Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM PENGENDALIAN VEKTOR

FOGGING

A. Alat dan Bahan

Alat

a. Fog machine / fog generator dan kelengkapannya


b. Jerican plastic vol 20 liter
c. Jerican plastic vol 5 liter
d. Alat penakar 1 liter
e. Alat pelindung diri
f. Alat tulis
g. Metran hygrometer
h. Anemometer

Bahan

a. Pestisida cair (malathion 96%)


b. Bahan pelarut (Solar)
c. Bahan bakar (bensin)
d. Batu baterai (4 buah)
e. Serbet (tisu)
f. Sabun cuci
g. Pewarna minyak
h. Kertas saring wathman

B. CARA KERJA
Fogging (Pengasapan)
Fogging (pengasapan) adalah salah satu teknis pengendalian nyamuk yang
dilakukan diluar ruangan. Alat yang digunakan adalah mesin fogging (Termal
Fogging). Target dari cara pengendalian ini adalah nyamuk dewasa yang berada diluar
gedung. Area yang biasa dilakukan pengasapan antara lain Garbage Area (tempat
sampah), drainage (STP), pengasapan tebal pada seluruh jalur got (drainage) yang
tertutup treatme.
Menurut Depkes RI (2007), kegiatan pengendalian vektor dengan pengasapan
atau fogging fokus dilakukan di rumah penderita/tersangka DBD dan lokasi sekitarnya
yang diperkirakan menjadi sumber penularan. Fogging (pengabutan dengan
insektisida) dilakukan bila hasil PE positif, yaitu ditemukan penderita/tersangka DBD
lainnya atau ditemukan tiga atau lebih penderita panas tanpa sebab dan ditemukan
jentik > 5 %. Fogging dilaksanakan dalam radius 200 meter dan dilakukan dua siklus
dengan interval + 1 minggu.nt dengan insektisida khusus termal fogging.

Praktikum yang kami lakukan pada hari dan tanggal Senin, 15 Oktober 2018,
bertempat di lapangan bola Pabelan-Kartasura. Berdasarkan hasil yang didapatkan
setelah praktikum setelah semua disiapkan dan diberi pengarahan oleh dosen
pembimbing, maka mahasiswa di minta untuk mencoba menghidupkan mesin fogging
satu per satu, semua mahasiswa melakukan percobaan langsung.

- Tahap Persiapan

a.Tentukan lokasi untuk pengasapan dan ukur lokasi tersebut

b. Siapkan Swingfogg

c. Siapkan bahan bakar bensin

d. Siapkan larutan malation/sinop

e. Siapkan solar

f. Siapkan masker

g. Periksa busi dan siapkan busi yang baru minimal 2 buah untuk 1 mesin

h. Siapkan bateray 4 buah untuk 1 buah mesin

i. Campurkan larutan malation/sinop dengan solar dengan perbandingan 20 : 1 artinya


1 liter malation/sinop dengan 20 liter solar

j. Perhatikan arah mata angin

- Proses Pengasapan

a. Masukan 4 buah bateray ke tempat di bagian bawah mesin

b. Masukan bahan bakar bensin


c. Masukan campuran larutan ke dalam tangki larutan

d. Periksalah kondisi busi kalau mesin yang memakai busi

e. Pompa tuas hitam sebanyak 10 kali s/d 15 kali dan biarkan mesin dalam keadaan off
(mati) jangan buka gas
f. Setelah itu baru buka gasnya sampai agar besar baru di tekan tombol orange sampai
mesin hidup
g. Perhatikan arah mata angin lalu lakukan pengasapan searah dengan arah mata angin
dalam pengertiannya bahwa kalau arah mata angin menujuh timur berarti kepada
nozzlenya menghadap kearah timur lalu lakukan pengasapan mulai dari paling
belakang sampai ke depan
h. Lakukan pengasapan berulang sampai ke bagian paling depan dengan aturan jangan
lupa memakai masker
i. Setelah selesai pengasapan mesin di matikan dengan cara menutup gas lalu buka
tangkai larutan dan tangki bahan bakar dan biarkan sampai mesin dingin baru di
angkat dan di kalibrasi lagi setelah itu di simpan di tempat yang aman.

C. TUJUAN DAN MANFAAT


Salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia sampai saat ini ialah
penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)
yang semakin lama semakin meningkat jumlah pasien serta penyebarannya semakin
luas. Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan
oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti, serta dapat
menimbulkan kejadian luar biasa/wabah (Fathi, 2005).
Tujuan pelaksanaan pengasapan ( fogging ) adalah Memberantas nyamuk
dewasa yang merupakan vektor penyebab dari kejadian DBD. Untuk menyebarkan
pestisida ke udara/lingkungan melalui asap yang diharapkan dapat membunuh nyamuk
dewasa (yang infektif), sehungga rantai penularan DHF bisa diputuskan dan
populasinya secara keseluruhan akan menurun. Upaya pemberantasan DBD seperti
program pemberantasan DBD di Indonesia dengan melakukan penyemprotan
insektisida. Pengasapan atau fogging yang dimaksud bertujuan untuk menyebarkan
larutan pestisida ke udara/lingkungan melalui asap, yang diharapkan dapat membunuh
nyamuk dewasa (yang infektif), sehingga rantai penularan DBD bisa diputuskan dan
populasinya secara keseluruhan akan menurun. Pengasapan dalam rangka pengendalian
nyamuk vektor DBD, lazimnya digunakan fog machine atau fog generator dengan
spesifikasi dan persyaratan tertentu. Ada dua jenis fog generator, yakni sistem panas
misalnya Pulsfog, Swingfogg dan sistem dingin yaitu, ULV ground sprayer (Kristiono,
2008).
Tujuan dilakukannya praktikum ini yaitu untuk dapat mengetahui cara
penggunaan fogging dan mengetahui proses pencampuran Malation dalam bahan bakar
fogging serta mengetahui cara mengaplikasikan fogging dengan baik dan benar.

Pengasapan dalam rangka pengendalian nyamuk vektor DHF, lazimnya


digunakan fog machine atau fog generator dengan spesifikasi dan persyaratan tertentu.
Ada 2 jenis fog generator, yakni sistem panas (misalnya pulsfog, swingfog) dan sistem
dingin (yaitu ULV grond sprayer). Untuk memperoleh hasil yang optimum, beberapa
hal yang perlu diperhatikan sebagai berikut :

 Konsentrasi larutan /solusi, dalam hal ini perlu diperhatikan tentang dosis akhir (misal
: konsentrasi solusi untuk malation = 4-5 % dan dosis = 438 gr/ha) dan cara pembuatan
larutan
 Nozzle yang dipakai harus sesuai dengan bahan pelarut yang digunakan dan debit
keluaran yang diinginkan
 Jarak moncong mesin dengan obyek/target (max. 100 m, efektif 50 m).
 Kecepatan dan posisi berjalan ketika mem-fog untuk swingfog -+ 2-3 menit setiap 500
m2 untuk satu rumah berikut halamanya, sedangkan untuk ulv 6-8 km/jam
 Waktu foging disesuaikan dengan kepadatan atau aktifitas puncak dari vektor yang
bersangkutan. Biasanya untuk jam 09.00-11.00.
Pemberantasan nyamuk Aedes aegypti sebagai vektor penular DBD dapat
dilakukan dengan cara : a) fogging, yaitu pengasapan untuk membunuh nyamuk
dewasa, b) abatisasi, yaitu penaburan abate dengan dosis 10 gr untuk 100 liter air pada
tampungan air yang ditemukan jentik nyamuk. Penyuluhan dan penggerakan
masyarakat dalam PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) dengan 3 M, yaitu menguras,
menutup tampungan air dan mengubur barang-barang bekas yang dapat menjadi
sarang nyamuk.
Tujuan dari fogging adalah untuk membunuh sebagian besar vektor infektif
dengan cepat, sehingga rantai penularan segera dapat diputuskan. Selain itu kegiatan
ini juga bertujuan untuk menekan kepadatan vektor selama waktu yang cukup sampai
dimana pembawa virus tumbuh sendiri.
Manfaat Praktikum
Dengan di adakan praktikum tersebut dapat di ambil manfaat yaitu menjadikan
mahasiswa mengetahui cara penggunaan dan pengoperasian dari mesin fogging.
Penyemprotan Nyamuk adalah salah satu pekerjaan yang dilakukan oleh operator pest
control yang sistem pekrjaannya adalah dengan melakukan Fogging (pengasapan)
disekitar lingkungan yang sudah ada manusia kena gigitan nyamuk demam berdarah
dan mengakibatkan manusia tersebut menjadi sakit. Untuk menghindari agar nyamuk
demam berdarah tidah bersarang dilingkungan anda diutamakan kebersihan daripada
lingkungan dan disarankan dilakukan Fogging (pengasapan) yang dikerjakan oleh
badan usaha yang profesional. prima professional siap untuk membantu anda apabila
ada ter indikasi menderita demam berdarah.
Fogging dapat memutuskan rantai penularan DBD dengan membunuh nyamuk
dewasa yang mengandung virus . namun, fogging hanya efektif selama dua hari. Selain
itu, jenis insektisida yang digunakan untuk fogging ini juga harus ganti-ganti untuk
menghindari resistensi dari nyamuk. Foging merupakan alat yang digunakan untuk
pengendalian persebaran nyamuk. Foging memiliki bagian-bagian seperti tempat untuk
larutan insektisida, mesin atau diesel, tempat untuk bahan bakar, bagian untuk
menyemprot.
Dalam melakukan foging, hal-hal yang harus diperhatikan adalah waktu ketika
melakukan foging, dosis/takaran insektisida yang digunakan, dan tempat/ lokasi foging.
Waktu yang tepat ketika melakukan foging adalah pada pagi hari ketika angin belum
terlalu kencang berhembus, matahari belum terlalu tinggi karena dapat mempercepat
penguapan insektisida ke awan dan tidak dapat tepat sasaran.
Foging dilakukan ketika adanya kasus wabah yang terjadi di suatu wilayah
akibat nyamuk Aedes aegypti atau Anopheles seperti DBD dan Malaria dan atau
wilayah yang dekat dengan wilayah endemis Malaria/DBD dan berpotensi terjadinya
wabah. Pada umumnya, foging dilakukan oleh petugas dari Dinas Kesehatan atau
petugas puskesmas daerah setempat. Teknik atau cara ketika melakukan foging adalah
dengan meletakkan foging di bahu dan berjalan mundur menjauhi arah asap/ fog yang
keluar dari foging.
Kegiatan fogging bukanlah satu-satunya cara untuk menurunkan kasus DBD,
karena dengan fogging yang mati hanya nyamuk dewasa. Selama jentiknya tidak
dibasmi, setiap hari akan muncul nyamuk baru yang menetas dari tempat
perkembangbiakannya. Oleh karena itu penanggulangan kasus DBD perlu dilakukan
secara terpadu terutama pemberantasan jentiknya dengan PSN. Antara lain kebijakan
pemerintah melalui program 3M Plus, yaitu menguras bak penampungan air, mengubur
barang bekas, dan menutup bak penampungan air, serta plusnya yaitu menaburkan
bubuk abate dan melakukan upaya-upaya lain sebagai langkah pencegahan berkembang
biaknya vektor penyakit (Fa, Siregar, 2004).

D. FOTO KEGIATAN
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. (2007). Modul Pelatihan bagi Pengelolan program Pengendalian


Fathi, (2005). Peran Faktor Lingkungan dan Perilaku Terhadap Penularan Demam
Berdarah Dengue di Kota Mataram. Jurnal Kesehatan Lingkungan, vol. 2, NO.
21, JULI 2005 : 1 – 10.

Fauziah, N. F. (2012). Karakteristik Sumur Gali dan Keberadaan Jentik Nyamuk


Aedes Aegypti. Tersedia dari https://journal.unnes.ac.id/artikel _ nju
/kemas/2816. Di akses 12 Desember 2018

Fa siregar, (2004). epidemiologi dan pemberantasan demam berdarah (sumber situs :


repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3673/1/fkm-fazidah3.pdf)
Kristiono. (2008). Pengasapan Nyamuk. Bandung: Institut Teknologi Bandung.
Penyakit Demam Berdarah Dengue di Indonesia. Jakarta; Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai