Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH PENYEHATAN UDARA

“Penggunakan Cerobong Asap Untuk Menyehatkan Udara”

Mata Kuliah : Penyehatan Udara

Dosen Pengampu : Kuat Prabowo, SKM, M.Kes.

Disusun Oleh Kelompok 5 :

1. Muhammad Sabiq (P21345119051)

2. Nur Amalia Putri (P21345119055)

3. Qorry Afifah (P21345119061)

4. Randi Nurhakiki (P21345119065)

5. Revalina Norviatinnisa (P21345119068)

6. Safira Alifian Putri (P21345119074)

7. Salwa Anwar (P21345119077)

JURUSAN D-III B KESEHATAN LINGKUNGAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II

TAHUN 2020

A. Pengertian Cerobong Asap


Cerobong asap merupakan struktur yang berfungsi sebagai ventilasi pembuangan
panas gas buang atau asap yang dihasilkan dari kompor, boiler, tungku, atau bahkan
perapian ke luar menuju atmosfer. Cerobong asap biasanya tersusun secara vertikal atau
mendekati vertikal, dalam arti sangat mendekati vertikal. Hal ini dimaksudkan untuk
memastikan apakah aliran gas telah mengalir dengan lancar atau belum.

Tingginya pembangunan cerobong asap dimaksudkan untuk menarik tinggi-tingi


udara yang ada dan selanjutnya melenyapkan polutan-polutan yang terkandung dalam gas
buang menuju wilayah yang lebih luas sehingga dapat mengurangi konsentrasi polutan
yang telah disesuaikan dengan batasan peraturan yang berlaku.

Fungsi dari cerobong asap sendiri adalah untuk menarik keluar udara dari proses
pembakaran serta menguraikan polutan yang terkandung dalam gas buang menuju
wilayah yang lebih luas. Dengan demikian dapat menurunkan kadar konsentrasi polutan
yang ada.

B. Persyaratan dasar untuk cerobong asap


Cerobong dirancang untuk menghilangkan produk pembakaran dan membuat traksi
selama operasi generator panas. Itu harus tahan terhadap suhu tinggi, kelembaban dan
asam sulfat terbentuk ketika gas buang bersentuhan dengan kondensat. Dinding perpipaan
harus halus sehingga lebih sedikit jelaga menumpuk.

Persyaratan untuk pengaturan cerobong diatur oleh peraturan negara khusus: SNiP 41-
01-2003; VDPO (Aturan untuk produksi pekerjaan, perbaikan tungku dan saluran asap);
SP 7.13130.2009.

Yang utama adalah sebagai berikut:

1. luas penampang cerobong atau saluran harus lebih besar atau sama dengan luas
saluran keluar generator panas;

2. di dasar saluran, perlu mengatur kantong sedalam 250 mm untuk membersihkan dan /
atau pipa cabang untuk melepas kondensat;

3. anda tidak dapat menggunakan lebih dari tiga putaran;

4. rotasi pipa harus dilakukan dengan radius pembulatan tidak lebih dari diameter;

5. koneksi elemen di persimpangan struktur bangunan dilarang;


6. panjang bagian horizontal diizinkan maksimum 1 m;

7. tikungan dan tee tidak boleh membawa beban dari elemen yang terletak lebih tinggi;

8. jika struktur atap mengandung bahan yang mudah terbakar, perlu untuk memasang
arester percikan dengan sel tidak lebih dari 5x5 mm pada kepala pipa;

9. ketika bekerja dengan generator panas gas alam, kepala harus selalu terbuka tanpa
payung atau tempat perlindungan lainnya.

C. Pengendalian Emisi
Adanya pengaruh buruk akibat terjadinya pencemaran udara, maka berbagai tuntutan
untuk memperbaiki kualitas udara sekarang mulai timbul dikarenakan adanya bahaya di
bidang kesehatan, lingkungan hidup dan di bidang ekonomi. Tuntutan dan tekanan dari
masyarakat yang mulai sadar dengan udara yang bersih juga mempengaruhi
diterbitkannya perundangan dan teknik-teknik pengendalian udara. Semuanya itu akan
bermuara pada tingkatan udara yang bersih. Untuk menentukan tingkat pengendalian
emisi yang dapat memenuhi persyaratan perundangan yang berlaku diperlukan
pengendalian secara teknis. Apakah suatu design pengendalian pencemaran emisi
dianggap efisiensi sangat tergantung dari emisi yang dapat dikendalikan.

Sebelum menentukan rancangan design pengendalian emisi dari cerobong, ada lima
hal yang perlu diperhatikan. Kelima faktor tersebut adalah:

1. Sifat-sifat fisik dan kimia emisi yang dikeluarkan dari cerobong harus diukur, yang
meliputi ukuran partikel, density, ruang, ukuran spektrum, komposisi kimia dan
corrosiveness.

2. Karakteristik dari Carrier exhaust gas termasuk didalamnya suhu, kelembaban, density
dan tekanannya.

3. Perkiraan faktor-faktor yang mempengaruhi proses seperti volume aliran, kecepatan


dan konsentrasi particulate gas.

4. Konstruksi alat termasuk di dalamnya adalah pemeliharaan, penggunaannya dan biaya

pembuangannya harus diketahui.

5. Faktor pengoperasian alat termasuk diantaranya pemeliharaan, penggunaannya dan


biaya pemeliharaan harus diketahui.
Baik tidaknya peralatan pengendali emisi sangat tergantung dari mekanisme operasional,

efisiensi peralatan dalam pengendalian emisi, jenis peralatan dan diameter partikel. Untuk

lebih mengetahui jenis-jenis dan karakteristik alat pengendali emisi akan dijelaskan secara

terperinci di bawah ini. Ada tipe/jenis peralatan yang dapat digunakan untuk pengendalian

emisi, yaitu :

1. Mechanical Separator

Proses kerja alat ini menggunakan gaya inertial dan gravitasi untuk menghilangkan
partikel emisi dari aliran udara yang keluar. Range dari partikel emisi yang sesuai dengan
efektifitas dari alat pengumpul ini adalah antara diameter 15 mikron s/d 40 mikron,
sedangkan kejatuhan partikel yang cepat terjadi pada diameter kurang dari 15 mikron.
Penggunaan alat ini di dalam industri sangat terbatas, dan biasanya alat ini digunakan
untuk partikel yang sangat kasar atau alat ini akan dipasangankan dengan alat laian atau
juga digunakan sebagai precleaner. Dari berbagai variasi separator dapat dibagi dalam 3
katagori yaitu:

a. Gravity Chambers

Alat ini merupakan alat yang tertua dan merupakan alat yang kurang efisien untuk
pegumpulan debu. Alat ini hanya dapat mengumpulkan partikel-partikel yang berdiameter
besar dengan gaya gravitasi. Partikel dengan diameter lebih kecil dari 40 mikron tidak
dapat dikumpulkan. Kemampuan dalam mengumpulkan emisi dari alat ini tergantung dari
kecepatan pengendapan partikel (Ut), yang dapat dilihat pada formula di bawah ini.
Keuntungan alat ini adalah:

(1). Biaya permulaan rendah,

(2). Bentuk sederhana,

(3). Tekanan jatuh ringan (slight pressure drop).

Sedangkan kerugian dari alat ini adalah :

(1) Kemampuannya terbatas, karena tidak dapat menghilangkan partikel lebih kecil dari 40
mikron diameternya, dan

(2) Memerlukan ruangan yang besar dalam pemasangannya


b. Cyclone Collectors

Prinsip Kerja alat ini adalah dengan membentuk aliran udara ke dalam alat berputar
(vortex). Selanjutnya partikel yang terikut didalamnya akan tertarik kedepan oleh adanya
gaya sentrifugal dan akan membentur permukaan dari alat yang akhirnya partikel jatuh ke
bawah karena adanya gaya gravitasi. Putaran aliran udara terdiri dari dua macam yaitu:
spiral ke bawah pada bagian luar dan ke atas pada bagian dalam seperti terlihat pada
gambar 1 di bawah ini.

Selama pemisahan secara cyclonic, kecepatan aliran udara yang masuk akan beberapa
kali lebih tinggi dari kecepatan aliran udara yang ada pada lubang inlet emisi udara.
Mekanisme pemisahan hampir sama dengan pengendapan gravitasi hanya disini perlu ada
gaya sentrifugal sehingga dihasilkan gaya yang lebih besar pada partikel . Pada cyclone
dengan diameter kecil nilai kenaikannya lebih dari 2.500 kali gaya grafitasi. Salah satu
rumus untuk menghitung ukuran partikel yang terkumpul seperti tertera di bawah ini
Yang perlu diperhatikan dalam penggunaan rumus ini adalah dalam menggambarkan
suatu masalah sejak ada kemungkinan siklon ini kurang mampu mengklasifikasi partikel
sizi dikarenakan adanya berbagai faktor seperti radius dari rotasi, jarak dari dinding dan
tangential velocity. Faktor yang paling penting untuk dipertimbangkan dalam design
adalah radius dari sikon. Efisiensi pengumpulan meningkat jika radius berkurang, hal ini
dikarenakan meningkatnya gaya sentrifugal pada partikel. Tekanan untuk jatuh meningkat
sejalan dengan efisiensi. Siklon kolektor dengan diameter kecil terlihat meningkat
penggunaannya dalam beberapa tahaun terakhir ini, hal ini dikarenakan beberapa
keuntungan dari siklon, yaitu :

1) Biaya permulaan rendah;

2)Tekanan jatuh secara moderate,

3) biaya pemeliharaan dan pengoperasian rendah.

Sedangkan kerugiannya meliputi efisiensi pengumpulannya rendah untuk partikel


dibawah mikron dan adanya erosi dari alat.
c. Impigement Separators

Prinsip kerja alat ini adalah berdasarkan pada gaya inertial untuk menghilangkan
partikel dari gas yang dikeluarkan. Separator ini menggunakan lempengan-lempengan
untuk mengumpulkan atau mengkonsentrasikan particulates seperti pada gambar dibawah
ini. Prinsip kerjanya sebagai berikut : partikel bergerak dalam aliran gas kemudian
membentur lempengan-lempangan yang telah diatur sedemikian rupa sehinga partikel-
partikel yang besar akan jatuh setelah membentur lempengan tersebut. Efisiensi
pengumpulan meningkat dengan meningkatnya partikel size, kecepatan aliran gas dan
partikel density. Tetapi efisiensi secara menyeluruh amatlah rendah pada range 50 s/d 80
% dengan partikel lebih kecil dari 20 mikron tidak terkumpul. Karena itu desain yang
optimum menggunakan pembukaan kecil antara lempengan-lempengan dan pengaturan
kecepatan aliran gas yang tinggi.

Keuntungan penggunaan alat ini adalah:

1) Biaya alat rendah, Konstruksi alat sederhana, dan

2) Bebas dari kesulitan dalam pengoperasiannya.

Sedangkan kerugian pemakaian lat ini adalah :

1) Secara menyeluruh efisiensi rendah,

2) adanya erosi pada lempengan-lempengan (baffles), dan

3) Korosi. Impingement separators biasa digunakan oleh sebagian besar industri sebagai
precleaner yang berfungsi untuk : memelihara perlatan, sebagai alat pengumpul sebagian
partikel, merupakan alat yang mengkonsentrasikan partikel dalam suatu presentasi aliran
gas yang kecil.
2. Filtration Devices

Filtration devices merupakan alat yang efektif sekali dalam pengendalian emisi yang
berbentuk debu dan fume. Efisiensi dari filtration devices dalam pengumpulan debu dan
fume lebih dari 99%. Ada tiga tingkatan dari alat filtrasi ini, yaitu: Mat filter, Ultra filter
dan fabric filter. Dari ketiga macam ini maka fabric filters adalah filter yang paling baik
digunakan dalam pengendalian pencemaran udara pada industri.

a. Mat filter pada dasarnya sangat berpori-pori (porous) berisi sekitar 97-99% ruang
kosong. Alat ini mempunyai masa pakai yang terbatas dan biasanya digunakan sebagai
proses pembersih udara.

b. Ultra filters, filter ini terdiri dari suatu lapisan filter yang tebal dan digunakan untuk
meningkatkan efisiensi dalam penyaringan terutama untuk polutan seperti buangan
radioaktif

c. Fabric filters. Filter ini banyak digunakan di berbagai industri. Fabric filter terdiri dari
dua macam yaitu Panel filter dan Baghouse filter.
d. Panel filter, Panel filter terdiri dari susunan filter-filter dengan ketebalan satu sampai
dengan dua inchi (2,5 s/d 5 Cm). Prinsip kerja filter ini adalah menyaring partikel yang
dihembuskan oleh gas ke dalam medium tersebut.

e. Baghause filter, Alat ini dihubungkan memanjang dengan filter fabric, lebih dari 45 ft
(135 cm). Prinsip kerjanya adalah udara akan masuk ke dalam kantong-kantong penyaring
(bag filter) yang terbuat dari kain. Pembersihan secara periodik sangat diperlukan pada
kedua alat tersebut, agar tidak mempengaruhi tekanan jatuh (pressure drop).

Beberapa usaha yang dilaksanakan untuk mengurangi penyumbatan filter adalah


dengan cara digoyang-goyang secara mekanis, aliran udara yang terbalik dan pemberian
suara dengan frekuensi rendah. Type Baghause filter dapat dilihat pada gambar di bawah
ini. Kain tenunan dengan lubang 100 mikron mempunyai efisiensi dalam pengumpulan
partikel diameter 1 mikron sebesar 90%. Secara empiris pembukaan kain akan cepat terisi
oleh partikel dengan diameter besar yang mengadakan bridge ober. Gaya elektrostatis
terlihat mempunyai pengaruh yang besar tetapi gaya yang lain seperti brownian diffusion,
impingement dan pengendapan grafitasi mungkin membantu terhadap keseluruhan proses.
Gumpalan-gumpalan yang terbentuk dan menempel pada filter akan berfungsi sebagai
media penyaring. Apabila gumpalan-gumpalan tersebut semakin tebal akan menaikkan
jumlah partikel kecil yang terkumpul dan tekanan jatuh akan semakin meningkat.
Pembersihan secara periodik akan membatasi tekanan jatuh pada suatu tingkatan tertentu.
Tekanan jatuh pada dalam fabric filter dan harga peralatan merupakan dua hal yang
terpenting dalam perencanaan pembuatan filter devices. Secara umum peningkatan dalam
cloth area akan memperpanjang bekerjanya pabrik melalui pengurangan waktu
pembersihan, walaupun demikian cloth are juga dapat meningkatkan harga peralatan.

Tiga variabel design yang digunakan untuk menentukan tekanan jatuh yang maksimal
dari sistem ini adalah:

1) Filter ratio (ialah ratio dari rata-rata aliran volume gas pembawa terhadap filter area),

2)Tipe dari kain dan seleksi tenunannya,

3)Periode waktu pembersihan dan metode yang digunakan. Tekanan jatuh adalah jumlah
ketahan kain dan gumpalan-gumpalan filter yang dapat dihitung dengan formula sebagai
berikut :
Filter ratio mempengaruhi tekanan jatuh ditentukan oleh rata-rata muatan pada filter.
Suatu ratio sebesar 3 ft3 /ft2 m, adalah nilai rata-rata untuk debu pada umumnya. Muatan
timah yang efektif mempercepat penyumbatan filter. Untuk ini diperlukan interval waktu
permbersihan yang pendek dan lebih memperpendek masa pemakaian kain, Ketahanan
dari kain ditentukan oleh material dan jenis tenunan. Seleksi pada kain tergantung dari
temperatur aliran gas dan karakteristik partikel dalam memberikan kerusakan. Pada tabel
di bawah ini digambarkan beberapa material yang biasa digunakan dalam industri.

Keuntungan dari fabric filter meliputi :

(1) Efisiensi pengumpulan 99%, untuk semua ukuran diamter partikel.

(2) Buangan partikel kering.

Sedangkan kerugiannya meliputi :

(1) memerlukan biaya yang tinggi

(2) Membutuhkan ruangan yang besar

(3) Biaya pemeliharaan dan penggantiannya tinggi

(4) memerlukan pengontrolan moisture pada debu

(5) memerlukan pendingin untuk aliran gas dengan suhu tinggi.


3. Wet Collector

Wet collectors atau scrubber adalah perlatan yang memisahkan partikel dan gas
dengan menggunakan air. Prinsip kerja dari wet collectors adalah partikel pertama kali
membentur tetesan-tetesan cairan atau lapisan cairan dan kemudian pada pemisahan
selanjutnya cairan tersebut akan menghilangkan partikel dari aliran gas. Sedangkan
penghilangan dari komponen terjadi dengan jalan absorpsi. Proses ini berlangsung melalui
difusi dari komponen gas terhadap cairan, dimana cairan tersebut akan mengadsorbsi
partikel dan gas. Wet collectors digunakan di dalam industri, apabila industri tersebut
mempunyai kondisi sebagai berikut :

a. Bila komponen gas pencemar tersebut perlu dikontrol

b. Bila menggunakan koleksi secara kering, dimungkinkan akan terjadi kebakaran

c. Bila gas yang dikeluarkan agak lembab (humid), dan

d. Bila dikehendaki pengeluaran secara dingin.


Pengumpulan partikel melalui dua jalan :

1) pertama-tama partikel kontak dengan cairan yang jatuh sehingga terjadilah ”wetted”
(pembasahan), kemudian partikel basah tersebut akan terpisah dan hilang dari gas
pembawanya. Mekanisme dari wetting pada partikel meliputi :

a. Benturan pada cairan yang jatuh

b. Brownian diffusion

c. Kondensasi dari molekul-molekul air disekitar partikel seperti molekul gas pada titik
jenuhnya, dan

d. Tarikan secara elektrostatis diantara air yang jatuh diantara partikel.

e. Selanjutnya partikel-partikel yang basah tadi dihilangkan melalui benturan dan atau
gaya sentrifugal, tergantung dari macam peralatannya. Memperkecil ukuran dari cairan
yang jatuh dan meningkatkan kecepatan gas yang masuk akan mempengaruhi efisiensi
pengumpulan. Alat-alat yang digunakan dalam pengumpulan partikel meliputi semua type
dari Wet scrubber yang digunakan untuk menghilangkan partikel pada suatu tingkatan
tertentu. Secar umum bila alat ini menggunakan energi tinggi untuk timbulnya kontak
antara aliran gas dengan pancaran air yang kecil akan meningkatkan efisiensi dari
pengumpulan partikel. Dibawah ini beberapa alat pengumpul basah
Permasalahan selanjutnya dalam pemakain peralatan yang menggunakan
Wet/scrubber, adalah pengolahan limbah partikel basah yang terlarut dalam air dan
diperlukan beberapa zat koagulan untuk mengolahnya. Namun keuntungan dari Scrubber
adalah:

a. Tekanan jatuhnya partikel konstan

b. Dapat sekaligus memberikan treatment terhadap gas dengan temperature tinggi atau
lembab

c. Bentuk alatnya kompak

d. Biaya/cost sedang (moderate)

4. Electrostattic Precipitators

Prinsip kerja Elektrostatis presipitator adalah berdasarkan pengumpulan partikel


dengan diberikan muatan listrik, untuk selanjutnya partikel yang telah bermuatan listrik
tersebut akan tertarik dan terkumpul pada elektroda. Alat ini juga sering disebut dengan
Cottrell Process, karena alat ini pertama kali didesaign oleh Frederick Gardner Cottrell.

Ada tiga proses kerja elektrostatik precipitators, yaitu :

a. Proses pemberian muatan partikel (particle charging)


b. Proses pengumpulan partikel (particle collecting)

c. Proses pemisahan partikel-partikel yang telah terkumpul (Removal of collected


material) Di dalam industri ada dua macam alat yang digunakan secara terpisah antara
proses pemberian muatan dengan proses pengumpulan atau keduanya menjadi satu.
Biasanya yang banyak digunakan dalam industri adalah bentuk yang terakhir ini seperti
terlihat pada gambar dibawah ini.
Pemberian muatan pada partikel terjadi setelah partikel-partikel tersebut melewati
suatu daerah unipolar gas ion yang bermuatan tinggi. Daerah dengan unipolar gas ini
disebut dengan Corona Field. Medan corona ini terbentuk diantara dua elektroda. Apabila
tekanan voltasenya besar maka akan terjadi loncatan listrik yang berakibat medan corona
terganggu. Aliran partikel-partikel akan melalui medan muatan corona dan akan benturan
dengan muatan gas ion untuk selanjutnya akan bergerak menuju elektroda dengan muatan
yang berlawanan dimana akan terjadi pengumpulan partikel-partikel. Untuk memisahkan
partikel dari elektroda yang efektif dengan digoyang-goyang secara mekanis. Secara
teoritis tidak ada batas ukuran partikel-partikel yang terkempul. Efisiensi pengumpulan
partikel sangat dipengaruhi oleh ukuran dari alatnya, biasanya efisiensi di atas 99% dapat
dicapai. Rumus di bawah ini dapat digunakan untuk menghitung efisiensi dari
pengumpulan.
Dari rumus di atas terlihat bahwa dengan meningkatkan voltase dan luas permukaan
dari elektroda dan menurunkan rata-rata volume aliran akan memberikan kondisi kerja
yang optimum. Keuntungan dari alat elektrostatis presipitator adalah sebagai berikut :
Efisiensi tinggi, Pengumpulan debu secara kering, Tekanan jatuhnya rendah, Mampu
mengumpulkan mist dan debu asam yang korosif, Biaya pemeliharaan alat rendah,
Efisiensi pengumpulan dapat dapat diatur dengan merubah unit-unit lainnya., Mampu
menangani gas yang masuk dengan suhu lebih dari 1500o Franhait atau (± 815 o Celcius).
Sedangkan kerugiannya adalah : Biaya permulaan/pemasangan tinggi, Memerlukan alat
pre-cleaner terlebih dahulu, Memerlukan ruangan yang cukup luas, Sulit untuk
mengumpulkan material yang mempunyai daya tahan terhadap listrik sangat tinggi atau
rendah.

5. Gas Adsorbers

Adsorbsi adalah suatu proses yang sangat berguna untuk mengendalikan emisi udara
dari gas-gas yang berbahaya, gas berbau, gas beracun dan radioaktif. Proses ini melibatkan
molekulmolekul gas yang akan melekat pada permukaan zat padat. Van der Waal’s force,
gaya tarik menarik ion-ion, ikatan kimia sekunder dan kondensasi kapiler. Semuanya
memegang pernan penting dalam adsorbsi gas pada permukaan benda padat. Secara umum
ada dua macam adsorber yaitu: fixed bed dan regeneratif. Perlu ditambahkan disini bahwa
resirkulasi dilakukan dengan maksud untuk meningkatkan efektifitas dari alat. Fixed bed
adsorber hanya ekonomis bila rata-rata konsentrasi dari kontaminan kurang dari beberapa
ppm. Sedangkan regeneratif adsorber didesaign untuk menangani muatan kontaminasi
yang lebih banyak dengan suatu keuntungan lain yaitu adanya daur ulang dari kontaminan
solvent yang mungkin mempunyai nilai ekonomi yang tinggi.

Mekanisme kerja adsorbsi dapat dibedakan dalam tiga tahap, yaitu :

a. Adsorbent bergerak menuju permukaan bahan padat

b. Terjadi ikatan secara fisik antara bahan padat dan molekul gas.

c. Adsorbent akan dipisahkan dengan molekul gas dengan jalan pemanasan (steam),
pencucian air garam yang panas dan cara lainnya. Di dalam design system adsorbent
bahwa peningkatan efisiensi pemisahan sering diperoleh jika kondisi antara tekanan yang
tinggi dengan suhu yang rendah dipelihara. Efisiensi yang tinggi dari adsorber banyak
dihubungkan dengan berbagai masalah. Harga peralatan yang mahal, korosi dan
kontaminan particulate dari peralatan.

6. Combustion Incinerators

Combustion incinerator adalah suatu proses yang menggunkan reaksi oksidasi untuk
pengendalian emisi. Combustion afterburner banyak digunakan dalam industri dan dapat
digunakan dalam berbagai situasi seperti dibawah ini.

a. Untuk mengkontrol odor.

b. Untuk mengurangi kualitas dari plume

c. Untuk mengurangi senyawa organic vapor dan emisi partikulat


d. Untuk mengubah senyawa CO menjadi CO2 Peralatan untuk pembakaran (combustions
Incenerators) ada dua macam, yaitu :

1) Direct flame Incenerator dan,

2) Catalytic Combuctions Incenerator. Direct Flame Incenerator merupakan alat yang


membutuhkan bahan baker tambahan agar dapat dicapai suatu suhu yang cukup tinggi.
Temperatur yang tinggi ini digunakan untuk memecahkan molekul di dalam gas atau
campuran-campuran aerosol. Complete combustion akan menghasilkan H2O dan CO2,
sedang incomplete combustions akan menghasilkan senyawa yang bahkan akan lebih
ofensif dibandingkan dengan senyawa aslinya. Salah satu jenis Flame Incenerator dapat
dilihat pada halaman 26. Catalytic combustions biasanya menggunakan katalis “nobel
metal” dalam kerjanya, dengan tujuan menurunkan aktifitas energi dari reaksi oksidasi
sehingga akan menurunkan temperature dan biaya bahan baker untuk oksidasi. Salah satu
cara yang tepat adalah dengan memasukkan kontaminan gas ke dalam saluran dimana
pembakar terletak. Kecepatan aliran yang tinggi dapat diperoleh melalui pencampuran gas
pada tempat temperaturnya tinggi. Waktu retensi sekitar 0,3 s/d 0,5 detik dan suhu dalam
operasinya berkisar antara 850o s/d 1.500 o Franhait. Sangat cocok sekali pada sebagaian
penggunaannya. Pada desain incinerator yang baik dapat dicapai efisiensi pengumpulan
sebesar 98%, bahkan sering melebihi. Keputusan dalam pemakaian flame atau Catalytic
Combustions biasanya didasarkan pada pertimbangan ekonomis dan karakteristik
operasinya. Harga untuk Flame maupun Catalytic Combustions sangat bermacam-macam
tergantung dari jumlah, macam dan konsentrasi dari polutan yang akan dibakar.

Beberapa perbedaan dari kedua alat dalam operasinya antara lain adalah:

a. Nitrogen oksida akan berkurang dengan penggunaan catalytic Combustions.

b. Catalytic Combustions memerlukan pembersihan secara periodic dan penggantian


peralatan.

c. Integrasi katalis ke dalam design peralatan akan mempermudah recovery dari panas.
DAFTAR PUSTAKA

Prabowo, kuat dan Burhan muslim. 2018. Penyehatan Udara. Pusat pendidikan sumber
daya manusia kesehatan badan sumber daya manusia kesehatan.

https://airformation.weebly.com/material/dampak-pencemaran-udara-terhadap-material

https://promess.ru/id/kak-pravilno-ustanovit-dymohod-dymohod-iz-stalnoi-truby-svoimi-
rukami.htm

Anda mungkin juga menyukai