Anda di halaman 1dari 34

SANITASI TEMPAT-TEMPAT

UMUM
TEMPAT UMUM

 adalah suatu tempat dimana orang


banyak
atau masyarakat umum berkumpul
untuk
melakukan kegiatan baik secara
sementara
(insidentil) maupun secara terus
menerus
(permanent), baik membayar maupun
Definisi TTU

 Suparlan (1977)
 Tempat-Tempat Umum (TTU) adalah suatu
tempat dimana umum (semua orang) dapat masuk
ke tempat tersebut untuk berkumpul mengadakan
kegiatan baik secara insidentil maupun terus
menerus
Kriteria suatu tempat
umum
 Diperuntukkan bagi masyarakat umum
 Harus ada gedung/tempat yang permanen
 Harus ada aktivitas (pengusaha, pegawai,
pengunjung)
 Harus ada fasilitas (SAB, WC, Urinoir, tempat
sampah, dll)
Sanitasi Tempat-Tempat
Umum
 Suatu usaha untuk mengawasi dan
mencegah kerugian akibat dari tidak
terawatnya tempat-tempat umum
tersebut yang mengakibatkan timbul dan
menularnya berbagai jenis penyakit
Definisi STTU

 WHO
 Usaha pencegahan/ pengendalian semua faktor
lingkungan fisik yang dapat memberikan
pengaruh terhadap manusia terutama yang
sifatnya merugikan/ berbahaya terhadap
perkembangan fisik , kesehatan dan
kelangsungan hidup manusia.
Usaha-usaha yang dilakukan
 Pengawasan dan pemeriksaan
 faktor lingkungan
 faktor manusia yg melakukan kegiatan pd TTU
 Penyuluhan terhadap masyarakat
 pengertian & kesadaran masyarakat terhadap
bahaya-bahaya yg timbul dari TTU.
Peran STTU dalam kesmas
Menjamin;
1. Kondisi fisik lingkungan TTU yang memenuhi syarat :
◦ Kualitas kesehatan
◦ Kualitas sanitasi

2. Psikologis bagi masyarakat


◦ Rasa keamanan (security) : bangunan yang kuat dan kokoh
sehingga tidak menimbulkan rasa takut bagi pengunjung.
◦ Kenyamanan (confortmity) : misalnya kesejukkan.
◦ Ketenangan (safety) : tidak adanya gangguan kebisingan,
keramaian kendaraan.
Sasaran khusus yang harus diberikan dalam pengawasan TTU meliputi

 Manusia sebagai pelaksana kegiatan


(kebersihan secara umum maupun personal
hygiene)
 Alat-alat kebersihan
 Tempat kegiatan
Dasar Hukum Pengawasan TTU
Pelaksanaan pengawasan TTU mengacu pada UU No. 23 Thn
1992 tentang Kesehatan;
 Psl 22 ayat 2;
kesehatan lingkungan dilaksanakan terhadap TTU , lingkungan
pemukiman, lingkungan kerja, angkutan umum dan lingkungan
lainnya.
 Psl 22 ayat 3;
kesehatan lingkungan meliputi penyehatan air, udara, pengamanan
limbah padat, limbah cair, limbah gas, radiasi dan kebisingan,
pengendalian vektor penyakit dan penyehatan atau pengamanan
lainnya.
Lanjutan
 Psl 22 ayat 4,
yang wajib menyelenggarakan lingkungan yg sehat al:
 Tempat yang dikelola secara komersial

 Memiliki resiko bahaya kesehatan yang tinggi

 Tempat pelayanan yang memiliki jumlah tenaga kerja tertentu

 Tempat yang mudah terjangkit penyakit

 Tempat yang intensites jumlah dan waktu kunjungan tinggi


Kenapa sanitasi di tempat-tempat
umum sangat diperlukan ?
 Adanya kumpulan manusia yang berhubungan
langsung dengan lingkungan
 Kurangnya pengertian dari masyarakat mengenai
masalah kesehatan
 Kurangnya fasilitas sanitasi yang baik
 Adanya kemungkinan besar terjadinya penularan
penyakit
 Adanya kemungkinan terjadinya kecelakaan
 Adanya tuntutan physical dan mental confort
ASPEK PENTING PENYELENGGARAAN
STTU
 Aspek teknis /hukum (persyaratan H dan S),
Peraturan dan perundang-undangan sanitasi
 Aspek sosial, yang meliputi pengetahuan
tentang : kebiasaan hidup, adat istiadat,
kebudayaan, keadaan ekonomi, kepercayaan,
komunikasi, dll
 Aspek administrasi dan management, yang
meliputi penguasaan pengetahuan tentang cara
pengelolaan STTU yang meliputi : Man, Money,
Method, Material dan Machine
HAMBATAN PELAKSANAAN STTU

PENGUSAHA

1. Belum adanya pengertian dari para pengusaha mengenai


peraturan per undang-undangan yang menyangkut usaha STTU
dan kaitannya dengan usaha kesehatan masyarakat
2. Belum mengetahui/kesadaran mengenai pentingnya usaha
STTU untuk menghindari terjadinya kecelakaan atau penularan
penyakit
3. Adanya sikap keberatan dari pengusaha untuk memenuhi
persyaratan-persyaratan karena memerlukan biaya ekstra
4. Adanya sikap apatis dari masyarakat tenang adanya
peraturan/persyaratan dari STTU
PEMERINTAH

1. Belum semua peralatan dimiliki oleh tenaga


pengawas pada tingkat II dan kecamatan
2. Masih terbatasnya pengetahan petugas dalam
melaksanakan pengawasan
3. Masih minimnya dana yang dialokasikan untuk
pengawasan STTU
4. Belum semua kecamatan /tingkat II memiliki saran
transportasi untuk melakukan kegiatan pengawasan
JENIS-JENIS TEMPAT UMUM YANG
MEMERLUKAN PENGAWASAN

1. Hotel
2. Restourant
3. Kolam renang
4. Pasar
5. Bioskop
6. tempat-tempat rekreasi
7. tempat-tempat ibadah
8. pertokoan
9. Pemangkas rambut
10.Salon
11.Stasiun kereta api atau bus
12.Rumah Sakit (Pusat pelayanan kesehatan)
SOP Pemeriksaan Tempat-Tempat Umum

Pengertian
 Pengawasan sanitasi Tempat-Tempat Umum adalah
kegiatan pengawasan terhadap tempat- tempat
umum agar tercipta kondisi tempat-tempat umum
yang memenuhi syarat kesehatan, bebas dari faktor
resiko penyakit & kecelakaan terhadap masyarakat
di dalam tempat-tempat umum maupun terhadap
masyarakat di sekitar/diluar tempat-tempat umum
tersebut.
Tujuan

 Sebagai acuan bagi petugas dalam melakukan


pengawasan & pembinaan terhadap masyarakat
dan pengelola tempat-tempat umum, sehingga
tercipta kondisi tempat-tempat umum yang
memenuhi syarat kesehatan lingkungan dan
memantau keadaan sanitasi tempat-tempat umum
secara berkala dalam membangun sanitasi sesuai
dengan standar sanitasi yang telah di tetapkan agar
terciptanya kebersihan lingkungan.
Langkah-langkah Pengawasan

 Identifikasi masalah (problem identification)


 Pemeriksaan H & S TTU (sanitary inspection)
 Follow Up
 Evaluasi
 Pencatatan dan pelaporan
Prosedur
 Sanitarian menyiapkan alat dan bahan
pemeriksaan
 Sanitarian melaporkan nama petugas yang
akan melaksanakan kegiatan kepada kasubag
Tata Usaha agar di buatkan surat tugasnya
 Kasubag Tata Usaha membuat surat tugas
kegiatan pengawasan sanitasi Tempat-Tempat
Umum.
Prosedur
lanjutan
 Sanitarian membawa surat tugas kegiatan.
 Sanitarian dan lintas program mendatangi
tempat-tempat umum
 Sanitarian meminta izin kepada pemilik/
pengelola tempat-tempat umum
 Sanitarian melakukan pengawasan sanitasi
sesuai dengan checkk list formulir pemeriksaan
Prosedur
Lanjutan
 Sanitarian dan pembina wilayah setempat (PWS)
memaparkan hasil pemeriksaan kepada pemilik/
pengelola tempat-tempat umum.
 Sanitarian dan petugas promosi kesehatan memberikan
penyuluhan tentang masalah kesehatan lingkungan
yang ada pada tempat-tempat umum kepada pemilik/
pengelola  tempat-tempat umum (bila perlu).
 Sanitarian melaporkan hasil rekapan kepada koordinator
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL).
Prosedur
lanjutan
 Koordinator P2PL melaporkan hasil rekapan
kepada Kepala Puskesmas.
 Kepala Puskesmas, Koordinator P2PL dan
Sanitarian mengevaluasi hasil rekapan,Kepala
Puskesmas, Koordinator P2PL, dan Sanitarian
membuat rencana tinddak lanjut.
Unit Terkait
1. Kepala Puskesmas,
2.  Koordinator P2PL,
3.  Kasubag Tata Usaha,
4.  Pembina Wilayah Setempat
5.  Petugas Promosi Kesehatan
 
Alat Dan Bahan
1. Alat tulis,
2.   Formulir Pemeriksaan Tempat-Tempat Umum,
3.   Sanitarian Kit.
Contoh INSPEKSI SANITASI MASJID
 Masjid adalah suatu tempat termasuk fasilitasnya, dimana umum
pada waktu-waktu tertentu berkumpul untuk melakukan ibadah
keagamaan Islam.
 Dalam upaya penyehatan tempat-tempat umum, diperlukan
persyaratan sanitasi yang digunakan sebagai tolak ukur kualitas dari
pengelolaan tempat umum tersebut.
 Berikut ini adalah persyaratan sanitasi dari masjid diantaranya
adalah:
1. Letak
Tidak terletak pada daerah banjir, sesuai dengan rencana tata kota
lanjutan
2. Persyaratan Bagian Luar
 Halaman
Bersih, tidak terdapat sampah berserakan dan genangan air

 Tempat sampah :
Tersedia tempat sampah yang bertutup rapat, kedap air, dan mudah
dibersihkan, mudah diangkat, jumlah dan kapasitasnya disesuaikan dengan
kebutuhan.

 Pembuangan air limbah/kotor


Air mengalir dengan lancar, saluran bersambung dengan saluran pembuangan
air kotor umum, kedap air.
Bila tidak ada saluran air kotor umum, air limbah ditampung pada sarana
penampungan yang dibuat sendiri dan tertutup.
lanjutan
 Penyediaan air bersih
Kualitas harus memenuhi persyaratan air bersih dan tersedia setiap
saat diperlukan.
Air Wudhu keluar melalui kran-kran khusus.
 Jamban dan peturasan
Tersedia jamban dan peturasan (urinoir) yang saniter minimal satu
buah yg dilengkapi dengan air untuk penggelontor.
 Ruang untuk mengambil air wudhu harus terpisah dari jamban atau
peturasan dan ruang mesjid.
lanjutan
3. Persyaratan Bagian Dalam
 Lantai, dinding, dan langit-langit bersih
 Alas sembahyang
Bersih dan bebas dari kutu busuk
Sepanjang bagian depan tiap sap dipasang kain putih yang
bersih dengan lebar 30 cm yang dipergunakan untuk tempat
sujud.
 Lantai mudah dibersihkan dan tidak lembab
4. Ventilasi
 Lubang ventilasi harus disesuaikan dengan jumlah pengunjung
terbanyak, bila mungkin dilengkapi dengan ventilasi mekanis.
lanjutan
5. Pencahayaan
 Cukup terang
 Tidak menyilaukan
6. Tempat sandal dan sepatu
 Tersedia tempat sandal dan sepatu yang khusus.
SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai