selama 1 bulan terhitung dari tanggal 26 Pebruari

2018 sampai dengan tanggal 26 Maret 2018. Dengan waktu kegiatan mengikuti hari dan jam

kerja yang berlaku di Puskesmas Samarinda Kota yaitu

1. Jam kerja : Senin – Kamis : 07.30 – 14.30 WITA


Jumat : 07.30 – 11.30 WITA
Sabtu : 07.30 – 13.00 WITA
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Situasi Umum

1. Gambaran Umum UPTD Puskesmas Samarinda Kota

Puskesmas Samarinda Kota yang terletak di tengah Kota Samarinda tepatnya di Kecamatan

Samarinda Kota di Kelurahan Bugis, dengan batas wilayah mengikuti batas seluruh kecamatan di

Puskesmas Samarinda Kota:

Sebelah Utara : berbatasan dengan Kelurahan Pelita , Kecamatan Samarinda Ilir, Puskesmas

Sidomulyo

Sebelah Timur : berbatasan dengan Kelurahan Sungai Dama, Kecamatan Samarinda Ilir,

Puskesmas Sidomulyo

Sebelah Selatan : berbatasan dengan Sungai Mahakam

Sebelah Barat : berbatasan dengan Kelurahan Jawa, Kecamatan Samarinda Ulu, Puskesmas

Pasundan

Puskesmas Samarinda Kota didirikan pada tahun 2017, dengan luas wilayah cakupan 11,12

Km2, yang terdiri dari 5 (lima) wilayah kerja, yaitu : Kelurahan Sungai Pinang Luar, Kelurahan

Karang Mumus, Kelurahan Pelabuhan, Kelurahan Pasar Pagi dan Kelurahan Bugis.
Gambar 1. Peta satelit wilayah Puskesmas Samarinda Kota.

2. Struktur Organisasi UPTD Puskesmas Samarinda Kota

Susunan organisasi UPTD Puskesmas Samarinda Kota adalah sebagai berikut :

a. Kepala Puskesmas

b. Kepala Tata Usaha

c. Sekretariat yang membawahi,

1) Sistem Informasi

2) Kepegawaian

3) Administrasi Umum
4) Keuangan

d. Upaya Kesehatan Masyarakat Wajib

1) Promosi Kesehatan

2) Kesehatan Lingkungan

3) Layanan KB/KIA/Imunisasi

4) Layanan Gizi

5) Layanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P)

e. Pengembangan

1) Pelayanan Kesehatan Jiwa

2) Pelayanan Kesehatan Gigi / Mulut

3) Pelayanan Kesehatan Tradisional

4) Pelayanan Kesehatan Olahraga

5) Pelayanan Kesehatan Lansia

6) Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat

f. Upaya Kesehatan Perorangan Kefarmasian & Laboratorium

1) Pelayanan Poli Umum

2) Pelayanan Kesehatan Gigi / Mulut

3) Layanan KB/KIA/Imunisasi

4) Pelayanan Anak

5) Pelayanan Lansia UKP

6) Kefarmasian / Apotek

7) Laboratorium

g. Puskesmas Pembantu
3. Visi dan Misi UPTD Puskesmas Samarinda Kota

Visi : “Terhujudnya Masyarakat Sehat dan Mandiri Di Wilayah Puskesmas

Samarinda Kota”.

Misi : a. Menggerakan pembangunan berwawasan kesehatan. b. Mendorong

terwujudnya kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.

c. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

d. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang merata dan

terjangkau.

e. Menin gkatkan upaya pengendalian penyakit

4. Strategi Utama UPTD Puskesmas Samarinda Kota

a. Meningkatkan Kerjasama Lintas Program dan Lintas Sektor yang terkait.

b. Menyelenggarakan program upaya peningkatan kesehatan masyarakat melalui

kegiatan pembinaan dan pemeliharan kesehatan masyarakat meliputi promosi

kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi,

peningkatan kesehatan keluarga termasuk KB dan pengobatan dasar serta upaya

kesehatan masyarakat lainnya sesuai kebutuhan.

c. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan petugas dalam

memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu kepada masyarakat.

d. Berupaya menyelenggarakan pelayanan rawat jalan yang bermutu, merata dan

terjangkau melalui pelayanan rawat jalan di Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan

Puskesmas Keliling di Wilayah Kerja Puskesmas Samarinda Kota


5. Data Ketenagaan UPTD Puskesmas Samarinda Kota

Upaya kesehatan membutuhkan sumber daya manusia yang memadai,

kemampuan untuk memberikan pelayanan kesehatan akan memberikan dampak kepada

peningkatan derajat kesehatan masyarakat.

Berdasarkan data yang ada di UPTD Puskesmas Samarinda Kota jumlah tenaga

yang ada sebanyak 28 orang. Data ketenagaan UPTD Puskesmas Samarinda Kota dapat

dilihat pada table dibawah ini.

Tabel 1
Distribusi Tenaga Kesehatan Berdasarkan Jenis Ketenagaan dan Status Kepegawaian Puskesmas
Samarinda Kota Kecamatan Samarinda Kota Tahun 2017

Status Kepegawaian
Jenis Ketenagaan Jumlah
PNS PTTH PTTB
Dokter
- Dokter Umum (termasuk 1 2 - 3
Kapuskesmas)
- Dokter Gigi - 1 - 1
Perawat
- S1/Ners - - - -
- D3 1 3 - 4
- SPK/SMK 2 - - 2
- D3 Gigi - 1 - 1
- D4 - 1 - 1
Bidan - -
D1 1 - - 1
- D3 - 4 - 4
- D4 - 1 - 1
Kesehatan Masyarakat
- Epidemiologi (S2) - - - -
- Epidemiologi (S1) - 1 - 1
- Administrasi Kesehatan (S1) - - - -
- Promosi Kesehatan (S1) 1 2 - 3
- Promosi Kesehatan (D4) - - - -
- Kesling/Sanitarian (S1) - - - -
- Kesling/Sanitarian (D3) - - - -
- Nutrisionist (S1) - 1 - 1
- Nutrisionist (D3) - - - -
Analisis Kesehatan
- Laboratorium - 1 - 1
Apoteker
- D3 Farmasi - - 1 1
Non Kesehatan -
Administrasi (S1) Termasuk KTU 1 3 - 4
Administrasi (D3) - 1 - 1
Administrasi (SMU) - 2 - 2
Rekam Medik(SMU) - 1 - 1
Office Boy (SMU) - 1 - 1
Wakar (SD) - 1 - 1
Jumlah 7 27 1 35
Sumber: Data Kepegawaian Puskesmas Samarinda Kota Tahun 2017

6. Sarana Kesehatan

Adapun sarana kesehatan yang ada di UPTD Puskesmas Samarinda Kota, yaitu :

Tabel 2
Sarana dan Prasarana Puskesmas Samarinda Kota, Kota Samarinda Kalimantan
Timur

Jenis Sarana Jumlah Keterangan


Puskesmas 1 buah Semi Permanan
(kondisi kurang
Rumah Dinas -
layak)
Pustu 1 buah Pustu SPL
Poskesdes - -
Posyandu 35 Posyandu Posyandu Balita
7 Posyandu Posyandu Lansia
1 Posbindu
1Puskel
Mobil Puskel - -

Motor Operasional - -

Komputer 11 Unit Ex Jamkesda

5 Unit Ex Jamkesda 1 baik,


Laptop 1 Unit 4 rusak berat
Ex Jamkesda
Proyektor 3 Unit
Ex Jamkesda 1 baik,
Printer 1 Unit
2 rusak berat
Scaner Ex Jamkesda
Sumber: Puskesmas Samarinda Kota 2017

B. Hasil Kegiatan

Kegiatan magang dilakukan oleh setiap mahasiswa semester VIII sebagai program

yang diberikan oleh Fakultas untuk memenuhi salah satu mata kuliah semester VIII.

Kegiatan ini dilakukan terhitung dari tanggal 26 Februari 2018 sampai tanggal 26 Maret

2018 dan diikuti oleh 3 (tiga) orang peserta magang dengan peminatan :

1. Epidemiologi : 1 Mahasiswa

2. KL-KK : 1 Mahasiswa

3. AKK : 1 Mahasiswa

Kegiatan selama magang diatur sesuai dengan jurusan peserta magang dan

penempatan kerjanya diatur oleh pembimbing lapangan dari Dinas Kesehatan Kota

Samarinda. Dengan pola pembagian kerja dan sesuai dengan jurusan maka segala kegiatan

harian dapat dikontrol dan memberi arah yang jelas dalam kegiatan harian di instansi yang di

tempati. Berikut penjabaran kegiatan yang dilaksanakan masing - masing peserta magang :

1. Hasil Kegiatan KL-KK

Tempat
No Pelaksanaan Uraian Kegiatan

UPTD
 Advokasi dan perkenalan diri
1 Puskesmas Samarinda
 Pemeriksaan UKS,Kantin Sekolah
Kota
 Pemeriksaan Toilet sekolah
 Penilaian Lingkungan Sekolah,Kantin
dll.
 Mengikuti Diknas Sektor Kesehatan
Masyarakat.
 Posyandu Balita Sehat
 Posyandu Lansia
 Penyelidikan Epidemiologi (PE) DBD
dan Pemberian Abate
 Survey Lapangan Gejala DBD
 Pelaksanaan PIN Polio 2016 di
Posyandu
 Menginput Data Pasien Berobat
 Survey Jentik Nyamuk
 Mengikuti ORI Difteri di Sekolahan
(TK,SD Dan SMKN) .

C. Study Kasus

Berdasarkan hasil magang yang telah dilakukan dari tanggal 26 Februari – 26 Maret

2016 di UPTD Puskesmas Samarinda Kota yang sesuai dengan peminatan, maka masalah

yang ditemukan adalah sebagai berikut. :


1. Kesehatan Lingkungan dan Keselamatan Kerja (KLKK)

a. Identifikasi Masalah

1 . Rumah Sehat

Tabel 3
Distribusi Rumah Sehat di Wilayah Puskesmas Samarinda Kota Tahun 2017

NO KECAMATAN KELURAHAN JUMLAH RUMAH RUMAH


SELURUH YANG YANG
RUMAH MEMENUHI TIDAK
SYARAT MEMENUHI
SYARAT
Karang Mumus 1.343 570 773

Pasar Pagi 1.288 469 819

Samarinda Kota Pelabuhan 559 230 329


1
Bugis 1.531 760 771

Sungai Pinang
3.088 1.437 1.651
Luar

Jumlah 7.809 3.466 4.343

Keterangan :
MS : Memenuhi Syarat
TM : Tidak Memenuhi Syarat

Berdasarkan data dari Profil Kesehatan Lingkungan tahun 2017, masih

cukup banyak rumah yang tidak memenuhi syarat. Rumah yang ada diwilayah

UPTD Puskesmas Samarinda Kota tahun 2017 sebanyak 7.809 rumah. Rumah

yang memenuhi syarat rumah sehat sebanyak 3.466 rumah, sedangkan rumah
yang tidak memenuhi syarat rumah sehat sebanyak 4.343 rumah. Kriteria rumah

sehat dilihat dari pencahayaan, jamban, penyediaan air bersih, tempat

pembuangan sampah dan lain-lain.

b. Prioritas Masalah

Setelah semua masalah di identifikasi maka di lanjutkan dengan

memprioritaskan masalah menggunakan metode CARL : Capability (Kemampuan),

Accessibility (Kemudahan), Readiness (Kesiapan), Laverage (Dampak) Dengan skor

1–10 untuk indikator (criteria) setelah dikalikan, hasil ranking prioritas masalah dalam

bentuk tabel adalah sebagai berikut :

Tabel 4.10
Prioritas Masalah Berdasarkan Metode CARL
di UPTD Puskesmas Samarinda Kota

C A R L Total
No Masalah Prioritas
A B c d axbxcxd
1 Rumah sehat 8 7 7 9 3.528 I

Dari table prioritas masalah diatas, masalah yang ada dirangking pertama / I

adalah “Rumah Sehat di UPTD Puskesmas Samarinda Kota”.

c. Faktor Penyebab Masalah

Faktor penyebab suatu masalah biasanya disebabkan oleh faktor Manusia

(man), Material (alat), Metode (cara/sistem) dan faktor Enviroment (lingkungan).

Untuk memudahkan dalam menentukan langkah – langkah yang akan diambil dalam

pemecahan masalah, terlebih dahulu akan dicari faktor – faktor penyebab masalah

dengan menggunakan metode fishbone.


Gambar 4.2
Fishbone Rumah Sehat yang Tidak Memenuhi Syarat
Di UPTD Puskesmas Samarinda Kota

Enviroment Material

-tidak adanya lokasi atau - Keterbatasan dana


sebagian rumah warga berada
di daerah rawa sehingga sulit
membuat jamban yang
memenuhi syarat

Rumah sehat dgn akses


jamban keluarga yg tdak
memenuhi syarat

Metode Man

- Kurangnya kesadaran dan


kepedulian pemilik
- Kurangnya kordinasi tentang Rumah yang
lintas program sehat
- Kurangnya tenaga
sanitarian
-

Faktor penyebab masalah pada fishbone tersebut diatas faktor yang sangat

berperan atau faktor utama yang menyebakan masalah tersebut ialah faktor

manusianya itu sendiri yang kurang memiliki kesadaran dan kepedulian tentang

pentingnya Rumah yang sehat. Selain itu, faktor yang juga berperan adalah kurangnya

koordinasi lintas sektor tentang Rumah yang tidak memenuhi syarat.


d. Alternatif Pemecahan Masalah

Bertitik tolak dari masalah dan dianalisis faktor-faktor penyebab masalah

tersebut, maka terdapat beberapa alternative yang dapat dilakukan yaitu sebagai

berikut :

No Kegiatan Tujuan Sasaran Pelaksana


Agar semua
Melakukan pemilik
sosialisasi kepada rumah yang
Pemilik
masyarakat tentang belum
Rumah Pemegang
rumah sehat dengan memenuhi
1 yg belum Program
akses fasilitas syarat dapat
memenu Klinik Sanitasi
sanitasi/ jamban menjadikan
hi syarat
keluarga memenuhi rumah yang
syarat memenuhi
syarat

Peralatan Hasil yang diharapkan Evaluasi


Meningkatnya Sosialisasi yang tlah terlaksa dan
jumlah Rumah yang mencari kembali rumah yang
- belum memenuhi syarat rumah
memenuhi syarat
sehat
rumah sehat

D. Pembahasan

1. Kesehatan Lingkungan dan Keselamatan Kerja (KLKK)

Rumah berfungsi sebagai tempat tinggal serta digunakan untuk berlindung dari
gangguan iklim dan makhluk hidup lainnya. Rumah juga merupakan tempat berkumpulnya
anggota keluarga untuk menghabiskan sebagian besar waktunya.

Rumah sehat adalah merupakan salah satu sarana untuk mencapai derajat kesehatan yang
optimum. Untuk memperoleh rumah yang sehat ditentukan oleh tersedianya sarana sanitasi
perumahan. Sanitasi rumah adalah usaha kesehatan masyarakat yang menitikberatkan pada
pengawasan terhadap struktur fisik dimana orang menggunakannya untuk tempat tinggal
berlindung yang mempengaruhi derajat kesehatan manusia. Rumah juga merupakan salah satu
bangunan tempat tinggal yang harus memenuhi kriteria kenyamanan, keamanan dan kesehatan
guna mendukung penghuninya agar dapat bekerja dengan produktif.

Rumah Sehat adalah juga merupakan sebagai sarana atau tempat berlindung dan
bernaung serta tempat untuk beristirahat sehingga menumbuhkan kehidupan yang sempurna baik
fisik, rohani maupun sosial budaya.

Sehat, Depkes RI, 2007. Maka Secara umum rumah dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria
sebagai berikut :

 Dapat Memenuhi kebutuhan psikologis antara lain privacy yang cukup, komunikasi yang
sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah, adanya ruangan khusus untuk istirahat
(ruang tidur), bagi masing-maing penghuni;
 Dapat Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni rumah
dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga, bebas vektor
penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan, cukup sinar matahari pagi,
terlindungnya makanan dan minuman dari pencemaran, disamping pencahayaan dan
penghawaan yang cukup;
 Memenuhi kebutuhan fisiologis antara lain pencahayaan, penghawaan dan ruang gerak
yang cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu;
 Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul karena
pengaruh luar dan dalam rumah, antara lain persyaratan garis sempadan jalan, konstruksi
bangunan rumah, bahaya kebakaran dan kecelakaan di dalam rumah;

Rumah yang sehat harus dapat mencegah atau mengurangi resiko kecelakaanseperti terjatuh,
keracunan dan kebakaran (Winslow dan APHA). Beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam
kaitan dengan hal tersebut antara lain :

1) Membuat konstruksi rumah yang kokoh dan kuat;


2) Bahan rumah terbuat dari bahan tahan api;
3) Pertukaran udara dalam rumah baik sehingga terhindar dari bahaya racun dan gas;
4) Lantai terbuat dari bahan yang tidak licin sehingga bahaya jatuh dan kecelakaan mekanis
dapat dihindari;

Kriteria Rumah Sehat :

a) Ventilasi.
b) Pencahayaan
c) lantai
d) Suhu dan kelembaban udara
e) Atap dan langit-langit
f) Dll
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Selama pelaksanaan magang yang dilakukan di UPTD Puskesmas Samarinda Kota

yaitu selama 1 bulan, Mahasiswa menganalisa kondisi di UPTD Puskesmas Samarinda Kota,

sehingga menemukan beberapa masalah. Dengan melakukan identifikasi masalah, analisis

situasi, membuat prioritas masalah dan menentukan alternative pemecahan masalah, maka

dapat disimpulkan bahwa terdapat satu prioritas masalah dari masing-masing peminatan

yaitu:

1. Kesehatan Lingkungan dan Keselamatan Kerja (KLKK)

a. Dari 7.809 jumlah seluruh rumah yang terdaftar di puskesmas Samarinda Kota,

hanya 3.466 rumah yang memenuhi syarat rumah sehat yaitu memiliki ventilasi

udara,pencahayaan,lantai,atap dan langit-langit rumah serta pembuangan sampah

yang cukup (memenuhi syarat).sedangkan 4.343 rumah yang akses fasilitas sanitasi

jamban keluarga yang (tidak memenuhi syarat).

b. Hasil magang menunjukan bahwa seluruh Rumah yang ada di Wilayah puskesmas

Samarinda Kota belum sepenuhnya menerapkan pelaksanaan hygiene sanitasi Rumah

Sehat sehingga di lihat dari data profil kesling masih bnyak rumah yang tidak

memenuhi syarat.
B. Saran

1. Kesehatan Lingkungan dan Keselamatan Kerja (KLKK)

a. Meningkatkan sarana dan prasarana, serta koordinasi lintas program atau lintas sektor

dalam upaya kelancaran pelaksanaan program.

b. Perlu di tingkatkan sosialisasi tentang pentingnya rumah sehat yang memenuhi syarat.

Anda mungkin juga menyukai