Anda di halaman 1dari 36

KELOMPOK 11

Kajian Kasus Kecelakaan Dan Penyakit Akibat


Kerja Berdasarkan Sektor Pekerjaan (Rumah
Sakit, Konstruksi, Kelautan, & Pertanian)

Dosen Pengampu:

- dr. M. Furqaan Naiem, M.Sc., PhD

- dr. Makmur Selomo, M.S

- dr. M. Rio Andita


Anggota:
Muh. Agung Syafwan S (4518111035)
Mardewiyanti (4518111036)
Suci Anugrah Idsam (4518111037)
Outline
01 Latar Belakang
02 Pengertian
pekerjaan
PAK dan KAK berdasarkan sektor

03 Mekanisme pajanan
04 Teknik-teknik pencegahan KAK dan PAK
Sasaran Pembelajaran

1. Mampu menjelaskan Pengertian PAK dan KAK


berdasarkan sektor pekerjaan
2. Mampu menjelaskan Mekanisme pajanan
3. Mampu menjelaskan Teknik-teknik pencegahan KAK dan
PAK
01 Latar Belakang
Menurut Organisasi Perburuhan Internarional (ILO), sebanyak 2,78 juta pekerja
meninggal dunia setiap tahunnya karena kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja. Dari angka itu sekitar 2,4 jt kematian yang terjadi kebanyakan disebabkan
oleh penyakit akibat kerja dan 380.000 ribu kematian muncul disebabkan
karena kecelakaan kerja. Selain itu dampak dari penyakit akibat kerja dan
kecelakaan kerja dapat menyebabkan kerugian baik bagi pekerja/manusia,
properti, proses, lingkungan dan kualitasnya. Sehingga perlu adanya pengkajian
kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja terutama di sektor-sektor pekerjaan yang
memiliki risiko KAK maupun PAK tinggi seperti Rumah Sakit, Kelautan,
Pertanian dan Konstruksi.
Pengertian PAK dan KAK
Berdasarkan Sektor
Pekerjaan 02
Penyakit Akibat Kerja :

Penyakit akibat kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh


pekerjaan, alat kerja, bahan, proses maupun lingkungan kerja.
Dengan demikian, penyakit akibat kerja merupakan penyakit yang
artifisual atau man made disease. Sejalan dengan hal tersebut
terdapat pendapat lain yang menyatakan bahwa Penyakit Akibat
Kerja (PAK) ialah gangguan kesehatan baik jasmani maupun rohani
yang ditimbulkan ataupun diperparah karena aktivitas kerja atau
kondisi yang berhubungan dengan pekerjaan.( Hebbie Ilma Adzim,
2013)

Sumber:
http://staffnew.uny.ac.id/upload/131572389/pendidikan/materi-
ajar-k3-ft-uny-20152-kecelakaan-akibat-kerja-dan-penyakit-
akibat-kerjabadraningsih-l.pdf
Kecelakaan Akibat Kerja :
Kecelakaan kerja menurut Suma’mur dalam Dauly (2010)
adalah kejadian yang tak terduga dan tidak diharapkan dimana dalam
peristiwa tersebut tidak terdapat unsur kesengajaan, terlebih lagi
dalam bentuk perencanaan. Sedangkan menurut Alrasyid (2011),
kecelakaan akibat kerja adalah suatu peristiwa yang tidak terduga,
tidak terencana dan menimbulkan kerugian baik jiwa maupun
hartayang disebabkan oleh pekerjaan atau pada waktu melaksanakan
pekerjaan yaitu ketika pulang dan pergi ke tempat kerja melalui rute
yang biasa dilewati.

Sumber: https://media.neliti.com/media/publications/143236-ID-
solusi-pencegahan-kecelakaan-kerja-dalam.pdf
Rumah Sakit
Bekerja di rumah sakit dapat menimbulkan risiko tertular penyakit dari
pasien. Potensi bahaya di RS, selain penyakitpenyakit infeksi juga ada
potensi bahayabahaya lain yang mempengaruhi situasi dan kondisi di RS,
yaitu kecelakaan (peledakan, kebakaran, kecelakaan yang berhubungan
dengan instalasi listrik, dan sumber-sumber cidera lainnya), radiasi, bahan-
bahan kimia yang berbahaya, gas-gas anastesi, gangguan psikososial dan
ergonomi.Semua potensi bahaya tersebut diatas, jelas mengancam jiwa dan
kehidupan bagi para karyawan di RS, para pasien maupun para pengunjung
yang ada di lingkungan RS (Teguh, 2008).
Konstruksi
Industri konstruksi merupakan salah satu sektor industri yang
memiliki risiko kecelakaan kerja yang cukup tinggi, hal ini dikaitkan
dengan karakteristik proyek konstruksi yang bersifat unik, lokasi
kerja yang berbeda-beda, terbuka dan dipengaruhi cuaca, waktu
pelaksanaan yang terbatas, dinamis dan menuntut ketahanan fisik
yang tinggi, serta banyak menggunakan tenaga kerja yang tidak
terlatih.
Kelautan
Nelayan adalah sebuah pekerjaan diatas permukaan perairan
laut, payau dan perairan tawar dengan melakukan kegiatan antara
lain penangkapan ikan, dimana nelayan penangkap ikan berisiko
tinggi untuk mengalami Kecelakaan Akibat Kerja ataupun Penyakit
Akibat Kerja.1,2,3,4,5,6 Para pakar Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) dunia mulai memfokuskan upaya peningkatan kinerja
dengan program perubahan perilaku K3 yang akhirnya bisa
meningkatkan budaya K3 agar tingkat insiden bisa menurun.
Pertanian
Pertanian mengandung/menimbulkan seluruh spektrum
keselamatan kerja dan risiko bahaya kesehatan. Pestisida dapat
menyebabkan keracunan atau penyakit yang serius. Mesin- mesin
dan alat-alat berat yang digunakan untuk pertanian merupakan
sumber bahaya yang dapat menyebabkan cedera dan kecelakaan
kerja yang berakibat fatal. Debu binatang dan tumbuhan hasil bumi
dapat mengakibatkan alergi dan penyakit pernafasan.

Sumber: https://www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/@asia/@ro-bangkok/@ilo-
jakarta/documents/publication/wcms_120561.pdf
Mekanisme
03 Pajanan
• Rumah Sakit :
Kemungkinan petugas rumah sakit pada gangguan kesehatan serta
kecelakaan kerja biasanya dikarenakan oleh perilaku petugas dalam
kepatuhan melakukan tiap-tiap mekanisme pada kewaspadaan
1. Perawat
2. Dokter
3. Dokter Gigi
4. Petugas Gizi
5. Petugas Farmasi
6. Petugas Laboratorium
7. Petugas Radiologi
8. Petugas Laundry Rumah Sakit
9. Office Boy/Office Girl
Sumber:https://www.safetyshoe.com/penyakit-penyakit-akibat-
kerja-di-rumah-sakit/
• Konstruksi

Sumber : https://www.a2k4dkijakarta.com/wp-content/uploads/2018/12/8
mdl-8-k3-pekerjaan-konstruksi-m3.pdf
• Pertanian

Penggunaan mesin-mesin dan alat-alat berat seperti traktor, mesin permanen,


alat tanam dan sebagainya di sektor pertanian merupakan sumber bahaya yang
dapat mengakibatkan cedera dan kecelakaan kerja yang fatal. Selain itu,
penggunaan pestisida dapat menyebabkan keracunan atau penyakit yang serius,
serta debu, binatang dan tumbuhan yang mengakibatkan alergi dan penyakit
pernafasan. Faktor lain yang memicu terjadinya kecelakaan kerjadi bidang
pertanian adalah terbatasnya waktu yang tersedia untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan yang diakibatkan oleh batasan iklim sehingga petani cenderung bekerja
terburu-buru tanpa memperhatikan keselamatan dirinya (Haerani, 2010).
Penyakit Akibat Kerja Sektor Pertanian

Penyakit akibat kerja (PAK) adalah penyakit atau gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh
pekerjaan atau lingkungan kerjanya, dan diperoleh pada waktu melakukan pekerjaan dan
masyarakat umum biasanya tidak akan terkena. Berat-ringannya penyakit dan kondisi cacat
tergantung dari jenis dan tingkat sakit (Depkes RI, 2008). Terdapat beberapa penyebab PAK yang
umum terjadi ditempat kerja :
1.Golongan Fisik: bising, radiasi, suhu ekstrem, tekanan udara, vibrasi dan penerangan.
2.Golongan Kimiawi: semua bahan kimia dalam bentuk debu, uap, gas,larutan dan kabut.
3.Golongan Biologik: bakteri, virus, jamur dan lain-lain.
4.Golongan Fisiologik/Ergonomik: desain tempat kerja dan beban tempat kerja.
5.Golongan Psikososial: stress psikis, tuntutan pekerjaan dan lain-lain.
• Kelautan
Masalah Kesehatan yang disebabkan oleh pajanan berbahaya di tempat kerja sering terjadi
diakibatkan karena tindakan yang tidak aman dan kondisi kerja yang tidak aman. Orang
yang mendapatkan kecelakaan luka luka sering disebabkan oleh orang lain atau karena
tindakannya sendiri yang tidak menunjang keamanan. Tindakan tidak aman dari manusia
itu misalnya melaksanakan pekerjaan tanpa wewenang atau yang berwenang gagal
mengamankan atau memperingati seseorang, atau menjalankan alat/mesin dengan
kecepatan diluar batas aman. Keadaan tidak aman itu misalnya peralatan pengamanan
yang tidak memenuhi syarat, bahan/peralatan yang rusak atau tidak dapat dipakai, keadaan
udara beracun: gas, debu, uap.
Para tenaga kerja atau karyawan dihadapkan pada bahan kimia, bahan-bahan tersebut
dapat menyebabkan dermatitis kontak, dan bila tertelan atau terhirup dapat terjadi
intoksikasi yang membahayakan.
Kondisi Pekerjaan di sektor Kelautan
-Nahkoda :
bertanggung jawab ketika membawa sebuah kapal dalam pelayaran, baik itu dari
pelabuhan satu menuju ke pelabuhan lainnya dengan selamat. Tanggung jawab itu
meliputi keselamatan seluruh penumpang atau barang yang ada dalam kapal.
-Nelayan :
Profesi sebagai nelayan dan pekerja di sektor perikanan memiliki risiko tinggi dalam
kegiatannya. Seringkali cuaca dan gelombang berubah ketika sedang melaut.
Penyakit Akibat Kerja Sektor Kelautan Bagi Penyelam
-Barotrauma : disebabkan pengaruh perubahan tekanan udara di tubuh akibat
perubahan kedalaman yang sangat cepat . Ini diakibatkan kegagalan tubuh
menyesuaikan tekanan udarah atau gas yang terdapat pada rongga-rongga udara didalam
tubuh penyelam dengan tekanan absolut yang dialami penyelam.

-Dekompresi: Penyakit Dekompresi (PD) merupakan kelainan yang disebabkan oleh


pelepasan dan pengembangan gelembung-gelembung udara dari fase larut dalam darah atau
jaringan akibat penurunan tekanan sekitar.
Teknik-teknik pencegahan
PAK dan KAK 04
Pencegahan PAK :
Berikut ini beberapa tips dalam mencegah penyakit kerja, diantaranya:
a. Memakai alat pelindung diri secara benar dan teratur
b. Mengenali resiko pekerjaan dan cegah supayah tidak terjadi lebih
lanjut
c. Segara akses tempat kesehatan terdekat apabila terjadi luka yang
berkelanjutan

Sumber:http://staffnew.uny.ac.id/upload/131572389/pendidika
n/materi-ajar-k3-ft-uny-20152-kecelakaan-akibat-kerja-dan-
penyakit-akibat-kerjabadraningsih-l.pdf
Selain itu terdapat pula beberapa pencegahan lain yang dapat
ditempuh seperti berikut ini:
a. Pencegahan Pimer – Healt Promotion
1. Perilaku kesehatan
2. Faktor bahaya di tempat kerja
3. Perilaku kerja yang baik
4. Olahraga
5. Gizi
b. Pencegahan Skunder – Specifict Protection
6. Pengendalian melalui perundang-undangan
7. Pengendalian administratif/organisasi: rotasi/pembatas jam kerja
8. Pengendalian teknis: subtitusi, isolasi, alat pelindung diri (APD)
9. Pengendalian jalur kesehatan imunisasi
c. Pencegahan Tersier
1. Pemeriksaan kesehatan pra-kerja
2. Pemeriksaan kesehatan berkala
3. Pemeriksaan lingkungan secara berkala
4. Surveilans
5. Pengobatan segera bila ditemukan gangguan pada pekerja
6. Pengendalian segera ditempat kerja

sumber:http://staffnew.uny.ac.id/upload/131572389/pendidikan/materi-ajar
k3-ft-uny-20152-kecelakaan-akibat-kerja-dan-penyakit-akibat
kerjabadraningsih-l.pd
Pencegahan KAK :
Pencegahan kecelakaan kerja dapat dilakukan dengan cara:
1. Pengamatan resiko bahaya di tempat kerja,
2. Pelaksanaan SOP secara benar di tempat kerja,
3. Pengendalian faktor bahaya di tempat kerja,
4. Peningkatan pengetahuan tenaga kerja terhadap keselamatan kerja
dan
5. Pemasangan peringatan bahaya kecelakaan di tempat kerja.
• Judul Kajian Jurnal: Keselamatan
Kasus Dalam Negeri Kerja di Area Pelabuhan Perikanan
Nusantara Palabuhanratu,
Sukabumi, Jawa Barat
• Identitas Jurnal:Jurnal Akuatika
Indonesia Vol 3 No. 1/ Maret 2018
(42-53). ISSN : 2528-052x
• Lokasi: Pelabuhan Perikanan
Nusantara Palabuhanratu,
Sukabumi, Jawa Barat
• Waktu Kasus: 1 Oktober –
Desember 2015
• Tujuan: mengidentifikasi area kerja
beserta fasilitas pelabuhan yang
menunjang keselamatan kerja dan
mengidentifikasi pengelolaan
keselamatan kerja di area PPN
Palabuhanratu Sukabumi Jawa
Barat.
• Jenis Penelitian: Penelitian ini bersifat deskriptif (descriptive reasearch)
• Teknik Pengambilan data: data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan
data sekunder.
• Hasil Penelitian:

- Fasilitas yang ada di pelabuhan untuk menunjang keselamatan kerja sudah memenuhi sebesar 69%
standar yang berlaku sesuai dengan peraturan pemerintah nomor 20/PERMEN-KP/2014 dan
peraturan yang sudah ada untuk menyesuaikan SOP yang berlaku.
- Pihak pelabuhan selaku pengelola PPN Palabuhanratu yang mengacu pada peraturan pemerintah
nomor KEP.10/MEN/2009 tentang pembagian wilayah kerja dan wilayah operasional daratan dan
perairan dengan dibantu instansi yang lainnya.
- Pihak pelabuhan sedikit demi sedikit sudah berupaya meningkatkan keselamatan masyarakat dan
nelayan.

• Solusi atas kasus : Adanya sosialisasi yang diberikan pihak pelabuhan dan pihak polair telah
memenuhi standar yang berlaku namun perlu adanya sosialisasi tambahan ke nelayan-nelayan dan
masyarakat yang ada di wilayah PPN Palabuhanratu yang tidak kurang akti
• Judul Kajian Jurnal: Occupational
Kasus Luar Negeri Safety and Health Culture
Implementation in Emergency
Department, Operating Room, and
intensive Care Unit Nurses at
Hospital X
• Identitas Jurnal: ICOHS 2017
• Lokasi: Waktu Kasus: Juli 2017
• Tujuan: memberikan gambaran
tentang penerapan budaya K3 pada
perawat di IGD, ruang operasi, dan
unit perawatan intensif (ICU) di
Rumah Sakit X.
• Jenis Penelitian: penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional
• Teknik Pengambilan data: data yang dikumpulkan dalam penelitian ini dari hasil kuesioner dan
wawancara
• Hasil Penelitian:

- Enam belas responden berpartisipasi dalam penelitian ini, termasuk 7 perawat darurat, 4 perawat
ruang operasi, dan 5 perawat ICU
- Sebagian besar perawat yang menjawab adalah perempuan (56,2%), dan mayoritas responden
memiliki tingkat pendidikan Diploma 3 (14 responden, 87,5%).
- rata-rata usia perawat adalah 33,56 tahun, dengan lama kerja di IGD, ruang operasi, dan ICU 8,56
tahun
- tidak semua perawat UGD, ruang operasi, dan ICU di Rumah Sakit X menerapkan budaya K3
dengan baik. Hal ini terlihat dari hasil statistik yang menunjukkan bahwa hanya 43,8 persen
perawat yang menerapkan budaya K3 dengan baik.
• Solusi atas kasus : diperlukan komitmen bersama yang melibatkan manajemen, tenaga kerja,
dan lingkungan kerja yang terintegrasi untuk mengimplementasikan budaya K3 dengan lebih baik.
Hal ini akan mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja, serta membantu
menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, efisien, dan produktif.
Kesimpulan

Penyakit Akibat Kerja (PAK) ialah gangguan kesehatan baik jasmani maupun rohani yang
ditimbulkan ataupun diperparah karena aktivitas kerja atau kondisi yang berhubungan dengan
pekerjaan sedangkan Kecelakaan Akibat Kerja (KAK) suatu peristiwa yang tidak terduga, tidak
terencana dan menimbulkan kerugian baik jiwa maupun harta yang disebabkan oleh pekerjaan
atau pada waktu melaksanakan pekerjaan yang juga dapat terjadi di sektor-sector pekerjaan.
Sektor pekerjaan Rumah sakit, Konstruksi, Pertanian dan Kelautan memiliki risiko terjadi PAK
dan KAK yang cukup tinggi. Oleh sebab itu, dengan mengetahui serta mengenal mekanisme
pajanan serta teknik pencegahannya diharapkan risiko terjadinya PAK dan KAK berkurang dan
pekerja dapat lebih berhati-hati dalam melaksanakan tugasnya.
Daftar Pustaka
• Asosiasi Ahli Keselamatan dan Kesehatan Konstruksi Indonesia (A2K4 Indonesia).2018.K3 Pekerjaan Konstruksi, Modul 8.
Published online 2018. link: https://www.a2k4dkijakarta.com/wp-content/uploads/2018/12/8-mdl-8-k3-pekerjaan-konstruksi-
m3.pdf
• Asriani, Ayu. Purwangka, Fis. Imron, Mohammad.2018.Keselamatan Kerja di Area Pelabuhan Perikanan Nusantara
Palabuhanratu, Sukabumi, Jawa Barat. Published online 2018.
• Badraningsih L ZE. Kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Environ Pollut. 2007;12:120-128.
• Messah YA, Bella RA, Lolo TAS. Solusi Pencegahan Kecelakaan Kerja Dalam Pelaksanaan Konstruksi Gedung di Kota Kupang. J
Tek Sipil. 2015;IV(2):147-158.
• Markkanen P. Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Indonesia. Ilo. Published online 2004:1-53.
• Rahman I, Mallapiang F, Fachrin SA, Abbas SHH. Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( K3 ) Sebelum Melaut pada Nelayan
Penangkap Ikan di Kelurahan Lappa Kecematan Sinjai Utara Article history : Public Health Faculty Received in revised form 08
January 2019 Universitas Muslim Indonesia Accepted 14 January 2. J Kesehat. 2019;2(1):54-64.
• Sulasih, Rianita Mutifasari.Hikmat, Doni Ramadha.2017.Occupational Safety and health Culture Implementation in Emergency
Department, Operation Room, and Intensive Care Unit Nurses at Hospital X. Published online 2021. Doi
10.18502/kls.v4i5.2589
• Wicaksana A. Penyakit Akibat Kerja di Rumah Sakit dan Pencegahannya. Published online 2015.
TERIMA KASIH
Pertanyaan :

kelompok 1:

kelompok 2:

kelompok 3:

kelompok 4:

kelompok 5:
kelompok 6:

kelompok 7:

kelompok 8:

kelompok 9:

kelompok 10:
kelompok 12:

kelompok 13:

kelompok 14:

kelompok 15:
Alternative resources

Anda mungkin juga menyukai