DOSEN PENGAMPU :
DISUSUN OLEH :
Kelompok C
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PRODI DIV KESEHATAN LINGKUNGAN SURABAYA
TAHUN 2016
Nama Anggota :
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan industri yang pesat dewasa ini tidak lain karena penerapan
kemajuan teknologi oleh manusia untuk mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik,
namum di sisi lain dapat menimbulkan dampak yang justru merugikan kelangsungan
hidup manusia. Dampak tersebut harus dicegah karena keseimbangan lingkungan
dapat terganggu oleh kegiatan industri dan teknologi tersebut. Jika keseimbangan
lingkungan terganggu maka kualitas lingkungan juga berubah. Padahal kenyamanan
hidup banyak ditentukan oleh daya dukung alam atau kualitas lingkungan yang
mendukung kelangsungan hidup manusia. (Tutut, 2012)
Buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun
domestic atau rumah tangga disebut limbah. Dimana masyarakat bermukim, disanalah
berbagai jenis limbah akan dihasilkan. Ada sampah, ada air kakus atau biasa
disebut black water, dan ada air buangan dari berbagai aktivitas domestik lainnya
disebut juga grey water. Limbah, sampah, dan kotoran yang berasal dari rumah
tangga, perusahaan, dan kendaraan merupakan masalah serius yang perlu diperhatikan
untuk menciptakan kesehatan lingkungan. Pembuangan sampah rumah tangga
dibiasakan pada tempat sampah, karena itu tempat sampah seharusnya selalu tersedia
di lingkungan rumah tempat tinggal sesuai dengan jenisnya, sampah basah
atau garbage, sampah kering atau rubbish, dan sisa-sisa industry atau industrial
waste. Selain itu, kebiasaan meludah, buang air kecil dan besar, air limbah juga harus
dikelola dengan baik agar tidak mengganggu kesehatan lingkungan. Sampah yang
tidak dikelola dengan baik dapat menjadi sarang hewan penyebar penyakit dan bau
yang tidak sedap. (Rufaidah, et.al , 2012)
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pengertian proses pengolahan awal pada limbah cair?
2. Apa saja proses dari pengolahan awal pada limbah cair?
3. Apa saja macam- macam dari unit pengolahan awal pada limbah cair ?
C. Tujuan
1. Mahasiswa dapat memahami pengertian dan proses pengolahan awal pada limbah
cair
2. Mahasiswa dapat memahami proses dari pengolahan awal pada limbah cair
3. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami unit-unit pengolahan awal pada
limbah cair
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 101 tahun 2014, limbah adalah sisa suatu
usaha dan/atau kegiatan. Berdasarkan dari wujud limbah yang dihasilkan, limbah
dibagi menjadi tiga yaitu limbah padat, limbah cair dan gas dengan penjelasan sebagai
berikut:
1. Limbah padat adalah limbah yang berwujud padat. Limbah padat bersifat kering,
tidak dapat berpindah kecuali ada yang memindahkannya. Limbah padat ini
misalnya, sisa makanan, sayuran, potongan kayu, sobekan kertas, sampah, plastik,
dan logam
2. Limbah cair adalah limbah yang berwujud cair. Limbah cair terlarut dalam air,
selalu berpindah, dan tidak pernah diam. Contoh limbah cair adalah air bekas
mencuci pakaian, air bekas pencelupan warna pakaian, dan sebagainya.
3. Limbah gas adalah limbah zat (zat buangan) yang berwujud gas. Limbah gas dapa
dilihat dalam bentuk asap. Limbah gas selalu bergerak sehingga penyebarannya
sangat luas. Contoh limbah gas adalah gas pembuangan kendaraan bermotor.
Pembuatan bahan bakar minyakjuga menghasilkan gas buangan yang berbahaya
bagi lingkungan.
Air limbah atau air buangan adalah sisa air yang dibuang yang berasal dari
rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum lainnya, dan pada umumnya
mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan bagi kesehatan
manusia serta menggangu lingkungan hidup. Sumber lain mengatakan bahwa air
limbah adalah kombinasi dari cairan dan sampah cair yang berasal dari daerah
pemukiman, perdagangan, perkantoran dan industri, yang bercampur dengan air
tanah, air permukaan dan air hujan. Berdasrkan pengertian diatas dapat disimpulkan
bahwa air limbah adalah air yang tersisa dari kegiatan manusia, baik kegiatan rumah
tangga maupun kegiatan lain seperti industri, perhotelan dan sebagainya. (Ratna
Dewi, 2009)
Diantara dampak kegiatan yang sangat berpengaruh pada kualitas lingkungan
adalah dihasilkannya limbah pada berbagai kegiatan diatas. Beberapa pengertian air
limbah menurut beberapa pendapat antara lain:
1. Menurut Azwar (1989), air limbah adalah air yang tidak bersih dan
mengandung berbagai zat yang membahayakan kehidupan manusia atau
hewan serta tumbuhan, merupakan kegiatan manusia seperti, limbah industri
dan limbah rumah tangga.
2. Sedangkan menurut Notoatmodjo (2003), air limbah atau air buangan adalah
sisa air yang dibuang yang berasal dari rumah tangga, industri maupun tempat-
tempat umum lainnya, dan pada umumnya mengandung bahan-bahan atau zat-
zat yang dapat membahayakan bagi kesehatan manusia serta mengganggu
lingkungan hidup.
Keuntungannya :
1. Grease Trap
Grease trap merupakan sebuah unit yang didesain untuk
menghilangkan grease (minyak) dan fat (lemak) dari limbah dapur. Air limbah
yang telah diolah menggunakan unit pengolahan yang didesain dan dirawat
secara baik tidak boleh menyebabkan clogging (penyumbatan) pada pipa dan
juga tidak boleh membahayakan kehidupan mikroorganisme dan bakteri yang
hidup mengendap dalam tangki septik (Salvato, 1982 dalam Regal 2013).
Minyak/lemak merupakan salah satu kendala dalam pengolahan air
limbah, sebab minyak/lemak pada saat panas menjadi cair sedangkan apabila
berada di daerah dingin akan melekat pada dinding saluran. Minyak/lemak
yang melekat pada saluran air limbah dapat menyumbat pipa pengolahan yang
kemudian menimbulkan clogging. Untuk menghadapi kesulitan terhadap
adanya minyak/lemak di dalam air limbah, maka perlu adanya bangunan
penangkap minyak/lemak sebelum air limbah dibuang ke dalam saluran air
limbah. Perusahaan yang banyak menghasilkan lemak, antara lain rumah
makan, pemotongan hewan, pompa bensin serta bengkel mobil. Untuk lebih
jelasnya maka berikut ini adalah potongan melintang bak penangkap lemak
yang dimaksud.
Pada bak penampang lemak di atas terlihat bahwa bak dibagi menjadi
tiga bagian, yaitu bak I, bak II dan bak III dimana satu sama lain dihubungkan
oleh pipa yang diletakkan secara berurutan dengan ketentuan bahwa letak pipa
pengeluaran pada bak berikutnya selalu lebih rendah dari pipa sebelumnya.
Air limbah masuk dari sumber asalnya ke bak I, pada bak ini akan mengalami
pengapungan karena sifat lemak itu sendiri, sedangkan pada bagian bawah
adalah cairan limbah itu sendiri. Karena air limbah Keluar dari bagian bawah,
maka lemak yang mengapung tidak akan ikut mengalir sehingga lemak akan
tertinggal pada bak I. Untuk mengambil lemak dari bak I dilakukan secara
manual/diambil dengan serok. Apabila masih terdapat sisa lemak yang bisa
lolos ke bak II, maka pada bak ini akan mengalami proses yang sama seperti
mereka berada pada bak I. Demikian seterusnya, mereka sampai pada bak III
diharapkan lemak sudah tidak tersisa lagi pada bak-bak tersebut.
Pada akhirnya air limbah yang keluar dari bak penangkap air limbah
sudah terbebas dari zat pencemar lemak dan dapat langsung dibuang ke
saluran pembawa air limbah (Sugiharto, 1987 dalam Regal,2013).
2. Netralisasi
Netralisasi air limbah yang bersifat asam dapat dilakukan dengan
penambahan Ca(OH)2 (slake lime) atau NaOH (Natrium hidroksida);
sedangkan netralisasi air limbah yang bersifat basa dapat dilakukan
penambahan H2SO4 (asam sulfat), HCL (asam klorida), HNO3 (asam nitrat),
H3PO4 (asam fosforat), atau CO2 yang bersumber dari flue gas.
Netralisasi dengan filtrasi biasanya hanya digunakan untuk kapasitas IPAL
yang kecil dan harus dilakukan secara perlahan-lahan. System netralisasi ini
akan menghasilkan lumpur dalam jumlah sedikit. System ini tidak dapat
digunakan untuk air limbah yang mengandung kadar sulfat tinggi karena
adanya pembentukan gypsum (CaSo4) pada permukaan batu kapur.
Netralisasi dapat dilakukan dnegan dua system, yaitu bacth atau
continue, tergantung pada aliran air limbah. Netralisasi system bacth biasanya
digunakan jika aliran sedikit dan kualitas air buangan cukup tinggi. Netralisasi
system continue digunakan jika laju aliran besar sehingga perlu dilengkapi
dengan alat control otomatis.
Kemungkinan untuk menetralkan air limbah dari beberapa aliran
sangat tergantung pada proses produksi di dalam pabrik. Netralisasi air limbah
dari beberapa aliran biasanya dilakukan juga pada air hasil regenerasi ion
exchanger. (Sakti Siregar, 2009)
3. Equalisasi
Equalisasi bukan merupakan suatu proses pengolahan tetapi
merupakan suatu cara / teknik untuk meningkatkan efektivitas dari proses
pengolahan selanjutnya. Keluaran dari bak equalisasi adalah adalah parameter
operasional bagi unit pengolahan selanjutnya seperti flow, level/derajat
kandungan polutan, temperatur, padatan, dan sebagainya.
Kegunaan dari equalisasi adalah :
1) Membagi dan meratakan volume pasokan (influent) untuk masuk pada
proses treatment.
2) Meratakan variabel & fluktuasi dari beban organik untuk menghindari
shock loading pada sistem pengolahan biologi
3) Meratakan pH untuk meminimalkan kebutuhan chemical pada proses
netralisasi.
4) Meratakan kandungan padatan (SS, koloidal, dan lain sebagainya)
untuk meminimalkan kebutuhan chemical pada proses koagulasi dan
flokulasi.
Sehingga dilihat dari fungsinya tersebut, unit bak equalisasi sebaiknya
dilengkapi dengan mixer, atau secara sederhana konstruksi/peletakan dari pipa
inlet dan outlet diatur sedemikian rupa sehingga menimbulkan efek turbulensi
mixing. Idealnya pengeluaran (discharge) dari equalisasi dijaga konstan
selama periode 24 jam, biasanya dengan cara pemompaan maupun cara cara
lain yang memungkinkan. (Vini Widya,2011)
4. Primary Clarifier
Pada proses primary clarifier terjadi pemisahan partikel yang
mengendap secara grafitasi (suspended solid) sehingga mengurangi beban
pengolahan pada unit selanjutnya. Pada proses ini berguna untuk membuat
aliran jadi lebih tenang dan aliran dapat stabil. Salah satu teknologi yang
umum digunakan pada proses pemisahan liquid-solid adalah dengan
menggunakan metoda klarifikasi dengan menggunakan clarifier.
Clarifier merupakan pemisahan liquid-solid akan efektif bila salah satu dari
kedua zat yang akan dipisahkan berbeda densitasnya. Pemisahan liquid-solid
ini menggunakan bantuangaya gravitasi atau sentrifugal. Penggunaan gaya
grafitasi atau sentrifugal atau penyaringan sangat bergantung pada bentuk dan
ukuran partikel. teknik pemisahannya juga bergantung pada :
Konsentrasi solid
Kecepatan umpan masuk
Ukuran partikel solid
Bentuk partikel solid
Fungsi dan Prinsip Kerja Clarifier
Clarifier berfungsi untuk memisahkan sejumlah kecil partikel-partikel
halus yang menghasilkan liquid yang jernih yang bebas partikel-partikel solid
atau suspensi. Di dalam Clarifier terjadi proses yang sebut dengan proses
klarifikasi yang mana proses ini berfungsi menghilangkan suspended solid.
(Arina Priyanka,2012)
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 101 tahun 2014, limbah adalah sisa
suatu usaha dan/atau kegiatan. Limbah cair adalah limbah yang berwujud cair.
Limbah cair terlarut dalam air, selalu berpindah, dan tidak pernah diam. Contoh
limbah cair adalah air bekas mencuci pakaian, air bekas pencelupan warna pakaian,
dan sebagainya. Pengolahan awal atau Primary treatment merupakan pengolahan
pertama yang bertujuan untuk menghilangkan partikel-partikel padat organik dan
organik melalui proses fisika, yakni sedimentasi dan flotasi. Sehingga partikel lemak
dan minyak akan berada diatas atau di permukaan yang disebut grease. Beberapa
proses pengolahan yang berlangsung adalah Screening merupakan tahap awal pada
proses pengolahan air limbah, Grit Chamber untuk menghilangkan kerikil, pasir, dan
partikel-partikel lain yang dapat mengendap, Flow Equalization merupakan
perendaman variasi laju aliran untuk mencapai suatu laju aliran konstan atau hampir
konstan dan dapat diterapkan dalam jumlah situasi berbeda, tergantung karakteristik
sistem pengumpulan. Dan macam-macam unit pengolahan awal adalah grease trap,
netralisasi, equalisasi, dan Primary Clarifier.
DAFTAR PUSTAKA
- Arief, Muhammad. 2014. Teknologi pengolahan limbah cair. Universitas Esa Unggul.
Kuliah Online. Ebook : http://ikk357.weblog.esaunggul.ac.id/wp-
content/uploads/sites/313/2014/10/LIMBAH-CAIR-014.pdf (di askes pada tanggal 8
november 2016. 20:30WIB)
- Dewi, Ratna. 2009. Proses pengolahan limbah cair di RSUD Dr.Moewardi Surakarta.
Universitas Sebelas Maret Surakarta
- Diaz, Rizqi. 2012. Penerapan Konsep Reaksi Redoks Dalam Kehidupan Sehari-Hari.
Akses November, 2016. http://rizqidiaz.blogspot.com/2012/02/penerapan-konsep-
reaksi-redoks-dalam.html.
- Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan. 2011. Seri Sanitasi Lingkungan Pedoman
Teknis Instalasi Pengolahan Air Limbah dengan Sistem Biofilter Anaerob Aeron Pada
Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Menkes RI. Diakses pada tanggal 12
November 2016 <http://ciptakarya.pu.go.id/plp/upload/peraturan/pedoman-teknis-ipal-
2011.pdf>
- Dyah Rufaida, Anis dan Erna Tri Wulandari. 2012. Kimia untuk Kelas X Semester 2
SMA/MA. Klaten: Intan Pariwara.
- Nugraheni, Desi. 2012. Penerapan Konsep Reaksi Redoks Dalam Pengolahan Limbah
(Lumpur Aktif). akses Noevember,
2016. http://nugrahenidesi.blogspot.com/2012/05/penerapan-konsep-reaksi-redoks-
dalam.html.
- Priyanka, Arina. 2012. Perencanaan instalasi pengolahan air limbah pertamina
maritime Training center (studi perbandingan dengan instalasi pengolahan air limbah
gedung pertamina lerarning center). Universitas Indonesia.
87/FT.TL.01/SKRIP/7/2012
- Regal, pasca. 2013. Pengertian Grease trap dan fungsinya. Artikel Ilmu Teknik Sipil .
di askes pada 8 November 2016. 20:30 WIB
(http://tukangbata.blogspot.co.id/2013/03/pengertian-grease-trap-fungsi-dan.html )
- Setyaningrum, Tutut. 2012. Kimia “Penerapan Redoks Dalam Kehidupan Sehari-
hari”. Akses November, 2016. http://tutut-septyani.blogspot.com/2012/05/kimia-
penerapan-redoks-dalam-kehidupan.html.
- Siregar, Sakti A. 2009. Instalasi Pengolahan Air Limbah. Yogyakarta: PENERBIT
KANIUS.
- Widyaningsih, Vini. 2011. Pengolahan limbah caiir kantin yongma fisip UI.
Universitas Indonesia